Peraturan Desa Kedungjaran No. 08 Tahun 2014 mengatur tentang nikah siri. Peraturan ini bertujuan melindungi warga dari ketidakpastian hukum akibat nikah siri dan memberikan perlindungan bagi wanita dan anak. Peraturan ini mengatur tentang dasar perkawinan, nikah siri, ketentuan nikah siri, anak dan pasangan, biaya administrasi bagi pasangan nikah siri, serta pembinaan terhadap nikah siri. Pelang
Peraturan Desa Kedungjaran tentang Nikah Siri mengatur tentang larangan nikah siri, kewajiban melapor dan mencatatkan pernikahan secara resmi, sanksi berupa administrasi bagi yang melakukan nikah siri, dan pembinaan terhadap masyarakat agar menghindari nikah siri.
Keputusan ini menetapkan susunan pengurus Karang Taruna RW 013 periode 2013-2016 yang terdiri dari pembina umum, pembina teknis, majelis pertimbangan, dan pengurus harian. Keputusan ini juga menetapkan bidang-bidang dan anggota pengurus masing-masing bidang.
Petunjuk teknis ini memberikan panduan penyusunan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) bagi pemerintahan desa di Kabupaten Bekasi. Terdapat 3 tahapan penyusunan Raperdes yaitu inisiasi ide, penyusunan rancangan, dan pengesahan. Raperdes harus disusun secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan. Raperdes bertujuan mengatur berbagai aspek kepenting
Keputusan Kepala Desa Bhuana Jaya menetapkan pembentukan panitia pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa Bhuana Jaya tahun 2020 yang bertugas mengundang perwakilan masyarakat untuk melakukan musyawarah dan penetapan calon anggota badan, serta mengatur proses pencalonan sesuai peraturan daerah.
Peraturan Desa Kedungjaran tentang Nikah Siri mengatur tentang larangan nikah siri, kewajiban melapor dan mencatatkan pernikahan secara resmi, sanksi berupa administrasi bagi yang melakukan nikah siri, dan pembinaan terhadap masyarakat agar menghindari nikah siri.
Keputusan ini menetapkan susunan pengurus Karang Taruna RW 013 periode 2013-2016 yang terdiri dari pembina umum, pembina teknis, majelis pertimbangan, dan pengurus harian. Keputusan ini juga menetapkan bidang-bidang dan anggota pengurus masing-masing bidang.
Petunjuk teknis ini memberikan panduan penyusunan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) bagi pemerintahan desa di Kabupaten Bekasi. Terdapat 3 tahapan penyusunan Raperdes yaitu inisiasi ide, penyusunan rancangan, dan pengesahan. Raperdes harus disusun secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan. Raperdes bertujuan mengatur berbagai aspek kepenting
Keputusan Kepala Desa Bhuana Jaya menetapkan pembentukan panitia pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa Bhuana Jaya tahun 2020 yang bertugas mengundang perwakilan masyarakat untuk melakukan musyawarah dan penetapan calon anggota badan, serta mengatur proses pencalonan sesuai peraturan daerah.
Keputusan Kepala Desa Wonoyoso membentuk Lembaga Adat Desa Wonoyoso untuk periode 2020-2025 dengan tugas membantu pemerintah desa dalam melestarikan adat istiadat dan mengembangkan budaya masyarakat desa.
Surat keputusan ini menetapkan Usep Komara sebagai Sekretaris Desa Panyocokan untuk periode 2007-2013 menggantikan sekretaris sebelumnya. Surat keputusan ini juga menetapkan struktur organisasi dan tugas perangkat desa untuk periode tersebut.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
Surat keputusan Lurah Balela menetapkan susunan pengurus Karang Taruna Kelurahan Balela untuk masa bakti berikutnya, yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi. Surat keputusan ini mengacu pada peraturan dan undang-undang terkait pembinaan pemuda dan lembaga kemasyarakatan di desa.
Peraturan Desa Pencil mengatur tentang Pungutan Desa yang dapat dipungut oleh Pemerintah Desa seperti iuran berdasarkan mata pencaharian dan luas tanah, pungutan pologoro, serta pungutan atas jasa usaha dan kegiatan sosial. Peraturan ini menetapkan jenis, besaran, dan pelaksanaan pungutan desa setelah mendapat persetujuan BPD.
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...Pemdes Seboro Sadang
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan di Kabupaten Kebumen, termasuk ketentuan umum, pembentukan, tugas dan fungsi, serta jenis-jenis lembaga kemasyarakatan yang dapat dibentuk."
Keputusan Kepala Desa Bhuana Jaya mengangkat perangkat desa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai perkembangan dan peraturan yang berlaku. Perangkat desa mendapat tunjangan sesuai jabatan berdasarkan anggaran desa.
Dokumen ini merekomendasikan pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa X Kecamatan Y Kabupaten Ogan Komering Ilir. Rekomendasi ini didasarkan pada peraturan terkait dan surat kepala desa serta kepala dinas terkait. Dokumen ini menyetujui usulan penggantian dan pengangkatan perangkat desa baru sesuai perubahan susunan organisasi, serta memerintahkan kepala desa untuk mencabut dan mengangkat kembali perang
Keputusan Kepala Desa Pegiringan Nomor 141/18/Tahun 2016 menetapkan pemberhentian dan pengangkatan beberapa perangkat desa di Desa Pegiringan. Keputusan ini didasarkan pada peraturan yang mengatur susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa.
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris DesaPemdes Wlahar Wetan
Penetapan Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor.
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptxSaripudin19
Dokumen tersebut membahas tentang tugas pokok dan fungsi Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa. Kepala Desa bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Perangkat Desa membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas tersebut di bidang umum, perencanaan, keuangan, pemer
Keputusan Kepala Desa Wonoyoso membentuk Lembaga Adat Desa Wonoyoso untuk periode 2020-2025 dengan tugas membantu pemerintah desa dalam melestarikan adat istiadat dan mengembangkan budaya masyarakat desa.
Surat keputusan ini menetapkan Usep Komara sebagai Sekretaris Desa Panyocokan untuk periode 2007-2013 menggantikan sekretaris sebelumnya. Surat keputusan ini juga menetapkan struktur organisasi dan tugas perangkat desa untuk periode tersebut.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
Surat keputusan Lurah Balela menetapkan susunan pengurus Karang Taruna Kelurahan Balela untuk masa bakti berikutnya, yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi. Surat keputusan ini mengacu pada peraturan dan undang-undang terkait pembinaan pemuda dan lembaga kemasyarakatan di desa.
Peraturan Desa Pencil mengatur tentang Pungutan Desa yang dapat dipungut oleh Pemerintah Desa seperti iuran berdasarkan mata pencaharian dan luas tanah, pungutan pologoro, serta pungutan atas jasa usaha dan kegiatan sosial. Peraturan ini menetapkan jenis, besaran, dan pelaksanaan pungutan desa setelah mendapat persetujuan BPD.
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...Pemdes Seboro Sadang
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan di Kabupaten Kebumen, termasuk ketentuan umum, pembentukan, tugas dan fungsi, serta jenis-jenis lembaga kemasyarakatan yang dapat dibentuk."
Keputusan Kepala Desa Bhuana Jaya mengangkat perangkat desa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai perkembangan dan peraturan yang berlaku. Perangkat desa mendapat tunjangan sesuai jabatan berdasarkan anggaran desa.
Dokumen ini merekomendasikan pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa X Kecamatan Y Kabupaten Ogan Komering Ilir. Rekomendasi ini didasarkan pada peraturan terkait dan surat kepala desa serta kepala dinas terkait. Dokumen ini menyetujui usulan penggantian dan pengangkatan perangkat desa baru sesuai perubahan susunan organisasi, serta memerintahkan kepala desa untuk mencabut dan mengangkat kembali perang
Keputusan Kepala Desa Pegiringan Nomor 141/18/Tahun 2016 menetapkan pemberhentian dan pengangkatan beberapa perangkat desa di Desa Pegiringan. Keputusan ini didasarkan pada peraturan yang mengatur susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa.
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris DesaPemdes Wlahar Wetan
Penetapan Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor.
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptxSaripudin19
Dokumen tersebut membahas tentang tugas pokok dan fungsi Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa. Kepala Desa bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Perangkat Desa membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas tersebut di bidang umum, perencanaan, keuangan, pemer
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa. BUM Desa dapat didirikan oleh satu desa atau beberapa desa secara bersama, dan memperoleh badan hukum setelah didaftarkan ke Menteri Hukum dan HAM. BUM Desa dapat bergerak di bidang ekonomi dan pelayanan umum sesuai peraturan perundangan.
Dokumen tersebut merupakan peraturan desa tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa di Desa Wonoyoso, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Peraturan ini mengatur tentang jenis-jenis kewenangan desa yang mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa.
[Ringkasan]
Peraturan Desa Balingasal Nomor 4 Tahun 2016 menetapkan kewenangan Desa Balingasal berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi sistem organisasi perangkat desa, pembinaan kelembagaan masyarakat, dan pengelolaan tanah desa. Sedangkan kewenangan lokal berskala desa tercakup dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
Peraturan Desa ini mengatur tentang penetapan kewenangan Desa Seboro berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Dokumen ini menjelaskan ruang lingkup, kriteria, dan daftar kewenangan desa yang terdiri dari kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Dokumen ini juga mengatur tentang penyelenggaraan dan pembiayaan kewenangan desa.
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Arifuddin Ali
1. Peraturan Daerah ini mengatur tentang tata cara pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Nunukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa.
2. Badan Usaha Milik Desa dibentuk oleh pemerintah desa dan masyarakat desa dengan berbadan hukum, kepengurusan terdiri dari pemerintah desa dan masyarakat, serta permodalannya berasal dari berbagai sumber.
3.
Undang-Undang ini mengatur tentang pemerintahan desa di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah mengatur tentang pembentukan, struktur, dan kepemimpinan pemerintahan desa.
PERATURAN DESA TENTANG TATA TERTIB MUSYAWARAH BPDPemdes Wonoyoso
Peraturan Desa ini mengatur tentang tata tertib pelaksanaan musyawarah desa di Desa Wonoyoso, mencakup jenis musyawarah desa, tahapan pelaksanaannya, dan persiapan panitia musyawarah desa.
UU Desa memberikan pengakuan terhadap hak asal usul desa dan hak tradisional masyarakat dalam mengatur diri sendiri, serta memperkuat kedudukan desa dalam sistem pemerintahan Indonesia dengan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada desa dalam mengelola urusan lokal.
11 daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal bers...aganers
Peraturan Bupati Ciamis ini mengatur tentang daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa di Kabupaten Ciamis. Dokumen ini menjelaskan ruang lingkup kewenangan desa, termasuk kewenangan berdasarkan hak asal usul, kriteria kewenangan lokal berskaka desa, dan contoh-contoh kewenangan lokal berskala desa.
Similar to Perdes no. 08 th 2014 ttg nikah siri (20)
LPJ Pembangunan Pagar Makam Desa Kedungjaran berisi laporan pertanggungjawaban dana sumbangan dari masyarakat dan donatur untuk pembangunan pagar makam di desa tersebut pada tahun 2018. Laporan ini mencakup tujuan, rincian dana yang diterima dan penggunaannya untuk material dan upah tenaga kerja, serta foto proses pembangunan pagar makam.
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaari saridjo
[Ringkasan]
Peraturan Desa Kedungjaran tentang Pengelolaan Aset Desa mengatur tentang pengelolaan aset milik Desa Kedungjaran, termasuk pengelola, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, dan pemindahtanganan aset. Kepala Desa bertanggung jawab atas pengelolaan aset desa dan dibantu oleh Sekretaris Desa dan petugas/pengurus aset dari unsur perangkat desa.
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaari saridjo
[Ringkasan]
Peraturan Desa Kedungjaran menetapkan wilayah dan batas Desa Kedungjaran yang terdiri atas empat dusun dan beberapa RW dan RT. Ditetapkan pula jalan-jalan desa dan gang guna kemudahan masyarakat serta dilakukan pengumpulan dokumen batas dengan desa tetangga.
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
Peraturan Desa ini mengatur kewenangan Desa Kedungjaran berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi sistem organisasi perangkat desa, pembinaan kelembagaan masyarakat, pengelolaan tanah, dan pengembangan peran masyarakat. Kewenangan lokal berskala desa meliputi kegiatan pelayanan masyarakat, kebutuhan sehari-hari m
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017ari saridjo
Laporan ini merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa Kedungjaran tahun 2017 yang mencakup program kerja, pembangunan, pembinaan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan anggaran, dan pencapaian serta permasalahan. Laporan ini disusun untuk melaporkan kinerja pemerintah desa dan menjadi bahan evaluasi untuk perencanaan tahun berikutnya.
Dokumen ini berisi rencana anggaran desa Kedungjaran untuk tahun 2018. Terdapat 16 program pembangunan desa dengan total anggaran Rp712.497.000. Program-program tersebut mencakup pembangunan saluran irigasi, jalan, drainase, talud jalan, gedung olahraga, dan menara air minum.
Sidang formatur pemilihan pengurus masa bakti 2018-2022 Radio Antar Penduduk Indonesia Wilayah 35 Kabupaten Pekalongan diselenggarakan pada 25 Februari 2018. Pengurus yang terpilih adalah H. Mulyono sebagai Ketua, Winantiningsih dan Eko Budi Lenggono sebagai Wakil Ketua I dan II, serta Sekretaris, Bendahara dan koordinator seksi-seksi.
Dokumen tersebut berisi tentang pengangkatan tim ad hoc untuk menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Radio Antar Penduduk Indonesia hasil Musyawarah Nasional VII tahun 2016, serta berita acara serah terima hasil kerja tim tersebut kepada Pengurus Nasional RAPI.
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupari saridjo
Peraturan Desa Kedungjaran Nomor 7 Tahun 2017 mengatur tentang pelestarian lingkungan hidup di desa. Peraturan ini menetapkan hak dan kewajiban warga untuk menjaga lingkungan, serta larangan-larangan terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan. Selain itu, peraturan ini mengatur sanksi berupa ganti rugi bila terjadi pelanggaran terhadap lingkungan hidup di desa.
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
1. PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
KECAMATAN SRAGI
DESA KEDUNGJARAN
PERATURAN DESA KEDUNGJARAN
NO 08 TAHUN 2014
TENTANG
NIKAH SIRI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
Menimbang :
a. bahwa Pemerintah desa Kedungjaran Wajib melindungi seluruh
warga Desa dari ketidakadilan di muka hukum Republik Indonesia
yang disebabkan ketidaktahuan atas hukum.
b. bahwa Pemerintah desa Kedungjaran Wajib melindungi seluruh
warga Desa terutama wanita dan anak dari ketidakpastian
perlindungan atas hukum dari adanya Nikah siri.
c. bahwa dalam rangka menciptakan kepastian terhadap masyarakat
akan Hukum perkawinan dan perlindungan anak.
d. bahwa berdasakan pertimbangan huruf a,b dan huruf c di atas,
dipandang perlu menetapkan Peraturan Desa Tentang Nikah Siri.
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 29
Undang-undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV MPR 1973.
3. Undang-undang republik indonesia nomor 1 tahun 1974 Tentang
Perkawinan.
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah- daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2. 1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok-
Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3039);
6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
10.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
11.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
12.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
13.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
14.Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;
15.Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;
16.Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 14 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa
Lainnya;
Menetapkan:
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KEDUNGJARAN
DAN
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
MEMUTUSKAN
PERATURAN DESA KEDUNGJARAN
TENTANG
NIKAH SIRI
3. BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah:
a. Kabupaten adalah kabupaten Pekalongan
b. Kecamatan adalah Kecamatan Sragi
c. Polsek adalah Polsek Sragi
d. Koramil adalah Koramil Sragi
e. Desa adalah Desa Kedungjaran.
f. Kepala Desa adalah Kepala Desa Kedungjaran
g. Pemerintahan Desa Kedungjaran selanjutnya disebut pemerintahan
h. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara urusan pemerintahan terdiri
dari Pemerintah Desa Kedungjaran dan Badan Permusyawaratan Desa
Kedungjaran yang didalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat Desa Kedungjaran diakui dan dihormati dalam sistim
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
i. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa
Kedungjaran selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa
Kedungjaran
j. Perangkat Desa adalah Perangkat Desa Kedungjaran selanjutnya disebut
perengkat desa adalah unsur pembantu Kepala Desa Kedungjaran yang
bertugas membantu Kepala Desa Kedungjaran dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya.
k. Peraturan Desa Kedungjaran adalah peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh BPD Desa Kedungjaran bersama Kepala Desa
Kedungjaran.
l. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
m. Nikah Siri adalah Perkawinan yang dilakukan oleh Pria Wanita yang sah
secara agama namun belum diresmikan secara Hukum Negara.
n. Anak adalah hasil dari Perkawinan antara Pria dan Wanita.
o. Pungutan biaya atau retribusi adalah suatu pungutan yang dilakukan
oleh pemerintah desa atau yang ditunjuk untuk itu sejumlah tertentu.
BAB II
DASAR PERKAWINAN
Pasal 2
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
4. Pasal 3
1. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
Pasal 4
1. Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai
seorang isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
2. Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih
dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak- pihak yang bersangkutan
BAB III
DASAR NIKAH SIRI
Pasal 5
1. Nikah Siri yang bisa diterima untuk sementara adalah yang dapat dibuktikan
dengan surat nikah dari lembaga yang menikahkannya.
2. Nikah Siri yang bisa diterima untuk sementara adalah Nikah siri dengan Wali
yang sah atas diri pengantin wanita.
3. Nikah Siri yang bisa diterima untuk sementara adalah yang dapat dibuktikan
telah disaksikan sekurang-kurangnya 2 orang saksi yang sealamat.
4. Nikah Siri / Nikah Kiai semata-mata untuk pertimbangan darurat yang bisa
dipertanggungjawabkan.
BAB IV
KETENTUAN NIKAH SIRI
Pasal 6
1. Terhadap warga Desa Kedungjaran yang melakukan Nikah siri diharuskan
sekurang-kurangnya dalam waktu 6 bulan semenjak dicatat dalam dokumen
nikah siri untuk mencatatkan diri di Kantor Urusan Agama atau menikah resmi.
2. Atas Suami atau Istri dari warga desa kedungjaran selama belum mencatatkan
diri secara resmi di Kantor Urusan Agama diperlakukan sebagai bukan warga
dan diharuskan melaporkan diri setiap bulan sekali ke pengurus RT / RW dan
Pemerintah Desa.
3. Atas Suami atau Istri dari warga desa kedungjaran selama belum mencatatkan
diri secara resmi di Kantor Urusan Agama , didapati melakukan kejahatan berat
sesuai Hukum yang berlaku maka dikeluarkan dari Desa.
BAB V
ANAK DAN PASANGAN
Pasal 7
1. Atas anak keturunan yang didapat maka dicatat sebagai anak Ibu dan mendapat
pelayanan sebagai warga bila si-wanita adalah warga desa Kedungjaran.
2. Atas anak keturunan yang didapat maka tak dapat dicatat dalam administrasi
desa Kedungjaran bila si-wanita bukan warga desa Kedungjaran.
5. 3. Atas diri pasangan selama sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum mencatatkan
Perkawinannya secara resmi di Kantor Urusan Agama diperlakukan sebagai
tamu dengan wajib lapor setiap bulan sekali kepada RT / RW dan tak mendapat
fasilitas dan pelayanan dari pemerintah Desa.
4. Atas diri Pasangan yang setelah 6 bulan tetap belum melaksanakan pencatatan
Perkawinannya di Kantor Urusan Agama secara resmi diperlakukan sebagai
tamu dan diwajibkan Lapor tiap bulan dan dikenakan administrasi.
BAB V
BESARNYA BIAYA ADMINISTRASI
Pasal 8
Setiap diri Pasangan dari perkawinan Siri dengan warga desa Kedungjaran sesuai
pasal 7 ayat 4 dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.15.000,- perbulan
BAB VI
PENANGGUNGJAWAB DAN PELAKSANA PUNGUTAN
Pasal 9
(1) Pelaksana pungutan administrasi pasangan nikah siri dalam tupoksi
pembantuan adalah :
a. Tupoksi pembantuan pungutan pasangan nikah siri sebagaimana pasal 8
adalah Polisi Desa.
b. Pertanggungjawaban pelaksana pungutan administrasi kepada
Bendaharawan Desa setiap tanggal dan atau akhir bulan berjalan
disahkan/mengetahui Sekdes dan Cap Kepala Desa.
c. Pemegang administrasi pasangan nikah siri adalah Polisi Desa dan guna
efektifitasnya pelaksanaan pungutan dan tertibnya administrasi, maka Kaur
Keuangan harus membuat buku kas pembantu yang khusus.
(2) Bagi setiap masyarakat dan atau penduduk desa Kedungjaran atau
panitia/organisasi yang mengetahui adanya warga yang melangsungkan atau
sudah Nikah siri untuk melaporkannya kepada Ketua RT dan RW setempat
.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 10
1. Bahwa Pemerintah Desa Kedungjaran tidak membenarkan adanya Nikah siri /
Kawin Kiai.
2. Atas warga yang terlanjur atau akan melakukan Nikah Siri, Pemerintah Desa
melalui Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat wajib memberikan
Pembinaan secara Intensif dan berkelanjutan.
3. Pemerintah Desa melalui Forum-forum yang tersedia wajib melakukan
sosialisai kerugian Nikah siri bagi hak perempuan dan anak.
6. Pasal 11
1. Aparatur Pemerintah Desa sebagai Pembina dilarang keras melakukan Nikah
Siri atau Nikah Kiai.
2. Aparatur Pemerintah Desa yang terbukti melanggar Pasal 11 ayat 1 maka dapat
diberhentikan secara tidak hormat.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 12
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa.
Pasal 13
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa Kedungjaran.
Ditetapkan di Kedungjaran
Pada tanggal 1 Oktober 2014
KETUA BPD KEPALA DESA
S U U D SARIDJO
Diundangkan di Kedungjaran
Pada tanggal 1 Oktober 2014
Plt. SEKRETARIS DESA KEDUNGJARAN
WASDARI