3. TEORI HARGA PASAR
Tinggi rendahnya harga suatu barang yang terjadi atas kesepakatan produsen dengan konsumen.
Sebelum terjadinya harga pasar, dimulai proses penetapan harga pasar. Yang ikut andil dalam penetapan
harga pasar adalah para pelaku ekonomi, baik produsen maupun konsumen.
4. ADA 3 CARA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENUNJUKAN KEADAAN
KESEIMBANGAN HARGA PASAR, YAITU:
Menggunakkan angka
Menggunakkan kurva permintaan dan penawaran
Menentukan secara matematik
5. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR
Adanya proses tawar menawar antara penjual dan pembeli pada suatu pasar.
Adanya suatu kesepakatan harga ketika jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan.
6. TUJUAN TERBENTUKNYA PENETAPAN HARGA PASAR
Mendapatkan penghasilan.
Kestabilan harga
Mempertahankan atau meningkatkan bagian dalam pasar.
Menghadapi atau mencegah persaingan seorang produsen atau pelaku ekonomi harus bisa dan tangguh
dalam menghadapi persaingan antara sesama produsen.
Memaksimalkan laba
8. BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN
Perilaku timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang
dikenal dengan istilah utilitas (utility).
Konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), secara
rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. Utility akan meningkat jika jumlah barang
yang dikonsumsi meningkat.
9. NILAI BARANG DAPAT DIBEDAKAN MENJADI:
Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi
keperluan manusia. Contohnya adalah beras (nasi) dapat memenuhi kebutuhan akan makanan.
Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang tertentu untuk
memuaskan kebutuhannya.
Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi:
• Nilai pertukaran objektif,kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan
jasa lain.
• Nilai pertukaran subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang dan jasa,
berhubungan dengan barang tersebut terhadap dirinya.
10. PEMENUHAN KEPUASAN
Hukum Gossen I: Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus menerus, maka kenikmatannya akan terus
menerus berkurang,sampai akhirnya jenuh.
Hukum Gossen II: Tiap-tiap manusia akan berusahan memenuhi kebutuhannya supaya kebutuhannya
tersebut dipuaskan dengan seimbang.
11. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU
KONSUMEN
Pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang
dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = F(X1;X2;…..Xn)
Pendekatan Tradisinal terpecah menjadi dua:
Pendekatan pertama berkembang menjadi teori daya guna cardinal (cardinal utility)
Menjadi teori daya guna ordinal utility
12. CARDINAL APPROACH
Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi seorang
konsumen. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marjinal
(marginal utility/MU).
13. KONSEP GUNA BATAS DAN GUNA TOTAL (MU/TU)
Guna batas (marginal utility) ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang
dimiliki oleh orang tersebut. Menurut hukum gossen. Semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang
dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang terakhir semakin kecil.
Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumsi berbagai jumlah
barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada
tingkat tertentu dimana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak
akan bertambah lagi dan total guna nya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang
tersebut.
14. ASUMSI (ANGGAPAN DALAM TEORI KARDINAL)
utility seseorang bisa diukur dengan uang
Berlakunya huikum gossen (law of diminising marginal utility)
Konsumen bersifat rasional
15. KRITIK PADA PENDEKATAN KARDINAL
Asumsi utility bisa diukur adalah pemikiran yang keliru
Marginal uti;ity dari uang tidaklah konstan
16. MAKSIMALISASI GUNA
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang
dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility digunakan perhitungan sebagai berikut:
TU2 (sesduah tambahan) – TU1 (sebelum ada penambahan) = Mux
Atau
(TUx + 1) – (TUx) = Mux
17. PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG DIBELI KONSUMEN
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang
yang dibeli. Hal ini disebabkan:
Adanya efek substitusi yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalikan barang
yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah.
Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan
menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang.
18. INDIFFERENCE CURVE APPROACH
Property Indifference Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
Asumsi yang digunakan dalam pendekatan kardinal ini adalah asumsi yang keliru
Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistic karena jika income seseorang meningkat,
maka marjinal utility dari uang akan berubah.
Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja
19. DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi Harga dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu:
• Diskriminasi Harga derajat pertama
Keadaan dimana seorang produsen monopolis berusaha
sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang
ditempuh adalah produsen monopolis menentukan harga
yang berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda.
• Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap
kelompok jumlah pembelian yang berbeda. Misalnya
produsen mengenakan tarif air minum, listrik secara
progresif bagi kelompok yang berbeda.
• Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Produsen betul-betul menjual barang di pasar yang
berbeda yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda
seperti pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah
geografis.
20. PENJUALAN PASAR PENJUALAN YANG BERBEDA
Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara sang monopolis harus
membagi penjualanya atas dua atau lebih pasar. Untuk setiap penjualan dengan mengabaikan biaya untuk
sementara, dia harus selalu menjual dalam pasar dimana setiap penambahan penjualan satu unit per unit
waktu menambah paling banyak pada penerimaan totalanya.
Artinya dia harus membagi penjualannya di antara berbagai pasar sedemikian rupa sehingga
pendapatan marginal dalam pasar yang lain. Hal ini akan memberikan pendapatan total yang paling besar
dari satu volume penjualan tertentu.
21. KONDISI TERJADINYA DISKRIMINASI HARGA
Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam.
Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam
kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual Kembali barang-barang yang dibeli.
22. PENETAPAN HARGA DISKRIMINASI SECARA
GRAFIK DAN NUMERIK:
1. Melihat penetapan harga diskriminasi secara grafik.
2. Melihat penetapan harga diskriminasi secara numerik
23. MELIHAT PENETAPAN HARGA DISKRIMINASI
SECARA GRAFIK
Kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan
kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga berbeda tersebut mempunyai struktur biaya
yang sama.
24. MELIHAT PENETAPAN HARGA DISKRIMINASI
SECARA NUMERIK
Monopoli dan ekonomi efisiensi
Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan
menfaat dari bisnis dengan otot industry,kekuatan harga
monopoli dipasar. Kasus ekonomi dan social standart
terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Pasar berubah
sepanjang waktu dan sebagaimana kondisi bisnis harus
beroperasi terlepas dari apakah mereka memiliki kekuatan
pasar yang nyata.
Kasus ekonomi terhadap monopoli
Bahwa monopolis yang ada dapat terus mendapatkan
yang abnormal (supernormal). Keuntungan monopoli,
penelitian dan pengembangan serta efisiensi dinamis
sebagai perusahaan mampu mendapatkan keuntungan
abnormal dalam jangka Panjang. Mungkin ada tingkat
yang lebih cepat dari perkembangan teknologi yang akan
mengurangi biaya dan menghasilkan produk berkualitas
lebih baik bagi konsumen. Hal ini menyebabkan monopoli
itu akan menginvestasikan keuntungan dalam penelitian
dan pengembangan untuk mempromosikan efisiensi
dinamis.
26. SIFAT DASAR DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi harga itu bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan
baiaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan
menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang leb ih. Diskriminasi harga produsen monopolis
berusahan untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya dipasar yang
berbeda.
27. POTENSI MANFAAT DARI MONOPOLI
Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi kesejahteraan dari monopoli, duopoly, atau oligopoly
terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar. Dalam hamper setiap
industry pada setiap saat dalam waktu. Semakin pasar dimana monopoli tempak ada sebenarnya
menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional yang terus berkembang
28. SKALA EKONOMIS
Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala
untuk kesembangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah daripada
kondisi yang kompetitif. Hal ini di ilustrasikan dalam diagram berikutnya, dimana kita mengansumsikan
bahwa monopoli mampu mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka Panjang menentukan
sebuah output ekulibrium Q2 dan harga dibawah harga yang kompetitif