Dokumen tersebut membahas latar belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Babon dan tujuan praktikum manajemen sumberdaya perairan. DAS Babon merupakan salah satu DAS penting bagi ekosistem Jawa Tengah karena menerima limbah rumah tangga dan industri yang mengganggu keseimbangan ekosistemnya. Praktikum bertujuan memberikan pemahaman pengelolaan sumberdaya perairan pada ekosistem tersebut dari segi fisika, kimia
1. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah Daerah Aliran Sungai (DAS) banyak digunakan oleh beberapa ahli
dengan makna atau pengertian yang berbeda-beda, ada yang menyamakan dengan
cacthment area, watershed, atau drainage basin (Sudaryono, 2002). Menurut
Notohadiprawiro (1985) dalam Sudaryono (2002), bahwa daerah Aliran Sungai
merupakan keseluruhan kawasan pengumpul suatu sistem tunggal, sehingga dapat
disamakan dengan cacthment area. Sedangkan Menurut Martopo (1994) dalam
Sudaryono (2002), memberi pengertian bahwa, Daerah Aliran Sungai (DAS)
merupakan daerah yang dibatasi oleh topografi pemisah air yang terkeringkan
oleh sungai atau sistem saling berhubungan sedemikian rupa sehingga semua
aliran sungai yang jatuh di dalam akan keluar dari saluran lepas tunggal dari
wilayah tersebut.
Ekosistem Daerah Aliran Sungai memerlukan adanya suatu pengelolaan
agar pemanfaatannya dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Daerah Aliran
Sungai (DAS) Babon merupakan salah satu DAS yang sangat penting bagi
kelangsungan ekosistem di Propinsi Jawa Tengah, khususnya wilayah Semarang
dan sekitarnya. Adanya kegiatan industri, pemukiman, pertanian serta
pertambangan pada umumnya menimbulkan masalah-masalah seperti pencemaran
air, menurunnya kualitas sumberdaya alam, kekritisan lahan, gangguan kesehatan,
penurunan potensi sumberdaya alam hayati, bencana banjir, dan sedimen pada
DAS bagian hilir. Menurut BLH Kota Semarang (2005) dalam Suparjo (2009)
bahwa Sungai Babon menerima limbah dari kegiatan rumah tangga dan limbah
yang berasal dari enam industri besar. Limbah-limbah yang dibuang di Sungai
Babon berasal dari industri pembuatan moto, industri tekstil, pulp/kertas dan
pengalengan udang.
Pencemaran tersebut mengakibatkan keseimbangan ekosistem di Sungai
Babon menjadi terganggu. Maka perlu dilakukan suatu pengelolaan untuk
mengembalikan ekosistem tersebut ke kondisi semula. Melalui berbagai metode
dengan mempertimbangkan parameter fisika, kimia dan biologi.
2. 1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiwa mengenai
aplikasi bagaimana cara mengelola sumberdaya perairan pada salah satu
ekosistem perairan dari aspek fisika, kimia, biologi serta sosial-ekonomi;
2. Mengetahui profil lingkungan meliputi aspek fisika, kimia, biologi serta
sosial-ekonomi.
1.3. Waktu dan Tempat
Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan dilaksanakan pada hari
Senin, 17 November 2014. Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan
dilaksanakan di Sungai Babon, Genuk, Semarang dan kemudian dilakukan analisa
data langsung di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan
Jurusan Perikanan, Universitas Diponegoro, Semarang.