Pertanian organik menggunakan bahan alami dan menghindari bahan kimia sintetis untuk menjaga kesehatan tanah, tanaman, dan lingkungan. Pertanian konvensional menggunakan pestisida dan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah, air, dan udara serta membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Pertanian organik dianggap lebih ramah lingkungan karena menjaga keseimbangan ekosistem.
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
Power poin ini saya buat untuk memenuhi tugas Komunikasi Penyuluhan yang di ampu oleh Bapak NASEH . Saya SYANTYA dari Kelas Pertanian 3C Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
Power poin ini saya buat untuk memenuhi tugas Komunikasi Penyuluhan yang di ampu oleh Bapak NASEH . Saya SYANTYA dari Kelas Pertanian 3C Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture). Paradigma pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral dari
pembangunan ekonomi suatu bangsa atau masyarakat bangsa-bangsa dunia.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture). Paradigma pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral dari
pembangunan ekonomi suatu bangsa atau masyarakat bangsa-bangsa dunia.
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanianaditya rakhmawan
Materi ini merupakan salah satu materi yang diangkat dalam perkuliahan kimia sekitar kita di jurusan pendidikan IPA, UNTIRTA, Serang, Banten. Materi ini terkait dengan kimia, pertanian dan berbagai potensi sumber daya alam Indonesia
UKL & UPL adalah dokumen yang harus dipersiapkan bagi pelaksanaan proyek berskala kecil. Dalam penyusunan dokumen UKL UPL diperlukan data-data rona lingkungan awal dan rencana proyek sebagai dasar analisa dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Rizki Darmawan
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Ijin Lingkungan : mengenai Percepatan Izin Lingkungan dalam mendukung Pelaksanaan Proyek Startegis Nasional dan Perlindungan LIngkungan Oleh Ir. Ary Sudijanto, MSE (Direktur PDLUK)
How to Become a Thought Leader in Your NicheLeslie Samuel
Are bloggers thought leaders? Here are some tips on how you can become one. Provide great value, put awesome content out there on a regular basis, and help others.
Konsep pertanian terpadu yang melibatkan tanaman dan ternak sebenarnya sudah diterapkan oleh petani di Indonesia sejak mereka mengenal pertanian, namun penerapannya masih secara tradisional, tanpa memperhitungkan untung-rugi, baik secara finansial maupun dalam konteks pelestarian lingkungan hidup. Penelitian sistem tanaman-ternak secara sistematis telah dilakukan sejak awal 1980-an. Penelitian ini mempertimbangkan aspek-aspek keberlanjutan (sustainable) yang ramah lingkungan (environmentally tolerable), secara sosial diterima masyarakat (socially acceptable), secara ekonomi layak (economically feasible) dan diterima secara politis (politically desirable). Pada akhir dekade 1990-an, sistem tanaman-ternak menginjak tahapan yang penting dengan diintensifkannya integrasi sapi dengan padi. Dalam hal ini dioptimalkan pemanfaatan pupuk organik yang berasal dari sapi. Nilai tambah pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi bisa mencapai 40%. Pada sapi perah teknologi ini dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 11.000/ekor/hari, di mana seekor sapi yang produksi susunya 8 − 10 liter/hari hanya memerlukan biaya pakan senilai penjualan 3 − 4 liter susu. Dalam hal ini pendekatan yang dilakukan adalah penggunaan input dari luar yang rendah yang dikenal sebagai LEISA (low external input sustainable agriculture). Dengan pendekatan LEISA sistem usahatani tanaman-ternak secara empiris telah membuktikan kemampuannya menciptakan lapangan kerja yang bersumber pada usaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal secara lebih efisien. Dalam hal peningkatan efisiensi, pemanfaatan sumberdaya lokal seperti bahan pakan lokal dan bibit ternak lokal perlu dioptimalkan. Untuk mengembangkan teknologi yang mendukung konsep sistem usahatani tanaman-ternak pemerintah dapat membantu dalam hal penyuluhan agar petani menggunakan pupuk organik, khususnya pupuk kandang. Persawahan di jalur pantura Jawa Barat merupakan potensi yang sangat besar dalam menghasilkan jerami sebagai sumber pakan. Dengan demikian peternakan sapi, baik penggemukan maupun pembibitan, dapat berkembang di wilayah ini sehingga pupuk kandang pun akan tersedia cukup banyak untuk memupuk lahan sawah di jalur pantura ini. Apabila pengembangan sistem integrasi ternak dengan padi dan tanaman pangan lain dapat berhasil dengan baik, tidak mustahil akan terjadi peningkatan produksi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan petani.
SEDEKAH SAYUR PETANI KANREAPIA GOWA KEPADA 100 PANTI ASUHAN DI SULSELJamaluddin Dg Abu
Sedekah Sayur Petani dan Brimob Kepada 100 Panti Asuhan di Sulsel. berikut nama dan foto panti asuhan tersebut.
ikuti kegiatan kami di instagram @petaniberbagi
#sedekahsayurke100pantiasuhan
Buku Ini Bercerita Tentang Perjuangan Anak Petani Meraih Gelar Sarjana dan Buku ini bercerita bahwa berasal dari Lingkungan manapun dan di lahirkan di Keluarga Manapun, kita punya kesempatan yang sama untuk bisa meraih Gelar Sarjana
2011 Bernama Rumah Baca dikukuhkan Oleh Bapak Camat Tombolo Pao, dan di Hadiri Oleh Kepala Desa Kanreapia, Ketua KNPI Tombolo Pao, Para Kepala Dusun Se Desa Kanreapia, Imam dusun, Ketua BPD, tokoh Masyarakat, tokoh Agama dan Para Pemuda Se Desa Kanreapia
File Bumdes Kalpataru dan Perjalanan Bumdes Kalpataru di Rangkum dalam satu File untuk mempermudah menemukan File dan Menyimpang File - file administrasi Bumdes Kalpataru
Virus Membaca Melalui Koran, sebab Koran penuh dengan Berita, sehingga masyarakat penasaran dengan berita tersebut akhirnya tumbuh keinginan untuk membaca
2. Pertanian Organik
Pertanian organik (Organic Farming) adalah suatu
sistem pertanian yang mendorong tanaman dan
tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan
tanaman yang disyaratkan dengan
pemanfaatan bahan-bahan organik atau alamiah
sebagai input.
Pertanian Organik adalah sistem produksi pertanian
yang mengandalkan bahan-bahan alami dan
menghindari atau membatasi penggunaan bahan
kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida,
herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan).
Dengan tujuan untuk menyediakan produk – produk
pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi
kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga
3. Prinsip – prinsip pertanian Organik
Prinsip kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan
meningkatkan kesehatan tanah, tanaman,
hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan
dan tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan
bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak
dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem;
tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman
sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan
dan manusia.
4. Prinsip ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem
dan siklus ekologi kehidupan.
Prinsip ini menyatakan bahwa produksi
didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis.
Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui
ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus;
sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah
yang subur, hewan membutuhkan ekosistem
peternakan
5. Prinsip keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan
yang mampu menjamin keadilan terkait dengan
lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling
menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia
secara bersama, baik antar manusia dan dalam
hubungannya dengan makhluk hidup yang lain.
6. Prinsip perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati –
hati dan bertanggung jawab untuk melindungi
kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang
dan mendatang serta lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang
hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan
kondisi yang bersifat internal maupun eksternal.
Para pelaku pertanian organik didorong
meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi
tidak boleh membahayakan kesehatan dan
kesejahteraannya.
7. Pengaruh Pertanian Organik
Pertanian Organik, sangat berpengaruh terhadap siklus biologi dengan
melibatkan mikro organisme, flora, fauna, tanah, mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan segala bentuk polusi
dan mempertimbangkan dampak social ekologi yang lebih luas (pierrot
1991)
Menjaga Kerusakan Ekosistem
Ekosistem merupakan sebuah system ekologi yang terbentuk karena
adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Ekosistem dibentuk dalam dua jenis komponen, yaitu komponen abiotik
dan komponen biotik.
8. Komponen abiotik meliputi komponen yang tidak
hidup seperti air, tanah, udara, cahaya matahari
dan lain sebagainya, sedangkan komponen biotik
merupakan makhluk hidup. Masing-masing
komponen memiliki tugas dan pengaruhnya
dalam membentuk suatu ekosistem yang baik
dan seimbang. Tapi dalam situasi tertentu yang
tidak disertai dengan keseimbangan setiap
komponen di dalamnya, kerusakan ekosistem
dapat terjadi kapan saja, baik dalam ekosistem
hutan, ekosistem sungai dan ekosistem lainnya.
9. Menurut World Health Organization (WHO),
Paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat
keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000
orang per tahun mengalami dampak yang sangat
fatal,
Kanker
Liver
Kemandulan
Cacat Tubuh
10. Dampak pertanian
Lebih dari 98% insektisida dan 95% herbisida menjangkau
tempat selain yang seharusnya menjadi target, termasuk spesies
non-target, perairan, udara, makanan, dan hewan.
Lingkungan
• Manusia
• Hewan
11. Sejarah Kematian akibat Pestisida
Kepedulian terhadap ekotoksikologi mulai
muncul ketika terjadi kasus keracunan akut di
akhir abad ke 19 melalui tulisan Raches Carson,
Silen Spring yang menggambarkan dampak pada
lingkungan yang tidak menyenangkan akibat
bahan kimia. Tidak lama setelah itu, DDT
digunakan untuk melawan malaria di negara
miskin dan berkembang namun menyebabkan
dampak terhadap satwa burung di tingkat
populasi. Studi lalu dilakukan di negara maju
untuk memahami dampak mematikan dari
pestisida terutama pada burung dan ikan.
12. Penyebaran Pestisida :
1. Persebaran di udara
Pestisida berkontribusi pada polusi udara ketika
disemprotkan melalui alat semprot. Pestisida
dapat tersuspensi di udara sebagai partikulat
yang terbawa oleh angin ke area selain target
dan mengkontaminasinya. Pestisida yang
diaplikasikan ke tanaman dapat menguap dan
ditiup oleh angin sehingga membahayakan
ekosistem di luar kawasan pertanian. Pestisida
yang menguap ini dapat terhirup oleh manusia
dan hewan di sekitar.
13. Persebaran di perairan
di Amerika Serikat, pestisida diketahui telah
mencemari setiap aliran sungai dan 90% sumur yang
diuji oleh USGS. juga telah ditemukan di air hujan dan
air tanah. Pemerintah Inggris juga telah mempelajari
bahwa konsentrasi pestisida di berbagai sungai dan
air tanah melebihi ambang batas keamanan untuk
dijadikan air minum.
14. Persebaran di tanah
Berbagai senyawa kimia yang digunakan sebagai
pestisida merupakan bahan pencemar tanah
yang persisten, yang dapat bertahan selama
beberapa dekade. Penggunaan pestisida
mengurangi keragaman hayati secara umum di
tanah. Tanah yang tidak disemprot pestisida
diketahui memiliki kualitas yang lebih baik, dan
mengandung kadar organik yang lebih tinggi
sehingga meningkatkan kemampuan tanah
dalam menahan air.
15. Dampak – dampak pertanian Anorganik
Manusia
Menurut data WHO, 1990, dampak dan resiko
penggunaan pestisida kimia selama ini 25 juta
kasus dan meningkat pada tiap tahunnya. Data
lain dari ILO 1996 menunjukkan 14% pekerja di
pertanian terkena bahaya pestisida dan 10%-nya
terkena bahaya yang fatal.
Fenomena seperti ini juga terjadi di sentra
pertanian Indonesia seperti Brebes dan Tegal.
Penelitian FAO pada tahun '92 menunjukkan, ada
19 gejala keracunan yang disebabkan pestisida
pada petani cabe dan bawang. Di perkebunan
Luwu, Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa 80-
100% petani yang memeriksakan dirinya ke
rumah sakit mengindikasikan keracunan
16. Tumbuhan
Pestisida dapat membunuh lebah dan berakibat
buruk terhadap proses penyerbukan tumbuhan,
hilangnya spesies tumbuhan yang bergantung
pada lebah dalam penyerbukannya, dan
keruntuhan koloni lebah. Penerapan pestisida
pada tanaman yang sedang berbunga dapat
membunuh lebah madu yang akan hinggap di
atasnya.
USDA dan USFWS memperkirakan petani di
Amerika Serikat kehilangan setidaknya US$ 200
juta per tahunnya akibat berkurangnya polinator
untuk tanaman mereka.
17. Burung
Fish and wildlife service, memperkirakan 72 juta
burung di Amerika Serikat terbunuh karena
pestisida setiap tahunnya. Burung predator
merupakan hewan yang terdampak secara tidak
langsung karena berada di puncak rantai
makanan; residu pestisida terus terakumulasi dari
satu tingkatan predatori ke tingkatan berikutnya.
18. Di Inggris. Populasi sepuluh spesies burung
berkurang hingga 10 juta ekor sejak tahun 1979
hingga 1999, sebuah fenomena yang
diperkirakan akibat hilangnya keragaman hayati
tanaman dan inverteberata yang menjadi
makanan burung tersebut.
Di seluruh Eropa, 116 spesies burung saat ini
dalam status terancam. Pengurangan populasi
burung diketahui terkait dengan waktu dan
tempat di mana pestisida tersebut digunakan.
Pestisida DDE diketahui menyebabkan penipisan
cangkang telur pada burung di Amerika Utara dan
Eropa.
19. Fungisida yang digunakan pada usaha budi daya
kacang tanah diketahui dapat membunuh cacing
tanah, sehingga mengancam keberadaan burung
dan mamalia yang memangsa mereka. Beberapa
pestisida tersedia dalam wujud butiran, sehingga
burung dan hewan lainnya dapat memakan
butiran tersebut karena disangka sebagai biji-
bijian. Herbisida ketika mengalami kontak dengan
telur burung, akan mengakibatkan pertumbuhan
embrio yang abnormal dan mengurangi jumlah
telur yang akan menetas. Herbisida juga dapat
mengurangi populasi burung karena begitu
banyaknya tumbuhan penunjang habitat mereka
yang mati.
20. Herbisida atrazin telah menyebabkan perubahan
kodok jantan hermafrodit, menurunkan kemampuan
mereka untuk berreproduksi. Baik efek reproduktif
maupun nonreproduktif pada reptil dan amfibi air telah
ditemukan. Buaya, beberapa spesies kura-kura, dan
beberapa kadal tidak memiliki kromosom pembeda
seks hingga peristiwa organogenesis pasca fertilisasi
terjadi, tergantung pada temperatur lingkungan.
Paparan berbagai PCB (poly chlorinated biphenyl)
pada tahap embrio pada kura-kura menunjukan
gejala pembalikan kelamin. Di berbagai tempat di
Amerika Serikat dan Kanada, berbagai gejala seperti
berkurangnya jumlah telur yang menetas, feminisasi,
luka pada kulit, dan ketidaknormalan pertumbuhan
terjadi.
21. Burung sebagai Pengganti Insektisida dan Pestisida
Munculnya Hama karena kurangnya penggunaan potensi bioekologinya dalam pertanian. Yang
sebagaimana masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan mengendalikan populasi serangga
hama melalui kehadiran pemangsanya, salah satunya adalah burung. Selain tetap menjaga
keseimbangan ekosistem dan pengurangan pemakaian insektisida maupun pestisida
bahan kimia yang akan merusak lingkungan, pemanfaatan burung secara langsung
dapat mengurangi meledaknya populasi serangga perusak tanaman tersebut. Dengan
sedikit ilustrasi rantai makanan berikut ini pasti betapa terlihatnya fungsi burung dalam
suatu ekosistem.
22. Potensi keanekaragaman burung di pulau Jawa
sendiri cukup tinggi, terdapat 494 jenis dari 73 famili
(MacKinnon, 1988). Jika kita manfaatkan maka akan
sangat membantu dalam menyeimbangkan populasi
serangga yang telah kita posisikan pada posisi
sebagai “hama” tersebut.
Dari 494 jenis tersebut 67% (331 jenis) diantaranya
ialah pemakan serangga, dengan rincian 24% (79
jenis) pemakan serangga primer dan 76% (252 jenis)
pemakan serangga sekunder. Pemakan serangga
serangga primer meliputi seluruh burung dalam family
Caprimulgigidae, Apodidae, Hemiprocnidae,
Meropidae, Coraciidae, Hirundinidae dan
Acanthizidae. Campuran pemakan serangga primer
dan sekunder meliputi jenis-jenis burung dalam family
Glareolidae, Cuculidae, Strigidae, Picidae,
Motacillidae, Campephagidae, Laniidae, Turdidae,
Timaliidae, Sylviidae, Muscicapidae dan
Zosteropidae; sedangkan family lainnya merupakan
23. Berdasarkan (Borror dan Delong, 1954;
Kalshoven, 1981 serangga dikelompokkan
menurut potensinya sbb :
Perusak tanaman yaitu semua jenis serangga
yang merusak akar, batang, daun, bunga, buah
dan biji.
Pemangsa yaitu kelompok serangga yang
memangsa serangga lainnya.
Perombak yaitu semua jenis serangga yang
mampu merombak bahan-bahan anorganik
Parasit yaitu kelompok serangga yang hidupnya
menumpang pada serangga lain
24. Secara umum serangga yang lebih banyak
dimangsa oleh burung adalah serangga perusak
tanaman (akar, batang, daun, bunga, buah dan
biji). Dengan keadaan seperti ini jelas sangat
menguntungkan karena burung memiliki potensi
cukup baik untuk digunakan dalam mengontrol
populasi serangga hama.
Tidak hanya pada serangga, terhadap wabah ulat
bulu yang saat ini lagi musimnya kemungkinan
juga bias diatasi dengan senjata perburungan
tersebut, hanya saja perlu ada studi lebih lanjut
tentang intensitas konsumsi burung tersebut
terhadap ulat bulu dan serangga yang
menyerang.
25. Burung dan Ekosistemnya
Burung jelas anggota penting dari banyak
ekosistem. Mereka adalah bagian integral dari
rantai makanan dan jaring makanan. Dalam
ekosistem hutan misalnya, beberapa burung
mengambil makanan terutama dari tanaman.
Lainnya terutama memakan hewan kecil seperti
serangga atau cacing tanah. Burung dan telur
burung, pada gilirannya, berfungsi sebagai
makanan bagi hewan seperti rubah, musang, dan
ular. Hubungan antara makan semua hewan
dalam ekosistem membantu mencegah satu
spesies menjadi terlalu banyak. Burung
memainkan peran penting dalam menjaga
keseimbangan alam ini. Selain menjadi bagian
penting dari jaring makanan, burung memainkan
26. Burung pemakan serangga. Mereka adalah cara alami untuk
mengendalikan hama di kebun, di ladang, dan tempat-tempat
lain. Sekelompok burung meluncur melalui udara bisa dengan
mudah makan ratusan serangga setiap hari. Burung yang
memakan serangga termasuk warblers, Blue Birds dan pelatuk.
Burung ikut berperan dalam penyerbukan bunga, itu karena
mereka dapat memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke
bunga yang lain untuk membantu menyuburkan sel kelamin dan
menciptakan tanaman baru. Kolibri, sunbirds, dan burung
pemakan madu adalah penyerbuk yang paling umum.
Banyak burung pemakan buah membantu menyebarkan biji.
Setelah makan buah, mereka membawa benih dalam usus
mereka dan menyimpan mereka di tempat-tempat baru. Burung
pemakan buah termasuk mockingbird, kepodang, kutilang dan
robin.
Burung sering penting bagi pulau ekologi. Di Selandia Baru,
Kereru dan Kokako adalah peramban penting, atau hewan yang
makan atau menggigit pada daun, tunas muda lembut, atau
vegetasi lainnya (Gambar di bawah). Burung laut menambah
27. Burung Hantu
Pengendali Hama Tikus
Burung hantu termasuk spesies burung noctural atau beraktivitas di
malam hari. Penglihatannya sangat tajam di mana dia dapat melihat
mangsanya dari jarak jauh. Hidupnya berkelompok dan cepat
berkembang biak. Induk burung hantu mampu bertelur 2 -3 kali
dalam setahun. Sekali bertelur bisa mencapai 6 – 12 butir dengan
masa mengerami selama 27 – 30 hari.
Tikus menjadi salah satu makanan spesifik burung hantu. Burung
hantu dewasa bisa memangsa tikus 2 – 5 ekor tikus setiap harinya,
jika tikus sulit didapat, tak jarang burung ini menjelajah kawasan
berburunya hingga 12 km dari sarangnya. Hebatnya, dia memiliki
pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari
jarak 500 meter.
28. Burung hantu, ternyata tidak menakutkan seperti
namanya. Jenis burung ini justru menjadi burung
yang sangat berguna bagi petani. Mengapa bisa
begitu? Burung ini merupakan musuh alami tikus.
Tikus pada skala kecil mungkin bukan termasuk
binatang yang merugikan, tapi apabila dalam
jumlah ratusan, ribuan atau bahkan puluhan ribu
akan menjadi binatang yang dapat merusak
lahan pertanian dan merugikan petani. Berbagai
upaya dilakukan petani untuk mengendalikan
hama tikus ini.
Cara yang dilakukan petani Desa Kedungjati,
Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga
cukup menarik. Dengan memanfaatkan burung
hantu untuk mengendalikan populasi tikus di
sawah. Serangan tikus di Kedungjati memang
tidak menyebabkan petani mengalami puso,
tetapi serangan tikus cukup signifikan
mengurangi produktifitas tanaman mereka.
29. Alasan Lahirnya Gowa Go Organik
No Masalah Penyebab Dampak
1 Cara Pengaplikasian
Pestisida
Tidak benar
Petani tidak
menggunakan :
Masker
Kaos Tangan
Petani tidak
menanggalkan
pakaian saat
selesai
menyemprot.
Bahaya
keracunan bagi
petani
2 -Pencemaran Lingkungan
-Pestisida Kimia membunuh
musuh Alami
-Air dari hulu ke
hilir bercampur
dgn pestisida
-Penggunaan
pestisida terlalu
tinggi
-Keracunan ke
Petani dan
hewan
-Burung, cacing,
dan hewan lain
ikut mati akibat
pestisida yang
30. 3 Unsur hara
tanah mati
Ketergantungan
menjadikan petani
harus menambah
dosis yang tinggi
Tanah semakin
tandus
Tanaman tidak
produktif
Panen berkurang
4 Biaya Tinggi Banyak jenis
pestisida yang harus
di gunakan
Serangan Hama
tinggi
Pertanian mahal
Hama kebal
Hama baru mulai
muncul
5 Pemasaran
Lokal
Pengemasan belum
ada
Harga kadang tinggi
dan kadang anjlok
Market bersifat lokal
Pertanian hasil
anorganik hanya
dapat di pasarkan di
pasar local
Swalayan, mol – mol
tidak menerima
anorganik
Luar negeri tidak
menerima anorganik