Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting terkait pengawasan dan pengelolaan pestisida untuk mencegah pencemaran, yaitu (1) peran petugas kesehatan dalam melakukan registrasi dan pengawasan tempat produksi dan penjualan pestisida, (2) gejala keracunan akibat terpapar pestisida organofosfat dan karbamat, serta (3) tindakan pertolongan pertama jika seseorang terkena keracunan pestisida.
Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, dan perkembangan pestisida serta dampak negatif dari penggunaannya yang berlebihan.
Di dalam ini akan dijelaskan (1) pengendalian OPT secara kimiawi, (2) macam-macam pestisida, (3) peranan pestisida, (4) kelebihan, kekurangan, dan pengendalian pestisida, (5) klasifikasi pestisida, (6) formulasi pestisida, dan (7) cara menggunakan pestisida.
Maaf :-
Dokumen tersebut membahas tentang keracunan pestisida, termasuk jenis pestisida berdasarkan bahayanya, gejala dan tingkat keracunan, faktor penyebabnya, golongan pestisida yang direkomendasikan untuk pertanian, prinsip penggunaannya, kriteria toksisitas dan label yang harus dicantumkan, serta cara pencegahan dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan pestisida.
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting terkait pengawasan dan pengelolaan pestisida untuk mencegah pencemaran, yaitu (1) peran petugas kesehatan dalam melakukan registrasi dan pengawasan tempat produksi dan penjualan pestisida, (2) gejala keracunan akibat terpapar pestisida organofosfat dan karbamat, serta (3) tindakan pertolongan pertama jika seseorang terkena keracunan pestisida.
Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, dan perkembangan pestisida serta dampak negatif dari penggunaannya yang berlebihan.
Di dalam ini akan dijelaskan (1) pengendalian OPT secara kimiawi, (2) macam-macam pestisida, (3) peranan pestisida, (4) kelebihan, kekurangan, dan pengendalian pestisida, (5) klasifikasi pestisida, (6) formulasi pestisida, dan (7) cara menggunakan pestisida.
Maaf :-
Dokumen tersebut membahas tentang keracunan pestisida, termasuk jenis pestisida berdasarkan bahayanya, gejala dan tingkat keracunan, faktor penyebabnya, golongan pestisida yang direkomendasikan untuk pertanian, prinsip penggunaannya, kriteria toksisitas dan label yang harus dicantumkan, serta cara pencegahan dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan pestisida.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis dan golongan OPT/OPTK, sistem ekonomi perdagangan bebas dan risiko masuknya OPTK, serta pengertian umum terkait analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) seperti definisi area, komoditas, area bebas OPT, dan tata cara pelaksanaan AROPT.
Dokumen tersebut membahas tentang kalibrasi alat penyemprot pestisida untuk menentukan volume cairan yang disemprotkan pada setiap satuan lahan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lebar gawang, kecepatan, dan debit cairan.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi pestisida, termasuk bahan aktif, bahan tidak aktif seperti adjuvant dan carrier, serta klasifikasi formulasi pestisida menurut CropLife.
PPT bertujuan untuk menggambarkan Biopestisida secara umum dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengerti. PPT ini juga dilengkapi dengan metode pembuatan biopestisida antirayap dari kulit bawang. semoga bermanfaat
Fitoremediasi merupakan proses pemulihan kualitas lingkungan menggunakan tumbuhan. Tanaman dapat mengubah zat kontaminan menjadi berkurang atau tidak berbahaya melalui proses seperti fitoekstraksi, fitovolatilisasi, dan fitodegradasi dengan bantuan mikroorganisme. Penelitian sebelumnya menunjukkan tanaman air seperti eceng gondok dan teratai mampu memfitoremediasi limbah domestik dengan menurunkan k
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk fitoremediasi, yaitu proses pemulihan lingkungan yang terkontaminasi menggunakan tumbuhan. Jenis-jenis tanaman tersebut antara lain poplar, kiambang, bunga matahari, kangkung, anturium, jarak pagar, dan bambu air, yang masing-masing memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dan zat pencemar lain dari tanah dan air.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, udara, tanah, dan suara beserta penyebab, dampak, serta upaya pengendaliannya. Jenis-jenis pencemaran lingkungan yang dijelaskan meliputi pencemaran akibat limbah rumah tangga, industri, dan pertanian yang dapat merusak kualitas lingkungan hidup dan mengganggu kesehatan manusia.
Integrated Pest Management (IPM) merupakan pendekatan terpadu dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma yang melibatkan berbagai teknik pengendalian secara bersamaan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penerapan IPM bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida serta menjaga kelestarian lingkungan.
Pengujian mutu fisik benih dilakukan untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain, dan kotoran pada contoh benih. Contoh dibagi menjadi tiga komponen berdasarkan kriteria dan ditimbang. Persentase masing-masing dihitung dari berat awal dan akhir. Hasil menunjukkan kadar benih murni, benih lain, dan kotoran pada benih kedelai, jagung, dan padi.
Ekologi mempelajari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Terdapat berbagai tingkatan organisasi biologi seperti individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Ahli ekologi mempelajari interaksi antara komponen-komponen tersebut. Terdapat berbagai cabang ilmu ekologi seperti ekologi ekosistem, ekologi populasi, dan ekologi tumbuhan.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis dan golongan OPT/OPTK, sistem ekonomi perdagangan bebas dan risiko masuknya OPTK, serta pengertian umum terkait analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) seperti definisi area, komoditas, area bebas OPT, dan tata cara pelaksanaan AROPT.
Dokumen tersebut membahas tentang kalibrasi alat penyemprot pestisida untuk menentukan volume cairan yang disemprotkan pada setiap satuan lahan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lebar gawang, kecepatan, dan debit cairan.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi pestisida, termasuk bahan aktif, bahan tidak aktif seperti adjuvant dan carrier, serta klasifikasi formulasi pestisida menurut CropLife.
PPT bertujuan untuk menggambarkan Biopestisida secara umum dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengerti. PPT ini juga dilengkapi dengan metode pembuatan biopestisida antirayap dari kulit bawang. semoga bermanfaat
Fitoremediasi merupakan proses pemulihan kualitas lingkungan menggunakan tumbuhan. Tanaman dapat mengubah zat kontaminan menjadi berkurang atau tidak berbahaya melalui proses seperti fitoekstraksi, fitovolatilisasi, dan fitodegradasi dengan bantuan mikroorganisme. Penelitian sebelumnya menunjukkan tanaman air seperti eceng gondok dan teratai mampu memfitoremediasi limbah domestik dengan menurunkan k
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk fitoremediasi, yaitu proses pemulihan lingkungan yang terkontaminasi menggunakan tumbuhan. Jenis-jenis tanaman tersebut antara lain poplar, kiambang, bunga matahari, kangkung, anturium, jarak pagar, dan bambu air, yang masing-masing memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dan zat pencemar lain dari tanah dan air.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, udara, tanah, dan suara beserta penyebab, dampak, serta upaya pengendaliannya. Jenis-jenis pencemaran lingkungan yang dijelaskan meliputi pencemaran akibat limbah rumah tangga, industri, dan pertanian yang dapat merusak kualitas lingkungan hidup dan mengganggu kesehatan manusia.
Integrated Pest Management (IPM) merupakan pendekatan terpadu dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma yang melibatkan berbagai teknik pengendalian secara bersamaan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penerapan IPM bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida serta menjaga kelestarian lingkungan.
Pengujian mutu fisik benih dilakukan untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain, dan kotoran pada contoh benih. Contoh dibagi menjadi tiga komponen berdasarkan kriteria dan ditimbang. Persentase masing-masing dihitung dari berat awal dan akhir. Hasil menunjukkan kadar benih murni, benih lain, dan kotoran pada benih kedelai, jagung, dan padi.
Ekologi mempelajari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Terdapat berbagai tingkatan organisasi biologi seperti individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Ahli ekologi mempelajari interaksi antara komponen-komponen tersebut. Terdapat berbagai cabang ilmu ekologi seperti ekologi ekosistem, ekologi populasi, dan ekologi tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang tantangan perlindungan tanaman saat ini, termasuk tantangan dari teknologi informasi dan komunikasi, sumber daya manusia, dan kebijakan. Dokumen ini juga membahas perlunya regenerasi pemikiran dalam perlindungan tanaman untuk menghadapi tantangan globalisasi dan perdagangan internasional."
Makalah ini membahas dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida dan solusi untuk mencegah pencemaran akibat pestisida."
Genetically Modified Organism (GMO) memiliki risiko potensial seperti produk gen baru yang dapat menjadi racun atau imunogenik, penyebaran gen tahan antibiotik, dan peningkatan transfer gen horizontal. Protokol Cartagena mengatur penanganan, transportasi, dan penggunaan organisme hasil rekayasa genetika untuk menjamin keamanan lingkungan dan kesehatan manusia. Indonesia telah meratifikasi protokol tersebut dan membentuk badan kliring keamanan hayati untuk memfasilit
Dokumen tersebut membahas tentang pertanian organik sebagai alternatif sistem pertanian yang berkelanjutan untuk meminimalkan residu pestisida pada produk pertanian. Pertanian organik menekankan penggunaan bahan organik alami dan menghindari pestisida kimia sintetis serta pupuk kimia."
Pengantar Perlindungan Tanaman: Strategi dan Prinsip Dasar untuk Meningkatkan...MFaisalFanfani
Perlindungan tanaman merupakan aspek penting dalam pertanian modern yang bertujuan untuk meminimalkan kerugian hasil tanaman akibat serangan hama, penyakit, dan gulma. Materi dasar perlindungan tanaman mencakup sejumlah konsep dan teknik yang digunakan untuk menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam paparan ini, kita akan membahas secara rinci tentang materi dasar perlindungan tanaman, strategi yang dapat diterapkan, serta implementasi praktis di lapangan.
I. Pengenalan Perlindungan Tanaman
1. Pentingnya Perlindungan Tanaman
Perlindungan tanaman sangat penting karena tanaman merupakan sumber utama pangan manusia dan hewan. Serangan hama, penyakit, dan gulma dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil pertanian. Oleh karena itu, perlindungan tanaman diperlukan untuk memastikan keberlanjutan produksi pangan, keamanan pangan, dan kesejahteraan petani.
2. Komponen Perlindungan Tanaman
Perlindungan tanaman melibatkan beberapa komponen utama, yaitu:
a. Pengendalian Hama: Upaya untuk mengendalikan populasi hama yang dapat merusak tanaman.
b. Pengendalian Penyakit: Tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit tanaman untuk mencegah penyebaran dan kerugian.
c. Pengendalian Gulma: Manajemen gulma untuk mengurangi kompetisi dengan tanaman utama.
d. Pemupukan dan Nutrisi Tanaman: Memberikan nutrisi yang cukup untuk tanaman agar tetap sehat dan produktif.
3. Prinsip Perlindungan Tanaman
a. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan: Mencegah serangan hama, penyakit, dan gulma lebih efektif daripada mengobati setelah serangan terjadi.
b. Diversifikasi metode: Menggunakan berbagai metode perlindungan tanaman untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko resistensi.
c. Pemahaman ekologi: Memahami ekologi tanaman dan hama membantu merancang strategi perlindungan yang lebih efektif.
d. Pengelolaan resistensi: Mengelola resistensi hama terhadap pestisida dengan menggunakan strategi rotasi dan diversifikasi.
II. Pengendalian Hama
1. Jenis-jenis Hama Tanaman
a. Hama Serangga: Seperti kutu daun, ulat, dan belalang.
b. Hama Tular Tanaman: Misalnya, nematoda yang menyerang akar tanaman.
c. Hama Mikroba: Seperti bakteri, virus, dan jamur yang menyebabkan penyakit tanaman.
2. Strategi Pengendalian Hama
a. Pengendalian Biologis: Menggunakan musuh alami hama, seperti predator dan parasitoid.
b. Pengendalian Kimia: Penggunaan pestisida untuk mengurangi populasi hama.
c. Pengendalian Fisik: Penggunaan perangkap, penghalang fisik, atau metode lain untuk menghentikan hama.
d. Pengendalian Varietas Tahan: Menggunakan varietas tanaman yang tahan terhadap serangan hama tertentu.
III. Pengendalian Penyakit Tanaman
1. Jenis-jenis Penyakit Tanaman
a. Penyakit Jamur: Misalnya, karat, embun tepung, dan antraknosa.
b. Penyakit Bakteri: Seperti layu bakteri dan bercak bakteri.
c. Penyakit Virus: Penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti mosaic pada tanaman tomat.
2. Strategi Pengendalian Penyakit Tanaman
a. Penggunaan
1. PGPR (bakteri perakaran pemicu pertumbuhan tanaman) dapat digunakan sebagai agen pengendali organisme pengganggu tumbuhan secara hayati melalui berbagai mekanisme seperti fiksasi nitrogen, pelarutan fosfat, produksi hormon pertumbuhan, dan induksi ketahanan tanaman;
2. Perlindungan tanaman di Indonesia dilakukan secara terpadu sesuai undang-undang, termasuk menggunakan cara budidaya, biologi, dan
Dokumen tersebut membahas kebijakan Direktorat Jenderal Hortikultura terkait dampak perubahan iklim pada sektor hortikultura. Kebijakan tersebut mencakup strategi adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim seperti penerapan teknologi irigasi hemat air, pemanfaatan informasi iklim, serta pengembangan sistem informasi untuk pemantauan dampak perubahan iklim bagi hortikultura.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, jenis, dampak, dan alternatif pestisida. Pestisida didefinisikan sebagai zat kimia atau bahan lain yang digunakan untuk membasmi hama tanaman dan gulma. Sejarahnya dimulai setelah PD1 dengan diperkenalkannya pestisida kimia untuk peningkatan hasil pertanian. Jenis pestisidanya meliputi insektisida, fungisida, dst. Dampak negatifnya antara
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah penggunaan pestisida di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun, definisi pestisida, klasifikasi pestisida seperti organofosfat, karbamat, dan organoklorin beserta contoh-contohnya, dampak pestisida terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida.
Dokumen tersebut membahas tentang potensi tanaman kluwak (Pangium edulis Reinw) sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Tanaman kluwak mengandung asam sianida yang berpotensi sebagai pestisida alami karena dapat membunuh hama secara cepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan insektisida dari ekstrak biji kluwak untuk mengendalikan hama secara alami dan ramah lingkungan
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
3. Direktorat Pupuk dan
Pestisida
Memberikan Pelayanan
dan Pengawasan Pupuk
dan Pestisida
Mendorong
Berkembangnya Usaha
Pupuk dan Pestisida
Memberdayakan
Kelembagaan sarana
Produksi Pertanian yang
bergerak di Bidang Pupuk
dan Pestisida
4. The Dose Makes the Poison
"All substances are poisons; there is none
which is not a poison. The right dose
differentiates a poison…." Paracelsus (1493-
1541)
5. Keberadaan banyak burung Blekok pada hanya satu
bedengan sawah akibat waktu tanam tumpang tindih
Petani melakukan pengolahan lahan
ditemani burung blekok
menunjukkan pemakaian pestisida dan
pupuk tidak berlebihan
6. Arah Pembangunan Pertanian
• Membangun ketahanan pangan, yang terkait dengan aspek
pasokan produk, aspek pendapatan dan keterjangkauan,
dan aspek kemandirian.
• Sumber perolehan devisa, terutama yang terkait dengan
keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di pasar
internasional.
• Penciptaan lapangan usaha dan pertumbuhan baru,
terutama yang terkait dengan peluang pengembangan
kegiatan usaha baru dan pemanfaatan pasar domestik.
• Pengembangan produk-produk baru yang terkait dengan
berbagai isu global dan kecenderungan pasar global.
• Pasca Agribis, UnDip
7. Tujuan Pembangunan Pertanian
• Meningkatkan produksi dan produktivitas,
• Meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi,
• Meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing,
• Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam,
• Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan
sistem produksi yang berkelanjutan,
• Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental
yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri
dan lingkungan,
• Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional,
• Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen
• Pasca Agribis, UnDip
8. Perlindungan Tanaman
• Kultur Teknis (Pemangkasan, Penyiraman, Pemupukan, Varietas unggul)
• Fisik (Mulsa, Solarisasi)
• Mekanis (Pengolahan lahan, Semprotan air, tanaman perangkap, tanaman
sela)
• Biologi (Parasit dan Predator)
• Tanam Ulang (Bila dengan aplikasi pestisidapun tidak berhasil)
a. cara fisik, melalui pemanfaatan unsur fisika tertentu;
b. cara mekanik, melalui penggunaan alat dan atau kemampuan fisik
manusia;
c. cara budidaya, melalui pengaturan kegiatan bercocok tanam;
d. cara biologi, melalui pemanfaatan musuh alami organisme pengganggu
tumbuhan;
e. cara genetik, melalui manipulasi gen baik terhadap organisme pengganggu
tumbuhan maupun terhadap tanaman;
f. cara kimiawi, melalui pemanfaatan pestisida; dan atau
g. cara lain sesuai perkembangan teknologi.
9. Dasar Hukum
• Undang Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1992 tentang Sistim Budidaya
Tanaman. ..UURI no.12-1992SistimBudidayaTanaman.pdf
• Peraturan pemerintah No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman PPRI No.
6-1995 ttg perlindungan tanaman.pdf
• Keputusan Menteri Pertanian No. 949 Tahun 1998 tentang Pestisida Terbatas.
..KepMenTan 949-1998PestisidaTerbatas.pdf
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1973 tentang peredaran,
penyimpanan dan penggunaan Pestisida pp_07_1973 ttg peredaran penyimpanan
dan penggunaan.pdf
• Peraturan Menteri Pertanian No. 24 Tahun 2011 tentang pendaftaran
PestisidaPermentan24-2011Pendaftaran pestisida.pdf
• Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia No. 258 tahun 1992
Permenkes_258-1992.pdf
• KepMenTan 949-1998 ttg Pestisida Terbatas ..KepMenTan 949-
1998PestisidaTerbatas.pdf
• KepMenTan 434-2001 ttg Tata Cara Pendaftaran pestisida ..KepMenTan 434-2001
ttg Tata Cara Pendaftaran pestisida.docx
• KepMenTan 517-2002 ttg Pengawasan pestisida ..KepMenTan 517-2002.docx
10. No Keterangan
Jumlah Formulasi Pestisida yang Terdaftar
2000 2001 2002 2003 2004 2005
1.
Pestisida Pertanian
dan Kehutanan
564 595 680 1140 1065 1283
2.
Pestisida Rumah
Tangga
dan Pengendalian
Vektor Penyakit
Manusia
206 198 221 274 208 245
Jumlah 770 793 901 1.417 1.273 1.528
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1998 2000 2002 2004 2006
Pestisida Pertanian dan
Kehutanan
Pestisida rumah tangga
dan pengendalian vektor
penyakit manusia
11. Pedoman Peggunaan Pestisida
Menggunakan Pestisida Yang Terdaftar Dan
Diijinkan Menteri Pertanian.
Menggunakan Pestisida Sesuai Dengan Jenis
Komoditi Dan Jenis Organisme Sasaran Yang
Diijinkan.
Memperhatikan Dosis Dan Anjuran Yang
Tercantum Pada Label.
Memperhatikan Kaidah – Kaidah Keselamatan
Dan Keamanan Penggunaan Pestisida.
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 Tentang
Perlindungan Tanaman pasal 15 ayat 1
Tepat jenis yaitu disesuaikan jenis pestisida yang digunakan dengan jenis
organisme pengganggu tumbuhannya, misalnya untuk mengendalikan
serangga menggunakan insektisida, mengendalikan cendawan
menggunakan fungisida, mengendalikan gulma menggunakan herbisida.
Tepat dosis yaitu banyaknya pestisida yang diaplikasikan persatuan luas
atau berat atau volume sasaran disesuaikan dengan rekomendasi yang
ditetapkan, misalnya kg/hektar.
Tepat cara yaitu disesuaikan antara bentuk formulasi pestisida dan alat
aplikasi yang digunakan, misalnya penyemprotan, perendaman,
penaburan, pengolesan.
Tepat sasaran yaitu disesuaikan dengan jenis komoditi tanaman serta jenis
dan cara hidup organisme pengganggu tumbuhan yang akan diaplikasi
pestisida.
Tepat waktu yaitu pada waktu populasi organisme pengganggu tumbuhan
telah mencapai ambang pengendalian dan sebagian besar dalam stadium
peka, keadaan cuaca memenuhi syarat.
Tepat tempat yaitu disesuaikan dengan keadaan tempat yang akan
diaplikasi pestisida, misalnya lahan kering, lahan berair, rawa, gudang.
14. Klasifikasi
• Jenis zat kimia bahan aktif
• Organisme target
• Cara kerja
• Cara aplikasi
• Waktu aplikasi
15. Dampak negatif pestisida terhadap makhluk hidup dan alam
sangat mengerikan. Mengapa Masih Terus Memakai Pestisida?
1) Terpaksa
2) Pestisida murah/Gratis
3) Kalau tidak pakai, hasil panen
rendah
4) Kalau tidak pakai, panen gagal
5) Supaya hasil tinggi
6) Tanaman banyak terserang
hama penyakit
7) Karena petani lain memakai
pestisida
8) Supaya hasil cukup untuk
kebutuhan keluarga
8) Meningkatkan hasil
9) Menerapkan teknologi
10) Anjuran pemerintah
11) Karena ada biopestisida, pestisida
alami, pestisida dari bahan
tumbuhan
12) Pengendalian dengan cara lain
tidak berhasil
13) Disarankan PPL, Dinas Pertanian
14) Supaya tanaman sayur utuh tidak
berlubang-lubang
15) Iseng-iseng daripada bengong
(membiarkan tanaman diserang
“Merana”)
16. LC0
Konsentrasi tertinggi tampa pengaruh letal pada
organisme indikator
LC50
Konsentrasi letal pada 50% organisme indikator
LC100
Konsentrasi letal pada 100% organisme indikator
Dosis -Respon
19. 3.52
3.92
4.19
5.36
0
1
2
3
4
5
6
-1.40 -1.20 -1.00 -0.80 -0.60 -0.40 -0.20 0.00
Probit
Daya
Hambat
Log Konsentrasi
Probit Daya Hambat dan Log Konsentrasi Ekstrak Lengkuas
Terhadap C. lunata
Invers log
-0,44=0,36=EC50
EC 50 Probit
20. Sifat kimia ideal bahan aktif untuk pestisida
Efektif pada konsentrasi rendah
Stabil
Selektif (tidak toksik terhadap polinator/musuh alam)
Mudah dibuat, mudah didapat
Non kumulatif
22. Modes of Action of Insecticides
Nervous System Energy Production
Cuticle Production
Water Balance
Endocrine System
23. Penyebab Polusi Pestisida
• Penggunaan pestisida terlarang
• digunakan tidak sesuai peruntukannya
• habis masa izin peredarannya
• penggunaan terbatas (berisiko pada kesehatan
dan lingkungan)
• tidak sesuai dengan standar/syarat peredaran
dan penggunaan
25. Minimalisasi
Polusi Pestisida
Penyemprotan pestisida tidak boleh dilakukan pada
pertanaman padi yang sedang tergenang air, apalagi
kalau air genangan tersebut mengalir ke petak sawah
dibawahnya.
Lahan dikeringkan dulu, dilakukan penyemprotan,
kemudian dibiarkan tidak digenangi selama waktu
tertentu misalnya 2-3hari supaya pestisida yang yang
jatuh ke tanah mengalami degradasi.