SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI KONFERENSI
TENURE 2017
• Pada 25- 27 Oktober 2017 di Jakarta telah diselenggarakan Konferensi Tenural
2017. Konferensi yang digagas Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Tenurial
dan diselenggarakan bersama Kantor Staf Presiden RI (KSP) dan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini dihadiri oleh 541 orang dari
berbagai kalangan termasuk wakil-wakil pemerintahan, akademisi dalam dan
luar negeri, praktisi, aktivis dan masyarakat dari 40 kabupaten, 23 propinsi di
Indonesia. Konferensi Tenurial 2017 ini dibuka di Istana Negara oleh Presiden
Joko Widodo. Konferensi ini dihadiri oleh Kepala Staf Presiden Drs. Teten
Masduki, Perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, Menteri Koordinator
Perekonomian, Prof. Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Dr. Siti Nurbaya, Menteri ATR/BPN Dr. Sofyan Djalil, Menteri Desa
PDT dan Transmigrasi Eko P. Sandjojo, MA dan Menteri PU dan Perumahan
Rakyat Dr. Mochamad B. Hadimoeljana.
• Beberapa komitmen politik yang menjadi fondasi penting
Reformasi Penguasaan Tanah dan Pengelolaan Hutan di Indonesia
telah diletakkan dalam 2 tahun terakhir. Komitmen politik ini perlu
dipertahankan dan dijaga konsistensinya oleh semua pihak,
walaupun dalam perjalanannya masih berhadapan dengan
hambatan struktural yang berat untuk diatasi. Namun dengan
semangat, harapan, dan komitmen keadilan agraria yang tinggi,
kendala dan hambatan tersebut secara bertahap akan diatasi.
Inilah motif penting diselenggarakannya Konferensi Tenurial 2017.
• Konferensi Tenurial 2017 bertujuan menghasilkan peta jalan yang
bisa menjadi rujukan penyusunan kebijakan dan memberikan
kerangka kerja pemerintah bagaimana bekerja bersama-sama
dalam percepatan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial di
Indonesia. Mengingat pentingnya tujuan Konferensi Tenurial 2017,
telah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan prakonferensi sejak
September 2017 untuk menjaring masukan melalui Sarasehan
Pesona, Diskusi Terfokus, Kuliah Khusus, maupun Festival Karya
Pusaka Agraria.
KESIMPULAN
Dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Naskah Akademik 11 Panel dalam Konferensi Tenurial 2017
2. Hasil dan catatan-catatan kegiatan pra-konferensi sebelum Konferensi Tenurial 2017
3. Hasil-hasil Diskusi Terpumpun (FGD) di 11 Panel, Seminar dan Lokakarya, Lecturer Note dan
pertemuan sebelum Konferensi Tenurial 2017
4. Kata-kata kunci dari pernyataan Narasumber dan Kementerian/Lembaga yang hadir pada
Sidang Pleno Hari-1: Dialog Kebijakan
5. Hasil-hasil diskusi terfokus di 11 Panel dalam pelaksanaan Konferensi Tenurial 2017
6. Hasil-hasil diskusi Sidang Pleno-2: Pengayaan Perspektif Reformasi Penguasaan Tanah dan
Pengelolaan Hutan
7. Hasil-hasil diskusi Sidang Pleno-3: Inovasi Kebijakan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial
Berdasarkan hasil-hasil pembahasan sumber-sumber informasi serta
pendapat-pendapat yang telah disarikan dalam sidang-sidang pleno di
atas, melalui berbagai tinjauan makro nasional dan internasional sampai
mikro kasus-kasus rumah tangga dan perorangan terdapat kesimpulan
umum, sebagai berikut:
Pertama, tanah dan sumberdaya alam lainnya di satu sisi jumlahnya
terbatas, di sisi lain sangat terkait dengan ruang hidup dan hak asasi
manusia bagi seluruh masyarakat yang jumlahnya terus meningkat.
Namun demikian, dengan akumulasi persoalan masa lalu, sistem
penguasaan, penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatannya yang telah
berjalan selama ini terlanjur mengadirkan ketidak-adilan sosial,
menyebabkan terjadinya konflik maupun tidak terlindunginya masyarakat
adat dan lokal, selain juga menurunkan fungsi-fungsi lingkungan hidup;
• Kedua, masalah tenurial tersebut telah menjadi perhatian
pemerintah, masyarakat sipil, serta dunia usaha untuk
diselesaikan, baik yang tercermin dalam pernyataan sebagai
komitmen dalam Konferensi Tenurial ini, maupun kebijakan baru
yang sudah ada dan yang sedang dijalankan. Pelaksanaan
kebijakan ini diharapkan dapat mengkoreksi sistem penguasaan
tanah/hutan tersebut, baik berupa kebijakan maupun inovasi
kelembagaannya, termasuk mengkondisikan, terutama bagi pelaku
dunia usaha dan birokrasi pemerintahan sendiri, agar secara aktif
menjalankan pelaksanaan koreksi tersebut;
• Ketiga, masih terdapat gap antara kebijakan di tingkat nasional dengan
pelaksanaan kebijakan itu di tingkat praksis; antara lain berupa
lambatnya respon pelaksanaan kebijakan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah itu sendiri, respon swasta maupun pengelola
hutan/lahan di lapangan yang masih terbatas. Sementara itu, adanya
contoh-contoh praktek yang baik, yang digali dalam Konferensi ini,
menjadi bukti bahwa masalah-masalah tenurial yang ada dapat
diselesaikan. Penyelesaian itu memerlukan komitmen politik seluruh
Kementrian dan Lembaga serta langkah-langkah kongkrit di lapangan
dengan memperhatikan kondisi-kondisi yang sangat spesifik dan
memerlukan informasi akurat dan detail. Untuk itu, adanya kolaborasi
antara Pemerintah, CSO, masyarakat dan dunia usaha perlu senantiasa
dipertahankan dan ditingkatkan;
• Keempat, ruang lingkup pelaksanaan perhutanan sosial, penetapan hutan
adat, maupun pelaksanaan reforma agraria tidak dapat dilaksanakan secara
parsial, sebaliknya perlu dikaitkan dengan upaya memperbaiki ketimpangan
struktur agraria yang diikuti dengan pemberdayaan masyarakat lebih luas di
berbagai fungsi kawasan; konservasi, lindung maupun produksi serta di luar
kawasan hutan, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa, dari Papua
sampai Aceh, baik di wilayah daratan maupun perairan serta pulau pulau
kecil. Sejauh ini masih terdapat masalah hak dan akses masyarakat terhadap
infrastruktur maupun sumber-sumber ekonomi, pendidikan maupun
informasi dan pengetahuan, sehingga menjadi hambatan untuk mewujudkan
kemandiriannya. Pelaksanaan penyelesaian masalah tenurial, untuk itu, perlu
dilandasi etika dan empati terhadap subyek utama yaitu masyarakat yang
selama ini menghadapi persoalan yang bersifat struktural itu.
• Kelima, upaya percepatan penyelesaian masalah tenurial, tidak terlepas
dari upaya perbaikan sistem perizinan pemanfaatan sumberdaya alam
maupun penetapan alokasi ruang, pencegahan dan pengendalian
korupsi, jaringan kekuasaan yang menghambat perbaikan, peningkatkan
partisipasi maupun keterbukaan informasi bagi publik serta
kelembagaan penyelesaian konflik yang menyeluruh. Perubahan
konfigurasi hubungan-hubungan sosial melalui perkembangan teknologi
media sosial maupun teknologi informasi, perlu didayagunakan untuk
mewujudkan tata pengelolaan tanah/hutan dan sumberdaya alam
lainnya secara baik (good land/forest and natural resources
governance).
ROADMAP: MENGISI KEKOSONGAN/GAP PENCAPAIAN TARGET
OUTCOMEOUTPUT 2
Proses
Input
Policy
PERAN MENKO
PEREKONOMIAN
PERAN
Kementerian/
Lembaga Respon Pemda Prop
Respon Pemda Kab
PERAN
Kementerian/
Lembaga
OUTPUT 1
KONFLIK/KRIMINALISASI SISTEM PERIZINAN KONFLIK KEPENTINGAN/KORUPSI
potensihambatan
potensihambatan
REKOMENDASI
Dengan beberapa kesimpulan umum di atas, beberapa rekomendasi berikut, yang masih perlu ditindak-lanjuti dengan
menyusun instrumen kebijakan dan rencana aksi yang lebih rinci, serta adopsi hasil Konferensi Tenurial 2017, yaitu:
A. Kebijakan dan Peraturan Perundangan
Merumuskan kebijakan nasional untuk mencegah dan menyelesaikan terjadinya konflik tenurial secara komprehensif di semua sektor
dan daerah;
Mengingat tingginya urgensi dan besarnya tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial perlu
diposisikan setara dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memungkinkan dilakukan pengecualian (diskresi) untuk percepatan
pelaksanaannya.
Menetapkan kebijakan dan/atau regulasi yang terkait:
1. Membuka jalan lebih luas (selain Perda) bagi penetapan hutan adat/MHA serta wilayah adat yang berada di luar kawasan hutan;
2. Menetapkan perhatian pada aspek HAM dan prinsip keadilan gender bagi pelaksanaan kebijakan RAPS dan usaha yang berbasis
tanah/hutan;
3. Mendorong sektor/Pemda dan swasta untuk mewujudkan pengembangan ekonomi masyarakat;
4. Medorong Pemda merespon secara aktif dalam penyelesaian beragam konflik agraria, perlaksanaan reforma agraria maupun
perhutanan sosial;
5. Menetapkan pedoman baku bagi aparat keamanan dan penegakan hukum dalam penanganan konflik tenurial secara khusus dan adil;
6. Mendorong peluang dibangunnya tata kelola inovatif pelaksanaan RAPS dengan pendekatan-pendekatan baru dalam pengelolaan
kawasan konservasi, lindung, produksi, dan dikembangkan dalam multi sektoral lainnya (non-kehutanan) mencakup perkebunan,
pesisir, kelautan, pulau-pulau kecil dan wilayah agraria perkotaan.
B. Inovasi Kelembagaan Untuk Penguatan dan Percepatan RAPS Serta Penyelesaian Konflik Hutan/Lahan;
Bentuk kelembagaan saat ini sebagai proses awal untuk menentukan pedoman-pedoman pelaksanaan RAPS, perlu penguatan
kelembagaan yang mempunyai posisi kuat dalam mengatasi besarnya tantangan yang dihadapi. Untuk itu, Pemerintah perlu
membuka proses penetapan pedoman-pedoman yang akan dilakukan oleh Tim Percepatan dan Tim Pelaksana Penyelesaian
Pengusaaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PTKH), agar sejalan dengan kondisi di lapangan, serta melakukan monitoring dan evaluasi
kebijakan dan kelembagaan ini, guna dapat melakukan penyesuaian kelembagaan jika dianggap tidak efektif.
Dalam pelaksanaan operasional diperlukan inovasi kelembagaan terutama yang terkait dengan:
1. Mengembangkan norma dan leadership (champion) yang dapat mengusung pembaruan pendekatan-pendekatan dalam
pengelolaan semua fungsi kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan, di berbagai lembaga/organisasi (pemerintah, swasta,
CSO, masyarakat);
2. Menjalankan tahapan-tahapan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS) secara bottom up (LPRA—Lokasi Prioritas RA)
sehingga RAPS menjadi tepat sasaran;
3. Penguatan kapasitas CSO dan KPH dalam melakukan pendampingan untuk menentukan subyek dan obyek RAPS di lapangan
secara tepat;
4. Pengembangan kerjasama dengan swasta (pemegang izin) dan perbankkan untuk peningkatan kapasitas masyarakat dalam
pengembangan ekonomi;
5. Pengembangan organisasi pembelajar (learning organization) dalam pengelolaan hutan konservasi, lindung dan produksi dan
perlu dikembangkan untuk pengelolaan sumberdaya alam lainnya;
6. Memperkuat dukungan penguatan SDM dan pembiayaan.
Kebijakan dan inovasi kelembagaan tersebut ditetapkan dengan memperhatikan kebutuhan proses maupun kebutuhan kebijakan
untuk menghasilkan output dan outcome sebagaimana dipetakan pada gambar berikut.
C. Adopsi Hasil Konferensi Tenurial 2017
Untuk mengintegrasikan dan mengoperasionalkan hasil-hasil Konferensi Tenurial 2017 ini, akan disampaikan laporan dan/atau
audiensi dengan Kementerian/Lembaga:
• Kantor Sekretariat Presiden
• Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
• Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• Kementerian Agraria dan Tata Ruang
• Kementerian Dalam Negeri
• Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
• Kementerian Pertanian
• Komisi Pemberantasan Korupsi
• Mahkamah Agung
• Kejaksaan Agung
• Kepolisian
• Kementerian Hukum dan HAM
• Komnas HAM
ooo
T e r i m a K a s i h

More Related Content

What's hot

PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan RuangPP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan RuangPenataan Ruang
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivUjang Sukarna
 
DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH
DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH
DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH LAKSMI WIJAYANTI
 
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHSPermenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHSLAKSMI WIJAYANTI
 
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup StrategisSosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup StrategisLAKSMI WIJAYANTI
 
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHSKEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHSLAKSMI WIJAYANTI
 
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenProses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenMusnanda Satar
 
Kak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru lotengKak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru lotengamrin syahrafi
 
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 15041602 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416Edy Junaidi
 
Pedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokPedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokseptisia_rima
 
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]Amdal Indonesia Online
 
Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015
Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015
Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015Ujang Sukarna
 

What's hot (16)

PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan RuangPP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi iv
 
DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH
DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH
DRAFT RPP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH
 
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHSPermenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
 
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup StrategisSosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
 
Modul pengantar klhs
Modul pengantar klhsModul pengantar klhs
Modul pengantar klhs
 
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHSKEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
KEBIJAKAN MENERAPKAN PP 46/2016 TENTANG KLHS
 
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenProses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
 
Kerangka RPPLH Nasional
Kerangka RPPLH Nasional Kerangka RPPLH Nasional
Kerangka RPPLH Nasional
 
RPLP Kelurahan Mangasa
RPLP Kelurahan Mangasa RPLP Kelurahan Mangasa
RPLP Kelurahan Mangasa
 
Kak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru lotengKak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru loteng
 
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 15041602 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
 
Pedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokPedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hok
 
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
 
Buku hutan kota
Buku hutan kotaBuku hutan kota
Buku hutan kota
 
Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015
Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015
Blhd banten ketua komisi iv nov. horison 2015
 

Similar to REKOMENDASI KONFERENSI TENURE 2017

Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanYossy Suparyo
 
Faq bp redd+
Faq bp redd+Faq bp redd+
Faq bp redd+septianm
 
Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1Dewa Gumay
 
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptxtjahjotrihartono
 
Membangun desa lestari david ardhian
Membangun desa lestari   david ardhianMembangun desa lestari   david ardhian
Membangun desa lestari david ardhiankeuangandesa
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...septianm
 
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012Indah Fey
 
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactImpact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactCIFOR-ICRAF
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
Makalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sdaMakalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sdanovia ardelia
 
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahanStudi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahanAksi SETAPAK
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja LapanganLaporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapanganbarita
 
Strategi Nasional REDD+
Strategi Nasional REDD+Strategi Nasional REDD+
Strategi Nasional REDD+septianm
 
integrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptx
integrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptxintegrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptx
integrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptxAnas Nashrullah
 
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganPelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganAshar Asham
 

Similar to REKOMENDASI KONFERENSI TENURE 2017 (20)

Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
 
Faq bp redd+
Faq bp redd+Faq bp redd+
Faq bp redd+
 
Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1
 
Kelola kph
Kelola kphKelola kph
Kelola kph
 
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
 
Membangun desa lestari david ardhian
Membangun desa lestari   david ardhianMembangun desa lestari   david ardhian
Membangun desa lestari david ardhian
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
 
Mp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaanMp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaan
 
Gorontalo
GorontaloGorontalo
Gorontalo
 
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
 
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactImpact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
Makalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sdaMakalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sda
 
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahanStudi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja LapanganLaporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
 
Strategi Nasional REDD+
Strategi Nasional REDD+Strategi Nasional REDD+
Strategi Nasional REDD+
 
Msf 4 printed version
Msf 4 printed versionMsf 4 printed version
Msf 4 printed version
 
integrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptx
integrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptxintegrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptx
integrated landscape : sebuah pengantar pengarusutamaan pendekatan lansekap.pptx
 
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganPelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
 
Pemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas DesaPemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas Desa
 

More from Panji Kharisma Jaya

Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaEdit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaPanji Kharisma Jaya
 
All percepatan pembangunan desa #1
All percepatan pembangunan desa #1All percepatan pembangunan desa #1
All percepatan pembangunan desa #1Panji Kharisma Jaya
 
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit423102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4Panji Kharisma Jaya
 
25 10-17 konferensi tenurial 2-pupr
25 10-17 konferensi tenurial 2-pupr25 10-17 konferensi tenurial 2-pupr
25 10-17 konferensi tenurial 2-puprPanji Kharisma Jaya
 
20171025 v2 kepala staf tenurial conference v2
20171025 v2 kepala staf tenurial conference  v220171025 v2 kepala staf tenurial conference  v2
20171025 v2 kepala staf tenurial conference v2Panji Kharisma Jaya
 
Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017
Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017
Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017Panji Kharisma Jaya
 
1 luwansa kpk pencegahan korupsi sektor kehutanan 251017
1 luwansa kpk   pencegahan korupsi sektor kehutanan 2510171 luwansa kpk   pencegahan korupsi sektor kehutanan 251017
1 luwansa kpk pencegahan korupsi sektor kehutanan 251017Panji Kharisma Jaya
 
Tenure conference lembar fakta peluncuran buku
Tenure conference   lembar fakta peluncuran bukuTenure conference   lembar fakta peluncuran buku
Tenure conference lembar fakta peluncuran bukuPanji Kharisma Jaya
 
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017Panji Kharisma Jaya
 
Tenure conferene siaran pers penutupan mts
Tenure conferene   siaran pers penutupan mtsTenure conferene   siaran pers penutupan mts
Tenure conferene siaran pers penutupan mtsPanji Kharisma Jaya
 
20160823 ww perspektif-baru-energy
20160823 ww perspektif-baru-energy20160823 ww perspektif-baru-energy
20160823 ww perspektif-baru-energyPanji Kharisma Jaya
 
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasi
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasiPengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasi
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasiPanji Kharisma Jaya
 

More from Panji Kharisma Jaya (20)

Manual pengembangan prukades #3
Manual pengembangan prukades #3Manual pengembangan prukades #3
Manual pengembangan prukades #3
 
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaEdit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
 
All percepatan pembangunan desa #1
All percepatan pembangunan desa #1All percepatan pembangunan desa #1
All percepatan pembangunan desa #1
 
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit423102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4
 
Kebijakan dana desa
Kebijakan dana desaKebijakan dana desa
Kebijakan dana desa
 
25 10-17 konferensi tenurial 2-pupr
25 10-17 konferensi tenurial 2-pupr25 10-17 konferensi tenurial 2-pupr
25 10-17 konferensi tenurial 2-pupr
 
20171025 v2 kepala staf tenurial conference v2
20171025 v2 kepala staf tenurial conference  v220171025 v2 kepala staf tenurial conference  v2
20171025 v2 kepala staf tenurial conference v2
 
Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017
Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017
Moniaga s reformaagraria n ham 25okt2017
 
1 luwansa kpk pencegahan korupsi sektor kehutanan 251017
1 luwansa kpk   pencegahan korupsi sektor kehutanan 2510171 luwansa kpk   pencegahan korupsi sektor kehutanan 251017
1 luwansa kpk pencegahan korupsi sektor kehutanan 251017
 
Booklet 241017 rev 1
Booklet 241017 rev 1Booklet 241017 rev 1
Booklet 241017 rev 1
 
Tenure conference lembar fakta peluncuran buku
Tenure conference   lembar fakta peluncuran bukuTenure conference   lembar fakta peluncuran buku
Tenure conference lembar fakta peluncuran buku
 
Lpra kpa final
Lpra kpa finalLpra kpa final
Lpra kpa final
 
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
 
Closing statement Koalisi
Closing   statement KoalisiClosing   statement Koalisi
Closing statement Koalisi
 
Tenure conferene siaran pers penutupan mts
Tenure conferene   siaran pers penutupan mtsTenure conferene   siaran pers penutupan mts
Tenure conferene siaran pers penutupan mts
 
Siaran pers brg
Siaran pers brg Siaran pers brg
Siaran pers brg
 
20160823 ww perspektif-baru-energy
20160823 ww perspektif-baru-energy20160823 ww perspektif-baru-energy
20160823 ww perspektif-baru-energy
 
Ww atma jaya
Ww atma jayaWw atma jaya
Ww atma jaya
 
Ypb 25 agustus 2016
Ypb 25 agustus 2016Ypb 25 agustus 2016
Ypb 25 agustus 2016
 
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasi
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasiPengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasi
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasi
 

REKOMENDASI KONFERENSI TENURE 2017

  • 2. • Pada 25- 27 Oktober 2017 di Jakarta telah diselenggarakan Konferensi Tenural 2017. Konferensi yang digagas Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Tenurial dan diselenggarakan bersama Kantor Staf Presiden RI (KSP) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini dihadiri oleh 541 orang dari berbagai kalangan termasuk wakil-wakil pemerintahan, akademisi dalam dan luar negeri, praktisi, aktivis dan masyarakat dari 40 kabupaten, 23 propinsi di Indonesia. Konferensi Tenurial 2017 ini dibuka di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo. Konferensi ini dihadiri oleh Kepala Staf Presiden Drs. Teten Masduki, Perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, Menteri Koordinator Perekonomian, Prof. Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Siti Nurbaya, Menteri ATR/BPN Dr. Sofyan Djalil, Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko P. Sandjojo, MA dan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Dr. Mochamad B. Hadimoeljana.
  • 3. • Beberapa komitmen politik yang menjadi fondasi penting Reformasi Penguasaan Tanah dan Pengelolaan Hutan di Indonesia telah diletakkan dalam 2 tahun terakhir. Komitmen politik ini perlu dipertahankan dan dijaga konsistensinya oleh semua pihak, walaupun dalam perjalanannya masih berhadapan dengan hambatan struktural yang berat untuk diatasi. Namun dengan semangat, harapan, dan komitmen keadilan agraria yang tinggi, kendala dan hambatan tersebut secara bertahap akan diatasi. Inilah motif penting diselenggarakannya Konferensi Tenurial 2017.
  • 4. • Konferensi Tenurial 2017 bertujuan menghasilkan peta jalan yang bisa menjadi rujukan penyusunan kebijakan dan memberikan kerangka kerja pemerintah bagaimana bekerja bersama-sama dalam percepatan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial di Indonesia. Mengingat pentingnya tujuan Konferensi Tenurial 2017, telah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan prakonferensi sejak September 2017 untuk menjaring masukan melalui Sarasehan Pesona, Diskusi Terfokus, Kuliah Khusus, maupun Festival Karya Pusaka Agraria.
  • 5. KESIMPULAN Dengan memperhatikan hal-hal berikut: 1. Naskah Akademik 11 Panel dalam Konferensi Tenurial 2017 2. Hasil dan catatan-catatan kegiatan pra-konferensi sebelum Konferensi Tenurial 2017 3. Hasil-hasil Diskusi Terpumpun (FGD) di 11 Panel, Seminar dan Lokakarya, Lecturer Note dan pertemuan sebelum Konferensi Tenurial 2017 4. Kata-kata kunci dari pernyataan Narasumber dan Kementerian/Lembaga yang hadir pada Sidang Pleno Hari-1: Dialog Kebijakan 5. Hasil-hasil diskusi terfokus di 11 Panel dalam pelaksanaan Konferensi Tenurial 2017 6. Hasil-hasil diskusi Sidang Pleno-2: Pengayaan Perspektif Reformasi Penguasaan Tanah dan Pengelolaan Hutan 7. Hasil-hasil diskusi Sidang Pleno-3: Inovasi Kebijakan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial
  • 6. Berdasarkan hasil-hasil pembahasan sumber-sumber informasi serta pendapat-pendapat yang telah disarikan dalam sidang-sidang pleno di atas, melalui berbagai tinjauan makro nasional dan internasional sampai mikro kasus-kasus rumah tangga dan perorangan terdapat kesimpulan umum, sebagai berikut: Pertama, tanah dan sumberdaya alam lainnya di satu sisi jumlahnya terbatas, di sisi lain sangat terkait dengan ruang hidup dan hak asasi manusia bagi seluruh masyarakat yang jumlahnya terus meningkat. Namun demikian, dengan akumulasi persoalan masa lalu, sistem penguasaan, penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatannya yang telah berjalan selama ini terlanjur mengadirkan ketidak-adilan sosial, menyebabkan terjadinya konflik maupun tidak terlindunginya masyarakat adat dan lokal, selain juga menurunkan fungsi-fungsi lingkungan hidup;
  • 7. • Kedua, masalah tenurial tersebut telah menjadi perhatian pemerintah, masyarakat sipil, serta dunia usaha untuk diselesaikan, baik yang tercermin dalam pernyataan sebagai komitmen dalam Konferensi Tenurial ini, maupun kebijakan baru yang sudah ada dan yang sedang dijalankan. Pelaksanaan kebijakan ini diharapkan dapat mengkoreksi sistem penguasaan tanah/hutan tersebut, baik berupa kebijakan maupun inovasi kelembagaannya, termasuk mengkondisikan, terutama bagi pelaku dunia usaha dan birokrasi pemerintahan sendiri, agar secara aktif menjalankan pelaksanaan koreksi tersebut;
  • 8. • Ketiga, masih terdapat gap antara kebijakan di tingkat nasional dengan pelaksanaan kebijakan itu di tingkat praksis; antara lain berupa lambatnya respon pelaksanaan kebijakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah itu sendiri, respon swasta maupun pengelola hutan/lahan di lapangan yang masih terbatas. Sementara itu, adanya contoh-contoh praktek yang baik, yang digali dalam Konferensi ini, menjadi bukti bahwa masalah-masalah tenurial yang ada dapat diselesaikan. Penyelesaian itu memerlukan komitmen politik seluruh Kementrian dan Lembaga serta langkah-langkah kongkrit di lapangan dengan memperhatikan kondisi-kondisi yang sangat spesifik dan memerlukan informasi akurat dan detail. Untuk itu, adanya kolaborasi antara Pemerintah, CSO, masyarakat dan dunia usaha perlu senantiasa dipertahankan dan ditingkatkan;
  • 9. • Keempat, ruang lingkup pelaksanaan perhutanan sosial, penetapan hutan adat, maupun pelaksanaan reforma agraria tidak dapat dilaksanakan secara parsial, sebaliknya perlu dikaitkan dengan upaya memperbaiki ketimpangan struktur agraria yang diikuti dengan pemberdayaan masyarakat lebih luas di berbagai fungsi kawasan; konservasi, lindung maupun produksi serta di luar kawasan hutan, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa, dari Papua sampai Aceh, baik di wilayah daratan maupun perairan serta pulau pulau kecil. Sejauh ini masih terdapat masalah hak dan akses masyarakat terhadap infrastruktur maupun sumber-sumber ekonomi, pendidikan maupun informasi dan pengetahuan, sehingga menjadi hambatan untuk mewujudkan kemandiriannya. Pelaksanaan penyelesaian masalah tenurial, untuk itu, perlu dilandasi etika dan empati terhadap subyek utama yaitu masyarakat yang selama ini menghadapi persoalan yang bersifat struktural itu.
  • 10. • Kelima, upaya percepatan penyelesaian masalah tenurial, tidak terlepas dari upaya perbaikan sistem perizinan pemanfaatan sumberdaya alam maupun penetapan alokasi ruang, pencegahan dan pengendalian korupsi, jaringan kekuasaan yang menghambat perbaikan, peningkatkan partisipasi maupun keterbukaan informasi bagi publik serta kelembagaan penyelesaian konflik yang menyeluruh. Perubahan konfigurasi hubungan-hubungan sosial melalui perkembangan teknologi media sosial maupun teknologi informasi, perlu didayagunakan untuk mewujudkan tata pengelolaan tanah/hutan dan sumberdaya alam lainnya secara baik (good land/forest and natural resources governance).
  • 11. ROADMAP: MENGISI KEKOSONGAN/GAP PENCAPAIAN TARGET OUTCOMEOUTPUT 2 Proses Input Policy PERAN MENKO PEREKONOMIAN PERAN Kementerian/ Lembaga Respon Pemda Prop Respon Pemda Kab PERAN Kementerian/ Lembaga OUTPUT 1 KONFLIK/KRIMINALISASI SISTEM PERIZINAN KONFLIK KEPENTINGAN/KORUPSI potensihambatan potensihambatan
  • 12. REKOMENDASI Dengan beberapa kesimpulan umum di atas, beberapa rekomendasi berikut, yang masih perlu ditindak-lanjuti dengan menyusun instrumen kebijakan dan rencana aksi yang lebih rinci, serta adopsi hasil Konferensi Tenurial 2017, yaitu: A. Kebijakan dan Peraturan Perundangan Merumuskan kebijakan nasional untuk mencegah dan menyelesaikan terjadinya konflik tenurial secara komprehensif di semua sektor dan daerah; Mengingat tingginya urgensi dan besarnya tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial perlu diposisikan setara dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memungkinkan dilakukan pengecualian (diskresi) untuk percepatan pelaksanaannya. Menetapkan kebijakan dan/atau regulasi yang terkait: 1. Membuka jalan lebih luas (selain Perda) bagi penetapan hutan adat/MHA serta wilayah adat yang berada di luar kawasan hutan; 2. Menetapkan perhatian pada aspek HAM dan prinsip keadilan gender bagi pelaksanaan kebijakan RAPS dan usaha yang berbasis tanah/hutan; 3. Mendorong sektor/Pemda dan swasta untuk mewujudkan pengembangan ekonomi masyarakat; 4. Medorong Pemda merespon secara aktif dalam penyelesaian beragam konflik agraria, perlaksanaan reforma agraria maupun perhutanan sosial; 5. Menetapkan pedoman baku bagi aparat keamanan dan penegakan hukum dalam penanganan konflik tenurial secara khusus dan adil; 6. Mendorong peluang dibangunnya tata kelola inovatif pelaksanaan RAPS dengan pendekatan-pendekatan baru dalam pengelolaan kawasan konservasi, lindung, produksi, dan dikembangkan dalam multi sektoral lainnya (non-kehutanan) mencakup perkebunan, pesisir, kelautan, pulau-pulau kecil dan wilayah agraria perkotaan.
  • 13. B. Inovasi Kelembagaan Untuk Penguatan dan Percepatan RAPS Serta Penyelesaian Konflik Hutan/Lahan; Bentuk kelembagaan saat ini sebagai proses awal untuk menentukan pedoman-pedoman pelaksanaan RAPS, perlu penguatan kelembagaan yang mempunyai posisi kuat dalam mengatasi besarnya tantangan yang dihadapi. Untuk itu, Pemerintah perlu membuka proses penetapan pedoman-pedoman yang akan dilakukan oleh Tim Percepatan dan Tim Pelaksana Penyelesaian Pengusaaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PTKH), agar sejalan dengan kondisi di lapangan, serta melakukan monitoring dan evaluasi kebijakan dan kelembagaan ini, guna dapat melakukan penyesuaian kelembagaan jika dianggap tidak efektif. Dalam pelaksanaan operasional diperlukan inovasi kelembagaan terutama yang terkait dengan: 1. Mengembangkan norma dan leadership (champion) yang dapat mengusung pembaruan pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan semua fungsi kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan, di berbagai lembaga/organisasi (pemerintah, swasta, CSO, masyarakat); 2. Menjalankan tahapan-tahapan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS) secara bottom up (LPRA—Lokasi Prioritas RA) sehingga RAPS menjadi tepat sasaran; 3. Penguatan kapasitas CSO dan KPH dalam melakukan pendampingan untuk menentukan subyek dan obyek RAPS di lapangan secara tepat; 4. Pengembangan kerjasama dengan swasta (pemegang izin) dan perbankkan untuk peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan ekonomi; 5. Pengembangan organisasi pembelajar (learning organization) dalam pengelolaan hutan konservasi, lindung dan produksi dan perlu dikembangkan untuk pengelolaan sumberdaya alam lainnya; 6. Memperkuat dukungan penguatan SDM dan pembiayaan. Kebijakan dan inovasi kelembagaan tersebut ditetapkan dengan memperhatikan kebutuhan proses maupun kebutuhan kebijakan untuk menghasilkan output dan outcome sebagaimana dipetakan pada gambar berikut.
  • 14. C. Adopsi Hasil Konferensi Tenurial 2017 Untuk mengintegrasikan dan mengoperasionalkan hasil-hasil Konferensi Tenurial 2017 ini, akan disampaikan laporan dan/atau audiensi dengan Kementerian/Lembaga: • Kantor Sekretariat Presiden • Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan • Kementerian Agraria dan Tata Ruang • Kementerian Dalam Negeri • Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat • Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi • Kementerian Pertanian • Komisi Pemberantasan Korupsi • Mahkamah Agung • Kejaksaan Agung • Kepolisian • Kementerian Hukum dan HAM • Komnas HAM ooo
  • 15. T e r i m a K a s i h