SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Page | i
TUGAS INDIVIDU STATISTIK
PENGERTIAN QUARTIL
DISUSUN OLEH :
Haris Mursid (C1B019092)
Mata kuliah : Statistika Ekonomi
Dosen : Dr.Musnaini SE.M.M
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Page | ii
UNIVERSITAS JAMBI
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................3
BAB I
Latar Belakang.....................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................4
Tujuan Penulisan..................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kuartil……………………………………………….……5
Contoh soal …………………………………………………………..6
Kuartil di ms. excel …………………………………………………..8
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................11
KESIMPULAN...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
Page | iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan pemilik
semesta alam dan sumber segala pengetahuan karena atas bimbingan-Nya penyusun
dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “PENGERTIANQUARTIL”. Makalah
ini disusun berdasarkan pengetahuan penyusun dari berbagai sumber. Adapun
penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Statistika Ekonomi 1.
Selain itu dapatmenambah wawasan pengetahuan mengenai penyusunan data dalam
bentuk distribusi frekuensi .
Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun, kami harapkan untuk
kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga makalah ini dapat
bermanfaat.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepadasemua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan makalah ini, terkhusus kepada dosen kami Dr.
Musnaini SE.M.M, karena dengan tugas ini, kami menjadi lebih tahu mengenai
Ukuran Penyebaran Data.
Jambi,Desember 2019
HARIS MURSID
NIM: C1B019092
Page | iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hal penyelesaian tugas individu statistika dengan ini penulis membahas
salah satu dari meteri ukuran penyebaran data yaitu kuartil, Kuartil adalah nilai-nilai
yang membagi data yang telah diurutkan kedalam empat bagian yang nilainya sama
besar. Dalam menentukan letak kuartil data tunggal,anda harus melihat kondisi jumlah
data (n) terlebih dahulu.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Quartil?
2) penyelesaian contoh soal?
3) Penyelesaian Kuartil dalam excel
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang Quartil dan memahami konsep dasar serta rumus
dari Quartil. Disini juga dituntut untuk memahami tentang penyelesaian Kuartil di
MS.Excel
Page | v
` BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianKuartil
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan kedalam empat
bagian yang nilainya sama besar. Dalam menentukan letak kuartil data tunggal,anda
harus melihat kondisi jumlah data (n) terlebih dahulu.
Jangkauan kuartil disebut juga dengan simpangan kuartil atau retangan semi antar.
JENIS-JENIS KUARTIL
Kuartil terbagi menjadi 3 bagian yakni:
1.kuartil bawah (Q1)
2.kuartil tengah /median (Q2)
3. kuartil atas (Q3)
Cara menentukan kuartil
 Urutkan data dari yang terkecil hingga dengan data yang terbesar.
 Tentukan Q2 atau median.
 Tentukan Q1 dengan membagi data di bawah Q2 menjadi dua bagian yang
sama besar.
 Tentukan Q3 dengan membagi data di atas Q2 menjadi dua bagian sama
besar.
RUMUS KUARTIL
𝑸𝒊 = 𝑻𝒃𝒊 + (((𝒊/𝟒) − 𝒏 − 𝑭𝒊)/𝒇𝒊) 𝒄
Page | vi
Keterangan :
Tbi adalah tepi bawah kuartil’
Fi adalah jumlah frekuensi sebelum frekuensi kuartil ke-i
fi adalah jumlah seluruh frekuensi
C adalah panjang interval kelas
CONTOHSOAL KUARTIL DATA BERKELOMPOK
Beratbadan Frekuensi
50-54 4
55-59 6
60-64 8
65-69 10
70-74 8
75-79 4
Page | vii
Penyelesaian:
Beratbadan frekuensi fkk
50-54 4 4
55-59 6 10
60-64 8 18
65-69 10 28
70-74 8 36
75-79 4 40
Jumlah keseluruhandata = 40
Kuartil atas : ¾ x 40
= 30
Maka diperoleh hasil sebagaiberikut:
Q3 = 69,5+ (30-28/36)x 5
= 69,5 + (2/36) x 5
= 69,5 + 0,28
= 69,78
Page | viii
Fungsi kuartil dan penyelesaian kuartil di MS. EXCEL
Sintaks
QUARTILE(array,quart)
Sintaks fungsi QUARTILE memiliki argumen ini:
 Array Diperlukan. Array atau rentang selnilai numerik yang ingin Anda cari
nilai kuartilnya.
 Quart Diperlukan. Menunjukkan nilai mana yang harus dikembalikan.
Jika quart sama dengan QUARTILE mengembalikan
{0} Nilai minimum
1 Kuartil pertama (persentil ke-25)
2 Nilai median (persentil ke-50)
3 Kuartil ketiga (persentil ke-75)
Page | ix
4 Nilai maksimum
Keterangan
 Jika array kosong, maka QUARTILE mengembalikan nilai kesalahan #NUM!.
 Jika quart bukan bilangan bulat, maka dipotong.
 Jika quart < 0 atau jika quart > 4, maka QUARTILE mengembalikan nilai
kesalahan #NUM!.
 MIN, MEDIAN, dan MAX mengembalikan nilai yang sama dengan QUARTILE
ketika quart sama dengan 0 (nol), 2, dan 4.
Contoh
Salin contoh data di dalam tabel berikut ini dan tempel ke dalamsel A lembar kerja
Excel yang baru. Agar rumus menunjukkan hasil, pilih datanya, tekan F2, lalu tekan
Enter. Jika perlu, Anda bisa menyesuaikan lebar kolom untuk melihat semua data.
data
1
2
4
Page | x
7
8
9
10
Kita akan mencari Q1 (kuartil pertama)
Rumus
=QUARTILE(A2:A8,1)
Deskripsi (Hasil)
Kuartil pertama (persentil ke-25th) dari data di atas (3)
Hasil
Q1 = 3
Page | xi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan kedalam empat
bagian yang nilainya sama besar. Dalam menentukan letak kuartil data tunggal,anda
harus melihat kondisi jumlah data (n) terlebih dahulu. Jangkauan kuartil disebut juga
dengan simpangan kuartil atau retangan semi antar.
Saran
Mengembalikan kuartil dari sekelompok data. Kuartil sering digunakan dalam data
penjualan dan survei untuk membagi populasi ke dalam berbagai kelompok.
Gunakanlah kuartil dalam mensurvei karena metode ini sangat mudah dipahami.
Page | xii
DAFTAR PUSTAKA
Support.office.com
Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Page | xiii
TUGAS KELOMPOK MAKALAH STATISTIKA
MUTUALLY EXCLUSIVE DAN PERKALIAN
Page | xiv
Dosen Pengampu :
( Dr. Musnaini, SE.,MM )
Penyusun
MERIYANTI (C1B019020)
ARLIANA (C1B019071)
HARIS MURSID (C1B019092)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Page | xv
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Statistika
Ekonomi 1 yang berjudul “Mutually Exclusive dan Perkalian” dapat selesai seperti waktu
yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Musnaini, SE.,MM selaku dosen mata kuliah Statistika Universitas Jambi.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Statistika Ekonomi 1. Makalah ini membahas
tentang Mutually Exclusive dan perkalian
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam
penulisan, tata bahasa, juga dalam pembahasan materi. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Harapan kami
makalah ini dapat membantu dalam proses perkuliahan dan tentunya bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari bagi kita semua.
Jambi, 12 Desember 2019
Tim Penyusun
16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................xiv
DAFTAR ISI............................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................17
A. Latar Belakang ...............................................................................................................17
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................17
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................17
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................18
A. Pengertian mutually exclusive dan perkalian................................................................... 3
B. Pendekatan mutually exclusive dan perkalian.................................................................. 3
C. Konsep Dasar dan Hukum mutually exclusive dan perkalian....................................... 205
BAB III PENUTUP .................................................................................................................25
A. Simpulan.........................................................................................................................25
B. Saran...............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................26
17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutually exclusive adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu
peristiwa. Dalam kehidupan sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan “pasti” apa
yang akan terjadi pada waktu yang akan datang,baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Sebuah contoh sederhana adalah jika sebuah koin dilempar, maka
akan sulit untuk memastikan bahwa muka gambar atau muka angka yang berada di
atas. Jika terkait dengan suatu perusahaan, maka akan sulit untuk memprediksikan
apakah tahun depan akan mengalami keuntungan atau kerugian. Jika terkait dengan
suatu ujian, juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus atau gagal dan lain
sebagainya. Semua peristiwa tersebut berada dalam “ketidakpastian” atau
Uncertainty. Dengan demikian, probabilitas atau peluang merupakan “derajat
kepastian” untuk terjadinya suatu peristiwa yang diukur dengan angka pecahan
antara nol sampai dengan satu, dimana peristiwa tersebut terjadi secara acak atau
random.
B. Rumusan Masalah
1.jelaskan pengertian mutually exclusive
2.bagaimana perhitungan mutually exclusive
3.apa saja konsep dasar perhitungan mutually exclusive
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian mutually exclusive
18
2. Mengetahui pendekatan perhitungan mutually exclusive
3. Mengetahui konsep dasar mutually exclusive dan perkalian
4. Mengerti diagram pohon mutually exclusive
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian mutually exclusive dan perkalian
Mutually Exclusive (saling Asing /Saling Lepas)dan perkalian adalah kejadian yang tidak dapat
terjadi bersamaan, contohnya: misal kejadian A : Anto masuk sekolah, kejadian B : Anto tidak
masuk sekolah. Kedua kejadian tersebut disebut mutually exclusive, karena masuk dan tidak
masuk sekolah tidak mungkin terjadi secara bersamaan.
Contoh lain adalah pada pelemparan mata uang, maka akan muncul dua
kemungkinan yaitu gambar dan angka, peluang munculnya gambar dan angka
adalah peluang muncul gambar ditambahkan dengan peluang munculnya angka.
B. Pendekatan mutually exclusive dan perkalian
Ada 3 (tiga) pendekatan konsep untuk mendefinisikan Mutually excluy dan
menentukan nilai-nilai mutually exclusive, yaitu : (1). Pendekatan Klasik, (2).
Pendekatan Frekuensi Relatif, dan (3). Pendekatan Subyektif.
19
1. Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik didasarkan pada sebuah peristiwa mempunyai kesempatan
untuk terjadi sama besar (equally likely). Probabilitas suatu peristiwa kemudian
dinyatakan sebagai suatu rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total
kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap hasil).
Probabilitas suatu peristiwa = Jumlah kemungkinan hasil / Jumlah total
kemungkinan hasil
Jika ada a kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A dan ada b
kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A, serta masing-masing kejadian
mempunyai kesempatan yang sama dan saling asing, maka probabilitas/peluang
bahwa akan terjadi a adalah:
P (A) = a/a+b ; dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (A) = b/a+b
Contoh:
Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika
yang diterima hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan wanita?
Jawab:
P (A) = 15/10+15 = 3/5
2. Pendekatan Relatif
Besarnya mutually exclusive suatu peristiwa tidak dianggap sama, tetapi
tergantung pada berapa banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan
percobaan atau kegiatan yang dilakukan. probabilitas dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Probabilitas kejadian relatif = Jumlah peristiwa yang terjadi / Jumlah total
percobaan atau kegiatan
20
Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka
probabilitas/peluang akan terjadi A untuk N data adalah: P (A) = a/N
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada
musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas
terjadi 1 orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta?
Jawab:
P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80
3. Pendekatan Subjektif
Besarnya suatu probabilitas didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan
dalam derajat kepercayaan. Penilaian subjektif diberikan terlalu sedikit atau
tidak ada informasi yang diperoleh dan berdasarkan keyakinan.
C. Konsep Dasar mutually exclusive dan perkalian
Dalam mempelajari hukum dasar mutually exclusive dan perkalian berturut-
turut akan dibahas hukum penjumlahan dan hukum perkalian.
1) Hukum penjumlahan
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas (mutually
exclusive) dan kejadian bersama (non mutually exclusive).
 Saling meniadakan (mutually exclusive).
Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada
saat bersamaan. Oleh sebab itu, untuk peristiwa saling lepas, kejadian
bersama dalam suatu percobaan atau kejadian tidak ada.
Diagram venn untuk kejadian saling lepas adalah sebagai berikut :
21
Diagram venn menunjukkan bahwa peristiwa A(jual saham) dan B (beli
saham) saling lepas. Tidak ada bagian A menjadi bagian B, begitu juga
sebaliknya. Peristiwa atau kejadian bersama untuk peristiwa saling
lepas dinyatakan :
P(AB) = 0
Oleh sebab itu, peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A
atau B yang dinyatakan P(A atau B) :
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
Karena P(AB) = 0 ; maka :
P (A atau B) = P(A) + P(B) – 0
Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut :
P(A atau B) = P(A) + P(B)
Contoh : hitung berapa probabilitas kejadian untuk saham BCA, BLP, dan BNI
(P(DEF)).
Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (E)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
Penyelesaian : Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BLP, dan BNI
(P(DEF)) = 0; karena kejadian untuk BCA, BLP, dan BNI saling lepas. Oleh
sebab itu hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah :
P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) – P(DEF)
= 0,35 + 0,40 + 0,25 – 0
= 1
berapa probabilitas P (D atau E) ?
P(D atau E) = P(D) + P(E) – P (DE)
= 0,35 + 0,40 – 0
= 0,75
 Peristiwa/Kejadian Bersama (Non Mutually Exclusive).
22
Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih dapat
terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama).
Diagram venn peristiwa bersama :
Apabila kita ingin menjumlahkan kejadian A dan kejadian B, menjadi :
P(A atau B) = P(A) + P(B)
Maka dengan diagram venn terlihat adanya perhitungan ganda yaitu kejadian
AD. Kejadian AD masuk dihitung kedalam kejadian A dan B. maka rumus
penjumlahan dirumuskan kembali menjadi :
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
P(A atau B) = probabilitas terjadinya A atau B atau A dan B bersama sama
P(A) = probabilitas terjadinya A
P(B) = probabilitas terjadinya B
P(AB) = probabilitas terjadinya A dan B bersama-sama
Contoh :
Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (E)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
Berapa probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA (P(A atau D)) ?
P(A atau D) = P(A) + P(D) – P (AD)
= 0,6 + 0,35 – 0,15 = 0,80
 Peristiwa Pelengkap (Complementary Event).
23
Apabila peristiwa A dan B saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak
terjadi, maka peristiwa B pasti terjadi. Peristiwa A dan B dikatakan sebagai
peristiwa komplemen.
Rumus untuk kejadian-kejadian yang saling melengkapi :
P(A)+P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B)
Contoh : (a) kegiatan jual beli saham menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan
jual P(A) atau kegiatan beli P(B), kemungkinan peristiwa adalah P(A) atau
P(B). Apabila diketahui P(A) = 0,8, maka secara otomatis P(B) = 1 – 0,8 =
0,2.
2) Hukum Perkalian
 Probabilitas Bebas (independent).
Digunakan apabila ingin menghitung probabilitas suatu kejadian tertentu
tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A terjadi tidak
menghalangi peristiwa B. Perkalian menghendaki peristiwa independen.
Rumus perkalian untuk kejadian Independen:
P(A dan B) = P(A) x P(B)
Contoh: apabila anda melemparkan uang logam dua kali ke udara, berapakah
probabilitas kedua lemparan tersebut menghasilkan gambar ?
Penyelsesaian : Probabilitas gambar 1/2 dan probabilitas angka 1/2. Pada
lemparan pertama probabilitas gambar P(A) = 1/2. Pada lemparan kedua
probabilitas gambar P(B) juga 1/2. Oleh sebab itu probablitas P(A) dan P(B)
adalah : P(A dan B) = P(A) x P(B)
= 1/2 x 1/2 = 1/4
Probabilitas
peristiwa
Lemparan ke-1 Lemparan ke-2
1 Gambar Gambar
2 Gambar Angka
3 Angka Gambar
4 Angka Angka
24
Apabila dua uang dilemparkan maka ada 4 kemungkinan tersebut. Oleh
sebab itu, munculnya gambar-gambar mempunyai probabilitas 1/4 karena dari
4 hasil akan terjadi 1 kejadian.
 Probabilitas Bersyarat (Tidak Bebas) / (Conditional Probability).
Probabilitas bersyarat adalah suatu peristiwa akan terjadi dengan ketentuan
peristiwa yang lain telah terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan
P(A|B) yaitu probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa Btelah terjadi.
Hukum perkalian probabilitas bersyarat :
P(A dan B) = P(A) x P(B|A)
Contoh : Dengan menggunakan tabel kegiatan jual beli saham
sebelumnya, Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D|A) dan
probabilitas saham BCA terjual (P(A|D) ?
Penyelesaian :
Jumlah transaksi jual adalah 120 dan saham BCA yang dijual ada 30, maka
P(D|A) = 30/120 = 0,25.
Jumlah transaksi saham BCA 70 dan saham BCA yang terjual 30, maka
P(A|D) = 30/70 = 0,43.
Dari nilai di atas terlihat bahwa probabilitas P(D|A) dan P(A|D) bisa berbeda,
namun juga bisa juga sama.
25
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam mempelajari hukum dasar mutually exclusive dan perkalian
berturut-turut akan dibahas hukum penjumlahan dan hukum perkalian. Saling
meniadakan (mutually exclusive). Apabila suatu peristiwa terjadi, maka
peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat bersamaan. Oleh sebab itu, untuk
peristiwa saling lepas, kejadian bersama dalam suatu percobaan atau kejadian
tidak ada. Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih
dapat terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama). Probabilitas Bebas
(independent) Digunakan apabila ingin menghitung probabilitas suatu
kejadian tertentu tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A
terjadi tidak menghalangi peristiwa B. Perkalian menghendaki peristiwa
independen. Probabilitas Bersyarat (Tidak Bebas) / (Conditional Probability)
Probabilitas bersyarat adalah suatu peristiwa akan terjadi dengan ketentuan
peristiwa yang lain telah terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan
P(A|B) yaitu probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa Btelah terjadi.
B. Saran
Disini penulis menyarankan jika ingin melihat kondisi kerja sama yang baik antar
perusahaan bisa menggunakan metode ini. Untuk saling berhubungan atau saling pisah.
26
DAFTARPUSTAKA
Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

More Related Content

Similar to Pengertian KUARTIL,Pemanfaatan KUARTIL di excel dan penjelasan mutually exclusive

DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...Kartika Dwi Rachmawati
 
Statistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas LingkupnyaStatistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas Lingkupnyaguest232a662
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staimYess Favor
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staimYess Favor
 
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. RMakalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. RTrianingrum
 
Statistika Presentasi
Statistika PresentasiStatistika Presentasi
Statistika Presentasiguest232a662
 
Statistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkiaStatistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkiaYess Favor
 
Statistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkiaStatistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkiaYess Favor
 
Makalah Distribusi Frekuensi dan Jenis Grafik
Makalah Distribusi Frekuensi dan Jenis GrafikMakalah Distribusi Frekuensi dan Jenis Grafik
Makalah Distribusi Frekuensi dan Jenis GrafikInsan Cahya Setia
 
Statistik deskriptif ksp
Statistik deskriptif kspStatistik deskriptif ksp
Statistik deskriptif kspsuci yati
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsJudianto Nugroho
 
Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...
Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...
Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...Sosuke Aizen
 
makalah statistik pendidikan 05.docx
makalah statistik pendidikan 05.docxmakalah statistik pendidikan 05.docx
makalah statistik pendidikan 05.docxFajriatulIslamiyah
 
Modul praktikum statistika
Modul praktikum statistikaModul praktikum statistika
Modul praktikum statistikaBasry Tang
 
Modul praktikum statistika
Modul praktikum statistikaModul praktikum statistika
Modul praktikum statistikaBasry Tang
 
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggalPresentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggalNabilaPutriMaharani5
 
12088553.pptdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
12088553.pptdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd12088553.pptdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
12088553.pptddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddMutthoriqAlilA
 

Similar to Pengertian KUARTIL,Pemanfaatan KUARTIL di excel dan penjelasan mutually exclusive (20)

DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
DISTRIBUSI FREKUENSI DANUKURAN GEJALA PUSATNILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATI...
 
Statistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas LingkupnyaStatistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas Lingkupnya
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staim
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staim
 
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. RMakalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
 
Statistika Presentasi
Statistika PresentasiStatistika Presentasi
Statistika Presentasi
 
Statistika (Henita amanda)
Statistika (Henita amanda) Statistika (Henita amanda)
Statistika (Henita amanda)
 
Statistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkiaStatistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkia
 
Statistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkiaStatistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkia
 
Makalah tik topik 6
Makalah tik topik 6Makalah tik topik 6
Makalah tik topik 6
 
Makalah Distribusi Frekuensi dan Jenis Grafik
Makalah Distribusi Frekuensi dan Jenis GrafikMakalah Distribusi Frekuensi dan Jenis Grafik
Makalah Distribusi Frekuensi dan Jenis Grafik
 
Statistik deskriptif ksp
Statistik deskriptif kspStatistik deskriptif ksp
Statistik deskriptif ksp
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
 
Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...
Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...
Mudahnya belajar statistika (bagian iii cara menghitung median kuartil dan de...
 
makalah statistik pendidikan 05.docx
makalah statistik pendidikan 05.docxmakalah statistik pendidikan 05.docx
makalah statistik pendidikan 05.docx
 
Modul praktikum statistika
Modul praktikum statistikaModul praktikum statistika
Modul praktikum statistika
 
Modul praktikum statistika
Modul praktikum statistikaModul praktikum statistika
Modul praktikum statistika
 
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggalPresentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
Presentasi bab 3 ukuran pemusatan data tunggal
 
12088553.pptdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
12088553.pptdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd12088553.pptdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
12088553.pptdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
 

Recently uploaded

Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi SosialFARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi SosialParulianGultom2
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docxDokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docxjayantilinda
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanaji guru
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 

Recently uploaded (20)

Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi SosialFARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docxDokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 

Pengertian KUARTIL,Pemanfaatan KUARTIL di excel dan penjelasan mutually exclusive

  • 1. Page | i TUGAS INDIVIDU STATISTIK PENGERTIAN QUARTIL DISUSUN OLEH : Haris Mursid (C1B019092) Mata kuliah : Statistika Ekonomi Dosen : Dr.Musnaini SE.M.M FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  • 2. Page | ii UNIVERSITAS JAMBI DAFTAR ISI COVER.....................................................................................................1 DAFTAR ISI.............................................................................................2 KATA PENGANTAR...............................................................................3 BAB I Latar Belakang.....................................................................................4 Rumusan Masalah................................................................................4 Tujuan Penulisan..................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kuartil……………………………………………….……5 Contoh soal …………………………………………………………..6 Kuartil di ms. excel …………………………………………………..8 BAB III PENUTUP.......................................................................................................11 KESIMPULAN...............................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. Page | iii KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan sumber segala pengetahuan karena atas bimbingan-Nya penyusun dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “PENGERTIANQUARTIL”. Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan penyusun dari berbagai sumber. Adapun penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Statistika Ekonomi 1. Selain itu dapatmenambah wawasan pengetahuan mengenai penyusunan data dalam bentuk distribusi frekuensi . Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun, kami harapkan untuk kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepadasemua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan makalah ini, terkhusus kepada dosen kami Dr. Musnaini SE.M.M, karena dengan tugas ini, kami menjadi lebih tahu mengenai Ukuran Penyebaran Data. Jambi,Desember 2019 HARIS MURSID NIM: C1B019092
  • 4. Page | iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hal penyelesaian tugas individu statistika dengan ini penulis membahas salah satu dari meteri ukuran penyebaran data yaitu kuartil, Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan kedalam empat bagian yang nilainya sama besar. Dalam menentukan letak kuartil data tunggal,anda harus melihat kondisi jumlah data (n) terlebih dahulu. B. Rumusan Masalah 1) Apa pengertian Quartil? 2) penyelesaian contoh soal? 3) Penyelesaian Kuartil dalam excel C. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui tentang Quartil dan memahami konsep dasar serta rumus dari Quartil. Disini juga dituntut untuk memahami tentang penyelesaian Kuartil di MS.Excel
  • 5. Page | v ` BAB II PEMBAHASAN A. PengertianKuartil Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan kedalam empat bagian yang nilainya sama besar. Dalam menentukan letak kuartil data tunggal,anda harus melihat kondisi jumlah data (n) terlebih dahulu. Jangkauan kuartil disebut juga dengan simpangan kuartil atau retangan semi antar. JENIS-JENIS KUARTIL Kuartil terbagi menjadi 3 bagian yakni: 1.kuartil bawah (Q1) 2.kuartil tengah /median (Q2) 3. kuartil atas (Q3) Cara menentukan kuartil  Urutkan data dari yang terkecil hingga dengan data yang terbesar.  Tentukan Q2 atau median.  Tentukan Q1 dengan membagi data di bawah Q2 menjadi dua bagian yang sama besar.  Tentukan Q3 dengan membagi data di atas Q2 menjadi dua bagian sama besar. RUMUS KUARTIL 𝑸𝒊 = 𝑻𝒃𝒊 + (((𝒊/𝟒) − 𝒏 − 𝑭𝒊)/𝒇𝒊) 𝒄
  • 6. Page | vi Keterangan : Tbi adalah tepi bawah kuartil’ Fi adalah jumlah frekuensi sebelum frekuensi kuartil ke-i fi adalah jumlah seluruh frekuensi C adalah panjang interval kelas CONTOHSOAL KUARTIL DATA BERKELOMPOK Beratbadan Frekuensi 50-54 4 55-59 6 60-64 8 65-69 10 70-74 8 75-79 4
  • 7. Page | vii Penyelesaian: Beratbadan frekuensi fkk 50-54 4 4 55-59 6 10 60-64 8 18 65-69 10 28 70-74 8 36 75-79 4 40 Jumlah keseluruhandata = 40 Kuartil atas : ¾ x 40 = 30 Maka diperoleh hasil sebagaiberikut: Q3 = 69,5+ (30-28/36)x 5 = 69,5 + (2/36) x 5 = 69,5 + 0,28 = 69,78
  • 8. Page | viii Fungsi kuartil dan penyelesaian kuartil di MS. EXCEL Sintaks QUARTILE(array,quart) Sintaks fungsi QUARTILE memiliki argumen ini:  Array Diperlukan. Array atau rentang selnilai numerik yang ingin Anda cari nilai kuartilnya.  Quart Diperlukan. Menunjukkan nilai mana yang harus dikembalikan. Jika quart sama dengan QUARTILE mengembalikan {0} Nilai minimum 1 Kuartil pertama (persentil ke-25) 2 Nilai median (persentil ke-50) 3 Kuartil ketiga (persentil ke-75)
  • 9. Page | ix 4 Nilai maksimum Keterangan  Jika array kosong, maka QUARTILE mengembalikan nilai kesalahan #NUM!.  Jika quart bukan bilangan bulat, maka dipotong.  Jika quart < 0 atau jika quart > 4, maka QUARTILE mengembalikan nilai kesalahan #NUM!.  MIN, MEDIAN, dan MAX mengembalikan nilai yang sama dengan QUARTILE ketika quart sama dengan 0 (nol), 2, dan 4. Contoh Salin contoh data di dalam tabel berikut ini dan tempel ke dalamsel A lembar kerja Excel yang baru. Agar rumus menunjukkan hasil, pilih datanya, tekan F2, lalu tekan Enter. Jika perlu, Anda bisa menyesuaikan lebar kolom untuk melihat semua data. data 1 2 4
  • 10. Page | x 7 8 9 10 Kita akan mencari Q1 (kuartil pertama) Rumus =QUARTILE(A2:A8,1) Deskripsi (Hasil) Kuartil pertama (persentil ke-25th) dari data di atas (3) Hasil Q1 = 3
  • 11. Page | xi BAB III PENUTUP Kesimpulan Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan kedalam empat bagian yang nilainya sama besar. Dalam menentukan letak kuartil data tunggal,anda harus melihat kondisi jumlah data (n) terlebih dahulu. Jangkauan kuartil disebut juga dengan simpangan kuartil atau retangan semi antar. Saran Mengembalikan kuartil dari sekelompok data. Kuartil sering digunakan dalam data penjualan dan survei untuk membagi populasi ke dalam berbagai kelompok. Gunakanlah kuartil dalam mensurvei karena metode ini sangat mudah dipahami.
  • 12. Page | xii DAFTAR PUSTAKA Support.office.com Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
  • 13. Page | xiii TUGAS KELOMPOK MAKALAH STATISTIKA MUTUALLY EXCLUSIVE DAN PERKALIAN
  • 14. Page | xiv Dosen Pengampu : ( Dr. Musnaini, SE.,MM ) Penyusun MERIYANTI (C1B019020) ARLIANA (C1B019071) HARIS MURSID (C1B019092) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI PROGRAM STUDI MANAJEMEN TAHUN 2019 KATA PENGANTAR
  • 15. Page | xv Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Statistika Ekonomi 1 yang berjudul “Mutually Exclusive dan Perkalian” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Musnaini, SE.,MM selaku dosen mata kuliah Statistika Universitas Jambi. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Statistika Ekonomi 1. Makalah ini membahas tentang Mutually Exclusive dan perkalian Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam penulisan, tata bahasa, juga dalam pembahasan materi. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Harapan kami makalah ini dapat membantu dalam proses perkuliahan dan tentunya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari bagi kita semua. Jambi, 12 Desember 2019 Tim Penyusun
  • 16. 16 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................xiv DAFTAR ISI............................................................................................................................16 BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................17 A. Latar Belakang ...............................................................................................................17 B. Rumusan Masalah...........................................................................................................17 C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................17 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................18 A. Pengertian mutually exclusive dan perkalian................................................................... 3 B. Pendekatan mutually exclusive dan perkalian.................................................................. 3 C. Konsep Dasar dan Hukum mutually exclusive dan perkalian....................................... 205 BAB III PENUTUP .................................................................................................................25 A. Simpulan.........................................................................................................................25 B. Saran...............................................................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................26
  • 17. 17 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutually exclusive adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa. Dalam kehidupan sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan “pasti” apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang,baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah contoh sederhana adalah jika sebuah koin dilempar, maka akan sulit untuk memastikan bahwa muka gambar atau muka angka yang berada di atas. Jika terkait dengan suatu perusahaan, maka akan sulit untuk memprediksikan apakah tahun depan akan mengalami keuntungan atau kerugian. Jika terkait dengan suatu ujian, juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus atau gagal dan lain sebagainya. Semua peristiwa tersebut berada dalam “ketidakpastian” atau Uncertainty. Dengan demikian, probabilitas atau peluang merupakan “derajat kepastian” untuk terjadinya suatu peristiwa yang diukur dengan angka pecahan antara nol sampai dengan satu, dimana peristiwa tersebut terjadi secara acak atau random. B. Rumusan Masalah 1.jelaskan pengertian mutually exclusive 2.bagaimana perhitungan mutually exclusive 3.apa saja konsep dasar perhitungan mutually exclusive C. Tujuan Pembahasan 1. Mengetahui pengertian mutually exclusive
  • 18. 18 2. Mengetahui pendekatan perhitungan mutually exclusive 3. Mengetahui konsep dasar mutually exclusive dan perkalian 4. Mengerti diagram pohon mutually exclusive BAB II PEMBAHASAN A. pengertian mutually exclusive dan perkalian Mutually Exclusive (saling Asing /Saling Lepas)dan perkalian adalah kejadian yang tidak dapat terjadi bersamaan, contohnya: misal kejadian A : Anto masuk sekolah, kejadian B : Anto tidak masuk sekolah. Kedua kejadian tersebut disebut mutually exclusive, karena masuk dan tidak masuk sekolah tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Contoh lain adalah pada pelemparan mata uang, maka akan muncul dua kemungkinan yaitu gambar dan angka, peluang munculnya gambar dan angka adalah peluang muncul gambar ditambahkan dengan peluang munculnya angka. B. Pendekatan mutually exclusive dan perkalian Ada 3 (tiga) pendekatan konsep untuk mendefinisikan Mutually excluy dan menentukan nilai-nilai mutually exclusive, yaitu : (1). Pendekatan Klasik, (2). Pendekatan Frekuensi Relatif, dan (3). Pendekatan Subyektif.
  • 19. 19 1. Pendekatan Klasik Pendekatan klasik didasarkan pada sebuah peristiwa mempunyai kesempatan untuk terjadi sama besar (equally likely). Probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai suatu rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap hasil). Probabilitas suatu peristiwa = Jumlah kemungkinan hasil / Jumlah total kemungkinan hasil Jika ada a kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A dan ada b kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang sama dan saling asing, maka probabilitas/peluang bahwa akan terjadi a adalah: P (A) = a/a+b ; dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (A) = b/a+b Contoh: Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika yang diterima hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan wanita? Jawab: P (A) = 15/10+15 = 3/5 2. Pendekatan Relatif Besarnya mutually exclusive suatu peristiwa tidak dianggap sama, tetapi tergantung pada berapa banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan atau kegiatan yang dilakukan. probabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut : Probabilitas kejadian relatif = Jumlah peristiwa yang terjadi / Jumlah total percobaan atau kegiatan
  • 20. 20 Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka probabilitas/peluang akan terjadi A untuk N data adalah: P (A) = a/N Contoh: Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1 orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta? Jawab: P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80 3. Pendekatan Subjektif Besarnya suatu probabilitas didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Penilaian subjektif diberikan terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang diperoleh dan berdasarkan keyakinan. C. Konsep Dasar mutually exclusive dan perkalian Dalam mempelajari hukum dasar mutually exclusive dan perkalian berturut- turut akan dibahas hukum penjumlahan dan hukum perkalian. 1) Hukum penjumlahan Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas (mutually exclusive) dan kejadian bersama (non mutually exclusive).  Saling meniadakan (mutually exclusive). Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat bersamaan. Oleh sebab itu, untuk peristiwa saling lepas, kejadian bersama dalam suatu percobaan atau kejadian tidak ada. Diagram venn untuk kejadian saling lepas adalah sebagai berikut :
  • 21. 21 Diagram venn menunjukkan bahwa peristiwa A(jual saham) dan B (beli saham) saling lepas. Tidak ada bagian A menjadi bagian B, begitu juga sebaliknya. Peristiwa atau kejadian bersama untuk peristiwa saling lepas dinyatakan : P(AB) = 0 Oleh sebab itu, peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A atau B yang dinyatakan P(A atau B) : P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB) Karena P(AB) = 0 ; maka : P (A atau B) = P(A) + P(B) – 0 Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut : P(A atau B) = P(A) + P(B) Contoh : hitung berapa probabilitas kejadian untuk saham BCA, BLP, dan BNI (P(DEF)). Kegiatan Perusahaan Jumlah BCA (D) BLP (E) BNI (E) Jual (A) 30 50 40 120 Beli (B) 40 30 10 80 Jumlah 70 80 50 200 Penyelesaian : Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BLP, dan BNI (P(DEF)) = 0; karena kejadian untuk BCA, BLP, dan BNI saling lepas. Oleh sebab itu hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah : P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) – P(DEF) = 0,35 + 0,40 + 0,25 – 0 = 1 berapa probabilitas P (D atau E) ? P(D atau E) = P(D) + P(E) – P (DE) = 0,35 + 0,40 – 0 = 0,75  Peristiwa/Kejadian Bersama (Non Mutually Exclusive).
  • 22. 22 Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih dapat terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama). Diagram venn peristiwa bersama : Apabila kita ingin menjumlahkan kejadian A dan kejadian B, menjadi : P(A atau B) = P(A) + P(B) Maka dengan diagram venn terlihat adanya perhitungan ganda yaitu kejadian AD. Kejadian AD masuk dihitung kedalam kejadian A dan B. maka rumus penjumlahan dirumuskan kembali menjadi : P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB) P(A atau B) = probabilitas terjadinya A atau B atau A dan B bersama sama P(A) = probabilitas terjadinya A P(B) = probabilitas terjadinya B P(AB) = probabilitas terjadinya A dan B bersama-sama Contoh : Kegiatan Perusahaan Jumlah BCA (D) BLP (E) BNI (E) Jual (A) 30 50 40 120 Beli (B) 40 30 10 80 Jumlah 70 80 50 200 Berapa probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA (P(A atau D)) ? P(A atau D) = P(A) + P(D) – P (AD) = 0,6 + 0,35 – 0,15 = 0,80  Peristiwa Pelengkap (Complementary Event).
  • 23. 23 Apabila peristiwa A dan B saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi, maka peristiwa B pasti terjadi. Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa komplemen. Rumus untuk kejadian-kejadian yang saling melengkapi : P(A)+P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B) Contoh : (a) kegiatan jual beli saham menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan jual P(A) atau kegiatan beli P(B), kemungkinan peristiwa adalah P(A) atau P(B). Apabila diketahui P(A) = 0,8, maka secara otomatis P(B) = 1 – 0,8 = 0,2. 2) Hukum Perkalian  Probabilitas Bebas (independent). Digunakan apabila ingin menghitung probabilitas suatu kejadian tertentu tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A terjadi tidak menghalangi peristiwa B. Perkalian menghendaki peristiwa independen. Rumus perkalian untuk kejadian Independen: P(A dan B) = P(A) x P(B) Contoh: apabila anda melemparkan uang logam dua kali ke udara, berapakah probabilitas kedua lemparan tersebut menghasilkan gambar ? Penyelsesaian : Probabilitas gambar 1/2 dan probabilitas angka 1/2. Pada lemparan pertama probabilitas gambar P(A) = 1/2. Pada lemparan kedua probabilitas gambar P(B) juga 1/2. Oleh sebab itu probablitas P(A) dan P(B) adalah : P(A dan B) = P(A) x P(B) = 1/2 x 1/2 = 1/4 Probabilitas peristiwa Lemparan ke-1 Lemparan ke-2 1 Gambar Gambar 2 Gambar Angka 3 Angka Gambar 4 Angka Angka
  • 24. 24 Apabila dua uang dilemparkan maka ada 4 kemungkinan tersebut. Oleh sebab itu, munculnya gambar-gambar mempunyai probabilitas 1/4 karena dari 4 hasil akan terjadi 1 kejadian.  Probabilitas Bersyarat (Tidak Bebas) / (Conditional Probability). Probabilitas bersyarat adalah suatu peristiwa akan terjadi dengan ketentuan peristiwa yang lain telah terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan P(A|B) yaitu probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa Btelah terjadi. Hukum perkalian probabilitas bersyarat : P(A dan B) = P(A) x P(B|A) Contoh : Dengan menggunakan tabel kegiatan jual beli saham sebelumnya, Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D|A) dan probabilitas saham BCA terjual (P(A|D) ? Penyelesaian : Jumlah transaksi jual adalah 120 dan saham BCA yang dijual ada 30, maka P(D|A) = 30/120 = 0,25. Jumlah transaksi saham BCA 70 dan saham BCA yang terjual 30, maka P(A|D) = 30/70 = 0,43. Dari nilai di atas terlihat bahwa probabilitas P(D|A) dan P(A|D) bisa berbeda, namun juga bisa juga sama.
  • 25. 25 BAB III PENUTUP A. Simpulan Dalam mempelajari hukum dasar mutually exclusive dan perkalian berturut-turut akan dibahas hukum penjumlahan dan hukum perkalian. Saling meniadakan (mutually exclusive). Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat bersamaan. Oleh sebab itu, untuk peristiwa saling lepas, kejadian bersama dalam suatu percobaan atau kejadian tidak ada. Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih dapat terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama). Probabilitas Bebas (independent) Digunakan apabila ingin menghitung probabilitas suatu kejadian tertentu tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A terjadi tidak menghalangi peristiwa B. Perkalian menghendaki peristiwa independen. Probabilitas Bersyarat (Tidak Bebas) / (Conditional Probability) Probabilitas bersyarat adalah suatu peristiwa akan terjadi dengan ketentuan peristiwa yang lain telah terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan P(A|B) yaitu probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa Btelah terjadi. B. Saran Disini penulis menyarankan jika ingin melihat kondisi kerja sama yang baik antar perusahaan bisa menggunakan metode ini. Untuk saling berhubungan atau saling pisah.
  • 26. 26 DAFTARPUSTAKA Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.