Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan pestisida nabati seperti daun papaya dan bawang putih sebagai alternatif pestisida yang ramah lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai klasifikasi pestisida berdasarkan bentuk, cara kerja, target hama, dan bahan aktifnya. Tujuan praktikum ini adalah membuat pestisida nabati dan memahami penggunaan pestisida kimia serta teknik aplikasinya.
(1) Laporan ini membahas tentang pembuatan dua jenis fungisida kimia sintetik yaitu Bubur Bordeaux dan Bubur California di laboratorium. (2) Bubur Bordeaux berwarna hijau toska dengan pH 8, sedangkan Bubur California berwarna kuning keruh dengan pH 9. (3) Kedua fungisida mengandung logam berat seperti tembaga dan belerang yang berbahaya bagi kesehatan jika terpapar jangka panjang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis pestisida dan alat aplikasi pestisida yang digunakan dalam pengendalian hama tanaman. Dibahas pula mengenai mekanisme kerja masing-masing alat seperti knapsack sprayer, autometic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injection, micron ulva, dan emposan.
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DASSusantri Susantri
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran pestisida terhadap daerah aliran sungai (DAS). Pestisida digunakan petani untuk meningkatkan hasil panen namun penggunaannya yang tidak tepat dapat mencemari DAS. Kasus yang diambil adalah DAS Bengawan Solo yang tercemar akibat pestisida dari sawah di sekitarnya. Tingkat pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida masih rendah sehingga menyebabkan praktik yang
Tiga cara pengendalian hama tanaman sayuran secara alami yang dijelaskan dalam dokumen ini adalah menggunakan perangkap hama, seperti perangkap lengket dan perangkap cahaya, pestisida nabati yang berasal dari tanaman seperti neem dan paprika, serta menggunakan konsep pengendalian hama terpadu yang melibatkan berbagai metode secara terpadu dan ramah lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan pestisida nabati seperti daun papaya dan bawang putih sebagai alternatif pestisida yang ramah lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai klasifikasi pestisida berdasarkan bentuk, cara kerja, target hama, dan bahan aktifnya. Tujuan praktikum ini adalah membuat pestisida nabati dan memahami penggunaan pestisida kimia serta teknik aplikasinya.
(1) Laporan ini membahas tentang pembuatan dua jenis fungisida kimia sintetik yaitu Bubur Bordeaux dan Bubur California di laboratorium. (2) Bubur Bordeaux berwarna hijau toska dengan pH 8, sedangkan Bubur California berwarna kuning keruh dengan pH 9. (3) Kedua fungisida mengandung logam berat seperti tembaga dan belerang yang berbahaya bagi kesehatan jika terpapar jangka panjang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis pestisida dan alat aplikasi pestisida yang digunakan dalam pengendalian hama tanaman. Dibahas pula mengenai mekanisme kerja masing-masing alat seperti knapsack sprayer, autometic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injection, micron ulva, dan emposan.
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DASSusantri Susantri
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran pestisida terhadap daerah aliran sungai (DAS). Pestisida digunakan petani untuk meningkatkan hasil panen namun penggunaannya yang tidak tepat dapat mencemari DAS. Kasus yang diambil adalah DAS Bengawan Solo yang tercemar akibat pestisida dari sawah di sekitarnya. Tingkat pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida masih rendah sehingga menyebabkan praktik yang
Tiga cara pengendalian hama tanaman sayuran secara alami yang dijelaskan dalam dokumen ini adalah menggunakan perangkap hama, seperti perangkap lengket dan perangkap cahaya, pestisida nabati yang berasal dari tanaman seperti neem dan paprika, serta menggunakan konsep pengendalian hama terpadu yang melibatkan berbagai metode secara terpadu dan ramah lingkungan.
Di dalam ini akan dijelaskan (1) pengendalian OPT secara kimiawi, (2) macam-macam pestisida, (3) peranan pestisida, (4) kelebihan, kekurangan, dan pengendalian pestisida, (5) klasifikasi pestisida, (6) formulasi pestisida, dan (7) cara menggunakan pestisida.
Maaf :-
Pestisida nabati dapat dibuat dari tanaman babadotan yang memiliki senyawa aktif precocene I dan II yang berfungsi sebagai anti hormon juvenil untuk mengendalikan serangga hama. Ekstrak daun babadotan dapat dibuat dengan mencampurkan daun yang dihaluskan ke dalam air dan deterjen lalu diaplikasikan pada tanaman untuk membunuh serangga hama seperti Aphis craccivora.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, jenis, dampak, dan alternatif pestisida. Pestisida didefinisikan sebagai zat kimia atau bahan lain yang digunakan untuk membasmi hama tanaman dan gulma. Sejarahnya dimulai setelah PD1 dengan diperkenalkannya pestisida kimia untuk peningkatan hasil pertanian. Jenis pestisidanya meliputi insektisida, fungisida, dst. Dampak negatifnya antara
Dokumen tersebut membahas pengertian dan strategi pengendalian hayati untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hayati bergantung pada predasi, parasitisme, dan mekanisme alam lainnya untuk membatasi populasi organisme pengganggu tanaman. Strateginya meliputi konservasi, introduksi, inokulasi, integrasi, dan augmentasi dari musuh alami hama dan penyakit tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan pestisida dalam pertanian, termasuk regulasi, jenis, dampak, dan cara penggunaan yang aman untuk meminimalkan polusi lingkungan.
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat dimanfaatkan sebagai agen pengendali penyakit tanaman. Bakteri Bacillus thuringiensis umumnya digunakan karena toksinnya hanya berdampak pada serangga tertentu dan tidak berbahaya bagi spesies lain atau lingkungan. Penggunaan mikroorganisme alami sebagai pengendali hayati di masa depan diyakini memiliki prospek yang baik karena aman, ramah lingkungan, dan d
Organisme yang digunakan dalam biokontrol adalah antagonis dari patogen tanaman yang merupakan musuh alami dari patogen yang telah ada di lingkungan. Mekanisme yang terjadi antara lain hiperparasitisme, antibiosis, kompetisi, dan produksi enzim litik serta senyawa-senyawa lain oleh agen biokontrol untuk mengendalikan patogen tanaman. Bakteri seperti Bacillus, Pseudomonas dan Trichoderma banyak digunakan sebagai agen biokont
PPT bertujuan untuk menggambarkan Biopestisida secara umum dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengerti. PPT ini juga dilengkapi dengan metode pembuatan biopestisida antirayap dari kulit bawang. semoga bermanfaat
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
Pengendalian hayati merujuk pada upaya memanfaatkan musuh alami secara terencana untuk mengendalikan organisme pengganggu, yang mencakup teknik introduksi, konservasi, dan augmentasi musuh alami. Meskipun dianggap relatif aman, pengendalian hayati memiliki batasan karena daya reproduksi musuh alami yang lebih lambat dari hama dan ketahanan mereka terhadap perubahan lingkungan.
Pengendalian hayati melibatkan penggunaan musuh alami seperti predator, parasitoid, dan patogen untuk mengendalikan populasi hama secara alami. Terdapat tiga pendekatan pengendalian hayati yaitu augmentasi, importasi, dan konservasi musuh alami. Pengendalian hayati memiliki keuntungan seperti selektivitas tinggi dan tidak berbahaya bagi lingkungan, meskipun pelaksanaannya membutuhkan waktu dan sulit diprediksi.
Tujuan karantina tumbuhan adalah mencegah masuknya organisme penggangu tumbuhan asing ke negara, mencegah penyebarannya antar area, dan menjaga kesehatan manusia dari residu pada hasil pertanian. Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk mencegah masuknya organisme penggangu tanaman agar dapat melindungi tanaman budidaya. Namun, definisi organisme penggangu tumbuhan perlu diperjelas agar sistem perlindungan tan
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian hayati yang mencakup konsep, prinsip, contoh-contoh, dan aplikasinya untuk mengendalikan hama penyakit tanaman, kerusakan tanaman, dan gulma. Agen biologis seperti bakteri, jamur, serangga, dan nematoda dapat digunakan sebagai alat pengendalian hayati untuk menekan populasi organisme merugikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian gulma secara preventif, meliputi upaya-upaya seperti menggunakan biji tanaman yang bersih, mencegah masuknya gulma asing, membersihkan lahan dari biji gulma, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah terbentuknya biji gulma baru.
Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, dan perkembangan pestisida serta dampak negatif dari penggunaannya yang berlebihan.
Di dalam ini akan dijelaskan (1) pengendalian OPT secara kimiawi, (2) macam-macam pestisida, (3) peranan pestisida, (4) kelebihan, kekurangan, dan pengendalian pestisida, (5) klasifikasi pestisida, (6) formulasi pestisida, dan (7) cara menggunakan pestisida.
Maaf :-
Pestisida nabati dapat dibuat dari tanaman babadotan yang memiliki senyawa aktif precocene I dan II yang berfungsi sebagai anti hormon juvenil untuk mengendalikan serangga hama. Ekstrak daun babadotan dapat dibuat dengan mencampurkan daun yang dihaluskan ke dalam air dan deterjen lalu diaplikasikan pada tanaman untuk membunuh serangga hama seperti Aphis craccivora.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, jenis, dampak, dan alternatif pestisida. Pestisida didefinisikan sebagai zat kimia atau bahan lain yang digunakan untuk membasmi hama tanaman dan gulma. Sejarahnya dimulai setelah PD1 dengan diperkenalkannya pestisida kimia untuk peningkatan hasil pertanian. Jenis pestisidanya meliputi insektisida, fungisida, dst. Dampak negatifnya antara
Dokumen tersebut membahas pengertian dan strategi pengendalian hayati untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hayati bergantung pada predasi, parasitisme, dan mekanisme alam lainnya untuk membatasi populasi organisme pengganggu tanaman. Strateginya meliputi konservasi, introduksi, inokulasi, integrasi, dan augmentasi dari musuh alami hama dan penyakit tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan pestisida dalam pertanian, termasuk regulasi, jenis, dampak, dan cara penggunaan yang aman untuk meminimalkan polusi lingkungan.
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat dimanfaatkan sebagai agen pengendali penyakit tanaman. Bakteri Bacillus thuringiensis umumnya digunakan karena toksinnya hanya berdampak pada serangga tertentu dan tidak berbahaya bagi spesies lain atau lingkungan. Penggunaan mikroorganisme alami sebagai pengendali hayati di masa depan diyakini memiliki prospek yang baik karena aman, ramah lingkungan, dan d
Organisme yang digunakan dalam biokontrol adalah antagonis dari patogen tanaman yang merupakan musuh alami dari patogen yang telah ada di lingkungan. Mekanisme yang terjadi antara lain hiperparasitisme, antibiosis, kompetisi, dan produksi enzim litik serta senyawa-senyawa lain oleh agen biokontrol untuk mengendalikan patogen tanaman. Bakteri seperti Bacillus, Pseudomonas dan Trichoderma banyak digunakan sebagai agen biokont
PPT bertujuan untuk menggambarkan Biopestisida secara umum dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengerti. PPT ini juga dilengkapi dengan metode pembuatan biopestisida antirayap dari kulit bawang. semoga bermanfaat
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
Pengendalian hayati merujuk pada upaya memanfaatkan musuh alami secara terencana untuk mengendalikan organisme pengganggu, yang mencakup teknik introduksi, konservasi, dan augmentasi musuh alami. Meskipun dianggap relatif aman, pengendalian hayati memiliki batasan karena daya reproduksi musuh alami yang lebih lambat dari hama dan ketahanan mereka terhadap perubahan lingkungan.
Pengendalian hayati melibatkan penggunaan musuh alami seperti predator, parasitoid, dan patogen untuk mengendalikan populasi hama secara alami. Terdapat tiga pendekatan pengendalian hayati yaitu augmentasi, importasi, dan konservasi musuh alami. Pengendalian hayati memiliki keuntungan seperti selektivitas tinggi dan tidak berbahaya bagi lingkungan, meskipun pelaksanaannya membutuhkan waktu dan sulit diprediksi.
Tujuan karantina tumbuhan adalah mencegah masuknya organisme penggangu tumbuhan asing ke negara, mencegah penyebarannya antar area, dan menjaga kesehatan manusia dari residu pada hasil pertanian. Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk mencegah masuknya organisme penggangu tanaman agar dapat melindungi tanaman budidaya. Namun, definisi organisme penggangu tumbuhan perlu diperjelas agar sistem perlindungan tan
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian hayati yang mencakup konsep, prinsip, contoh-contoh, dan aplikasinya untuk mengendalikan hama penyakit tanaman, kerusakan tanaman, dan gulma. Agen biologis seperti bakteri, jamur, serangga, dan nematoda dapat digunakan sebagai alat pengendalian hayati untuk menekan populasi organisme merugikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian gulma secara preventif, meliputi upaya-upaya seperti menggunakan biji tanaman yang bersih, mencegah masuknya gulma asing, membersihkan lahan dari biji gulma, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah terbentuknya biji gulma baru.
Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, dan perkembangan pestisida serta dampak negatif dari penggunaannya yang berlebihan.
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
Dokumen tersebut membahas tentang pestisida hayati dan nabati. Pestisida hayati berasal dari organisme hidup seperti jamur, virus, dan bakteri, sedangkan pestisida nabati berasal dari ekstrak tanaman. Dokumen ini menjelaskan jenis, cara kerja, dan contoh pestisida hayati dan nabati beserta tanaman yang dapat dijadikan sumber bahan aktif pestisida nabati.
Tujuan karantina tumbuhan adalah mencegah masuknya organisme penggangu tumbuhan asing ke negara, mencegah penyebarannya antar area, dan menjaga kesehatan manusia dari residu pada hasil pertanian. Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk mencegah masuknya organisme penggangu tanaman agar dapat melindungi tanaman budidaya. Namun, definisi organisme penggangu tumbuhan perlu diperjelas agar sistem perlindungan tan
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah yang mencakup interaksi tanaman dan hama, pengendalian hama secara terpadu, dan beberapa kasus lapangan pengendalian hama utama di Indonesia. Tujuan instruksionalnya adalah agar mahasiswa memahami konsep pengendalian hama secara holistik dan terintegrasi.
Laporan praktikum ini membahas pengenalan pestisida nabati dan kimia. Pestisida nabati dibuat dari daun mimba dan diuji efektivitasnya melawan ulat hongkong. Pestisida kimia yang diuji adalah Decis 25 EC dan Matador 25 EC. Hasilnya menunjukkan pestisida nabati dan kimia mampu membunuh ulat hongkong dalam 7 hari, dengan pestisida kimia paling efektif.
Pestisida alami dapat berasal dari tumbuhan (insektisida botani), tanah, dan mikroorganisme laut. Beberapa contoh sumber pestisida alami adalah nimba, tembakau, Streptomyces, dan cacing laut. Pestisida botani umumnya berfungsi sebagai insektisida, fungisida, atau racun serangga dan dapat diekstrak dari bagian tumbuhan seperti akar, daun, buah. Keluarga tanaman seperti Meliaceae
Hama yang menyerang tanaman cabai di Desa Tambak Sogra adalah belalang dan kutu daun. Belalang menyebabkan bekas gigitan pada daun sedangkan kutu daun menyebabkan daun mengeriting dan mengundang semut.
1. Dokumen membahas tentang pembuatan dan manfaat pestisida alami dari bahan organik seperti mimba, akar tuba, tembakau, dan campuran rempah-rempah lainnya untuk mengendalikan hama tanaman dan mencegah penyakit tanaman.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
Hama adalah binatang yang merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia. Hama dapat berupa serangga, nematoda, siput, dan tikus. Herbivora yang memakan tanaman dianggap sebagai hama karena merugikan kepentingan manusia. Populasi hama meningkat akibat ketersediaan makanan yang sesuai dari tanaman yang ditanam manusia.
1. Pengertian Pestisida
Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup
yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk
kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah semua
zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman,
bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak
termasuk pupuk.
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak.
Memberantas atau mencegah hama-hama air.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah
dan air.
Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang
dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta
organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
Pestisida merupakan bahan yang telah banyak memberikan manfaat untuk keberlangsungan
dunia produksi pertanian. Banyaknya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat
menurunkan hasil panen, dapat diminimalisir dengan pestisida. Sehingga kehilangan hasil akibat
OPT tidak terlalu besar. Selain bidang pertanian, pestisida juga memberikan banyak manfaat
untuk membantu masalah yang timbul akibat adanya organisme pengganggu di tingkat rumah
tangga. Seperti pembasmian nyamuk misalnya, dengan adanya pestisida maka proses
pembasmian nyamuk akan menjadi lebih cepat dan efisien. Bahkan masih banyak lagi peranan
pestisida bagi kehidupan manusia di berbagai bidang.
Jenis Pestisida
Pestisida oleh para ahli dikelompokan untuk mempermudah pengenalanya. Pestisida dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis sasaran, bentuk fisik, bentuk formulasi, cara kerjanya, cara
masuk, golongan senyawa, dan asal bahan aktifnya.
Ditinjau dari jenis organisme yang menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis antara lain:
Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu.
Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
2. Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk
membunuh alge.
Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya sebagai
pembunuh atau penolak burung.
Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium, atau kata Yunani bakron, berfungsi untuk
membunuh bakteri.
Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang artinya jamur,
berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk
membunuh gulma.
Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh,
berfungsi untuk membunuh serangga.
Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus, artinya berselubung tipis atau lembek,
berfungsi untuk membunuh siput.
Nematisida, berasal dari kata latin nematoda, atau bahasa Yunani nema berarti benang,
berfungsi untuk membunuh nematoda.
Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur.
Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh
kutu atau tuma.
Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk membunuh ikan.
Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi untuk membunuh
binatang pengerat.
Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang kayu berfungsi
untuk membunuh rayap.
Berdasarkan bentuk fisiknya pestis ida dapat berupa:
Cair
Padat
aerosol
Berdasarkan bentuk formulasi, pestisida dikelompokkan menjadi
Butiran (G/granul)biasanya pestisida dengan formulasi bentuk ini dapat langsung
diaplikasikan tanpa harus diiarutkan terlebih dahulu.
Powder (tepung)biasanya harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum diaplikasikan.
Formulasi bentuk ini membentuk sediaan pestisida berupa suspensi. sehingga sangat
diperlukan pengadukan yang terus menerus karena sifat sediaan ini dapat mengendap dan
dapat merusak alat aplikasi atau terjadinya penyumbatan pada noze. Beberapa kode
formulasi pestisida yang sejenis artinya akan menjadi suspensi jika diencerkan dengan air
adalah SC, F. dan lain-lain.
EC (Emulsifiable I emulsible concentrates)Pestisida dengan formulasi berbentuk EC ini
akan membentuk emulsi (seperti susu) pada larutan semprot. Larutan jadi ini tidak
memerlukan pengadukan yang terus menerus. Pada umumnya insektisida memiliki
formulasi bentuk EC.
3. ASPestisida dengan formulasi ini akan membentuk iarutan yang homogen setelah
dicampurkan dengan air. Biasanya pestisida dengan bentuk formulasi ini adalah dari
golongan herbisida. Beberapa kode formulasi lain yang akan menjadi larutan jika
diencerkan dengan air adalah SP, L, WSC, dan lain-lain
Beberapa kode formulasi lain yang tidak perlu penambahan air dan dapat diaplasikan
lang sung di lapangan seperti baitlumpan atau pelet.
Berdasarkan cara kerja pestisida dikelompokkan menjadi:
Kelompok IGR, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Racun syaraf, biasanya mengganggu fungsi syaraf sehingga kematian yang cepat dapat
terjadi. Umumnya insektisida yang beredar di pasaran sekarang ini pada umumnya adalah
insektisida yang bekerja sebagai racun syaraf seperti golongan organofosfat, karbamat,
dan piretroid.
Mempengaruhi fungsi enzim
Mempengaruhi tingkah laku,dan lain-lain.
Berdasarkan cara masuk, pestisida dikelompokkan:
Racun kontak, artinya pestisida dalam hal ini senyawa bahan aktif masuk melalui kontak
atau mas uk ke tubuh serangga melalui dinding tubuh atau kutikula.
Racun perut, artinya senyawafbahan aktif masuk ke dalam tubuh serangga meialui proses
makan dan masuk ke tubuh melalui pencemaan.
Racun sistemik, senyawafbahan aktif terserap oleh tanaman lalu ditransportasikan ke
seluruh jaringan tanaman.
Fumigan, artinya senyawalbahan aktif masuk ke dalam tubuh sasaran melalui sistem
pemapasan.
Berdasarkan asal bahan aktif, pestisida dapat digolongkan menjadi:
SintetikAnorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat dan
garam merkuri
OrganikOrgano khlorin : DDT, SHC, endrin, dieldrin, dll.
Heterosiklik : Kepone, mirexOrganofosfat : klorpirifos, prefonofos, dll.
Karbamat : earbofuran, SPMC, dll.Dinitrofenol : Dinex, dll.
Dampak Penggunaan Pestisida
Dampak positif
Dapat diaplikasikan dengan mudah
dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat.
Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat
Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat
Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi terutama jangka pendek.
4. Dampak Negatif Pestisida
Keracunan pestisida
Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan.
Keracunan pada ikan dan biota lainnya.
Keracunan terhadap satwa liar.
Keracunan terhadap makanan.
Kematian musuh alami organisme pengganggu
Kenaikan populasi pengganggu
Dapat menyebabkan timbulnya resistensi
Residu
Pencemaran Lingkungan
Menghambat Perdagangan
CARA MEMILIH PESTISIDA
Dari hasil pengamatan selama ini para petani masih banyak betul belum memahami kegunaan
dan cara memilih pestisida yang benar-benar tepat pada sasaran. Melainkan hanya ikut-ikutan
dari mulut kemulut antar petani A ke petani B. Padahal setiap tanaman yang mereka budidaya
memiliki kebutuhan juga masalah dan penyakit yang berbeda-beda, tanaman A terserang hama
thrips sedangkan tanaman B terserang hama ulat grayak, Petani A membanggakan produknya
karena berhasil tuntas dalam membratas hama pada tanamannya, Karena petani B bingung
dengan keadaan tanamannya yang terserang hama juga dan ingin juga hama pada tanamannya
bisa dibratas/kendalikan.
Mendengar kasiat produk yang telah digunakan petani A yang bercerita tentang mutu dan
kasiat produk yang digunakan akhirnya Petani B mencoba untuk menggunakan produk tersebut
untuk membratas hama ulat ditanamannya, lalu bagaimana hasilnya? wah sama sekali tidak
mempengaruhi hama di tanamannya, padahal petani B juga sama2 sudah mengeluarkan modal
buat tanamannya. karena hama pada tanaman petani B itu adalah hama ulat, maka jelas tidak
mati, kalau hama pada tanaman petani A kan hama thrips, dan Produk yang digunakan petani A
juga untuk hama thrips jelas manjur kasiatnya, dan hama ditanamannya dapat dibrantas dan
dikendalakan, karena petani A tepat pada sasaran, sedangkan petani B hanya ikut-ikutan.
Untuk menghindari hal tersebut cobalah kita mau belajar dan mau bertanya dan konsultasikan
ke ahli pertanian, saya jamin masalah pada tanaman anda akan mudah teratasi dan anda akan
dapat lebih banyak pengetahuan dan juga mengurang angka dari kegagalan, karena memilih
pestisida yang tepat sasaran akan menghemat biaya modal dan menjadikan tanaman lebih edial.
Berikut ini cara sebelum memilih pestisida yang ingin digunakan :
5. 1. KENALI JENIS PESTISIDA :
Ada berapa macam jenis Produk Pestisida contoh seperti : Fungisida, Insektisida, Herbisida,
Bakterisida, Akarisida, Moluskisida, Perekat/Pembasah + Penembus, Pupuk Daun, dan
Calsium Super. Jenis pestisida tersebut mempunyai kegunaan yang berbeda. berikut ini sedikit
pemahaman dan kegunaan tetang jenis Pestisida
Jenis Fungisida.
Jenis Fungisida merupakan bahan pestisida yang di gunakan untuk mengendalikan penyakit
akibat jamur dan cendawan pada tumbuhan/tanaman.
Jenis Insektisida.
Jenis Insektisida merupakan Bahan pestisida yang di gunakan untuk mengendalikan hama dan
serangga.
Jenis Herbisida.
Jenis Herbisida merupkan salah satu pestisida yang berfungsi mengendalikan gulma.
Jenis Moluskisida.
Jenis Moluskisida adalah jenis pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput, bekicot dan
trisipa dsb.
Jenis Bakterisida.
Jenis Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus yang menyerang
tanaman.
Jenis Akarisida.
Jenis Akarisida adalah sering disebut MITISIDA adalah bahan yang mengandung senyawa
kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba.
Jenis Pupuk Daun.
Jenis Pupuk Daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan
cara penyemprotan atau penyiraman pada mahkota tanaman agar langsung dapat diserap guna
mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Jenis Perekat/Pembasah + Penembus
Pelekat & Pembasah adalah Zat yang digunakan untuk membantu kinerja pada pestisida,
sehingga dapat masuk ke jaringan sel tanaman dan menjaga pestisida di saat curah hujan dan
6. cuaca yang kurang mendukung.
2. KENALI CARA KERJA PESTISIDA :
Cara kerja pestisida itu berbeda-beda juga mempunyai dosis dan Jenis sendiri-sendiri, Ada jenis
Racun Kontak, Racun Sistemik, Racun Pernapasan, dan Racun Perut / Racun Lambung.
Racun Kontak.
Pestisida jenis Racun Kontak memiliki kinerja yang baik bila terkena atau kontak langsung pada
hama atau penyakit sasaran.
Racun Sistemik.
Pestisida jenis Racun Sistemik memiliki kinerja yang baik bila racun yang disemprotkan ke
bagian tanaman sudah terserap masuk ke dalam jaringan sel tanaman. Hama jenis serangga dan
lainnya akan mati kalau sudah memakan atau menghisap cairan tanaman yang sudah menyerap
racun. Racun sistemik sangat cocok untuk mengendalikan serangga penghisap atau serangga
yang sulit dikendalikan menggunakan racun kontak.
Racun Pernafasan.
Pestisida jenis Racun Pernafasan memiliki kinerja yang baik bila terhisap melalui organ
pernafasan. Aplikasi penyemprotan yang paling efektif ketika hama sasaran sedang berada
puncak aktifitasnya, sehingga dengan pernapasan yang semakin cepat maka semakin banyak
pula racun yang dihisap. Untuk jenis racun pernafasan hanya ada pada pestisida jenis insektisida.
Racun Perut / Racun Lambung.
Pestisida jenis Racun Perut / Racun Lambung memiliki kinerja yang baik bila pada bagian
tanaman yang telah disemprot akan termakan oleh hama sasaran.
3. KENALI MASALAH TANAMAN :
Dalam memilih suatu produk pestisida alangkah baiknya bila menyesuaikan dari kebutuhan
tanaman kita, Dari apa dan jenis apa yang menjadi kebutuhan tanaman kita saat ini, mahal belum
tentu baik, murah belum tentu buruk, semua tergantung kita sendiri yang memilih terbaik untuk
kebutuhan tanaman kita. bila demikian kenali masalah yang ada pada tanaman kita sebelum anda
menentukan memilih jenis pestisida.
Apa permasalahan yang terjadi pada tanaman kita ?
Apa terserang hama. Atau terserang penyakit.
Tentukan penyebab yang spesifik permasalahan tersebut ?
7. Contohnya bila tanaman kita terserang penyakit jamur atau bakteri, maka kita kenali terlebih
dulu penyakit jamur dan bakteri apakah yang menyerang tanaman, Bila terserang jenis hama
apakah jenis dan seperti apakah yang menyerang tanaman.
Bagaimana bila belum bisa mendifinisikan permasalahan ?
Jika demikian sebaiknya mencatat ciri-ciri permasalahan tersebut, kalau perlu membawa contoh
tanaman yang bermasalah tersebut, dan tanyakan pada ahli pertanian, Formulator yang pertugas
dilapangan, atau bisa teman petani yang tau dalam masalah tersebut, dan bisa datang langsung
kios dan toko pertanian dengan menjelaskan permasalahan tersebut pada pemilik kios atau toko
untuk minta saran dan solusinya, atau bila berkenan bisa konsultasi langsung ke cs kami, melalui
via Chat langsung, via YM, Contact Us, Kirim Email atau bisa langsung menghubungi Via Telp
dan SMS, kami siap melayani selama 24 jam.