Silahkan didownload, namun saya harap Anda tidak menyatakan slide ini sebagai hasil kerja Anda. Akan jauh lebih menambah pengetahuan jika Anda membuat PPT Anda sendiri untuk ditampilkan pada teman-teman Anda.
Kerajaan pontianak terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain Tanjung Pura dan Lawe.
Tanjung Pura dan Lawe menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi dan banyak ahanb makanan.
Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitahuan bahwa sekitar abad ke-18 ada rombongan pendakwah dari Tarim yang diantaranya datang ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al-Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis.
Asal Usul Kerajaan Banjar Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh Negara Daha sebagai kerajaan yang berkuasa saat itu. Tepatnya pada saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha, menjelang akhir kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara Daha kepada cucunya yang bernama Raden Samudera. Akan tetapi, wasiat tersebut ditentang oleh ketiga anak Raden Sukarama yaitu Mangkubumi, Tumenggung dan Bagulung. Setelah Raden Sukarama wafat, Pangeran Tumenggung merebut kekuasaaan dari pewaris yang sah yaitu Raden samudera dan merebut tahta kekuasaan Negara Daha. Berkat pertolongan Arya Taranggana, mangkubumi kerajaan Daha, Raden Samudera berhasil lolos ke hilir sungai Barito, kemudian ia dijemput oleh Patih Masih (Kepala Kampung Banjarmasih) dan dijadikan raja Banjarmasih sebagai upaya melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha dengan mendirikan bandar perdagangan sendiri dan tidak mau lagi membayar upeti.
Setelah menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera dianjurkan oleh Patih Masih untuk meminta bantuan Kerajaan Demak. Permintaan bantuan dari Raden Samudera diterima oleh Sultan Demak, dengan syarat Raden Samudera beserta pengikutnya harus memeluk agama Islam. Syarat tersebut disanggupi Raden Samudera dan Sultan Demak mengirimkan kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan. Setibanya di Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen Demak bertemu dengan Pasukan Negara daha dan pertempuran pun terjadi. Pertempuran ini berakhir dengan suatu mufakat yang isinya adalah duel antara Raden samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran pun berakhir dengan kemenangan banjarmasin.
Sejarah Indonesia | Pedagang, Penguasa, Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha) kelas X.
Pembahasan mengenai Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
| X MIA 6 | Foursma |
Silahkan didownload, namun saya harap Anda tidak menyatakan slide ini sebagai hasil kerja Anda. Akan jauh lebih menambah pengetahuan jika Anda membuat PPT Anda sendiri untuk ditampilkan pada teman-teman Anda.
Kerajaan pontianak terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain Tanjung Pura dan Lawe.
Tanjung Pura dan Lawe menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi dan banyak ahanb makanan.
Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitahuan bahwa sekitar abad ke-18 ada rombongan pendakwah dari Tarim yang diantaranya datang ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al-Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis.
Asal Usul Kerajaan Banjar Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh Negara Daha sebagai kerajaan yang berkuasa saat itu. Tepatnya pada saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha, menjelang akhir kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara Daha kepada cucunya yang bernama Raden Samudera. Akan tetapi, wasiat tersebut ditentang oleh ketiga anak Raden Sukarama yaitu Mangkubumi, Tumenggung dan Bagulung. Setelah Raden Sukarama wafat, Pangeran Tumenggung merebut kekuasaaan dari pewaris yang sah yaitu Raden samudera dan merebut tahta kekuasaan Negara Daha. Berkat pertolongan Arya Taranggana, mangkubumi kerajaan Daha, Raden Samudera berhasil lolos ke hilir sungai Barito, kemudian ia dijemput oleh Patih Masih (Kepala Kampung Banjarmasih) dan dijadikan raja Banjarmasih sebagai upaya melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha dengan mendirikan bandar perdagangan sendiri dan tidak mau lagi membayar upeti.
Setelah menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera dianjurkan oleh Patih Masih untuk meminta bantuan Kerajaan Demak. Permintaan bantuan dari Raden Samudera diterima oleh Sultan Demak, dengan syarat Raden Samudera beserta pengikutnya harus memeluk agama Islam. Syarat tersebut disanggupi Raden Samudera dan Sultan Demak mengirimkan kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan. Setibanya di Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen Demak bertemu dengan Pasukan Negara daha dan pertempuran pun terjadi. Pertempuran ini berakhir dengan suatu mufakat yang isinya adalah duel antara Raden samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran pun berakhir dengan kemenangan banjarmasin.
Sejarah Indonesia | Pedagang, Penguasa, Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha) kelas X.
Pembahasan mengenai Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
| X MIA 6 | Foursma |
Slide ini adalah mengenai kebudayaan dongson pada zaman logam. Semoga ilmu yang tidak seberapa ini dapat membantu memberi sedikit pengetahuan khususnya zaman logam ini.
hy temand" terimakasih buat download ppt kami... apalagi kalo ada yang nge-share saya makasih banyak deh :)
Maaf juga yak bagi yang merasa ada matery yang sama dengan ppt yng lain... maklum yak baru belajar soalnya butuh banyak sumber biar yakin sama isi pptnya..
oh iya teman kalo mau minta bantuan buat ppt, add dan chat ke saya aj di fb namanya adven tambunan without pay... paling cuma waktu aja tuh asal masih ada kuota di modem ^_^
itu aja yak tunggu ppt slanjutnya ya... hehehe salam SEMPAK( SEMangat komPAK)
Kebudayaan Pada Masa Prasejarah Indonesianandasyifaf
Macam - macam budaya pada zaman prasejarah dalam ruang lingkup Indonesia di berbagai zaman. Dimulai Dari zaman batu yang terdiri dari zaman paleolitikum, mesolitikum, neolitikum dan megalitikum hingga zaman logam.
Zaman praaksara adalah zaman di mana manusia belum mengenal yang namanya tulisan, sehingga hanya mengandalkan sisa-sisa fosil saja dalam melakukan komunikasi dan mempelajarai kehidupan. Adapun nama lain dari zaman praaksara adalah zaman nirleka (nir adalah tidak ada dan leka adalah tulisan).Zaman Praaksara apa saja?
Hasil gambar untuk zaman praaksara
Periodesasi Zaman Batu di Masa Praaksara
Zaman batu tua (paleolitikum)
Zaman batu tengah (mesolitikum)
Zaman batu baru (neolitikum)
Zaman batu besar (megalitikum)
Zaman PraAksara adalah zaman sebelum manusia mengenal tulisan, dimulai sejak manusia ada, berakhir ketika manusia sudah mengenal tulisan.
3. Istilah nama peradaban ini digunakan oleh arkeleog
dari Prancis bernama Madeleine Colani tahun 1920an.
Di Lembah Sungai Mekong, terdapat dua
pusat kebudayaan yaitu Bacson – Hoabinh
dan Dongson. Bacson berada di daerah
pegunungan, sedangkan Hoabinh berada di
daerah dataran rendah. Keduanya berada
di sekitar Teluk Tonkin.
Peradaban ini berkembang dari kurun waktu 18.000-
3.000 SM. Ciri khas peradaban Bacson-Hoabinh
adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi
permukaan batu kali yang berukuran satu
kepalantangan.
4. Kapak Persegi Kapak Lonjong
Hasil penyerpihan menunjukan berbagai
bentuk lonjong, segi empat, dan segi
tiga.
Penyebaran kapak persegi, melalui Muangthai,
Semenanjung Malaka, kemudian Indonesia
bagian barat dengan manusia pendukungnya
Melayu Austronesia
Peta penyebaran kapak lonjong, yang
menyebar melalui Taiwan, Philipina kemudian
Indonesia bagian timur dengan manusia
pendukungnya Melanesoide
5. Dongson, satu wilayah di Indocina (Vietnam), menjadi asal
ditemukannya alat-alat perunggu yang berkembang di Asia
Tenggara, sehingga kebudayaan perunggu tersebut disebut
kebudayaan Dongson. Ditemukan oleh Payot tahun 1924.
Pendukung kebudayaan ini adalah Deutro Melayu (Melayu
Muda) menyebar ke Indonesia sekitar 2000 - 500 SM.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DONGSON
Budaya Dongson berkembang pada sekitar 3000 – 2000 SM.
Ciri utama hasil selalu diberi hiasan dengan bentuk geometri,
jalinan, arsir dan spiral. Karya utama Dongson adalah nekara,
yang bila dilihat dari bentuknya menunjukan adanya pengaruh
kuat dari kebudayaan Cina.
6. Nekara di Indonesia ditemukan tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Nusa
tenggara, kalimantan, sulawesi sampai ke papua. Ragamnya jenis nekara
di teliti oleh Heger.
Nekara merupakan symbol kuat terhadap
adanya kepercayaan spiritual, karena
dibuat untuk kepentingan ritual, seperti
memanggil hujan, genderang perang,
pengiring upaca kematian.
Gambar perahu, detail hiasan Nekara Ngoc Lu, Tonkin
Nekara ini asli buatan Bali, diperkirakan dibuat pada abad
pertama tarikh masehi. Ciri khasnya, melebar melebihi nekara,
diantara ke empat pegangan nekara terdapat hiasan topeng
manusia melambangkan konsep Bali tentang jagat raya yang
disebut Nawasanga, yang berhubungan dengan dewa.
Nekara Bulan dari Pejeng, Bali
Simbol-simbol dalam hiasannya berkaitan erat dengan kegiatan pertanian seperti gambar
matahari, sungai, katak.
7. Kebudayaan Sa-huynh – Kalanay adalah pengembang tradisi gerabah di Indonesia (750 SM –
200 M). Sa-huynh adalah sebuah tempat kecil di pantai Vietnam, sedangkan Kalanay terletak di
Philipina. Di Indonesia gerabah sudah dikenal sejak masa bercocok tanam atau Neolithikum.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN SA - HUYNH - KALANAY
Situs-situs gerabah masa
prasejarah di Indonesia
Gerabah sebagai bekal kubur, sejenis pasu (large
bawl) yang diletakan tepat diatas mayat pada
penguburan prasejarah di situs Plawangan
8. Periuk dengan hiasan tekan
kuku (nail impressed) juga
sebagai bekal kubur di situs
Plawangan
Periuk dengan hiasan berupa
gerigi-gerigi pada bagian atas.
Ditemukan sebagai bekal kubur di
situs Plawangan
Cawan berkaki Situs Cipari
Kendi tanpa cerat, Situs
Gilimanuk
Kendi tanpa cerat, Situs
Melolo (Sumba)
9. Gerabah banyak ditemukan di situs-situs arkeologi prasejarah di Indonesia. Di antara situs-situs
prasejarah yang mengandung gerabah tersebut, ada yang termasuk situs neolitik dan sebagian
besar masuk situs perundagian (paleometalic).
INDONESIA
Situs Perundagian yang
banyak mengandung gerabah
Situs Kalumpang dan Minanga Sipakka
(Sulawesi Selatan)
Situs bekas Danau Bandung dan Serpong
(Jawa Barat)
Kendeng Lembu (Jawa Timur)
Situs Kelapa Dua (DKI)
Situs Pejaten dan sepanjang sungai Ciliwung
Situs Anyer, Pasir Angin, Bumi Cipari (Jawa
Barat)
Situs Plawangan, Gunung Wingko (Jawa
Tengah)
Situs Gilimanuk (Bali)
Situs Melolo dan Lambanapa (Sumba)
Situs Liang Bua (Flores)
Situs Neolithikum yang
banyak mengandung gerabah