Sejarah Indonesia C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamas...Shieni Rahmadani Amalia
C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan.
D : Sistem Pemerintahan di Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan
Sejarah Indonesia
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mengisi KemerdekaanLidya Mely
Sebagai warga negara yang baik kita wajib meneladani perjuangan para pahlawan mulai dari sebelum merdeka yang meliputi perjuangan fisik dan diplomasi sampai setelah kemerdekaan hingga sekarang..
Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya sendiri
Sejarah Indonesia C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamas...Shieni Rahmadani Amalia
C : Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan.
D : Sistem Pemerintahan di Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan
Sejarah Indonesia
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mengisi KemerdekaanLidya Mely
Sebagai warga negara yang baik kita wajib meneladani perjuangan para pahlawan mulai dari sebelum merdeka yang meliputi perjuangan fisik dan diplomasi sampai setelah kemerdekaan hingga sekarang..
Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya sendiri
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)David Adi Nugroho
menjelaskan upaya bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui tahap diplomasi atau peundingan seperti linggarjati,renville,konferensi meja bundar dan lain-lain.
Asal Mula Terbentuknya Negara (Pendidikan Kewarganegaraan)salsabila harumi
Asal Mula Terbentuknya Negara:
- teori-teori
- para pakar negara
- ciri-ciri dll.
Hope this presentation can be useful for you. I am a grade 10 student in Indonesian International School Yangon and I would really appreciate if you could give me some feedback about this presentation. Thank you.
Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia
1. Kelompok
1. Yachinta Primastuti Bunga 1152000254
2. Wina Puspitasari 1152000256
3. Sari Kartika Dewi 1152000261
4. Rahmad Wijanarko 1152000265
5. Agung Dwi Saputro 1152000289
2. PENDAHULUAN
Perjuangan bangsa Indonesia selama
bertahun – tahun akhirnya mencapai
kemerdekaaan. Sejak proklamasi tanggal
17 Agustus 1945, Indonesia sudah menjadi
negara yang merdeka, dimana telah terlepas
dari belenggu penjajahan.
Kemerdekaan yang telah diraih
melalui perjuangan yang berat, tentunya
harus dipertahankan. Perjuangan yang
dilakukan meliputi perjuangan secara fisik
dan secara diplomasi.
3. A. Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi
Kemerdekaan Republik Indonesia
1. Perjuangan secara Fisik
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi, ada pihak-pihak yang
tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Ketika
negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang masih ada
di Indonesia.
Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan
pasukan NICA tiba di Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung
Priok. Tentara Sekutu membantu NICA yang ingin membatalkan
kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi menjadi
bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia bangkit melawan tentara Sekutu
dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari Jepang
dan senjata tradisional yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-
mana
4.
5. Sekutu memerintahkan rakyat Surabaya
menyerahkan senjatanya. Penyerahan paling lambat
tanggal 9 November 1945 pukul 18.00 WIB. Apabila
ultimatum tersebut tidak dilaksanakan, Kota Surabaya
akan diserang dari darat, laut, dan udara
Tanggal 10 November 1945 pukul 06.00, tentara
Sekutu menggempur Surabaya dari darat, laut maupun
udara. Di bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Sutomo
(Bung Tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan
sejengkal tanah pun kepada tentara Sekutu. Dengan
pekik Allahu Akbar, Bung Tomo membakar semangat
rakyat. Dalam pertempuran yang berlangsung sampai
awal Desember itu gugur beribu-ribu pejuang
Indonesia. Pemerintah menetapkan tanggal 10
November sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlawan untuk
memperingati jasa para pahlawan. Perlawanan rakyat
Surabaya mencerminkan tekad perjuangan seluruh
rakyat Indonesia.
6. b. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Oktober
1945. Kurang lebih 2000 pasukan Jepang
berhadapan dengan TKR dan para pemuda.
Peristiwa ini memakan banyak korban dari kedua
belah pihak. Dr. Karyadi menjadi salah satu korban
sehingga namanya diabadikan menjadi nama salah
satu Rumah sakit di kota Semarang sampai
sekarang. Untuk memperingati peristiwa tersebut
maka pemerintah membangun sebuah tugu yang
diberi nama Tugu Muda.
7. c. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara
Inggris di bawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang
pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk membebaskan
tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang, karena
Sekutu diboncengi oleh NICA dan membebaskan para
tawanan Belanda secara sepihak maka terjadilah
perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan Inggris
akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam
peristiwa tersebut Letkol Isdiman gugur sebagai
kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman terjun
langsung dalam pertempuran tersebut dan pada
tanggal 15 Desember 1945. Karena jasanya maka pada
tanggal 18 Desember 1945 Kolonel Sudirman diangkat
menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jendral.
Sampai sekarang setiap tanggal 15 Desember
diperingati sebagai hari Infantri
8. d. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu
yang diboncengi Belanda dan NICA di bawah
pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 para pemuda yang
tergabung dalam TKR terlibat bentrok dengan
pasukan Belanda, sehingga hal ini menjalar ke
seluruh kota Medan. Hal ini menjadi awal
perjuangan bersenjata yang dikenal dengan
Pertempuran Medan Area.
9. e. Bandung Lautan Api
Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris pada bulan
Oktober 1945. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu
mengultimatum agar kota Bandung dikosongkan. Hal ini tidak
diindahkan oleh TRI dan rakyat. Perintah ultimatum tersebut
diulang tanggal 23 Maret 1946. Pemerintah RI di Jakarta
memerintahkan supaya TRI mengosongkan Bandung, tetapi
pimpinan TRI di Yogyakarta mengintruksikan supaya Bandung
tidak dikosongkan. Akhirnya dengan berat hati TRI
mengosongkan kota Bandung. Sebelum keluar Bandung pada
tanggal 23 Maret 1946 para pejuang RI menyerang markas
Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan.
Untuk mengenang peristiwa tersebut Ismail Marzuki
mengabadikannya dalam sebuah lagu yaitu Hallo-Hallo
Bandung.
10. 2. Perjuangan secara Diplomasi
a. Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati dilakukan pada
tangga 10 November 1946 di Linggarjati,
dekat Cirebon. Dalam perundingan ini,
Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri
Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili
oleh Prof. Scermerhorn. Perundingan
tersebut dipimpin oleh Lord Killearn.
Berikut ini beberapa keputusan
Perundingan Linggarjati :
11. 1. Belanda mengakui secara de facto
Republik Indonesia meliputi Jawa,
Madura, dan Sumatra.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan
bekerja sama membentuk Negara
Indonesia Serikat, dengan nama Republik
Indonesia Serikat, yang salah satu negara
bagiannya adalah Republik Indonesia.
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda
akan membentuk Uni Indonesia Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
12. b. Perundingan Renville
Perundingan Renville dilaksanakan di atas Geladak
Kapal Renville milik Amerika Serikat pada tanggal 17 Januari
1948. Dalam perundingan tersebut, pemerintah Indonesia
diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Sedangkan
Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Widjojoatmodjo.
Hasil perundingan tersebut adalah:
1. wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi
(garis van Mook),
2. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia
sampai Republik Indonesia Serikat terbentuk,
3. kedudukan RIS dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-
Belanda,
4. RI merupakan bagian dari RIS, dan
5. pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke
daerah RI.
13. c. Perundingan Roem – Royen
Perjanjian Roem-Royen diadakan tanggal 14 April
1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Sebagai wakil dari
PBB adalah Merle Cochran (Amerika Serikat), delegasi
Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem,
sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen.
Dalam perundingan Roem-Royen, masing-masing
pihak mengajukan statement.
Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan
pemerintah Republik Indonesia untuk:
1. menghentikan perang gerilya,
2. bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan
menjaga ketertiban dan keamanan, dan
3. ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag
untuk mempercepat pengakuan kedaulatan kepada
Negara Indonesia Serikat dengan tanpa syarat.
14. Pernyataan dari delegasi Belanda, yaitu:
1. menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta,
2. menjamin penghentian gerakan militer dan pembebasan semua
tahanan politik,
3. tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di
daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1948
4. menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari RIS, dan
5. berusaha agar KMB segera diadakan sesudah RI kembali ke
Yogyakarta.
Dari dua usulan tersebut akhirnya diperoleh kesepakatan yang
ditandatangani tanggal 7 Mei 1949. Kesepakatan antara lain:
1. Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak-
menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan.
2. Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah
Indonesia ke Yogyakarta, dan
3. kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda
15. d. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak
lanjut dari Perundingan Roem-Royen.
KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi
untuk mencari penyelesaian sengketa Indonesia –
Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag,
Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949.
Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi Indonesia, BFO,
Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut ini para delegasi
yang hadir dalam KMB :
1. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem,
Prof.Dr. Mr. Soepomo.
2. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
3. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
4. UNCI diwakili oleh Chritchley..
16. Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang,
akhirnya KMB menghasilkan beberapa keputusan berikut:
1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat.
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30
Desember 1949.
3. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1
tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
4. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni
Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan
catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
6. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan
catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan
dalam kesatuan TNI.
17. Berikut ini dampak dan pengaruh KMB
bagi rakyat Indonesia.
• Belanda mengakui kemerdekaan
Indonesia.
• Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan
pembangunan segera dapat dimulai.
• Irian Barat belum bisa diserahkan kepada
Republik Indonesia Serikat.
• Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan
cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945.
18. B. Masa Demokrasi Liberal.
a) Kurun Waktu (1945 – 1949)
Dalam kurun waktu ini daya upaya Bangsa Indonesia
masih ditujukan bagi Mempertahankan Negara
Proklamasi Indonesia dari segala bentuk rongrongan
baik yang berasal dari pihak Belanda melalui Nica
maupun dari dalam negeri, sehingga UUD 1945
tidak berhasil dijalankan sebagaimana mestinya.
b) Kurun Waktu ( 1950 – 1959)
Berdasarkan persetujuan konferensi meja bundar,
bahwa agar kedaulatannya diakui Belanda maka
Indonesia harus dalam bentuk RIS. Yang terdiri atas
Negara proklamasi Indonesia, Negara Indonesia
Timur, Sumatera Timur dll. Dengan Ir. Soekarno
sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden. Pada mas ini berlaku UUDS 1950.
19. c) Terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pada tanggal 5 Juli 1959. Presiden Republik
Indonesia Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden, yang berisi:
1. Pembubaran Konstituante.
2. Kembali ke UUD 1945
3. Pembentukan MPRS yang terdiri dari
anggota DPR ditambah tusan daerah/
golongan. Serta pembentukan DPAS.
20. C. Masa Orde Lama
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 keadaan tata
negara Indonsia sudah mulai membaik, namun
keadaan demikian dimanfaatkan oleh komunis dalam
menanamkan pengaruhnya dalam NKRI. Buah dari
perbuatan pihak komunis tersebut adalah munculnya
ideologi Manipol Usdek serta konsep nasakom. Puncak
dari kegiatan ntesebut adala peristiwa G-30-S/PKI,
pada tanggal 30 September 1965 yang bditandai
dengan pembunuhan terhadap Para jendral AD.
Namun Pemberontakan ini dapat ditumpas pada
tanggal 1 Oktober 1965, sehingga dikenang sebagi hari
“Kesaktian Pancasila”.
21. D. Masa Ore Baru.
Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan
rakyat, bangsa dan negara Ri yang diletakkan pada kemurnian
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Dillihat dari prosesnya
merupakan suatu reaksi dan koreksi terhadap praktek-praktek
penyelewengan yang terjadi pada masa Orde Lama. Orde Baru
diharapkan mampu untuk memiliki sikap ndan tekat mental
yang baik dan mendalam dalam mengabdi kepada masyarakat.
Orde Baru dimulai dengan keluarnya Supersemar (Surat
Perintah Sebelas Maret ) pada tanggal 11 Maret 1966 oleh
Presiden Soekarno yang memberikan kekuasaan penuh kepada
Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto untuk memulihkan
keamanan dengan jalan menindak pengacau keamanan yang
dilakukan oleh PKI beserta ormas-ormasnya.
Namun dalam perjalannya seperti masa-masa
sebelumnya juga terjadi penyelewengan oleh beberapa
oknum, sehingga memunculkan Orde Reformasi.
22. E. Masa Reformasi
Reformasi dapat diartikan kembali
melakukan usaha-usaha dalam menyusun
suatu sistem agar dapat kembali kepada cita-
cita awal, yaitu Pancasila dan UUD 1945 serta
menjalankannya secara murni dan konsekuen.
Agar tercapai tujuan negara sebagaimana yang
termaktub dalam UUD 1945.
23. KESIMPULAN
Dari makalah di atas dapat kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia
bertekad untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berjuang
mengusir bangsa asing yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan bukanlah akhir bukanlah akhir dari perjuangan
bangsa Indonesia masih harus melakukan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan banyak terjadi
pertempuran fisik, seperti pertempuran Lima Hari di Semarang,
pertempuran Ambarawa, Pertempuran 10 November di Surabaya,
pertempuran Medan Area di Medan, peristiwa Bandung Lautan Api.
Selajutnya perjuangan diplomasi, Indonesia telah beberapa kali
mengadakan perundingan dengan belanda. Namun, perjanjian itu selalu
dilanggar oleh Belanda. Selanjutnya, komisi PBB untuk Indonesia atau
UNCI ( United Nations Comission for Indonesia) mempertemukan
kembali Belanda dengan Indonesia di meja perundingan. Perundingan
yang ditempuh antara lain perundingan Roem-Royen, KMB, Perjanjian
Linggarjati.
Kemerdekaan yang telah dipertahankan hendaknya kita
manfaatkan dengan hal-hal positif yang membawa dampak baik bagi
bangsa kita dan seluruh warga Negara Indonesia