Implementasi teori manajemen liabilitas dalam pelaporan akuntansi memungkinkan RS Pusdikkes Puskesad untuk mengelola kewajiban secara lebih efektif dengan mengukur, mengendalikan, dan melaporkan kewajiban dengan tepat. Namun, RS Pusdikkes Puskesad menghadapi hambatan seperti transaksi yang kompleks dan keterbatasan sumber daya dalam penerapannya.
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NormaSelestia
Abstrak
Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad sebagai entitas pelayanan kesehatan yang dibawah naungan TNI Angkatan Darat, memiliki tanggung jawab untuk menyajikan informasi keuangan secara transparan dan akurat. Untuk memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad mengadopsi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).
Pentingnya Pengungkapan dan Pelaporan Berkelanjutan Rumah sakit memiliki peran krusial dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengungkapan dan pelaporan berkelanjutan memungkinkan RS Pusdikes Puskesad untuk menggambarkan dampak positifnya terhadap kesehatan masyarakat, upaya pencegahan penyakit, dan inisiatif keberlanjutan kesehatan Dalam konteks ini, pengungkapan dan pelaporan keberlanjutan dalam laporan akuntansi tidak hanya menjadi tanggung jawab etika, tetapi juga merupakan kebutuhan strategis untuk mengelola risiko, membangun kepercayaan pemangku kepentingan, dan mencapai keberlanjutan jangka panjang.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan Pengungkapan dan Pelaporan Berkelanjutan yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NormaSelestia
Abstrak
Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad sebagai entitas pelayanan kesehatan yang dibawah naungan TNI Angkatan Darat, memiliki tanggung jawab untuk menyajikan informasi keuangan secara transparan dan akurat. Untuk memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad mengadopsi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).
Pentingnya Pengungkapan dan Pelaporan Berkelanjutan Rumah sakit memiliki peran krusial dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengungkapan dan pelaporan berkelanjutan memungkinkan RS Pusdikes Puskesad untuk menggambarkan dampak positifnya terhadap kesehatan masyarakat, upaya pencegahan penyakit, dan inisiatif keberlanjutan kesehatan Dalam konteks ini, pengungkapan dan pelaporan keberlanjutan dalam laporan akuntansi tidak hanya menjadi tanggung jawab etika, tetapi juga merupakan kebutuhan strategis untuk mengelola risiko, membangun kepercayaan pemangku kepentingan, dan mencapai keberlanjutan jangka panjang.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan Pengungkapan dan Pelaporan Berkelanjutan yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Inflasi, pos moneter dan non-moneter, akuntansi untuk inflasi, dan perubahan kurs adalah elemen-elemen yang signifikan dalam lingkungan ekonomi dan bisnis yang dapat memberikan dampak pada pelaporan akuntansi suatu entitas. Dalam pembahasan ini, pendahuluan singkat tentang masing-masing konsep ini memberikan landasan untuk memahami kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh praktisi akuntansi.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan Inflasi, Pos Moneter dan Non Moneter, Akuntansi untuk Inflasi, Perubahan Kurs yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad dengan ke empat teori tersebut.
Implementasi teori agensi, efisiensi pasar, teori sinyal, dan teori kontrak memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks pelaporan akuntansi dan membentuk dasar-dasar teoritis dalam memahami dinamika hubungan antara perusahaan, manajemen, dan pemangku kepentingan eksternal. Teori agensi, efisiensi pasar, teori sinyal, dan teori kontrak memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks pelaporan akuntansi terutama pada RS Pusdikkes Puskesad dan membentuk dasar pemahaman dan praktek di bidang pelaporan akuntansi, serta menjelaskan motivasi di balik tindakan dan keputusan manajemen, serta dampaknya terhadap nilai perusahaan dan hubungan dengan pemangku kepentingan
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori agensi, efisiensi pasar, teori sinyal, dan teori kontrak yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad dengan ke empat teori tersebut.
Implementasi teori manajemen laba dan laba per saham dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Manajemen laba dan laba per saham sangat penting dalam keberlangsungan hidup suatu usaha dengan menilai berbagai aspek biaya yang dapat diatur sedemikian rupa. Manajemen laba dan laba per saham pada rumah sakit melibatkan strategi keuangan yang cermat untuk mengoptimalkan keseimbangan antara pelayanan kesehatan berkualitas dan keberlanjutan finansial.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen laba dan laba per saham yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Implementasi teori manajemen pendapatan dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Manajemen pendapatan sangat penting, di mana Pendapatan adalah sebuah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas perusahaan yang normal pada suatu periode dimana arus masuk tersebut dapat mempengaruhi pada kenaikan ekuitas yang tidak berasal kontribusi penanam modal. Proses pendapatan dimulai ketika pasien pertama kali menghubungi penyedia layanan kesehatan dan selesai ketika faktur diselesaikan secara penuh dan dicatat pada Sistem Informasi Rumah Sakit ( SIMRS ).
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen pendapatan yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Implementasi teori manajemen biaya dalam konteks perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Manajemen biaya sangat penting dalam keberlangsungan hidup suatu usaha dengan menilai berbagai aspek biaya yang dapat diatur sedemikian rupa. Manajemen biaya diantaranya berfokus pada biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang melekat pada produk,dapat diperhitungkan sebelumnya, dan secara kuantitatif dapat dihitung dengan satuan moneter misanya rupiah. Untuk menghitung biaya produksi hendaknya diketahui dengan baik biaya dan jenis-jenisnya.
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen biaya yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Implementasi teori manajemen modal ekuitas melibatkan pengelolaan proses pembentukan, pemeliharaan, dan penggunaan yang efektif, misal pengelolaan aset yang sudah terbentuk. Tujuan utama dari manajemen modal ekuitas adalah Penentuan ukuran modal ekuitas yang sesuai; Meningkatkan jika diperlukan, dalam jumlah modal ekuitas melalui laba ditahan atau penerbitan saham tambahan; Penetapan struktur rasional saham baru yang diterbitkan; Pengertian dan pelaksanaan kebijakan dividen. Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen ekuitas yang digunakan serta hambatan dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Teori akuntansi pada dasarnya digunakan sebagai kajian untuk memahami pelaporan keuangan dan bagaimana perusahaan atau lembaga menyampaikan laporan tersebut menggunakan cara dan strategi yang tepat. Laporan keuangan rumah sakit beserta teknik penyusunannya merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui guna meningkatkan kualitas penggunaan anggaran dan mengkhasilkan laporan yang berkualitas sesuai dengan prosedur.
Rumah sakit adalah salah satu tempat penyelenggaraan kegiatan yang dimanfaatkan untuk memberikan jasa pelayanan medis yang dibutuhkan. Rumah sakit merupakan suatu perusahaan jasa yang dapat dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dengan demikian artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran teori akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan yang di kelola Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi akuntansi pada RS Pusdikkes Puskesad dapat dilihat dari pelaksanaan yang didukung oleh peraturan (Permendagri Nomor 61 Tahun 2007), adanya kebijakan akuntansi dan prosedur yang menjelaskan pelaksanaan laporan keuangan berdasarkan pada dua standar yaitu SAK dan SAP. Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa faktor kendala yang menghambat implementasi akuntansi pada RS Pusdikkes Puskesad antara lain berupa Sumber Daya Manusia yang belum memadai, pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi (Apikasi) yang belum optimal dan penyusunan laporan keuangan yang sering terlambat. Solusi yang disampaikan oleh informan untuk perbaikan Akuntansi pada RS Pusdikkes Puskesad adalah penyediaan sumber daya dan kelengkapan pendukung yang memadai, revaluasi sistem akuntansi dan adanya peran serta Pemerintah.
Manejemen aset adalah kegiatan pengelolaan suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat yang dapat digunakan untuk mengdukung jalanya suatu organisasi atau institusi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad dalam Pengelolaan Asetnya belum optimal. Beberapa alat seperti alat-alat penunjang diagnostic tidak berfungsi maksimal karena kurangnya pemeliharaan, dan masih rendahnya beberapa SDM dalam pengelolaan aset. Aset-aset yang dimiliki pada kenyataannya membuat biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup besar, sementara kondisinya yang “idle” (tidak digunakan) menyebabkan in-efisiensi bagi pengelola. Sehingga diperlukan Aplikasi untuk membantu dalam mengelola asset Rumah Sakit.
Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan dasar yang saling terkait yang dapat menghasilkan standar yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan batasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Berdasrkan hasil penelitian Kerangka Kerja yang digunakan pada RS Pusdikkes Puskesad meliput 6 aspek diantaranya: Aspek hukum, Aspek lingkungan, Aspek pasar dan pemasaran, Aspek Teknik dan Teknologi, Aspek keuangan, serta Aspek Manajemen dan SDM. Sedangkan untuk Pelaporan Akuntansi RS Pusdikkes Puskesad meliputi: Pengakuan, Pengkuran, Penyajian, dan Pengungkapan. Dari hasil penelitian tersebut menyimpulkan Kerangka kerja konseptual sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena memungkinkan Laporan keuangan menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari akuntansi yang logis.
Sejarah dan perkembangan akuntansi merupakan hal yang sangat penting untuk memahami dan mengapresiasi praktek sekarang, masa depan, dan struktur institusional bidang sains akuntansi. Tujuan dari artikel ini adalah sistem penerapan akuntansi yang digunakan pada Rumah Sakit, terutama RS Pusdikkes Puskesad. RS Pusdikkes Puskesad merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum, TNI-Polri, dan PNS. Permasalahan yang timbul pada Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad adalah sulitnya meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan sumber daya dan kurangnya pemahaman tentang aplikasi SIM RS dalam pelaksanaannya.
Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara optimal.
Kata Kunci: Sejarah Akuntansi, Sistem Akuntansi, RS Pusdikkes Puskesad
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
1. TEORI AKUNTANSI
IMPLEMENTASI TEORI MANAJEMEN LIABILITAS DALAM
PELAPORAN AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad)
Disusun Oleh:
Norma Selestia - 43222120010
Nama Dosen:
Bpk. Yananto Mihadi Putra, SE. M.Si
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA, 2023
2. ABSTRAK
Implementasi teori manajemen liabilitas dalam konteks perusahaan memungkinkan
perusahaan untuk mengelola kewajiban mereka dengan lebih efektif. Dengan mengukur,
mengendalikan, dan melaporkan kewajiban dengan tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko
kebangkrutan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansial, dan meningkatkan
kepercayaan pemangku kepentingan. Dalam artikel ini akan membahas bagaimana RS Pusdikkes
Puskesad dalam mengimplementasikan teori manajemen liabilitas yang digunakan serta hambatan
dan tantangan apa saja yang terjadi pada RS Pusdikkes Puskesad.
Kata Kunci: Manajemen Liabilitas, Teori Akuntansi
PENDAHULUAN
Liabilitas mencakup semua kewajiban finansial yang harus dipenuhi oleh sebuah
perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Implementasi teori manajemen liabilitas dalam pelaporan
akuntansi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan,
mengukur risiko finansial, serta memberikan gambaran yang akurat tentang kesehatan finansial
perusahaan kepada para pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, investor, dan pihak
berkepentingan lainnya, termasuk RS Pusdikkes Puskesad
RS Pusdikkes Puskesad adalah Rumah sakit yang yang menyediakan pelayanan pasien
rawat jalan dan rawat inap. Seiring dengan pertumbuhan bisnis yang pesat, Rumah Sakit ini
memiliki kewajiban finansial yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, penting
untuk memahami bagaimana RS Pusdikkes Puskesad mengimplementasikan teori manajemen
liabilitas dalam pelaporan akuntansi mereka.
Implementasi teori manajemen liabilitas dalam konteks perusahaan memungkinkan
perusahaan untuk mengelola kewajiban mereka dengan lebih efektif. Dengan mengukur,
mengendalikan, dan melaporkan kewajiban dengan tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko
kebangkrutan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansial, dan meningkatkan
kepercayaan pemangku kepentingan. Seiring dengan itu, pelaporan akuntansi yang akurat dan
transparan akan memberikan gambaran yang jelas tentang kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban finansialnya, yang merupakan informasi penting bagi investor dan
pemegang saham.
3. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat artikel tentang “Implementasi
Manajamen Aset Dalam Pelaporan Akuntansi pada Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad”.
LITERATUR TEORI
A. Pengertian Manajemen Libilitas/Kewajiban
FASB mendefinisikan kewajiban dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC
No.6, prg.35) Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup
pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer asset atau
menyediakan/ menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu.
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisikan kewajiban adalah kewajiban masa kini
perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan
mengakibatkan keluarnya sumber daya perusahaan yang mempunyai manfaat ekonomi.
Dalam Statement of Accounting Concepts No.4 Australian Accounting Standards Board
(AASB) mendefinisikan kewajiban sebagai berikut (prg.12) Pengorbanan masa depan atas
potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan yang saat ini wajib diberikan suatu entitas
kepada entitas lain sebagai akibat dari transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.
Definisi-definisi kewajiban di atas sangat menekankan konsep kesatuan usaha dengan
dinyatakannya secara eksplisit ungkapan kesatuan usaha (entitas/entity atau
perusahaan/enterprise) di dalamnya untuk menunjukkan pihak yang mempunyai keharusan
untuk melakukan pengorbanan ekonomik. Selain definisi APB, definisi kewajiban selalu
memuat pula ungkapan manfaat ekonomik, sumber ekonomik, atau potensi jasa. Ini berarti
bahwa pengertian kewajiban tidak dapat dipisahkan dengan pengertian aset. Aset dapat
menimbulkan kewajiban dan sebaliknya timbulnya kewajiban dapat dibarengi dengan
pengakuan aset.
B. Pengakuan Liabilitas
Kaidah pengakuan merupakan prosedur aplikasi untuk menandai adanya elemen dan saat
dipenuhinya kriteria pengakuan umum. Dalam hal kewajiban, kaidah pengakuan berkaitan
dengan saat atau apa yang menandai bahwa kewajiban telah mengikat sehingga suatu
kewajiban dapat diakui (dibukukan). Kam mengajukan empat kaidah pengakuan untuk
menandai pengakuan kewajiban yaitu (hlm. 119-120):
4. 1. Ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Faktur
pembelian dan tanda penerimaan barang merupakan dasar hukum yang cukup meyakinkan
untuk mengakui kewajiban. Telah disebutkan bahwa ketersediaan dasar hukum yang
menimbulkan daya paksa hanya merupakan karakteristik pendukung definisi kewajiban.
Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti
substantif adanya keharusan konstruktif atau demi keadilan.
2. Keterterapan konsep dasar konservatisma
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Keadaan-keadaan tertentu
yang menjadikan konsep konservatisma terterapkan dapat memicu pengakuan kewajiban.
Implikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak
demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak.
Gugatan perdata terhadap suatu perusahaan yang boleh jadi menimbulkan rugi baginya
dapat memicu pencatatan kewajiban (sebagai pasangan rugi yang diantisipasi) atas dasar
penerapan konsep konservatisma. Untuk dealer sepeda motor, utang jaminan suku cadang
(sebagai pengimbang biaya pemakaian suku cadang) dapat diakui atas dasar konsep dasar
konservatisma meskipun penggantian suku cadang belum terjadi.
3. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh kewajiban yang timbul ketika
transaksi terjadi meskipun secara yuridis/kontraktual kewajiban baru akan mengikat
secara berkala pada saat keharusan sekarang timbul. Kaidah ini berkaitan dengan masalah
relevansi informasi. Utang sewaguna dapat diakui pada saat transaksi, meskipun tidak ada
transfer hak milik dalam transaksi sewaguna tersebut. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau
bahkan harus diakui kalau secara substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah
pembelian angsuran (yaitu memenuhi salah satu kriteria kapitalisasi).
4. Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan informasi.
Definisi kewajiban mengandung kata cukup pasti (probable) yang mengacu tidak hanya
pada terjadinya pengorbanan sumber ekonomik masa datang tetapi juga pada jumlah
5. rupiahnya. Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai jumlah rupiah dapat memicu
diakuinya suatu kewajiban. Kalau pengukuran suatu pos kewajiban bersifat sangat
subjektif dan arbitrer, pada umumnya pos tersebut tidak diakui. Hendriksen dan van Breda
(1991, hlm. 675-676) menunjukkan saat-saat untuk mengakui kewajiban yaitu:
- Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat.
Dalam hal kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu pihak
memanfaatkan/menguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi kewajibannya (to
perform).
- Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa yang menjadi biaya belum
dicatat sebagai aset sebelumnya.
- Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk menggunakan
barang dan jasa diperoleh.
- Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian. Pengakuan
ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akruan (accrued liabilities).
C. Pengukuran Kewajiban
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti. Penentuan biaya
kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset. Terjadinya kewajiban pada
umumnya disertai dengan pemerolehan aset atau timbulnya biaya. Pemerolehan aset dapat
berupa penguasaan barang dagangan atau aset nonmoneter lainnya yang terjadi dari transaksi
pembelian. Pemerolehan aset dapat juga berupa kas yang terjadi dari transaksi peminjaman
(penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka untuk barang atau jasa. Oleh karena itu,
pengukur yang paling objektif untuk menentukan biaya kewajiban pada saat terjadinya adalah
penghargaan sepakatan (measured considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut dan
bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Jadi, konsep dasar penghargaan
berlaku baik untuk aset maupun untuk kewajiban. Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban
jangka panjang.
Untuk kewajiban jangka pendek, biaya penundaan dianggap tidak cukup material sehingga
jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonomik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk kewajiban jangka pendek, biaya
6. pendanaan (financing cost) atau biaya penundaan (bunga sebagai nilai waktu uang) dianggap
tidak material.
Komponen Pengukuran Kewajiban:
- Kewajiban dalam pembelian kredit, Dasar pengukuran aset yang paling objektif adalah
biaya tunai (cash cost) atau biaya tunai implisit (implied cash cost). Karena kewajiban
merupakan bayangan cermin aset, pengukurannya juga mengikuti pengukuran aset.
- Diskon dan premium utang obligasi, Nilai nominal atau jatuh tempo utang obligasi sering
dianggap sebagai jumlah rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi
penerbit maupun kreditor.
- Makna harga efektif obligasi
- Diskon obligasi
- Premium obligasi
- Kewajiban moneter dan nonmoneter
D. Penyajian Kewajiban
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya sejalan
dengan penyajian asset. PSAK No.1 (pasal 39) menggariskan bahwa asset lancar disajikan
menurut urutan likuiditas sedagkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti
kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini
dimaksud untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. Dari segi
urutan perlindungan dan jaminan (sequence of protection), utang yang dijamin pada umumnya
disajikan lebih dahulu untuk menunjukkan bahwa dalam hal terjadi likuiditas utang ini harus
dibayar lebih dahulu. Juga, dari sudut urutan perlindungan, kewajiban disajikan lebih dahulu
daripada ekuitas.
PSAK No.1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai
kewajiban jangka pendek harus diklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek bila :
- Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan.
- Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
7. PEMBAHASAN
A. Penerapan Teori Manajemen Liabilitas Pada RS Pusdikkes Puskesad
Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang berada di
bawah naungan TNI Angkatan Darat. RS merupakan pusat layanan kesehatan bagi masyarakat.
Untuk memberikan layanan operasional yang maksimal, dibtuhkan untuk membuat laporan
liabilitas atau lebih awam disebut hutang sendiri adalah segala bentuk kewajiban yang
belum dilunaskan dan masih wajib dilunaskan oleh pihak panti.
Laporan Liabilitas yang dibuat oleh Rumah Sakit ini terbagi menjadi dua, yaitu yang
bersifat panjang dan pendek, yang ditentukan berdasarkan umur piutang, apakah dia
setahun/satsu periode atau lebih. Bila nantinya terdapat kewajiban yang belum dibayarkan
kepada pihak lain, baik itu dikarenakan kurangnya uang untuk menjalankan aktivitas
panti, maka wajib untuk dicatat di akun hutang.
B. Hambatan dalam Mengelola Liabilitas Pada RS Pusdikkes Puskesad
Hambatan dan Tantangan untuk Penerapan Teori Manajemen Liabilitas (Kewajiban) dalam
Pelaporan Akuntansi pada Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad adalah sebagai berikut:
1) Kompleksitas Transaksi
RS Pusdikkes Puskesad menghadapi hambatan dalam mengakui dan mengukur liabilitas
yang terkait dengan transaksi yang kompleks. Transaksi yang melibatkan banyak
pihak dan aspek dapat menyulitkan perusahaan dalam menentukan kewajiban yang harus
diakui dan diukur.
2) Keterbatasan Sumber Daya
Penerapan teori manajemen liabilitas dalam pelaporan akuntansi memerlukan sumber
daya yang memadai, seperti tenaga ahli dan sistem informasi akuntansi yang baik. PT.
Dunia Pancing Indonesia mungkin menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan
sumber daya yang diperlukan untuk menerapkan teori ini.
3) Perubahan Regulasi
Perubahan regulasi dalam akuntansi dapat mempengaruhi pengakuan, pengukuran, dan
penyajian liabilitas. RS Pusdikkes Puskesad harus memperhatikan perubahan regulasi
dan memastikan bahwa pelaporan akuntansi perusahaan selalu sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku.
8. 4) Keterbatasan Data
Penerapan teori manajemen liabilitas memerlukan data yang akurat dan lengkap. RS
Pusdikkes Puskesad Dunia menghadapi tantangan dalam memperoleh data yang
diperlukan untuk mengakui dan mengukur liabilitas dengan benar.
5) Pengaruh Eksternal
RS Pusdikkes Puskesad menghadapi pengaruh eksternal yang dapat mempengaruhi
pengakuan, pengukuran, dan penyajian liabilitas. Pengaruh eksternal seperti perubahan
kondisi pasar atau perubahan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi nilai liabilitas
dan mempersulit penerapan teori manajemen liabilitas dalam pelaporan akuntansi.
KESIMPULAN
Pelaporan akuntansi yang akurat dan transparan akan memberikan gambaran yang jelas
tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya, yang merupakan
informasi penting bagi investor dan pemegang saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan Rumah Sakit Pusdikkes Puskesad
dalam Pengelolaan Liabilitasnya sudah baik, dimana Laporan Liabilitas yang dibuat oleh Rumah
Sakit ini terbagi menjadi dua, yaitu yang bersifat panjang dan pendek, yang ditentukan
berdasarkan umur piutang, apakah dia setahun/satsu periode atau lebih. Bila nantinya terdapat
kewajiban yang belum dibayarkan kepada pihak lain, baik itu dikarenakan kurangnya uang
untuk menjalankan aktivitas panti, maka wajib untuk dicatat di akun hutang.
9. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y. M., (2022). Kerangka Konsep Informasi Akuntansi. Modul Kuliah Teori Akuntansi.
Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
Harahap, Sofyan Syahri. 2012. Teori Akuntansi – Edisi Revisi 2011. Cetakan Ke duabelas.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Siregar, D.Doli (2018). “Manajemen Liabilitas”, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Halim, Abdul. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-jenis-liability-adalah/