IMPLEMENTASI METODE DISKUSI TERBIMBING DALAM
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V
SDN 2 SIDOWALUYO KECAMATAN SIDOMULYO
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...SMK Negeri 6 Malang
Pembelajaran Fisika di kelas VIII E SMP Islam Ma’arif 02 Malang yang selama ini dilakukan dengan metode ceramah bervariasi menyebabkan motivasi dan prestasi belajar rendah. Oleh karena itu, peneliti menerapkan model pengajaran langsung dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 39 orang siswa di kelas VIII E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat saat penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual, pada siklus I yaitu 66,59% dan pada siklus II yaitu 75,78%. Prestasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual adalah 60,8, pada siklus I adalah 62,26, dan pada siklus II adalah 76,07. Dengan demkian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Bab i
1. 1
BAB i
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarkhis, menggunakan bahasa simbol dan objek kajiannya bersifat abstrak.1 Adanya perbedaan karakteristik antara anak usia MI/SD dan matematika, mengakibatkan adanya kesulitan dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, diperlukan cara yang efektif untuk menjembatani antara tahap berfikir anak usia MI/SD yang masih dalam tahap berfikir operasional konkret dengan pelajaran matematika yang objek kajiannya bersifat abstrak.
Anak usia MI/SD (7-12 tahun) bukanlah manusia dewasa dalam ukuran kecil. Anak pada umumnya memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan orang dewasa bahkan mereka berbeda antara yang satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut juga dapat dilihat dari cara berfikir, bertindak, bekerja dan lain sebaginya. Anak pada usia ini masih berada dalam tahap berpikir operasional konkret, artinya bahwa siswa MI/SD belum bisa berfikir formal dan abstrak. Pada tahap ini, siswa dapat memahami operasi logis dengan bantuan
1 Asep Saepul, et al., Bahan Perkuliahan Matematika 1, ( Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Paket 1,10.
2. 2
benda-benda kongkret. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika guru harus memperhatikan karakteristik dan perbedaan-perbedaan tersebut untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika di SD.
Pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting yang dipelajari siswa mulai kelas 1 SD dan seterusnya. Terutama untuk dasar pembelajaran dengan KD melakukan operasi hitung bilangan bulat berdasarkan sifatnya. Bilangan bulat adalah bilangan yang utuh dalam arti bukan bilangan pecahan. Bilangan bulat dinyatakan dengan B = {…,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,...} Operasi hitung pada bilangan bulat yang diterapkan di SD adalah penjumlahan dan pengurangan, sedangkan perkalian dan pembagian merupakan pengayaan dari guru.2
SDN Suruh adalah sekolah dasar yang sudah berdiri sejak 1969 tahun yang lalu. Sekolah SD ini merupakan sekolah dasar yang memiliki sarana dan prasarana yang optimal untuk menunjang proses belajar mengajar. Setiap setahun sekali SD ini mengadakan renovasi untuk fasilitas dan gedung yang kurang memadai, seperti masjid dan perpustakaan tahun ini direnovasi untuk memenuhi standart fasilitas. Fasilitas di SDN Suruh tergolong lengkap dan memadai.
Sekolah SDN SURUH yang terletak di Sukodono-Sidoarjo mempunyai masalah dalam pelajaran Matematika. Masalah yang dihadapi terutama pada Operasi hitung bilangan bulat untuk kelas 5. Nilai untuk mata pelajaran
2 Lisnawati Simanjuntak, Metode Pembelajaran Matematika , (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 97
3. 3
matematika berdasarkan hasil UTS pada tanggal 1 November 2013 dimana siswa sebanyak 39 siswa, nilai rata-rata yang dicapai siswa hanya 65 dan prosentase keberhasilan 30 .3
Berdasarkan KTSP yang ditetapkan oleh SDN Suruh bahwa KKM yang ditetapkan di SDN Suruh untuk mata pelajaran Matematika 7,5 membuktikan pengajaran Matematika dibawah KKM. Berdasarkan UK 2 banyak wali murid yang mengeluh dan mencarikan program bimbingan belajar untuk anak mereka. Guru mata pelajaran berusaha mengadakan bimbingan belajar di sekolah dan mengadakan ujian ulang untuk memperbaiki nilai . Faktanya, hasil untuk mata pelajaran Matematika tetap rendah dan banyak diremehkan oleh siswa.4
Berdasarkan analisa hasil observasi, angket, dan wawancara khususnya siswa berkesulitan belajar, peneliti mengidentifikasi bahwa penyebab siswa berkesulitan belajar Matematika di kelas 5 SDN SURUH adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika yang disebabkan karena siswa berkesulitan dalam kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang berupa bilangan bulat negatif serta berkesulitan mengerjakan soal berbentuk cerita.
Guru-guru untuk setiap kelas sudah menggunakan guru kelas mulai kelas 1 sampai kelas 6 SD. Perekrutan guru baru sudah terorganisir dan terstruktur
3 Dokumen data kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo
4 Sumber: data hasil ulangan dan ujian ulang kelas 5
4. 4
dengan baik. Setiap tahun di seolah ini, mengadakan ujian tes untuk setiap guru. Berdasarkan hasil tes dapat di peroleh kemampuan yang kurang pada guru.
Model yang diterapkan dalam pembelajaran Matematika adalah pembelajaran berpusat pada guru (teacher center). Matematuka diajarkan dalam 2 jam pelajaran dan 2 kali dalam seminggu. Pembelajaran Matematika 1 kali diajarkan setelah pelajaran penjas, hal ini membuat peserta didik kelelahan dan kurang semangat mengikuti pembelajaran. Pembelajaran Matematika di kelas tidak memperhatikan kebutuhan setiap karakteristik peserta didik. Guru kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama, betukar pendapat menganalisa operasi hitung bilangan bulat. Siswa tidak suka pelajaran Matematika dan berasumsi Matematika sulit dan membosankan.
Kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan oleh guru membuat siswa kesulitan mengerjakan soal tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat. Kesesuaian antara RPP dengan pengajaran kurang sesuai antara metode yang tertera pada RPP yaitu metode peta konsep tetapi di dalam pengajaran menggunakan model pembelajaran langsung. Guru menggunakan pembelajaran langsung (Direct Instruction) dan tidak membuat variasi metode pembelajaran untuk setiap materi yang diajarkan. Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran langsung kurang sesuai untuk pengajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat. Guru kurang memberikan dasar pembelajaran atau cara pengerjaan yang efektif pada awal pembelajaran agar siswa tidak kesulitan
5. 5
mengerjakan soal-soal tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru.
Berdasarkan analisa hasil observasi, angket, dan wawancara khususnya siswa yang kesulitan belajar, peneliti mengidentifikasi bahwa penyebab lain adalah siswa yang kesulitan belajar Matematika di kelas 5 SDN SURUH adalah rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika yang dikarenakan kurangnya kemampuan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat, berupa bilangan bulat negatif serta kesulitan mengerjakan soal berbentuk cerita.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada Operasi Hitung Bilangan bulat, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 dalam mata pelajaran Matematika, dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang efektif serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna terhadap pribadi siswa sehingga proses kegiatan belajar mengajar lebih bermakna, aktif, menarik dan tidak membosankan dan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dengan tepat.
Berdasarkan paparan diatas, peneliti memberikan solusi tentang adanya permasalahan tersebut dengan metode pembelajaran PQ4R. Metode PQ4R adalah salah satu bagian dari strategi elaborasi.5 Menurut Slavin metode PQ4R merupakan salah satu teknik studi yang dapat membantu peserta didik memahami, mengingat apa yang mereka baca. Metode ini didasarkan pada versi
5 Trianto, Model-Model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), 146
6. 6
terdahulu yang dikenal dengan SQ3R, yang dikembangkan oleh F.P. Robinson. PQ4R merupakan singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review, yang jika diartikan secara berturut-turut adalah lihat sekilas, tanyakan, baca, refleksi, renungkan dan ungkap kembali.6 Metode ini diharapkan mampu menjembatani Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan alternatif membaca sehingga membantu siswa mengingat apa yang dibaca untuk memahami soal cerita tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat.
Berdasarkan uraian diatas peneliti mengangkat judul penelitian mengangkat judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Metode PQ4R Pada Siswa Kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo Tahun Ajaran 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang tersebut, masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo pada Operasi Hitung Bilangan Bulat?
2. Bagaimana penerapan metode PQ4R dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo tahun pelajaran 2013/2014?
6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 147
7. 7
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo tahun pelajaran 2013/2014 melalui metode PQ4R?
C. Tindakan yang Dipilih
Pembelajaran dengan model direct Instruction membuat siswa cenderung pasif dan tingkat kemampuan serta pengalaman siswa menjadi kurang. Model yang diterapkan guru dikelas membuat siswacepat lupa karena daya tahan siswa untuk berkonsentrasi dan mengendalikan alat indra menjadi sangat terbatas. Sepuluh menit pertama perhatian meningkat, peserta didik mampu menyerap 70 informasi yang disampaikan. Setelah sepuluh menit berlajut, perhatian menururn dan informasi yang diserap oleh peserta didik hanya 20 ..
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dijelaskan di atas, metode PQ4R merupakan salah satu metode membantu peserta didik memahami, mengingat apa yang mereka baca dalam proses pembelajaran. Dalam metode ini siswa di minta untukmengamati, bertanya, membaca, menyajikan penyelesaian soal serta mengulangi kembali apa yang sudah dipelajari dalam mata pelajaran Matematika tantang operasi hitung bilangan bulat dikelas 5 SDN suruh Sidoarjo.
D. Tujuan Penelitian
8. 8
1. Untuk mengetahui hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo pada Operasi Hitung Bilangan Bulat?
2. Untuk mengetahui penerapan metode PQ4R dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo Tahun Ajaran 2013/2014?
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SDN SURUH Sidoarjo Tahun Ajaran 2013/2014 melalui metode PQ4R?
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini.
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas v SDN Suruh Sidoarjo semester ganjil tahun ajaran 2013-2014, sebanyak 2 kali pertemuan, tiap pertemuan 2 jam pelajaran (dua RPP).
2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode PQ4R, pada mata pelajaran Matematika.
3. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu Operasi hitung bilangan bulat.
9. 9
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapakan dapat bermanfaat:
1. Bagi Peneliti
a. Hasil perbaikan dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas pendidikan.
b. Tambahan pengalaman sebagai perbaikan dan wadah penerapan dari teori ke praktek.
2. Bagi Guru
a. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan dan pertimbangan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat.
b. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi dan kondisi siswa.
c. Dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.
3. Bagi siswa
a. Mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan membca siswa dalam menemukan rumus yang tepat.
10. 10
c. Tercipta suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga diharapkan situasi tersebut memberikan kontribusi terhadap hasil belajar.
d. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui proses yang melibatkan peran aktif mereka.
4. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan proses pembelajaran.
b. Meningkatkan Outcome sekolah berupa peningkatan keterampilan guru dan siswa.