Pengembangan Sindhumoyo Sebagai Wisata Alam Di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah
1. PENGEMBANGAN SINDHUMOYO
SEBAGAI WISATA ALAM DI KABUPATEN TEMANGGUNG
JAWA TENGAH
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pariwisata Jurusan Hospitality
Disusun Oleh :
Nama : Barnas Ajidin
NIM : 13.0967
Jurusan : Hospitality
Jenjang : Strata Satu
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO
(STIPRAM) YOGYAKARTA
2017
5. iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penyusunan Artikel Ilmiah
ini dapat selesai tepat pada waktunya. Artikel Ilmiah ini berjudul
“PENGEMBANGAN SINDHUMOYO SEBAGAI WISATA ALAM DI KABUPATEN
TEMANG
Artikel Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pariwisata pada jurusan S1 Hospitality Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarukmo Yogyakarta.
Penulis berharap Artikel Ilmiah ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
pembaca khususnya mahasiswa tentang ilmu pengetahuan di bidang pariwisata,
termasuk mengenai teori yang didapatkan baik dari materi perkuliahan maupun
kuliah di lapangan.
Dalam penulisan Artikel Ilmiah ini, penulis juga mendapatkan
bimbingan, motivasi dan saran dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Suhendroyono SH, MM, M.Par, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta.
2. Ibu Damiasih, MM, M.Par, selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta sekaligus sebagai pembimbing
pertama yang selalu membrikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan artikel ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan.
3. Bapak Moch Nur Syamsu S.Pt, M.Par, selaku Kepala Program Studi S1
Hospitality sekaligus sebagai pembimbing kedua yang telah dengan aktif
membantu, membimbing, dan mengarahkan pada penulisan Artikel
Ilmiah ini.
4. Seluruh Staff Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) yang
telah banyak membantu penulis dalam dalam hal administrasi maupun
bantuan dalam penyelesaian Artikel Ilmiah ini.
6. v
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Sekolah Tinggi Parwisata Ambarrukmo
Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam hal keilmuan yang
berkaitan dengan penyusunan Artikel Imiah ini
6. Pengelola Wisata Alam Sindhumoyo yang telah memberikan ijin dan
bersedia membantu penulis di lapangan untuk memperoleh informasi
dan data – data penting untuk penulisan artikel ilmiah.
7. Pihak Perhutani KPH Kedu Utar, dinas – dinas terkait dan pemerintah
Desa Katekan, yang telah membantu penulis dalam memberikan
informasi dan data – data penting untuk penulisan artikel ilmiah.
8. Masyarakat Desa Katekan yang telah bersedia membantu penulis di
lapangan.
9. Pengunjung Wisata Alam Sindhumoto yang telah bersedia membantu
penulis di lapangan.
10. Ayah, Ibu, dan Adik yang selalu membantu dalam doa maupun materi,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Artikel Ilmiah ini.
11. Para sahabat dan pihak - pihak terkait yang telah membantu dan
memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan Artikel Ilmiah
ini.
Artikel Ilmiah ini masih ada beberapa kekurangan. Oleh karena itu,
penulis menghar Artikel Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, Februari 2017
Barnas Ajidin
7. vi
MOTTO
“BERSABAR BUKAN BERARTI DIAM DAN TIDAK BERANI MELANGKAH
TETAPI BERSIAP DIRI UNTUK LANGKAH YANG LEBIH BESAR”
“MEMULAI SESUATU LEBIH AWAL BELUM TENTU AKAN CEPAT SELESAI
SEBALIKNYA MEMULAI SESUATU DENGAN TERLAMBAT TERKADANG
CEPAT SELESAI, ITU ARTINYA STRATEGI YANG BERBICARA”
“ USAHA ,KEMAUAN KERAS, DOA ADALAH CARA TERBAIK UNTUK
MELEWATI SITUASI SESULIT APAPUN”
(Penulis)
8. vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………..........
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………
MOTTO………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………………….
ABSTRACT……………………………………………………………………………………………………
Ii
iii
iv
vi
vii
x
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….
C. Batasan Masalah…………………………………………………………………………….
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………
1
3
4
4
4
BAB II LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Landasan Teori…………………………………………………………………………….... 6
6
7
10
1. Pengembangan Potensi Wisata…………………………………………………..
2. Pengertian Pariwisata dan Pengembangannya……………………………
3. Pengertian Wisata Alam……………………………………………………………..
B. Metodologi Penelitian…………………………………………………………………… 10
10
11
1. Materi Penelitian………………………………………………………………………..
2. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………………….
9. viii
3. Spesifikasi Penelitian…………………………………………………………………..
4. Metode Penelitian………………………………………………………………………
5. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………….
6. Teknik Pengolahan Data……………………………………………………………..
7. Teknik Analisis Data…………………………………………………………………….
11
12
12
13
15
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data………………………………………………………………………………….
B. Deskripsi Responden……………………………………………………………………….
17
23
23
24
24
25
26
30
30
31
30
34
35
36
38
1. Berdasarkan Narasumber………………………………………………………………
2. Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………………………………………….
3. Berdasarkan Usia…………………………………………………………………………..
4. Berdasarkan Pekerjaan………………………………………………………………....
C. Hasil Pengumpulan Data dan Informasi………………………………………….
D. Analisis Data……………………………………………………………………………………
1. Analisis Faktor Lingkungan Internal………………………………………….
a. Potensi Wisata……………………………………………………………….........
b. Organisasi dan Kelembagaan……………………………………………......
c. Sumber Daya Manusia……………………………………………………….....
d. Hubungan antara Pengelola dengan Dinas…………………………....
e. Aksesibilitas dan Fasilitas……………………………………………………….
Tabel 1 : Analisis Faktor Internal……………………………………………………
2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal………………………................. 39
38
41
41
42
a. Peran Stakeholder………………………………………………………………...
b. Peraturan yang Membatasi Pembangunan Fisik………………….
c. Masyarakat…………………………….................................................
d. Pesaing…………………………………………………………………………………
e. Jumlah Pengunjung……………………………………………………………….
10. ix
f. Promosi………………………………………............................................
Tabel 2 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal……………..........................
43
i42
44
i4 454
4i45
i49
3. Strategi Pengembangan dengan Analisis SWOT………………………….
Tabel 3 : Matriks Analisis SWOT……………………………………………………….
4. Hasil Analisis Data………………………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………….......54
54
54
55
A.Simpulan……………………………………………………………………………………….....
B. Saran…………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………..
LAMPIRAN
Curriculum Vitae
11. x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Tiket Masuk…………………………………………………………………………….
Gambar 2 : Data Responden Berdasarkan Narasumber…………………………….
Gambar 3 : Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………..
Gambar 4 : Data Responden Berdasarkan Usia…………………………………………
Gambar 5 : Data Responden Berdasarkan Pekerjaan………………………………..
Gambar 6 : Struktur Organisasi LMDH “Sindoro Mukti”……………………………
Gambar 7 : Peta Menuju Wisata Alam Sindhumoyo………………………………….
20
23
24
24
25
33
36
12. xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Analisis Faktor Lingkungan Internal………………………………………….
Tabel 2 : Analisis Faktor Lingkungan Eksternal………………………………………..
Tabel 3 : Matriks Analisis SWOT……………………………………………………………..
38
44
45
13. xii
PENGEMBANGAN SINDHUMOYO SEBAGAI WISATA ALAM
DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH
ABSTRACT
.
Temanggung is one of
regencies in Central Java Province.
Almost of area in Temanggung
Regency is highland and mount series
of Dieng Plateau. Therearea two
mountains, Sindoro and Sumbing.
Temanggung is strategic location
because Temanggung is connection
way for people who will go to Dieng
Plateau and Jakarta from Yogyakarta
and its around.
Temanggung has many
potentials of nature tourism. The
tourism potential in this case is
Sindhumoyo. Sindhumoyo is one of
spot in Temanggung which has
potential as nature tourism.
Sindhumoyo is located in Katekan
Village, Ngadirejo, Temanggung.
Sindhumoyo has post, sunrise spot,
beautiful view and clear water. Beside
that, there are coffe plantation to
support potential development of
Sindhumoyo to be nature tourism.
Kata Kunci : Temanggung, Tourism,
Nature, Potential, Sindhumoyo
Temanggung adalah sebuah
Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Sebagian besar wilayah Temanggung
adalah dataran tinggi dan rangkaian
pegunungan dari dataran tinggi
Dieng. Terdapat dua gunung, Sindoro
and Sumbing. Temanggung
merupakan lokasi tang strategis
karena Temanggung adalah jalur
penghubung bagi orang – orang yang
kan pergi ke Dieng maupun Jakarta
dari Yogyakarta.
Temanggung memiliki banyak
potensi wisata alam. Potensi wisata
dalam hal ini adalah Sindhumoyo.
Sindhumoyo adalah salah satu spot di
Temanggung yang mempunyai
potensi sebagai wisata alam.
Sindhumoyo terletak di Desa
Katekan, Ngadirejo, Temanggung.
Sindhumoyo memiliki pos pendakian,
spot matahari terbit, pemandangan
indah dan udara segar. Selain itu,
disana terdapat perkebunan kopi
untuk mendukung pengembangan
potensi Sindhumoyo sebagai wisata
alam
Keyword : Temanggung, Wisata,
Alam, Potensi, Sindhumoyo
Barnas Ajidin, 130967
S-1 Hospitality
Barnas Ajidin, 130967
S-1 Hospitality
14. 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah Kabupaten Temanggung sebagian besar berupa dataran tinggi
dan pegunungan yang merupakan rangkaian dari dataran tinggi Dieng. Ada
dua buah gunung yaitu Sumbing dan Sindoro. Gunung sumbing yang
berketinggian 3.371 meter dpl meliputi sebagian kabupaten Temanggung,
Kabupaten Magelang dan Kabupaten Wonosobo. Gunung Sindoro yang
berketinggian 3.136 meter dpl meliputi sebagian Kabupaten Temanggung dan
Kabupaten Wonosobo.
Letak Kabupten Temanggung berada di jalan Provinsi yang menjadi
menghubungkan Kota Semarang-Wonosobo-Purwokerto serta menjadi
perlintasan atau akses jalan utama yang menghubungkan Kota Magelang
dengan Weleri, yaitu daerah yang dilalui jalur pantai utara (Pantura). Di
samping itu jalur tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan
obyek wisata Dataran Tinggi Dieng dari arah Yogya dan Magelang, dari arah
Semarang dan Solo serta dari arah Pantura. Dengan demikian Kabupaten
Temanggung merupakan daerah yang strategis karena merupakan jalur
perlintasan dari beberapa kota besar dan obyek wisata Dataran Tinggi Dieng.
Secara geografis Kabupaten Temanggung yang berada di tengah-tengah
Provinsi Jawa Tengah, berbatasan dengan dengan daerah-daerah sebagai
berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Kendal
Sebelah timur : Kabupaten Semarang
Sebelah selatan : Kabupaten Magelang
Sebelah barat : Kabupaten Wonosobo
Sebagai daerah yang terletak di antara dua kaki gunung, Kabupaten
Temanggung mempunyai banyak tempat yang memiliki potensi sebagai
wisata alam. Tempat-tempat yang sudah dikenal keindahannya yaitu dataran
15. 1
tinggi Posong, Sumber air Jumprit, Curug Surodipo dan Curug Onje, Kledung
Pas dan Sindhumoyo.
Di samping potensi alam tersebut, Kabupaten Temanggung memiliki
potensi wisata yang lain berupa Situs Liyangan (cagar budaya) yang masih
dalam proses penelitian peninggalan bersejarah. Ada tradisi lokal yang disebut
radisi Suran Traji, Jumat Pahingan serta Pasar Papringan yang apabila dikemas
dalam suatu paket wisata akan menambah daya tarik wisata lainya.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, Sindhumoyo adalah salah satu
tempat di wilayah Kabupaten Temanggung yang memiliki potensi sebagai
tempat wisata alam. Pemandangan alam di Sindhumoyo sangat indah,
memiliki spot sunrise dan memiliki seuah pos untuk pendakian ke puncak
Gunung Sindoro. Adanya potensi sebagai wisata alam di Sindhumoyo ini
dibuktikan banyaknya pengunjung dan banyaknya foto-foto yang diunggah di
dunia maya serta diperbincangkan di media sosial.
Sindhumoyo berada di Dusun Lamuk, Desa Katekan, Kecamatan
Ngadirejo, Kabupaten Temanggung tepatnya. Dusun Lamuk merupakan dusun
yang terletak diujung Desa Katekan yang berbatasan dengan area hutan yang
dikelola PT Perhutani Wilayah Kedu Utara, berada di lereng Gunung Sindoro.
Sindhumoyo berjarak 22 Km dari pusat kota Temanggung atau 7 Km dari jalan
raya Temanggung-Weleri.
Di bawah Sindhumoyo terhampar perkebunan penduduk dengan
kemiringin lahan (topografi) sedang. Pada bulan April penduduk mulai
menanam tembakau dan bulan Juli Agustus merupakan masa panen
tembakau. Di luar bulan itu sebagian dipenuhi dengan tanaman sayuran atau
palwija. Disamping itu banyak tanaman kopi sebagai tanaman tumpang sari.
Kesuburan tanah dan letak daerahnya yang berada pada ketinggian lebih
dari 700 dpl adalah potensi untuk menhasilkan komoditas kopi yang
berkualitas. Sebagai penghasil kopi lokal yang berkualitas dunia merupakan
potensi yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang dapat
16. 2
dikemas dan dipadukan dengan wisata alam Sindhumoyo. Kebijakan PT
Perhutani Wilayah Kedu Utara yang memberikan kesempatan kepada
masyarakat sekitar untuk budidaya tanaman kopi di area hutan yang menjadi
wilayah pengelolaannya sangat mendukung pengembangan produksi kopi di
sekitar Sindhumoyo.
Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, telah mendorong penulis
untuk memilih Sindhumoyo sebagai lokasi penelitian pengembangan
pariwisata. Faktor lain yang mendorong penulis mengambil lokasi Sindhumoyo
karena merupakan wisata alam ini belum lama dikenal dan belum
dikembangkan secara memadai. Selain itu adanya potensi berupa perkebunan
dan hutan penghasil kopi, dapat dimanfaatkan untuk mendukung daya tarik di
Wisata Alam Sindhumoyo.
Untuk penyusunan artikel ini Penulis bekerjasama dengan Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Temanggung,
Perum Perhutani Wilayah Kedu Utara, Dinas Pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Temanggung, Komunitas Pendaki Anak Gunung Sindoro selaku
pengelola Wisata Alam Sindhumoyo dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Temanggung untuk memperoleh data dan informasi
permasalahan dan potensi yang ada lalu menyimpulkan solusi yang tepat
untuk pengembangan Wisata Alam Sindhumoyo. Berdasarkan latar belakang
tersebut, artikel ilmiah ini penulis memberi judul: “PENGEMBANGAN
POTENSI SINDHUMOYO SEBAGAI WISATA ALAM DI KABUPATEN
TEMANGGUNG JAWA TENGAH“, dengan problematik bagaimana
mengembangkan potensi Sindhumoyo menjadi salah satu wisata alam yang
memiliki daya tarik lebih di Kabupaten Temanggung?
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada problematik diatas, penulis menyusun rumusan masalah
sebagai berikut :
17. 3
1. Apa peran masyarakat dalam pengembangan potensi Sindhumoyo
sebagai wisata alam?
2. Apa peran pemerintah dalam pengembangan potensi Sindhumoyo
sebagai wisata alam?
3. Bagaimana strategi pengembangan Sindhumoyo sebagai wisata alam ?
C. Batasan masalah
Berdasarkan judul penelitian “Pengembangan potensi Sindhumoyo
sebagai wisata alam di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah”, maka dalam
penelitian ini penulis memberikan batasan pada peran masyarakat, peran
pemerintah dan strategi pengembangan potensi Sindhumoyo sebagai wisata
alam.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peran masyarakat dalam pengembangan potensi Sindhumoyo
sebagai wisata alam.
2. Mengetahui peran pemerintah dalam pengembangan potensi
Sindhumoyo sebagai wisata alam.
3. Mengetahui strategi yang digunakan untuk pengembngan potensi
Sindhumoyo sebagai wisata alam.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Dapat memberikan ilmu dan pengetahuan kepariwisataan khususnya
mengenai potensi, perencanaan pengembangan dan perencanaan
pengelolaan Wisata Alam Sindhumoyo.
18. 4
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan bagi Pengelola Sindhumoyo, Pemerintah Desa,
Pemerintah Kabupaten khususnya Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda
dan Olah Raga Kabupaten Temanggung serta Perum Perhutani Wilayah
Kedu Utara dalam merencanakan dan mengembangan potensi alam
Sindhumoyo sebagai wisata alam di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.
3. Manfaat bagi Lembaga Pendidikan
Hasil dari penelitian ini menjadi bahan masukan untuk materi perkuliahan
dan menambah literatur Perpustakaan STIPRAM Yogyakarta.
19. 5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Potensi Wisata
Menutut kamus Besar Bahasa Indonesia, potensi adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Sumber
lain meyatakan bahwa, potensi adalah kekuatan, energy, atau kemampuan
yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Dalam Sugiyono (2016:56) dikemukakan bahwa potensi adalah segala
sesuatu yang memiliki kemampuan atau kapasitas untuk dikembangkan,
maka akan mempunyai nilai tambah. Dengan demikian potensi juga dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang terpendam atau ada dalam suatu
keadaan yang apabila dikembangkan akan mempunyai nilai tambah.
Potensi mempunyai arti sama dengan berpotensi, yaitu energi, daya,
kapasitas, kesanggupan, kekuatan. Menurut Mariotti, potensi wisata
adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata dan
merupakan daya tarik agar orang – orang mau datang berkunjung ke
tempat tersebut (Yoeti, 1996:160-162). Sedangkan menurut Sukardi
(1998:67), potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu
daerah untuk daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan
industri pariwisata di daerah tersebut.
Potensi wisata juga dapat berupa sumber daya alam yang beranneka
ragam dari aspek fisik hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat
dikembangkan untuk pariwisata. Sedangkan sumber daya pariwisata atau
yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi keinginan
wisatawan (Fandeli, 2002:48-57)
20. 6
Menurut Sujali, potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah
yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan mencakup alam
dan manusia serta hasil karya manusia itu sendiri. Potensi wisata. Potensi
wisata internal obyek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu
sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek dan
dukungan bagi pengembangan. Potensi Eskternal obyek wisata adalah
potensi wisata yang mendukung pengembangan suatu obyek wisata yang
terdiri dari aksesibilitas, fasilitas penunjang dan fasilitas pelengkap (Sujali,
1989:5)
2. Pengertian pariwisata dan Pengembangannya
Menurut Kohdyat (1983:4) pariwisata adalah perjalanan dari suatu
tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun
kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keseharian dan
kenahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam
dan ilmu.
Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata sebagai
salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan
ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan, penghasilan,
standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.
Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasikan
industri – industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata,
penginapan dan transportasi.
Definisi yang dikemukakan oleh Salah Wahab dalam Yoeti (1996:16)
Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar
yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam
suatu negara itu sendiri/diluar negeri, meliputi pendiaman orang – orang
dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka
21. 7
ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh
perkerjaan tetap.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Yoeti (1991:103)
Pariwisata berasal dari dua kata yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan
sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar, atau lengkap. Sedangkan
Wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal
ini sinonim dengan “travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka
Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali
atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam
bahasa Inggris disebut “Tour”.
Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk membuat
suatu obyek wisata menjadi menarik dan dapat membuat para
pengunjung tertarik untuk mengunjunginya. Yoeti (1987 : 2-3)
menyebutkab bahwa, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan pariwisata adalah):
a. Wisatawan (Tourism)
Karakteristik wisatawan harus diketahui, dari mana mereka datang,
usia, hobi, status sosial, mata pencaharian, dan pada musim apa
mereka melakukan perjalanan. Kujungan wisata dipengaruhi oleh
beberapa motif wisata, seperti motif fisik, budaya, interpersonal, dan
motif prestise.
b. Transportasi
Transportasi merupakan salah satu faktor untuk kemudahan bergerak
dari suatu tempat ke tempat lain. Unsur – unsure yang mempengeruhi
pergerakan tersebut adalah konektivitas antar daerah, tidak ada
penghalang, serta tersedianya sarana angkutan. Transportasi wisata
harus menyediakan fasilitas – fasilitas yang dapat memberikan
kenyamanan kepada wisatawan.
22. 8
c. Atraksi
Atraksi wisata merupakan daya tarik yang membuat wisatawan daang
berkunjung. Atraksi wisata tersebut antara lain fasilitas olahraga,
tempat hiburan, museum dan peninggalan sejarah, dan sebagainya.
d. Fasilitas
Fasilitas yang mendukung keberadaan suaru obyek wisata adalah
ketersediaan akomodasi (hotel), restoran, prasarana perhubungan,
fasilitas telekomunikasi, perbankan, petugas penerangan dan jaminan
keselamatan. Selain syarat fasilitas dan pelayanan fasilitas, hotel akan
berfungsi dengan baik sebagai komponen pariwisata jika memenuhi
persayaratan lokasi menuntut lingkungan yang dapat mendukung citra
hotel, demikian juga dengan syarat aksesibilitas yang menuntut hotel
harus mudah ditemukan dan mudah dicapai.
e. Informasi dan promosi
Agar pemasaran pariwisata dapat menarik banyak wisatawan, maka
diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana
leaflets/brosur disebarkan sehingga calon wisatawan mengathui tiap
paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan
Menurut Joyosuharto dalam Fandeli (1995:46) bahwa
pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi, yaitu :
a. Menggalakan ekonomi
b. Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu
lingkungan hidup
c. Mempuk rasa cinta tanah air dan bangsa. Untuk menjalankan ketiga
fungsi tersebut maka diperlukan pengembangan obyek wisata dan
daya tari wisata, meningkatkan dan mengembangkan promosi dan
23. 9
pemasaran, serta meingkatakan pendidikan dan pelatihan
kepariwisataan.
3. Pengertian Wisata Alam
Wisata alam dapat diartikan sebagai suatu bentuk rekreasi dan
perjalanan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan
ekosistemnya, baik dalam bentuk asli maupun setelah adanya perpaduan
dengan daya cipta manusia. Sedang obyek wisata alam adalah alam
beserta ekosistemnya, baik asli maupun setelah ada perpaduan dengan
daya cipta manusia, yang mempunyai daya tarik untuk dilihat dan
dikunjungi wisatawan (Fandeli, 1995:72).
Selanjutnya Fandeli dalam bukunya Manajemen Kepariwisataan
Alam, menyebutkan bahwa “Obyek wisata alam dapat dikelompokan ke
dalam dua kelompok, yaitu obyek wisata alam yang berada di dalam
kawasan konservasi dan yang berada di luar kawasan konservasi. Obyek –
obyek wisata alam yang berada di dalam kawasan konservasi antara lain
berupa taman nasional, taman wisata, taman buru, taman laut dan taman
hutan raya (Fandeli, 1995:72).
B. Metodologi Penelitian
1. Materi Penelitian
Wisata Alam Sindhumoyo yang berlokasi di Kecamatan Ngadirejo
Kabupaten Temanggung memiliki daya tarik yang berupa keindahan
pemandangan alam pegunungan. Lokasinya yang berada di lereng Gunung
Sindoro sangat cocok bagi wisatawan yang tertarik untuk menikmati
keindahan, kesejukan dan ketenangan dari alam pegunungan.
Wisata Alam Sindhumoyo pada mulanya merupakan salah satu pos
pada jalur pendakian ke puncak Gunung Sindoro dari base camp yang
terletak di Desa Katekan. Tempat ini mulai dikenal secara luas oleh
24. 10
masyarakat yaitu bermula dari sebuah rekaman video menggunakn drone
yang diunggah ke media sosial Youtube. Berdasarkan keterangan pengelola
jumlah pengunjung setiap bulan antara 400 orang hingga 700 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa Sindhumoyo menyimpan potensi wisata alam yang
layak untuk dikembangkan.
Potensi lain di sekitar Sindhumoyo adalah perkebunan kopi yang
memiliki keistimewaan karena berada di ketinggian lebih dari 800 meter
dpl dan lahan pertaniannya subur. Ada lahan perkebunan kopi milik warga
dan ada lahan perkebunan kopi milik perhutani yang digarap oleh warga
sekitar. Komoditas kopi tersebut bisa menjadi potensi pendukung
pengembangan Wisata Alam Sindhumoyo, karena dapat menghasilkan kopi
khas daerah Temanggung yang berkualitas. Kopi dapat dihidangkan sebagai
minuman bagi pengunjung dan dapat sebagai oleh-oleh khas asli
Sindhumoyo.
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis menggunakan analisis SWOT
untuk menguraikan tentang pengembangan Potensi Wisata Alam
Sindhumoyo sehinnga dapat diketahui kelebihan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dimiliki obyek dan daya tarik wisata tersebut.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di Dusun Lamuk, Desa
Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
pada bulan November - Desember 2016. Untuk melengkapi informasi-
informasi yang diutuhkan, penulis juga melakukan wawancara ke berbagai
institusi terkait.
3. Spesifikasi Penelitian
Sesuai dengan materi penelitian yang penulis buat, maka untuk
menyetarakan garis linier di bidang destination antara Jurnal Ilmiah
25. 11
Domestic Case Study yang berjudul “Pesona Pantai Marina Ancol Jakarta”
dan Jurnal Ilmiah Foreign Case Study yang berjudul “Pesona Pantai Siloso
Singapura” maka dalam penulisan proposal Artikel Ilmiah, judul yang
penulis buat adalah “Pengembagan Potensi Sindhumoyo Sebagai Wisata
Alam Di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah”. Penelitian ini berfokus
pada pengembangan wisata alam yang meliputi penggalian potensi,
rencana pengembangan dan rencana pengelolaan.
4. Metode penelitian
Dalam menyusun karya ilmiah ini, meode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) dijelaskan
bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi.
Sedangkan makna penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012:35)
adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable
mandiri atau lebih (indepeden) tanpa membuat perbandingan atau
menggabungkan antara variable satu dengan yang lain. Metode deskriptif
dapat disimpulkan sebagai sebuah metode yang bertujuan untuk
melukiskan atau menggambarkan keadaan di lapangan secara sistematis
dengan fakta-fakta, dengan interpretasi yang tepat dan data yang saling
berhubungan, serta bukan hanya untuk mencari kebenaran mutlak, tetapi
pada hakikatnya mencari pemahaman observasi.
5. Teknik Pengumpulan Data
26. 12
Dalam mengumpulkan data/informasi untuk penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi dokumen
Pengumpulan atau pencarian data yang diperoleh lewat fakta
yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil
rapat, cinderamata, jurnal kegiatan, dan sebagainya. Data berupa
dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang
terjadi di masa silam. Peneliti harus memiliki kepekaan teoritik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekedar barang
yang tidak bermakna. (Faisal, 1990: 77)
b. Metode Wawancara
Arti dari wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi
untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara
peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50).
Untuk membantu kelancaran dan arah wawancara penulis menyusun
panduan wawancara.
c. Metode Observasi
Hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan panca
indera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
(Guba dan Lincoln, 1981: 191-193)
6. Teknik Pengolahan Data
27. 13
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:91)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data, yaitu data reduction,
data display, dan conclusion.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah
dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan
analisis melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal – hal pokok, memfokuskan pada hal – hal penting, dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, pennyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang sering
diguankan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja, selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti – bukti kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
28. 14
dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti – bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
7. Teknik Analisis Data
Analisis Matriks SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan (Rangkuti, 2006:18-
19). Analisis ini didasari atas logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman dengan definisi
yaitu sebagai berikut :
a. Kekuatan ( Strength )
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-
keunggulan lain terhadap pesaing. Kekuatan adalah kompetensi
khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di
pasar.
b. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya, keterampilan dan kapabilitas yang dapat menghambat kinerja
perusahaan
c. Peluang (Opportunity)
Peluang adalah suatu situasi yang paling menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Identifikasi pada segmen pasar sebelumnya
membawa peluang dalam persaingan atau kegiatan pengaturan,
perubahan teknologi, dan peningkatan hubungan dengan pembeli
dapat menghasilkan peluang bagi perusahaan.
d. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah suatu situasi yang merugikan dalam lingkungan
perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang
29. 15
lambat, peningkatan daya tawar dari pihak pembeli, perubahan
teknologi, dan peraturan baru atau yang diperbaharui dapat
menghasilkan ancaman bagi perusahaan.
30. 16
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Sindhumoyo
a. Asal mula berdirinya Sindhumoyo
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi,
Sindhumoyo merupakan tempat wisata yang berada di lereng Gunung
Sindoro tepatnya di Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten
Temanggung. Awal mulai berdiri sejak tahun 2012 dimana sekelompok
pemuda Desa Katekan membentuk sebuah kelompok yang bernama
PANSI, singkatan dari Pendaki Anak-Anak Sindoro yang terdiri dari
para pemuda yang gemar mendaki gunung dan pecinta alam. Pada
tahun tersebut PANSI mencoba membuka jalur pendakian menuju
puncak gunung Sindoro serta mendirikan pos pada salah satu titik yang
sekarang dikenal dengan nama Sindhumoyo.
Sarana komunikasi antar anggota PANSI yang berada di Pos
dengan yang berada base camp area adalah pesawat HT. Lemahnya
gelombang frekunsi radio tersebut memberikan inspirasi untuk
mendirikan menara agar mendapat gelombang frekuensi yang kuat
untuk melancarkan komunikasi. Dengan menaiki menara maka
pesawat HT memperoleh gelombang frekuensi yang lebih kuat
sehingga komunikasi menjadi lancar.
Area di sekitar tempat di mana menara itu didirikan ternyata
merupakan spot untuk menikmati pemandangan alam yang sangat
indah dan menarik bagi warga sekitar. Kemudian dibangunlah Gazebo
sederhana sebagai tempat bersantai dan beristirahat bagi warga yang
berkunjung. Keberadaan tempat ini akhirnya tersiar ke masyarakat di
sekitar Temanggung dan mulai banyak wisatawan berkunjung. Seiring
31. 17
dengan meningkatnya jumlah pengunjung lalu PANSI mencoba untuk
menambah beberapa fasilitas baru yang masih sederhana anjungan
supaya pengunjung lebih leluasa menikmati pemandangan alam dan
berfoto, penambahan jumlah gazebo, hammock, lahan parkir motor
dan toilet umum.
Bermula dari sebuah rekaman video menggunakan drone yang
diunggah ke media sosial Youtube oleh pengelola pos pendakian
Sindhumoyo akhirnya tempat ini dikenal secara luas dan obyek wisata
baru di Kabupaten Temanggung. Di tempat ini pengunjung dapat
melihat keindahan matahari terbit (sunrise) dan pemandangan alam
berupa hamparan perkebunan dan gunung-gunung yaitu Sumbing,
Merapi, Merbabu, Telomoyo dan Andong.
Pada bulan Maret 2015, PANSI mulai melakukan
pengembangan dengan menambah beberapa fasilitas sederhana yaitu
gazebo, jembatan dan warung kecil. Kemudian PANSI mulai berpikir
untuk memberi nama tempat tersebut. Kemudian tempat tersebut
diberi nama “Sindhumoyo”. Nama “Sindhumoyo” menurut PANSI
nama itu adalah kepanjangan “Sindoro Mulyo” yang diambil dari nama
Gunung Sindoro dan “mulyo” yang berarti mulia, sejahtera. PANSI
mengartikan bahwa dengan adanya Sindoro maka masyarakat yang
ada di lereng atau bawah akan mulia khususnya untuk masyarakat
Desa Katekan dan sekitarnya.
Pada bulan Februari 2016, pos pendakian tersebut mulai ramai
di datangi oleh orang – orang yang ternyata bukan untuk keperluan
mendaki melainkan untuk menikmati pemandangan dan melihat
sunrise. PANSI juga menyadari bahwa ternyata pemandangan di sekitar
pos pendakian sangat indah dan menarik dimana di sini orang – orang
Kemudian di media sosial muncul nama Wisata Alam Sindhumoyo yang
32. 18
selama ini mulai ramai diperbincangkan di media sosial terutama
instagram, youtube dan facebook.
b. Karakteristik pengunjung Sindhumoyo
Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan, mayoritas
pengunjung Sindhumoyo merupakan kalangan muda dan remaja,
pelajar SMP, SMA, dan Mahasiswa atau karyawan. Anak-anak dan
orang tua yang berkunjung ke tempat wisata ini belum banyak seperti
kalangan muda. Mereka datang ke Sindhumoyo untuk menikmati
keindahan alam dan mencari suasana tenang. Sebagian besar
pengunjung berasal dari wilayah Kabupaten Temanggung dan daerah
lain yang dekat dengan Temanggung seperti Semarang, Sukorejo,
Magelang. Pengunjung mengetahui Sindhumoyo dari teman atau
kerabat yang pernah berkunjung ke Sindhumoyo dan postingan di
media sosial instagram. Aktivitas yang dilakukan pengunjung yaitu
melihat keindahan pemandangan, berfoto (selfie), camping dan
bermain ayunan.
c. Pengelolaan Sindhumoyo saat ini
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan Sindhumoyo saat ini
melibatkan beberapa pihak yaitu PT Perhutani Wilayah Kedu Utara
selaku pengelola hutan di mana Sindhumoyo berada, PANSI selaku
pencetus gagasan hingga saat ini diberi kewenangan pengelola wisata
di lapangan. PT Perhutani sendiri juga membentuk suatu organisasi di
tingkat Desa bernama Lembaga Masyarakat desa Hutan (LMDH) yang
bertujuan untuk menjadi penghubung dan koordinator diantara
masyarakat di suatu Desa dengan Perhutani dalam pemanfaatan hutan
oleh masyarakat.
33. 19
Kemudian dibentuk suatu kesepakatan dan koordinasi antara
Perhutani, LMDH, dan PANSI dalam pemanfaatan lahan untuk wisata
alam dalam sebuah MoU. Di dalam Mou juga disebutkan adanya
sistem bagi hasil pendapatan di wisata alam Sindhunmoyo antara
pengelola dengan perhutani yaitu untuk perhutani 20% dan pengelola
80% yang dialokasikan untuk perawatan, pengembangan dan kas desa
setempat.
Saat ini sudah dibuat peraturan dan tata tertib untuk pengunjung
dan untuk pedagang di tempat wisata alam Sindhumoyo. Dalam
pengelolaan di lapangan PANSI telah bekerjasama dengan Polsek
Kecamatan Ngadirejo untuk menjaga keamanan di tempat wisata ini.
Pada bulan November 2016, pengeloala memberlakukan tiket resmi
dari Perhutani KPH Kedu Utara Jawa Tengah.
Gambar 1 : Tiket masuk
2. Potensi Sindhumoyo
a. Pemandangan alam
Berdasarkan hasil penelitian, pemandangan alam di Sindhumoyo
sangat indah karena Sindhumoyo terletak di lereng gunung pada
ketinggian 1652 mdpl membuat pengunjung dapat melihat
pemandangan Temanggung dari atas. Bentuk bentang alam
(landscape) dan indahnya area perkebunan warga sekitar. Dari
Sindhumoyo pengunjung akan disuguhi pemandangan berupa
indahnya beberapa gunung yaitu Merapi, Merababu, Andong,
34. 20
Telomoyo, dan Sumbing. Di bagian bawah Sindhumoyo adalah lereng
dan lembah Gunung Sindoro yang berupa lahan pertanian penduduk
yang terhampar hijau dan bergelombang. Kota Temanggung dan kaki
Gunung Sumbing juga terlihat menambah indahnya pemandangan di
sekitar Sindhumoyo.
b. Kesejukan dan kesegaran udara
Berdasarkan hasil penelitian, Sindhumoyo terletak di lereng
Gunung Sindoro pada ketinggian 1652 mdpl. Suasana di Sindhumoyo
sangat sejuk dan segar karena jauh berada di daerah pegunungan yang
jauh dari keramaian kota. Di sebelah atas Sindhumoyo adalah hutan
yang dikelola Perhutani wilayah Kedu Utara, Banyaknya pohon yang
rindang menyebabkan udara demikian bersih dan terasa sejuk dan
segar.
c. Suasana
Berdasarkan hasil penelitian, suasana di Sindhumoyo sangat
tenang karena jauh dari pusat perkotaan yang padat, bahkan jarak
dengan dusun yang paling dekat adalah 1,5 km yang berada di
bawahnya. Suasana di Sindhumoyo sangat tenang. Suara angin dan
kadang diselingi kicauan burung menambah suasana yang khas tidak
diperoleh di tempat-tempat di mana kita beraktivitas sehari-hari.
d. Sunrise Spot
Berdasarkan hasil penelitian, di Sindhumoyo terdapat spot di
mana pengunjung dapat melihat indahnya matahari terbit (sunrise).
Spot ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Matahari terbit
akan terlihat dari Sindhumoyo sekitar Jam 05.20 WIB. Pengunjung bisa
mendirikan tenda di camping ground yang ada atau menginap di
35. 21
rumah warga di dusun Lamuk dan pada dini hari melanjutkan
perjalanan menuju Sindhumoyo yang masih berjarak 1,6 km.
e. Lahan untuk taman dan kedai
Berdasarkan penelitian, di Sindhumoyo terdapat beberapa lahan
yang tidak luas dan terpisah-pisah di sekitar Sindhumoyo yang dapat
dimanfaatkan untuk menambah jumlah taman, gazebo dan kedai.
Taman berguna untuk membuat lingkungan lebih menarik dan kedai
untuk menjajakan makanan dan minuman yang dibutuhkan
pengunjung.
f. Oleh-oleh
Berdasarkan hasil penelitian, oleh-oleh atau cinderamata khas dari
Sindhumoyo belum ada. Warga sekitar Sindhumoyo dapat
diberdayakan untuk memproduksi kopi hasil perkebunan lokal di
sekitar Sindhumoyo. Produk kopi ini bisa dijual dengan diseduh
langsung sebagai hidangan atau dijual dalam bentuk roasted dan
bubuk sebagai oleh-oleh. Perkebunan kopi khususnya arabicayang
terletak di ketinggian diatas 1000 meter dpl mempunyai kualitas yang
sangat baik.
g. Sarana edukasi
Berdasarkan hasil penelitian, keberadaan Sindhumoyo di
perbatasan antara hutan lindung, hutan tanaman produksi,
perkebunan dan pertanian penduduk maka Sindhumoyo memiliki
potensi sebagai wisata edukasi bagi pelajar. Pelajar dapat mengamati
secara langsung ragam tumbuh – tumbuhan, di hutan lindung,
pengelolaan hutan produksi, cara bercocok tanam masyarakat
(termasuk tanaman tembakau bila bertepatan dengan musim tanam
36. 22
52%33%
5%
10%
Presentase data responden berdasarkan
narasumber
Pengunjung Masyarakat Pengelola Pemerintah
dan pengolahannya) serta budidaaya tanaman dan pengolahan kopi.
Sedangkan fun camping dan outbond pelajar dapat memanfaatkan
untuk pengembangan diri.
B. Deskripsi Responden
1. Berdasarkan Narasumber
Penulis melakukan wawancara kepada 61 responden yang
teridiri dari pengunjung, warga masyarakat, pengelola dan pemerinta
Gambar 2 : Data Responden berdasarkan narasumber
Sumber : Data penelitian 2016
Keterangan :
a. Responden yang berasal dari pengunjung berjumlah 32 orang atau
sebesar 52 %
b. Responden yang berasal dari masyarakat berjumlah 20 orang atau
sebesar 33 %
c. Responden yang berasal dari pengelola berjumlah 3 orang atau
sebesar 5 %
d. Responden yang berasal dari Pemerintah terdiri dari Perhutani,
Dinas Pariwisata, Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian, dan
Pemmerintah Desa berjumlah 6 orang atau sebesar 10 %
37. 23
2. Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 3: Data responden berdasarkan jenis kelamin
Sumber : Data Penelitian 2016
Keterangan :
a. Responden yang berjenis kelamin laki – laki berjumlah 40 orang
atau sebesar 66 %
b. Responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 21 orang
atau sebesar 34 %
3. Berdasarkan Usia
Gambar 4 : Data Responden berdasarkan usia
66%
34%
Presentase data responden berdasarkan
jenis kelamin
Laki - laki Perempuan
17%
26%
25%
16%
16%
Presentase data responden berdasarkan
usia
10 - 20 tahun 21 - 30 tahun 31 - 40 tahun
41 - 50 tahun 51 - 60 tahun ke atas
38. 24
Sumber : Data Penelitian 2016
Keterangan :
a. Responden dengan usia 10 – 20 tahun berjumlah 10 orang atau
sebesar 16 %
b. Responden dengan usia 21 – 30 tahun berjumlah 16 orang atau
sebesar 27 %
c. Responden dengan usia 31 – 40 tahun berjumlah 15 orang atau
sebesar 25 %
d. Responden dengan usia 41 – 50 tahun berjumlah 10 orang atau
sebesar 16 %
e. Responden dengan usia 51 tahun ke atas berjumlah 10 orang atau
sebesar 16 %
4. Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 5 : Data Responden berdasarkan pekerjaan
Sumber : Data Penelitian 2016
Keterangan :
34%
13%15%
33%
5%
Presentase data responden
berdasarkan pekerjaan
Petani Pedagang PNS Pelajar Lain - lain
39. 25
a. Responden yang bekerja sebagai petani berjumlah 21 orang atau
sebesar 34 %
b. Responden yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 8 orang
atau sebesar 14 %
c. Responden yang bekerja sebagai PNS berjumlah 8 orang atau
sebesar 15 %
d. Responden yang bekerja sebagai Pelajar berjumlah 20 orang atau
sebesar 33 %
e. Responden yang bekerja di lain – lain pekerjaan berjumlah 3
orang atau sebesar 5 %
C. Hasil Pengumpulan Data dan Informasi
1. Tanggapan Pengunjung
Tanggapan pengunjung diambil dari hasil wawancara dan
observasi di lapangan terhadap 32 orang pengunjung, yaitu sebagai
berikut:
a. Penilaian pengunjung terhadap Fasilitas dan Aksesibilitas
1) Kurang memadainya fasilitas toilet : 32 orang = 100 %
2) Kurang memadainya Kedai makan minum : 32 orang = 100 %
3) Kurang memadainya taman dan gazebo untuk bersantai : 15 orang =
47 %
4) Kurang memadainya jalan menuju lokasi : 21 orang = 66%
5) Kurang memadainya jalan di dalam lokasi : 14 orang = 44%
6) Belum adanya sarana transportasi : 8 orang = 25%
b. Penilaian pengunjung terhadap keindahan dan pemandangan alam
Sindhumoyo
1) Sangat bagus : 18 orang =56 %
2) Bagus : 14 orang =44%
3) Biasa saja : 0 orang = %
40. 26
c. Kesan dan penilaian pengunjung terhadap suasana di Sindhumoyo
1) Sangat sensasional : 13 orang = 41%
2) Sensasional : 19 orang = 59%
3) Biasa saja : 0 orang = 0%
d. Kesan dan penilaian pengunjung terhadap pelayanan pengelola
Sindhhumoyo
1) Sangat baik : 8 orang =25 %
2) Baik : 16 orang = 50%
3) Kurang baik : 8 orang = 25%
e. Keinginan pengunjung untuk datang kembali ke Sindhumoyo
1) Ingin datang lagi : 22 orang = 69%
2) Ragu-ragu : 10 orang =31%
3) Tidak ingin datang lagi : 0 orang = 0%
2. Tanggapan Pengelola
Tanggapan pengelola diambil dari hasil wawancara di lapangan terhadap 3
orang pengelola, yaitu sebagai berikut :
a. Hambatan dalam pengembangan
1) Kurang kompaknya pengelola di lapangan.
2) Terbatasnya lahan karena adanya tanaman milik Perhutani yang
tidak boleh ditebang.
3) Belum ada dukungan dari Pemerintah Kabupaten.
4) Belum ada hubungan diantara Pemerintah dan Perhutani.
b. Harapan pengelola
1) Sindhumoyo bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
2) Dukungan dari Pemerintah.
3) Bisa bekerja sama dengan pemerintah dan perhutani.
3. Tanggapan Masyarakat
Tanggapan masyarakat diambil dari hasil wawancara di lapangan terhadap
20 orang, yaitu sebagai berikut :
41. 27
a. Sikap masyarakat terhadap keberadaan Sindhumoyo sebagai tempat
wisata:
1) Sangat setuju : 10 orang = 50 %
2) Setuju : 10 orang = 50%
3) Kurang Baik : 0 orang = 0 %
b. Sikap dan tanggapan masyarakat terhadap pengembangan potensi
wisata Sindhumoyo
1) Sangat setuju : 8 orang = 40%
2) Setuju : 12 orang = 60%
c. Aspirasi masyarakat terhadap pemanfaatan peluang usaha di
Sindhumoyo
1) Sangat berharap bisa memanfaatkan peluang : 9 orang = 45%.
2) Berharap bisa memanfaatkan peluang : 9 orang = 45 %.
3) Tidak tahu : 2 = 10 %.
d. Tanggapan Pemerintah Desa Katekan
1) Sindhumoyo dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
2) Sindhumoyo terus dikelola dengan baik dan menjaga supaya tidak
menimbulkan masalah bagi masyarakat dan desa.
3) Masyarakat diberdayakan supaya mampu berperan serta dalam
pengembangan dan pengelolaan wisata Sindhumoyo.
4. Tanggapan Perhutani
Tanggapan dari pihak Perhutani diambil dari hasil wawancara dengan
Kepala Seksi Humas Perhutani KPH Kedu Utara dengan hasil sebagai
berikut:
a. Melaksanakan program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat.
b. Bekerjasama dengan pengelola dan LMDH
c. Membentuk Mou pemanfaatan lahan untuk tempat wisata.
Didalam MoU ini antara lain disebutkan:
42. 28
1) Tidak boleh membangun fasilitas dengan merubah alam.
Dalam hal ini, sebagai contoh tidak boleh membangun jalan,
membangun kedai, taman dan sebaginya beton. Jadi
pembangunan fasilitas hanya diijinkan dengan menggunakan kayu
dan batu.
2) Tidak boleh melakukan penebangan pohon tanpa seijin Perhutani.
Dalam hal ini, sebagai contoh untuk menambah luas taman,
gazebo, toilet atau fasilitas-fasilitas lain tidak boleh melaukan
penebangan terhadap tanaman hutan milik perhutani.
5. Tanggapan Pemerintah
Tanggapan pemerintah diambil dari hasil wawancara di instansi
pemerintah terkait yaitu Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah
Raga, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Peridustrian dan
Pemerintah Desa dengan hasil debagai berikut:
a. Tanggapan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Temanggung.
1) Banyaknya wisata alam di Kabupaten Temanggung menyebabkan
Bidang Pariwisata tidak bisa fokus ke salah satu obyek wisata.
2) Belum ada proposal dari pengelola wisata alam Sindhumoyo yang
disampaikan ke Dinas kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga.
3) Dinas Pariwisata Saat ini masih fokus pada lokasi wisata yang menjadi
prioritas.
4) Sesuai Tugas dan Fungsi Bidang Pariwisata Program yang tersedia bagi
pengembangan pariwisata Sindhumoyo adalah memberikan
pembeinaan bagi pengelola Pansi.
5) Bidang Pariwisata dapat memasukkan Sindhumoyo kedalam program
pemerintah provinsi maupun kabupaten dalam meningkatkan
perekonomian dari sektor pariwisata.
b. Tanggapan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung.
43. 29
1) Diakui bahwa komoditas kopi dari temanggung mempunyai tingkat
kualitas yang tinggi bahkan sudah terkenal di tingkat internasional.
2) Daerah Sindhumoyo diakui sangat berpotensi untuk menghasilkan kopi
jenis Arabica yang berkualitas karena berada di dataran tinggi yang
subur.
3) Susuai Tugas dan Fungsinya, Dinas Perkebunan dan Kehutanan siap
memberikan penyuluhan dan bantuan pembibitan kopi untuk
meningkatkan mutu dan jumlah penghasilan kopi di daerah
Sindhumoyo.
c. Tanggapan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Temanggung.
1) Pihak Dinas siap memberikan pembinaan dan pelatihan kepada
masyarakat di Sekitar Sindhumoyo dalam pengolahan kopi.
2) Pihak Dinas siap membina UMKM bagi masyarakat di sekitar
Sindhumoyo yang menjadi obyek wisata baru.
3) Pihak Dinas siap mengupayakan bantuan modal alat, pelatihan dan
pengemasan olahan kopi arabika kepada masyarakat di sekitar
Sindhumoyo.
D. Analisis Data
1. Analisis Faktor Lingkungan Internal
a. Potensi Wisata
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi,
Sindhumoyo memiliki potensi alam yang bagus. Potensi yang menjadi
modal untuk pengembangan yaitu view pemandangan yang bagus,
adanya spot untuk melihat sunrise, bumi perkemahan, dan wisata
pendakian. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola, potensi
tersebut bisa dikembangkan menjadi wisata edukasi alam. Wisata
44. 30
edukasi alam yang dimaksud yaitu pengunjung atau wisatawan yang
datang dapat belajar tentang alam.
Potensi pendukung yang bisa dikembangkan yaitu adanya
tanaman kopi arabika yang ada di lahan Perhutani maupun masyarakat.
Kopi arabika. Kopi – kopi tersebut dimanfaatkan dan dikelola oleh warga
setempat dengan cara dipetik dan dijual. Potensi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat
menjualnya sebagai hidangan/minuman di tempat wisata dan sebagai
oleh-oleh berupa olahan kopi khas daerha Sindhumoyo.
b. Organisasi dan Kelembagaan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, dalam
pengelolaan wisata Sindhumoyo saat ini terdapat tiga pihak yang
berperan penting yaitu Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) dan Pendaki Anak- Anak Sindoro (PANSI) sebagai pengelola.
Hubungan dan tata kerja ketiga lembaga tersebut dapat dijelaskan
berikut:
1. PERHUTANI Wilayah Kedu Utara
Perhutani bertindak selaku pemilik lahan/hutan dimana
Sindhumoyo berada di lereng Gunung Sindoro tepatnya di Desa
Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung merupakan
wilayah Perhutani KPH Kedu Utara Divisi Regional Jawa Tengah.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 dijelaskan bahwa
Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara yang seluruh modalnya
dimiliki oleh negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan
tidak terbagi atas saham. Perhutani bertugas mengelola Hutan di
Hutan Negara yang berada di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Banten berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari dan tata kelola
perusahaan yang baik. Adapun visi dan misi Perum Perhutani yaitu :
45. 31
Visi Perum Perhutani:
Menjadi Perusahaan Unggul Dalam Pengelolaan Hutan Lestari
Misi Perum Perhutani
Mengelola Sumber Daya Hutan Secara Lestari (Planet)
Meningkatkan Manfaat Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bagi
Seluruh Pemangku Kepentingan (People)
Menyelenggarakan Bisnis Kehutanan Dengan Prinsip “Good
Coorporate Governance” (Profit)
Pengelolaan Hutan Negara meliputi kegiatan :
Tata hutan dan penyusunan rencana Pengelolaan Hutan
Pemanfaatan Hutan
Rehabilitasi dan reklamasi hutan
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Dalam melaksanakan Pengelolaan Hutan, Perhutani KPH Kedu
Utara juga melibatkan masyarakat sekitar hutan dengan cara :
Memberikan dan menyelenggarakan penyuluhan, bimbingan,
pendampingan, pelayanan, bantuan teknik, pendidikan dan
pelatihan
Menyebarluaskan informasi mengenai proses pengelolaan Hutan
kepada masyarakat secara terbuka
Melindungi masyarakat dalam berperan serta pada pelaksanaan
pengelolaan hutan, antara lain memperhatikan dan
menindaklanjuti saran dan usul dari masyarakat dalam rangka
Pengelolaan Hutan.
2. LMDH selaku lembaga yang memanfaatkan hutan milik Perhutani
untuk bercocok tanam.
Hutan di sekitar Sindhumoyo dikelola oleh suatu Lembaga
yang bekerja di bawah naungan Perhutani yaitu Lembaga
46. 32
Masyarakat Desa Hutan “Sindoro Mukti” sesuai dengan Keputusan
Direksi Perhutani No. 682 Tentang Pedoman Pengelolaan Sumber
Daya Hutan Bersama Masyarakat bahwa LMDH adalah Lembaga
Masyarakat desa yang berkepentingan dalam bekerja sama
pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat, yang
aggotanya berasal dari unsur lembaga desa atau unsur masyarakat
yang ada di desa yang mempunyai kepedulian terhadap sumberdaya
hutan. Adapun struktur organisasi LMDH Sindoro Mukti sebagai
berikut :
Gambar 6 : Struktur Organisasi LMDH “Sindoro Mukti”
Sumber : Dokumnetasi LMDH Sindoro Mukti
Jumlah anggota LMDH Sindoro Mukti yang aktif ada 36 orang.
Penguatan kapasitas SDM anggota LMDH Sindoro Mukti yang
pernah diberikan berupa sosialisasi peraturan pemanfaatan hutan
dan penyuluhan budidaya tanaman dan sayuran di lahan hutan
yang diberikan oleh Perhutani.
3. PANSI selaku pengelola wisata di Sindhumoyo.
PANSI adalah singkatan dari Pendaki Anak-Anak Sindoro).
Yang merupakan paguyuban dari pemuda-pemuda dari desa
Katekan Kecamatan Ngadirejo yang gemar naik gunung dan peduli
terhadap kelestarian alam di lereng Sindoro. PANSI ini menjadi
47. 33
perintis berdirinya wisata alam Sindhumoyo. PANSI terdiri dari para
pecinta alam yang ada di Desa Katekan.
PANSI sebagai pengelola Sindhumoyo bertugas dalam
merawat dan menjaga wisata alam Sindumoyo. Jumlah anggota
PANSI ada 20 orang. Anggota PANSI ini dibina oleh Perhutani dan
pernah memperoleh sosialisasi peraturan (kewajiban dan larangan)
dalam memmanfaatkan hutan sebagai tempat wisata. Namun PANSI
belum pernah mendapat pelatihan professional dalam pengelolaan
tempat wisata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran dari
masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
Perhutani berperan sebagai penyedia lahan dan pembuat
kebijakan dan peraturan terhadap LMDH dan PANSI dalam
memafaatkan lahan hutan sebagai tempat wisata.
LMDH menjadi wadah bagi masyarakat yang berperan dalam
iiipelestarian dan pemanfaatan hutan serta sebagai media
iiipenghubung antara masyarakat di sekitar Sindhumoyo dan
Perhutani.
PANSI berperan sebagai pengelola tempat wisata Sindhumoyo,
meliputi mengarur dan mengawasi pengunjung maupun pedagang
yang memanfaatkan lahan di area Sindhumoyo.
c. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi Sumber
Daya Manusia dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia dari PANSI
PANSI merupakan organisasi yang merintis berdirinya
Sindhumoyo. PANSI terdiri dari para pecinta alam di Desa Katekan.
PANSI diketuai oleh warga asli Desa Katekan yaitu saudara Fajar
48. 34
Rahayu. Hampir semua anggota PANSI adalah para pemuda dan
remaja. Sebagian besar anggota PANSI adalah pelajar SMP,
SMA/SMK.
2. Sumber daya manusia dari LMDH Sindoro Mukti
Sindhumoyo yang dikelola oleh Perhutani, LMDH dan PANSI.
LMDH dan PANSI sendiri merupakan organisasi pengelola yang terdiri
dari orang – orang warga asli Desa Katekan Ngadirejo. LMDH
Sindoro Mukti diketuai oleh Bapak Sodiq Wahidun. Anggota LMDH
tediri dari perangkat desa dan beberapa warga masyarakat yang
peduli terhadap pengelolaan dan pelestarian hutan. LMDH bekerja
sama dengan PANSI merupakan organisasi yang merintis berdirinya
wisata alam Sindhumoyo. PANSI terdiri dari para pecinta alam di
Desa Katekan yang mayoritas anak-anak muda. Sebagian besar
masyarakat di Desa Katekan bermata pencaharian sebagai petani.
Sedangkan untu permasalahnannya adalah para pengelola belum
berpengalaman dan belum diberikan pemahaman tentang
pengelolaan tempat wisata yang baik dan benar.
d. Hubungan antar Pengelola dengan Dinas
Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi, Sindhumoyo
yang dikelola oleh Perhutani, LMDH “Sindoro Mukti” dan PANSI. Ketiga
pihak tersebut saling berhubungan dalam pengelolaan Sindhumoyo.
Perhutani berperan sebagai penyedia lahan dan pembuat kebijakan dan
peraturan terhadap LMDH dan PANSI dalam pemafaatan dan
pengelolaan hutan sebagai tempat wisata. LMDH menjadi wadah bagi
masyarakat yang berperan dalam pengelolaan hutan dan sebagai media
penghubung antara masyarakat di sekitar Sindhumoyo dan Perhutani.
PANSI merupaka organisasi yang dari unsur masyarakat yang berperan
49. 35
sebagai pelaksana di lapangan yang bertugas menjaga dan merawat
Sindhumoyo. Tetapi ketiga pihak tersebut belum mengadakan koordinasi
dengan dinas – dinas terkait baik dalam pengelolaan maupun
pengembangan ke depan terutama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Temanggung. Kendala yang dihadapi
oleh pengelola adalah masalah kepemilikan lahan karena lahan yang
dimanfaatkan untuk Sindhumoyo merupakan lahan milik Perhutani yang
berada di bawah naungan BUMN, oleh sebab itu dinas – dinas terkait
dan juga pemerintah desa yang berada di bawah naungan Pemerintah
Kabupaten Temanggung belum mempunyai jalur untuk berupaya dalam
pengelolaan maupun pengembangan potensi Sindhumoyo karena belum
ada kesepakatan dan bentuk kerjasama.
e. Aksesibilitas dan Fasilitas
1) Aksesibilitas
a) Rute
Berdasarkan hasil observas, wawancara dan dokumentasi,
untuk menuju lokasi Sindhumoyo dapat diakses melalui jalan
menuju ke arah Desa Katekan seperti yang ada peta di bawah ini.
Gambar 7 : Peta Menuju Wisata Alam Sindhumoyo
Sumber : google map
Jalur menuju Sindhumoyo, dari Jalan Raya Parakan –
Weleri ke menuju lokasi sepanjang ±7 km. Jika dari arah selatan
50. 36
belok ke kiri dan jika dari arah utara belok ke kanan melewati
Desa Medari kemudian belok kanan pada pertigaan pertama
kanan, kemudian lurus saja.
b) Kondisi Jalan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
kondisi jalan menuju Sindhumoyo jika dari Jalan Raya Parakan –
Ngadirejo menuju Desa Katekan sepanjang ±5 km sudah beraspal
dan memadai untuk dilewati mobil maupun motor. Tetapi jalan
dari Desa Katekan menuju Sindhumoyo sepanjang ±2 km berupa
jalan bebatuan dan cenderung menanjak.
c) Papan Petunjuk
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
untuk menuju lokasi belum ada papan petunjuk dari Jalan Raya
Parakan – Weleri menuju Sindhumoyo sehingga terkadang
pengunjung mengalami kesulitan dan salah jalur untuk menuju
lokasi.
d) Sarana Transportasi
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
belum ada sarana transportasi umum maupun sarana
transportasi khusus samapai di lokasi Sindhumoyo. Untuk
menuju ke lokasi, sebagian besar pengunjung menggunakan
kendaraan pribadi yaitu sepeda motor,tetapi ada juga yang
menuju ke sana menggunkan mobil.
2) Fasilitas
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
fasilitas yang ada Sindhumoyo yaitu area parkir untuk sepeda motor,
gazebo yang berjumlah 2 buah yang digunakan untuk duduk – duduk
51. 37
dan bersantai bagi pengunjung, gardu pandang, anjungan untuk
berfoto dengan latar belakang pemandangan alam, ayunan, kedai-
kedai kecil ala kadarnya, pos penjagaan, dan sumber air dan satu
toilet yang kurang memadai.
Jalan di dalam lokasi sindhumoyo yang menghubungkan
tempat parkir, pos pengelola, taman dan kedai merupakan jalan
setapak yang masih memerlukan perbaikan.
Tabel 1 :Analisis Faktor Lingkungan Internal
No Faktor Strength Weakness
1. Daya tarik wisata berupa pemandangan
alam yang indah, suasana alam dan hutan
yang tenang serta adanya spot untuk
melihat sunrise.
2. Adanya ijin pengelolaan wisata Sindhumoyo
dari Perhutani Wilayah Kedu Utara kepada
PANSI.
3. Sumber Daya Manusia anggota PANSI yang
belum mendapat pelatihan khusus.
4. Akses jalan menuju lokasi masih berupa
bebatuan dan tanjakan sehingga
menyulitkan pengendara.
5. Belum ada dukungan dari dinas-dinas terkait
untuk pengembangan potensi Sindhumoyo
6. Fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pengunjung yang minim dan
kurang layak.
52. 38
2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal
a. Peran Stake Holder
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, ada
beberapa stake holder (pemangku kepentingan) terhadap keberadaan
Sindhumoyo sebagai tempat wisata. Stake holder tersebut adalah
Perhutani KPH Kedu Utara, LMDH Sindoro Mukti, Pemetintah Desa
Katekan dan dinas-dinas terkait pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Temanggung.
1) Perhutani KPH Kedu Utara.
Perhutani KPH Kedu Utara yang berada di bawah Perhutani
Divisi regional Jawa Tengah. Perhutani mempunyai program
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Perhutani KPH
Kedu Utara bekerjasama dengan LMDH Sindoro Mukti beserta
masyarakat Desa Katekan dalam pengelolaan hutan yang diatur
dalam Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 682/KPTS/DIR/2009
Tentang Pedoman Pelaksanaan Hutan Bersama Masyarakat.
2) LMDH Sindoro Mukti.
LMDH Sondoro Mukti sebagai organisasi masyarakat
merupakan mitra kerja Perhutani dalam melestarikan dan
memanfaatkan hutan. Anggota LMDH memberikan dukungan
terhadap keberadaan Sindhumoyo senbagai tempat wisata. Anggota
LMDH merupakan potensi untuk pengembangan wisata karena
mereka dapat diberdayakan untuk budidaya tanaman kopi sehingga
menjadi pelengkap daya tarik wisata di Sindhumoyo.
53. 39
3) Pemerintah Desa Katekan.
Pemerintah Desa Katekan mendukung adanya Sindhumoyo
sebagai wisata alam dan mempunyai rencana menjadikan Desa
Katekan sebagai desa wisata. Pemerintah desa saat ini sedang
berupaya untuk memberikan fasilitas tambahan berupai gardu
pandang di sepanjang jalan antara desa Katekan dengan
Sindhumoyo, area parkir mobil dan perbaikan jalan.
Pemerintah desa juga sedang berupaya untuk
mengembangkan pendukung wisata yaitu peningkatan kualitas dan
kuantitas kopi arabika dari desa Katekan, makanan khas, dan
kesenian lokal. Dalam hal ini pemerintah desa akan berupaya
menjangkau bantuan dari instansi terkait dan memberdayakan PKK
Desa dan mendorong tumbuhnya UMKM untuk tujuan tersebut.
4) Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga selaku
instansi pemerintah yang membidangi pariwisata di Kabupaten
Temanggung belum mempunyai program untuk pengembangan
wisata Sindhumoyo karena banyak bermunculan wisata alam baru
dan belum ada proposal dari pengelola wisata Sindhumoyo.
5) Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
Dinas Perkebunan dan kehutanan selaku instansi pemerintah
yang membidangi pembinaan perkebunan di daerah-daerah yang
berdekatan dengan hutan belum memiliki program untuk petani di
sekitar Sindhumoyo. Meskipun demikian instansi ini mendukung
melalui program bantuan bibit kopi untuk para petani. di Kabupaten
Temanggung.
54. 40
6) Dinas Peridustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
selaku instansi yang membidangi pembinaan industri mikro akan
memfasilitasi pelatihan pengolahan kopi serta pelatihan
kewirausahaan bagi masyarakat sekitar Sindhumoyo. Untuk
merealisasikan kegiatan ini ada persyaratan yang harus dipenuhi
yaitu masyarakat harus membentuk Kelompok Usaha Bersama
(KUB). Tujuan dibentuknya KUB adalah untuk memudahkan Dinas
Perindustrian memberikan bantuan fasilitas berupa pelatihan, modal
alat, dan pemasaran untuk memberdayakan masyarakat dalam
menciptakan produk kopi di Desa Katekan yang dapat dijajakn dalam
bentuk kemasan maupun disuguhkan untuk para pengujung di
Sindhumoyo.
b. Peraturan yang membatasin pembangunan fisik
Berdasarkan hasil observas, wawancara dan dokumentasi,
terdapat peraturan dari Direksi Perum Perhutani No.
682/KPTS/DIR/2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Hutan Bersama
Masyarakat yang didalamnya antara lain melarang pembangunan
fasilitas secara permanen dan tidak diperkenankan merubah kondisi fisik
alam agar terjaga kealamiannya (natural). Sebagai contoh tidak boleh
membuat jalan tanah dengan menjadi jalan dengan beton cor,
melainkan diperbolehkan dengan menggunakan batu dari sekitarnya
atau menggunakan kayu/bambu untuk penyekat. Demikian juga untuk
bangunan kedai, gazebo dan fasilitas lainnya
Adapun aturan yang dijadikan dasar hukum bagi PANSI dalam
mengelola wisata Sindhumoyo tertuang di dalam MoU yang isinya
antara lain berupa ijin kepada pengelola untuk memanfaatkan lahan
dengan sistem bagi hasil pendapatan. Saat ini bagi pengunjung
55. 41
dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5000,00 (lima ribu rupiah) per orang
yang dikeluarkan oleh Perhutani KPH Kedu Utara dan LMDH.
c. Masyarakat
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi,
masyarakat di sekitar Sindhumoyo yaitu warga Desa Katekan
bertanggapan positif dengan adanya Sindhumoyo sebagai tempat
wisata. Masyarakat mendukung terhadap pengembangan potensi
Sindhumoyo sebagai wisata alam dengan berbagai alasan. Alasan yang
paling kuat adalah meningkatkan perekonomian masyarakat dan
membuka peluan usaha. Sedangkan untuk alasan lainnya yaitu bisa
memberikan kegiatan kepada pemuda desa dan membuat desa semakin
dikenal oleh masyarakat luas. Masyarakat dapat memanfaatkan peluang
usaha jika potensi yang ada di Sindhumoyo dikembangkan dan dikelola
dengan baik. Peluang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
yaitu berjualan makanan, minuman, hasil perkebunan dan produk –
produk lokal yang dapat diciptakan sebagai oleh – oleh dan cinderamata.
d. Pesaing
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, di
Kabupaten Temanggung terdapat banyak wisata alam. Banyak sekali
wisata alam yang serupa dengan Sindhumoyo yaitu wana wisata Jumprit
yang terletak di Desa Jlumprit, Kecamatan Ngadirejo. Jumprit merupakan
wisata alam yang ramai dan menjadi andalan di Kabupaten Temanggung
. Jumprit adalah wisata alam yang sudah dikembangkan oleh pemerintah
dan masyarakat. Aksesibilitas dan fasilitas yang ada di Jumprit sudah
memadai. Jumprit memiliki daya tarik yang bagus berupa keindahan
hutan pinus yang eksotis dan kesegaran mata airnya yang segar. Jumprit
dapat dicapai menggunkan mobil maupun motor dan sudah ada papan
56. 42
petunjuk menuju lokasi. Fasilitas yang ada disana meliputi area parkir
mobil, motor, gazebo, camp area, tolilet, loket tiket, mushola dan lain –
lain. Jika dibandingkan dengan Sindhumoyo tentu saja Posong jauh lebih
baik dan dikenal oleh masyarakat luas.
Ada juga wisata alam lain yang lokasinya sangat dekat dengan
Sindhumoyo yaitu Alam Sewu yang terletak di Desa Giripurno,
Kecamatan Ngadirejo. Jarak antara Sindhumoyo dan Alam Sewu sendiri
hanya sekitar 3 km. Alam Sewu sudah terlebih dahulu muncul sebelum
Sindhumoyo. Alam Sewu memiliki potensi alam berupa pemandangan
yang indah tetapi belum ada upaya pengembangan yang optimal dari
masyarakat dan pemerintah. Dari segi aksesibilitas dan faslitas juga
belum memadai. Meskipun demikian, tempat ini juga sering ramai
didatangi pengunjung karena fasilitasnya lebih tertata rapi dibandingkan
Sindhumoyo.
e. Jumlah pengunjung
Berdasarkan hasil observas, wawancara dan dokumentasi, jumlah
pengunjung di Sindhumoyo termasuk sedikit. Sebagai gambaran
kunjungan pada bulan November 2017 ada 395 orang, bulan September
2017 ada 445 orang dan pada Bulan Desember ada 509 orang.
f. Promosi
Berdasarkan hasil observas, wawancara dan dokumentasi,
sebagian besar pengunjung mengetahui Sindhumoyo dari teman atau
kerabat, dan dunia. Sindhumoyo dikenal orang – orang dari mulut ke
mulut dan ada juga yang mengunggah di media maya yaitu lewat media
sosial dan blog. Media sosial yang paling sering digunakan untuk
menggunggah Sindhumoyo yaitu instagram, youtube, twitter dan
facebook. Selain itu ada juga yang menulis tentang Sindhumoyo di blog.
57. 43
Beberapa pengunjung mengaku sangat tertarik berkunjung ke
Sindhumoyo karena penasaran setelah mendengar cerita dari
teman/sahabat, melihat gambar/foto yang ada di media sosial.
Kebanyakan pengunjung di sini adalah anak – anak muda. Mereka
berkunjung untuk menikmati suasana alam dan pemandangan yang
indah. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan hanya
dari mulut ke mulut secara langung maupun secara tidak langsung yaitu
melalui media sosial. Pengunjung di Sindhumoyo, kebanyakan berasal
dari daerah Temanggung saja.
Sedangan pihak pengelola sendiri juga mempromosikan
Sindhumoyo melalui media sosial yaitu instagram. Pengelola
Sindhumoyo memiliki akun instagram bernama Sindhumoyo wisata
Sunrise.
Tabel 2 : Analisis Lingkungan Eksternal
No
Faktor
Oppor-
tunity Threath
1. Pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten
melalui dinas-dinas terkait menyambut positif
dan bersedia mendukung pengembangan
potensi Sindhumoyo sebagai wisata alam.
2. Sudah ada regulasi yang memberikan ijin untuk
pengelolaan dan pengembangan wisata
Sindhumoyo dari PT Perhutani.
3. Ada peraturan dari PT Perhutani yang melarang
mendirikan fasilitas berupa bangunan
permamen.
4. Sikap masyarakat yang mendukung keberadaan
dan pengembangan wisata Sindhumoyo
58. 44
5. Sindhumoyo mempunyai pesaing yaitu Posong
yang paling terkenal di Temanggung dan Alam
Sewu yang lokasinya saling berdekatan.
6. Pengunjung masih sedikit dan sebagian besar
adalah anak – anak muda. Pengunjung juga
belum sepenuhnya menaati peraturan yang ada
di Sindhumioyo.
7. Sindhumoyo belum begitu dikenal oleh
masyarakat luas karena ada publikasi dan
promosi yang maksimal
E. Strategi Pengembangan dengan Analisis SWOT
Tabel 3 : Matriks Analisis SWOT
STRENGTH WEAKNESS
1. Sindhumoyo
memiliki potensi
yang baik untuk
dikembangkan.
2. Organisasi dan
Kelembagaan sudah
ada dan saling
berkoordinasi
1. 1. Sumber Daya Manusia,
masih kurang
pengetahuan tentang
pengelolaan tempat
wisata bagi pengelola
dan masyarakat.
2.
3. 2.iBelum ada dukungan
dari dinas-dinas terkait
untuk pengembangan
potensi Sindhumoyo.
4.
5. 3.iAksesibilitas menuju
tempat lokasi berupa
jalan berbatu dan
menanjak.
6.
7. 4.iFasilitas yang ada maih
minim dan belum
memadai.
OPPORTUNITY STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Internal
Eksternal
59. 45
1. Pemerintah Desa
dan Pemerintah
Kabupaten melalui
dinas-dinas terkait
bersedia mendukung
pengembangan
potensi yang ada di
Sindhumoyo.
2. Regulasi yang
member ijin untuk
pengelolaan dan
pengembangan
wisata
3. Masyarakat
mendukung upaya
pengembangan
potensi
Sindhumoyo.
1. Pemerintah Desa dan
Pemerintah
Kabupaten melalui
dinas-dinas terkait
berperan bersama
dalam mendorong
dan
mengembangakan
potensi yang ada di
Sindhumoyo.
2. Pihak Pengelola terus
menjaga dan
merawat segala
potensi yang ada di
sana.
3. Masyarakat perlu
dilatih dan diberi
kesempatan untuk
ambil bagian dalam
kegiatan pariwisaata
Sindhumoyo.
8. 1.iPihak Perhutani selaku
pemilik lahan
bekerjasama dan
menggalang dukungan
dari dinas-dinas terkait
untuk mengembangkan
SDM Pengelola dan
masyarakat sekitar.
2. Akses jalan yang kurang
memadai perlu diatasi
dengan menciptakan
alat transportasi
alternative dengan
memodifikasi speda
motor menjadi semi of
road.
3. Pemberian kesempatan
kepada masyarakat
ambil bagian dalam
penyediaan fasilitas-
fasilitas pariwisata yang
memadai.
iPemerintah
memberikan sosialisasi
kepada para pelaku
wisata di Sindhumoyo
tentang pengelolaan
tempat wisata yang
baik dan benar untuk
meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia.
THREATH STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Sindhumoyo masih
kalah bersaing
dengan Posong yang
merupakan wisata
alam terkenal dan
1. Pengelola dan mitra
kerja perlu
meningkatkan daya
tarik wisata melalui
peningkatan fasilitas
1. 1. Peningkatan kreatifitas
pengelola untuk selalu
menambah daya tarik
wisata dengan berbagai
inovasi kegiatan
60. 46
juga mempunyai
pesaing yang
lokasinya dekat yaitu
Alam Sewu yang
lebih dahulu ada.
2. Ada peraturan dari
PT Perhutani yang
melarang mendirikan
fasilitas berupa
bangunan
permamen.
3. Publikasi dan
Promosi yang
dilakukan masih
lemah
4. Pengunjung masih
sedikit dan
berpengaruh
terhadap
pendapatan
dan keunikan
pelayanan bagi
pengunjung.
2.Pengelola (PANSI)
mentaati peraturan
dari PT Perhutani dan
membangun fasilitas
yang dibutuhkan
dengan bahan-bahan
alternative yang
diijinkan
3. Pengelola perlu
memanfaatkan
teknologi informasi
untuk publikasi dan
promosi
4. Mendatangkan
pengunjung dari
berbagai organisasi
dengan paket-paket
kegiatan wisata.
Karena pengunjung
merupakan alat
promosi dan Publikasi
2. Mengadakan even –
even atau kegiatan –
kegiatan menarik agar
bisa meningkatkan
jumlah kunjungan
wisatawan.
3. Pengembangan
fasilitas dengan
memanfaatkan bahan-
bahan non permanen
seperti kayu, bambu
dan batu-batu yang
ditata di tanah
selanjutnya dijadikan
unggulan Sindhumoyo
senagai tempat wisata
yang 100 % alami
(natural)
4. Berbagai keterbatasan
fasilitas dan akses jalan
menuju lokasi dikemas
sebagai tantangan
yang mengasikkan
untuk dipromosikan
dan menjadi daya tarik
tersendiri.
5. Pengunjung yang
masih sedikit dapat
dilayani secara
maksimal agar dapat
menjadi media
publikasi dan promosi
yang efektif
Berdasarkan analisis SWOT yang ditinjau dari faktor internal dan
eksternal dapat didapatkan strategi – strategi untuk Pengembangan Potensi
61. 47
Sindhumoyo sebagai Wisata Alam di Kabupaten Temanggung yaitu melalui
strategi S-O, W-O, S-T, dan WT. Adapun rincian dari strategi tersebut yaitu :
a. Strategi S-O
Strategi ini dihasilkan dengan menggunakan kekuatan (Strength) untuk
memanfaatkan Peluang (Opportunity) yaitu antara lain :
1) Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten melalui dinas – dinas
terkait berperan bersama dalam mendorong dan mengembangakan
potensi yang ada di Sindhumoyo.
2) Pihak Pengelola terus menjaga dan merawat segala potensi yang ada
di sana.
b. Strategi W-O
Strategi ini dihasilkan dengan memimalisir kelamahan (Weakness) untuk
memanfaatkan peluang (Opportunity) yaitu antara lain :
1) iPihak Perhutani selaku pemilik lahan bekerjasama dengan dinas –
dinas terkait untuk mengembangkan potensi yang ada di Sindhumoyo.
2) Pengelola dan Pemerintah Desa memberikan papan petunjuk dari jalan
raya menuju ke lokasi serta memperbaiki jalan yang kurang nyaman
dilalui.
3) Pengelola dan Pemerintah Desa bekerjasama dengan dinas – dinas
terkait memberikan fasilitas – fasilitas pariwisata yang memadai.
4) Pemerintah memberikan sosialisasi kepada para pelaku wisata di
Sindhumoyo tentang pengelolaan tempat wisata yang baik dan benar
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
c. Strategi S-T
Strategi ini dihasilkan dengan meggunkan kekuatan (Strength) untuk
menghadapi ancaman (Threath)
62. 48
1) Pengelola dan pemerintah meningkatkan daya tarik wisata baik dari
potensi utama berupa alam dan potensi pendukung berupa hasil
perkebunan terutama kopi supaya menjadi wisata alam yang berbeda
dari yang lain.
2) Pengembangan fasilitas dengan memanfaatkan bahan-bahan non
permanen seperti kayu, bambu dan batu-batu yang ditata di tanah.
3) Pengelola bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintah
meningkatkan upaya promosi secara terpadu dengan berbagai cara dan
media.
4) Pengelola dapat meningkatkan dan pengawasan terhadap pengunjung.
F. Hasil Analisa Data
Dari hasil analisa data, didapatkan jawaban atas rumusan masalah
untuk Pengembangan Potensi Sindhumoyo Sebagai Wisata Alam di
Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Adapun rincian dari hasil analisa
data sebagai berikut :
1. Peran masyarakat dalam pengembangan Sindhumoyo sebagai
wisata alam
Masyarakat yang dalam hal ini adalah teridiri dari LMDH (Lembaga
Masyarakat Desa Hutan), PANSI (Pendaki Anak-Anak Sindoro) dan
seluruh warga masyarakat Desa Katekan mempunyai peran sebagai
berikut :
a. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)
1) Membina warga masyarakat dalam memanfaatkan potensi
hutan untuk kegiatan pariwisata.
2) Menjaga sumber daya hutan di wisata alam Sindhumoyo
supaya dapat menjadi wisata alam yang terus berkelanjutan.
3)
63. 49
4) Menghimbau dan mengawasi kegiatan pendirian, pembenahan
dan penataan fasilitas wisata di Sindhumoyo agar tidak
merusak alam.
5) Mengawasi kegiatan wisata di Sindhumoyo yang
memanfaatkan hutan milik perhutani, supaya tidak
menimbulkan dampak fisik pada alam.
6) Mengadakan kegiatan-kegiatan tentang pelestarian alam.
7) Menyediakan kedai-kedai minum kopi bernuansa alam.
b. Pendaki Anak-Anak Sindoro (PANSI)
1) Turut serta dalam menjaga dan merawat sumber daya hutan di
wisata alam Sindhumoyo.
2) Memberikan kemudahan akses menuju lokasi yaitu
memasanag papan petunjuk menuju lokasi.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan wisata yang
baik dengan mengikuti pelatihan dan sosialisasi yang diadakan
pemerintah.
4) Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam mengelola wisata
alam Sindhumoyo.
5) Menyediakan fasilitas-fasilitas wisata yang memadai.
6) Mengadakan even- even kegiatan bertema alam dan
petualanagan.
c. Warga Masyarakat
1) Mengikuti program-program pelatihan mengenai
pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh
pemerintah.
2) Memanfaatkan peluang usaha dari adanya wisata alam
Sindhumoyo sesuai dengan potensi yang ada seperti
64. 50
menciptakan produk olahan kopi arabika, berjualan hasil
perkebunan, berjualan makanan, minuman, cinderamata dan
lain-lain.
2. Peran pemerintah dalam pengembangan Sindhumoyo sebagai
wisata alam
Pemerintah yang dalam hal ini adalah, Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olah Raga selaku instansi yang membidangi
pariwisata, Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM yang kaitannya dengan potensi kopi arabika
sebagai pendukung pengembangan potensi Sindhumoyo dan
Pemerintah Desa Katekan yang mempunyai kebijakan dalam
mengelola wilayahnya. Masing-masing mempunyai peran untuk
sebagai berikut :
a. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
1) Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga menjalin
kerjasama dengan Perhutani untuk mengembagkan wisata
alam Sindhumoyo terkait dengan pemanfaatan lahan.
2) Dinas Budparpora memberikan sosialisasi kepada pengelola
wisata alam Sindhunoyo tentang pengelolaan obyek wisata
yang baik dan benar.
3) Dinas Budparpora membantu memberikan fasilitas-fasilitas
wisata yang masih kurang dan perlu pembenahan.
4) Dinas Budparpora turut serta dalam mempromosikan wisata
alam Sindhumoyo.
b. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
1) Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan memberikan
65. 51
bantuan pembibitan tanaman kopi untuk meningkatkan
hasil perkebunan kopi di Desa Katekan.
c. Dinas Perindaustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
1) Dinas Perindustrian memberikan pelatihan dan sosialiasai
tentang pengolahan kopi.
2) Dinas Perindustrian memberikan bantuan modal alat – alat
kepada masyarakat untuk digunakan sebagai pengolah kopi.
3) Dinas Perindustrian a membantu dalam hal pengemasan dan
pemasaran kopi.
4) Dinas Perindustrian memberikan fasilitasi kegiatan UMKM bagi
masyarakat sekitar Sindhumoyo.
d. Pemerintah Desa Katekan
1) Pemerintah Desa mendukung adanya pengembangan potensi
Sindhumoyo wisata alam.
2) Pemerintah Desa mendorong dan memotivasi masyarakat
untuk bisa memanfaatkan peluang usaha dari potensi yang ada
di Sindhumoyo.
3) Pemerintah Desa memberikan kemudahan aksesibilitas menuju
lokasi dengan memperbaiki jalan dan memberdayakan
masyarakat untuk menyediakan transportasi ojek atau
penyewaan sepeda motor.
4) Mengawasi kegiatan pengelolaan wisata alam Sindhumoyo
supaya tidak menimbulkan dampak negatif di masyarakat.
5) Turut Mempromosikan wisata alam Sindhumoyo melalui even-
even budaya masyarakat.
66. 52
3. Strategi pengembangan Sindhumoyo sebagai wisata alam.
Strategi pengembangan potensi Sindhumoyo berdasarkan hasil
analisa data adalah sebagai berikut :
a. Memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan potensi yang
ada di wisata alam Sindhmoyo.
b. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan peluang usaha
berdasarkan potensi yang ada di Sindhumoyo.
c. Melakukan pembenahan fisik fasilitas wisata dan menambah
fasilitas-fasilitas wisata yang masih kurang.
d. Memberikan pelatihan dan sosilaliasi kepada pengelola tentang
pengelolaan obyek wisata dan pelayanan wisa yang baik dan benar
e. Melakukan pembenahan aksesibilitas yaitu perbaikan jalan,
pemasangan papan petunjuk dan jasa transportasi.
f. Memberikan bantuan modal dan fasilitasi kepada masyarakat
untuk mengembangkan potensi kopi arabika agar bisa diolah
menjadi produk lokal.
g. Mengadakan even-even kegiatan edukasi alam di wisata alam
Sindhumoyo.
h. Memaksimalkan kualitas pelayanan wisata di Sindhumoyo.
i. Menciptakan paket-paket kegiatan wisata kepada kelompok-
kelompok wisatawan.
67. 53
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dan analisa data mengenai
Pengembangan Potensi Sindhumoyo Sebagai Wisata Alam di Kabupaten
Temanggng Jawa Tengah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran masyarakat dalam pengembagan potensi Sindhumoyo sebagai
wisata alam yaitu dalam pengelolaan wisata alam dan pemanfaatan
peluang usaha untuk mendapatkan keuntungan.
2. Peran pemerintah dalam pengembangan potensi Sindhumoyo yaitu
memberikan dukungan berupa pelatihan kepada para pelaku wisata
di Sindhumoyo dan penyediaan fasilitas serta aksesibilitas yang
memadai.
3. Strategi yang digunakan untuk pengembangan potensi Sindhumoyo
sebagai wisata alam yaitu mensinergikan peran masyarakat dan
pemerintah dalam hal pengembangan seluruh potensi yang ada
wisata alam Sindhumoyo baik potensi utama yaitu alam dan potensi
pendukung berupa kopi arabika.
B. Saran
1. Sebaiknya para stakeholder segera menjalin kerjasama dan
kesepakatan yang baik terutama antara Perhutani dan Pemerintah
Kabupaten Temanggung.
2. Sebaiknya Sindhumoyo dikembangkan menjadi wisata alam edukasi,
menikmati sunrise, petualangan dan tempat untuk menimati alam
sambil minum kopi arabika hasil olahan masyarakat.
68. 54
DAFTAR PUSTAKA
Data Penelitian selama bulan Desember 2016 di Kabupaten Temanggung.
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, 2008, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta.
Emzir, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, PT. Raja Grafindo,
Jakarta.
Faizal, Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif, Dasar – dasar dan Aplikasi, Yayasan
Asih, Asah dan Asuh, Malang.
Fandeli, Chafid, 1995, Dasar –dasar Manajemen Kepariwisataan Alam, Liberty,
Yogyakarta
Fandeli, Chafid, 2002, Perencanaan Kepariwisataan Alam, Fakultas Kehutanan
UGM, Yogyakarta.
Guba dan Lincoln, 1981, Effective Evaluation, Josey Bass Publisher, San Fransisco
H. Kohdyat, 1983, Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia,
Gramedia. Jakarta.
Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Gramedia, Jakarta.
Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2014, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian dan Pengembangan, Alfabeta, Bandung.
Sujali, 1989, Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta
Sukardi, Nyoman, 1998, Pengantar Ilmu Pariwisata, STP Nusa Dua, Bali
Wahab, Salah, 1975, Tourism Management, London, Tourism International Press.
Yoeti, Oka A, 1987, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasi, Bandung.
Yoeti, Oka A, 1991, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung.
Yoeti, Oka A. 1996, Pengantar ilmu Pariwisata, Angkasa. Bandung.
71. 2
INSTRUMEN PENELITIAN
PANDUAN WAWANCARA
ANALISA BERBAGAI POTENSI DAN IDENTIFIKASI PERAN LINTAS SEKTOR
JUDUL PENELITIAN
PENGEMBANGAN POTENSI SINDHUMOYO
SEBAGAI WISATA ALAM DI KABUPATEN TEMANGGUNG
JAWA TENGAH
Oleh:
BARNAS AJIDIN
SEKOLAH TINGGI PARIWITA AMBARUKMO (STPRAM) YOGYAKARTA
2016
72. 3
INTERVIEW GUIDE 1
PANDUAN WAWANCARA UNTUK PENGELOLA (PANSI)
1. Perkenalan diri dan kalimat pengantar maksud dan tujuan (5 menit).
2. Menurut anda sebagai anggota pengelola wisata ini, potensi apa saja yang
sebenarnya masih bisa dikembangkan untuk meningkatkan daya tarik
Sindhumoyo ini?
3. Menurut anda, apa kendala-kendala yang dihadapi untuk pengembangan
potensi tersebut?
4. Tolong ceritakan bagaimana sikap masyarakat sekitar sini terhadap
keberadaan Sindhumoyo sebagai tempat tujuan wisata?
5. Apa harapan pengelola (PANSI) terhadap masyarakat untuk mendukung
pengembangan wisata ini?
6. Apa harapan pengelola (PANSI) terhadap Pemerintah Desa untuk
mendukung pengembangan wisata ini?
7. Apa harapan PANSI terhadap Pemerintah Kabupaten apa?
8. Apa harapan PANSI terhadap Perum Perhutani bagaimana
9. Apa yang harus dibenahi untuk meningkatkan kepuasan dan meningkatkan
jumlah kunjungan?
10. Mungkin masih ada pendapat-pendapat lain yang ingin disampaikan?
73. 4
INTERVIEW GUIDE 2
UNTUK PENGUNJUNG
1. Perkenalan dan kalimat pengantar maksud dan tujuan (4 menit)
2. Dari mana asal anda dan sudah berapa kali berkunjung ke sini?
3. Dari mana anda memperoleh informasi tentang Sindhumoyo?
4. Tolong ceritakan apa menyebabkan anda ingin datang ke Sindhumoyo ini?
5. Setelah sampai di sini dan menikmati suasana dan pemandangan alam yang
ada, seberapa besar tingkat kepuasan anda?
6. Apa penjenengan suatu saat nanti masih ingin datang ke sini lagi? Mengapa?
7. Menurut anda bagaimana kelengkapan dan kondisi fasilitas umum untuk
pengunjung?
8. Bagaimana akses jalan menuju tempat ini? Dan apa saran anda?
9. Apa harapan-harapan panjenengan untuk pengembangan Sindhumoyo ini,
untuk meningkatkan kepuasan wisatawan?
.
74. 5
INTERVIEW GUIDE 3
UNTUK WARGA MASYARAKAT SEKITAR
1. Perkenalan dan kalimat pengantar maksud dan tujuan (5menit)
2. Apa pekerjaan dan kesibukan Bapak/ibu sehari-hari?
3. Bagaimana pandangan dan sikap bapak/ibu terhadap keberadaan
Sindhumoyo sebagai tempat tujuan wisata?
4. Kalau sindhumoyo semakin ramai, peluang usaha apa yang bisa dilakukan
oleh warga di sini?
5. Apa produk makanan khas masyarakat yang bisa dijajakan untuk
pengunjung Sindhumoyo?
6. Apa kesenian tradisional dari warga masyarakat di sini yang biasa
dipertunjukkan pada acara-acara tertentu?
7. Apa harapan bapak/ibu terhadap pemerintah dan pengelola, terkait
pengembangan tempat wisata Sindhumoyo?
8. Mungkin masih ada pendapat-pendapat lain yang ingin disampaikan?
75. 6
INTERVIEW GUIDE 4
UNTUK PEMERINTAH DESA
1. Perkenalan dan kalimat pengantar maksud dan tujuan (5 menit)
2. Bagaimana pendapat bapak tentang keberadaan Sindhumoyo yang menjadi
tempat tujuan wisata?
3. Bapak/ibu bisa menceritakan asal mulanya Shindumoyo bisa menjadi tujuan
wisata seperti saat ini?
4. Bagaimana pendapat bapak tentang peluang Sindhumoyo ini untuk
dikembangkan sehingga lebih banyak dan sering orang berkunjung ke sini?
5. Bagaimana peluang bisnis bagi masyarakat dan pemerintah desa ini terkait
perkembangan Sindhumoyo nanti?
6. Apa saja potensi budaya masyarakat (Kesenian, produk makanan, hasil bumi
dan lain-lain) di sini untuk mendukung kegiatan pariwisata Sindhumoyo?
7. Di sekitar Sindhumoyo banyak tanaman kopi, tentunya kopi jenis arabica
kualitasnya bagus karena ada di daerah pegunungan. Sejauh mana
pemanfaatan potensi ini oleh masyarakat dan pemerintah?
8. Apa harapan anda terhadap pemerintah (instansi terkait), untuk
pengembangan Sindhumoyo sebagai tempat tujuan wisata?
9. Menurut anda, faasilitas apa saja yang harus dibenahi dan disediakan untuk
mendukung pengembangan Sindhumoyo?
76. 7
NTERVIEW GUIDE 5
UNTUK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN
TEMANGGUNG
1. Perkenalan (3 menit)
2. Kalimat pengantar dan keterkaitannya Disperindagkop dengan
pengembangan wisata alam Sindhumoyo (3 menit)
a. BERKAITAN DENGAN KEBERADAAN SINDHUMOYO SEBAGAI TEMPAT
TUJUAN WISATA YANG MASIH BARU.
b. ADANYA POTENSI TANAMAN KOPI BAIK DI LAHAN MILIK PENDUDUK
MAUPUN DI LAHAN MILIK PERHUTANI YANG DI GARAP OLEH
PENDUDUK (LMDH).
c. HASIL PANEN KOPI TERSEBUT SANGAT POTENSIAL UNTUK MENDUKUNG
DAYA TARIK WISATA DI SINDHUMOYO, KARENA SEBAGIAN DAPAT
DIJAJAGAN DI SANA DALAM BENTUK DISEDUH ATAU DALAM BENTUK
ROASTED ATAU SUDAH DALAM BENTUK BUBUK SEBAGAI OLEH-OLEH.
d. DIPERLUKAN UPAYA PEMBERDAYAAN WARGA (PETANI DAN PENGRAJIN
KOPI).
e. AKAN MENJADI DAYA TARIK YANG KHAS, APABILA DI TEMPAT WISATA
SINDHUMOYO DIJAJAKAN HIDANGAN DAN OLEH-OLEH KOPI, YANG
BERASAL DARI TANAMAN LOKAL SINDHUMOYO
3. Bagaimana peran pemerintah kabupaten khususnya Dinas Perkebunan dan
Kehutanan dalam memberdayakan petani kopi?
4. Program apa yang sudah diberikan untuk warga sekitar Shindumoyo dalam
pengelolaan tanaman kopi, dan apa rencana pemberdayaan yang akan
datang?
5. Mungkin ada program-program dari Disperindagkop khususnya untuk petani
kopi di sekitar Sindhumoyo?
77. 8
NTERVIEW GUIDE 6
UNTUK DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
1. Perkenalan (3 menit)
2. Kalimat pengantar dan keterkaitannya Dinas Perkebunan dengan
pengembangan wisata alam Sindhumoyo (3 menit)
a. BERKAITAN DENGAN KEBERADAAN SINDHUMOYO SEBAGAI TEMPAT
TUJUAN WISATA YANG MASIH BARU.
b. ADANYA POTENSI TANAMAN KOPI BAIK DI LAHAN MILIK PENDUDUK
MAUPUN DI LAHAN MILIK PERHUTANI YANG DI GARAP OLEH
PENDUDUK (LMDH).
c. HASIL PANEN KOPI TERSEBUT SANGAT POTENSIAL UNTUK MENDUKUNG
DAYA TARIK WISATA DI SINDHUMOYO, KARENA SEBAGIAN DAPAT
DIJAJAGAN DI SANA DALAM BENTUK DISEDUH ATAU DALAM BENTUK
ROASTED ATAU SUDAH DALAM BENTUK BUBUK SEBAGAI OLEH-OLEH.
d. DIPERLUKAN UPAYA PEMBERDAYAAN WARGA (PETANI DAN PENGRAJIN
KOPI).
e. AKAN MENJADI DAYA TARIK YANG KHAS, APABILA DI TEMPAT WISATA
SINDHUMOYO DIJAJAKAN HIDANGAN DAN OLEH-OLEH KOPI, YANG
BERASAL DARI TANAMAN LOKAL SINDHUMOYO
3. Bagaimana peran pemerintah kabupaten khususnya Dinas Perkebunan,
dalam memberdayakan petani dan pengrajin kopi?
4. Program apa yang sudah diberikan untuk warga sekitar Shindumoyo dalam
pengolahan kopi, dan apa rencana pemberdayaan yang akan datang?
5. Mungkin ada program-program Dinas Perkebunan khususnya untu petani
kopi di sekitar Sindhumoyo?
78. 9
INTERVIEW GUIDE 7
UNTUK PERUM PERHUTANI KPH KEDU UTARA DIVISI REGIONAL
JAWA TENGAH
1. Perkenalan (3 menit)
2. Kalimat pengantar dan kaitannya Perum Perhutani sebagai responden dalam
penelitian ini, selama (3 menit)
a. BERKAITAN DENGAN KEBERADAAN SINDHUMOYO SEBAGAI TEMPAT
TUJUAN WISATA YANG MASIH BARU, YANG SEMULA HANYA SEBAGAI
SALAH SATU POS PENDAKIAN PUNCAK GUNUNG SINDORO.
b. BAHWA TEMPAT WISATA SINDHUMOYO BERADA DI AREA HUTAN YANG
BERBATASAN DENGAN LAHAN PERTANIAN PENDUDUK DI DUSUN LAMUK
DESA KATEKAN KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG.
c. SEBAGAIMANA LAYAKNYA TEMPAT WISATA HARUS DISEDIAKAN
FASILITAS UMUM SEPERTI AKSES JALAN TEMPAT PARKIR KENDARAAN,
TEMPAT BERTEDUH DAN BERSANTAI, WARUNG MAKAN, TOILET DAN
SEBAGINYA.
d. ADANYA POTENSI TANAMAN KOPI BAIK DI LAHAN MILIK PENDUDUK
MAUPUN DI LAHAN MILIK PERHUTANI YANG DI GARAP OLEH PENDUDUK
(LMDH).
e. AKAN MENJADI DAYA TARIK YANG KHAS, APABILA DI TEMPAT WISATA
SINDHUMOYO DIJAJAKAN HIDANGAN DAN OLEH-OLEH KOPI, YANG
BERASAL DARI TANAMAN LOKAL SINDHUMOYO
3. Bagaimana kebijakan perum perhutani tentang pemanfaatan area hutan
sebagai tempat tujuan wisata oleh masyarakat, dan dalam bentuk apa
kebijakan (peraturan) tersebut dituangkan?
4. Bagaimana sikap perum perhutani dengan adanya perkembangan
Sindhumoyo menjadi tempat tujuan wisata?
5. Bagaimana ketentuan-ketentuan yang harus ditaati pengelola tempat Wisata
Sindhumoyo dalam menyediakan fasilitas di tempat wisata tersebut?
6. Bagaimana pembinaan yang akan dilakukan Perum Perhutani terhadap
pengelola dan kegiatan pariwisata di Sindhumoyo?
79. 10
INTERVIEW GUIDE 8
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN TEMANGGUNG
1. Perkenalan (3 menit)
2. Kalimat pengantar dan keterkaitannya Dinas Pariwisata dengan
pengembangan wisata alam Sindhumoyo (3 menit)
a. BERKAITAN DENGAN KEBERADAAN SINDHUMOYO SEBAGAI TEMPAT
TUJUAN WISATA YANG MASIH BARU.
b. TANAMAN KOPI DI SEKITAR SINDHUMOYO BAIK DI LAHAN MILIK
PENDUDUK MAUPUN DI LAHAN MILIK PERHUTANI ADALAH POTENSI
PENDUKUNG DAYA TARIK WISATA APABILA PRODUKNYA DIOLAH DAN
DIJAJAKAN SEBAGAI MINUMAN KARENA MERUPAKAN PRODUK LOKAL
SINDHUMOYO.
c. DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAH RAGA ADALAH
SKPD YANG MEMBIDANGI PENGEMBANGAN TEMPAT WISATA DI
KABUPATEN TEMANGGUNG SEHINGGA MEMILIKI PERAN PENTING
DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM SINDHUMOYO.
d. Bagaimana tanggapan Disbudparpora terhadap kecenderungan
perkembangan wisata alam Sindhumoyo saat ini?
e. Apakah Disbudparpora sudah memiliki program khusus untuk
pengembangan wisata alam Sindhumoyo?
f. Bagaimana kebijakan umum Disbudparpora Kabupaten Temanggung
dalam mendorong pelaku pariwisata di Kabupaten Temanggung?
g. Adakah kebijakan-kebijakan atau prioritas-prioritas khusus dari
Pemerintah Kabupaten Temanggung untuk pengembangan wisata di
wilayah Temanggung?