PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’AN MELALUI TEKNIK BERPASANGAN ANTAR TEMAN SECARA TERBIMBING PADA SISWA KELAS XII RPL 3 DI SMK NEGERI 6 MALANG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghafal dan memahami ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an melalui teknik berpasangan antar teman secara terbimbing, dalam proses kegiatan belajar mengajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII RPL 3 SMK Negeri 6 Malang. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil belajar peserta didik dikumpulkan menggunakan teknik tes lisan dan tulisan, serta pengamatan selama proses belajar berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan menghafal dan memahami ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an pada peserta didik setelah mengikuti pembelajaran melalui teknik berpasangan antar teman secara terbimbing.
Similar to PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’AN MELALUI TEKNIK BERPASANGAN ANTAR TEMAN SECARA TERBIMBING PADA SISWA KELAS XII RPL 3 DI SMK NEGERI 6 MALANG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Tugas PGSD Universitas Terbuka Semester 2 by Ayu Imtyas Rusdiansyah
Similar to PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’AN MELALUI TEKNIK BERPASANGAN ANTAR TEMAN SECARA TERBIMBING PADA SISWA KELAS XII RPL 3 DI SMK NEGERI 6 MALANG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019 (20)
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...SMK Negeri 6 Malang
Pembelajaran biologi di SMPN 1 Jombang belum berjalan maksimal. Oleh karena itu, peneliti menggunakan media untuk memudahkan proses belajar khususnya materi pewarisan sifat. Media yang dipilih adalah kit genetika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan pengamatan aktivitas dan data hasil tes. Data tersebut dianalisis dengan teknik mean score. Hasil analisis aktivitas memperlihatkan antusias saat belajar. Pada siklus I diperoleh 84,38% dan siklus II 96,88%. Dengan kata lain, terdapat kenaikan sebesar 12,5%. Hasil rata-rata evaluasi siklus I sebesar 71,77 dan siklus II 82,74. Hasil tersebut meningkat 10,97, sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 71,875% (23 siswa) dan siklus II 93,75% (30 siswa). Hasil itu menunjukkan kenaikan 21,88%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kit genetika dan belajar berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan motivasi.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...SMK Negeri 6 Malang
Pembelajaran Fisika di kelas VIII E SMP Islam Ma’arif 02 Malang yang selama ini dilakukan dengan metode ceramah bervariasi menyebabkan motivasi dan prestasi belajar rendah. Oleh karena itu, peneliti menerapkan model pengajaran langsung dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 39 orang siswa di kelas VIII E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat saat penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual, pada siklus I yaitu 66,59% dan pada siklus II yaitu 75,78%. Prestasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual adalah 60,8, pada siklus I adalah 62,26, dan pada siklus II adalah 76,07. Dengan demkian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0SMK Negeri 6 Malang
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji problematika yang terjadi dalam program link and match yang berkaitan dengan tuntutan revolusi industri 4.0 dan masyarakat ekonomi ASEAN. Akan tetapi, masih ada masalah yang terkait dengan pengangguran, masalah pendidikan (kurikulum, desain silabus, dan proses pembelajaran) serta perubahan zaman yang cepat. Hal tersebut dapat diminalkan dengan penyelenggaraan SMK 4 tahun sehingga dapat memenuhi KKNI level 3 dan meningkatkan kesejahteraan lulusan SMK. Selain itu, perubahan hubungan dengan DU/DI disarankan untuk diwujudkan seperti Voolzeit dan Teilzeit di Jerman, karena sepertinya model hubungan ini lebih memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Di dalam kehidupan kita sehari-hari, sadar atau tidak sadar, kita seringkali menemukan cara-cara yang dilakukan individu untuk meregulasi emosinya, misalnya dengan expressive writing. Expressive writing adalah menulis secara ekpresif, berusaha menumpahkan segala emosi yang dirasakan ke dalam tulisan. Kita akan merasa lebih lega, karena emosi-emosi khususnya emosi negatif yang mengganggu, sudah terlampiaskan ke dalam tulisan-tulisan tadi. Selain expressive writing, ada cara lain yaitu emotional eating. Sering kita temukan seseorang yang sedang kacau emosinya, diliputi oleh emosi-emosi negatif, berusaha menyalurkan emosi itu dengan makan. Terjadi peningkatan frekuensi serta porsi makan dan selalu berusaha mencari makanan yang dia sukai. Inilah emotional eating. Keduanya termasuk dalam strategi “emotion-focused”, karena individu hanya terpaku dengan usaha untuk memperbaiki keadaan emosi negatif yang ia rasakan, tanpa berusaha secara langsung memperbaiki masalah yang terjadi.
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG PAHLAWAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BA...SMK Negeri 6 Malang
Wawancara melalui angket yang diberikan pada peserta didik menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi Kepahlawanan belum maksimal. Akibatnya, peserta didik beranggapan bahwa Bahasa Jawa susah dipahami dan tentu saja berdampak pada menurunnya hasil belajar. Berdasarkan fakta tersebut, penelitian tindakan kelas dilaksanakan guna meningkatkan hasil belajar melalui penggunaan media wayang pahlawan nasional. Instrumen yang digunakan adalah penyebaran angket observasi dan tes tulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media wayang pahlawan nasional dapat menumbuhkan motivasi dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini tampak dari adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar sebesar 7,81% dan rerata hasil belajar siswa sebesar 14,37. Sebanyak 25 peserta didik tuntas pada siklus I dengan rerata 76,25 sedangkan pada siklus II sebanyak 29 peserta didik tuntas dengan rerata 84,06.
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...SMK Negeri 6 Malang
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi menggambar teknik siswa melalui model pembelajaran project based learning. Kompetensi dalam penelitian ini terdiri atas aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bersiklus di SMK Negeri 6 Malang dengan subjek penelitian adalah siswa Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, instrumen pretest dan posttest, lembar kerja siswa, dan dokumen nilai siswa tahun sebelumnya. Setelah terkumpul, data-data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Kriteria keberhasilan pada masing-masing indikator pengamatan aktivitas siswa adalah 80% siswa dinyatakan lulus dan nilai rata-rata memperoleh minimal 7,5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan kemampuan aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik siswa.
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...SMK Negeri 6 Malang
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan (X1), diklat (X2) dan kelengkapan sarana praktik (X3) terhadap kinerja guru (Y), baik pengaruh secara simultan maupun parsial dan mengetahui variabel berpengaruh terhadap kinerja guru. Penelitian ini termasuk explanatory research dengan populasi seluruh guru di SMK Negeri 6 Kota Malang, sejumlah 162 orang dengan jumlah sampel sebanyak 78 responden. Adapun teknik analisa data adalah dengan regresi linier berganda untuk mengetahui korelasi antara kepemimpinan, diklat dan kelengkapan sarana praktik terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan : 1). Terdapat pengaruh secara parsial antara kepemimpinan, diklat dan kelengkapan sarana praktik terhadap kinerja guru. 2). Variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap kinerja guru adalah kepemimpinan, meliputi kemampuan mencipta, kemampuan membuat perencanaan, kemampuan mengorganisasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memberi motivasi dan kemampuan melakukan evaluasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’AN MELALUI TEKNIK BERPASANGAN ANTAR TEMAN SECARA TERBIMBING PADA SISWA KELAS XII RPL 3 DI SMK NEGERI 6 MALANG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019
1. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN MEMAHAMI AYAT-
AYAT PILIHAN DALAM AL-QUR’AN MELALUI TEKNIK BERPASANGAN
ANTAR TEMAN SECARA TERBIMBING
PADA SISWA KELAS XII RPL 3 DI SMK NEGERI 6 MALANG
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Endang Tri Lestari
SMK Negeri 6 Malang
Jl. Ki Ageng Gribig No. 28 Telp. 0341 – 722216 Malang
endang3tl@gmail.com
Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghafal dan memahami
ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an melalui teknik berpasangan antar teman
secara terbimbing, dalam proses kegiatan belajar mengajar pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Subyek penelitian ini
adalah peserta didik kelas XII RPL 3 SMK Negeri 6 Malang. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil belajar
peserta didik dikumpulkan menggunakan teknik tes lisan dan tulisan, serta
pengamatan selama proses belajar berlangsung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada peningkatan menghafal dan memahami ayat-ayat
pilihan dalam Al-Qur’an pada peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran melalui teknik berpasangan antar teman secara terbimbing.
Kata kunci: kemampuan menghafal, memahami ayat-ayat pilihan, teknik
berpasangan antar teman secara terbimbing
Abstract: This research is a classroom action research that aims to improve
the ability to memorize and understand selected verses in the Qur'an
through a paired technique between friends in a guided manner, in the
process of teaching and learning activities in Islamic Education and
Character Education. The subjects of this study were students of class XII
RPL 3 of SMK Negeri 6 Malang. The research was conducted in two
cycles, each of which consisted of activities of planning, implementation,
observation, and reflection. Data on student learning outcomes are
collected using oral and written test techniques, as well as observations
during the learning process. The results of the study showed that there was
an increase in memorizing and understanding selected verses in the Qur'an
for students after participating in learning through paired techniques
between friends in a guided manner.
Keywords: memorization ability, understanding selected verses, paired
techniques between friends in a guided manner
Menghafal merupakan perbuatan yang
sangat mulia, karena begitu banyak
manfaat yang dapat diperoleh dari
menghafal itu sendiri. Menghafal sangat
diperlukan diberbagai bidang keilmuan,
baik ilmu duniawi maupun ukhrowi.
Khususnya menghafal ayat-ayat dalam
Al-Qur’an yang merupakan perintah
agama. Menghafal sudah dimulai sejak
diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad Saw. melalui malaikat Jibril,
kemudian metode menghafal ini
dilanjutkan kepada para sahabat, para
sahabat kepada tabi’in, taibi’in kepada
tabi’ut tab’in dan seterusnya sampailah
kepada kita. Al-Qur’an adalah pokok dari
ilmu, sehingga Al-Qur’an sangat penting
2. dihafalkan sebagaimana dalam Firman
Allah SWT.
‘Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-
ayat yang nyata di dalam dada orang-
orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada
yang mengingkari ayat-ayat Kami
kecuali orang-orang yang zhalim’.
(QS. Al-Ankabut : 49)
Maka menghafal sebagai pokok ilmu
pengetahuan harus kita tanamkan sejak
dini, termasuk dalam kurikulum SMK,
khususnya bidang Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, menghafal
merupakan salah satu kompetensi yang
harus diajarkan pada tingkatan ini. Dalam
hal ini kelas XII RPL 3 di SMKN 6
Malang yang menjadi subyek penelitian.
Pemahaman ayat Al-Qur’an adalah salah
satu factor pendukung keberhasilan
dalam belajar , tanpa adanya pemahaman
pada materi, hafalan tidak akan memiliki
makna dalam pembelajaran. Menurut
Nana Sudjana(1995), pemahaman adalah
hasil belajar. Menurut Arikunto (2005)
pemahaman (Comprehention) siswa
diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana
diantara fakta-fakta. Pemahaman
menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia (2008) adalah sesuatu hal yang
kita pahami dan kita megerti dengan
benar.
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (Moh. Suardi, 2018). Dalam
proses pembelajaran interaksi tersebut
terjadi berdasarkan teknik atau strategi
pembelajaran yang dirancang dan
digunakan oleh guru. Di antara teknik
pembelajaran yang mampu melibatkan
interaksi peserta didik secara maksimal
sehingga berpotensi meningkatkan
hafalan dan pemahaman mereka pada
ayat ayat pilihan dalam Al-Qur’an adalah
teknik berpasangan antar teman secara
terbimbing.
Menurut Rohendi, Sutarno, dan Ginanjar
(2010), metode demonstrasi merupakan
metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan,
dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan. Menurut
Oemar Hamalik (2003) hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Hasil belajar dari
aspek kognitif merupakan kemampuan
peserta didik dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis. Untuk
membuat keputusan prestasi individu
banyak diperlukan keterangan yang
relevan. Keterangan itu banyak diperoleh
dengan pengukuran dan menggunakan
alat ukur yang disebut tes.
Tujuan penelitian ini adalah: (1)
mendeskripsikan peningkatan hafalan
pada ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an
peserta didik kelas XII RPL 3 SMKN 6
Malang setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan teknik berpasangan antar
teman secara terbimbing pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti; dan (2) mendeskripsikan
peningkatan pemahaman pada ayat-ayat
pilihan dalam Al-Qur’an peserta didik
kelas XII RPL 3 SMKN 6 Malang setelah
mengikuti pembelajaran menggunakan
teknik berpasangan antar teman secara
terbimbing pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) atau yang lebih
dikenal dengan classroom action
research, yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran
yang terdapat di dalam kelas. Rancangan
penelitian ini menggunakan model
Kemmis dan Taggart yang meliputi
tahap-tahap: perencanaan (planning);
tindakan (acting); observasi (observing),
dan refleksi (reflecting) (Arikunto, 2008).
Data yang diperoleh dari kegiatan PTK
ini terdiri dari data kualitatif dan data
3. kuantitatif. Data kualitatif berupa proses
hafalan peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, sedangkan
data kuantitatif berupa angka yang
merepresentasikan hasil belajar peserta
didik berdasarkan tes pada akhir setiap
siklus
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Dari observasi yang dilakukan pada saat
pembelajaran berkelompok 5 orang
berlangsung, diperoleh data sebagai
berikut; (1) hanya sebagian kecil
angggota kelompok yang aktif
melakukan simak an hafalan, artinya
masih ada peserta didik yang begitu
dominan dalam pembelajaran; (2) selama
pembelajaran berlangsung, peserta didik
masih banyak yang berbicara sendiri
dengan teman sebangku tidak melakukan
simak an hafalan atau tidur-tiduran; (3)
banyak peserta didik yang tidak mau
maju untuk tes hafalan di depan guru
dengan alas an tidak hafal; dan (4) saat
memberikan contoh pelafalan ayat,
peneliti harus lebih sering memberikan
perhatian masing-masing peserta didik
dengan menunjuk salah satu siswa yang
kurang serius atau pelafalan ayat kurang
benar untuk melafalkan ayat yang
dicontohkan guru sampai benar.
Tabel 1. Hasil Observasi Motivasi Peserta Didik Siklus I
Aspek yang diamati Ya % Tidak %
Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran/ Tidur-tidur an 20 58.82 14 41.18
Tidak mau maju hafaan didipan kelas 6 17.65 28 82.35
Meminta ijin keluar saat belajar 3 8.82 32 94.12
Mengikuti melafalkan ayat dengan bimbingan guru 28 82.35 6 17.65
Hasil belajar pada siklus pertama
menunjukkan banyaknya peserta didik
yang tidak mencapai target KKM ≥ 75.00
berjumlah 18 orang (52.94 %),
sedangkan untuk peserta didik yang
nilainya memenuhi KKM berjumlah 16
orang (47.06%).
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
beberapa peserta didik nilainya belum
mencapai target yang diinginkan, maka
untuk menanggulangi permasalahan
tersebut peneliti melakukan pembelajaran
dengan menggunakan tekhnik yang lebih
menekankan pada keaktifan peserta didik
dalam belajar. Selain itu juga dengan
memperbaiki bacaan yang kurang pada
pelafalan ayat . Melihat dari hasil nilai
peserta didik yang tidak mencapai target
maka peneliti melanjutkan penelitian
pada siklus kedua.
Siklus II
Siklus ke dua menggunakan teknik
berpasangan antar teman secara
terbimbing . Ada beberapa perbaikan atas
kendala yang dihadapi pada siklus
pertama. Hal ini dapat dijabarkan sebagai
berikut: pertama, peserta didik sudah
mampu untuk diajak bekerjasama dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat
diamati karena adanya perubahan sikap,
yaitu adanya sikap tanggungjawab yang
ditunjukkan oleh peserta didik baik
secara individu maupun kelompok.
Kedua, sudah banyak peserta didik yang
aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
tidak ada yang mendominasi kegiatan
belajar. Ketiga, peserta didik sangat
antusias mengikuti pembelajaran di kelas
berlomba-lomba maju di depan kelas
untuk hafalan dihadapan guru. Keempat,
peneliti juga sering memperbaiki lafal
bacaan yang kurang peserta didik
mengenai ayat yang diajarkan serta
peserta didik lebih antusias. Terakhir,
kelima peningkatan hafalan pada ayat-
ayat pilihan dalam Al-Qur’an peserta
didik sudah dapat dicapai.
4. Tabel 2. Hasil Observasi Motivasi Peserta Didik Siklus II
Aspek yang diamati Ya (%) Tidak (%
Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran/ Tidur-tidur an 4 11.76 30 88.24
Tidak mau maju hafaan didepan kelas 2 5.88 32 94.12
Meminta ijin keluar saat belajar 1 2.94 33 97.07
Mengikuti melafalkan ayat dengan bimbingan guru 32 94.12 2 5.88
Hasil belajar pada siklus kedua
menunjukkan banyaknya peserta didik
yang tidak mencapai target KKM ≥ 75.00
hanya berjumlah 3 orang (8.82%).
Sedangkan untuk peserta didik yang
nilainya memenuhi KKM berjumlah 31
orang (91.18%).
Dengan demikian hasil belajar peserta
didik mengalami peningkatan yang
signifikan, terlihat dari hasil belajar
peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar meningkat menjadi 91.18%, yang
berarti terjadi peningkatan sebesar
44.12% bila dibandingkan dengan hasil
belajar pada siklus I yang hanya
mencapai 47.06%.
Melihat hasil yang diperoleh pada siklus
kedua baik pada motivasi peserta didik
maupun pada hasil belajar peserta didik
telah terjadi peningkatan dan masuk
dalam kategori ketuntasan hasil belajar.
Sesuai dalam komitmen sebuah
penelitian tindakan kelas peneliti
bersama observer menilai bahwa dalam
siklus kedua ini kelas sudah mencapai
hasil belajar yang baik, motivasi peserta
didik meningkat dan pelaksanaan yang
berjalan dengan lancar, maka diputuskan
untuk menghentikan penelitian tindakan
kelas ini hanya sampai pada siklus kedua.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah (1) penerapan teknik
berpasangan antar teman secara
terbimbing pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dapat meningkatkan hafalan pada
ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an
khususnya kelas XII RPL 3 SMKN 6
Malang; dan (2) penerapan teknik
berpasangan antar teman secara
terbimbing pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dapat meningkatkan pemahaman
pada ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an
khususnya peserta didik kelas XII RPL 3
SMKN 6 Malang.
Berdasarkan kesimpulan tersebut
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
(1) penelitian tindakan kelas sangat perlu
dilakukan dalam kegiatan proses
pembelajaran, karena merupakan
tindakan nyata yang dilakukan untuk
mengatasi persoalan yang terdapat dalam
pembelajaran di kelas; (2) bagi rekan
sejawat guru disarankan untuk terus
mendorong dan memotivasi peserta didik
dalam belajar agar dapat meningkatkan
mutu proses, hasil pembelajaran dan
mengatasi masalah pembelajaran,; (30
agar penerapan penerapan teknik
berpasangan antar teman secara
terbimbing,l maka harus diperhatikan
sarana dan prasarana sekolah seperti
alat/bahan, ketersedian bahan ajar/modul
dan suasana ruang belajar yang nyaman
sehingga peserta didik lebih termotivasi
untuk belajar; dan (4) bagi peneliti
selanjutnya dapat melakukan penelitian
semacam ini dengan menambah aspek
afektif dan psikomotorik untuk mengukur
prestasi belajar peserta didik setelah
pelaksanaan tindakan.
DAFTAR RUJUKAN:
Nana Sudjana, (1995), Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar, Bandung
: Remaja Rosdakarya, hal. 24
Arikunto, (2005), Manajemen Penelitian,
Jakarta: Rineka Cipta, , hal.51
Departemen Pendidikan Nasional,
(2008), Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta, hal. 843
Moh. Suardi, 2018, Belajar dan
Pembelajaran, Yogyakarta:
Deepublish, hal.7