SlideShare a Scribd company logo
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit
yang diderita oleh pasien (American Hospital Association; 1974 dalam Azwar, 1996).
Wolper dan Pena (dalam Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah
tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat
dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga
profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Association of Hospital Care (dalam
Azwar, 1996) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah suatu pusat dimana pelayanan
kesehatan masyarakat, pendidikan dan penelitian kedokteran diselenggarakan.
2.1.2 Fungsi Rumah Sakit
Fungsi rumah sakit berdasarkan sistem kesehatan nasional dalam Djojodibroto
(1997) adalah:
1. memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialis
2.

menyediakan

dan

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

yang

bersifat

penyembuhan dan pemulihan pasien
3. sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi jenjang
diploma, dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis konsultan,
magister, doktor dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran.

5
6

2.1.3 Karakteristik Rumah Sakit
Djojodibroto (1997) menyatakan bahwa organisasi rumah sakit mempunyai
sejumlah sifat atau karakteristik yang tidak dipunyai organisasi lainnya, antara lain:
1. sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional
2. wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan
3. tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok
manajerial
4. beban kerjanya tidak bisa diatur
5. jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam
6. hampir semua kegiatannya bersifat penting
7. pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus
dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek
sosiokultur dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh
8. pelayanan bersifat pribadi, cepat dan tepat
9. pelayanan berjalan terus menerus selama 24 jam dalam sehari.
2.1.4 Macam Rumah Sakit
Djojodibroto (1997) membagi rumah sakit menjadi beberapa macam, yaitu
menurut:
1. Pemilik
Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit pemerintah
(goverment hospital) dan rumah sakit swasta (privat hospital).
2. Filosofi yang dianut
Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit yang tidak
mencari keuntungan (non-profit hospital) dan rumah sakit yang mencari
keuntungan (profit hospital).
7

3. Jenis pelayanan yang diselenggarakan.
Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit umum (general
hospital) yang menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan rumah
sakit khusus (specially hospital).
4. Lokasi rumah sakit
Rumah sakit dibedakan atas beberapa macam, tergantung dari pembagian sistem
pemerintah yang dianut, misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibukota
negara, rumah sakit propinsi jika lokasinya di ibukota propinsi dan rumah sakit
kabupaten jika lokasinya di ibukota kabupaten.
Azwar(1996) menyatakan bahwa rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari
kemampuan yang dimiliki dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1. Rumah sakit kelas A
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan
sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (top referral hospital)
atau rumah sakit pusat.
2. Rumah sakit kelas B
Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan
di setiap ibukoata propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan
rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk
kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.
3. Rumah sakit kelas C
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,
pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit
kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten (regency hospital) yang
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
8

4. Rumah sakit kelas D
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit ynag bersifat transisi karena pada satu
saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit
kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari
puskemas.
5. Rumah sakit kelas E
Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang
menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya rumah sakit
kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu
dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain sebagainya.
2.2 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut
2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Rumah

sakit

gigi

dan

mulut

adalah

rumah

sakit

khusus

yang

memyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan merupakan sarana
pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan gigi tingkat (D1, D3 dan S1), pendidikan
(dokter gigi dan dokter spesialis) serta pendidikan magister dan doktoral, S2, spesialis
dan S3 (Departemen Kesehatan RI, 2003).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 1173 tahun 2004
tentang rumah sakit gigi dan mulut menyatakan bahwa Rumah Sakit Gigi dan Mulut
(selanjutnya

disingkat

RSGM)

adalah

sarana

pelayanan

kesehatan

yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan
pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat jalan, gawat darurat
dan pelayanan tindakan medis.
RSGM terbagi atas beberapa bagian, yaitu :
1. Laboratorium Periodonsia
2. Laboratorium Oral Medicine (OM)
9

3. Laboratorium Bedah Mulut
4. Laboratorium Prostodonsia
5. Laboratorium Ortodonsia
6. Laboratorium Konservasi
7. Laboratorium Pedodonsia
8. Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
2.2.2 Fungsi dan Tujuan RSGM
Fungsi RSGM adalah:
1. Pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat meliputi;
a. sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan tersier,
penunjang, rujukan dan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut.
b. wadah pengembangan konsep pelayanan kedokteran gigi.
c. pusat unggulan pelayanan kedokteran gigi.
2. Pendidikan
sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran gigi jenjang diploma,
dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor
dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran gigi.
3. Penelitian
a. pusat penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu kedokteran gigi,
b. pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran gigi
(Depkes RI, 2003).
RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173
tahun 2004, menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM Pendidikan
dan

RSGM

non

Pendidikan.

RSGM

Pendidikan

adalah

RSGM

yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang juga digunakan sebagai
sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan terikat melalui kerjasama dengan
fakultas kedokteran gigi.
10

Tujuan umum RSGM adalah meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, profesional, modern dan sesuai
dengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran gigi.
Tujuan khusus RSGM, yaitu:
a. tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masayarakat secara
optimal, meliputi :
1) pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan
wewenang dokter gigi umum.
2) pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan
wewenang dokter gigi spesialis.
3) pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan
wewenang dokter gigi subspesialis/dokter gigi spesialis konsultan.
b. tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi lainnya.
c. tersedianya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya pada kedokteran gigi.
d. tersedianya unit pelayanan sebagai sarana rujukan bagi unit yang lebih rendah.
e. tersedianya unit penunjang program kegiatan medik kedokteran umum (rujukan
secara pelayanan kesehatan lain setingkat/horizontal), kegiatan pelayanan
kesehatan terintegrasi, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian.
Kriteria yang harus dipenuhi oleh RSGM Pendidikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 adalah:
1. kebutuhan akan proses pendidikan,
2. fasilitas dan peralatan fisik untuk pendidikan,
3. aspek manajemen umum dan mutu pelayanan rumah sakit,
4. aspek keuangan dan sumber dana,
5. memiliki kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium Kedokteran
Gigi.
11

2.2.3 Sasaran RSGM
Sasaran RSGM adalah tercapainya mutu pelayanan kesehatan gigi yang dapat
memberi perlindungan kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan gigi,
pendidikan dan penelitian (Depkes RI, 2003).
2.2.4 Sarana Peralatan RSGM
RSGM harus memenuhi persyaratan bangunan, sarana dan prasarana serta
peralatan sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan yang dimaksud adalah :
1. lokasi atau letak bangunan dan prasarana harus sesuai dengan rencana umum tata
ruang
2. bangunan dan prasarana harus memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan
kerja dan analisis dampak lingkungan RS dan sarana kesehatan lain
3.

peralatan harus memenuhi persyaratan kalibrasi, standar kebutuhan pelayanan,
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja.
Ketentuan persyaratan minimal peralatan RSGM berdasarkan Peraturan

Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004, meliputi:
a. jumlah dental unit 50
b. jumlah dental chair 50 unit
c. jumlah tempat tidur 3 buah
d. peralatan medik, meliputi :
1) 1 unit intra oral camera
2) 1 unit dental X-ray
3) 1 unit panoramic X-ray
4) 1 unit Cephalometri X-ray
5) 1 unit autoclave /7 unit sterilizator
6) 1 camera
7) 1 digital intra oral.
RSGM dapat memiliki peralatan medik khusus lainnya, meliputi :
1. 1 unit laser
12

2. 1 radiografi (Radio Visio Graphi).
Perbandingan standar peralatan RSGM yang disusun oleh Direktorat
Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki
oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu:
Tabel 1.
Perbandingan Standar Peralatan RSGM
NO
1.
2
3.
4.

Peralatan
Jumlah dental
unit
Jumlah dental
chair
Jumlah tempat
tidur
Peralatan medik
lainnya

Standar Depkes
50 unit

Keadaan di RSGM FKG UNEJ
Rusak
Jumlah
Baik
Saat ini
Ringan Berat
108
99
9

50 unit

108

99

-

9

3 unit

1

-

-

-

1 unit laser
1 unit intra oral
camera
I unit dental foto
1unit cephalo
metri X- ray
7 unit sterilisator
1 camera
1 digital intra
oral
1
radiografi
(Radio Visio
graph)

3

2

-

1

1
1

1
1

-

-

13
-

12
-

-

1
-

-

-

-

-

Sumber: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006
2.2.5 Tenaga Kesehatan
RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173
tahun 2004 harus memiliki tenaga yang meliputi :
1. Tenaga medis kedokteran gigi, yang terdiri dari :
a. dokter gigi
b. dokter gigi spesialis, yang meliputi :
13

1) bedah mulut
2) orthodonsia
3) konservasi
4) prostodonsia
5) pedodonsia
6) periodonsia
7) oral medicine
2. Dokter/spesialis lainnya
a. dokter dengan pelatihan PPGD
b. dokter anestesi
c. dokter penyakit dalam
d. dokter spesialis anak
3. Tenaga Keperawatan
a. perawat gigi
b. perawat
4. Tenaga kefarmasian
a. apoteker
b. analis farmasi
c. asisten apoteker
5. Tenaga Keteknisan Medis
a. radiografer
b. teknisi gigi
c. analis kesehatan
d. perekam medis
6. Tenaga Non Kesehatan
a. administrasi
b. kebersihan
RSGM

Pendidikan

dalam

memenuhi

kurikulum

pendidikan

dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menyediakan tujuh dokter gigi
14

spesialis tersebut diatas dan dokter gigi spesialis lainnya, meliputi bidang kesehatan
gigi masyarakat (dental public health), dental material, oral biology dan dental
radiology (Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173, 2004).
Perbandingan standar tenaga medis RSGM yang disusun oleh Direktorat
Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki
oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu:
Tabel 2.
Perbandingan Standar Tenaga Medis RSGM
N
o

Tenaga

1 Dokter gigi umum
2 Dokter gigi ahli
a. Bedah mulut
b. Ortodonsia
c. Konservasi
d. Prostodonsia
e. Pedodonsia
f. Periodonsia
g. Oral Medicine
3 Dokter/ahli lainnya
a. Anastesi
b. Dokter umum/gawat
darurat
c. Penyakit dalam
d. Anak
Jumlah

Standar
Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ
Purna waktu
Paruh waktu
Jumlah
saat ini

PNS

PNS
Depkes

PNS

PNS
Depkes

7 orang

57

52+211

-

-

3

1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang

2
12+11
1
1
12
1
12

1
1
1
1
1
1
1

-

-

1
1
-

1
1

-

-

-

1
1

1
1

-

-

-

1
1

70

61

-

-

9

1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
18 orang

Keterangan:
1:

status kontrak kerja

2:

sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006
15

Tabel 3.
Perbandingan Standar Tenaga Keperawatan dan Tenaga Lain RSGM

No

Tenaga

Standar
Depkes

Tenaga keperawatan
a. perawat gigi/teknisi
laboratorium
gigi 14 orang
(A.Md)
b. perawat umum
1 orang
2
Tenaga
kesehatan
lainnya
a. analis laboratorium
(A.Md)
b. Teknisi radiologi
(A.Md)
Jumlah
15 orang
4
Tenaga non kesehatan
a. Rekam medik
1 oarang
b. Teknisi
1 orang
c. Kasir
1 orang
d. Adm. Keuangan1 orang
sarana dan prasarana
e. Kebersihan
1 orang
Jumlah
5 orang
Keterangan:

Keadaan di RSGM FKG UNEJ
Purna waktu
Paruh waktu
Jumlah
PNS
PNS
saat ini PNS
PNS
Depkes
Depkes

1

1:

4

-

-

-

2

2

-

-

-

6

6

-

-

-

2

1

-

-

-

9+81

13

-

-

-

21
1+11
21

-

-

-

-

2

-

-

-

-

31
11

-

-

-

-

status kontrak kerja

2:

71

sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006
2.3 Standar Pelayanan Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk
16

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice Guideline,
1990 dalam Azwar, 1996).
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang
mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980
dalam Azwar, 1996).
Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh
suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan Rowland, 1983 dalam
Azwar, 1996).
Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan bahwa standar
adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam
melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi,
kabupaten/kota sesuai dengan evidence base. Standar pelayanan rumah sakit daerah
adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik,
pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap maupun rawat
jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.
Standar pelayanan dokter/dokter gigi yang harus diatur adalah standar
pelayanan yang diberikan secara langsung oleh dokter kepada pasien, terlepas dari
strata unit pelayanan tempat dia bekerja. Masalah keterbatasan sarana dan teknologi
hanya menjadi pertimbangan ketika kelak terjadi penyimpangan (Mohamad, 2005).
Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi yang
berlaku dan kode etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut dalam
memberikan pelayanan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sesuai
dengan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan.
Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah
pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi
17

secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan
perawat dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Hak pasien
adalah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia
kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion) (Nasution, 2005). Setiap
RSGM dalam memberikan pelayanan mempunyai kewajiban-kewajiban, salah
satunya adalah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan RSGM dan
standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan.
Pelayanan kesehatan adalah suatu sistem lembaga, orang, tekonologi dan
sumber daya yang dirancang untuk meningkatkan status kesehatan suatu populasi,
misalnya pencegahan, promosi, pengobatan dan sebagainya (Adikoesoemo, 1997).
Standar pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996)
adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahli farmasi yang
baik
b. Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan
patologi klinik
c. Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya
d. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya.
Crosby dalam Azwar (1997) menyatakan bahwa mutu adalah kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan, sedangkan Aditama (2002) menyatakan
bahwa mutu adalah pelayanan yang mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi
pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh
pasiennya.
Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila telah dilakukan penilaianpenilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, wujud, ciri-ciri pelayanan
kesehatan dan kepatuhan terhadap standar pelayanan. Setiap orang mempunyai
kriteria untuk kualitas dan mempunyai cara-cara penilaian yang berbeda. Penyedia
layanan kesehatan tidak dapat mengetahui apakah para pasien yang memberikan
18

pendapat yang positif atau negatif bisa mewakili seluruh populasi yang dilayani
(Kongstvedt, 2000). Perbedaan tersebut dapat diatasi dengan kesepakatan bahwa
mutu suatu pelayanan kesehatan dianggap baik apabila tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar,
1996).
Kegiatan penilaian secara umum harus meliputi tiga tahap. Tahap pertama
adalah menetapkan standar, kemudian tahap kedua adalah menilai kinerja yang ada
dan membandingkan dengan standar yang sudah disepakati dan tahap ketiga meliputi
upaya memperoleh kinerja yang menyimpang dari standar yang sudah ditetapkan
(Aditama, 2002). Standar ini telah dikembangkan oleh badan usaha, atau badan usaha
dapat menggunakan standar yang dikembangkan oleh organisasi profesional dan
dipublikasikan dalam literatur medis (Kongstvedt, 2000).
Tiga aspek penilaian mutu pelayanan menurut Jonas dan Rosenberg dalam
Aditama (2002), yaitu:
a. Aspek pendekatan
1. Pendekatan secara umum
Pendekatan secara umum dilakukan dengan menilai kemampuan rumah sakit
dan atau petugas dan membandingkannya dengan standar yang ada. Para
petugas dapat dinilai tingkat pendidikannya, pengalaman kerjanya, serta
pengalaman yang dimilikinya. Rumah sakitnya dapat dinilai dalam segi
bangunan fisik, administrasi organisasi dan manajernya, kualifikasi SDM yang
tersedia dan kemampuan memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat
itu.
2. Pendekatan secara khusus
Pendekatan secara khusus dilakukan dengan menilai hubungan antara pasien
dengan pemberi pelayanan di rumah sakit.
19

b. Aspek teknik
Dilakukan penilaian atas tiga komponen, yaitu:
1. Komponen struktur
Komponen struktur menilai keadaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan
fisik, struktur organisasi, kualifikasi staf rumah sakit dan lain-lain.
2. Komponen proses
Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan
pasiennya.
3. Komponen hasil
Komponen hasil menilai hasil pengobatan (dengan berbagai kekurangannya).
Penilaian dapat dilakukan dengan menilai dampak pengobatan terhadap status
pengobatan dan kepuasan pasiennya.
c. Aspek kriteria
1. Kriteria eksplisit, yaitu kriteria yang nyata tertulis
2. Kriteria implisit ,yaitu kriteria yang tidak tertulis.
2.4 Kepatuhan Prosedur Kerja
Kepatuhan para tenaga medis atau paramedis dalam memberikan pelayanan
mengacu kepada standar dan prosedur sangat mempengaruhi mutu pelayanan
kesehatan terhadap pasien. Pelayanan kesehatan yang baik dimulai dengan
meningkatnya kepatuhan terhadap standar pelayanan medis. Jika petugas kesehatan
mematuhi dan mengikuti standar pelayanan kesehatan yang terbaik, diharapkan
pasien akan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk sembuh, artinya
kesakitan dan kematian akan menurun (Wijono, Djoko. 1997).
Donabedian dalam Wijono (1997) menyatakan bahwa hasil pekerjaan
(outcome) secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai
pelayanan medis. Diawali dengan tersedianya input atau struktur yang bermutu dalam
20

pelayanan kesehatan, dan adanya proses pelayanan medis sesuai dengan standar atau
kepatuhan terhadap standar pelayanan yang baik, diharapkan hasil pekerjaan
(outcome) pelayanan medis yang bermutu. Hasil pelayanan tidak bermutu apabila
berbeda atau tidak seperti yang diharapkan atau tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Departemen Kesehatan RI (2000) menyatakan bahwa tahapan prosedur
pelayanan kesehatan gigi dan mulut antara lain:
1. persiapan petugas (dokter gigi atau perawat gigi menggunakan lab jas, masker,
dan sarung tangan)
2. anamnesa dilakukan dengan lengkap dan jelas tentang identitas pasien, keluhan
utama, dan riwayat kesehatan pasien (tentang penyakit jantung, hipertensi, alergi,
dan lain-lain)
3. pemeriksaan ekstraoral dan intraoral
4. menentukan diagnosa
5. persiapan tindakan meliputi rencana perawatan atau pengobatan, informed
consent, sterilisasi alat
6. tindakan medik gigi, misalnya konservasi (tambal sementara atau tambal tetap),
pencabutan (gigi susu, gigi tetap), pembersihan karang gigi (supragingiva,
subgingiva), pengobatan abses dan lain-lain
7. kontrol tindakan atau konseling dapat berupa nasehat-nasehat perawatan tindakan
merujuk dan menerima pasien.
2.4.1 Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut
Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu:
1.

antiseptik

2.

anastesi lokal

3.

pencabutan

4.

periksa kelengkapan gigi dan periksa soket

5.

kompresi soket gigi
21

6.

tamponade

7.

instruksi pasca ekstraksi

8.

bila perlu pemberian obat, yaitu antibiotika, analgetika dan
ruborantia.
Peralatan yang digunakan dalam perawatan ekstraksi gigi, yaitu:

1. standar alat diagnostik (kaca mulut, sonde lurus, sonde setengah lingkaran,
ekskavator dan pinset)
2. set alat exodontia [tang rahang bawah (untuk gigi insisivus dan molar), tang
rahang atas (bentuk lurus, huruf S dan bayonet), elevator, chisel dan hammer]
(PDGI, 1999).
2.4.2 Prosedur Kerja di Laboratorium Periodonsia
Prosedur pembersihan karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia,
yaitu:
1. DHE meliputi pemberian disclosing agent, teknik dan cara membersihkan gigi
(sikat gigi, flossing), pengendalian plak di rumah, pola makan ( jenis, frekuensi,
komposisi, konsistensi makanan), menghilangkan kebiasaan buruk, anjuran
kunjungan berkala
2. pemberian resep bila diperlukan ( kasus akut, proteksi penyakit jantung)
3. pemolesan
4. scalling supra dan sub gingiva
5. root plannig.
6. koreksi restorasi berlebih
7. menumpat karies servikal
8. penyesuaian oklusi sederhana bila perlu
9. melakukan splint sementara bila perlu
10. pemberian obat kumur
11. pemberian topical anastesi pada kasus hipersensitivitas
12. evaluasi hari ke 5-7.
22

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan pembersihan gigi
(scalling), yaitu:
1.

alat standar, yaitu kaca mulut, sonde, pinset, sonde dan periodontal probe

2.

alat penjaga kebersihan mulut, yaitu sikat gigi dan benang gigi

3.

alat oral propilaksis, yaitu sikat poles, karet poles dan bahan poles

4.

Alat scalling dan root planing konvensional dan elektrik (PDGI, 1999).

2.4.3 Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine
Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine,
yaitu:
1.

eliminasi penyebab,

2.

pemakaian obat kumur

3.

pemberian benzokaine 4 % dalam borax gliserin

4.

obat-obat yang anastetik

5.

hindari makanan atau minuman yang merangsang
Peralatan yang digunakan dalam perawatan ulkus traumatikus, yaitu:

1. dental chai,
2. alat-alat dasar pemeriksaan penyakit mulut, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde
semilunar, ekskavator dan pinset
3. obat- obat topikal untuk penyakit mulut
4. alat dan bahan untuk sterilisasi dan asepsis (PDGI, 1999).
2.4.4 Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi
Prosedur kerja dalam melakukan perawatan pulpektomi di Laboratorium
Konservasi Gigi, yaitu:
1. anastesi
2. pengukuran panjang kerja
3. preparasi kavitas
23

4. pembukaan atap pulpa
5. pulpotomi pulpa dengan ekskavator tajam
6. perdarahan ditekan dengan kapas steril
7. preparasi ruang pulpa
8. ekstirpasi pulpa
9. pembentukan saluran akar
10. irigasi NaOCl 2,5 %
11. pengeringan saluran akar dengan paper point
12. pengobatan saluran akar dengan ChKM
13. pada kunjungan berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap point dan sealer
(tergantung kondisi)
14. tumpatan tetap dengan onlay post core crown, dengan basis ZnOE atau resin
komposit (tergantung sisa / keadaan jaringan keras gigi)
Peralatan yang digunakan dalam perawatan pulpektomi, yaitu:
1.

dental unit lengkap (dengan suction dan saliva ejector)

2.

alat pemeriksaaan standar, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde semilunar,
ekskavator dan pinset.

3.

alat preparasi kavitas endodontik, yaitu bur intan bulat dan fissure panjang high
speed

4.

alat preparasi saluran akar, yaitu jarum miller, jarum ekstirpasi, file, reamer,
irigasi,lampu spiritus, alat pengukur dan stopper karet

5.

alat pengisi saluran akar, yaitu jarum lentulo, spreader dan root canal plugger
(PDGI, 1999).

More Related Content

What's hot

7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
Dokter Tekno
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
Septya Kaunang
 
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMagang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Muhamad Rosadi
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Siti Julaiha
 
Kajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKI
Kajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKIKajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKI
Kajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKI
Vicha Annisa
 
Administrasi rumah sakit
Administrasi rumah sakitAdministrasi rumah sakit
Administrasi rumah sakit
raysa hasdi
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
Dokter Tekno
 

What's hot (20)

PPT rumah sakit
PPT rumah sakitPPT rumah sakit
PPT rumah sakit
 
Proposal skripsi analisis kualitas pelayanan
Proposal skripsi analisis kualitas pelayananProposal skripsi analisis kualitas pelayanan
Proposal skripsi analisis kualitas pelayanan
 
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
Tugas online 8, manajemen pemasaran rs, haniel walewangko, erlina puspitaloka...
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
 
Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas  Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas
 
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep ElektronikIis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
 
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
 
Laporan Magang-3
Laporan Magang-3Laporan Magang-3
Laporan Magang-3
 
Makalah puskesmas
Makalah  puskesmasMakalah  puskesmas
Makalah puskesmas
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
 
Analisis permenkes nomer 1691 tahun 2011
Analisis permenkes nomer 1691 tahun 2011Analisis permenkes nomer 1691 tahun 2011
Analisis permenkes nomer 1691 tahun 2011
 
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGANMagang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
Magang Dinkes KABUPATEN BULUNGAN
 
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah SakitPerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
 
Hbl&msbl rsu kartini mojosari
Hbl&msbl rsu kartini mojosariHbl&msbl rsu kartini mojosari
Hbl&msbl rsu kartini mojosari
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
 
Kajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKI
Kajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKIKajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKI
Kajian Dokter Layanan Primer oleh ISMKI
 
Administrasi rumah sakit
Administrasi rumah sakitAdministrasi rumah sakit
Administrasi rumah sakit
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppk
 
Pedoman pengorganisasian
Pedoman pengorganisasian Pedoman pengorganisasian
Pedoman pengorganisasian
 

Viewers also liked

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
KANDA IZUL
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )
Erwin santosa
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Restyani Daniar
 
Uu no-44-tahun-2009-rumah-sakit
Uu no-44-tahun-2009-rumah-sakitUu no-44-tahun-2009-rumah-sakit
Uu no-44-tahun-2009-rumah-sakit
Gege Sakhi
 
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikatorMengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
mu_dir
 
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
Herii Junior
 

Viewers also liked (20)

Penilaian kinerja
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Penilaian kinerja
 
Indikator kinerja rs
Indikator kinerja rsIndikator kinerja rs
Indikator kinerja rs
 
Buku panduan keperawatan jiwa 2
Buku panduan keperawatan jiwa 2Buku panduan keperawatan jiwa 2
Buku panduan keperawatan jiwa 2
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
 
Sop rs
Sop rsSop rs
Sop rs
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
 
panduan kredensial staf keperawatan.pdf
panduan kredensial staf keperawatan.pdfpanduan kredensial staf keperawatan.pdf
panduan kredensial staf keperawatan.pdf
 
Uu no-44-tahun-2009-rumah-sakit
Uu no-44-tahun-2009-rumah-sakitUu no-44-tahun-2009-rumah-sakit
Uu no-44-tahun-2009-rumah-sakit
 
Naskah mc wisuda 2014
Naskah mc wisuda 2014Naskah mc wisuda 2014
Naskah mc wisuda 2014
 
Bab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasienBab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasien
 
Spo orientasi edukasi pegawai internal
Spo orientasi  edukasi pegawai internalSpo orientasi  edukasi pegawai internal
Spo orientasi edukasi pegawai internal
 
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikatorMengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
Mengukur kinerja pegawai melalui lima indikator
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
 
Standar operasional prosedur pmt p
Standar operasional prosedur pmt pStandar operasional prosedur pmt p
Standar operasional prosedur pmt p
 
HBL & MSBL RSU Kartini Mojosari
HBL & MSBL  RSU Kartini MojosariHBL & MSBL  RSU Kartini Mojosari
HBL & MSBL RSU Kartini Mojosari
 
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah SakitAlur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
 
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
 

Similar to Penilaian standar rumah sakit (9)

MANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptx
MANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptxMANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptx
MANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptx
Muhammadsadad7
 
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptxPENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
JokoSriPujianto
 
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
AnggunAmandaSaveriia1
 
pedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppipedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppi
Eka Siam
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
SiLvi Fata
 

Similar to Penilaian standar rumah sakit (9) (20)

TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdfTUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
 
MANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptx
MANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptxMANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptx
MANAJEMEN_RUMAH_SAKIT-tm4.pptx
 
manajemen rumah sakit
manajemen rumah sakitmanajemen rumah sakit
manajemen rumah sakit
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2
 
rumah-sakit 1.ppt
rumah-sakit 1.pptrumah-sakit 1.ppt
rumah-sakit 1.ppt
 
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptxPENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
 
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
 
3.1
3.13.1
3.1
 
Farmasi Rumah Sakit
Farmasi Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit
 
Rumah sakit KARIADI
Rumah sakit KARIADIRumah sakit KARIADI
Rumah sakit KARIADI
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
pedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppipedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppi
 
Tugas online mars (13 th)
Tugas online mars (13 th)Tugas online mars (13 th)
Tugas online mars (13 th)
 
TIPS SANITASI RUMAHSAKIT
TIPS SANITASI RUMAHSAKITTIPS SANITASI RUMAHSAKIT
TIPS SANITASI RUMAHSAKIT
 
Bab i puskesmas uh1 edit
Bab i puskesmas uh1 editBab i puskesmas uh1 edit
Bab i puskesmas uh1 edit
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
 
pedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdfpedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdf
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Penilaian standar rumah sakit (9)

  • 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (American Hospital Association; 1974 dalam Azwar, 1996). Wolper dan Pena (dalam Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Association of Hospital Care (dalam Azwar, 1996) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah suatu pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan dan penelitian kedokteran diselenggarakan. 2.1.2 Fungsi Rumah Sakit Fungsi rumah sakit berdasarkan sistem kesehatan nasional dalam Djojodibroto (1997) adalah: 1. memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialis 2. menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien 3. sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi jenjang diploma, dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran. 5
  • 2. 6 2.1.3 Karakteristik Rumah Sakit Djojodibroto (1997) menyatakan bahwa organisasi rumah sakit mempunyai sejumlah sifat atau karakteristik yang tidak dipunyai organisasi lainnya, antara lain: 1. sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional 2. wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan 3. tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok manajerial 4. beban kerjanya tidak bisa diatur 5. jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam 6. hampir semua kegiatannya bersifat penting 7. pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek sosiokultur dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh 8. pelayanan bersifat pribadi, cepat dan tepat 9. pelayanan berjalan terus menerus selama 24 jam dalam sehari. 2.1.4 Macam Rumah Sakit Djojodibroto (1997) membagi rumah sakit menjadi beberapa macam, yaitu menurut: 1. Pemilik Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit pemerintah (goverment hospital) dan rumah sakit swasta (privat hospital). 2. Filosofi yang dianut Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit yang tidak mencari keuntungan (non-profit hospital) dan rumah sakit yang mencari keuntungan (profit hospital).
  • 3. 7 3. Jenis pelayanan yang diselenggarakan. Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit umum (general hospital) yang menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan rumah sakit khusus (specially hospital). 4. Lokasi rumah sakit Rumah sakit dibedakan atas beberapa macam, tergantung dari pembagian sistem pemerintah yang dianut, misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibukota negara, rumah sakit propinsi jika lokasinya di ibukota propinsi dan rumah sakit kabupaten jika lokasinya di ibukota kabupaten. Azwar(1996) menyatakan bahwa rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki dibedakan menjadi lima macam, yaitu: 1. Rumah sakit kelas A Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (top referral hospital) atau rumah sakit pusat. 2. Rumah sakit kelas B Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukoata propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B. 3. Rumah sakit kelas C Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
  • 4. 8 4. Rumah sakit kelas D Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit ynag bersifat transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari puskemas. 5. Rumah sakit kelas E Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain sebagainya. 2.2 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut 2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Gigi dan Mulut Rumah sakit gigi dan mulut adalah rumah sakit khusus yang memyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan merupakan sarana pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan gigi tingkat (D1, D3 dan S1), pendidikan (dokter gigi dan dokter spesialis) serta pendidikan magister dan doktoral, S2, spesialis dan S3 (Departemen Kesehatan RI, 2003). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 1173 tahun 2004 tentang rumah sakit gigi dan mulut menyatakan bahwa Rumah Sakit Gigi dan Mulut (selanjutnya disingkat RSGM) adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medis. RSGM terbagi atas beberapa bagian, yaitu : 1. Laboratorium Periodonsia 2. Laboratorium Oral Medicine (OM)
  • 5. 9 3. Laboratorium Bedah Mulut 4. Laboratorium Prostodonsia 5. Laboratorium Ortodonsia 6. Laboratorium Konservasi 7. Laboratorium Pedodonsia 8. Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat 2.2.2 Fungsi dan Tujuan RSGM Fungsi RSGM adalah: 1. Pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat meliputi; a. sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan tersier, penunjang, rujukan dan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut. b. wadah pengembangan konsep pelayanan kedokteran gigi. c. pusat unggulan pelayanan kedokteran gigi. 2. Pendidikan sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran gigi jenjang diploma, dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran gigi. 3. Penelitian a. pusat penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu kedokteran gigi, b. pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran gigi (Depkes RI, 2003). RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004, menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM Pendidikan dan RSGM non Pendidikan. RSGM Pendidikan adalah RSGM yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang juga digunakan sebagai sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan terikat melalui kerjasama dengan fakultas kedokteran gigi.
  • 6. 10 Tujuan umum RSGM adalah meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, profesional, modern dan sesuai dengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi. Tujuan khusus RSGM, yaitu: a. tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masayarakat secara optimal, meliputi : 1) pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi umum. 2) pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi spesialis. 3) pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi subspesialis/dokter gigi spesialis konsultan. b. tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi lainnya. c. tersedianya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pada kedokteran gigi. d. tersedianya unit pelayanan sebagai sarana rujukan bagi unit yang lebih rendah. e. tersedianya unit penunjang program kegiatan medik kedokteran umum (rujukan secara pelayanan kesehatan lain setingkat/horizontal), kegiatan pelayanan kesehatan terintegrasi, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian. Kriteria yang harus dipenuhi oleh RSGM Pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 adalah: 1. kebutuhan akan proses pendidikan, 2. fasilitas dan peralatan fisik untuk pendidikan, 3. aspek manajemen umum dan mutu pelayanan rumah sakit, 4. aspek keuangan dan sumber dana, 5. memiliki kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium Kedokteran Gigi.
  • 7. 11 2.2.3 Sasaran RSGM Sasaran RSGM adalah tercapainya mutu pelayanan kesehatan gigi yang dapat memberi perlindungan kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan gigi, pendidikan dan penelitian (Depkes RI, 2003). 2.2.4 Sarana Peralatan RSGM RSGM harus memenuhi persyaratan bangunan, sarana dan prasarana serta peralatan sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan yang dimaksud adalah : 1. lokasi atau letak bangunan dan prasarana harus sesuai dengan rencana umum tata ruang 2. bangunan dan prasarana harus memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan kerja dan analisis dampak lingkungan RS dan sarana kesehatan lain 3. peralatan harus memenuhi persyaratan kalibrasi, standar kebutuhan pelayanan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja. Ketentuan persyaratan minimal peralatan RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004, meliputi: a. jumlah dental unit 50 b. jumlah dental chair 50 unit c. jumlah tempat tidur 3 buah d. peralatan medik, meliputi : 1) 1 unit intra oral camera 2) 1 unit dental X-ray 3) 1 unit panoramic X-ray 4) 1 unit Cephalometri X-ray 5) 1 unit autoclave /7 unit sterilizator 6) 1 camera 7) 1 digital intra oral. RSGM dapat memiliki peralatan medik khusus lainnya, meliputi : 1. 1 unit laser
  • 8. 12 2. 1 radiografi (Radio Visio Graphi). Perbandingan standar peralatan RSGM yang disusun oleh Direktorat Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu: Tabel 1. Perbandingan Standar Peralatan RSGM NO 1. 2 3. 4. Peralatan Jumlah dental unit Jumlah dental chair Jumlah tempat tidur Peralatan medik lainnya Standar Depkes 50 unit Keadaan di RSGM FKG UNEJ Rusak Jumlah Baik Saat ini Ringan Berat 108 99 9 50 unit 108 99 - 9 3 unit 1 - - - 1 unit laser 1 unit intra oral camera I unit dental foto 1unit cephalo metri X- ray 7 unit sterilisator 1 camera 1 digital intra oral 1 radiografi (Radio Visio graph) 3 2 - 1 1 1 1 1 - - 13 - 12 - - 1 - - - - - Sumber: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006 2.2.5 Tenaga Kesehatan RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173 tahun 2004 harus memiliki tenaga yang meliputi : 1. Tenaga medis kedokteran gigi, yang terdiri dari : a. dokter gigi b. dokter gigi spesialis, yang meliputi :
  • 9. 13 1) bedah mulut 2) orthodonsia 3) konservasi 4) prostodonsia 5) pedodonsia 6) periodonsia 7) oral medicine 2. Dokter/spesialis lainnya a. dokter dengan pelatihan PPGD b. dokter anestesi c. dokter penyakit dalam d. dokter spesialis anak 3. Tenaga Keperawatan a. perawat gigi b. perawat 4. Tenaga kefarmasian a. apoteker b. analis farmasi c. asisten apoteker 5. Tenaga Keteknisan Medis a. radiografer b. teknisi gigi c. analis kesehatan d. perekam medis 6. Tenaga Non Kesehatan a. administrasi b. kebersihan RSGM Pendidikan dalam memenuhi kurikulum pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menyediakan tujuh dokter gigi
  • 10. 14 spesialis tersebut diatas dan dokter gigi spesialis lainnya, meliputi bidang kesehatan gigi masyarakat (dental public health), dental material, oral biology dan dental radiology (Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173, 2004). Perbandingan standar tenaga medis RSGM yang disusun oleh Direktorat Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu: Tabel 2. Perbandingan Standar Tenaga Medis RSGM N o Tenaga 1 Dokter gigi umum 2 Dokter gigi ahli a. Bedah mulut b. Ortodonsia c. Konservasi d. Prostodonsia e. Pedodonsia f. Periodonsia g. Oral Medicine 3 Dokter/ahli lainnya a. Anastesi b. Dokter umum/gawat darurat c. Penyakit dalam d. Anak Jumlah Standar Depkes Keadaan di RSGM FKG UNEJ Purna waktu Paruh waktu Jumlah saat ini PNS PNS Depkes PNS PNS Depkes 7 orang 57 52+211 - - 3 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 12+11 1 1 12 1 12 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 - 1 1 - - - 1 1 1 1 - - - 1 1 70 61 - - 9 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 18 orang Keterangan: 1: status kontrak kerja 2: sedang menempuh pendidikan Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006
  • 11. 15 Tabel 3. Perbandingan Standar Tenaga Keperawatan dan Tenaga Lain RSGM No Tenaga Standar Depkes Tenaga keperawatan a. perawat gigi/teknisi laboratorium gigi 14 orang (A.Md) b. perawat umum 1 orang 2 Tenaga kesehatan lainnya a. analis laboratorium (A.Md) b. Teknisi radiologi (A.Md) Jumlah 15 orang 4 Tenaga non kesehatan a. Rekam medik 1 oarang b. Teknisi 1 orang c. Kasir 1 orang d. Adm. Keuangan1 orang sarana dan prasarana e. Kebersihan 1 orang Jumlah 5 orang Keterangan: Keadaan di RSGM FKG UNEJ Purna waktu Paruh waktu Jumlah PNS PNS saat ini PNS PNS Depkes Depkes 1 1: 4 - - - 2 2 - - - 6 6 - - - 2 1 - - - 9+81 13 - - - 21 1+11 21 - - - - 2 - - - - 31 11 - - - - status kontrak kerja 2: 71 sedang menempuh pendidikan Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006 2.3 Standar Pelayanan Rumah Sakit Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk
  • 12. 16 memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice Guideline, 1990 dalam Azwar, 1996). Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980 dalam Azwar, 1996). Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan Rowland, 1983 dalam Azwar, 1996). Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan bahwa standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan evidence base. Standar pelayanan rumah sakit daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit. Standar pelayanan dokter/dokter gigi yang harus diatur adalah standar pelayanan yang diberikan secara langsung oleh dokter kepada pasien, terlepas dari strata unit pelayanan tempat dia bekerja. Masalah keterbatasan sarana dan teknologi hanya menjadi pertimbangan ketika kelak terjadi penyimpangan (Mohamad, 2005). Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi yang berlaku dan kode etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut dalam memberikan pelayanan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan. Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi
  • 13. 17 secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Hak pasien adalah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion) (Nasution, 2005). Setiap RSGM dalam memberikan pelayanan mempunyai kewajiban-kewajiban, salah satunya adalah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan RSGM dan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan. Pelayanan kesehatan adalah suatu sistem lembaga, orang, tekonologi dan sumber daya yang dirancang untuk meningkatkan status kesehatan suatu populasi, misalnya pencegahan, promosi, pengobatan dan sebagainya (Adikoesoemo, 1997). Standar pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996) adalah sebagai berikut: a. Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahli farmasi yang baik b. Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan patologi klinik c. Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya d. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya. Crosby dalam Azwar (1997) menyatakan bahwa mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan, sedangkan Aditama (2002) menyatakan bahwa mutu adalah pelayanan yang mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila telah dilakukan penilaianpenilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, wujud, ciri-ciri pelayanan kesehatan dan kepatuhan terhadap standar pelayanan. Setiap orang mempunyai kriteria untuk kualitas dan mempunyai cara-cara penilaian yang berbeda. Penyedia layanan kesehatan tidak dapat mengetahui apakah para pasien yang memberikan
  • 14. 18 pendapat yang positif atau negatif bisa mewakili seluruh populasi yang dilayani (Kongstvedt, 2000). Perbedaan tersebut dapat diatasi dengan kesepakatan bahwa mutu suatu pelayanan kesehatan dianggap baik apabila tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996). Kegiatan penilaian secara umum harus meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah menetapkan standar, kemudian tahap kedua adalah menilai kinerja yang ada dan membandingkan dengan standar yang sudah disepakati dan tahap ketiga meliputi upaya memperoleh kinerja yang menyimpang dari standar yang sudah ditetapkan (Aditama, 2002). Standar ini telah dikembangkan oleh badan usaha, atau badan usaha dapat menggunakan standar yang dikembangkan oleh organisasi profesional dan dipublikasikan dalam literatur medis (Kongstvedt, 2000). Tiga aspek penilaian mutu pelayanan menurut Jonas dan Rosenberg dalam Aditama (2002), yaitu: a. Aspek pendekatan 1. Pendekatan secara umum Pendekatan secara umum dilakukan dengan menilai kemampuan rumah sakit dan atau petugas dan membandingkannya dengan standar yang ada. Para petugas dapat dinilai tingkat pendidikannya, pengalaman kerjanya, serta pengalaman yang dimilikinya. Rumah sakitnya dapat dinilai dalam segi bangunan fisik, administrasi organisasi dan manajernya, kualifikasi SDM yang tersedia dan kemampuan memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat itu. 2. Pendekatan secara khusus Pendekatan secara khusus dilakukan dengan menilai hubungan antara pasien dengan pemberi pelayanan di rumah sakit.
  • 15. 19 b. Aspek teknik Dilakukan penilaian atas tiga komponen, yaitu: 1. Komponen struktur Komponen struktur menilai keadaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan fisik, struktur organisasi, kualifikasi staf rumah sakit dan lain-lain. 2. Komponen proses Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan pasiennya. 3. Komponen hasil Komponen hasil menilai hasil pengobatan (dengan berbagai kekurangannya). Penilaian dapat dilakukan dengan menilai dampak pengobatan terhadap status pengobatan dan kepuasan pasiennya. c. Aspek kriteria 1. Kriteria eksplisit, yaitu kriteria yang nyata tertulis 2. Kriteria implisit ,yaitu kriteria yang tidak tertulis. 2.4 Kepatuhan Prosedur Kerja Kepatuhan para tenaga medis atau paramedis dalam memberikan pelayanan mengacu kepada standar dan prosedur sangat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien. Pelayanan kesehatan yang baik dimulai dengan meningkatnya kepatuhan terhadap standar pelayanan medis. Jika petugas kesehatan mematuhi dan mengikuti standar pelayanan kesehatan yang terbaik, diharapkan pasien akan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk sembuh, artinya kesakitan dan kematian akan menurun (Wijono, Djoko. 1997). Donabedian dalam Wijono (1997) menyatakan bahwa hasil pekerjaan (outcome) secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan medis. Diawali dengan tersedianya input atau struktur yang bermutu dalam
  • 16. 20 pelayanan kesehatan, dan adanya proses pelayanan medis sesuai dengan standar atau kepatuhan terhadap standar pelayanan yang baik, diharapkan hasil pekerjaan (outcome) pelayanan medis yang bermutu. Hasil pelayanan tidak bermutu apabila berbeda atau tidak seperti yang diharapkan atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Departemen Kesehatan RI (2000) menyatakan bahwa tahapan prosedur pelayanan kesehatan gigi dan mulut antara lain: 1. persiapan petugas (dokter gigi atau perawat gigi menggunakan lab jas, masker, dan sarung tangan) 2. anamnesa dilakukan dengan lengkap dan jelas tentang identitas pasien, keluhan utama, dan riwayat kesehatan pasien (tentang penyakit jantung, hipertensi, alergi, dan lain-lain) 3. pemeriksaan ekstraoral dan intraoral 4. menentukan diagnosa 5. persiapan tindakan meliputi rencana perawatan atau pengobatan, informed consent, sterilisasi alat 6. tindakan medik gigi, misalnya konservasi (tambal sementara atau tambal tetap), pencabutan (gigi susu, gigi tetap), pembersihan karang gigi (supragingiva, subgingiva), pengobatan abses dan lain-lain 7. kontrol tindakan atau konseling dapat berupa nasehat-nasehat perawatan tindakan merujuk dan menerima pasien. 2.4.1 Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu: 1. antiseptik 2. anastesi lokal 3. pencabutan 4. periksa kelengkapan gigi dan periksa soket 5. kompresi soket gigi
  • 17. 21 6. tamponade 7. instruksi pasca ekstraksi 8. bila perlu pemberian obat, yaitu antibiotika, analgetika dan ruborantia. Peralatan yang digunakan dalam perawatan ekstraksi gigi, yaitu: 1. standar alat diagnostik (kaca mulut, sonde lurus, sonde setengah lingkaran, ekskavator dan pinset) 2. set alat exodontia [tang rahang bawah (untuk gigi insisivus dan molar), tang rahang atas (bentuk lurus, huruf S dan bayonet), elevator, chisel dan hammer] (PDGI, 1999). 2.4.2 Prosedur Kerja di Laboratorium Periodonsia Prosedur pembersihan karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia, yaitu: 1. DHE meliputi pemberian disclosing agent, teknik dan cara membersihkan gigi (sikat gigi, flossing), pengendalian plak di rumah, pola makan ( jenis, frekuensi, komposisi, konsistensi makanan), menghilangkan kebiasaan buruk, anjuran kunjungan berkala 2. pemberian resep bila diperlukan ( kasus akut, proteksi penyakit jantung) 3. pemolesan 4. scalling supra dan sub gingiva 5. root plannig. 6. koreksi restorasi berlebih 7. menumpat karies servikal 8. penyesuaian oklusi sederhana bila perlu 9. melakukan splint sementara bila perlu 10. pemberian obat kumur 11. pemberian topical anastesi pada kasus hipersensitivitas 12. evaluasi hari ke 5-7.
  • 18. 22 Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan pembersihan gigi (scalling), yaitu: 1. alat standar, yaitu kaca mulut, sonde, pinset, sonde dan periodontal probe 2. alat penjaga kebersihan mulut, yaitu sikat gigi dan benang gigi 3. alat oral propilaksis, yaitu sikat poles, karet poles dan bahan poles 4. Alat scalling dan root planing konvensional dan elektrik (PDGI, 1999). 2.4.3 Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine, yaitu: 1. eliminasi penyebab, 2. pemakaian obat kumur 3. pemberian benzokaine 4 % dalam borax gliserin 4. obat-obat yang anastetik 5. hindari makanan atau minuman yang merangsang Peralatan yang digunakan dalam perawatan ulkus traumatikus, yaitu: 1. dental chai, 2. alat-alat dasar pemeriksaan penyakit mulut, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde semilunar, ekskavator dan pinset 3. obat- obat topikal untuk penyakit mulut 4. alat dan bahan untuk sterilisasi dan asepsis (PDGI, 1999). 2.4.4 Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi Prosedur kerja dalam melakukan perawatan pulpektomi di Laboratorium Konservasi Gigi, yaitu: 1. anastesi 2. pengukuran panjang kerja 3. preparasi kavitas
  • 19. 23 4. pembukaan atap pulpa 5. pulpotomi pulpa dengan ekskavator tajam 6. perdarahan ditekan dengan kapas steril 7. preparasi ruang pulpa 8. ekstirpasi pulpa 9. pembentukan saluran akar 10. irigasi NaOCl 2,5 % 11. pengeringan saluran akar dengan paper point 12. pengobatan saluran akar dengan ChKM 13. pada kunjungan berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap point dan sealer (tergantung kondisi) 14. tumpatan tetap dengan onlay post core crown, dengan basis ZnOE atau resin komposit (tergantung sisa / keadaan jaringan keras gigi) Peralatan yang digunakan dalam perawatan pulpektomi, yaitu: 1. dental unit lengkap (dengan suction dan saliva ejector) 2. alat pemeriksaaan standar, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde semilunar, ekskavator dan pinset. 3. alat preparasi kavitas endodontik, yaitu bur intan bulat dan fissure panjang high speed 4. alat preparasi saluran akar, yaitu jarum miller, jarum ekstirpasi, file, reamer, irigasi,lampu spiritus, alat pengukur dan stopper karet 5. alat pengisi saluran akar, yaitu jarum lentulo, spreader dan root canal plugger (PDGI, 1999).