Implementasi teori manajemen pendapatan dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Manajemen pendapatan sangat penting, di mana Pendapatan adalah sebuah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas perusahaan yang normal pada suatu periode dimana arus masuk tersebut dapat mempengaruhi pada kenaikan ekuitas yang tidak berasal kontribusi penanam modal. Proses pendapatan dimulai ketika pasien pertama kali menghubungi penyedia layanan kesehatan dan selesai ketika faktur diselesaikan secara penuh dan dicatat pada Sistem Informasi Rumah Sakit ( SIMRS ).
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen pendapatan yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Implementasi teori manajemen liabilitas dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola kewajiban mereka dengan lebih efektif. Dengan mengukur, mengendalikan, dan melaporkan kewajiban dengan tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko kebangkrutan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansial, dan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan. Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen liabilitas yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Implementasi teori manajemen pendapatan dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Manajemen pendapatan sangat penting, di mana Pendapatan adalah sebuah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas perusahaan yang normal pada suatu periode dimana arus masuk tersebut dapat mempengaruhi pada kenaikan ekuitas yang tidak berasal kontribusi penanam modal. Proses pendapatan dimulai ketika pasien pertama kali menghubungi penyedia layanan kesehatan dan selesai ketika faktur diselesaikan secara penuh dan dicatat pada Sistem Informasi Rumah Sakit ( SIMRS ).
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen pendapatan yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Implementasi teori manajemen liabilitas dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola kewajiban mereka dengan lebih efektif. Dengan mengukur, mengendalikan, dan melaporkan kewajiban dengan tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko kebangkrutan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansial, dan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan. Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen liabilitas yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
4. Menurut Raja Adri Satriyawan Surya dalam buku Akuntansi Keuangan versi
IFRS, (2012:20) mendefinisikan Beban (expenses) merupakan penurunan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkeluarnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Definisi
beban mencakup baik beban yang timbul dalam pelaksanaa aktivitas perusahaan
yang biasa maupun kerugian (loss).
Menurut IAI : Beban atau expenses adalah suatu penurunan manfaat ekonomi
selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau dapat
berkurangnya aktiva atau terjadinya suatu kewajiban yang dapat
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada si
penanam modal.
kesimpulan bahwa beban adalah berhubungan dengan berkurangnya arus kas,
akan tetapi tidak bersangkutan dengan penanaman modal perusahaan. Beban
ialah pemakaian barang dan jasa yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
atau pendapatan. Beban yang digunakan adalah beban umum dan administrasi.
Biaya umum dan administrasi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya
dengan penyelenggaraan kegiatan pengarahan perusahaan secara keseluruhan
contoh dari beban umum dan administrasi adalah biaya telepon, listrik,
perlengkapan,alat tulis kantor dan sebagainya.
5. Karakteristik Beban
Pada jenis-jenis akuntansi terdapat pendekatan alokasi beban,
disebabkan oleh operasi utama, beban yang menyebabkan penurunan
ekuitas, disebabkan oleh aliran fisis atau moneter, dan disebabkan
oleh kerugian perusahaan adalah sebagai berikut :
Memakai pendekatan alokasi beban : Pendekatan ini dipakai guna
untuk menentukan beban ialah alokasi atau pencadangan periode
yang bersangkutan.
Disebabkan oleh operasi utama : Tidak semua pemakaian aset akan
menghasilkan beban, sehingga biaya konsumsi harus berhubungan
dengan kegiatan utama perusahaan. Kemudian biaya-biaya tersebut
pasti mengahasilkan beban perusahaan yang bisa mengakibatkan
kerugian jika tidak segera diselesaikan.
6. Disebabkan oleh kenaikan kewajiban : Diharuskan membuat penyesuaian
akhir tahun agar makna dari beban terlihat dengan jelas untuk mencukupi
pos-pos pengeluaran.
Disebabkan oleh aliran fisis atau moneter : Timbul terciptanya beban
adalah biaya yang muncul akibat produksi barang atau penyediaan jasa
sehingga menimbulkan biaya sebagai kejadian fisis. Aliran fisis atau
moneter terjadi akibat aset yang digantikan oleh barang atau jasa.
Disebabkan oleh kerugian perusahaan : Beban disebabkan oleh kerugian
perusahaan yang mencakup beberapa hal yaitu: ekuitas, adanya transaksi
peripheral atau incidental, distribusi kepada pemilik yang menyebabkan
sebagian dari harta perusahaan berkurang.
8. Pengakuan Beban
Berdasarkan KDPPL paragraph 94, beban diakui dalam laporan
laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depannya berkaitan
dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi
bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva
(misanya, akrual hak karyawan atau penyusunan aktiva tetap).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia [IAI] (2012), pengakuan beban
dinyatakan sebagai berikut :
o Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif jika penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset
atau peningkatan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal.
○ Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung
antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang
diperoleh (matching expense of costs with revenues).
9. o Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif atas dasar
prosedur alokasi yang rasional dan sistematis dalam periode
akuntansi yang menikmati manfaat.
o Beban segera diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau
pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau jika
manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi
memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aset.
o Beban juga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat
timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aset, seperti apabila
timbul liabilitas tanpa adanya pengakuan asset, seperti apabila
timbul liabilitas akibat garansi produk.
11. Pengukuran Beban
Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi,
dibutuhkan berbagai keputusan atau pertimbangan untuk
menentukan bagaimana beban tersebut akan dialokasikan pada
periode-periode selanjutnya yang menunjukan adanya
pendapatan.
Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar
akuntansi yang dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman.
Misalnya IAS 16/AASB 116 yang menyatakan bahwa nilai-nilai
asset yang dapat di depresiasi dapat diukur dengan beberapa
cara setelah pengakuannya (seperti model biaya perolehan
atau model penilaian) dan beberapa pilihan alternative untuk
depresiasi (seperti metode garis lurus, nilai menurun dan
jumlah unit).
12. 1. Biaya Historis
Sejalan dengan penilain aktiva dapat diukur atas dasar jumlah rupiah
yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu,
pengukuran biaya dapat didasarkan pada :
Biaya historis
merupakan jumlah
rupiah kas atau
setaranya yang
dikorbankan
untuk memperoleh
aktiva.
Biaya masukan menunjukan
jumlah rupiah harga
pertukaran yang harus
dikorbankan sekarang oleh
suatu entitas untuk
memperoleh aktiva yang
sejenis dalam kondisi yang
sama. Contohnya: penilaian
untuk persediaan.
Setara kas adalah
jumlah rupiah kas yang
dapat direalisir
dengan cara menjual
setiap jenis aktiva
dipasar bebas dalam
kondisi perusahaan
normal.
2. Biaya
Pengganti/biaya
masukan terkini
3. Setara Kas
13. Alokasi Beban
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan
mengalokasikan beban-beban tersebut ke periode-periode dimana beban
tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut dengan mathing concept.
Matching Concept adalah hal yang paling penting dalam
akuntansi biaya historis. Biaya yang sudah kadaluarsa akan menjadi
beban dan disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan biaya yang
belum kadaluarsa akan dicatac sebagai asset dan disajikan dalam
laporan posisi keuangan.
14. Untuk mengatasi masalah penentuan dan pengukuran biaya
menjadi beban, terdapat tiga metode dari matching concept biaya yang
sering digunakan yaitu :
● Hubungan Sebab dan Akibat : Penggunaan barang dan jasa oleh
perusahaan harus menghasilkan pendapatan pada periode tersebut.
● Alokasinya Sistematis dan Rasional : Tidak semua beban dapat
dialokasikan dengan menggunakan konsep sebab dan akibat. Sebagai
salah satu alternative, alokasi yang sistematis dan rasional
dapat digunakan.
● Pengakuan Sesegera Mungkin : Merupakan konsep yang mengakui dan
mengukur biaya yang dikeluarkan sesegera mungkin sebagai beban
karena tidak adanya manfaat ekonomi yang dapat diukur secara
reliable. Contohnya, biaya iklan (advertising expenses).
16. Penandingan
Tugas untuk pembuat standar adalah membuat aturan agar
laporan keuangan dan laporan laba rugi menyajikan informasi yang
relevab dan representative. Dalam hal ini, konsep penandingan tidak
dapat digunakan untuk mengakui item-item pada laporan posisi
keuangan yang tidak memenuhi kriteria asset dan kewajiban. Misalnya,
hal tersebut terjadi pada goodwill, tenaga kerja dan kekayaan
intelektual
Konservatisme
Pada konsep konservatisme, terjadi asimetri informasi
mengenai pengakuan beban dan laba. Konsep ini mengharuskan untuk
mengakui adanya beban sesegera mungkin apabila ada kemungkinan beban
tersebut akan terjadi. Namun pada prinsip ini pengakuan laba tidak
akan dicatat hingga laba atau pendapatan tersebut benar-benar
terjadi. konsep tersebut didasarkan oleh asumsi skeptis akuntan atau
kehati-hatian.
17. Masalah Untuk Auditor
Pengakuan dan pengukuran beban harus sesuai dengan
definisi dan kriteria beban itu sendiri. Auditor harus
memahami secara mendalam mengenai definisi dan kriteria
beban karena hal tersebut merupakan pedoman untuk
menentukan apakah perusahaan yang diaudit telah mencatat
transaksi sesuai standar yang telah ditentukan atau tidak.