SlideShare a Scribd company logo
1 
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA 
MATERI BILANGAN ROMAWI MENGGUNAKAN 
MEDIA KARBILNA PADA SISWA KELAS IV SDN BATOK 01 
KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN 
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 
Mohamad Ridwan1 
Abstrak 
Pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang 
Kabupaten Madiun pada materi bilangan romawi selama ini masih berpusat pada guru., belum 
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun 
karakteristik mata pelajaran yang disampaikan. Selain itu, faktor dari kinerja guru yang belum 
maksimal dan kurangnya keterlibatan serta aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran 
mengakibatkan minat dan hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan kriteria ketuntasan 
minimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar 
siswa menggunakan media KARBILNA yaitu berupa Kartu Bilangan Warna pada materi 
bilangan romawi yang diajarkan di dalam kelas. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran 
selama dua siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada setiap 
siklusnya, minat dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, minat belajar 
siswa sebesar 33% meningkat pada siklus II menjadi 42%. Tingkat keberhasilan belajar siswa 
dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I meningkat dari 61,82(62%) menjadi 67,64 (68%). 
Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 87,27 (87%). Dengan 
menggunakan media KARBILNA dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika 
materi bilangan rimawi pada siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten 
Madiun Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. 
Kata Kunci: Matematika, Minat dan Hasil Belajar Siswa, Media Belajar Karbilna 
PENDAHULUAN 
Kinerja guru dan aktifitas siswa dalam keterlibatnnya pada saat proses pembelajaran 
berlangsung di dalam kelas, memiliki dampak pada minat dan hasil belajar siswa dalam 
mengikuti pembelajaran. Kinerja guru dan aktifitas siswa serta minat belajar siswa yang 
tinggi akan mempunyai dampak pada ketuntasan hasil belajar siswa yang sesuai dengan 
KKM yang ditetapkan. Sebaliknya, jika kinerja guru dan aktifitas siswa serta minat siswa 
dalam proses pembelajaran kurang maka hasil belajar siswapun tidak optimal dan proses 
pembelajaran tidak tuntas. Keadaan nyata yang tejadi di lapangan membuktikan bahwa 
kinerja guru, aktifitas dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, serta minat yang 
kurang mengakibatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 pada mata pelajaran 
matematika materi bilangan romawi tidak tuntas. Jika merujuk pada Undang-undang nomor 
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 bahwa pembelajaran 
1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas 
Terbuka, NIM 824363388, Email: ridwan.poerbo.sapoetro@gmail.com
2 
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu 
lingkungan belajar, maka hal ini belum secara keseluruhan terwujud dalam kegiatan KBM 
yang ada khususnya pada siswa kelas IV SDN Batok 01 pada mata pelajaran matematika 
materi biolangan romawi. 
Dari hasil tes individu pada saat ulangan harian materi bilangan romawi tersebut, nilai 
rata-rata siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu nilai 70 yaitu sebesar 61,82. 
Dari 11 siswa yang ada pada kelas IV diketahui sebanyak 3 siswa (27%) tuntas dalam 
pembelajaran, sebaliknya sebanyak 8 anak (73%0 tidak tuntas dan masih dibawah KKM 
yang ditetapkan. Ketidaktuntasan hasil belajar tersebut setelah dilakukan refleksi, 
diakibatkan karena minat belajar siswa rendah, tidak menggunakan media belajar, model 
pembelajaran yang monoton dan bersifat konvensional dalam hal ini guru sebagai pusat 
pembelajaran serta kinerja guru yang asal mengajar dan aktifitas siswa dalam 
keterlibatannya pada proses pembelajaran masih kurang. Dengan kondisi demikian maka, 
pada perbaikan pembelajatan yang dilakukan selama 2 siklus, pembelajaran matematika 
pada materi bilangan romawi siswa kelas IV digunakan media KARBILNA untuk 
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Fokus penelitian pada minat dan hasil belajar 
siswa serta meningktkan faktor pendukunya seperti kinerja guru dan aktifitas siswa. 
Karbilna singkatan dari Kartu Bilangan Warna yaitu berupa potongan kartu berwarna 
pasangan yang terdiri dari angka romawi dan angka asli. Dengan cara memasangkan sesuai 
dengan warnanya dan penggunaannya dengan cara bermain maka diharapkan minat dan 
hasil belajar siswa dapat meningkat. 
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan 
masalah pada penelitian ini adalah 1) Apakah dengan media KARBILNA dapat 
meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 pada pelajaran matemetika 
bilangan romawi?, 2) Apakah dengan media belajar KARBILNA dapat meningkatkan hasil 
belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 pada pelajaran matemetika bilangan romawi? . Tujuan 
dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran 
didalam kelas, mendiskripsikan dan menganalisa minat dan hasil belajar siswa pada 
pelajaran matemtika bilangan romawi, meningkatkan minat belajar serta hasil belajar siswa 
kelas IV SDN Batok 01 pada mata pelajaran matematika materi bilangan romawi dari nilai 
rata-rata kelas 61,82 menjadi nilai sesuai dengan KKM atau lebih besar dari KKM yang 
ditentukan yaitu 70 dengan menggunakan media Karbilna. Adapun manfaat dari penelitian 
ini bagi siswa untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, minat belajar 
siswa dan hasil belajar siswa. Bagi guru sebagai tolak ukur dalam peningkatan kinerjanya
3 
sebagai pendidik, meningkatkan profesionalitas, dan sebagai acuan dalam penelitian 
selanjutnya. Bagi sekolah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang ada, dan 
sebagai referensi bagi guru lain dalam melaksanakan penelitian. 
KAJIAN PUSTAKA 
Minat Belajar 
Adanya suatu kemauan atau minat pada diri seorang siswa, akan membantu 
tercapainya sebuah tujuan yang diharapkan. Begitu juga dengan minat belajar yang ada 
pada diri siswa atau peserta didik. Tanpa adanya minat, maka sebaliknya sesuatu yang 
diharapkan itu tidak akan tercapai dengan hasil yang baik. Minat belajar siswa merupakan 
faktor internal dari diri siswa sendiri. Karena dengan adanya minat, maka kemauan dan 
keinginan untuk belajar pun ada. Sehingga dengan mengikuti suatu proses pembelajaran 
yang diiringi dengan minat tinggi, maka hasil belajar juga akan mendapatkan hasil yang 
optimal. 
Seperti yang diungkapkan oleh Soediyanto, (dikuitp oleh Pramono Tukimin; 
2001), menyebutkan bahwa minat adalah suatu keinginan atau keadaan dimana seseorang 
menaruh perhatian pada seseuatu dan disertai hasrat untuk mengetahu, memperlajari dan 
membuktikannya. Lebih lanjut Slameto dalam Anik Pujiati dan Nurhayati ( 2012), 
menyatakan bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu 
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dengan kata lain, minat merupakan suatu rasa 
lebih senang dalam diri seseorang dalam memberikan perhatian yang lebih besar terhadap 
objek tertentu. Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat 
belajar adalah suatu keinginan atau kemauan seorang siswa untuk melakukan kegiatan 
belajar. Jika siswa mempunyai minat belajar yang tinggi maka secara tidak langsung 
membawa pengaruh pada nilai hasil belajar siswa. 
Terkait dengan penelitian yang dilaksanakan selaam dua siklus pada proses 
pembelajaran matematika materi bilangan romawi pada siswa kelas IV SDN Batok 01 
Kecamatan Gemarang KabupatenMadiun Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, maka 
minat belajar siswa diteliti dan diamati berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan 
kepada siswa. Dengan berbagai pernyataan positif dan negatif, maka dapat diketahui sejauh 
mana minat siswa tersebut dalam mengikuti proses pebelajaran matematika materi bilangan 
romawi menggunakan media belajar berupa Karbilna dengan hasil skor yang diperoleh dari 
pengisian angket tersebut. 
Hasil Belajar
4 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada penelitian ini yang menjadi 
fokus perbaikan adalah minat dan hasil belajar siswa. Adanya minat belajar siswa yang 
tinggi maka hasil beajar siswapun juga akan meningkat. Hasil belajar diperoleh pada saat 
siswa mengikuti proses pembelajaran atau telah menerima materi pelajaran kemudian 
diadakan suatu tes atau evaluasi baik secara kelompok maupun invidu berupa tes tulis atau 
tes non tulis. Tes tulis bisa diberikan berupa kumulan soal-soal yang terkait dengan materi 
pelajaran, sedangkan tes non tulis dapat berupa pertanyaan lisan dari guru ataupun 
pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa 
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tersebut dalam mengikuti atau menerima 
materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. 
Hasil belajar berhubungan juga dengan penguasaan materi yang harus dimiliki 
oleh siswa maupun guru sebagai seorang pengajar dan pelaku proses pembelajaran di dalam 
kelas. Karena tanpa penguasaan materi yang baik, tentunya hasil belajar akan tidak 
memuaskan. Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 1999), hasil belajar merupakan hal yang 
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar 
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat 
sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah 
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat 
terselesikannya bahan pelajaran. 
Oemar Hamalik dalam Isriyanto ( 2010 ), hasil belajar adalah bila seseorang telah 
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu 
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar dan mengajar merupakan 
konsep yang tidak bisa dipisahkan. Bellajar merujuk pada apa yang harus dilakukan 
seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang 
seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang 
dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi 
interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja 
harus bisa mendapatkan hasil dan bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya 
intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini 
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima 
perlakukan dari pengajar (guru), 
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil 
belajar adalah hasil penilaian guru terhadap siswa setelah siswa menjalani berbagai uji 
kompetensi terkait hasil pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru, sedangkan hasil
5 
belajar siswa bisa berupa instrumen tes tulis baik kelompok maupun individu, tes lisan, 
observasi dan sebagainya. Dalam penelitian perbaikan pembelajatan ini, maka hasil belajar 
siswa didasarkan pada perolehan penilaian atau skor akhir dari tes tertulis yang diberikan 
oleh peneliti atau guru setelah menyampaikan materi pembelajaran matematika materi 
bilangan romawi. 
Karakteristik Matematika 
Pelajaran matematika oleh sebagian siswa masih dianggap sebagai mata pelajaran 
yang menyulitkan dan menakutkan. Banyak hasil belajar setelahnya mendapatkan hasil 
yang belum memuaskan. Dari nilai evaluasi yang masih dibawah KKM, minat belajar yang 
kurang, atau kurang pahamnya siswa terhadap materi yang disampaikan. Jika dilihat dari 
sudut pandang mata pelajaran matemtika sendiri, maka mata pelajaran matematika 
sebenarnya merupakan mata pelajaran yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari – 
hari. Namun kenyataanya banyak orang yang tidak menyadari bahkan para peserta didik 
seklipun. Siswa atau peserta didik terpaku pada rumus atau simbol – simbol yang bersifat 
abstrak. Yang membutuhkan penjelasan dan contoh yang konkret sehingga mudah diterima 
dan dipahami oleh siswa atau peserta didik. Oleh sebab itu maka mata pelajaran matemtika 
mempunyai karakteritik atau ciri khusus yang membedakan antara mata pelajaran 
matemtika dan mata pelajaran lainnya. 
Musetyo (2013) menyatakan bahwa matematika mempunyai ciri – ciri yaitu a) 
abstrak, b) dedukif, c) konsisten, d) hierarkis dan d) logis. Lebih jauh Sumardyono (2004) 
menyebutkan bahwa matemtika mempunyai karakteristik sebagai a) memiliki kajian objek 
yang abstrak, b) bertumpu pada kesepakatan, c) berpola pikir deduktif, d) konsisten dalam 
sistemnya, e) memiliki simbol yang kosong dari arti, f) memperhatikan semesta 
pembicaraan. Dengan demikian maka matematika dapat disimpulkan sebagai mata 
pelajaran yang bersifat abstrak, konsisten, deduktif, konsiten dan memiliki simbol – sombol 
dari arti. Sehingga pada pembelajaran matemtika khususnya di jenjang sekolah dasar 
memerlukan sebuah strategi dan model pembelajaran yang mudah diserap dan dipahami 
oleh peserta didik 
Mengenal Bilangan Romawi 
Bilangan romawi terdiri dari 7 angka dasar bilangan romawi yaitu terdiri dari huruf 
alphabet I, V, X, L, C, D, dan M. Masing – masing simbol tersebut memiliki arti simbol 
numerik yaitu 1, 5, 10, 50, 100, 500 dan 1.000. Bilangan romawi saat ini sering dipakai. 
Misalnya pada tulisan Abad XXI artinya jika dibaca adalah abad ke 21. Banyak sekali
6 
angka – angka romawi, namun pada umumnya yang digunakan untuk pembelajaran di 
sekolah dasar adalah 7 buah angka dasar romawi sperti yang diuraikan diatas. Seperti 
peneliti kutip dari http://www.bimbingan.org/sejarah-tentang-angka-romawi.htm (diakses 
pada tanggal 31 maret 2014) disebutkan bahwa sejarah tentang angka romawi tidak lepas 
dari peradaban romawi itu sendiri. Awal penggunaan angka tersebut dari bangsa Etruscan. 
Lebih lanjut, Sumardyono (2013) menyatakan bahwa sistem angka romawi tidak mengenal 
angka nol dan tidak menggunakan nilai tempat. Oleh sebab itu maka, guru herus benar – 
benar memanfaatkan media belajar alat peraga dengan baik dan sesuai dengan materi yang 
disampaikan. Sehingga siswa dengan mudah untuk menerima penjelasan guru. Selain itu 
guru juga harus bisa menguasai materi sebelum disampaikan kepada siswa. 
Menyatakan Bilangan Cacah ke Bilangan Romawi atau Sebaliknya 
Dalam pembelajaran angka romawi di kelas 4 sekolah dasar seperti yang sesuai 
dengan standar kompetensi dan kompetsni dasar serta indikatornya maka bilangan romawi 
disampaikan dengan menyatakan bilangan cacah ke bilangan romawi atau sebaliknya. 
Selain itu siswa kelas IV SD diharapkan dapat mengapilkasikannya dalam kehidupan sehari 
– hari. Aturan – aturan yang berlaku dalam menyatakan bilangan asli ke romawi dan 
sebaliknya yaitu dengan tiga aturan yang berlaku, yaitu a) aturan penjumlahan, b) aturan 
Pengurangan, dan c) aturan Gabungan. 
Aturan penjumlahan, yaitu angka romawi tidak boleh berjajar maksimal 3 angka 
yang sama. Contoh 30, maka bilangan asli tersebut dijabarkan dari bilangan dasar yaitu 10 
+ 10 + 10 = X + X + X = XXX. Sebaliknya untuk aturan pengurangan pada bilangan 
romawi berlaku , jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kiri, maka 
lambang-lambang Romawi tersebut dikurangkan. Pengurangan paling banyak satu angka. 
Contoh : 69, maka angka tersebut dijabarkan terlebih dulu menjadi 50 + 10 + 9. 50 = L, 10 
= X dan 9 berasal dari 10 – 1 = X – I. Maka di bilangan romawi menjadi LXIX. Kemudian 
untuk aturan gabungan dalam bilangan romawi terdiri dari 2 aturan, yaitu penjumlahan dan 
pengurangan. Didahuukan untuk bilangan romawi yang besar kemudian dijumlahkan 
dengan gabungan bilangan pengurangan. Contoh : 
MCMXCVII = M + ( M – C ) + ( C – X ) + V + I + I 
= 1000 + ( 1000 – 100 ) + ( 100 – 10 ) + 5 + 1 + 1 
= 1000 + 900 + 90 + 5 + 1 + 1 
= 1997 
Media Belajar / Media Pembelajaran
7 
Pengertian Media Belajar 
Media belajar sangat diperlukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membantu 
menyampaikan sebuah materi pelajaran. Oleh karena pemilihan media belajar yang sesuai 
dengan materi belajar dan karakteritik peserta didik sangat diperhatikan. Sehingga tidak 
terjadi kesalahan dan kesulitan dalam menggunakannya. Dalam penggunaan media belajar 
dapat digunakan berbagai alat peraga sesuai dengan materi dan mata pelajaran yang ingin 
disampaikan. Media belajar dapat berupa buku teks pelajaran, alat peraga, atau audio visual. 
Tergantung bagaima guru memilih dan menerapkan media tersebut untuk pembelajaran di 
dalam kelas. Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran yang diartikan sebagai 
semua benda (dapat berupa manusia, objek atau benda mati) sebagai perantara di mana 
digunakan dalam proses pembelajaran (Sitanggang, 2013:4). 
Lebih lanjut Sukayati dan Suhajana (2009) menyatakan bahwa media pembelajaran 
diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. 
Berdasar fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana. Dalam penyampaian 
suatu mata pelajaran di kelas, masih banyak para yang tidak menggunakan alat perga 
sebagai media pembelajaran. Masih banyak juga para guru yang menggunakan pengelolaan 
kelas secara klasikal. Artinya, semua siswa diperlakukan sama untuk menerima materi 
pembelajaran. Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, maka media pembelajaran 
atau media belajar adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk guru dalam 
memyampaikan sebuah materi pelajaran agar siswa atau peserta didik mampu menerima 
serta tercapai tujuan pembelajaran yang disampaikan. 
Media Belajar Karbilna 
Alat peraga ini merupakan salah satu alat peraga matematika yang dikembangkan 
dari kartu bilangan. Penggunaan alat peraga kartu bilangan pada mata pelajaran matematika 
sangat efektif. Karbilna ini mudah dibuat dan didesain sesuai dengan kebutuhan guru untuk 
mengajar. Selain itu karbilna membantu mengingat dan menghafal bilangan romawi dengan 
mudah dan dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Tidak memerlukan waktu 
banyak dalam menyusunnya. Kartu Bilangan Warna atau peneliti menyebutnya dengan 
Karbilna, merupakan sebuah alat peraga yang digunakan untuk menyampaikan materi 
pokok bilangan romawi pada mata peajaran matemtika untuk siswa kelas IV SDN Batok 01 
Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun semester II tahun pelajaran 2013/2014. 
Untuk langkah – langkah membuat 1 set Karbilna adalah sebagai berikut: 
1. Siapkan potongan kertas berwarna ukuran 8 x 5 cm. Setiap warna terdiri 8 potongan.
8 
2. Warna bisa disesuaikan dengan kebutuhan, misal merah, kuning, hijau, biru, abu – abu, 
putih, orange. 
3. Setiap warna mewakili bilangan dasar romawi dan bilangan aslinya. 
4. Kemudian setiap warna dibagi menjadi 8 bagian, masing – masing 4 bagian untuk 
bilangan aslinya dan 4 bagian untuk bilangan romawi. 
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jumlah kartu untuk setiap siswa pada tabel berikut : 
Tabel 1. Jumlah Kartu Setiap Siswa 
No Warna 
Bilangan Jumlah 
Romawi Asli kartu 
1 Coklat I 1 8 
2 Abu-abu V 5 8 
3 Violet/Ungu X 10 8 
4 Kuning L 50 8 
5 Merah C 100 8 
6 Hijau D 500 8 
7 Biru muda M 1000 8 
JUMLAH KARTU 56 
Gambar 1. Contoh Karbila 
Adapun langkah-langlah dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika 
dengan menggunakan media Karbilna ini adalah : 
1. Membagi kelas dalam beberapa kelompok, 3 – 5 kelompok. Satu kelompok 4 – 5 
siswa. 
2. Guru menjelaskan terlebih dahulu konsep bilangan romawi dengan mengenalkan dasar 
bilangan romawi serta aturan – aturan yang berlaku. 
3. Guru membagikan Karbilna yang telah dipisahkan antara bilangan romawi dengan 
bilangan aslinya. 
4. Guru memberikan contoh bilangan romawi. 
5. Guru meminta siswa untuk mengubah ke bilangan asli dari bilangan romawi tersebut.
9 
6. Dengan menggunakan Karbilna, guru melibatkan siswa untuk mencari bilangan 
romawi dalam kartu. 
7. Kemudian siswa diminta menyusun angka romawi yang sudah terdapat di Karbilna 
seperti yang dituliskan oleh guru. 
8. Siswa diminta untuk mencari kartu bilangan asli dengan memperhatikan warna yang 
sama dengan kartu bilangan romawi. 
9. Dari susunan kartu bilangan asli tersebut, guru meminta siswa untuk menjumlahkan 
atau mengurangi sesuai dengan aturan penjumlahan, pengurangan dan gabungan. 
10. Dari urutan tersebut guru menjelaskan kepada siswa untuk membaca bilangan asli atau 
sebaliknya dengan benar. 
Langkah – langkah pembelajaran diatas dapat disesuaikan menurut kondisi dan 
situasi kelas yang ada. Kelebihan dari media Karbilna ini selain murah dan mudah, siswa 
merasa senang dan gembira pada saat mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Selain 
itu, media belajar ini dapat mengasah ketrampilan dan kreatfitas siswa dalam berpikir. 
Sedangkan kelemahan dari media belajar Karbilna ini antara lain membutuhkan banyak 
kertas warna, tidak dapat digunakan pada materi pelajaran lain, mudah rusak dan sobek dan 
perlu penjelasan dengan benar dari guru sebelum digunakan. 
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 
Penelitian perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media Karbilna ini 
dilaksanakan dengan subyek penelitian sejumlah 11 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki 
dan 6 siswa perempuan. Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada siswa 
kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun pada semester II tahun 
pelajaran 2013/2014 selama 2 bulan dimulai pada bulan Maret – April 2014. Penelitian 
terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014 dan siklus II 
dilaksanakan pada tanggal 03 April 2014. Pada penelitian ini guru berkolaborasi dengan 
teman sejawat sebagai observator yang akan membantu mengamati, merefleksikan serta 
menyimoulkan hasil penelilitian. 
Prosedur penelitian mengacu pada penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 
menggunakan beberapa tahapan yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) 
refleksi. Pada tahap perencanaan, guru bersama dengan teman sejawat menetapkan topik 
dan bahasan serta materi yang akan diajarkan. Dalam penelitian ini materi yang akan 
disampaikan sesuai dengan pokok permasalahan yaitu pada materi biangan romawi. 
Selanjutnya, guru bersama dengan teman sejawat menentukan model dan media
10 
pembelajaran, menentukan waktu pelaksanaan tindakan, menyusun materi ajar, menyusun 
instrumen penilaian dan menetapkan kriteria keberhasilan atau ketuntasan, serta 
penyusunan RPP untuk pedoman pelaksanaan pembelajaran. pada tahapan tindakan terdiri 
dari kegiatan tatap muka, observasi dan evaluasi. Kemudian pada tahap observasi dilakukan 
analisis data sesuai dengan instrumen yang telah disusun sebelumnya. Langkah terakhir 
yaitu refleksi, melakukan kajian terkait semua kejadian-kejadian yang mengakibatkan 
berhasil atau tidaknya perbaikan pembelajaran dan menyimpulkan hasil penelitian tersebut. 
Data yang dikumpulkan menggunakan instrumen observasi yaitu untuk mengamati 
kinerja guru dan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelaharan di dalam kelas. 
Kinerja guru diobservasi dan dicatat dengan menggunakan lembar pengamatan kinerja guru 
yang terdiri dari 6 aspek mewakili 18 indikator yang ada. Kriteria guru didasarkan pada 
prosentase kemunculan indikator dengan kriteria kurang, cukup, baik dan amat baik. 
Indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu kinerja guru baik atau amat baik. Kriteria 
kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut : 
Tabel 2. Prosentase Kriteria Kinerja Guru 
Skala Prosentase Sebutan 
< 61 % Kurang 
61 % - 70 % Cukup 
71 % - 80 % Baik 
> 80 % Amat Baik 
Aktifitas siswa dicatat pada lembar observasi aktifitas siswa dengan 10 indikator yang 
ada. Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah dengan menggunakan rata-rata skor hasil 
pengamatan. Pengamatan aktifitas siswa dinilai pada berapa jumlah siswa yang melakukan 
aktifitas setiap indikator yang ada. Indikator pengamatan yang dimaksud yaitu, 1) siswa 
memperhatikan penjelasan guru, 2) siswa mengikuti perintah guru dengan baik, 3) siswa 
aktif dalam diskusi kelompok, 4)siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang 
disampaikan, 5) siswa aktif dalam bertanya kepadaguru, 6) kerjasama siswa dalam 
kelompok, 7) siswa sunguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode 
yang digunakan oleh guru, 8)tanggung jawab, disiplin dan jujur dalam proses 
pembelajaran, 9) siswa disiplin dalam kehadiran, ketepatan waktu dan pengerjaan tugas, 
dan 10) menanggapi dan menguraikan pendapat atas hasil kerja teman kelompok. Kriteria
11 
penilian atau penskoran terhadap indikator adalah skor 1 jika siswa aktif berjumlah 
kurang dari 5 anak, skor 2 jika siswa aktif berjumlah 6 – 7 anak, skor 3 jika siswa aktif 
berjumlah 8 – 10 anak, dan skor 4 jika siswa aktif berjumlah > 10 anak. Sedangkan 
kriteria yang digunakan untuk mengukur aktifitas siswa yaitu rendah, cukup, tinggi dan 
sangat tinggi. Indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu aktifitas siswa tinggi atau 
sangat tinggi. Kriteria aktifitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut : 
Tabel 3. Kriteria Aktifitas Siswa 
No Rata – rata Keterangan keaktifan siswa 
1 1,00 – 1,99 Rendah 
2 2,00 – 2,99 Cukup 
3 3,00 – 3,99 Tinggi 
4 4,00 Sangat Tinggi 
Instrumen penilaian minat siswa menggunakan lembar angket yang diberikan kepada 
siswa setelah pembelajaran selesai. Penilaian angket didasarkan pada skor rata-rata hasil 
perhitungan angket setiap siswa kemudian dimabil rata-rata kelas. Adapun kriteria yang 
digunakan untuk mengukur minat siswa yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan 
sangat tinggi. Kriteria minat siswa dapat dilihat pada tabel berikut. 
Tabel 4. Kriteria Minat Siswa 
No Nilai 
Rata – Rata % Keterangan 
1 1.00 - 1.99. < 20% - 39% Sangat Rendah 
2 2.00 - 2.99 40% - 59% Rendah 
3 3.00 - 3.99 60% - 79% Cukup 
4 4.00 - 4.99 80% - 99 % Tinggi 
5 5.00 100% Sangat Tinggi 
Sedangkan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa digunakan lembar tes individu 
sebanyak 10 soal. Dari hasil nilai setiap siswa kemudian dijumlahkan dan dimabil nilai rata-rata 
kelas dengan kriteria jika nilai rata-rata kelas > (lebih besar atau sama dengan) KKM 
yaitu 70, maka pembelajaran dinyatakan tuntas. Adapun kriteria penilaian untuk tes 
individu seperti pada tabel berikut : 
Tabel 5. Kriteria Penilaian Tes Individu 
NO 
SOAL PENILAIAN SKOR 
A 
1 – 5 Benar dan Lengkap 3
12 
Benar tidak lengkap 2 
Salah 1 
Tidak dijawab 0 
SKOR MAKSIMAL A 15 
B 
6 – 10 Benar 2 
Salah 1 
Tidak Dijawab 0 
SKOR MAKSIMAL B 10 
NILAI AKHIR ( A + B ) X 4 100 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
Hasil Penelitian Siklus I 
Kinerja Guru 
Pada perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, hasil observasi yang 
telah dicatat pada lembar pengamatan kinerja guru didapatkan hanya 8 indikator atau 
sebesar 44% yang muncul, sedangkan 10 indikator atau sebesar 56% belum nampak. Untuk 
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini, 
Tabel 6. Jumlah Kemunculan Indikator Kinerja Guru 
Siklus I 
No Aspek yang dinilai Jml Indikator 
yg Muncul % Jml Indikator 
Tidak Muncul % 
1 Penguasaan Materi 2 11% 1 6% 
2 Sistematika penyajian 2 11% 1 6% 
3 Penerapan Metode 1 6% 2 11% 
4 Penggunaan Media 1 6% 2 11% 
5 Performance 2 11% 1 6% 
6 Pemberian Motivasi 0 0% 3 17% 
Jumlah 8 44% 10 56% 
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa penerapan metode, penggunaan media dan 
pemberian motifasi perlu ditingkatkan. Begitu juga dengan penguasaan materi, sistematika 
penyajian, serta performance guru juga lebih ditingkatkan. Dengan demikian maka hasil 
kinerja guru pada siklus I kinerja guru masih kurang dan belum sesuai dengan kriteria yang 
ditetapkan 
Aktifitas Siswa
13 
Faktor pendukung lainnya dalam penelitian ini adalah aktifitas siswa dalam mengikuti 
proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil rata-rata skor yang diperoleh berdasarkan lembar 
pengamatan aktifitas siswa adalah sebesar 2,30. Skor rata-rata tersebut berada pada kriteria 
cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil skor setiap indikator pada tabel berikut : 
Tabel 7. Jumlah Indikator sesuai Perolehan Skor 
Siklus I 
No Skor Σ Indikator 
1 1 1 
2 2 5 
3 3 4 
4 4 0 
Jml 10 
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dari 10 indikator, yang mendapatkan skor 3 artinya 
jumlah siswa yang melakukan aktifitas sesuai dengan indikator sebanyak 8 -10 siswa, hanya 
4 indikator saja yaitu indikator 3, 8, 9 dan 10. Sedangkan 6 indikator lainnya perlu 
ditingkatkan. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu aktifitas siswa tinggi atau sangat 
tinggi, maka pada siklus I ini aktifitas siswa belum sesuai dengan kriteria dan perlu 
peningkatan pada siklus selanjutnya. 
Minat Belajar Siswa 
Salah satu pokok permasalahn pada penelitian ini adalah pada minat belajar siswa. 
Pada pembelajaran siklus I, minat siswa berdasarkan angket yang telah dibagikan dan 
kemudian direkapitulasi dan diambil rata-rata secara klasikal mendapat skor rata-rata 
sebesar 3,32 atau 33% dengan kriteria cukup. Dari skor rata-rata tersebut dapat dirinci 
sebanyak 5 siswa ( 45 %) mendapatkan nilai rata-rata 2.00 – 2.99 dengan kriteria rendah, 4 
siswa ( 36% ) mendapatkan nilai rata – rata 3,00 – 3.99 dengan kriteria cukup, sedangkan 
yang mendapatkan nilai Tinggi dengan nilai 4.00 – 4.99 hanya 2 anak (18%). Untuk lebih 
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: 
Tabel 8. Jumlah Perolehan Rata – Rata Minat per Siswa 
Siklus I 
No Nilai 
Rata – Rata Keterangan Jml % 
1 1.00 - 1.99. Sangat Rendah 0 0% 
2 2.00 - 2.99 Rendah 5 45% 
3 3.00 - 3.99 Cukup 4 36%
14 
4 4.00 - 4.99 Tinggi 2 18% 
5 5.00 Sangat Tinggi 0 0% 
Berdasarkan tabel diatas maka minat siswa perlu ditingkatkan agar memenuhi kriteria tinggi 
atau sangat tinggi dengan rentang skor rata-rata 4.00 – 5.00. 
Hasil Belajar Siswa 
Pokok permasalah kedua pada penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah terkait 
dengan hasil belajar siswa. Dengan media Karbilna, maka pada pembelajaran siklus I ini 
hasil belajar dari 11 siswa sebanyak 4 anak (36%) sudah sesuai dengan KKM yang 
ditetapkan atau sudah tuntas. Sebaliknya sebanyak 7 anak (64%) masih di bawah KKM 
yang ditetapkan atau tidak tuntas. Hasil yang dicapai tersebut kemudian direkapitulasi dan 
diambil rata-rata seluruh kelas mendapatkan nilai sebesar 67,64 atau sebesar 68%, 
meningkat sebanyak 5,82 atau sebesar 5,64% dari nilai pra siklus yaitu 61,82. Dari hasil 
rata-rata kelas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus I pembelajaran belum 
tuntas dan perlu perbaikan pada siklus II. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 
berikut: 
Tabel 9. Jumlah Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 
Siklus I 
No Ketuntasan Jml 
Siswa % 
1 Tuntas ( Nilai > 70 ) 4 siswa 36 % 
2 Tidak Tuntas ( nilai < 70 ) 7 siswa 64 % 
Jumlah 11 Siswa 100 % 
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan oleh guru dan teman sejawat, bahwa 
ketidaktuntasan hasil belajar siswa serta minat siswa yang cukup hal ini dikarenakan kinerja 
guru dalam proses mengajar belum maksimal. Guru masih menjadi pusat pembelajaran bagi 
siswa dan hanya menggunakan media belajar tidak melibatkan siswa. Dari kinerja guru 
tersebut aktifitas siswapun masih kurang. Walaupun siswa terlihat sungguh dalam 
mengikuti pembelajaran tetapi masih banyak siswa yang belum memperhatikan penjelasan 
guru dengan baik, masih banyak siswa yang bergurau dengan temannya, serta aktifitas 
dalam kelompok juga masih kurang. Siswa belum sepenuhnya berinetraksi dengan guru 
dalam hal menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pertanyaan kepada guru. Begitu juga 
dengan aktifitas siswa dalam menanggapi dan mengutarakan hasil pekerjaan, belum nampak 
pada proses pembelajaran siklus I.
15 
Hasil Penelitian Siklus II 
Kinerja Guru 
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka diadakan perbaikan pembelajaran pada 
siklus II. Dimulai dengan kinerja guru pada saat proses pembelajaran di dalam kelas, hasil 
pengamatan atau observasi yang telah dilakukan dan dicatat dalam instrumen pengamatan 
kinerja guru oleh teman sejawat menunjukan bahwa kinerja guru mengalami peningkatan 
dibanding dengan proses pembelajaran pada siklus I. Dari 6 aspek yang mewakili 18 
indikator penilaian kinerja guru, tercatat sebanyak 17 indikator (94%) sudah muncul atau 
nampak pada kinerja guru. Sebaliknya hanya 1 indikator (6%) tidak nampak dan perlu 
perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 
berikut : 
Tabel 10. Jumlah Kemunculan Indikator Kinerja Guru 
Siklus II 
No Aspek yang dinilai Jml Indikator 
Muncul % Jml Indikator 
Tidak Muncul % 
1 Penguasaan Materi: 3 17% 0 0% 
2 Sistematika penyajian: 3 17% 0 0% 
3 Penerapan Metode: 3 17% 0 0% 
4 Penggunaan Media: 3 17% 0 0% 
5 Performance: 2 11% 1 6% 
6 Pemberian Motivasi: 3 17% 0 0% 
JUMLAH 17 94% 1 6% 
Berdasarkan hasil seperti dalam tabel diatas, sudah nampak semua indikator muncul 
pada perbaikan pembelajaran siklus II. Namun, hanya ada 1 indikator yang pada aspke 
performance yang belum muncul dan perlu diperbaiki untuk proses pembelajaran 
selanjutnya. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, maka kinerja guru pada siklus II 
ini amat baik. 
Aktifitas Siswa 
Faktor pendukung berikutnya adalah aktifitas siswa. Pada proses pembelajaran siklus 
II ini, aktifitas siswa setelah diamati atau dilakukan observasi serta dicatat dengan 
menggunakan lembar pengamatan aktifitas siswa yang dilakukan oleh teman sejawat 
mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,30 dengan perincian seperti pada tabel berikut : 
Tabel 11. Jumlah Indikator sesuai Perolehan Skor
16 
Siklus II 
No Skor Σ Indikator 
1 1 0 
2 2 2 
3 3 3 
4 4 5 
Jml 10 
Dari hasil pada tabel diatas terlihat 3 indikator yang mendapatkan skor 3, artinya 
jumlah siswa yang melakukan aktifitas sesuai dengan indikator sebanyak 8-10 siswa. 
Sedangkan 5 indikator mendapatkan skor 4, artinya seluruh siswa melakukan aktfitas sesuai 
dengan indikator tersebut, dan hanya dua indikator yang dilakukan oleh 6-7 siswa. Dengan 
hasil skor rata-rata tersebut, maka sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, aktifitas 
siswa tinggi dalam proses pembelajaran siklus II. 
Minat Belajar Siswa 
Mengacu pada siklus I, maka pokok permasalahan pada penelitian ini yang pertama 
adalah minat siswa. Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada siswa dan telah 
direkapitulasi, maka minat siswa mendapatkan nilai rata-rata skor sebesar 4,17. Dari hasil 
tersebut dapat dirinci bahwa 11 siswa yang ada sebanyak 0 siswa (0%) mempunyai minat 
sangat rendah, sebanyak 1 siswa (9%) mempunyai minat rendah, sebanyak 2 anak (18%) 
mempunyai cukup, 7 anak (64%) mempunyai minat tinggi dan 1 anak (9%) mempunyai 
minat sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : 
Tabel 12. Jumlah Perolehan Rata – Rata Minat per Siswa 
Siklus II 
No 
Nilai 
Rata rata 
Keterangan Siklus II 
Jml % 
1 1.00 - 1.99. Sangat Rendah 0 0% 
2 2.00 - 2.99 Rendah 1 9% 
3 3.00 - 3.99 Cukup 2 18% 
4 4.00 - 4.99 Tinggi 7 64% 
5 5.00 Sangat Tinggi 1 9% 
JUMLAH 11 100% 
Mengacu pada tabel diatas, maka minat siswa pada proses pembelajaran siklus II ini sudah 
tinggi, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
17 
Hasil Belajar Siswa 
Pokok permasalahan kedua yang diperbaiki pada siklus II ini adalah hasil belajar 
siswa dalam proses pembelajaran matematika bilangan romawi dengan menggunakan media 
Karbilna. Hasil yang diperoleh setalah dilakukan tes individu seperti halanya pada siklus I, 
dari 11 siswa sebanyak 10 siswa (91%) mendapatkan nilai > KKM (70) atau tuntas. 
Sebalinya sebanyak 1 siswa (9%) masih dibawah KKM tidak tuntas karena faktor lain dan 
memang mempunyai prestasi belajar rendah serta perlu bimbingan khusus. Untuk lebih 
jelasnya dapat dilihat jumlah ketuntasan belajar siswa pada tabel berikut : 
Tabel 13. Jumlah Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 
Siklus II 
No Uraian Jml % 
1 Tuntas ( Nilai > 70 ) 10 Siswa 91% 
2 Tidak Tuntas ( nilai < 70 ) 1 Siswa 9% 
Jumlah 11 100 % 
Dengan melihat jumlah ketuntasan belajar siswa tersebut, dan nilai rata-rata kelas yang 
telah sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu > 70, maka hasil belajar siswa pada siklus 
II dinyatakan tuntas. 
Dari hasil refleksi yang telah dilakukan oleh teman sejawat dan guru, keberhasilan 
atau ketuntasan hasil belajar siswa serta minat belajar siswa yang tinggi disebabkan karena 
adanya peningkatkan kinerja guru pada siklus II walaupun ada kinerja guru yaitu pada 
performance yang harus lebih ditingkatkan dan diperbaiki untuk pembelajaran berikutnya. 
Selain itu aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah tinggi, dengan 
banyaknya siswa yang melakukan aktifitas sesuai dengan indikator yang ada yaitu antara 7 
hingga 11 anak sudah aktif. Sehingga kinerja guru yang baik dan aktifitas siswa yang tinggi 
menghasilkan minat belajar siswa yang tinggi dan hasil belajar siswa yang tuntas. 
Pembahasan 
Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I ini dengan 
meggunakan media belajar kartu biilangan warna pada mata pelajaran matemtika materi 
bilangan romawi, dinilai dari instrumen yang terdiri lembar pengamatan kinerja guru, 
lembar pengamatan aktifitas siswa, lembar angket minat belajar siswa dan hasil belajar 
siswa. Kinerja guru, yang diamati dan dipantau selama proses pembelajaran berlangsung 
oleh observer menggunakan lembar pengamatan kinerja guru, jika dilihat dari hasil analisis
18 
menunjukkan bahwa kinerja guru belum begitu memuaskan. Catatan atau hasil pengamatan 
menunjukkan bahwa dari 18 indikator yang mewakili 6 aspek belum sepenuhnya muncul 
atau ada. Hal ini disebabkan dari kurangnya perencanaan dan kesiapan dari berbagai hal 
pada guru sebelum mengajar. Terdapat 8 indikator saja, sebaliknya 10 indikator belum ada. 
Namun setelah diadakan perbaikan pada siklus II dengan perencanaan yang baik, 
penyusunan perangkat pembelajaran ( RPP, Materi, Media belajar), dan strategi mengajar, 
maka dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah mengalami peningkatan dan jauh lebih baik 
dari siklus sebelumnya. Pada siklus II ini, berdasarkan 18 indikator yang menjadikan tolak 
ukur dalam observasi menunjukkan bahwa semua indikator yang mewakili 6 aspek semua 
telah muncul atau ada. Akan tetapi pada siklus II ini, masih ada beberapa hal yang perlu 
diperbaiki lagi untuk pembelajaran selanjutnya. Salah satu contohnya adalah kesesuaian 
waktu antara pembelajaran dan jadwal yang telah ada. Sehingga dengan waktu yang sesuai 
dan cukup selain dapat mencapai tujuan yang diinginkan juga tidak akan mengurangi jam 
pelajaran pada mata pelajaran lain. Dengan munculnya 18 indikator sesuai dengan lembar 
pegamatan dan hasil observasi, maka pada siklus II ini kinerja guru tidak perlu diadakan 
perbaikan, dan siklus II dinyatakan sebagai siklus pemantapan. 
Tabel 14. Kemunculan Indikator Kinerja Guru per Siklus 
No Indikator Siklus I Siklus II 
1 Ada 8 17 
2 Tidak Ada 10 1 
Aktifitas siswa pada pembelajaran sikkus I berdasarkan hasil lembar pengamatan 
mendapatkan rata-rata skor sebesar 2,30 dengan kriteria cukup. Maka, berdasarkan kriteria 
yang ditentukan aktifitas siswa belum maksimal dan perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada 
siklus II. Dengan menggunakan media belajar yang sama, dan kinerja guru yang lebih baik 
ternyata pada siklus II akifitas siswa meningkat. Terlihat dari hasil observasi yang 
dilakukan dengan memakai lembar pengamatan, mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,30. 
Dengan demikian pada siklus II aktifitas siswa meningkat sebesar 43,5 % dari siklus I. 
Rata-rata tersebut jika dikonversikan dengan tabel kriteria, maka aktitifitas siswa pada 
siklus II ini sudah tinggi. 
Sesuai dengan target yang ingin dicapai peneliti untuk aktifitas siswa dalam proses 
pembelajaran ini, maka pada siklus II ini aktifitas siswa sudah sesuai dengan harapan. 
Dengan demikian siklus II untuk aktifitas siswa merupakan siklus pemantapan dan tidak 
perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
19 
Tabel 15. Rata-rata Skor Aktifitas Siswa per Siklus 
No Pembelajaran Rata -Rata Skor Keterangan 
1 Siklus I 2,30 Cukup 
2 Siklus II 3,30 Tiggi 
Minat belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil angket, pada siklus I setelah di 
rekapitulasi mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,32 dengan krieria rendah. Kemudian 
setelah diadakan perbaikan pada siklus II dengan menggunakan media belajar berupa kartu 
bilangan warna, minat siswa meningkat sebesar 26% dari siklus I menjadi 4,17 dengan 
kriteria tinggi. Dapat dilihat bahwa minat siswa dengan menggunakan media kartu bilangan 
warna pada pembelajaran matematika materi bilangan romawi menjadi lebih baik. 
Peningkatan minat belajar siswa ini, tentunya akan membawa dampak atau pengaruh pada 
hasil belajar siswa. 
Tabel 16.Rata-rata Skor Minat Siswa per Siklus 
Pembelajara 
n 
Skor Rata 
Rata 
Keteranga 
n Kenaikan 
Siklus I 3,32 Cukup Siklus II 4,17 Tinggi 26% 
Grafik 1. Rata-rata Skor Minat Siswa per Siklus 
Hasil belajar siswa setelah siklus II juga mengalami kenaikan perolehan nilai tes 
individu dibanding dengan pra siklus dan siklus I. Jika pada pra siklus nilai rata- rata kelas 
hanya sebesar 61,82. Pada pra siklus atau kondisi awal ini proses pembelajaran masih 
menggunakan model konvensional dan tanpamedia belajar apapun, kinerja guru juga masih 
rendah, dan aktifitas siswa masih monoton. Dari hasil pra siklus I, kemudian diadakan 
perbaikan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I, proses pembelajaran matematika
20 
menggunakan salah satu ciri dari model pemelajaran koperatif, yaitu dengan memanffatkan 
kelompok dan penggunaan media belajar yang konkret. Selain itu aktifitas kinerja guru dan 
siswa juga akan berpengaruh sehingga minat dan hasil belajar siswa diharapkan mengalami 
peningkatan dibanding siklus sebelumnya (pra siklus). 
Pada siklus I, setelah menggunakan media belajar berupa kartu bilangan warna 
pada mata pelajaran matematika materi pokok bilangan romawi, rata-rata nilai belajar siswa 
sebesar 67,64. Menunjukkan bahwa dengan menggunakan media belajar kartu bilangan 
warna nilai belajar siswa meningkat. Namun, hasil tersebut belum sesuai dengan kriteria 
ketuntasan minimal yang ditentukan. Dengan hasil pada siklus I yang belum maksimal 
maka diadakan perbaikan kembali pada siklus II. Dengan perbaikan pembelajaran yang 
lebih baik dan pemanfaatan media kartu bilangan yang maksimal, maka siklus II ini rata – 
rata nilai belajar siswa meningkat menjadi 87,27. Sehingga dengan perolehan tersebut 
kreteria ketuntasan belajar sudah terpenuhi. Dengan demikian maka siklus II ini sebagai 
siklus pemantapan dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. 
Tabel 17. Nilai Rata – rata Hasil Belajar Per Siklus 
Pembelajaran Rata - Rata Keterangan 
Pra siklus 61,82 Tidak Tuntas 
Siklus I 67,64 Tidak Tuntas 
Siklus II 87,27 Tuntas 
Grafik 2. Nilai Rata – rata Hasil Belajar Per Siklus 
Dari hasil instrumen penilaian yang digunakan selama perbaikan pembelajaran 
yang dilaksanakan selama dua siklus, maka pembelajaran matematika dengan menggunakan
21 
media belajar kartu bilangan warna dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 
IV SDN Batok 1 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun materi bilangan romawi. 
SIMPULAN DAN SARAN 
Proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum perbaikan pembelaajran, yaitu 
pada saat pra siklus, menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 61,82 dengan 
perincian sebanyak 8 anak belum tuntas dan hanya 3 anak yang sudah tuntas. Melihat hasil 
pada pra siklus maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan minat 
dan hasil belajar siswa. Minat dan hasil belajar siswa secara tidak langsung dipengaruhi 
oleh kinerja guru dalam proses pembelajaran, serta aktifitas siswa dalam megikuti proses 
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu model dan metode serta media belajar yang 
digunakan belum maksimal. Dengan diadakan perbaikan selama 2 siklus, maka dapat 
diambil beberapa simpulan, yaitu pada siklus I kinerja guru masih kurang, dari 18 indikator 
hanya 8 indikator yang menjadi alat ukur nampak pada kinerja guru. Aktifitas siswa masih 
tergolong cukup, artinya belum banyak siswa yang aktifitasnya sesuai dengan lembar 
pengamatan sebagai instrumen penilaian sebesar 2,30 
Minat belajar siswa sebagai pokok permasalahan dalam penelitian ini, pada siklus I 
menggunakan media belajar berupa kartu bilangan warna, hanya mendapatkan rata-rata skor 
sebesar 3,32 (cukup). Begitu juga dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 
dengan nilai 67,64 dengan perincian sebanyak 4 siswa tuntas dan 7 anak siswa belum 
tuntas. Dengan hasil pada siklus I tersebut, maka perlu diadakan perbaikan lagi pada siklus 
II. Maka, hasil dari siklus II ini dari aktifitas guru meningkat menjadi 17 indikator yang 
sudah nampak, sedangkan 1 indikator perlu perbaikan. Aktifitas siswa juga meningkat 
dengan perolehan rata-rata skor sebesar 3,30. Pada siklus II ini, penggunaan media kartu 
bilangan warna juga masih diguakan sehingga ada peningkatan lagi pada minat belajar 
siswa dengan rata-rata skor 4,17. Penigkatan juga terjadi pada hasil belajar siswa. Nilai rata-rata 
hasil belajar siswa kelas IV dengan menggunakan kartu bilangan warna pada materi 
pelajaran matematika bilangan romawi mendapatkan nilai 87,27. 
Maka sesuai dengan target peneliti, bahwa minat belajar siswa dapat mencapai skor 
3,00 – 5,00 dengan kriteria tinggi – sangat tinggi, pada siklus II ini minat belajar siswa telah 
tercapai. Sedangkan untuk hasil belajar siswa, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 
bahwa nilai belajar siswa lebih besar atau sama dengan KKM ( > 70), maka hasil belajar 
siswa dinyatakan tuntas. Dengan demikian siklus II ini sebagai siklus pemantapan dan dapat 
menjawab persoalan yang menjadi ruang lingkup penelitian. Oleh karena itu, dengan
22 
menggunakan media belajar berupa kartu bilangan warna (KARBILNA), dapat 
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang 
Kabupaten Madiun pada mata pelajaran matematika materi bilangan romawi semester II 
tahun pelajaran 2013/2014. 
Untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas pada suatu mat 
pelajaran, hendaknya guru harus dapat menggunakan model, metode dan media belajar 
yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Paradigma lama yang 
menyatakan bahwa pembelajaran terpusat pada guru, harus dirubah menjadi pembelajaran 
yang terpusat pada murid, dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Dengan 
adanya kinerja guru, aktifitas siswa dalam proses pembelajaran secara tidak langsung akan 
berdampak pada minat dan hasil belajar siswa. Minat yang tinggi pada siswa dalam 
mengikuti proses pembelajaran, maka hasil belajarpun juga akan tercapai sesuai dengan 
kriteria yang ditentukan.Untuk ketuntasan minat dan hasil belajar siswa, khusunya pada 
mata pelajaran matematika materi bilangan romawi kelas IV, kartu bilangan warna ini dapat 
dijadikan sebagai media atau alat peraga dalam proses pembelajaran. 
DAFTAR PUSTAKA 
Anggoro.T.M.dkk. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas 
Terbuka. 
Dirjendikdas.(2009).Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD. Jakarta. 
Depdiknas. 
Harijanto,M (2012). Konstruksi Tes Sebagai Alat Ukur Hasil Belajar Di Sekolah Dasar. 
___________ 
Haryanto (2012). Klasifikasi Media Pembelajaran. Diakses tanggal 21 April 2014. 
http://belajarpsikologi.com/?s=Pengertian+MEdia+Pembelajaran&x=0&y=0. 
Isriyanto. (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 10 Muntok Mata 
Pelajaran Matematika Tentang Sudut Siku-Siku, Sudut Lancip,Dan Sudut Tumpul 
Dengan MenggunakanMedia Gambar. Pangkal Pinang. UPBJJ Univeristas Terbuka. 
Tukimin. (2001). Konstribusi Kreatifitas terhadap Minat belajar matematika beprestasi 
tinggi siswa kelas 1 SMK YPKK 1 Sleman Yogyakarta, Yogyakarta. UBJJ UT. 
Sitanggang, A. (2013). Alat Peraga Matematika Sederhana Untuk Sekolah Dasar. Sumatera 
Utara. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. 
Supinah, dkk (2009). Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Sleman. 
PPPPTK Matemtika. 
Sutirman,M.Pd. (2013). Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta.Graha 
Ilmu.
23 
Taufik, Agus. (2012). Pendidikan Anak di SD. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas 
Terbuka 
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 
Wardhani.dkk (2011). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas 
Terbuka.

More Related Content

What's hot

Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Operator Warnet Vast Raha
 
karya ilmiah
karya ilmiahkarya ilmiah
karya ilmiah
Mrs. Butet Sri R
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
PKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas IPKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas I
Paulus Parwira
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
Fathur Rozi
 
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
Noer RindHu DicHayank
 
Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3Ptk sd kelas 3
Laporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniatiLaporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniati
Operator Warnet Vast Raha
 
Ptk matematika
Ptk matematikaPtk matematika
Ptk matematika
ata bik
 
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Asep Cell
 
Laporan pkp la firman
Laporan pkp la firmanLaporan pkp la firman
Laporan pkp la firman
Operator Warnet Vast Raha
 
Pkp Metode jigsaw
Pkp Metode  jigsawPkp Metode  jigsaw
Pkp Metode jigsaw
Sukardi Juniardi
 
Contoh ptk ut
Contoh ptk utContoh ptk ut
Contoh ptk ut
Minton Sehat
 
Laporan pkp ku
Laporan pkp kuLaporan pkp ku
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkap
nasrun gayo
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Operator Warnet Vast Raha
 
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
Dhiian Vankoohe
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
Abdul Hamid
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
 
karya ilmiah
karya ilmiahkarya ilmiah
karya ilmiah
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
PKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas IPKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas I
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
 
Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3
 
Laporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniatiLaporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniati
 
Ptk matematika
Ptk matematikaPtk matematika
Ptk matematika
 
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014
 
Laporan pkp la firman
Laporan pkp la firmanLaporan pkp la firman
Laporan pkp la firman
 
Pkp Metode jigsaw
Pkp Metode  jigsawPkp Metode  jigsaw
Pkp Metode jigsaw
 
Contoh ptk ut
Contoh ptk utContoh ptk ut
Contoh ptk ut
 
Laporan pkp ku
Laporan pkp kuLaporan pkp ku
Laporan pkp ku
 
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkap
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
Ptk ips kelas ii
Ptk ips kelas iiPtk ips kelas ii
Ptk ips kelas ii
 

Viewers also liked

Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Operator Warnet Vast Raha
 
Bilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawonBilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawon
Edi B Mulyana
 
Bilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawonBilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawon
Edi B Mulyana
 
Laporan pkp martia
Laporan  pkp martiaLaporan  pkp martia
Laporan pkp martia
Septian Muna Barakati
 
Makalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilanganMakalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilangan
Fiqri ThaufiQurahman
 
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SDCONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
Tatik prisnamasari
 
Pemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SD
Pemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SDPemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SD
Pemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SDNASuprawoto Sunardjo
 
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Yadi Pura
 
Powerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun DatarPowerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun Datar
lelyistighfarin
 
Laporan pkp 2013 revisi
Laporan pkp 2013 revisiLaporan pkp 2013 revisi
Laporan pkp 2013 revisi
media Lensa Pendidikan
 

Viewers also liked (14)

Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
 
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematikaLaporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
 
Bilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawonBilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawon
 
Bilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawonBilangan romawi # sd 3 megawon
Bilangan romawi # sd 3 megawon
 
rpp siklus 1
 rpp  siklus 1 rpp  siklus 1
rpp siklus 1
 
Format perencanaan perbaikan pembelajaran
Format perencanaan perbaikan pembelajaranFormat perencanaan perbaikan pembelajaran
Format perencanaan perbaikan pembelajaran
 
Laporan pkp martia
Laporan  pkp martiaLaporan  pkp martia
Laporan pkp martia
 
Makalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilanganMakalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilangan
 
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SDCONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
CONTOH SILABUS MATA PELAJARAN MM KELAS IV SD
 
Pemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SD
Pemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SDPemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SD
Pemanfaatan Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran di SD
 
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
 
Powerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun DatarPowerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun Datar
 
Laporan pkp 2013 revisi
Laporan pkp 2013 revisiLaporan pkp 2013 revisi
Laporan pkp 2013 revisi
 

Similar to PKP_MAT

Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
anggadiyan
 
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdfMeningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
NiaFauziah2
 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)
nu rokhman
 
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREAJURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
manginova
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
Operator Warnet Vast Raha
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Bab i
Bab iBab i
Bab i
riskemifta
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
riskemifta
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
Operator Warnet Vast Raha
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
M Wahyudi Haidar
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
VinaOktaviani17
 
Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1
Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1
Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1
Muhamad Fanani
 
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.PdKarya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
SMK Negeri 4 Gorontalo
 
Bab i tps
Bab i tpsBab i tps
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Pipit Wijaya
 

Similar to PKP_MAT (20)

Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdfMeningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)
 
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREAJURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1
Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1
Artikel76 cbc7a6937794c070f7b643701e4fc1
 
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.PdKarya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
 
Bab i tps
Bab i tpsBab i tps
Bab i tps
 
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
 

Recently uploaded

Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 

Recently uploaded (20)

Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 

PKP_MAT

  • 1. 1 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN ROMAWI MENGGUNAKAN MEDIA KARBILNA PADA SISWA KELAS IV SDN BATOK 01 KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mohamad Ridwan1 Abstrak Pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun pada materi bilangan romawi selama ini masih berpusat pada guru., belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun karakteristik mata pelajaran yang disampaikan. Selain itu, faktor dari kinerja guru yang belum maksimal dan kurangnya keterlibatan serta aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mengakibatkan minat dan hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa menggunakan media KARBILNA yaitu berupa Kartu Bilangan Warna pada materi bilangan romawi yang diajarkan di dalam kelas. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran selama dua siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada setiap siklusnya, minat dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, minat belajar siswa sebesar 33% meningkat pada siklus II menjadi 42%. Tingkat keberhasilan belajar siswa dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I meningkat dari 61,82(62%) menjadi 67,64 (68%). Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 87,27 (87%). Dengan menggunakan media KARBILNA dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika materi bilangan rimawi pada siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Matematika, Minat dan Hasil Belajar Siswa, Media Belajar Karbilna PENDAHULUAN Kinerja guru dan aktifitas siswa dalam keterlibatnnya pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, memiliki dampak pada minat dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kinerja guru dan aktifitas siswa serta minat belajar siswa yang tinggi akan mempunyai dampak pada ketuntasan hasil belajar siswa yang sesuai dengan KKM yang ditetapkan. Sebaliknya, jika kinerja guru dan aktifitas siswa serta minat siswa dalam proses pembelajaran kurang maka hasil belajar siswapun tidak optimal dan proses pembelajaran tidak tuntas. Keadaan nyata yang tejadi di lapangan membuktikan bahwa kinerja guru, aktifitas dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, serta minat yang kurang mengakibatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 pada mata pelajaran matematika materi bilangan romawi tidak tuntas. Jika merujuk pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 bahwa pembelajaran 1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka, NIM 824363388, Email: ridwan.poerbo.sapoetro@gmail.com
  • 2. 2 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, maka hal ini belum secara keseluruhan terwujud dalam kegiatan KBM yang ada khususnya pada siswa kelas IV SDN Batok 01 pada mata pelajaran matematika materi biolangan romawi. Dari hasil tes individu pada saat ulangan harian materi bilangan romawi tersebut, nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu nilai 70 yaitu sebesar 61,82. Dari 11 siswa yang ada pada kelas IV diketahui sebanyak 3 siswa (27%) tuntas dalam pembelajaran, sebaliknya sebanyak 8 anak (73%0 tidak tuntas dan masih dibawah KKM yang ditetapkan. Ketidaktuntasan hasil belajar tersebut setelah dilakukan refleksi, diakibatkan karena minat belajar siswa rendah, tidak menggunakan media belajar, model pembelajaran yang monoton dan bersifat konvensional dalam hal ini guru sebagai pusat pembelajaran serta kinerja guru yang asal mengajar dan aktifitas siswa dalam keterlibatannya pada proses pembelajaran masih kurang. Dengan kondisi demikian maka, pada perbaikan pembelajatan yang dilakukan selama 2 siklus, pembelajaran matematika pada materi bilangan romawi siswa kelas IV digunakan media KARBILNA untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Fokus penelitian pada minat dan hasil belajar siswa serta meningktkan faktor pendukunya seperti kinerja guru dan aktifitas siswa. Karbilna singkatan dari Kartu Bilangan Warna yaitu berupa potongan kartu berwarna pasangan yang terdiri dari angka romawi dan angka asli. Dengan cara memasangkan sesuai dengan warnanya dan penggunaannya dengan cara bermain maka diharapkan minat dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1) Apakah dengan media KARBILNA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 pada pelajaran matemetika bilangan romawi?, 2) Apakah dengan media belajar KARBILNA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 pada pelajaran matemetika bilangan romawi? . Tujuan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran didalam kelas, mendiskripsikan dan menganalisa minat dan hasil belajar siswa pada pelajaran matemtika bilangan romawi, meningkatkan minat belajar serta hasil belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 pada mata pelajaran matematika materi bilangan romawi dari nilai rata-rata kelas 61,82 menjadi nilai sesuai dengan KKM atau lebih besar dari KKM yang ditentukan yaitu 70 dengan menggunakan media Karbilna. Adapun manfaat dari penelitian ini bagi siswa untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, minat belajar siswa dan hasil belajar siswa. Bagi guru sebagai tolak ukur dalam peningkatan kinerjanya
  • 3. 3 sebagai pendidik, meningkatkan profesionalitas, dan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya. Bagi sekolah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang ada, dan sebagai referensi bagi guru lain dalam melaksanakan penelitian. KAJIAN PUSTAKA Minat Belajar Adanya suatu kemauan atau minat pada diri seorang siswa, akan membantu tercapainya sebuah tujuan yang diharapkan. Begitu juga dengan minat belajar yang ada pada diri siswa atau peserta didik. Tanpa adanya minat, maka sebaliknya sesuatu yang diharapkan itu tidak akan tercapai dengan hasil yang baik. Minat belajar siswa merupakan faktor internal dari diri siswa sendiri. Karena dengan adanya minat, maka kemauan dan keinginan untuk belajar pun ada. Sehingga dengan mengikuti suatu proses pembelajaran yang diiringi dengan minat tinggi, maka hasil belajar juga akan mendapatkan hasil yang optimal. Seperti yang diungkapkan oleh Soediyanto, (dikuitp oleh Pramono Tukimin; 2001), menyebutkan bahwa minat adalah suatu keinginan atau keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada seseuatu dan disertai hasrat untuk mengetahu, memperlajari dan membuktikannya. Lebih lanjut Slameto dalam Anik Pujiati dan Nurhayati ( 2012), menyatakan bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dengan kata lain, minat merupakan suatu rasa lebih senang dalam diri seseorang dalam memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tertentu. Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau kemauan seorang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Jika siswa mempunyai minat belajar yang tinggi maka secara tidak langsung membawa pengaruh pada nilai hasil belajar siswa. Terkait dengan penelitian yang dilaksanakan selaam dua siklus pada proses pembelajaran matematika materi bilangan romawi pada siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang KabupatenMadiun Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, maka minat belajar siswa diteliti dan diamati berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada siswa. Dengan berbagai pernyataan positif dan negatif, maka dapat diketahui sejauh mana minat siswa tersebut dalam mengikuti proses pebelajaran matematika materi bilangan romawi menggunakan media belajar berupa Karbilna dengan hasil skor yang diperoleh dari pengisian angket tersebut. Hasil Belajar
  • 4. 4 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada penelitian ini yang menjadi fokus perbaikan adalah minat dan hasil belajar siswa. Adanya minat belajar siswa yang tinggi maka hasil beajar siswapun juga akan meningkat. Hasil belajar diperoleh pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran atau telah menerima materi pelajaran kemudian diadakan suatu tes atau evaluasi baik secara kelompok maupun invidu berupa tes tulis atau tes non tulis. Tes tulis bisa diberikan berupa kumulan soal-soal yang terkait dengan materi pelajaran, sedangkan tes non tulis dapat berupa pertanyaan lisan dari guru ataupun pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tersebut dalam mengikuti atau menerima materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Hasil belajar berhubungan juga dengan penguasaan materi yang harus dimiliki oleh siswa maupun guru sebagai seorang pengajar dan pelaku proses pembelajaran di dalam kelas. Karena tanpa penguasaan materi yang baik, tentunya hasil belajar akan tidak memuaskan. Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Oemar Hamalik dalam Isriyanto ( 2010 ), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Bellajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil dan bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian guru terhadap siswa setelah siswa menjalani berbagai uji kompetensi terkait hasil pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru, sedangkan hasil
  • 5. 5 belajar siswa bisa berupa instrumen tes tulis baik kelompok maupun individu, tes lisan, observasi dan sebagainya. Dalam penelitian perbaikan pembelajatan ini, maka hasil belajar siswa didasarkan pada perolehan penilaian atau skor akhir dari tes tertulis yang diberikan oleh peneliti atau guru setelah menyampaikan materi pembelajaran matematika materi bilangan romawi. Karakteristik Matematika Pelajaran matematika oleh sebagian siswa masih dianggap sebagai mata pelajaran yang menyulitkan dan menakutkan. Banyak hasil belajar setelahnya mendapatkan hasil yang belum memuaskan. Dari nilai evaluasi yang masih dibawah KKM, minat belajar yang kurang, atau kurang pahamnya siswa terhadap materi yang disampaikan. Jika dilihat dari sudut pandang mata pelajaran matemtika sendiri, maka mata pelajaran matematika sebenarnya merupakan mata pelajaran yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari – hari. Namun kenyataanya banyak orang yang tidak menyadari bahkan para peserta didik seklipun. Siswa atau peserta didik terpaku pada rumus atau simbol – simbol yang bersifat abstrak. Yang membutuhkan penjelasan dan contoh yang konkret sehingga mudah diterima dan dipahami oleh siswa atau peserta didik. Oleh sebab itu maka mata pelajaran matemtika mempunyai karakteritik atau ciri khusus yang membedakan antara mata pelajaran matemtika dan mata pelajaran lainnya. Musetyo (2013) menyatakan bahwa matematika mempunyai ciri – ciri yaitu a) abstrak, b) dedukif, c) konsisten, d) hierarkis dan d) logis. Lebih jauh Sumardyono (2004) menyebutkan bahwa matemtika mempunyai karakteristik sebagai a) memiliki kajian objek yang abstrak, b) bertumpu pada kesepakatan, c) berpola pikir deduktif, d) konsisten dalam sistemnya, e) memiliki simbol yang kosong dari arti, f) memperhatikan semesta pembicaraan. Dengan demikian maka matematika dapat disimpulkan sebagai mata pelajaran yang bersifat abstrak, konsisten, deduktif, konsiten dan memiliki simbol – sombol dari arti. Sehingga pada pembelajaran matemtika khususnya di jenjang sekolah dasar memerlukan sebuah strategi dan model pembelajaran yang mudah diserap dan dipahami oleh peserta didik Mengenal Bilangan Romawi Bilangan romawi terdiri dari 7 angka dasar bilangan romawi yaitu terdiri dari huruf alphabet I, V, X, L, C, D, dan M. Masing – masing simbol tersebut memiliki arti simbol numerik yaitu 1, 5, 10, 50, 100, 500 dan 1.000. Bilangan romawi saat ini sering dipakai. Misalnya pada tulisan Abad XXI artinya jika dibaca adalah abad ke 21. Banyak sekali
  • 6. 6 angka – angka romawi, namun pada umumnya yang digunakan untuk pembelajaran di sekolah dasar adalah 7 buah angka dasar romawi sperti yang diuraikan diatas. Seperti peneliti kutip dari http://www.bimbingan.org/sejarah-tentang-angka-romawi.htm (diakses pada tanggal 31 maret 2014) disebutkan bahwa sejarah tentang angka romawi tidak lepas dari peradaban romawi itu sendiri. Awal penggunaan angka tersebut dari bangsa Etruscan. Lebih lanjut, Sumardyono (2013) menyatakan bahwa sistem angka romawi tidak mengenal angka nol dan tidak menggunakan nilai tempat. Oleh sebab itu maka, guru herus benar – benar memanfaatkan media belajar alat peraga dengan baik dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Sehingga siswa dengan mudah untuk menerima penjelasan guru. Selain itu guru juga harus bisa menguasai materi sebelum disampaikan kepada siswa. Menyatakan Bilangan Cacah ke Bilangan Romawi atau Sebaliknya Dalam pembelajaran angka romawi di kelas 4 sekolah dasar seperti yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetsni dasar serta indikatornya maka bilangan romawi disampaikan dengan menyatakan bilangan cacah ke bilangan romawi atau sebaliknya. Selain itu siswa kelas IV SD diharapkan dapat mengapilkasikannya dalam kehidupan sehari – hari. Aturan – aturan yang berlaku dalam menyatakan bilangan asli ke romawi dan sebaliknya yaitu dengan tiga aturan yang berlaku, yaitu a) aturan penjumlahan, b) aturan Pengurangan, dan c) aturan Gabungan. Aturan penjumlahan, yaitu angka romawi tidak boleh berjajar maksimal 3 angka yang sama. Contoh 30, maka bilangan asli tersebut dijabarkan dari bilangan dasar yaitu 10 + 10 + 10 = X + X + X = XXX. Sebaliknya untuk aturan pengurangan pada bilangan romawi berlaku , jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kiri, maka lambang-lambang Romawi tersebut dikurangkan. Pengurangan paling banyak satu angka. Contoh : 69, maka angka tersebut dijabarkan terlebih dulu menjadi 50 + 10 + 9. 50 = L, 10 = X dan 9 berasal dari 10 – 1 = X – I. Maka di bilangan romawi menjadi LXIX. Kemudian untuk aturan gabungan dalam bilangan romawi terdiri dari 2 aturan, yaitu penjumlahan dan pengurangan. Didahuukan untuk bilangan romawi yang besar kemudian dijumlahkan dengan gabungan bilangan pengurangan. Contoh : MCMXCVII = M + ( M – C ) + ( C – X ) + V + I + I = 1000 + ( 1000 – 100 ) + ( 100 – 10 ) + 5 + 1 + 1 = 1000 + 900 + 90 + 5 + 1 + 1 = 1997 Media Belajar / Media Pembelajaran
  • 7. 7 Pengertian Media Belajar Media belajar sangat diperlukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membantu menyampaikan sebuah materi pelajaran. Oleh karena pemilihan media belajar yang sesuai dengan materi belajar dan karakteritik peserta didik sangat diperhatikan. Sehingga tidak terjadi kesalahan dan kesulitan dalam menggunakannya. Dalam penggunaan media belajar dapat digunakan berbagai alat peraga sesuai dengan materi dan mata pelajaran yang ingin disampaikan. Media belajar dapat berupa buku teks pelajaran, alat peraga, atau audio visual. Tergantung bagaima guru memilih dan menerapkan media tersebut untuk pembelajaran di dalam kelas. Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran yang diartikan sebagai semua benda (dapat berupa manusia, objek atau benda mati) sebagai perantara di mana digunakan dalam proses pembelajaran (Sitanggang, 2013:4). Lebih lanjut Sukayati dan Suhajana (2009) menyatakan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasar fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana. Dalam penyampaian suatu mata pelajaran di kelas, masih banyak para yang tidak menggunakan alat perga sebagai media pembelajaran. Masih banyak juga para guru yang menggunakan pengelolaan kelas secara klasikal. Artinya, semua siswa diperlakukan sama untuk menerima materi pembelajaran. Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, maka media pembelajaran atau media belajar adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk guru dalam memyampaikan sebuah materi pelajaran agar siswa atau peserta didik mampu menerima serta tercapai tujuan pembelajaran yang disampaikan. Media Belajar Karbilna Alat peraga ini merupakan salah satu alat peraga matematika yang dikembangkan dari kartu bilangan. Penggunaan alat peraga kartu bilangan pada mata pelajaran matematika sangat efektif. Karbilna ini mudah dibuat dan didesain sesuai dengan kebutuhan guru untuk mengajar. Selain itu karbilna membantu mengingat dan menghafal bilangan romawi dengan mudah dan dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Tidak memerlukan waktu banyak dalam menyusunnya. Kartu Bilangan Warna atau peneliti menyebutnya dengan Karbilna, merupakan sebuah alat peraga yang digunakan untuk menyampaikan materi pokok bilangan romawi pada mata peajaran matemtika untuk siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun semester II tahun pelajaran 2013/2014. Untuk langkah – langkah membuat 1 set Karbilna adalah sebagai berikut: 1. Siapkan potongan kertas berwarna ukuran 8 x 5 cm. Setiap warna terdiri 8 potongan.
  • 8. 8 2. Warna bisa disesuaikan dengan kebutuhan, misal merah, kuning, hijau, biru, abu – abu, putih, orange. 3. Setiap warna mewakili bilangan dasar romawi dan bilangan aslinya. 4. Kemudian setiap warna dibagi menjadi 8 bagian, masing – masing 4 bagian untuk bilangan aslinya dan 4 bagian untuk bilangan romawi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jumlah kartu untuk setiap siswa pada tabel berikut : Tabel 1. Jumlah Kartu Setiap Siswa No Warna Bilangan Jumlah Romawi Asli kartu 1 Coklat I 1 8 2 Abu-abu V 5 8 3 Violet/Ungu X 10 8 4 Kuning L 50 8 5 Merah C 100 8 6 Hijau D 500 8 7 Biru muda M 1000 8 JUMLAH KARTU 56 Gambar 1. Contoh Karbila Adapun langkah-langlah dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan media Karbilna ini adalah : 1. Membagi kelas dalam beberapa kelompok, 3 – 5 kelompok. Satu kelompok 4 – 5 siswa. 2. Guru menjelaskan terlebih dahulu konsep bilangan romawi dengan mengenalkan dasar bilangan romawi serta aturan – aturan yang berlaku. 3. Guru membagikan Karbilna yang telah dipisahkan antara bilangan romawi dengan bilangan aslinya. 4. Guru memberikan contoh bilangan romawi. 5. Guru meminta siswa untuk mengubah ke bilangan asli dari bilangan romawi tersebut.
  • 9. 9 6. Dengan menggunakan Karbilna, guru melibatkan siswa untuk mencari bilangan romawi dalam kartu. 7. Kemudian siswa diminta menyusun angka romawi yang sudah terdapat di Karbilna seperti yang dituliskan oleh guru. 8. Siswa diminta untuk mencari kartu bilangan asli dengan memperhatikan warna yang sama dengan kartu bilangan romawi. 9. Dari susunan kartu bilangan asli tersebut, guru meminta siswa untuk menjumlahkan atau mengurangi sesuai dengan aturan penjumlahan, pengurangan dan gabungan. 10. Dari urutan tersebut guru menjelaskan kepada siswa untuk membaca bilangan asli atau sebaliknya dengan benar. Langkah – langkah pembelajaran diatas dapat disesuaikan menurut kondisi dan situasi kelas yang ada. Kelebihan dari media Karbilna ini selain murah dan mudah, siswa merasa senang dan gembira pada saat mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, media belajar ini dapat mengasah ketrampilan dan kreatfitas siswa dalam berpikir. Sedangkan kelemahan dari media belajar Karbilna ini antara lain membutuhkan banyak kertas warna, tidak dapat digunakan pada materi pelajaran lain, mudah rusak dan sobek dan perlu penjelasan dengan benar dari guru sebelum digunakan. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN Penelitian perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media Karbilna ini dilaksanakan dengan subyek penelitian sejumlah 11 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 selama 2 bulan dimulai pada bulan Maret – April 2014. Penelitian terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 03 April 2014. Pada penelitian ini guru berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observator yang akan membantu mengamati, merefleksikan serta menyimoulkan hasil penelilitian. Prosedur penelitian mengacu pada penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Pada tahap perencanaan, guru bersama dengan teman sejawat menetapkan topik dan bahasan serta materi yang akan diajarkan. Dalam penelitian ini materi yang akan disampaikan sesuai dengan pokok permasalahan yaitu pada materi biangan romawi. Selanjutnya, guru bersama dengan teman sejawat menentukan model dan media
  • 10. 10 pembelajaran, menentukan waktu pelaksanaan tindakan, menyusun materi ajar, menyusun instrumen penilaian dan menetapkan kriteria keberhasilan atau ketuntasan, serta penyusunan RPP untuk pedoman pelaksanaan pembelajaran. pada tahapan tindakan terdiri dari kegiatan tatap muka, observasi dan evaluasi. Kemudian pada tahap observasi dilakukan analisis data sesuai dengan instrumen yang telah disusun sebelumnya. Langkah terakhir yaitu refleksi, melakukan kajian terkait semua kejadian-kejadian yang mengakibatkan berhasil atau tidaknya perbaikan pembelajaran dan menyimpulkan hasil penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan menggunakan instrumen observasi yaitu untuk mengamati kinerja guru dan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelaharan di dalam kelas. Kinerja guru diobservasi dan dicatat dengan menggunakan lembar pengamatan kinerja guru yang terdiri dari 6 aspek mewakili 18 indikator yang ada. Kriteria guru didasarkan pada prosentase kemunculan indikator dengan kriteria kurang, cukup, baik dan amat baik. Indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu kinerja guru baik atau amat baik. Kriteria kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Prosentase Kriteria Kinerja Guru Skala Prosentase Sebutan < 61 % Kurang 61 % - 70 % Cukup 71 % - 80 % Baik > 80 % Amat Baik Aktifitas siswa dicatat pada lembar observasi aktifitas siswa dengan 10 indikator yang ada. Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah dengan menggunakan rata-rata skor hasil pengamatan. Pengamatan aktifitas siswa dinilai pada berapa jumlah siswa yang melakukan aktifitas setiap indikator yang ada. Indikator pengamatan yang dimaksud yaitu, 1) siswa memperhatikan penjelasan guru, 2) siswa mengikuti perintah guru dengan baik, 3) siswa aktif dalam diskusi kelompok, 4)siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan, 5) siswa aktif dalam bertanya kepadaguru, 6) kerjasama siswa dalam kelompok, 7) siswa sunguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode yang digunakan oleh guru, 8)tanggung jawab, disiplin dan jujur dalam proses pembelajaran, 9) siswa disiplin dalam kehadiran, ketepatan waktu dan pengerjaan tugas, dan 10) menanggapi dan menguraikan pendapat atas hasil kerja teman kelompok. Kriteria
  • 11. 11 penilian atau penskoran terhadap indikator adalah skor 1 jika siswa aktif berjumlah kurang dari 5 anak, skor 2 jika siswa aktif berjumlah 6 – 7 anak, skor 3 jika siswa aktif berjumlah 8 – 10 anak, dan skor 4 jika siswa aktif berjumlah > 10 anak. Sedangkan kriteria yang digunakan untuk mengukur aktifitas siswa yaitu rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi. Indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu aktifitas siswa tinggi atau sangat tinggi. Kriteria aktifitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Kriteria Aktifitas Siswa No Rata – rata Keterangan keaktifan siswa 1 1,00 – 1,99 Rendah 2 2,00 – 2,99 Cukup 3 3,00 – 3,99 Tinggi 4 4,00 Sangat Tinggi Instrumen penilaian minat siswa menggunakan lembar angket yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Penilaian angket didasarkan pada skor rata-rata hasil perhitungan angket setiap siswa kemudian dimabil rata-rata kelas. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur minat siswa yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi. Kriteria minat siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Kriteria Minat Siswa No Nilai Rata – Rata % Keterangan 1 1.00 - 1.99. < 20% - 39% Sangat Rendah 2 2.00 - 2.99 40% - 59% Rendah 3 3.00 - 3.99 60% - 79% Cukup 4 4.00 - 4.99 80% - 99 % Tinggi 5 5.00 100% Sangat Tinggi Sedangkan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa digunakan lembar tes individu sebanyak 10 soal. Dari hasil nilai setiap siswa kemudian dijumlahkan dan dimabil nilai rata-rata kelas dengan kriteria jika nilai rata-rata kelas > (lebih besar atau sama dengan) KKM yaitu 70, maka pembelajaran dinyatakan tuntas. Adapun kriteria penilaian untuk tes individu seperti pada tabel berikut : Tabel 5. Kriteria Penilaian Tes Individu NO SOAL PENILAIAN SKOR A 1 – 5 Benar dan Lengkap 3
  • 12. 12 Benar tidak lengkap 2 Salah 1 Tidak dijawab 0 SKOR MAKSIMAL A 15 B 6 – 10 Benar 2 Salah 1 Tidak Dijawab 0 SKOR MAKSIMAL B 10 NILAI AKHIR ( A + B ) X 4 100 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Kinerja Guru Pada perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, hasil observasi yang telah dicatat pada lembar pengamatan kinerja guru didapatkan hanya 8 indikator atau sebesar 44% yang muncul, sedangkan 10 indikator atau sebesar 56% belum nampak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini, Tabel 6. Jumlah Kemunculan Indikator Kinerja Guru Siklus I No Aspek yang dinilai Jml Indikator yg Muncul % Jml Indikator Tidak Muncul % 1 Penguasaan Materi 2 11% 1 6% 2 Sistematika penyajian 2 11% 1 6% 3 Penerapan Metode 1 6% 2 11% 4 Penggunaan Media 1 6% 2 11% 5 Performance 2 11% 1 6% 6 Pemberian Motivasi 0 0% 3 17% Jumlah 8 44% 10 56% Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa penerapan metode, penggunaan media dan pemberian motifasi perlu ditingkatkan. Begitu juga dengan penguasaan materi, sistematika penyajian, serta performance guru juga lebih ditingkatkan. Dengan demikian maka hasil kinerja guru pada siklus I kinerja guru masih kurang dan belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Aktifitas Siswa
  • 13. 13 Faktor pendukung lainnya dalam penelitian ini adalah aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil rata-rata skor yang diperoleh berdasarkan lembar pengamatan aktifitas siswa adalah sebesar 2,30. Skor rata-rata tersebut berada pada kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil skor setiap indikator pada tabel berikut : Tabel 7. Jumlah Indikator sesuai Perolehan Skor Siklus I No Skor Σ Indikator 1 1 1 2 2 5 3 3 4 4 4 0 Jml 10 Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dari 10 indikator, yang mendapatkan skor 3 artinya jumlah siswa yang melakukan aktifitas sesuai dengan indikator sebanyak 8 -10 siswa, hanya 4 indikator saja yaitu indikator 3, 8, 9 dan 10. Sedangkan 6 indikator lainnya perlu ditingkatkan. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu aktifitas siswa tinggi atau sangat tinggi, maka pada siklus I ini aktifitas siswa belum sesuai dengan kriteria dan perlu peningkatan pada siklus selanjutnya. Minat Belajar Siswa Salah satu pokok permasalahn pada penelitian ini adalah pada minat belajar siswa. Pada pembelajaran siklus I, minat siswa berdasarkan angket yang telah dibagikan dan kemudian direkapitulasi dan diambil rata-rata secara klasikal mendapat skor rata-rata sebesar 3,32 atau 33% dengan kriteria cukup. Dari skor rata-rata tersebut dapat dirinci sebanyak 5 siswa ( 45 %) mendapatkan nilai rata-rata 2.00 – 2.99 dengan kriteria rendah, 4 siswa ( 36% ) mendapatkan nilai rata – rata 3,00 – 3.99 dengan kriteria cukup, sedangkan yang mendapatkan nilai Tinggi dengan nilai 4.00 – 4.99 hanya 2 anak (18%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Jumlah Perolehan Rata – Rata Minat per Siswa Siklus I No Nilai Rata – Rata Keterangan Jml % 1 1.00 - 1.99. Sangat Rendah 0 0% 2 2.00 - 2.99 Rendah 5 45% 3 3.00 - 3.99 Cukup 4 36%
  • 14. 14 4 4.00 - 4.99 Tinggi 2 18% 5 5.00 Sangat Tinggi 0 0% Berdasarkan tabel diatas maka minat siswa perlu ditingkatkan agar memenuhi kriteria tinggi atau sangat tinggi dengan rentang skor rata-rata 4.00 – 5.00. Hasil Belajar Siswa Pokok permasalah kedua pada penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah terkait dengan hasil belajar siswa. Dengan media Karbilna, maka pada pembelajaran siklus I ini hasil belajar dari 11 siswa sebanyak 4 anak (36%) sudah sesuai dengan KKM yang ditetapkan atau sudah tuntas. Sebaliknya sebanyak 7 anak (64%) masih di bawah KKM yang ditetapkan atau tidak tuntas. Hasil yang dicapai tersebut kemudian direkapitulasi dan diambil rata-rata seluruh kelas mendapatkan nilai sebesar 67,64 atau sebesar 68%, meningkat sebanyak 5,82 atau sebesar 5,64% dari nilai pra siklus yaitu 61,82. Dari hasil rata-rata kelas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus I pembelajaran belum tuntas dan perlu perbaikan pada siklus II. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Jumlah Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I No Ketuntasan Jml Siswa % 1 Tuntas ( Nilai > 70 ) 4 siswa 36 % 2 Tidak Tuntas ( nilai < 70 ) 7 siswa 64 % Jumlah 11 Siswa 100 % Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan oleh guru dan teman sejawat, bahwa ketidaktuntasan hasil belajar siswa serta minat siswa yang cukup hal ini dikarenakan kinerja guru dalam proses mengajar belum maksimal. Guru masih menjadi pusat pembelajaran bagi siswa dan hanya menggunakan media belajar tidak melibatkan siswa. Dari kinerja guru tersebut aktifitas siswapun masih kurang. Walaupun siswa terlihat sungguh dalam mengikuti pembelajaran tetapi masih banyak siswa yang belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik, masih banyak siswa yang bergurau dengan temannya, serta aktifitas dalam kelompok juga masih kurang. Siswa belum sepenuhnya berinetraksi dengan guru dalam hal menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pertanyaan kepada guru. Begitu juga dengan aktifitas siswa dalam menanggapi dan mengutarakan hasil pekerjaan, belum nampak pada proses pembelajaran siklus I.
  • 15. 15 Hasil Penelitian Siklus II Kinerja Guru Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Dimulai dengan kinerja guru pada saat proses pembelajaran di dalam kelas, hasil pengamatan atau observasi yang telah dilakukan dan dicatat dalam instrumen pengamatan kinerja guru oleh teman sejawat menunjukan bahwa kinerja guru mengalami peningkatan dibanding dengan proses pembelajaran pada siklus I. Dari 6 aspek yang mewakili 18 indikator penilaian kinerja guru, tercatat sebanyak 17 indikator (94%) sudah muncul atau nampak pada kinerja guru. Sebaliknya hanya 1 indikator (6%) tidak nampak dan perlu perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 10. Jumlah Kemunculan Indikator Kinerja Guru Siklus II No Aspek yang dinilai Jml Indikator Muncul % Jml Indikator Tidak Muncul % 1 Penguasaan Materi: 3 17% 0 0% 2 Sistematika penyajian: 3 17% 0 0% 3 Penerapan Metode: 3 17% 0 0% 4 Penggunaan Media: 3 17% 0 0% 5 Performance: 2 11% 1 6% 6 Pemberian Motivasi: 3 17% 0 0% JUMLAH 17 94% 1 6% Berdasarkan hasil seperti dalam tabel diatas, sudah nampak semua indikator muncul pada perbaikan pembelajaran siklus II. Namun, hanya ada 1 indikator yang pada aspke performance yang belum muncul dan perlu diperbaiki untuk proses pembelajaran selanjutnya. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, maka kinerja guru pada siklus II ini amat baik. Aktifitas Siswa Faktor pendukung berikutnya adalah aktifitas siswa. Pada proses pembelajaran siklus II ini, aktifitas siswa setelah diamati atau dilakukan observasi serta dicatat dengan menggunakan lembar pengamatan aktifitas siswa yang dilakukan oleh teman sejawat mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,30 dengan perincian seperti pada tabel berikut : Tabel 11. Jumlah Indikator sesuai Perolehan Skor
  • 16. 16 Siklus II No Skor Σ Indikator 1 1 0 2 2 2 3 3 3 4 4 5 Jml 10 Dari hasil pada tabel diatas terlihat 3 indikator yang mendapatkan skor 3, artinya jumlah siswa yang melakukan aktifitas sesuai dengan indikator sebanyak 8-10 siswa. Sedangkan 5 indikator mendapatkan skor 4, artinya seluruh siswa melakukan aktfitas sesuai dengan indikator tersebut, dan hanya dua indikator yang dilakukan oleh 6-7 siswa. Dengan hasil skor rata-rata tersebut, maka sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, aktifitas siswa tinggi dalam proses pembelajaran siklus II. Minat Belajar Siswa Mengacu pada siklus I, maka pokok permasalahan pada penelitian ini yang pertama adalah minat siswa. Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada siswa dan telah direkapitulasi, maka minat siswa mendapatkan nilai rata-rata skor sebesar 4,17. Dari hasil tersebut dapat dirinci bahwa 11 siswa yang ada sebanyak 0 siswa (0%) mempunyai minat sangat rendah, sebanyak 1 siswa (9%) mempunyai minat rendah, sebanyak 2 anak (18%) mempunyai cukup, 7 anak (64%) mempunyai minat tinggi dan 1 anak (9%) mempunyai minat sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12. Jumlah Perolehan Rata – Rata Minat per Siswa Siklus II No Nilai Rata rata Keterangan Siklus II Jml % 1 1.00 - 1.99. Sangat Rendah 0 0% 2 2.00 - 2.99 Rendah 1 9% 3 3.00 - 3.99 Cukup 2 18% 4 4.00 - 4.99 Tinggi 7 64% 5 5.00 Sangat Tinggi 1 9% JUMLAH 11 100% Mengacu pada tabel diatas, maka minat siswa pada proses pembelajaran siklus II ini sudah tinggi, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
  • 17. 17 Hasil Belajar Siswa Pokok permasalahan kedua yang diperbaiki pada siklus II ini adalah hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika bilangan romawi dengan menggunakan media Karbilna. Hasil yang diperoleh setalah dilakukan tes individu seperti halanya pada siklus I, dari 11 siswa sebanyak 10 siswa (91%) mendapatkan nilai > KKM (70) atau tuntas. Sebalinya sebanyak 1 siswa (9%) masih dibawah KKM tidak tuntas karena faktor lain dan memang mempunyai prestasi belajar rendah serta perlu bimbingan khusus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jumlah ketuntasan belajar siswa pada tabel berikut : Tabel 13. Jumlah Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II No Uraian Jml % 1 Tuntas ( Nilai > 70 ) 10 Siswa 91% 2 Tidak Tuntas ( nilai < 70 ) 1 Siswa 9% Jumlah 11 100 % Dengan melihat jumlah ketuntasan belajar siswa tersebut, dan nilai rata-rata kelas yang telah sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu > 70, maka hasil belajar siswa pada siklus II dinyatakan tuntas. Dari hasil refleksi yang telah dilakukan oleh teman sejawat dan guru, keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar siswa serta minat belajar siswa yang tinggi disebabkan karena adanya peningkatkan kinerja guru pada siklus II walaupun ada kinerja guru yaitu pada performance yang harus lebih ditingkatkan dan diperbaiki untuk pembelajaran berikutnya. Selain itu aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah tinggi, dengan banyaknya siswa yang melakukan aktifitas sesuai dengan indikator yang ada yaitu antara 7 hingga 11 anak sudah aktif. Sehingga kinerja guru yang baik dan aktifitas siswa yang tinggi menghasilkan minat belajar siswa yang tinggi dan hasil belajar siswa yang tuntas. Pembahasan Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I ini dengan meggunakan media belajar kartu biilangan warna pada mata pelajaran matemtika materi bilangan romawi, dinilai dari instrumen yang terdiri lembar pengamatan kinerja guru, lembar pengamatan aktifitas siswa, lembar angket minat belajar siswa dan hasil belajar siswa. Kinerja guru, yang diamati dan dipantau selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer menggunakan lembar pengamatan kinerja guru, jika dilihat dari hasil analisis
  • 18. 18 menunjukkan bahwa kinerja guru belum begitu memuaskan. Catatan atau hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari 18 indikator yang mewakili 6 aspek belum sepenuhnya muncul atau ada. Hal ini disebabkan dari kurangnya perencanaan dan kesiapan dari berbagai hal pada guru sebelum mengajar. Terdapat 8 indikator saja, sebaliknya 10 indikator belum ada. Namun setelah diadakan perbaikan pada siklus II dengan perencanaan yang baik, penyusunan perangkat pembelajaran ( RPP, Materi, Media belajar), dan strategi mengajar, maka dapat dilihat bahwa kinerja guru sudah mengalami peningkatan dan jauh lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada siklus II ini, berdasarkan 18 indikator yang menjadikan tolak ukur dalam observasi menunjukkan bahwa semua indikator yang mewakili 6 aspek semua telah muncul atau ada. Akan tetapi pada siklus II ini, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi untuk pembelajaran selanjutnya. Salah satu contohnya adalah kesesuaian waktu antara pembelajaran dan jadwal yang telah ada. Sehingga dengan waktu yang sesuai dan cukup selain dapat mencapai tujuan yang diinginkan juga tidak akan mengurangi jam pelajaran pada mata pelajaran lain. Dengan munculnya 18 indikator sesuai dengan lembar pegamatan dan hasil observasi, maka pada siklus II ini kinerja guru tidak perlu diadakan perbaikan, dan siklus II dinyatakan sebagai siklus pemantapan. Tabel 14. Kemunculan Indikator Kinerja Guru per Siklus No Indikator Siklus I Siklus II 1 Ada 8 17 2 Tidak Ada 10 1 Aktifitas siswa pada pembelajaran sikkus I berdasarkan hasil lembar pengamatan mendapatkan rata-rata skor sebesar 2,30 dengan kriteria cukup. Maka, berdasarkan kriteria yang ditentukan aktifitas siswa belum maksimal dan perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada siklus II. Dengan menggunakan media belajar yang sama, dan kinerja guru yang lebih baik ternyata pada siklus II akifitas siswa meningkat. Terlihat dari hasil observasi yang dilakukan dengan memakai lembar pengamatan, mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,30. Dengan demikian pada siklus II aktifitas siswa meningkat sebesar 43,5 % dari siklus I. Rata-rata tersebut jika dikonversikan dengan tabel kriteria, maka aktitifitas siswa pada siklus II ini sudah tinggi. Sesuai dengan target yang ingin dicapai peneliti untuk aktifitas siswa dalam proses pembelajaran ini, maka pada siklus II ini aktifitas siswa sudah sesuai dengan harapan. Dengan demikian siklus II untuk aktifitas siswa merupakan siklus pemantapan dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
  • 19. 19 Tabel 15. Rata-rata Skor Aktifitas Siswa per Siklus No Pembelajaran Rata -Rata Skor Keterangan 1 Siklus I 2,30 Cukup 2 Siklus II 3,30 Tiggi Minat belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil angket, pada siklus I setelah di rekapitulasi mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,32 dengan krieria rendah. Kemudian setelah diadakan perbaikan pada siklus II dengan menggunakan media belajar berupa kartu bilangan warna, minat siswa meningkat sebesar 26% dari siklus I menjadi 4,17 dengan kriteria tinggi. Dapat dilihat bahwa minat siswa dengan menggunakan media kartu bilangan warna pada pembelajaran matematika materi bilangan romawi menjadi lebih baik. Peningkatan minat belajar siswa ini, tentunya akan membawa dampak atau pengaruh pada hasil belajar siswa. Tabel 16.Rata-rata Skor Minat Siswa per Siklus Pembelajara n Skor Rata Rata Keteranga n Kenaikan Siklus I 3,32 Cukup Siklus II 4,17 Tinggi 26% Grafik 1. Rata-rata Skor Minat Siswa per Siklus Hasil belajar siswa setelah siklus II juga mengalami kenaikan perolehan nilai tes individu dibanding dengan pra siklus dan siklus I. Jika pada pra siklus nilai rata- rata kelas hanya sebesar 61,82. Pada pra siklus atau kondisi awal ini proses pembelajaran masih menggunakan model konvensional dan tanpamedia belajar apapun, kinerja guru juga masih rendah, dan aktifitas siswa masih monoton. Dari hasil pra siklus I, kemudian diadakan perbaikan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I, proses pembelajaran matematika
  • 20. 20 menggunakan salah satu ciri dari model pemelajaran koperatif, yaitu dengan memanffatkan kelompok dan penggunaan media belajar yang konkret. Selain itu aktifitas kinerja guru dan siswa juga akan berpengaruh sehingga minat dan hasil belajar siswa diharapkan mengalami peningkatan dibanding siklus sebelumnya (pra siklus). Pada siklus I, setelah menggunakan media belajar berupa kartu bilangan warna pada mata pelajaran matematika materi pokok bilangan romawi, rata-rata nilai belajar siswa sebesar 67,64. Menunjukkan bahwa dengan menggunakan media belajar kartu bilangan warna nilai belajar siswa meningkat. Namun, hasil tersebut belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Dengan hasil pada siklus I yang belum maksimal maka diadakan perbaikan kembali pada siklus II. Dengan perbaikan pembelajaran yang lebih baik dan pemanfaatan media kartu bilangan yang maksimal, maka siklus II ini rata – rata nilai belajar siswa meningkat menjadi 87,27. Sehingga dengan perolehan tersebut kreteria ketuntasan belajar sudah terpenuhi. Dengan demikian maka siklus II ini sebagai siklus pemantapan dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tabel 17. Nilai Rata – rata Hasil Belajar Per Siklus Pembelajaran Rata - Rata Keterangan Pra siklus 61,82 Tidak Tuntas Siklus I 67,64 Tidak Tuntas Siklus II 87,27 Tuntas Grafik 2. Nilai Rata – rata Hasil Belajar Per Siklus Dari hasil instrumen penilaian yang digunakan selama perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan selama dua siklus, maka pembelajaran matematika dengan menggunakan
  • 21. 21 media belajar kartu bilangan warna dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Batok 1 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun materi bilangan romawi. SIMPULAN DAN SARAN Proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum perbaikan pembelaajran, yaitu pada saat pra siklus, menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 61,82 dengan perincian sebanyak 8 anak belum tuntas dan hanya 3 anak yang sudah tuntas. Melihat hasil pada pra siklus maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Minat dan hasil belajar siswa secara tidak langsung dipengaruhi oleh kinerja guru dalam proses pembelajaran, serta aktifitas siswa dalam megikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Selain itu model dan metode serta media belajar yang digunakan belum maksimal. Dengan diadakan perbaikan selama 2 siklus, maka dapat diambil beberapa simpulan, yaitu pada siklus I kinerja guru masih kurang, dari 18 indikator hanya 8 indikator yang menjadi alat ukur nampak pada kinerja guru. Aktifitas siswa masih tergolong cukup, artinya belum banyak siswa yang aktifitasnya sesuai dengan lembar pengamatan sebagai instrumen penilaian sebesar 2,30 Minat belajar siswa sebagai pokok permasalahan dalam penelitian ini, pada siklus I menggunakan media belajar berupa kartu bilangan warna, hanya mendapatkan rata-rata skor sebesar 3,32 (cukup). Begitu juga dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat dengan nilai 67,64 dengan perincian sebanyak 4 siswa tuntas dan 7 anak siswa belum tuntas. Dengan hasil pada siklus I tersebut, maka perlu diadakan perbaikan lagi pada siklus II. Maka, hasil dari siklus II ini dari aktifitas guru meningkat menjadi 17 indikator yang sudah nampak, sedangkan 1 indikator perlu perbaikan. Aktifitas siswa juga meningkat dengan perolehan rata-rata skor sebesar 3,30. Pada siklus II ini, penggunaan media kartu bilangan warna juga masih diguakan sehingga ada peningkatan lagi pada minat belajar siswa dengan rata-rata skor 4,17. Penigkatan juga terjadi pada hasil belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV dengan menggunakan kartu bilangan warna pada materi pelajaran matematika bilangan romawi mendapatkan nilai 87,27. Maka sesuai dengan target peneliti, bahwa minat belajar siswa dapat mencapai skor 3,00 – 5,00 dengan kriteria tinggi – sangat tinggi, pada siklus II ini minat belajar siswa telah tercapai. Sedangkan untuk hasil belajar siswa, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan bahwa nilai belajar siswa lebih besar atau sama dengan KKM ( > 70), maka hasil belajar siswa dinyatakan tuntas. Dengan demikian siklus II ini sebagai siklus pemantapan dan dapat menjawab persoalan yang menjadi ruang lingkup penelitian. Oleh karena itu, dengan
  • 22. 22 menggunakan media belajar berupa kartu bilangan warna (KARBILNA), dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Batok 01 Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun pada mata pelajaran matematika materi bilangan romawi semester II tahun pelajaran 2013/2014. Untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas pada suatu mat pelajaran, hendaknya guru harus dapat menggunakan model, metode dan media belajar yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Paradigma lama yang menyatakan bahwa pembelajaran terpusat pada guru, harus dirubah menjadi pembelajaran yang terpusat pada murid, dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Dengan adanya kinerja guru, aktifitas siswa dalam proses pembelajaran secara tidak langsung akan berdampak pada minat dan hasil belajar siswa. Minat yang tinggi pada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka hasil belajarpun juga akan tercapai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Untuk ketuntasan minat dan hasil belajar siswa, khusunya pada mata pelajaran matematika materi bilangan romawi kelas IV, kartu bilangan warna ini dapat dijadikan sebagai media atau alat peraga dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Anggoro.T.M.dkk. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Dirjendikdas.(2009).Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD. Jakarta. Depdiknas. Harijanto,M (2012). Konstruksi Tes Sebagai Alat Ukur Hasil Belajar Di Sekolah Dasar. ___________ Haryanto (2012). Klasifikasi Media Pembelajaran. Diakses tanggal 21 April 2014. http://belajarpsikologi.com/?s=Pengertian+MEdia+Pembelajaran&x=0&y=0. Isriyanto. (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 10 Muntok Mata Pelajaran Matematika Tentang Sudut Siku-Siku, Sudut Lancip,Dan Sudut Tumpul Dengan MenggunakanMedia Gambar. Pangkal Pinang. UPBJJ Univeristas Terbuka. Tukimin. (2001). Konstribusi Kreatifitas terhadap Minat belajar matematika beprestasi tinggi siswa kelas 1 SMK YPKK 1 Sleman Yogyakarta, Yogyakarta. UBJJ UT. Sitanggang, A. (2013). Alat Peraga Matematika Sederhana Untuk Sekolah Dasar. Sumatera Utara. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Supinah, dkk (2009). Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Sleman. PPPPTK Matemtika. Sutirman,M.Pd. (2013). Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta.Graha Ilmu.
  • 23. 23 Taufik, Agus. (2012). Pendidikan Anak di SD. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardhani.dkk (2011). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.