Dokumen tersebut membahas tentang kewenangan desa sesuai dengan Permendagri No 44 Tahun 2016. Dokumen menjelaskan definisi desa, asas-asas pengaturan desa, jenis-jenis kewenangan desa, dan kewenangan desa sebagai subjek pembangunan desa yang meliputi penyediaan pelayanan dasar, infrastruktur, dan kelembagaan ekonomi sosial.
Keputusan Kepala Desa Wonoyoso membentuk Lembaga Adat Desa Wonoyoso untuk periode 2020-2025 dengan tugas membantu pemerintah desa dalam melestarikan adat istiadat dan mengembangkan budaya masyarakat desa.
Dokumen tersebut membahas tentang kewenangan desa sesuai dengan Permendagri No 44 Tahun 2016. Dokumen menjelaskan definisi desa, asas-asas pengaturan desa, jenis-jenis kewenangan desa, dan kewenangan desa sebagai subjek pembangunan desa yang meliputi penyediaan pelayanan dasar, infrastruktur, dan kelembagaan ekonomi sosial.
Keputusan Kepala Desa Wonoyoso membentuk Lembaga Adat Desa Wonoyoso untuk periode 2020-2025 dengan tugas membantu pemerintah desa dalam melestarikan adat istiadat dan mengembangkan budaya masyarakat desa.
Keputusan Kepala Desa menetapkan pemberhentian beberapa perangkat desa sebelumnya dan mengangkat seorang sekretaris desa baru. Keputusan ini didasarkan pada perubahan susunan organisasi perangkat desa sesuai peraturan terbaru serta hasil seleksi dan rekomendasi dari camat.
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa (2018) ini merupakan uraian lengkap dan terperinci dari keseluruhan proses kegiatan penetapan dan penegasan batas desa yang dilaksanakan oleh MCA-Indonesia pada 359 desa di 17 kabupaten selama 2015-2018.
(c) 2018, Tim Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif MCA-Indonesia
Peraturan Desa ini membahas tentang pelestarian lingkungan hidup di Desa Seboro. Tujuannya adalah melindungi lingkungan hidup dan sumber daya alam serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dengan mengatur tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat serta mengedepankan asas kelestarian, manfaat, dan kearifan lokal.
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...TV Desa
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkatan, Pembinaan Dan Pengembangan, Dan Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama
SOSIALISASI PENEGASAN BATAS DESA & PENYELESAIN PERMASALAHAN KONFLIK BATAS DES...yunusshobrun2
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi penetapan dan penegasan batas desa beserta penyelesaian permasalahan konflik batas desa di Kabupaten Tapanuli Tengah. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum, tujuan, definisi batas desa, tata cara penetapan dan penegasan batas desa, pembentukan tim, sumber pendanaan, serta berita acara yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Keputusan Lurah Sukahati menetapkan Kelompok Tani Tunas Hijau Sukahati yang berlokasi di Kampung Muaraberes RT. 04/03 Kelurahan Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor beserta kepengurusannya. Kelompok Tani berfungsi sebagai wadah belajar, kerja sama, dan unit produksi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting Akademi Desa 4.0
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan konvergensi pencegahan stunting di desa melalui penggunaan dana desa, dengan menjelaskan model konvergensi, peraturan terkait, dan contoh sinergi pembiayaan antara pemerintah pusat dan daerah dengan desa.
APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas bersama oleh pemerintah desa dan BPD. APB Desa terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan desa. Pelaksanaan APB Desa meliputi penyusunan, persetujuan, pelaporan realisasi, dan evaluasi. Terdapat dua jenis swakelola yaitu swakelola pemerintah desa dan swakelola padat karya yang dilaksanakan ole
PERATURAN DESA TENTANG TATA TERTIB MUSYAWARAH BPDPemdes Wonoyoso
Peraturan Desa ini mengatur tentang tata tertib pelaksanaan musyawarah desa di Desa Wonoyoso, mencakup jenis musyawarah desa, tahapan pelaksanaannya, dan persiapan panitia musyawarah desa.
Keputusan Kepala Desa menetapkan pemberhentian beberapa perangkat desa sebelumnya dan mengangkat seorang sekretaris desa baru. Keputusan ini didasarkan pada perubahan susunan organisasi perangkat desa sesuai peraturan terbaru serta hasil seleksi dan rekomendasi dari camat.
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa (2018) ini merupakan uraian lengkap dan terperinci dari keseluruhan proses kegiatan penetapan dan penegasan batas desa yang dilaksanakan oleh MCA-Indonesia pada 359 desa di 17 kabupaten selama 2015-2018.
(c) 2018, Tim Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif MCA-Indonesia
Peraturan Desa ini membahas tentang pelestarian lingkungan hidup di Desa Seboro. Tujuannya adalah melindungi lingkungan hidup dan sumber daya alam serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dengan mengatur tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat serta mengedepankan asas kelestarian, manfaat, dan kearifan lokal.
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...TV Desa
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkatan, Pembinaan Dan Pengembangan, Dan Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama
SOSIALISASI PENEGASAN BATAS DESA & PENYELESAIN PERMASALAHAN KONFLIK BATAS DES...yunusshobrun2
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi penetapan dan penegasan batas desa beserta penyelesaian permasalahan konflik batas desa di Kabupaten Tapanuli Tengah. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum, tujuan, definisi batas desa, tata cara penetapan dan penegasan batas desa, pembentukan tim, sumber pendanaan, serta berita acara yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Keputusan Lurah Sukahati menetapkan Kelompok Tani Tunas Hijau Sukahati yang berlokasi di Kampung Muaraberes RT. 04/03 Kelurahan Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor beserta kepengurusannya. Kelompok Tani berfungsi sebagai wadah belajar, kerja sama, dan unit produksi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Penggunaan Dana Desa untuk Percepatan Konvergensi Pencegahan Stunting Akademi Desa 4.0
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan konvergensi pencegahan stunting di desa melalui penggunaan dana desa, dengan menjelaskan model konvergensi, peraturan terkait, dan contoh sinergi pembiayaan antara pemerintah pusat dan daerah dengan desa.
APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas bersama oleh pemerintah desa dan BPD. APB Desa terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan desa. Pelaksanaan APB Desa meliputi penyusunan, persetujuan, pelaporan realisasi, dan evaluasi. Terdapat dua jenis swakelola yaitu swakelola pemerintah desa dan swakelola padat karya yang dilaksanakan ole
PERATURAN DESA TENTANG TATA TERTIB MUSYAWARAH BPDPemdes Wonoyoso
Peraturan Desa ini mengatur tentang tata tertib pelaksanaan musyawarah desa di Desa Wonoyoso, mencakup jenis musyawarah desa, tahapan pelaksanaannya, dan persiapan panitia musyawarah desa.
Peraturan Desa ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pencil tahun 2016-2019 yang mencakup visi, misi, program pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat Desa Pencil selama 6 tahun ke depan.
Peraturan Desa ini membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bernama "KRIDABO" untuk mengelola potensi ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Seboro. BUMDes dibentuk melalui kesepakatan musyawarah dan dikelola secara partisipatif untuk meningkatkan perekonomian dan pendapatan warga.
Rangkuman dalam 3 kalimat:
Peraturan ini mengatur tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk periode 20xx-20xx, mencakup visi dan misi kepala desa, rencana pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Peraturan Menteri ini mengatur prioritas penggunaan dana desa tahun 2023 yang diarahkan untuk percepatan pencapaian tujuan SDGs Desa meliputi pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan mitigasi bencana sesuai kewenangan desa."
Peraturan Menteri ini mengatur prioritas penggunaan dana desa tahun 2023 yang diarahkan untuk percepatan pencapaian tujuan SDGs Desa meliputi pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan mitigasi bencana sesuai kewenangan desa. Prioritas penggunaan dana desa diatur dan diurus oleh desa berdasarkan kewenangan desa.
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
Peraturan Desa ini mengatur kewenangan Desa Kedungjaran berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi sistem organisasi perangkat desa, pembinaan kelembagaan masyarakat, pengelolaan tanah, dan pengembangan peran masyarakat. Kewenangan lokal berskala desa meliputi kegiatan pelayanan masyarakat, kebutuhan sehari-hari m
Peraturan Desa Wonoyoso mengatur tentang pungutan desa, yang meliputi ketentuan umum, objek dan subjek pungutan desa. Pungutan desa diatur untuk membiayai kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desa."
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
Website SITEKTONIK memberikan informasi mengenai sistem manajemen tanda tangan elektronik pemerintah Kabupaten Kebumen. Website ini memuat fitur-fitur seperti statistik penggunaan tanda tangan elektronik, mencari data pengguna, dan verifikasi dokumen elektronik yang ditandatangani secara digital.
MUSRENBANGDES PENYUSUNAN RKP DESA TAHUN TAHUN 2024Pemdes Wonoyoso
[Ringkasan]
Berita acara musyawarah perencanaan pembangunan desa Wonoyoso tahun 2023 membahas prioritas program pembangunan dan penanggulangan kemiskinan untuk tahun 2024-2025. Acara ini dihadiri oleh perwakilan desa, lembaga swadaya masyarakat, dan instansi terkait. Hasilnya adalah kesepakatan program prioritas dan penganggaran untuk tahun berikutnya.
Evaluasi Perkembangan Desa tahun 2021 menunjukkan bahwa Desa Wonoyoso telah melaksanakan musyawarah desa dengan baik dan membahas berbagai hal terkait perencanaan pembangunan, peraturan desa, kerjasama dengan pihak luar, serta pembentukan BUMDes. Desa juga telah mengelola administrasi dengan baik dan memiliki pendapatan yang berasal dari berbagai sumber. [/ringkasan]"
Dokumen ini berisi data pokok desa WONOYOSO di Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas wilayah 128 ha dengan jumlah penduduk 3.086 jiwa yang mayoritas bekerja sebagai petani. Sarana dan prasarana yang tersedia antara lain dua sekolah dasar, empat masjid, dan jalan desa sepanjang 4,351 km.
Dokumen ini berisi data deskriptif tentang Desa Wonoyoso, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas wilayah 128 ha dengan jumlah penduduk 3.086 jiwa yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh tani. Fasilitas utama di desa ini antara lain kantor desa, sekolah dasar, dan beberapa sarana ibadah.
Petunjuk ini mengatur pelaksanaan Lomba Desa dan Kelurahan Tahun 2023 untuk mengevaluasi kinerja terbaik desa dan kelurahan sebagai contoh untuk percepatan pembangunan dan peningkatan motivasi inovasi pemerintahan desa. Lomba ini diselenggarakan berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Evaluasi Perkembangan Desa tahun 2021 menyoroti beberapa bidang pemerintahan Desa Wonoyoso seperti administrasi desa, keuangan desa, akuntabilitas, dan inovasi. Desa ini memiliki 3.086 jiwa penduduk dan telah melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat serta melestarikan adat dan budaya setempat.
LAPORAN REALISASI APBDES DESA WONOYOSO TAHUN ANGGARAN 2021Pemdes Wonoyoso
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Laporan pertanggungjawaban realisasi anggaran pendapatan dan belanja Desa Wonoyoso tahun 2021.
2. Terdapat perbedaan antara anggaran dan realisasi pada pendapatan dan belanja desa serta surplus anggaran.
3. Laporan tersebut disetujui oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa Wonoyoso.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...unikbetslotbankmaybank
Pada hari ini 12 Juni 2024, Link Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Bank Bengkulu Promo Bonus Terbesar Banyak Promo Spektakuler di provider Pragmatic Play adalah Unikbet karena berlicensi resmi internasional. Maka dari itu, Untuk anda para pemain slot online yang berada di kota Sigli, bisa bermain dengan tenang dan aman. Berikut rekomendasi daftar situs slot bisa deposit pakai Bank Bengkulu khusus untuk anda yang berlokasi di Kota Sigli:
1. Slot Nexus Gates of Olympus™
2. Slot Thor vs Hercules
3. Slot Gates of Gatot Kaca
4. Slot Sugar Rush™
5. Slot Sweet Bonanza Xmas™
6. Slot Mahjong Wins
PERATURAN DESA TENTANG TATA TERTIB MUSYAWARAH DESA
1. KEPALA DESA WONOYOSO KECAMATAN WONOYOSO
KABUPATEN KEBUMEN
PERATURAN DESA WONOYOSO NOMOR 4
TAHUN 2022
TENTANG TATA TERTIB MUSYAWARAH DESA DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA WONOYOSO,
Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan Musyawarah Desa harus
dilaksanakan sesuai dengan tata tertib Musyawarah Desa, dan
berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat (2) Peraturan Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 Tentang
Musyawarah Desa, perlu disusun Peraturan Desa Tentang Tata
Tertib Musyawarah Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Desa WONOYOSO
Kecamatan WONOYOSO Kabupaten Kebumen Tentang Tata
TertibMusyawarah Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Tengah (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 1950 Nomor
42);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang
4. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
2. 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 61, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia
Nomor 4866);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan
Mulai Berlakunya Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah – daerah Kabupaten dalam
lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
3. Nomor 5558) sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembar Negara
Republik Indonesia
Tambahan Lembaran
Tahun
Negara
2016 Nomor 57,
Republik Indonesia
Nomor 5864);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan Di
Desa;
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 Tentang Kewenangan Desa;
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang
MusyawarahDesa;
16. Peraturan Bupati Kebumen Nomor 37 Tahun 2018 tentang
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa di Kabupaten Kebumen;
17. Peraturan Bupati Kebumen Nomor 133 Tahun 2021 Tentang
Tata tertib musyawarah desa
Dengan kesepakatan bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
WONOYOSO
dan
KEPALA DESA WONOYOSO
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG
TATA TERTIB MUSYAWARAH DESA.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa WONOYOSO
2. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa WONOYOSO
3. Daerah adalah Kabupaten Kebumen.
4. 4. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
5. Bupati adalah Bupati Kebumen.
6. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat
strategis.
7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
9. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat Desa.
10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
12. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJM
Desa adalah adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
14. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, adalah penjabaran
dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
15. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
16. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayan asli Desa, dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak
lainnya yang sah.
17. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
18. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang
masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat.
19. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk
5. mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh
Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.
20. Kearifan lokal adalah merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan dari bahasa, pakaian masyarakat di desa yang didasari nilai nilai
kebaikan sebagai bentuk atau ciri khas desa.
Pasal 2
(1) Peraturan desa ini secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan Musyawarah Desa yang demokratis, partisipatif, inklusif,
responsif gender, transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan
masyarakat.
(2) Tujuan Peraturan Desa ini untuk :
a. meningkatkan partisipasi masyarakat dalampenyelenggaraan musyawarah
desa;
b. menjadikan Musyawarah Desa sebagai forum pengambilan keputusan
tertinggi dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan di Desa;
c. meningkatkan sinergi dan koordinasi antar pemangku
kepentingan di desa.
Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Desa ini meliputi:
a. kebijakan pelaksanaan Musyawarah Desa;
b. tatacara Musyawarah Desa; dan
c. tindak lanjut hasil Musyawarah Desa.
BAB II
JENIS MUSYAWARAH
Pasal 4
Musyawarah desa terdiri atas
a. Musyawarah Desa terencana; dan
b. Musyawarah Desa insidental.
Pasal 5
(1) Musyawarah Desa terencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,
dipersiapkan dan dituangkan dalam RKP Desa pada tahun sebelumnya.
(2) Perencanaan Musyawarah Desa terencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi rencana kegiatan dan rencana anggaran biaya.
(3) Perencanaan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
6. (2), disusun dengan mempertimbangkan hal yang bersifat strategis yang harus
dimusyawarahkan dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 6
(1) Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b,
merupakan Musyawarah Desa yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Desa dan kejadian yang mendesak.
(2) Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipersiapkan
sesuai dengan kondisi obyektif yang mendasari diadakannya Musyawarah Desa.
(3) Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk
membahas dan menetapkan:
a. pembahasan kondisi; dan
b. penanganan.
(4) Hasil pembahasan Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dituangkan dalam Berita Acara.
(5) Berita Acara Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
ditetapkan oleh Kepala Desa.
BAB III TAHAPAN
MUSYAWARAH
DESA
Pasal 7
Tahapan penyelenggaraan musyawarah desa meliputi :
a. persiapan;
b. pelaksanaan; dan
c. tindak lanjut
Bagian Kesatu Persiapan
Pasal 8
(1) Dalam penyelenggaraan Musyawarah Desa, BPD melakukan persiapan
antara lain:
a. menyerap Aspirasi baik melalui dusun dan atau kelompok kepentingan
yang ada di desa;
b. menyusun Pandangan Resmi BPD;
c. membentuk Panitia Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Keputusan
BPD;dan
d. mengidentifikasi unsur peserta Musyawarah Desa, narasumber dan/atau
undangan khusus lainya.
(2) Panitia Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
beranggotakan paling sedikit 3 orang dan paling banyak 7 orang yang terdiri dari :
1. Ketua : Sekretaris BPD;
2. Anggota :
a. unsur BPD;
b. unsur Perangkat Desa; dan/atau
7. c. unsur Lembaga Kemasyarakatan Desa.
(3) Panitia Musyawarah Desa bertugas :
a. menyusun jadwal acara;
b. menunjuk petugas pelaksana;
c. menyusun dan/atau melaksanakan RAB;
d. menyiapkan sarana dan prasarana;
e. mendata calon peserta berkoordinasi dengan pemerintah desa;
f. mengedarkan undangan kepada peserta, nara sumber dan/atau undangan
khusus lainnya dilampiri ringkasan materi musyawarah desa;
g. membuat pengumuman Musyawarah Desa melalui media informasi
yangada didesa;
h. melaporkan hasil penyelenggaraan Musyawarah Desa Kepada BPD;
i. menjalankan tugas lainnya sesuai kebutuhan; dan
j. panitia dalam melaksanakan tugasnya bersifat sukarela;
Pasal 9
(1) Dalam persiapan Musyawarah Desa Pemerintah Desa bertugas dan
bertanggungjawab :
a. berkoordinasi dengan para pihak terkait dalam hal
penyelenggaraan musyawarah desa;
b. menyiapkan dukungan anggaran;
c. mempersiapkan materi pembahasan; dan
d. menyiapkan dukungan fasilitas lainnya sesuai
kebutuhan penyelenggaraan Musyawarah Desa.
(2) Tugas dan tanggung jawab Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berdasarkan hasil koordinasi dengan BPD dan/atau Panitia Musyawarah Desa.
Bagian Kedua Pelaksanaan
Pasal 10
(1) Pelaksanaan Musyawarah Desa harus berdasarkan tata tertib dan berpegang teguh
pada azas musyawarah desa yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
(2) Pelaksanaan Musyawarah Desa dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh 2/3 (dua
per tiga) dari jumlah peserta musyawarah yang diundang;
(3) Dalam hal kehadiran peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terpenuhi,
maka musyawrah desa ditunda dan/atau dibatalkan;
(4) Dalam hal Pelaksanaan musyawarah berdasarkan ayat (3), dapat dilaksanakan atas
persetujuan peserta musyawarah dan dituangkan dalam Berita Acara;
(5) Dalam hal musyawarah desa dibatalkan, maka dilakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan Musyawarah Desa dilakukan koordinasi antara BPD, Pemerintah Desa,
dan Panitia Musyawarah Desa.
8. Pasal 11
(1) Peserta musyawarah terdiri dari:
a. peserta yang memiliki hak suara; dan
b. peserta yang tidak memiliki hak suara;
(2) Peserta yang memiliki hak suara sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, meliputi;
BPD, Pemerintah Desa, Panitia Musyawarah Desa, Peserta yang diundang, warga
masyarakat desa yang hadir atas inisiatif sendiri yang mengisidalam daftar hadir;
(3) Peserta yang tidak memiliki hak suara sebagai mana dimaksud ayat
(1) huruf b, meliputi : Narasumber dan/atau undangan khusus lainya yang berasal
dari luar desa WONOYOSO;
(4) Peserta yang memiliki hak suara dari unsur masyarakat, harus mewakili antara lain:
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok perajin;
g. perwakilan kelompok perempuan;
h. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan/atau
i. perwakilan kelompok masyarakat miskin.
j. Perwakilan Kelompok budaya;
k. perwakilan kewilayahan;
l. perwakilan pemerhati/kader kesehatan masyarakat;
m. perwakilan kelompok penyandang disabilitas;
n. perwakilan kelompok lanjut usia;
o. perwakilan kelompok seniman; dan/atau
p. perwakilan kelompok lain yang teridentifikasi di Desa sesuai
dengan kearifan lokalDesa.
Pasal 12
(1) Peserta Musyawarah Desa dari unsur BPD, Pemerintah Desa, dan Panitia
Musyawarah Desa menggunakan pakaian adat Kebumen (kearifan lokal);
(2) Peserta narasumber dan/atau undangan khusus lainya diberitahukan untuk
menggunakan pakaian berdasarkan yang berlaku di lembaganya dan/atau
menggunakan pakaian adat kabupaten Kebumen;
(3) Sedangkan peserta dari unsur masyarakat dapat menggunakan pakaian dan/atau
lencana adat Kebumen, seperti:
a. blangkon untuk laki-laki;
b. kebaya untuk perempuan, dan
c. kelengkapan adat lain sesuai kondisi desa.
9. TATA CARA PERSIDANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 13
(1) Musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD.
(2) Apabila Ketua BPD berhalangan, pimpinan Musyawarah Desa dilakukan oleh unsur
BPD lainnya disertai dengan surat tugas dari Ketua BPD yang berhalangan.
(3) Unsur BPD lainnya yang ditunjuk menjadi pimpinan Musyawarah Desa
memberitahukan kepada peserta Musyawarah Desa tentang alasan Ketua BPD
berhalangan.
(4) Musyawarah dilaksanakan tepat waktu sesuai undangan dengan toleransi
maksimal 30 menit.
Pasal 14
(1) Susunan acara Musyawarah Desa, meliputi :
a. pembukaan;
b. sambutan Ketua Panitia ;
c. paparan pandangan resmi BPD tentang materi Musyawarah Desa;
d. tanggapan dari Pemerintah Desa dan/atau Narasumber;
e. diskusi pembahasan materi, dapat dilakukan dengan cara diskusi pleno
dan/atau diskusi kelompok;
f. paparan hasil pembahasan melalui diskusi dan pengambilan keputusan;
g. pembacaan hasil Keputusan Musyawarah Desa;
h. penandatangan berita acara; dan
i. penutup.
(2) Pembahasan materi dengan cara diskusi pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e, yaitu forum tanya jawab atau dialog langsung antara peserta dengan
pihak-pihak terkait materi yang dipandu langsung oleh pimpinan musyawarah
desa.
(3) Pembahasan materi dengan cara diskusi kelompok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e, yaitu pimpinan musyawarah desa membagi peserta ke dalam
beberapa kelompok diskusi terfokus sesuai kebutuhan materi pembahasan dan
kesepakatan peserta.
(4) Dalam pelaksanaan diskusi kelompok peserta diskusi terlebih dahulu memilih
pimpinan diskusi kelompok yang terdiri dari Ketua dan Notulis secara musyawarah
mufakat.
(5) Pimpinan diskusi kelompok bertugas memimpin jalannya pembahasan masing-
masing kelompok dan membacakan hasil diskusi kelompok pada forum diskusi
pleno.
(6) Tata cara pembahasan dan pengambilan keputusan dalam diskusi kelompok tetap
berpedoman pada peraturan tata tertib ini.
10. Pasal 15
(1) Tata cara pengambilan keputusan dilakukan secara:
a. musyawarah guna mufakat dan/atau;
apabila musyawarah guna mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara pemungutan suara suara
terbanyak;
(2) Pengambilan keputusan sesuai ayat (1) huruf b, dinyatakan sah apabila disetujui
oleh paling sedikit ½ (satu perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang
hadir;
(3) Apabila pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak terjadi perolehan
suara yang sama, maka pengambilan keputusan selanjutnya diserahkan kepada
BPD dan Pemerintah Desa untuk dikoordinasikan serta mengambil keputusan
secara mufakat dengan melibatkan perwakilan peserta musyawarah desa yang
dipilih oleh seluruh peserta musyawarah;
(4) Perwakilan peserta musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling
sedikit 5 orang dan paling banyak 7 orang yang dipilih oleh peserta pada saat
musyawarah desa dengan mengutamakan keterwakilan unsur perempuan;
(5) Hasil musyawarah desa ditandatangani oleh BPD, Pemerintah Desa dan perwakilan
peserta musyawarah desa yang dituangkan dalam Berita Acara.
Pasal 16
(1) Musyawarah Desa di tunda apabila kehadiran peserta yang diundang tidak
memenuhi qourum sesuai pasal 10 ayat(2).
(2) Jadwal Penundaan musyawarah desa sesuai ayat (1) dikordinasikan dan
disepakai antara BPD dan Pemerintah Desa.
(3) Penundaan hasil keputusan musyawarah desa sesuai pasal (15) dilaksanakan
selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari kerja.
BAB V
TINDAK LANJUT
Pasal 17
(1) Berita Acara hasil musyawarah desa sebagaimana dimaksud pasal (15)
disosialisasikan oleh Pemerintah Desa;
(2) Hasil musyawarah Desa yang merekomendasikan penyusunan Peraturan
Desa, ditindaklanjuti oleh Pemerintah Desa;
(3) Penyusunan sebagaimana ayat (2) dilaksanakan sesuai sesuai peraturan
perundangan yang berlaku yang dilakukan secara partisipatif dan transparan.
BAB VI PERSELISIHAN
Pasal 18
Perselisihan yang timbul akibat tindak lanjut keputusan Musyawarah Desa diselesaikan
secara musyawarah mufakat dan
11. (1) dilandasi semangatkekeluargaan;
(2) Dalam hal musyawarah perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), belum
tercapai mufakat, penyelesaiannya difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten;
(3) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bersifat final dan
ditetapkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh para pihak dan pejabat
yang memfasilitasi penyelesaian perselisihan.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 19
Musyawarah Desa dibiayai dari APB Desa dan/atau dari sumber lain yang tidak
mengikat.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN -LAIN
Pasal 20
Hal – hal lain yang belum diatur dalam peraturan desa ini selama berkait dengan teknis
pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dalam tata cara pelaksanaan oleh panitia berkoordinasi
dengan BPD dan Pemerintah desa.
PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.
Ditetapkan di WONOYOSO pada
tanggal 27 April 2022
Diundangkan di WONOYOSO pada
tanggal 28 April 2022
SEKRETARIS DESA WONOYOSO
ttd
INDRA SUPRIYATNO
LEMBARAN DESA WONOYOSO TAHUN 2020 NOMOR 4