Dokumen tersebut membahas implementasi manajemen risiko pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). BTPN menerapkan manajemen risiko secara efektif melalui pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi serta satuan kerja manajemen risiko. BTPN mengelola delapan jenis risiko utama termasuk risiko kredit, pasar, dan likuiditas dengan kebijakan, prosedur, dan sistem yang memadai."
BE & GG, Febi Nofita Sari, Prof Hapzi Ali, BE & GG Minggu 10: Executive and D...Febi Nofita Sari
Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur risiko mengingat kontrak antara Bank
dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu ke depan. Dengan demikian masing
-
masing pihak
mempunyai
moral hazard
untuk tidak memenuhi kewajibannya di masa mendatang atau kond
isi
external
(pasar) berubah ke arah yang merugikan Bank antara lain fluktuasi nilai tukar dan suku
bunga
BE & GG, Febi Nofita Sari, Prof Hapzi Ali, BE & GG Minggu 10: Executive and D...Febi Nofita Sari
Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur risiko mengingat kontrak antara Bank
dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu ke depan. Dengan demikian masing
-
masing pihak
mempunyai
moral hazard
untuk tidak memenuhi kewajibannya di masa mendatang atau kond
isi
external
(pasar) berubah ke arah yang merugikan Bank antara lain fluktuasi nilai tukar dan suku
bunga
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...Rachmad Hidayat
Judul : HAL-HAL TERKAIT DENGAN ETIKA PROFESI DAN ETIKA PROFESI IT SERTA CARA MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PROFESI IT
Tugas : Forum 14 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
Judul : NORMA ETHICS KAITANNYA DENGAN PROFESI IT SERTA CONFLICT INTEREST DAN CARA MENGATASINYA DI PERUSAHAAN
Tugas : Quiz 14 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...Rachmad Hidayat
Judul : KONSEP UNTUK MENGURANGI TINDAK KORUPSI (CORRUPTION) DAN PENIPUAN (FRAUD) UNTUK BANGSA DAN NEGARA INDONESIA DI BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN
Tugas : Forum 13 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
Judul : TENTANG CORRUPTION DAN FRAUD DAN CARA MENGATASINYA AGAR TIDAK TERJADI TINDAKAN CORRUPTION DAN FRAUD DI LINGKUNGAN KERJA PT AUTOCOMP SYSTEMS INDONESIA
Tugas : Quiz 13 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
More Related Content
Similar to BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Risk Management, Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...Rachmad Hidayat
Judul : HAL-HAL TERKAIT DENGAN ETIKA PROFESI DAN ETIKA PROFESI IT SERTA CARA MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PROFESI IT
Tugas : Forum 14 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
Judul : NORMA ETHICS KAITANNYA DENGAN PROFESI IT SERTA CONFLICT INTEREST DAN CARA MENGATASINYA DI PERUSAHAAN
Tugas : Quiz 14 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...Rachmad Hidayat
Judul : KONSEP UNTUK MENGURANGI TINDAK KORUPSI (CORRUPTION) DAN PENIPUAN (FRAUD) UNTUK BANGSA DAN NEGARA INDONESIA DI BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN
Tugas : Forum 13 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
Judul : TENTANG CORRUPTION DAN FRAUD DAN CARA MENGATASINYA AGAR TIDAK TERJADI TINDAKAN CORRUPTION DAN FRAUD DI LINGKUNGAN KERJA PT AUTOCOMP SYSTEMS INDONESIA
Tugas : Quiz 13 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...Rachmad Hidayat
Judul : KONSEP DAN FUNGSI DARI GOVERNANCE RATING DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) ATAU GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (GGG)
Tugas : Forum 12 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
Judul : TENTANG GOVERNANCE RATING, IMPLEMENTASINYA PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN KRITIK SERTA REKOMENDASINYA
Tugas : Quiz 12 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Audit & Internal C...Rachmad Hidayat
Judul : HUBUNGAN AUDIT DAN INTERNAL CONTROL DENGAN BUSINESS ETHIC DAN GOOD GOVERNANCE
Tugas : Forum 9 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Judul : TENTANG AUDIT & INTERNAL CONTROL, IMPLEMENTASI SISTEM AUDIT, INTERNAL CONTROL DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) PADA PT AUTOCOMP SYSTEMS INDONESIA
Tugas : Quiz 9 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Shareholders and t...Rachmad Hidayat
Judul : SHAREHOLDER AND THE MARKET FOR CORPORATE CONTROL (CASE INDOSAT AND FREEPORT)
Tugas : Forum 6 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===============================================
Judul : HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM SERTA PENGENDALIANNYA
Tugas : Forum 6 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===============================================
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...Rachmad Hidayat
Judul : IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA BERDASARKAN HARAPAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Tugas : Forum 5 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Judul : HUBUNGAN ANTARA BOARD OF DIRECTORS DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN NORMATIF IMPLEMENTASI DI INDONESIA
Tugas : Forum 5 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - The Corporate Cult...Rachmad Hidayat
Judul : TANGGAPAN ATAS PERNYATAAN PAKAR BAHWA SULITNYA PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA DAN KONSEP PENERAPAN GOOD GOVERNANCE YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DI INDONESIA
Tugas : Forum 4 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Judul : PERBEDAAN BOARD OF DIRECTOR, BOARD COMMITTEES, BOARD POWER DAN BOARD COMPOSITION DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KONTEKS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA
Tugas : Quiz 4 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...Rachmad Hidayat
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Rachmad Hidayat (55117110127)
Rangkuman dari Forum (IMPLEMENTASI “PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS” DI INDONESIA DAN KAITANNYA DENGAN BUSINESS ETHICS DAN GOOD GOVERNANCE) dan Quiz (RESUME “PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS” AND REKOMENDASINYA)
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...Rachmad Hidayat
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Rachmad Hidayat (55117110127)
Rangkuman dari Forum (KONSEP YANG BAIK DAN EFISIEN DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA BAIK PADA PEMERINTAH (GGG) ATAU PADA PERUSAHAAN (GCG)) dan quiz (PENDEKATAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE YANG SESUAI DENGAN BUDAYA KITA (BUDAYA PANCASILA DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA))
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Risk Management, Universitas Mercu Buana, 2017
1. P a g e 1 | 19
Judul :IMPLEMENTASI RISK MANAGEMENT
(MANAJEMEN RISIKO) PADA PT BANK
TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DIMANA
SAAT INI LINGKUNGAN BISNIS SANGAT
CEPAT BERUBAH DAN TANTANGAN YANG
SEMAKIN KOMPETITIF
Tugas :Forum 10 BE & GG
Nama Mahasiswa :Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa :55117110127
Dosen Pengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
Untuk menerangkan perihal implementasi Risk Management (Manajemen
Risiko), diambil contoh penerapan pada PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk (selanjutnya disebut BTPN).
Sebagaimana disampaikan dalam Sejalan dengan Peraturan OJK
No.18/POJK.03/2016 dan Surat Edaran No. 34/SEOJK.03/2016 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, dan Peraturan Bank
Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko Secara
Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan
Anak, BTPN diwajibkan menyerahkan laporan profil risiko Bank setiap kuartal,
secara individual maupun terkonsolidasi.
Maka BTPN melalui organisasi manajemen risiko Bank melibatkan
pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi. Bank telah membentuk Komite
Pemantau Risiko di tingkat Dewan
Komisaris. Pada tingkat Direksi, Komite Manajemen Risiko dibentuk untuk
mengambil bagian yang sangat penting dalam pengendalian risiko. Unit ini
memantau semua risiko Bank secara keseluruhan.
Maka BTPN menunjuk Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas
penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal di BTPN.
Penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal BTPN
mencakup:
Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan batas.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko, serta sistem informasi manajemen risiko.
Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Seperti yang disampaikan dalam modul perkuliahan bahwa pelaksanaan
manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan
salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
2. P a g e 2 | 19
berkelanjutan (continuous improvement). Serta proses manajemen risiko juga
sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Maka BTPN menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal
secara efektif pun disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan
kompleksitas kegiatan usaha BTPN dengan berpedoman pada persyaratan
dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI),
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), serta mengacu kepada
international best practice, melalui tindakan-tindakan sebagai berikut
berdasarkan ruang lingkup proses manajemen risiko yang terdiri atas:
1. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya
Di Kantor Pusat, Unit Manajemen Risiko terdiri dari Unit Portfolio
Management and Policy, yang tidak hanya mengelola risiko kredit dan
kebijakan, tetapi juga bertanggung jawab atas pelaporan kepada
regulator. Di samping itu juga terdapat Unit Market and Liquidity Risk,
serta Unit Operational Risk Management. Di bawah Unit Operational
Risk Management terdapat Unit Business Continuity Management. Unit
Manajemen Risiko juga memiliki Fraud Management Unit.
Memperluas operational risk register database dan key control self
assessment
Memperluas uji coba business continuity plan di semester kedua tahun
ini dengan merelokasi sebagian kegiatan operasional dan TI ke lokasi
back up site yang telah ditentukan.
Menetapkan batas penukaran valuta asing dan mengatur proses
pemantauan agar setiap potensi risiko dikelola dengan baik.
Melakukan kajian komprehensif risiko operasional terkait peluncuran
dan beroperasinya platform perbankan digital Jenius, untuk memastikan
kecukupan pengendalian risiko dan proses pemantauan untuk
memitigasi potensi risiko.
2. Identifikasi risiko
Melakukan identifikasi dan pengendalian seluruh risiko termasuk yang
berasal dari produk baru dan aktivitas baru.
3. Analisis risiko
Mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan
limit risiko yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi
yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu
kepada manajemen termasuk menetapkan langkah menghadapi
perubahan kondisi pasar.
4. Evaluasi risiko
Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dan terdiri
dari Komisaris dan pihak independen yang memiliki keahlian di bidang
manajemen risiko dan/atau risiko keuangan. Komite Pemantau Risiko
3. P a g e 3 | 19
membantu Dewan Komisaris dalam memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko dan dalam mengevaluasi kesesuaian dengan
kebijakan manajemen risiko dan implementasinya.
5. Pengendalian risiko
Koordinasi yang erat antara fungsi quality assurance dengan fraud
management demi terciptanya kerangka kerja pengendalian internal
yang efisien dan disiplin.
6. Pemantauan dan telaah Ulang
Memantau kepatuhan BTPN dengan prinsip pengelolaan bank yang
sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
7. Koordinasi dan komunikasi
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) SKMR berkoordinasi dan
mensosialisasikan seluruh proses manajemen risiko Bank untuk
meminimalkan dampak potensial dari berbagai jenis risiko yang dihadapi
oleh Bank.
SKMR mengembangkan proses yang komprehensif dalam
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan berbagi
risiko. Unit ini melaporkan tingkat risiko dan menetapkan sistem
pengendalian internal yang handal.
Menyerahkan laporan profil risiko Bank setiap kuartal, secara individual
maupun terkonsolidasi.
Sistem Manajemen Risiko
Sebagaimana dalam modul perkuliahan bahwa dalam menerapkan
manajemen risiko para eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan
membuktikan kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya, termasuk
tujuannya untuk apa, dan komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus
relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif dan sesuai
dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan
bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan di setiap
tingkatan organisasi.
Maka dalam hal ini, dalam rangka pengendalian risiko, BTPN menerapkan
Kebijakan Manajemen Risiko. Kebijakan tersebut adalah pedoman tertulis
terkait pengelolaan risiko. Kebijakan Manajemen Risiko dibuat untuk
memastikan bahwa risiko yang dihadapi BTPN dalam menjaga eksposur
risikonya konsisten dengan kebijakan dan prosedur internal, serta hukum dan
peraturan eksternal dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dikendalikan dan
dilaporkan dengan baik.
4. P a g e 4 | 19
Risiko-risiko yang Dikelola
Sesuai POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 dan SEOJK
No. 14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Bagi Konglomerasi Keuangan, maka BTPN secara terintegrasi mengelola 8
(delapan) jenis risiko, sebagai berikut:
1. Risiko Kredit
a) Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lain dalam
memenuhi kewajiban kepada Bank, termasuk risiko kredit akibat
kegagalan debitur, risiko konsentrasi kredit, counterparty credit risk dan
settlement risk.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Dalam
upaya memberikan landasan yang jelas dalam mengelola risiko
kredit, Bank menyusun kebijakan dan prosedur kredit yang
merupakan pedoman pelaksanaan proses kredit dan dikaji ulang
secara periodik terutama jika terdapat perubahan kondisi
perekonomian, perubahan peraturan dan/atau pendekatan bisnis.
Bank juga menetapkan batasan (limit) untuk menjaga agar
eksposur risiko kredit sesuai dengan risk appetite Bank. Limit
tersebut antara lain meliputi limit untuk kewenangan pengambilan
keputusan kredit yang disesuaikan dengan kompetensi
pengambil keputusan dan tingkat risikonya serta
mempertimbangkan agar tidak ada conflict of interest dalam
proses kredit yang diberikan kepada nasabah, penetapan Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dilaksanakan sesuai
ketentuan Bank Indonesia.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Pelaksanaan kerangka kerja Risiko Kredit di Bank BTPN
dilakukan dalam tahapan proses yang terpadu dan terdiri dari
proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan serta
Pengendalian/ Mitigasi risiko. Identifikasi risiko kredit merupakan
hasil kajian terhadap karakteristik risiko kredit yang melekat pada
aktivitas fungsional kredit dan treasury, termasuk risiko
konsentrasi kredit. Sistem pengukuran risiko kredit
mempertimbangkan karakteristik produk, jangka waktu, aspek
jaminan, potensi gagal bayar (default), dan kemampuan Bank
untuk menyerap potensi kegagalan. Bank melakukan
pemantauan terhadap eksposur risiko kredit aktual dibandingkan
limit risiko kredit serta pemantauan penanganan kredit yang
bermasalah serta pemantauan kesesuaian antara kebijakan
dengan penerapan manajemen risiko kredit.
5. P a g e 5 | 19
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Kredit. Sistem
Pengendalian Internal dilakukan untuk mengelola risiko yang
membahayakan kelangsungan usaha Bank, antara lain dengan
implementasi prosedur pengelolaan penanganan kredit
bermasalah secara efektif, memisahkan fungsi penyelesaian
kredit bermasalah dengan fungsi pemutus kredit. Pengendalian
risiko kredit juga dilakukan melalui mitigasi risiko, pengelolaan
posisi dan risiko portfolio secara aktif dan penetapan target
batasan risiko konsentrasi.
iv. Pendekatan untuk Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai. Bank mengevaluasi bukti objektif terkait Aset Keuangan
atau kelompok Aset Keuangan yang mengalami penurunan nilai
untuk dilakukan pencadangan kerugian yang dihitung dengan
menggunakan pendekatan kolektif atau individual.
2. Risiko Pasar
a) Risiko pasar adalah potensi timbulnya kerugian dalam nilai buku atau
arus kas yang diakibatkan oleh perubahan kondisi pasar yaitu suku
bunga dan nilai tukar.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Kebijakan
yang dijalankan Bank dalam pengendalian terhadap risiko suku
bunga dibuat untuk melakukan pemantauan risiko suku bunga
yang mempengaruhi nilai buku surat berharga dengan
menggunakan harga pasar secara harian, melakukan simulasi
perhitungan Net Interest Income terhadap semua kemungkinan
perubahan tingkat suku bunga, melakukan pemantauan terhadap
Repricing Gap Profile Asset & Liability secara keseluruhan dalam
mengantisipasi pergerakan trend suku bunga pasar yang dapat
menyebabkan kerugian.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis posisi
aset, kewajiban maupun rekening administratif yang sensitif
terhadap perubahan harga pasar. Untuk risiko suku bunga pada
banking book (Interest Rate Risk in Banking Book/IRRBB),
proses identifikasi mencakup identifikasi terhadap faktor- faktor
risiko IRRBB seperti repricing risk, yield curve risk, basis risk
maupun optionality risk yang dapat mempengaruhi pendapatan
bunga Bank dan nilai ekonomis dari posisi keuangan Bank serta
modal Bank. Pengukuran risiko pasar dihitung berdasarkan
eksposur risiko pasar dan potensi perubahan nilai maupun
pendapatan yang disebabkan oleh perubahan faktor risiko pasar.
Sistem informasi dapat memfasilitasi proses dan perhitungan
6. P a g e 6 | 19
hasil mark to market atas surat berharga secara harian dalam
kategori trading maupun available for sale berdasarkan
kompleksitas produk tersebut.
3. Risiko Likuiditas
a) Risiko likuiditas adalah risiko yang dapat terjadi jika kesenjangan
pendanaan meningkat, atau jika Bank tidak dapat memenuhi
pembayaran kewajiban pada saat jatuh tempo, termasuk pencairan
simpanan nasabah.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Kebijakan
yang dijalankan Bank dalam mengendalikan risiko likuiditas
adalah menetapkan kebijakan pengendalian risiko likuiditas yang
telah disesuaikan dengan misi, strategi bisnis, kecukupan
permodalan, sumber daya manusia dan risk appetite Bank
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Identifikasi risiko likuiditas dengan menilai arus kas dan posisi
likuiditas. Pengukuran atas risiko likuiditas minimum meliputi
rasio likuiditas, profil maturitas, proyeksi arus kas dan stress
testing. Pemantauan posisi likuiditas dilakukan secara berkala
dan memperhatikan indikator peringatan dini atas indikator
internal dan eksternal. Sistem informasi dapat menyajikan
informasi kondisi likuiditas secara harian.
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Likuiditas. Sistem
pengendalian internal dilakukan untuk mengantisipasi potensi
kenaikan risiko likuiditas yang dapat mengganggu operasional
maupun kelangsungan usaha Bank serta mengaktifkan
Contingency Funding Plan untuk mengelola kondisi likuiditas
pada saat krisis.
4. Risiko Operasional
a) Risiko operasional adalah risiko terjadinya kerugian yang disebabkan
oleh ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya kejadian-kejadian
eksternal.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
memiliki kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko
operasional, antara lain Kebijakan Pengelolaan Risiko
Operasional, Kebijakan Pengelolaan Kelangsungan Usaha,
Kebijakan Operasi, Kebijakan SDM, dan Kebijakan IT, serta
prosedur turunannya. Penetapan limit risiko operasional sebagai
batasan potensi kerugian maksimal yang dapat diserap bank,
7. P a g e 7 | 19
dilakukan dengan mengacu kepada eksposur risiko operasional,
kerugian masa lalu, toleransi risiko operasional, serta analisa
kemungkinan kejadian risiko operasional beserta perluasan
dampaknya di masa mendatang (future looking risks).
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Identififikasi risiko dilakukan melalui proses registrasi seluruh
potensi risiko operasional berdasarkan proses, produk, kejadian
risiko dan aset informasi yang dimiliki oleh bank. Proses
pengukuran risiko dijalankan dengan aktivitas self-assessment
berkala, pengelolaan risk/loss event database dan perhitungan
kecukupan permodalan untuk risiko operasional. Proses
pengendalian risiko dilakukan oleh satuan kerja operasional dan
SKMR dengan menambah mekanisme kontrol yang efektif dan
atau menyediakan asuransi yang mencukupi untuk
meminimalkan risiko bagi Bank. Sistem informasi manajemen
risiko dilakukan untuk menyajikan kebutuhan informasi secara
akurat, tepat waktu dan terkini dan mendukung fungsi
manajemen untuk memudahkan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan.
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Operasional. Sistem
pengendalian internal dilakukan dengan melakukan kaji ulang
berkala terhadap prosedur, dokumentasi, sistem pemrosesan
data, contingency plan, serta kontrak dan perjanjian antara Bank
dengan pihak lain, melakukan proses assurance terhadap
seluruh aktivitas fungsional dan melakukan tindak lanjut atas
hasil audit internal/eksternal. Pada tingkatan operasional
dibentuk sistem pengendalian secara berlapis (three lines of
defense), dimana Sistem Pengendalian Internal (Quality
Assurance) berperan membantu Risk Taking Unit (RTU) dalam
penegakan pengelolaan risiko operasional sehari-hari.
iv. Pengelolaan Risiko Fraud. Pada lapis pengendalian berikutnya,
Divisi Operational Risk Management (ORM) bersama-sama
dengan Divisi Compliance berperan dalam pendefinisian,
penyempurnaan dan pemeliharaan kerangka kerja risiko
operasional, memastikan kecukupan mitigasi risiko, kebijakan
dan prosedur, serta berperan sebagai koordinator / fasilitator atas
aktivitas pengelolaan risiko operasional. Berikutnya, Auditor
Internal secara independen berperan memastikan bahwa risiko
yang tersisa (residual risks) masih berada dalam batasan yang
dapat diterima (risk appetite).
v. Business Continuity Management. Bank BTPN telah menyusun
pedoman bagi Pengelolaan Kelangsungan Usaha yang
komprehensif dengan tujuan untuk mengantisipasi risiko
8. P a g e 8 | 19
operasional yang mungkin terjadi dari situasi ekstrim/kritikal
karena bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan juga faktor
lainnya seperti kebakaran, gangguan sistem / pasokan listrik,
hingga lingkungan bisnis yang kurang baik, sehingga
kelangsungan layanan kepada nasabah dapat terjamin.
5. Risiko Hukum
a) Risiko hukum merupakan risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan
atau aspek yuridis lainnya yang berisiko. Selain itu, risiko ini juga dapat
timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya
syarat sah kontrak atau terdapat kelemahan klausula perjanjian dan
atau tidak terpenuhinya persyaratan yang telah disepakati.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Pengelolaan dan Pengendalian Risiko Hukum. Menetapkan
kebijakan pengendalian risiko hukum terutama yang berpengaruh
kepada aktivitas fungsional.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Manajemen Risiko Bank memastikan kecukupan proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko,
serta informasi manajemen risiko untuk menghindari
kemungkinan gugatan hukum. Bank Mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko hukum yang melekat pada produk dan
aktivitas baru sebelum diperkenalkan kepada nasabah dan
mengidentifikasi risiko hukum yang terdapat pada setiap aktivitas
fungsional. Pengukuran risiko hukum dilakukan secara kuantitatif.
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko hukum dilakukan oleh unit kerja khusus yang membidangi
hukum
iii. Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh. Sistem
pengendalian internal yang menyeluruh pada proses manajemen
risiko hukum dilakukan melalui proses kaji ulang secara berkala.
6. Risiko Reputasi
a) Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko
inheren dalam risiko reputasi adalah persepsi negatif yang dapat
disebabkan oleh beberapa hal antara lain: publikasi negatif atas
operasional Bank dan atau pemilik Bank, kelemahan tata kelola,
pelanggaran etika bisnis, serta frekuensi dan materialitas keluhan
nasabah.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
9. P a g e 9 | 19
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
menetapkan kebijakan komunikasi dalam rangka menghadapi
publikasi negatif atau pencegahannya.
ii. Sistem Pengendalian Risiko Reputasi Monitoring terhadap Risiko
Reputasi dilakukan antara lain melalui Komite Manajemen Risiko.
Identifikasi risiko reputasi dilakukan atas setiap aktivitas
fungsional dan pengukuran risiko reputasi dilakukan secara
kuantitatif; Untuk memantau dan mengendalikan risiko reputasi
Bank telah membentuk satuan kerja yang memiliki kewenangan
dan tanggung jawab untuk memberikan informasi yang
komprehensif kepada nasabah dan stakeholders; Terkait dengan
pemantauan dan pengendalian risiko reputasi, Unit Corporate
Communication melakukan pengawasan atas jumlah keluhan
nasabah dan presentase tingkat keberhasilan penganganan
keluhan.
iii. Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh. Bank telah
memiliki sistem pengendalian internal untuk manajemen risiko
reputasi dengan melakukan pengelolaan keluhan nasabah,
menjalankan prinsip kehati-hatian, dan transparansi.
7. Risiko Stratejik
a) Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
memiliki kebijakan dan prosedur yang mengatur proses
perumusan dan penyusunan Rencana Bisnis Bank yang
termasuk kajian mengenai arahan strategi dan aktivitas kunci
untuk mendukung pelaksanaan strategi yang telah dicanangkan.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Bank, melalui Unit Corporate Strategy, memastikan kecukupan
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko stratejik dengan melakukan kajian risiko stratejik secara
triwulanan termasuk didalamnya kinerja keuangan. Bank
dibandingkan kinerja industri perbankan dan rencana bisnis yang
sedang berjalan. Kajian risiko stratejik tersebut merupakan
bagian dari proses kajian profil risiko Bank secara menyeluruh.
Selain itu, pemantauan pencapaian rencana bisnis dan kinerja
Bank juga dituangkan dalam laporan realisasi rencana bisnis
yang dilakukan setiap triwulan.
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Stratejik. Bank telah
memiliki sistem pengendalian internal untuk manajemen risiko
10. P a g e 10 | 19
stratejik dengan melakukan monitoring secara berkala atas
kinerja Bank baik dari sisi kuantitatif maupun kualitatif.
8. Risiko Kepatuhan
a) Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
memiliki Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan, termasuk Kebijakan
dan Prosedur APU & PPT yang merupakan infrastruktur dasar
dalam pelaksanaan tata kelola fungsi kepatuhan yang digunakan
sebagai pedoman dalam penerapan fungsi kepatuhan Bank.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Bank melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko kepatuhan secara terus menerus melalui
antara lain uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan dan
produk program yang diterbitkan oleh unit kerja, termasuk
terhadap rencana penerbitan produk/aktivitas baru maupun
pengembangannya. Bank memiliki sistem laporan risiko
kepatuhan secara periodik minimal setiap bulan
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Kepatuhan. Bank
memiliki pengendalian terhadap risiko kepatuhan yang dilakukan
melalui kaji ulang berkala terhadap kebijakan dan prosedur
kepatuhan, penerapan pengecekan kepatuhan secara berkala,
melakukan proses assurance terhadap seluruh aktivitas
fungsional, melakukan tindak lanjut atas hasil audit
internal/eksternal.
Risiko Anak Perusahaan
Risiko yang dikelola oleh anak perusahaan terdiri dari 10 (sepuluh) jenis risiko,
yakni:
1. Risiko pembiayaan
2. Risiko pasar
3. Risiko likuiditas
4. Risiko operasional
5. Risiko strategis
6. Risiko reputasi
7. Risiko hukum
8. Risiko kepatuhan
9. Risiko bagi hasil
10.Risiko investasi.
11. P a g e 11 | 19
Sebagai hasilnya, Bulan Desember 2016, Profil Risiko BTPN, baik secara
individual maupun konsolidasi, berada di peringkat 2 (Low to Moderate).
Jika melihat bahwa peringkat profil risiko BTPN yang “low to moderate”, hal ini
dapat tercapai karena BTPN dan anak Perusahaan telah menerapkan proses
manajemen risiko secara cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya.
Sementara trend risiko inheren untuk periode mendatang adalah stabil karena
berdasarkan hasil proyeksi, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan risiko
inheren yang cukup signifikan.
Sehingga trend kualitas penerapan manajemen risiko untuk periode
mendatang adalah stabil. Hal ini disebabkan karena BTPN dan anak
perusahaannya yang secara terus menerus meningkatkan penyesuaian
pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BTPN dan anak
perusahaan dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan
setiap risiko yang ada. Diharapkan BTPN dapat memberikan tanggapan
terhadap lingkungan bisnis yang sangat cepat berubah dan tantangan yang
semakin kompetitif dengan menerapkan manajemen resiko yang baik.
Demikian penjelasan dan gambaran implementasi Risk Management
(Manajemen Risiko), pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, yang
direferensikan terhadap modul perkuliahan Business Ethics & Good
Governance khususnya terkait dengan risk management (manajemen risiko).
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. 2017. Modul Perkuliahan Business Ethics & Good
Governance Risk Management. 2017. Universitas Mercu Buana.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 2016. Laporan Tahunan 2016.
Halaman 112 – 246.
12. P a g e 12 | 19
Judul :PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT RISK
MANAGEMENT (MANAJEMEN RISIKO) BAGI
PERUSAHAAN DALAM MENJALANKAN
BISNISNYA YANG SEMAIN KOMPETITIF
Tugas :Quiz 10 BE & GG
Nama Mahasiswa :Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa :55117110127
Dosen Pengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
1. Pengertian dan Fungsi Risk Management bagi perusahaan
a. Pengertian Risk Management
Sebelum memahami Risk Management (Manajemen Risiko), perlu
diketahui arti dari risiko itu sendiri.
Risiko (Arthur & Richard, M.H) adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang
dapat terjadi selama periode tertentu.
Menurut sifatnya, risiko terdiri dari : risiko murni (risiko yg
apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian & tanpa disengaja),
risiko spekulatif (risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang
bersangkutan, agar terjadi ketidakpastian memberikan
keuntungan kepadanya), risiko fundamental (risiko yang
penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan
yang menderita tidak hanya satu), risiko khusus (risiko yang
bersumber pada peristiwa mandiri & umumnya mudah diketahui
penyebabnya), dan risiko dinamis (risiko yang timbul karena
kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu & teknologi).
Menurut sumbernya, risiko terdiri dari: risiko intern (risiko yang
berasal dari dalam perusahaan sendiri) dan risiko ekstern (risiko
yang berasal luar perusahaan).
Pengertian Risk Management bisa dipahami dalam beberapa sudut
pandang yaitu antara lain:
Manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis
dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembang-
kan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan Mengen-
dalikan penanganan resiko.(Johanputro, 1225)
Manajemen risiko adalah identifikasi dari ancaman dan
implementasi dari pengukuran yang ditujukan pada mengurangi
kejadian ancaman tersebut dan menimalisasi setiap kerusakan.
Analisa risiko dan pengontrolan risiko membentuk dasar
manajemen risiko dimana pengontrolan risiko adalah aplikasi dari
pengelolaan yang cocok untuk memperoleh keseimbangan
13. P a g e 13 | 19
antara keamanan, penggunaan dan biaya. (Noshworthy,
2000:600)
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang
komprehensif untuk menangani semua kejadian yang
menimbulkan kerugian. (Clough and Sears, 1994)
Manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan
kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut. (Smith, 1990)
Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen
umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah
organisasi. (William, et.al., 1995, p.27)
Manajemen risiko adalah perbuatan (praktik) dengan
manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk
mengelola risiko sebuah proyek. (Siahaan, 2007)
Manajemen risiko diartikan sebagai kegiatan atau proses yang
terarah dan bersifat proaktif, yang ditujukan untuk
mengakomodasikemungkinan gagal pada salah satu, atau
sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen. (Tampubolon,
2014)
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan
menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis. (Fahmi, 2012)
Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam
usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
(Dorfman, 1998)
Manajemen risiko adalah luas tidak hanya terfokus pada
pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko-
risiko organisasi. Definisi tentang manajemen risiko memang
bermacam-macam, akan tetapi pada dasarnya manajemen risiko
bersangkutan dengan cara yang digunakan oleh sebuah
perusahaan untuk mencegah ataupun menanggulangi suatu
risiko yang dihadapi. (Siagian dan Sekarsari, 2001)
Manajemen risiko adalah minimimalisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat
14. P a g e 14 | 19
terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI
(International Loss Control Institute), maka manajemen risiko
dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut,
sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Sehingga
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya
kerugian maupun ‘accident’. Ruang lingkup proses manajemen
risiko terdiri dari: 1) Penentuan konteks kegiatan yang akan
dikelola risikonya, 2) Identifikasi risiko, 3) Analisis risiko, 4)
Evaluasi risiko, 5) Pengendalian risiko, 6) Pemantauan dan
telaah ulang, dan 7) Koordinasi dan komunikasi. (Module
Perkuliahan Business Ethics & Good Governane, Risk
Management)
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis
dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks,
identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi
risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan,
jabatan, proyek, produk ataupun asset. Sehingga manajemen
risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak
awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali
dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
(Module Perkuliahan Business Ethics & Good Governane, Risk
Management)
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pem-
berdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
(Wikipedia, 2017)
b. Fungsi Risk Management
Fungsi Pokok Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:
1) Menemukan kerugian potensial
2) Mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi.
3) Mengevaluasi kerugian potensial
4) Mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan
keparahan atau kegawatan kerugian.
5) Menentukan cara penanggulangan risiko
15. P a g e 15 | 19
Menurut Henri Fayol, Manajemen Risiko berkaitan dengan kegiatan
keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan personil
perusahaan terhadap kerugian yang disebabkan oleh berbagai
gangguan. Sehingga kegiatan Manajemen Risiko mencakup semua
tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi perusahaan
dan memberikan ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh seluruh personil
perusahaan (mencakup pemilik, pimpinan dan karyawan perusahaan).
Untuk lebih mengetahui detail fungsi manajemen risiko dengan melihat
hubungan Manajemen Risiko dengan fungsi-fungsi dalam perusahaan.
Hal ini karena bagian-bagian itu adalah yang menciptakan risiko dan
adalah yang menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko sekaligus.
Marilah kita analisi satu persatu di bawah ini.
1. Hubungan Dengan Fungsi Akunting. Bagian akunting
menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu:
a. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan,
dengan jalan melakukan internal control dan internal audit.
b. Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan
megukur exposure kerugian terhadap harta.
c. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian
akunting mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan
dana exposure kerugian piutang.
2. Hubungan Dengan Fungsi Keuangan. Bagian keuangan
melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen
risiko yaitu:
a. Manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan.
b. Bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan
cash flow. Karena menurun profit bias menghalangi tujuan
perusahaan, maka kegiatan seperti itu juga tercantum dalam
program manajemen risiko.
c. Dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan
yang mahal atau gedung baru, maka manajer finansial
seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang tercipta karena
tindakan itu.
3. Hubungan Dengan Marketing. Kegiatan marketing dapat
menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya
perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan
packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk
ke langganan, mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih
dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian
marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap
aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya diberi
informasi secepatnya.
16. P a g e 16 | 19
4. Hubungan Dengan Bagian Produksi. Kegiatan produksi juga
banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk
atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada
kecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya
mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan
bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia
menghadapi “tuntutan hukum” dari pihak ketiga.
5. Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance. Bagian ini
bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan
melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan,
yang semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi
dan keparahan kerugian.
6. Hubungan Dengan Bagian Personalia. Bagian personalia
mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang
paling jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi
program-program kesejahteraan pegawai. Bagian personalia
biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja,
menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan
Manajemen Risiko menseleksi asuransi dan merundingkan
penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial daripada
program (penenggungan risiko).
2. Manfaat Risk Management bagi perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya yang semakin kompetitif saat ini.
Sehubungan dengan kenyataan, bahwa ketidakpastian itu selalu ada,
semua orang termasuk juga manajemen perusahaan harus selalu berusaha
menanggulangi risiko-risiko yang terjadi atau yang mungkin terjadi, artinya
berupaya untuk menghilangkan kerugian, atau paling tidak meminimalkan
kerugian bila risiko dari ketidakpastian itu terjadi.
Manajemen Risiko yang baik akan dapat meminimalkan kerugian-
kerugian yang dihadapi perusahaan. Sehingga perusahaan bisa tetap
menjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa berkembang menjadi
perusahaan yang lebih besar dan sukses dalam bisnisnya. Sebaliknya
perusahaan yang tidak memiliki Manajemen Risiko yang baik, sama saja
perusahaan tersebut membiarkan dari segala kemungkinan yang bisa
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Tentu saja kalau kerugian yang terjadi sangat besar bisa membuat
perusahaan tersebut bangkrut. Kemungkinan ini sangat besar, oleh karena
risiko itu bisa datang dari mana saja, sumber-sumber ataupun sebab-sebab
yang bisa menimbulkan risiko tersebut sangat banyak. Selanjutnya bila
perusahaan terhindar dari risiko-risiko yang sangat merugikan maka
perusahaan tersebut akan terjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa
17. P a g e 17 | 19
berkembang lebih besar, perusahaan pun dapat meningkatkan
kesejahteraan karyawannya.
Karyawan yang bekerja di perusahaan tentunya akan lebih tenang
dalam bekerja. Karyawan yang lebih tenang, sehat dan aman dalam bekerja
karena antara lain adanya Manajemen Risiko yang baik dari perusahaan
yang menjamin keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan karyawan,
maka selanjutnya para karyawan dari perusahaan ini akan lebih mampu
memberikan kesejahteraan kepada keluarganya.
Pada gilirannya ketika semua perusahaan telah menerapkan
Manajemen Risiko yang baik, setiap individu juga menerapkan Manajemen
Risiko yang baik maka pada gilirannya masyarakat secara keseluruhan
terhindar atau dapat meminimalkan kerugian dari risiko-risiko yang
merugikan, pada akhirnya masayarakat pun akan meningkat
kesejahteraannya.
Manajemen risiko yang dilaksanakan secara efektif dan wajar dapat
memberikan benefit bagi perusahaan, antara lain:
1. Membantu pencapaian tujuan perusahaan
2. Mencapai kesinambungan pemberian pelayanan kepada stakeholders,
sehingga meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan
3. Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas
pelayanan, seperti: meningkatkan pelayanan kepada publik dan atau
meningkatkan penggunaan sumber daya yang lebih baik (masyarakat,
informasi, dana, dan peralatan)
4. Memberikan dasar penyusunan rencana strategi sebagai hasil dari
pertimbangan yang terstruktur terhadap elemen kunci risiko
5. Menghindari biaya-biaya yang mengejutkan, karena perusahaan
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang tidak diperlukan, termasuk
menghindari biaya dan waktu yang dihabiskan dalam suatu perkara
6. Menghindari pemborosan, dan membuka peluang bagi perusahaan
untuk memberikan pelayanan yang terbaik
7. Mencapai pengambilan keputusan yang terbuka dan berjalannya proses
manajemen
8. Meningkatkan akuntabilitas dan corporate governance
9. Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka, ada
toleransi terhadap mistakes tapi tidak terhadap hiding errors. Perubahan
pandangan ini memungkinkan perusahaan belajar dari kesalahan masa
lalunya untuk terus memperbaiki kinerjanya
10.Perusahaan akan lebih focus dalam melaksanakan kebijakan-
kebijakannya sehingga dapat meminimalkan ‘gangguan-gangguan’
yang tidak dikehendaki.
18. P a g e 18 | 19
Manajemen risiko dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. Mengintegrasi aktivitas-aktivitas manajemen dalam mengidentifikasi,
menganalisis dan menentukan respon risiko secara formal, konsisten,
dan komprehensif.
2. Melindungi dan menambah nilai bagi organisasi danstakeholder melalui
dukungan terhadap tujuan-tujuan organisasi dengan cara:
a. Menyediakan suatu kerangka kerja bagi suatu organisasi yang
memungkinkan pelaksanaan aktivitas di masa depan dengan suatu
cara yang konsisten dan terkendali.
b. Memperbaiki pengambilan keputusan, perencanaan, dan prioritisasi
melalui pemahaman yang komprehensif dan terstruktur terhadap
peluang/ancaman aktivitas bisnis, instabilitas dan proyek.
c. Memberi kontribusi berupa penggunaan/alokasi sumberdaya dan
modal yang lebih efisien di dalam organisasi.
d. Mengurangi instabilitas pada area-area bisnis yang tidak esensial ·
Melindungi dan meningkatkan aktiva dan citra perusahaan.
e. Mengembangkan dan mendukung pegawai dan basis pengetahuan
organisasi.
f. Mengoptimalkan efisiensi operasional.
Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat
dibagi dalam 5 (lima) kategori utama berikut ini (Darmawi, 2005):
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari
kegagalan.
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh
adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non
material bagi perusahaan itu.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan
karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan
yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan
public image.
Junarsin (2008) menunjukan adanya manfaat manajemen risiko bagi
peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan melalui manfaat arus kas
bersih. Paling tidak ada tiga manfaat manajemen risiko bagi arus kas bersih:
1) menjaga kestabilan arus kas,
2) mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress,
3) mengurangi kemungkinan perusahaan terpaksa mencari pendanaan
baru untuk menutupi kerugian akibat risiko ataupun untuk mendanai
investasi baru.
19. P a g e 19 | 19
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. 2017. Modul Perkuliahan Business Ethics & Good
Governance Risk Management. 2017. Universitas Mercu Buana.
Rachmad Kurniawan. 2013. Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal 11
November 2013. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:14.
http://berdoa untukmati.blogspot.co.id/2013/11/manajemen-risiko.html
Alam Pram23. 2014. Makalah Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal
8 Mei 2014. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:17.
http://manajemenhouse.blog spot.co.id/2014/05/contoh-makalah-
manajemen-resiko.html#.WhFLqI9OLg9
Mukhtar Daud. 2011. Manfaat Manajemen Risiko. Diposting pada tanggal
20 Agustus 2011. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:20.
http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/manfaat-manajemen-risiko.html
Tugas Kampus. 2012. Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal 8
Januari 2012. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:22.
http://tkampus.blogspot.co.id/2012/01/manajeme-resiko.html
Wikipedia. 2017. Manajemen Risiko. Diposting pada tanggal 23 September
2017. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:24.
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko