Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Prasekolah
Kemampuan identifikasi ini menjadi penting, sebab selengkap apapun fasilitas dan dana atau dukungan dari manapun namun bila SDMnya belum memiliki kemampuan membedakan, mengenali ABK maka jangan salahkan kalau akhirnya SDM akan salah dalam penanganan selanjutnya.
Intervensi adalah bentuk hambatan yang mungkin dialami peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berdampak dalam proses pendidikan, karena bisa menghambat perkembangan serta proses belajar. Intervensi dilakukan setelah asesmen dilakukan.
Sugiyono (2017:35) mendefinisikan analisis statistik deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel
More Related Content
Similar to Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
Intervensi adalah bentuk hambatan yang mungkin dialami peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berdampak dalam proses pendidikan, karena bisa menghambat perkembangan serta proses belajar. Intervensi dilakukan setelah asesmen dilakukan.
Sugiyono (2017:35) mendefinisikan analisis statistik deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel
Autism spectrum disorder (ASD) memiliki karakteristik utama yaitu perilaku repetitif dan minat yang terbatas, serta defisit dalam kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial sehari-hari. ASD memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan perilaku bermasalah, seperti perilaku tidak patuh yang berdampak buruk pada keberfungsian sehari-hari dalam aspek akademis maupun lingkungan sosial. Perilaku tidak patuh yang berlebihan dapat dikurangi melalui program modifikasi perilaku.
Fonasi atau proses bersuara adalah suatu proses di mana pita suara di tenggorokan menghasilkan bunyi dengan atau tanpa suara. Misalnya, konsonan ‘h’ dan ‘k’ dihasilkan tanpa adanya getaran pita suara, karena itu disebut bunyi tanpa suara. Bunyi vocal (a, i, u, e, o) dihasilkan dengan getaran pita suara, maka disebut bunyi bersuara.
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi, misalnya jenis kelamin karena jenis kelamin mempunyai variasi laki-laki dan perempuan. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan satuan-satuan yang karakteristiknya hendak diteliti
Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian kita perlu mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa kegiatan penelitian bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis dan empiris.
Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan masuk akal, sehingga dapat dijangkau dengan oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara atau langkah yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau langkah yang digunakan. Seistematis, berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Data penelitian yang dihasilkan haruslah memiliki kriteria tertentu, yaitu valid, reliable, obyektif. Dikatakan valid, yaitu menunjukkan derajat ketepatan/kesesuaian antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti dengan data yang diperoleh oleh peneliti. Untuk memperoleh data yang langsung valid dalam sebuah penelitian sering sulit dilakukan, maka dari itu data yang sudah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dilakukan pengujian realibilitas dan obyektivitas. Data yang reliabel dan obyektif, biasanya akan valid. Sebaliknya data yang valid pasti reliabel dan obyektif.
Diagnostic and Statistical Manual-5
atau DSM-5 (2013) telah mengganti istilah stuttering menjadi Childhood- Onset Fluency Disorder. Childhood-Onset Fluency Disorder masih
termasuk ke dalam kategori diagnosa gangguan komunikasi.
Childhood-Onset Fluency Disorder (stuttering) menurut DSM-5 adalah
gangguan pada kelancaran tempo berbicara yang tidak pantas untuk usia
dan kemampuan bahasa individu, bertahan dari waktu ke waktu, dan
ditandai oleh seringnya satu atau lebih kejadian berikut ini: (1)
pengulangan suara atau suku kata; (2) perpanjangan suara huruf vokal
maupun konsonan; (3) kata-kata yang terputus; (4) terdiam atau ada jeda
dalam berbicara; (5) perkataan yang panjang lebar guna mengganti kata-kata yang bermasalah; (6) dan tampak adanya tekanan fisik ketika
mengucapkan kata-kata.
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
macam metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, analisis visual, studi pustaka, dan interview (individual atau grup).
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas metode penelitian kuantitatif yang paling umum dan sering digunakan adalah korelasi, deskriptif, kasual komparatif, komparatif, eksperimen, survei, dan inferensial.
Tahapan-tahapan dari jalannya penelitian ini dimulai dari tahap pendahuluan, tahap penentuan rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, tahap pengumpulan data, tahap analisis, tahap pembahasan, tahap penarikan kesimpulan, dan tahap pembuatan laporan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan diantaranya ialah mengidentifikasi masalah/mencari permasalahan, merumuskan masalah, mengadakan studi pendahuluan, merumuskan hipotesis, menentukan sampel penelitian, menyusun rencana penelitian, Pelaksanaan penelitian.
Konsep dasar penelitian sebagai metodologi ilmu merupakan suatu usaha menemukan pengetahuan ilmiah dengan menggunakan kekuatan pikir dan aktifitas observasi empiris yang mengikuti kaidah-kaidah tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan guna memecahkan suatu persoalan
Mata kuliah ini membahas mengenai anatomi dan fisiologi serta patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait bahasa, bicara, suara dan menelan kuliah ceramah, diskusi, penugasan dan praktikum : Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, menganalisis dan menerapkan pengertian serta ruang lingkup konsep dasar tentang Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya sebagai Ahli Madya Terapis Wicara, sehingga mempermudah pemahaman fenomena kehidupan.
Keterampilan : Mahasiswa mampu menunjukkan, menyajikan, mendemonstrasikan serta menerapkan tentang pengertian dan ruang lingkup konsep dasar tentang Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya sebagai Ahli Madya Terapist Wicara, sehingga mempermudah pemahaman fenomena kehidupan.
Sikap : Mahasiswa mampu menerima, menghargai dan memecahkan tentang pengertian serta ruang lingkup konsep dasar Anatomi Fisiologi Patofisiologi yang meliputi respirasi, fonasi, artikulasi, sistem pendengaran, sistem saraf terkait alur pemrosesan bahasa dan bicara, suara serta menelan pada manusia untuk bekal melaksanakan tugas profesinya dan mampu memanfaatkan materi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
Non-Speech Oral Motor Exercises (NS-OME)
Sebuah kumpulan metode nonspeech dan prosedural yang mengklaim bahwa metode ini dapat mempengaruhi kekuatan lidah, bibir, rahang, meningkatkan tonus otot, memfasilitasi rentan gerakan, dan memingkatkan kontrol otot (Ruscello, In Press).
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
1. Pembinaan Kader Posyandu Melalui
Pemberdayaan Keluarga Di Desa
Wonosari Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah
April-Juni 2022
Penanganan
Keterampilan Bahasa
Bagi anak Berkebutuhan
Khusus Prasekolah
Anisyah Dewi Syah Fitri,M.Pd
2. Pengertian
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) Prasekolah
Kemampuan identifikasi ini menjadi penting, sebab
selengkap apapun fasilitas dan dana atau dukungan dari
manapun namun bila SDMnya belum memiliki
kemampuan membedakan, mengenali ABK maka
jangan salahkan kalau akhirnya SDM akan salah dalam
penanganan selanjutnya.
4. Keluarga
sehat
Keluarga yang setiap anggotanya berada
dalam kondisi yang sejahtera, baik dari
segi dari fisik maupun mental, sehingga
dapat hidup normal secara sosial dan
ekonomi di tengah masyarakat lainnya
5. Kelompok umur 0 – 18 bulan
Kelompok umur 18 bulan – 3 th
Kelompok umur 3 – 6 tahun
6. No
Kemampuan Kelompok umur 0 – 18 bulan
Kemampuan Klien
1 Menangis keras atau tangannya mencengkram saat
dipisahkan dengan ibunya
2 Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
3 Menolak saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4 Saat menangis mudah dibujuk untuk diam atau
digendong/dipeluk/dibuai
5 Menangis saat lapar, haus, dingin/basah, gerah, sakit
6 Mencari suara ibu atau orang lain yang memanggil namanya
7 Saat diajak bicara oleh orang asing menyembunyikan atau
memalingkan wajah dan tidak langsung menangis
8 Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang/gembira
9 Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan
membanting
7. Kemampuan keluarga
1 Segera mengendong atau memeluk saat bayi menangis
(memberi rasa aman dan nyaman)
2 Segera menyusui atau memberi makanan saat bayi haus/lapar
3 Segera mengganti popok/celana yang basah
4 Menjaga keamanan saat bayi tidur atau bermain
5 Sebera membawa bayi ke puskesmas/rumah sakit/pelayanan
kesehatan bila sakit
6 Selalu mengajak bicara saat merawat bayi
7 Bermain dengan bayi (bersuara, menggunakan mainan/benda
berwarna atau berbunyi)
8 Keluarga bersabar bila bayinya rewel
9 Tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
10 Keluarga segera mendiskusikan keadaan bayi bila mengalami
masalah kesehatan
8. No Kemampuan Usia 18 bulan – 3 tahun
Kemampuan Klien
1 Mengenal dan menyebut namanya
2 Bertindak sendiri dan tidak mau diperintah
3 Mau berpisah dengan orang tua dalam waktu singkat/ sebentar
4 Sering bertanya tentang hal/benda yang asing bagi dirinya
5 Sering menggunakan kata jangan/tidak/nggak
6 Berinteraksi dengan orang lain tanpa diperintah
7 Mampu mengungkapkan rasa suka dan tidak suka
8 Mulai belajar melakukan kegiatan mandiri, mandi, berpakaian,
memakai sepatu, membereskan mainannya sendiri
9 Mulai belajar BAK/BAB di toilet
10 Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain di luar
keluarga
11 Meniru kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
9. Kemampuan keluarga
1 Menyebutkan cara menstimulasi perkembangan anak
2 Menentukan cara untuk menstimulasi perkembangan anak
3 Memberikan mainan yang sesuai dengan usia anak
4 Tidak menggunakan kata perintah saat berbicara tetapi
memberikan alternatif untuk memilih
5 Membuat aturan perilaku yang baik (makan, mandi, tidur
bermain)
6 Memuji keberhasilan yang dicapai anak
7 Memberi kesempatan anak untuk bermain permainan
yang bertujuan menggali rasa ingin tahu
8 Segera membawa baita ke puskesmas/rumah
sakit/pelayanan kesehatan bila sakit
10. No Kemampuan Usia 3 – 6 tahun
Kemampuan Klien
1 Anak aktif bertanya segala sesuatu
2 Mengkhayal dan kreatif mencoba hal-hal baru
3 Mampu mengidentifikasi jenis kelamin
4 Mengenal 4 warna utama
5 Anak mudah berpisah dengan orang tua
6 Anak bermain dengan teman sebaya
7 Belajar melakukan perilaku orang tua, ikut dalam kegiatan keagamaan
8 Aktif bermain menggunakan peralatan yang ada dalam rumah, alat masak
dipukul meniru suara musik, kursi disusun menjadi kereta
9 Mampu mengungkapkan maksud dengan rangkaian kalimat yang panjang
10 Anak berinisiatif melakukan kegiatan secara mandiri, mandi, berpakaian,
memakai sepatu, membereskan mainannya sendiri, dan membantu adiknya
11 Anak BAK/BAB di toilet
12 Anak menerima kehadiran adiknya dan tidak terjadi sibling rivalry
berkepanjangan
11. Kemampuan keluarga
1 Memberi kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan baru
2 Menjadi contoh bagi anak dalam hal cara berinteraksi sosial
dengan orang lain dan lingkungan
3 Menggunakan bahasa dan kalimat positif bila melarang
4 Membantu anak dalam mempelajari hal-hal baru
5 Memberi pjian yang konstruktif pada keberhasilan anak
6 Mendiskusikan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
angota keluarga
7 Memikirkan pendidikan awal yang baik bagi anak
8 Keluarga tidak bertengkar di depan anak
9 Keluarga bersikap bijak mengatasi sibing rivalry dengan
melibatkan anak untuk ikut merawat adik barunya, membantu
dalam acara memandikan adik, memakaikan bedak badan adik,
baju adik
13. Keluarga dengan
ABK gangguan
fisik
1. Tunanetra, yaitu anak yang indera
penglihatannya tidak berfungsi (blind/low vision)
sebagai saluran
penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari
seperti orang awas.
2. Tunarungu, yaitu anak yang kehilangan seluruh
atau sebagian daya pendengarannya sehingga
tidak
atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal.
3. Tunadaksa, yaitu anak yang mengalami
kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak
(tulang,sendi dan otot).
14. Keluarga dengan
ABK gangguan
Intelektual
1. Tunagrahita, yaitu anak yang secara nyata mengalami
hambatan dan keterbelakangan perkembangan
mental intelektual jauh dibawah rata-rata sehingga
mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik,
komunikasi maupun sosial.
2. Anak Lamban belajar (slow learner), yaitu anak yang
memiliki potensi intelektual sedikit di bawah
normal tetapi belum termasuk tunagrahita (biasanya
memiliki IQ sekitar 70-90).
3. Anak berkesulitan belajar khusus, yaitu anak yang secara
nyata mengalami kesulitan dalam tugastugas
akademik khusus, terutama dalam hal kemampuan
membaca,menulis dan berhitung atau
matematika.
15. Keluarga dengan
ABK gangguan
Intelektual
4. Anak berbakat, adalah anak yang memiliki bakat atau
kemampuan dan kecerdasan luar biasa yaitu
anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi),
kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas
(task commitment) diatas anak-anak seusianya (anak
normal), sehingga untuk mewujudkan
potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
5. Autisme, yaitu gangguan perkembangan anak yang
disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem
syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Indigo adalah manusia yang sejak lahir mempunyai
kelebihan khusus yang tidak dimiliki manusia
pada umumnya.
16. Keluarga dengan
ABK gangguan
Emosi Dan
Perilaku
1. Tunalaras, yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
2. Anak dengan gangguan komunikasi bisa disebut
tunawicara, yaitu anak yang mengalami kelainan
suara,artikulasi (pengucapan), atau kelancaran bicara,yang
mengakibatkan terjadi penyimpangan
bentuk bahasa,isi bahasa,atau fungsi bahasa.
3. Hiperaktif, secara psikologis hiperaktif adalah gangguan
tingkah laku yang tidak normal, disebabkan
disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu
mengendalikan gerakan dan memusatkan
perhatian.