Petroleum system terdiri dari beberapa elemen dan proses yang saling terkait dalam pembentukan hidrokarbon, meliputi source rock, reservoir rock, seal rock, migrasi hidrokarbon, dan trap. Source rock mengandung material organik yang melalui proses pematangan akan menghasilkan hidrokarbon, yang kemudian bermigrasi ke reservoir rock untuk terakumulasi di trap.
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
Tutorial for Gocad Software for easy and fast learning , developed using various tutorials available online. Covers a section for velocity modelling too.
Using potential field data and stochastic optimisation to refine 3D geologica...Richard Lane
“Using potential field data and stochastic optimisation to refine 3D geological models” by Richard Lane (Geoscience Australia, richard.lane@ga.gov.au), Phil McInerney (Intrepid Geophysics, phil@intrepid-geophysics.com), Ray Seikel (Intrepid Geophysics, ray@intrepid-geophysics.com), and Antonio Guillen (BRGM and Intrepid Geophysics, a.guillen@brgm.fr). Paper presented at the Geophysics Session, PDAC, Tuesday, March 4 2008, Toronto, Canada. Abstract : As a geoscience agency, Geoscience Australia has sought a platform that allows us to integrate complimentary but diverse sources of information into consistent products. Several groups have made progress by blending 3D geological mapping and potential field modelling. We describe the approach implemented in GeoModeller software and illustrate typical workflows using a synthetic example and a case study involving the San Nicolas volcanogenic massive sulphide deposit. Starting with an initial 3D geological map, typically based on sparse surface observations, we utilise potential field data to investigate the viability of the proposed configuration of geological units at depth. Forward modelling of the property distribution derived from the 3D geological map and supplied rock property estimates allows us to simulate any of the gravity and magnetic fields or their associated vector or gradient tensor components. A visual comparison of the calculated and observed potential field data provides immediate feedback on the consistency between the 3D geological map and the observed potential field data. We may also use a bounded property optimisation procedure to derive an alternate combination of properties for the geological units (i.e., the combination that would best reproduce the supplied potential field observations). A review of the results obtained with these two simple procedures is used to identify any significant changes that are required for the 3D geological map or our estimates of the properties. Several iterations of geological mapping, forward modelling and property optimisation are generally required to derive a “reasonable” candidate 3D geological map for further consideration. At this point, a powerful geometry optimisation procedure can be used to fully invert the potential field data. The ambiguity that is inherent in this process is reduced by simultaneously inverting any number of gravity and magnetic data types and by doing so with strong geological constraints. The procedure utilises random elements and statistical decision rules to produce a large number of viable models, in contrast to the more common deterministic approach that results in a single “best” model. Statistical techniques are then used to analyse the acceptable models and identify important features of the 3D geological maps that are consistent with both geological and geophysical observations.
Robust 3D Geological Models: Hard Data is KeyFF Explore 3D
Understanding and incorporating 2D data, whether from surface field work or underground mine mapping, should always be the starting point of an integrated and coherent 3D geologic model, especially for areas with great geometric contrasts. Without this valuable data, 3D modelling is essentially performed with blinders on, and its absence results in a model that is too theory-driven, and lacks input from geologists and “real” field data.
Three-dimensional geologic models require complete, homogeneous and valid databases. The resulting 3D models are directly based on and rely on high-quality data. The data comprises both surface and underground observations. “Raw” or “hard” data should always be assigned more weight and act as rigid control points in 3D models. Hard data should always be distinguishable from interpreted data in 3D models. Investing the necessary time to learn how to homogenize and structure raw data in a rigorous way will be paid back during the 3D interpretation process.
Once 3D models are completed, they should be used as an exploration tool, populating their cells with user-chosen properties. Both quantitative and qualitative properties can be interpolated throughout the cells of the 3D model for further querying and questioning. Thus, the extra benefit of 3D map models is their use as dynamic interactive tools to help define new mineral exploration targets at depth.
A 3D map model is not a goal but a tool that should be dynamic, modified, questioned, shared and updated. Its future usefulness is determined by how well it can be utilized by a multi-disciplinary team of geologists, geophysicists, geochemists, engineers, metallurgists and environmental experts.
Indepth Exploration was founded on solid principles and the application of the latest state-of-the-art drilling and product technologies. This is a fundamental part of our business philosophy and daily operations.
Barang tambang adalah aset berharga bagi suatu negara, barang tambang ternyata memiliki banyak sekali proses pembentukannya, sekarang mari kita bahas segala hal tentang barang tambang.
1. Pre-Tugas Annisa Mulia Kama Sakti
Acara 6 15/378028/PA/16503
ESSAY PETROLEUM SYSTEM
Dari segi istilah, petroleum adalah sebuah bahan campuran senyawa yang terdiri atas
konsentrasi tinggi dari suatu zat karena termal dan hidrokarbon biologi sebagai gas hidrat,
reservoir yang ketat, fracture shale, dan coal, kondensat, minyak mentah, dan bitumen alami di
reservoir yang umumnya silica klastik dan batuan karbonat. Sistem adalah elemen yang saling
ketergantungan dan proses yang membentuk unit fungsional yang membuat akumulasi
hidrokarbon. Jadi secara sederhana, Petroleum System merupakan beberapa sistem yang
tersusun atas unsur dan proses yang berkesinambungan dalam pembentukan hidrokarbon
(minyak dan gas bumi).
Petroleum System adalah konsep yang menyatukan elemen berbeda dan proses geologi
minyak bumi. Aplikasi praktis dari sistem minyak bumi dapat digunakan dalam
eksplorasi,evaluasi sumber daya, dan penelitian. Sebuah sistem petroleum meliputi lapisan
batuan induk aktif, semua minyak dan akumulasi gas. Dalam Petroleum System terdapat
elemen-elemen penting yang harus ada, di mana apabila salah satu unsur atau proses ini tidak
terpenuhi, maka hidrokarbon tidak akan terbentuk.
Elemen-elemen dalam Petroleum System :
1. Source Rock
Source rock atau batuan induk merupakan unsur pertama dalam pembentukan
hidrokarbon. Source rock adalah batuan yang memiliki banyak kandungan dari material
organik sisa-sisa hewan dan tumbuhan. Source rock biasanya merupakan batuan berbutir
halus, sehingga mampu mengawetkan kandungan material organik yang ada didalamnya.
Material organik tersebut harus mengalami proses pematangan agar bisa menjadi
2. hidrokarbon dengan cara memperoleh tekanan dan suhu yang cukup. Source rock sendiri
terletak didasar-dasar basin (cekungan) tempat sisa-sisa material organik terendapkan.
Faktor Terbentuknya Source Rock
TOC (Total Organic Carbon) merupakan kuantitas dari karbon organic yang
terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin tinggi nilai OC maka akan semakin
baik source rock tersebut dan kemungkinan terbentuknya hidrokarbon akan
semakin tinggi.
Kerogen merupakan kualitas dari carbon organic yang terendapkan dalam batuan
tersebut. Keregon akan menentukan hidrokarbon yang akan di bentuk. Kerogen ada
beberapa tipe, di antaranya :
a. Kerogen tipe I
Terbentuk di perairan dangkal dan berasal dari algae. Tipe seperti ini dapat
mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan gas.
b. Kerogen tipe II
Terbentuk di marine sedimen dan berasal dari tumbuhan dan mikroorganisme
laut. Tipe seperti ini merupakan bahan utama minyak dan gas bumi.
c. Kerogen tipe III
Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe seperrti ini
umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.
d. Kerogen tipe IV
Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak mampu
menghasilkan minyak dan gas.
Maturity atau pematangan adalah proses perubahan zat-zat organic menjadi
hidrokarbon. Proses pematangan di akibatkan kenaikan suhu di dalam permukaan
bumi, di mana maturity dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Immature adalah sourcerock yang belum mengalami perubahan menjadi
hidrokarbon.
b. Mature adalah source rock yang sedang mengalami perubahan menjadi
hidrokarbon.
c. Overmature adalah source rock yang telah mengalami pematangan menjadi
hidrokarbon.
2. Reservoir Rock
Reservoir merupakan batuan yang memiliki tingkat porositas (kemampuan untuk
menyimpan fluida) dan tingkat permeabilitas (kemampuan untuk meloloskan fluida) yang
baik, sehingga hidrokarbon yang berasal dari batuan induk dapat disimpan, tersalurkan, dan
terakumulasi dengan baik didalam batuan ini. Reservoir ini terdiri atas batupasir, dolomite,
limestone (chalk), dan fracture dari ketiganya atau batupasir dan batuan karbonat. Untuk
porositas 15-30% (baik porositas primer maupun sekunder) serta permeabilitas minimum
sekitar 1 mD (mili Darcy) untuk gas dan 10 mD untuk minyak ringan (light oil).
3. 3. Seal Rock
Karena besarnya tekanan ribuan kaki di bawah permukaan bumi, minyak terdorong
untuk pindah ke daerah dengan tekanan lebih rendah. Jika hal tersebut dibiarkan, maka
minyak akan terus bergerak ke atas sampai di atas tanah. Meskipun rembesan ini
menandakan adanya minyak di bawah tanah, hal ini juga memberitahu kita bahwa banyak
minyak telah melarikan diri, dan mungkin berarti bahwa tidak banyak yang tersisa untuk
ditemukan. Tidak seperti batu reservoir, yang bertindak seperti spons, seal rock bertindak
seperti dinding dan langit-langit, yang menghalangi cairan untuk bergerak melaluinya. Seal
Rock yang paling umum adalah shale. Seal rock atau batuan tudung memiliki tingkat
porositas dan permeabilitas yang buruk (kedap air) sehingga hidrokarbon yang ada pada
batuan reservoir tidak akan keluar lagi, biasanya seal rock terletak di atas batuan reservoir.
4. Migrasi
Migrasi merupakan proses perpindahan hidrokarbon yang telah matang dari source rock
(batuan induk) ke batuan reservoar. Migrasi dibagi menjadi 2, yaitu Primary Migration dan
Secondary Migration.
a. Primary Migration, merupakan proses perpindahan atau bergeraknya hidrokarbon yang
telah matang dari batuan induk menuju ke batuan reservoar.
b. Secondary Migration merupakan pergerakan hirdokarbon didalam reservoar menuju
tempat akumulasinya hidrokarbon (pergerakan ke arah perangkap/trap).
5. Trap atau Jebakan
Trap atau jebakan merupakan bentukan geometri di bawah permukaan yang
memungkinkan berhentinya pergerakan hidrokarbon dibatuan reservoir, sehingga
hidrokarbon yang berada pada batuan reservoir dapat terakumulasi.Trap merupakan salah
satu unsur yang paling penting dalam mencari keterdapatan hidrokarbon di bawah
permukaan. Usaha dalam eksplorasi lebih ditujukan untuk mencari parangkap-perangkap
reservoir ini. Secara umum trap dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
4. a. Jebakan Struktural
Jebakan dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya
struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan
merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting.
b. Jebakan Stratigrafi
Jebakan yang dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral,
perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada
suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi.
c. Jebakan Kombinasi
Kombinasi antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini
merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak
bumi.
Referensi :
Scribd. (2016). Petroleum System.
https://www.scribd.com/doc/188270061/Petroleum-System. [Diakses 30 Oktober
2016].
Academia.edu. (2016). RESUME PETROLEUM SYSTEM DAN ROCK PROPERTIES
DISUSUN OLEH.
https://www.academia.edu/6429614/RESUME_PETROLEUM_SYSTEM_DAN_RO
CK_PROPERTIES_DISUSUN_OLEH_Nama. [Diakses 30 Oktober 2016].
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Seksi Mahasiswa Universitas Diponegoro.
(2016). Basic Petroleum System.
https://smiatmiundip.wordpress.com/2011/05/01/basic-petroleum-system/. [Diakses
30 Oktober 2016].