SlideShare a Scribd company logo
Langkah-langkah dalam penyusunan tes
Urutan langkah yang dilakukan adalah:
a. Menentukan tujuan mengadakan tes
b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan
c. Mrumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bahan
d. Menderetkan semua tujuan tersebut
e. Menuliskan butir soal berdasarkan TIK yang sudah disusun
Mengkonstruksi item tes pilihan ganda
Untuk membuat tes pilihan ganda, aturan penyusunanya adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan kalimat (inti kalimat) hendaknya mengandung permasalahan atau bisa dalam
bentuk pernyataan
2. Sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat positif. Kalimat negative digunakan jika memang
terpaksa menggunakan kalimat tersebut
3. Penempatan pilihan yang benar hendaknya di susun secara terpencar
4. Pilihan jawaban dapat dibuat antara 3-5 pilihan
5. Data-data yang tidak relevan hendaknya dihilangkan
6. Hindari kata-kata pada item yang mengandung petunjuk
7. Pemetaan jawaban hendaknya d atas dengan posisi dalam bentuk kolom
8. Semua pilihan jawaban sebaiknya memiliki jumlah kata yang sama
9. Jangan menggunakan tes pilihan ganda jika ada jenis tes lain yang lebih tepat
menilai tes yang dibuat sendiri
ada 4 macam cara untuk menilai tes:
1. Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun dengan cara mengajukan pertanyaan
a. Apakah banyaknya soal untuk tiap topic sudah seimbang
b. Apakah semua soal menanyakan bahan yang telah diajarkan
c. Apakah soal-soal itu sudah dimengerti
d. Apakah soal itu dapat dikerjakan oleh semua siswa
2. Dengan menadakan analisi soal. kegunaanya
a. Membantu kita dalam mengindentifikasi butir-butir soal yang jelek
b. Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal
untuk kepentingan lebih lanjut
c. Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita susun
3. Mengadakan checking validitas
4. Mengadakan checking reliabilita
Penilaian Melalaui Tes
Pengertian
Test is any series of question or exercise or others means of measuring the skill,
knowledge, intelegence, capacities of attitudes or an individual or group.
Bentuk Tes
Cara pengukuran hasil belajar melalui tes dapat dilakukan dengan berbagai bentuk yaitu :
dengan cara tes tertulis, tes lisan, dan tes praktek. Tes tertulis dapat digunakan untuk mengukur
pengetahuan tentang fakta, pengertian, keterampilan menerapkan prinsip-prinsip dasar untuk
memecahkan masalah-masalah nyata dan keterampilan menerapkan ide-ide ke dalam suatu
uraian bebas. Tes tertulis ini terdiri ; tes uraian, tes obyektif dan karya tulis ( makalah ). Tes lisan
tepat digunakan untuk mengukur kesiapan siswa dalam mengemukakan kembali pengetahuan
yang dipelajarinya. Agar tes ini memenuhi fungsinya secara maksimal, maka tes harus
dilaksanakan dalam bentuk dialog. Adapun tes praktek adalah tes yang tepat untuk mengukur
keterampilan yang bersifat motoris. Materi evaluasinya terdiri atas praktek melaksanakan suatu
tugas. Ke tiga bentuk tes tersebut adalat tes yang umum dipakai oleh para guru, namun yang
paling dominan penggunaanya adalah tes tertulis.
Soal Tes Tertulis
Ada 2 model tes tertulis yaitu : tes uraian ( essay type test ) dan tes obyektif ( obyective
type test ). Tes uraian lebih tepat digunakan untuk mengukur kemampuan murid dalam masalah-
masalah yang menuntut kemampuan berpikir tinggi, seperti kecakapan : (1) memecahkan soal, (2)
menganalisis, (3) memeperbandingkan, (4) mengevaluasi, (5) menyatakan sebab akibat, (6)
menarik kesimpulan dan seterusnya. Sedangkan tes obyektif lebih tepat digunakan untuk
mengukur kecakapan murid dalam masalah-masalah yang menuntut kemampuan berpikir tidak
terlalu tinggi seperti kecakapan- kecakapan : (a) mengingat kembali fakta, (b) mengenal kembali
fakta, (c) memahami prinsip-prinsip, (d) menggunakan prinsip-prinsip, (e) mengasosiasikan antara
2 hal dan seterusnya.
Kedua model tes diatas memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Kelebihan
tes uraian diantaranya adalah ; tidak mudah ditebak, sulit untuk saling mencontoh, dan menuntut
siswa untuk menyusun buah pikiran secara rinci. Kelemahannya ; sangat subyektive, memeriksa
memerlukan waktu lama dan tidak bisa diwakilkan, tidak mencakup bahan yang luas, jawaban
bisa terlalu panjang, dan kemungkinan tulisan sukar dibaca yang akan mempengaruhi terhadap
pemberian anggka. Dalam tes obyektif kelebihannya yaitu : pemeriksaan dapat lebih cepat,
penilaian lebih obyektif, dapat dijawab secara cepat dan mencakup bahasan yang luas. Adapun
kelemahannya adalah ; penyusunan soal memerlukan waktu yang lama dan sukar digunakan
untuk mengukur kecakapan murid berpikir tinggi.
Ada beberapa macam soal bentuk obyektif tes dan masing-masing memiliki ketepatan
tersendiri dalam penggunaanya. Dalam soal benar-salah, lebih tepat digunakan untuk mengukur
kecakapan mengingat kembali fakta. Pada soal pilihan ganda (jamak) , tepat digunakan untuk
mengukur kecakapan dalam memahami dan mempergunakan prinsip-prinsip. Soal menjodohkan
, tepat digunakan untuk mengukur kecakapan dalam mengasosiasikan dua hal. Bentuk soal isian,
tepat digunakan untuk mengukur kecakapan mengingat kembali fakta. Bentuk soal jawaban
singkat, tepat digunakan untuk mengukur kecakapan mengingat kembali fakta.
Rambu Rambu Pembuatan Soal
Dalam membuat soal tes uraian maupun tes obyektif ada rambu-rambu yang harus
diperhatikan oleh pembuat soal, seperti dalam membuat soal tes uraian rambu-rambunya adalah
: (1) soal hendaknya dirumuskan secara jelas dan tegas batas-batasnya, (2) dalam setiap soal
hendaknya sudah terkndung maksud tentang jaaban yang dikehendaki oleh penyusun soal, (3)
kunci jawaban hendaknya dibuat serempak bersamaan dengan penyusunan soal, (4) seluruh
bahan ujian hendaknya diolah dan dipadukan. Sedangkan rambu-rambu soal tes obyektif masing-
masing adalah sebagai berikut : Untuk Soal benar-salah,(a) petunjuk pengerjaan dijelaskan
terlebih dahulu, (b) setiap soal tidak boleh mengandung kata-kata yang meragukan,(c)hindari
kalimat menyngkal karena akan membingungan siswa,(d) pergunakan kalimat tunggal yang
pendek saja dan (e) jangan membuat soal yang masih dipersoalkan. Untuk Soal pilihan
ganda/jamak, (1) pernyataan masalah harus jelas-jelas mempersoalkan suatu masalah,(2)pada
setiap soal hanya mempunyai satu jawaban yang betul, (3) perumusan masalah hendaknya
merupakan kalimat tidak lengkap yang dapat dilengkapi oleh pilihan jawaban, (4)pilihan jawaban
hendaknya meninggi. Pada soal menjodohkan rambu-rambu yang perlu diperhatikan adalah;
jumlah jodoh/pasangan hendaknya lebih besar dari pada terjodoh, dan jumlah soal tidak terlalu
banyak. Dalam soal isian, (1) Bagian kalimat yang diganti dengan titik-titik hendaknya merupakan
bagian yang terpenting, (2) pergunakan kalimat yang mudah dipahami,(3) panjang titik-titik
hendaknya sebanding dengan panjang isian, (4) bagian kalimat yang diganti dengan titik-titik
hendaknya ditempatkan dibagian tengah atau akhir kalimat. Sedangkan dalam pembuatan soal
jawaban singkat hendaknya; (1) jawaban tidak memerlukan uraian panjang-lebar, (2) setiap soal
hendaknya di jawab secara mutlak,dan (3) susunan kalimat hendaknya sederhana dan jelas. Itulah
beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan membuat soal obyektif tes.
Ciri-Ciri Tes Yang Baik
Soal yang akan diteskan kepada peserta didik dapat dikatakan baik apabila memiliki
persyaratan : validitas, reliabilitas, obyektivitas,praktibilitas dan ekonomis.
Validitas, validitas dalam bahasa kita dapat diartikan kesahihan. Sebuah tes dapat
dikatakan tepat apabila memiliki tingkat validitas tinggi, atau dapat tepat mengukur apa yang
diukur.
Reliabilitas, realibilitas diartikan dapat dipercaya. Suharsimi mengatakan suatu tes dapat
dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali kali. Sebuah tes dikatakan
reliable apabila hasil tes tersebut menunjukan ketepatan. Jika kepada siswa diberikan tes yang
sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan berada dalam urutan yang sama dalam
kelompoknya.
Obyektivitas, sebuah tes dikatakan obyektif apabila dalam melaksanakan tes tidak ada
factor subyektif, yang memepengaruhi terutama pada system sekoringnya.
Praktibilitas, tes yang bersifat praktis adalah tes yang mudah pengadministrasianya.
Menurut Suharsimi tes yang praktis adalah; (1) mudah dilaksanakan (tidak menuntut peralatan
yang banyak, (2) mudah pemeriksaanya (tes dilengkapi dengan pedoman skoringnya) dan (3)
dilengkapi petunjuk yang jelas.
Ekonomis, suatu tes dikatakan ekonomis apabila tes dilaksanakan tidak memerlukan
biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
Analisis Butir Soal
Semua guru dalam melaksanakan tugasnya akan senatiasa membuat soal /tes untuk
menguji kompetensi peserta didiknya. Dari keseluruhan soal yang dibuatnya mungkin saja
terdapat soal yang terlalu mudah, soal soal yang sedang, bahkan mungkin soal soalnya terlalu sulit
untuk dikerjakan oleh siswa. Menurut suharsimi,soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan juga tidak terlalu sukar.
Kapan sebuah soal dikatakan baik ?, untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini,
Suharsimi mengatakan “ perlu menerangkan 3 masalah yang berhubungan dengan analisis soal
yaitu : taraf kesukaran, daya pembeda dan pola jawaban soal”.
Taraf kesukaran, Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indek kesukaran. Indek kesukaran soal diberi simbul P. Besarnya indeks kesukaran antar 0.00 –
1.0 . Soal dengan indeks kesukaran 0.00 , menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya
apabila indeks kesukaraanya 1.00 menunjukan bahwa soal itu terlalu mudah. Untuk menghitung
besaran indeks kesukaran soal dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Rumus
JS
B
P
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Di dalam pelaksanaan pengerjaan analisis butir soal, jawaban benar diberi nilai “ 1 “, dan
untuk jawaban salah diberi nilai “ 0 “. Sedangkan kriteria untuk mengklasifikasikan indeks
kesukarannya adalah sebagai berikut : soal dengan nilai P = 0.00 – 0.30 adalah soal sukar, P =
0.30 – 0.70 adalah soal sedang dan soal dengan nilai P = 0.70 – 1;00 adalah soal mudah. Contoh
pengerjaanya dapat dilihat pada table dihalaman berikut.
Halaman 7
Jika table tersebut adalah perhitungan/skoring hasil ulangan mata pelajaran geografi di
salah satu S.M.A. , maka masing-masing nilai P nya adalah sebagai berikut :
Soal no.1. B = 10, S = 10 , Nilai P = 0.50
2. B = 14, S = 6 , Nilai P = 0.70
3. B = 4 , S = 16, Nilai P = 0.20
4. B = 9 , S = 9 , Nilai P = 0.45
5. B = 15, S = 5 , Nilai P = 0.75
6. B = 6 , S = 6 , Nilai P = 0.30
7. B = 18, S = 2 , Nilai P = 0.90
8. B = 17, S = 3 , Nilai P = 0.85
9. B = 3 , S = 17, Nilai P = 0.15
10.B = 11 , S = 9 , Nilai P = 0.55
11.B = 10, S = 10, Nilai P = 0.50
12.B = 18, S = 2 , Nilai P = 0.90
13.B = 20, S = 0 , Nilai P = 1.00
14.B = 10, S = 10, Nilai P = 0.50
15.B = 9 , S = 11, Nilai P = 0.45
16.B = 7 , S = 13, Nilai P = 0.35
17.B = 10, S = 10, Nilai P = 0.50
18.B = 14, S = 6 , Nilai P = 0.70
19.B = 13, S = 7 , Nilai P = 0.65
20. B = 13, S = 7 , Nilai P = 0.65
Daya Pembeda
Daya pembeda soal, adalah kemampuan ai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d
besar). Seperti halnya indeksnya kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar
antara 0, 00 sampai 1, 00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negative (-),
tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi
digunakan jika sesuatu soal “Terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut
bodoh dan anak bodoh disebut pandai.
Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu :
- 1, 00 0,00 1, 00
Daya Pembeda negatif daya pembeda rendah Daya pembeda tinggi (positif)
Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, maka soal itu
tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai
maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak
mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa
yang pandai saja.
Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok
atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group).
Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang seluruh
kelompok bawah menjawab salah, ,maka soal tersebut mempunyai D paling besar, yaitu 1, 00.
Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab
betul, maka nilai D-nya -1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama-
sama menjawab benar atau Sama-sama menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai nilai D
0,00. karena tidak mempunyai daya pembeda sama sekali.
Cara menentukan daya pembeda (nilai D)
Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100 orang) dan kelompok besar
(100 orang ke atas).
a. Untuk kelompok kecil
Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok
bawah.
Contoh:
Kelompok Atas (JA)
Kelompok Bawah (JB)
Siswa Skor
A 9
B 8
C 7
D 7
E 6
F 5
G 5
H 4
I 4
J 3
Seluruh pengikut tes. Dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
b. Untuk kelompok besar
Mengingat biaya dan waktu analisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil
kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor
terbawah sebagai kelompok bawah (JB)
JA = jumlah kelompok atas
JB = jumlah kelompok bawah
Contoh:
9
9
8
8
8 27 % Sebagai J A
.
.
.
_
.
.
.
_
.
.
.
2 27 % Sebagai J B
1
1
1
0
Rumus mencari D
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi asalah:
D = BA/JA – BB/JB = PA - PN
Dimana:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB BA/JA = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = BB/JB = proporsi peserta kelompok ats yang menjawab benar (ingat, P
sebagai indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Contoh perhitungan
Dari hasil analisis tes yang terdiri dari 10 butir soal yang dikerjakan oleh 20 orang siswa,
terdapat dalam table sebagai berikut:
siswa kelompok
nilai soal
skor
siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
B A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
C A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
D B 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 5
E A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
F B 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6
G B 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H B 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
I A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
J A 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
L B 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M B 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
N A 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
O A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
P B 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3
Q A 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
S B 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T B 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
jumlah 11 15 12 8 6 16 15 17 20 10
Berdasarkan nama-nama siswa dapat kita peroleh skor-skor sebagai berikut:
A = 5 F = 6 K = 7 P = 3
B = 7 G = 6 L = 5 Q = 8
C = 8 H = 6 M = 3 R = 8
D = 5 I = 8 N = 7 S = 6
E = 10 J = 7 O = 9 T =6
Dari angka-angka yang belum teratur kemudian dibuat array (urutan penyebaran),dari skor yang
paling tinggi ke skor yang paling rendah.
Kelompok atas kelompok bawah
10 6
9 6
8 6
8 6
8 6
8 5
7 5
7 5
7 3
7 3
_______ _______
10 orang 10 orang
Array ini sekaligus menunjukkan adanya kelompok atas (JA) dan kelompok bawah (JB) dengan
pemiliknya sebagai berikut:
Kelompok atas kelompok bawah
B = 7 A = 5
C = 8 D = 5
E = 10 F = 6
I = 8 G = 6
J = 7 H = 6
K = 7 L = 5
N = 7 M = 3
O = 9 P = 3
Q = 8 S = 6
R = 8 T = 6
______ ______
10 orang 10 orang
Perhatikan pada table analisis 10 butir 20 siswa.
Di belakang nama siswa dituliskan hruf A atau B sebagai tanda kelompok. Hal ini untuk
mempermudah menentukan BA dan BB.
BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas (A)
BB = banyaknya siswa yang menjawab benar kepada kelompok bawah (B)
Sudah disebutkan diatas bahwa soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara anak
pandai dengan anak bodoh, dilihat dari dapat dan tidaknya mengerjakan soal itu.
Marilah kita perhatikan tabelk analisis lagi, khusus butir soal nomor 1.
- Dari kelompok atas yang menjawab betul 8 orang
- Dari kelompok bawah yang menjawab betul 3 orang
kita terapkan dalam rumus indeks doskriminasi:
JA = 10 JB = 10
PA = 0,8 PB = 0,3
BA = 8 BB = 3
Maka D = PA – PB
= 0,8 – 0,3
= 0,5
Dengan demikian maka indeks diskriminasi untuk soal nomor 1 adalah 0,5.
Sekarang kita perhatikan butir soal nomor 8:
JA = 10
PA = 0,8 maka D = PA - PB
BA = 8 = 0,8 – 0,9
JB = 00 = -0,1
PB = 0,9
BB = 9
Butir soal ini jelek karena lebih banyak dijawab benar oleh kelompok bawah dibandingkan dengan
jawaban benar dari kelompok atas. Ini berarti bahwa untuk menjawab soal dengan benar, dapat
dilakukan dengan menebak.
Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir
soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7
klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory)
D : 0,40 – 0,70 : baik (good)
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)
D : negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif
sebaiknya dibuang saja.
Menskor dan menilai
Menskor = memberi angka.
Alat bantunya:
1. Kunci jawaban
2. Kunci skoring
3. Pedoman penilaian
Dalam menentukan angka (skor) pada soal pilihan ganda, benar atau salah dapat
dilakukan dengan dua cara:
1. Dengan hukuman/denda (karena diragukan adanya tebakan)
2. Tanpa hukuman/denda
Dengan hukuman, rumusnya:
S = R – w/(0-1)
Keterangan:
S = skor; R = jawaban betul; w = wrong/salah; 0 = banyaknya pilihan jawaban; 1 = bilangan tetap
Tanpa hukuman rumusnya:
S = R
Skor = jawaban yang benar
Skor = adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka bagi setiap
soal tes yang dijawab betul.
Nilai = angka ubahan dari skor dengan acuan tertentu, acuan norma atau standar
Contoh: ada 20 soal tes plihan ganda dijawab oleh si A = 16 soal dijawab benar, maka skornya 16.
Berapa nilainya?
16/20 x 10 = 8
Soal essay, ada 3 pertanyaan, setiap jawaban diberi:
1. Bobot = 15  A = 10 *skor = 30
2. Bobot = 20  A = 15 nilai = 30/40 x 10 = 7,5
3. Bobot = 5  A = 5

More Related Content

What's hot

Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Mulyadi Bahri
 
TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)
TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)
TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)
vina serevina
 
Butir respon terpilih
Butir respon terpilihButir respon terpilih
Butir respon terpilih
Dian Bayujaga
 
Butir respon terpilih
Butir respon terpilihButir respon terpilih
Butir respon terpilihDian Bayujaga
 
pengembangan instrumen tes tulis
pengembangan instrumen tes tulispengembangan instrumen tes tulis
pengembangan instrumen tes tulisyenifha
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisyvinaserevina
 
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
Ibnu Fajar
 
Kriteria penulisan soal pilihan ganda yang baik
Kriteria penulisan soal pilihan ganda yang baikKriteria penulisan soal pilihan ganda yang baik
Kriteria penulisan soal pilihan ganda yang baik
Askaria Jonison
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Naita Novia Sari
 
contoh Soal bentuk uraian
contoh Soal bentuk  uraiancontoh Soal bentuk  uraian
contoh Soal bentuk uraian
Aprian Hidayat
 
Instrumen tes
Instrumen tesInstrumen tes
Instrumen tes
Rika Ceriia
 
Panduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalPanduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soal
wantemas
 
Bagaimana menulis tes uraian
Bagaimana menulis tes uraianBagaimana menulis tes uraian
Bagaimana menulis tes uraianegaeriga
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
Mansyur Eppe
 
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPAAnalisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Hirwanto Iwan
 
Bab 3 sampai 5
Bab 3 sampai 5Bab 3 sampai 5
Bab 3 sampai 5
Nindy Ardita
 
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS SerangAnalisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Hirwanto Iwan
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soal
Mansyur Eppe
 

What's hot (19)

Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
 
TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)
TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)
TEKNIK PENILAIAN TES (ARI & AFDAL)
 
Butir respon terpilih
Butir respon terpilihButir respon terpilih
Butir respon terpilih
 
Butir respon terpilih
Butir respon terpilihButir respon terpilih
Butir respon terpilih
 
pengembangan instrumen tes tulis
pengembangan instrumen tes tulispengembangan instrumen tes tulis
pengembangan instrumen tes tulis
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy
 
Mid assessment pembelajaran biologi'
Mid assessment pembelajaran biologi'Mid assessment pembelajaran biologi'
Mid assessment pembelajaran biologi'
 
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
 
Kriteria penulisan soal pilihan ganda yang baik
Kriteria penulisan soal pilihan ganda yang baikKriteria penulisan soal pilihan ganda yang baik
Kriteria penulisan soal pilihan ganda yang baik
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
contoh Soal bentuk uraian
contoh Soal bentuk  uraiancontoh Soal bentuk  uraian
contoh Soal bentuk uraian
 
Instrumen tes
Instrumen tesInstrumen tes
Instrumen tes
 
Panduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalPanduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soal
 
Bagaimana menulis tes uraian
Bagaimana menulis tes uraianBagaimana menulis tes uraian
Bagaimana menulis tes uraian
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPAAnalisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
 
Bab 3 sampai 5
Bab 3 sampai 5Bab 3 sampai 5
Bab 3 sampai 5
 
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS SerangAnalisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soal
 

Similar to Penilaian melalaui_tes

TES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJARTES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJAR
arisantomico
 
KELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
KELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptxKELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
KELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
GintaPertiwiJovi
 
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
UHN
 
Sesi 3.ppt
Sesi 3.pptSesi 3.ppt
Sesi 3.ppt
AmiMaghfirah1
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
widyani siregar
 
641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx
641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx
641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx
resturamadhanti1
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranBeni Herlandy
 
evaluasi.pptx
evaluasi.pptxevaluasi.pptx
evaluasi.pptx
NurhayatunWahidah
 
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Wulan Sobichin
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
AznurRan
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika apriantivinaserevina
 
evaluasi pendidikan matematika
evaluasi pendidikan matematikaevaluasi pendidikan matematika
evaluasi pendidikan matematika
Fela Aziiza
 
Pengembangan tes
Pengembangan tesPengembangan tes
Pengembangan tes
AlbertMatondang1
 
MACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdf
MACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdfMACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdf
MACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdf
fikrimubarrok
 
Materi Pengembangan Instrumen Tes.pptx
Materi Pengembangan Instrumen Tes.pptxMateri Pengembangan Instrumen Tes.pptx
Materi Pengembangan Instrumen Tes.pptx
KavitaTarigan
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
Fitri Yusmaniah
 
(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt
(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt
(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt
dikaagung4
 
5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt
5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt
5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt
HeruSetiawan389537
 
Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2
Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2
Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2guest226e1dd12
 
D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2
D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2
D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2guest226e1dd12
 

Similar to Penilaian melalaui_tes (20)

TES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJARTES HASIL BELAJAR
TES HASIL BELAJAR
 
KELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
KELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptxKELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
KELOMPOK 2 EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
 
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
 
Sesi 3.ppt
Sesi 3.pptSesi 3.ppt
Sesi 3.ppt
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
 
641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx
641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx
641167847-ppt-modul-2-evaluasi-pembelajaran.pptx
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuran
 
evaluasi.pptx
evaluasi.pptxevaluasi.pptx
evaluasi.pptx
 
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti
 
evaluasi pendidikan matematika
evaluasi pendidikan matematikaevaluasi pendidikan matematika
evaluasi pendidikan matematika
 
Pengembangan tes
Pengembangan tesPengembangan tes
Pengembangan tes
 
MACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdf
MACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdfMACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdf
MACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdf
 
Materi Pengembangan Instrumen Tes.pptx
Materi Pengembangan Instrumen Tes.pptxMateri Pengembangan Instrumen Tes.pptx
Materi Pengembangan Instrumen Tes.pptx
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
 
(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt
(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt
(5)+Bentuk-bentuk+Tes+(Lanjutan) terbaru.ppt
 
5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt
5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt
5 Bentuk-bentuk Tes lanjutan penunjang pendidikan.ppt
 
Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2
Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2
Rambu rambu pembuatan alat ukur kemajuan belajar 2
 
D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2
D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2
D:\File Khusus Eko\Admin Soal\Rambu Rambu Pembuatan Alat Ukur Kemajuan Belajar 2
 

Recently uploaded

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 

Recently uploaded (20)

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 

Penilaian melalaui_tes

  • 1. Langkah-langkah dalam penyusunan tes Urutan langkah yang dilakukan adalah: a. Menentukan tujuan mengadakan tes b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan c. Mrumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bahan d. Menderetkan semua tujuan tersebut e. Menuliskan butir soal berdasarkan TIK yang sudah disusun Mengkonstruksi item tes pilihan ganda Untuk membuat tes pilihan ganda, aturan penyusunanya adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan kalimat (inti kalimat) hendaknya mengandung permasalahan atau bisa dalam bentuk pernyataan 2. Sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat positif. Kalimat negative digunakan jika memang terpaksa menggunakan kalimat tersebut 3. Penempatan pilihan yang benar hendaknya di susun secara terpencar 4. Pilihan jawaban dapat dibuat antara 3-5 pilihan 5. Data-data yang tidak relevan hendaknya dihilangkan 6. Hindari kata-kata pada item yang mengandung petunjuk 7. Pemetaan jawaban hendaknya d atas dengan posisi dalam bentuk kolom 8. Semua pilihan jawaban sebaiknya memiliki jumlah kata yang sama 9. Jangan menggunakan tes pilihan ganda jika ada jenis tes lain yang lebih tepat menilai tes yang dibuat sendiri ada 4 macam cara untuk menilai tes: 1. Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun dengan cara mengajukan pertanyaan a. Apakah banyaknya soal untuk tiap topic sudah seimbang b. Apakah semua soal menanyakan bahan yang telah diajarkan c. Apakah soal-soal itu sudah dimengerti d. Apakah soal itu dapat dikerjakan oleh semua siswa 2. Dengan menadakan analisi soal. kegunaanya a. Membantu kita dalam mengindentifikasi butir-butir soal yang jelek b. Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut c. Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita susun 3. Mengadakan checking validitas 4. Mengadakan checking reliabilita
  • 2. Penilaian Melalaui Tes Pengertian Test is any series of question or exercise or others means of measuring the skill, knowledge, intelegence, capacities of attitudes or an individual or group. Bentuk Tes Cara pengukuran hasil belajar melalui tes dapat dilakukan dengan berbagai bentuk yaitu : dengan cara tes tertulis, tes lisan, dan tes praktek. Tes tertulis dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan tentang fakta, pengertian, keterampilan menerapkan prinsip-prinsip dasar untuk memecahkan masalah-masalah nyata dan keterampilan menerapkan ide-ide ke dalam suatu uraian bebas. Tes tertulis ini terdiri ; tes uraian, tes obyektif dan karya tulis ( makalah ). Tes lisan tepat digunakan untuk mengukur kesiapan siswa dalam mengemukakan kembali pengetahuan yang dipelajarinya. Agar tes ini memenuhi fungsinya secara maksimal, maka tes harus dilaksanakan dalam bentuk dialog. Adapun tes praktek adalah tes yang tepat untuk mengukur keterampilan yang bersifat motoris. Materi evaluasinya terdiri atas praktek melaksanakan suatu tugas. Ke tiga bentuk tes tersebut adalat tes yang umum dipakai oleh para guru, namun yang paling dominan penggunaanya adalah tes tertulis. Soal Tes Tertulis Ada 2 model tes tertulis yaitu : tes uraian ( essay type test ) dan tes obyektif ( obyective type test ). Tes uraian lebih tepat digunakan untuk mengukur kemampuan murid dalam masalah- masalah yang menuntut kemampuan berpikir tinggi, seperti kecakapan : (1) memecahkan soal, (2) menganalisis, (3) memeperbandingkan, (4) mengevaluasi, (5) menyatakan sebab akibat, (6) menarik kesimpulan dan seterusnya. Sedangkan tes obyektif lebih tepat digunakan untuk mengukur kecakapan murid dalam masalah-masalah yang menuntut kemampuan berpikir tidak terlalu tinggi seperti kecakapan- kecakapan : (a) mengingat kembali fakta, (b) mengenal kembali fakta, (c) memahami prinsip-prinsip, (d) menggunakan prinsip-prinsip, (e) mengasosiasikan antara 2 hal dan seterusnya. Kedua model tes diatas memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Kelebihan tes uraian diantaranya adalah ; tidak mudah ditebak, sulit untuk saling mencontoh, dan menuntut siswa untuk menyusun buah pikiran secara rinci. Kelemahannya ; sangat subyektive, memeriksa memerlukan waktu lama dan tidak bisa diwakilkan, tidak mencakup bahan yang luas, jawaban bisa terlalu panjang, dan kemungkinan tulisan sukar dibaca yang akan mempengaruhi terhadap pemberian anggka. Dalam tes obyektif kelebihannya yaitu : pemeriksaan dapat lebih cepat, penilaian lebih obyektif, dapat dijawab secara cepat dan mencakup bahasan yang luas. Adapun kelemahannya adalah ; penyusunan soal memerlukan waktu yang lama dan sukar digunakan untuk mengukur kecakapan murid berpikir tinggi. Ada beberapa macam soal bentuk obyektif tes dan masing-masing memiliki ketepatan tersendiri dalam penggunaanya. Dalam soal benar-salah, lebih tepat digunakan untuk mengukur
  • 3. kecakapan mengingat kembali fakta. Pada soal pilihan ganda (jamak) , tepat digunakan untuk mengukur kecakapan dalam memahami dan mempergunakan prinsip-prinsip. Soal menjodohkan , tepat digunakan untuk mengukur kecakapan dalam mengasosiasikan dua hal. Bentuk soal isian, tepat digunakan untuk mengukur kecakapan mengingat kembali fakta. Bentuk soal jawaban singkat, tepat digunakan untuk mengukur kecakapan mengingat kembali fakta. Rambu Rambu Pembuatan Soal Dalam membuat soal tes uraian maupun tes obyektif ada rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh pembuat soal, seperti dalam membuat soal tes uraian rambu-rambunya adalah : (1) soal hendaknya dirumuskan secara jelas dan tegas batas-batasnya, (2) dalam setiap soal hendaknya sudah terkndung maksud tentang jaaban yang dikehendaki oleh penyusun soal, (3) kunci jawaban hendaknya dibuat serempak bersamaan dengan penyusunan soal, (4) seluruh bahan ujian hendaknya diolah dan dipadukan. Sedangkan rambu-rambu soal tes obyektif masing- masing adalah sebagai berikut : Untuk Soal benar-salah,(a) petunjuk pengerjaan dijelaskan terlebih dahulu, (b) setiap soal tidak boleh mengandung kata-kata yang meragukan,(c)hindari kalimat menyngkal karena akan membingungan siswa,(d) pergunakan kalimat tunggal yang pendek saja dan (e) jangan membuat soal yang masih dipersoalkan. Untuk Soal pilihan ganda/jamak, (1) pernyataan masalah harus jelas-jelas mempersoalkan suatu masalah,(2)pada setiap soal hanya mempunyai satu jawaban yang betul, (3) perumusan masalah hendaknya merupakan kalimat tidak lengkap yang dapat dilengkapi oleh pilihan jawaban, (4)pilihan jawaban hendaknya meninggi. Pada soal menjodohkan rambu-rambu yang perlu diperhatikan adalah; jumlah jodoh/pasangan hendaknya lebih besar dari pada terjodoh, dan jumlah soal tidak terlalu banyak. Dalam soal isian, (1) Bagian kalimat yang diganti dengan titik-titik hendaknya merupakan bagian yang terpenting, (2) pergunakan kalimat yang mudah dipahami,(3) panjang titik-titik hendaknya sebanding dengan panjang isian, (4) bagian kalimat yang diganti dengan titik-titik hendaknya ditempatkan dibagian tengah atau akhir kalimat. Sedangkan dalam pembuatan soal jawaban singkat hendaknya; (1) jawaban tidak memerlukan uraian panjang-lebar, (2) setiap soal hendaknya di jawab secara mutlak,dan (3) susunan kalimat hendaknya sederhana dan jelas. Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan membuat soal obyektif tes. Ciri-Ciri Tes Yang Baik Soal yang akan diteskan kepada peserta didik dapat dikatakan baik apabila memiliki persyaratan : validitas, reliabilitas, obyektivitas,praktibilitas dan ekonomis. Validitas, validitas dalam bahasa kita dapat diartikan kesahihan. Sebuah tes dapat dikatakan tepat apabila memiliki tingkat validitas tinggi, atau dapat tepat mengukur apa yang diukur. Reliabilitas, realibilitas diartikan dapat dipercaya. Suharsimi mengatakan suatu tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali kali. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil tes tersebut menunjukan ketepatan. Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan berada dalam urutan yang sama dalam kelompoknya. Obyektivitas, sebuah tes dikatakan obyektif apabila dalam melaksanakan tes tidak ada factor subyektif, yang memepengaruhi terutama pada system sekoringnya.
  • 4. Praktibilitas, tes yang bersifat praktis adalah tes yang mudah pengadministrasianya. Menurut Suharsimi tes yang praktis adalah; (1) mudah dilaksanakan (tidak menuntut peralatan yang banyak, (2) mudah pemeriksaanya (tes dilengkapi dengan pedoman skoringnya) dan (3) dilengkapi petunjuk yang jelas. Ekonomis, suatu tes dikatakan ekonomis apabila tes dilaksanakan tidak memerlukan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. Analisis Butir Soal Semua guru dalam melaksanakan tugasnya akan senatiasa membuat soal /tes untuk menguji kompetensi peserta didiknya. Dari keseluruhan soal yang dibuatnya mungkin saja terdapat soal yang terlalu mudah, soal soal yang sedang, bahkan mungkin soal soalnya terlalu sulit untuk dikerjakan oleh siswa. Menurut suharsimi,soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Kapan sebuah soal dikatakan baik ?, untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini, Suharsimi mengatakan “ perlu menerangkan 3 masalah yang berhubungan dengan analisis soal yaitu : taraf kesukaran, daya pembeda dan pola jawaban soal”. Taraf kesukaran, Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indek kesukaran. Indek kesukaran soal diberi simbul P. Besarnya indeks kesukaran antar 0.00 – 1.0 . Soal dengan indeks kesukaran 0.00 , menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya apabila indeks kesukaraanya 1.00 menunjukan bahwa soal itu terlalu mudah. Untuk menghitung besaran indeks kesukaran soal dapat digunakan rumus sebagai berikut : Rumus JS B P Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Di dalam pelaksanaan pengerjaan analisis butir soal, jawaban benar diberi nilai “ 1 “, dan untuk jawaban salah diberi nilai “ 0 “. Sedangkan kriteria untuk mengklasifikasikan indeks kesukarannya adalah sebagai berikut : soal dengan nilai P = 0.00 – 0.30 adalah soal sukar, P = 0.30 – 0.70 adalah soal sedang dan soal dengan nilai P = 0.70 – 1;00 adalah soal mudah. Contoh pengerjaanya dapat dilihat pada table dihalaman berikut. Halaman 7 Jika table tersebut adalah perhitungan/skoring hasil ulangan mata pelajaran geografi di salah satu S.M.A. , maka masing-masing nilai P nya adalah sebagai berikut : Soal no.1. B = 10, S = 10 , Nilai P = 0.50 2. B = 14, S = 6 , Nilai P = 0.70
  • 5. 3. B = 4 , S = 16, Nilai P = 0.20 4. B = 9 , S = 9 , Nilai P = 0.45 5. B = 15, S = 5 , Nilai P = 0.75 6. B = 6 , S = 6 , Nilai P = 0.30 7. B = 18, S = 2 , Nilai P = 0.90 8. B = 17, S = 3 , Nilai P = 0.85 9. B = 3 , S = 17, Nilai P = 0.15 10.B = 11 , S = 9 , Nilai P = 0.55 11.B = 10, S = 10, Nilai P = 0.50 12.B = 18, S = 2 , Nilai P = 0.90 13.B = 20, S = 0 , Nilai P = 1.00 14.B = 10, S = 10, Nilai P = 0.50 15.B = 9 , S = 11, Nilai P = 0.45 16.B = 7 , S = 13, Nilai P = 0.35 17.B = 10, S = 10, Nilai P = 0.50 18.B = 14, S = 6 , Nilai P = 0.70 19.B = 13, S = 7 , Nilai P = 0.65 20. B = 13, S = 7 , Nilai P = 0.65 Daya Pembeda Daya pembeda soal, adalah kemampuan ai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d besar). Seperti halnya indeksnya kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0, 00 sampai 1, 00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negative (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “Terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu : - 1, 00 0,00 1, 00 Daya Pembeda negatif daya pembeda rendah Daya pembeda tinggi (positif)
  • 6. Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group). Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, ,maka soal tersebut mempunyai D paling besar, yaitu 1, 00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab betul, maka nilai D-nya -1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama- sama menjawab benar atau Sama-sama menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai nilai D 0,00. karena tidak mempunyai daya pembeda sama sekali. Cara menentukan daya pembeda (nilai D) Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100 orang) dan kelompok besar (100 orang ke atas). a. Untuk kelompok kecil Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Contoh: Kelompok Atas (JA) Kelompok Bawah (JB) Siswa Skor A 9 B 8 C 7 D 7 E 6 F 5 G 5 H 4 I 4 J 3
  • 7. Seluruh pengikut tes. Dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2. b. Untuk kelompok besar Mengingat biaya dan waktu analisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB) JA = jumlah kelompok atas JB = jumlah kelompok bawah Contoh: 9 9 8 8 8 27 % Sebagai J A . . . _ . . . _ . . . 2 27 % Sebagai J B 1
  • 8. 1 1 0 Rumus mencari D Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi asalah: D = BA/JA – BB/JB = PA - PN Dimana: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB BA/JA = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = BB/JB = proporsi peserta kelompok ats yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran) PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Contoh perhitungan Dari hasil analisis tes yang terdiri dari 10 butir soal yang dikerjakan oleh 20 orang siswa, terdapat dalam table sebagai berikut:
  • 9. siswa kelompok nilai soal skor siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5 B A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 C A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 D B 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 5 E A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 F B 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6 G B 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 H B 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 I A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 J A 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 K A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 L B 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 M B 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3 N A 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 O A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 P B 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3 Q A 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 R A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 S B 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6 T B 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 jumlah 11 15 12 8 6 16 15 17 20 10 Berdasarkan nama-nama siswa dapat kita peroleh skor-skor sebagai berikut: A = 5 F = 6 K = 7 P = 3
  • 10. B = 7 G = 6 L = 5 Q = 8 C = 8 H = 6 M = 3 R = 8 D = 5 I = 8 N = 7 S = 6 E = 10 J = 7 O = 9 T =6 Dari angka-angka yang belum teratur kemudian dibuat array (urutan penyebaran),dari skor yang paling tinggi ke skor yang paling rendah. Kelompok atas kelompok bawah 10 6 9 6 8 6 8 6 8 6 8 5 7 5 7 5 7 3 7 3 _______ _______ 10 orang 10 orang Array ini sekaligus menunjukkan adanya kelompok atas (JA) dan kelompok bawah (JB) dengan pemiliknya sebagai berikut: Kelompok atas kelompok bawah B = 7 A = 5 C = 8 D = 5 E = 10 F = 6 I = 8 G = 6 J = 7 H = 6 K = 7 L = 5 N = 7 M = 3 O = 9 P = 3
  • 11. Q = 8 S = 6 R = 8 T = 6 ______ ______ 10 orang 10 orang Perhatikan pada table analisis 10 butir 20 siswa. Di belakang nama siswa dituliskan hruf A atau B sebagai tanda kelompok. Hal ini untuk mempermudah menentukan BA dan BB. BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas (A) BB = banyaknya siswa yang menjawab benar kepada kelompok bawah (B) Sudah disebutkan diatas bahwa soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara anak pandai dengan anak bodoh, dilihat dari dapat dan tidaknya mengerjakan soal itu. Marilah kita perhatikan tabelk analisis lagi, khusus butir soal nomor 1. - Dari kelompok atas yang menjawab betul 8 orang - Dari kelompok bawah yang menjawab betul 3 orang kita terapkan dalam rumus indeks doskriminasi: JA = 10 JB = 10 PA = 0,8 PB = 0,3 BA = 8 BB = 3 Maka D = PA – PB = 0,8 – 0,3 = 0,5 Dengan demikian maka indeks diskriminasi untuk soal nomor 1 adalah 0,5. Sekarang kita perhatikan butir soal nomor 8:
  • 12. JA = 10 PA = 0,8 maka D = PA - PB BA = 8 = 0,8 – 0,9 JB = 00 = -0,1 PB = 0,9 BB = 9 Butir soal ini jelek karena lebih banyak dijawab benar oleh kelompok bawah dibandingkan dengan jawaban benar dari kelompok atas. Ini berarti bahwa untuk menjawab soal dengan benar, dapat dilakukan dengan menebak. Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7 klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor) D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory) D : 0,40 – 0,70 : baik (good) D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent) D : negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Menskor dan menilai Menskor = memberi angka. Alat bantunya: 1. Kunci jawaban
  • 13. 2. Kunci skoring 3. Pedoman penilaian Dalam menentukan angka (skor) pada soal pilihan ganda, benar atau salah dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Dengan hukuman/denda (karena diragukan adanya tebakan) 2. Tanpa hukuman/denda Dengan hukuman, rumusnya: S = R – w/(0-1) Keterangan: S = skor; R = jawaban betul; w = wrong/salah; 0 = banyaknya pilihan jawaban; 1 = bilangan tetap Tanpa hukuman rumusnya: S = R Skor = jawaban yang benar Skor = adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul. Nilai = angka ubahan dari skor dengan acuan tertentu, acuan norma atau standar Contoh: ada 20 soal tes plihan ganda dijawab oleh si A = 16 soal dijawab benar, maka skornya 16. Berapa nilainya? 16/20 x 10 = 8 Soal essay, ada 3 pertanyaan, setiap jawaban diberi: 1. Bobot = 15  A = 10 *skor = 30 2. Bobot = 20  A = 15 nilai = 30/40 x 10 = 7,5 3. Bobot = 5  A = 5