SlideShare a Scribd company logo
Kurikulum Sekolah Kehidupan di
Setiap Tahapan Usia Dini – 1 (0-
6 bulan)
Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah
Bagian 1
Hal yang penting di pelajari di usia 0-6 Bulan
1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Materi:
Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan:
– memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah
– memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah
– memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini anak menunjukan interaksi sosial dengan memberikan tatapan dan
senyuman. Ia akan menangis untuk mengekspresikan ketidaknyamanan. Ia juga
menangis bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau ketika berinteraksi
dengan orang yang tidak dikenal. Cara bayi merespon adalah dengan memberikan
gerakan tangan dan kaki.
Materi:
– Membangun interaksi secara fokus dengan penuh kelembutan
– Memberikan perasaan aman dan nyaman melalui kasih sayang
– Membangun rasa percaya pada dunia melalui pemenuhan kebutuhan dengan
penuh kelembutan dan kasih sayang
3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi
Pada usia ini anak berkomunikasi dengan menangis, berteriak, bergumam, dan ia
akan berhenti menangis setelah keinginannya terpenuhi.
Materi:
– Menghibur sehingga tersenyum dan tertawa
– Mengajak berbicara agar berceloteh
4. Memperkenalkan dengan lingkungan sekitar
Materi:
– Pengenalan wajah orang terdekat
– Pengenalan suara orang terdekat : Diajak berkomunikasi terutama saat menyusui
– Memperlihatkan benda-benda dihadapannya
– Memperdengarkan suara-suara disekitarnya
– Memperkenalkan dirinya, mengulang-ulang nama
– Meperlihatkan wajah di kaca
5. Melatih motorik kasar
Materi:
Berikan stimulasi agar bayi kita dapat:
– mengangkat kepalanya beberapa saat ditelungkupkan
– memutar kepala ke arah samping,
– mengikuti arah benda bergerak
– Kepala dan lengan bergerak bersamaan
– Bermain dengan kakinya
– Berguling
– Menjulurkan kaki saat terlentang
– duduk dengan bantuan
– kepala tegak ktika duduk dengan bantuan
6. Melatih motorik halus
Materi:
Berikan stimulus agar bayi kita dapat:
– memiliki refleks mengenggam jari ketika telapak tangannya disentuh
– memainkan jari tangan dan kaki
– memasukkan jari ke dalam mulut
– Memainkan benda dengan tangan
– Meraih benda di depannya
– Fokus pada benda bergerak dan mencoba meraihnya
– memegang benda dengan kelima jari
– Mendorong benda dengan telunjuknya
– Mencari benda dengan tangannya
7. Melatih kontrol otot mata.
Pada usia ini bayi memiliki fokus penglihatan pada satu benda. Ia memiliki perhatian
terhadap gerakan. Ia sangat tertarik pada wajah. Lebih suka berinteraksi dengan
orang dibanding dengan benda. Mulai dapat membedakan warna dan menunjukkan
kesukan pada warna tertentu
Materi:
– Memperlihatkan gambar terutama berwarna hitam putih
– Menempatkan benda pada jarak tertentu untuk melatih fokus mata
– Menggerak-gerakan benda untuk melatih kontrol mata
– Memperkenalkan buku yang bergambar sederhana dalam ukuran yang besar dan
berbahan aman untuk bayi
8. Melatih sensitifitas terhadap bunyi.
Pada usia ini bayi sangat tertarik saat mendengar orang berbicara, mulai dapat
mengenali suara orang tuanya atau pengasuh yang sering berinteraksi dengannya,
dapat merespon kata-kata dan gerakan yang sering digunakan, dapat membedakan
suara orang berbicara dari bunyi lainnya, menoleh pada berbagai suara musik, al-
quran atau bunyi-bunyian yang teratur, senang menjatuhkan benda untuk
mendengar bunyinya.
Materi:
– Sering mengajak berbicara dan mengulang-ngulang kata untuk suatu rutinitas
tertentu.
– Memperdengarkan bunyi yang mengandung repetisi, misal murottal Al Quran
– Memanggil dengan nama
– Memberikan benda yang menimbulkan bunyi
– Menempatkan berbagai bunyi agar bayi memalingkan kepala untuk mengikuti
bunyi
– Menggerakan atau menjatuhkan benda agar menimbulkan bunyi
9. Mengembangkan sensitifitas sentuhan
Pada usia ini bayi senang meraih, mengambil, dan menggenggam benda. Meneliti
benda-benda dengan cara memasukkannya ke dalam mulut.
Materi:
– Pengenalan tekstur : memberikan beragam benda yang memperkenalkan
beragam teksture yang aman bagi bayi
– Menempatkan mainan yang dapat menarik perhatiannya pada jarak tertentu agar
ia terlatih untuk meraih dan mengambil
10. Melatih sensitifitas terhadap cahaya
Materi:
– Melatih sensitifitas tehadap gelap dan terang
– Melatih kepekaan terhadap waktu siang dan malam
11. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Indikator anak sehat di usia ini dapat dilihat dari besar ukuran berat dan tinggi badan
serta ukuran lingkar kepala yang sesuai dengan tingkat usia dan standar yang
berlaku.
Materi:
– Memenuhi kebutuhan asupan gizi melalui pemenuhan asi ekslusif
– Melakukan pengamatan apakah ia merespon saat lapar seperti menangis atau
mencari puting susu.
– Melakukan pengamatan apakah ia berteriak saat mendengar suara keras
—-BERSAMBUNG—-
Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137
tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Including Parenting Advice, Health
Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good
Housekeeping; Hearst Book, 2004
Kurikulum Sekolah Kehidupan di
Setiap Tahapan Usia Dini – 2 (6-
12 bulan)
Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah
Bagian 2
Hal yang penting di pelajari di di usia 6-12 bulan
1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Materi:
Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan:
– memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah
– memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah
– memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
– Memperlihatkan suasana kegiatan beribadah
2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini biasanya anak menempelkan kepala bila merasa nyaman dalam
pelukan/gendongan atau meronta bila merasa tidak nyaman, dapat menyatakan
keinginan dengan gerakan tubuh dan kata-kata sederhana serta meniru cara orang
lain dalam menyatakan perasaan. Anak di usia ini sering mengalami perasaan tidak
nyaman saat berpisah dengan pengasuh yang mereka kenal, biasanya ia akan
menangis.
Materi:
– Memberikan perasaan aman dan nyaman melalui kasih sayang
– Membangun rasa percaya pada dunia melalui pemenuhan kebutuhan dengan
penuh kelembutan dan kasih sayang
– Sering mengekspresikan ungkapan kasih sayang dalam bentuk pelukan, ciuman
– Merespon perasaan mereka dengan penuh kesabaran dan kelembutan
– Membiasakan bayi untuk bertemu orang lain selain pengasuh yang ia kenal
3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi
Pada tahapan usia ini anak dapat merespons nada suara orang tua, mulai
menyadari bahwa kata-kata memiliki makna; mengenali nama beberapa benda,
menggunakan suara dan gerakan tubuh untuk memperoleh perhatian, memancing
orang di sekitarnya untuk mengekspresikan kasih sayang mereka, merespon
ekspresi kasih sayang, mengoceh dengan cara seperti berbicara, membuat suara
yang dapat dimengerti sebagai kata-kata, merespon perintah sederhana,
menumbuhkan rasa keterikatan pada saudara, merespon bila namanya dipanggil
dan mengenal beberapa kata, meniru bunyi yang didengarnya dan menciptakan satu
bunyi baru, mengucapkan kata sederhana, misalnya: mama, papa, dan sebagainya,
meniru mimik muka, Merespon lagu dan irama, mulai menirukan kata yang terdiri
dari dua suku kata, ia juga dapat menyatakan penolakan dengan menggeleng atau
menangis, anak dapat menunjuk benda yang diinginkan
contoh latihan:
– Banyak diajak berbicara terutama mengulang kata benda dan aktifitas yang sering
dilakukan
– Banyak berinteraksi dengan saudara
– Banyak memberikan ekspresi kasih sayang
– Sering menyapa dengan namanya
– Melatihnya berbicara kata-kata sederhana
– Bermain cilukba dan mimik muka
– membangun komunikasi melalui buku (bergambar besar, Berkalimat sederhana)
– Memberikan perintah sederhana
– Merespon kata-kata sederhananya dengan kalimat yang lebih utuh
– Melatihnya menunjuk sesuatu untuk menyatakan keinginan
– Melatihnya mengungkapkan penolakan dan persetujuan dengan kata sederhana
– Mengulang-ulang kata dan mengajak anak untuk menirukannya
4. Melatih kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah
Pada usia ini anak sering mengambil resiko untuk memenuhi rasa ingin tahu,
merasa terpesona pada benda dan sangat ingin tahu akibat dari perbuatan mereka
terhadap benda tersebut, gelisah bila terpisah dari orang tua dan khawatir bila
bertemu orang asing, dapat menenangkan dirinya sendiri dengan bantuan benda
seperti empeng atau selimut, dapat minum dari gelas dan makan sendiri
menggunakan peralatan makan bayi.
Materi:
– Merangsang anak untuk memecahkan masalah seperti menyingkirkan penghalang
untuk mencari benda kesuakaan mereka, mengambil dan menjatuhkan benda,
menumpahkan cairan
– Mengenalkan mereka pada makanan padat sebagai tambahan ASI/susu formula
– Melatih kemandirian dalam hal makan dan minum (sediakan fasilitas kemandirian
makan dan minum)
– Melatih kemandirian dalam hal bermain dan menyibukan diri sendiri tanpa
dampingan
5. Mengenalkan lingkungan sekitar
Materi:
– Mangajak bayi mengamati berbagai benda yang bergerak
– Mengajak bayi mengamati kegunaan benda
– Memberikan perintah sederhana terkait lingkungan sekitar
6. Melatih koordinasi antara penglihatan dan gerak tubuh
Pada usia ini anak suka memperhatikan suatu benda untuk beberapa saat, sudah
mulai memiliki kemampuan mengenali ruang dan jarak yang lebih tajam, senang
mencari benda-benda tersembunyi; menyadari keberadaan benda walaupun tidak
terlihat, dapat memegang benda di kedua tangan, memindahkan benda dari satu
tangan ke tangan yang lain
Materi:
– Merangsang anak untuk mengambil benda pada jarak tertentu
– Merangsang anak untuk mecari benda
– Memberikan benda pada kedua tangannya
– Merangsang anak untuk memindah-mindahkan benda diantara kedua tangan
7. Melatih motorik kasar
Materi:
Berikan stimulasi agar bayi kita dapat:
– Dapat berpindah ke posisi duduk dan kembali tanpa bantuan
– Berguling-guling
– Mencoba maju dengan cara menyorongkan tubuhnya
– Merangkak atau merayap
– Mampu berdiri sendiri tanpa bantuan
– Berjalan sambil berpegangan pada furniture
– Mampu berjalan sendiri
– Memukul-mukulkan, melempar, atau menjatuhkan benda yang dipegang
– bertepuk tangan
8 Melatih motorik halus
Materi:
Berikan stimulus agar bayi kita dapat:
– Meraih dan mencoba menggenggam benda yang besar
– Mengenggam benda kecil dengan telapak tangan
– Menggenggam benda kecil dengan ibu jari dan telunjuknya (menjumput)
– Meremas
– Memegang benda tipis seperti biskuit
9. Melatih respon terhadap rangsangan
Materi:
– Bermain sebab akibat seperti mengambil dan menjatuhkan benda, memindahkan
cairan
– Merangsang anak untuk berpaling ke sumber suara
– Merangsang anak untuk mengambil benda
– Memanggil namanya
– Memberikan benda yang dapat dibuka dan di tutup
10. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Indikator anak sehat di usia ini dapat dilihat dari besar ukuran berat dan tinggi badan
serta ukuran lingkar kepala yang sesuai dengan tingkat usia dan standar yang
berlaku.
Materi:
– Memenuhi kebutuhan asupan gizi melalui pemenuhan asi dan makanan
pendamping asi
– Melatih ia untuk menunjuk makanan yang diinginkan
– Melakukan pengamatan apakah ia menangis atau berteriak saat ia merasa tidak
aman
– Membantu membersihkan gigi dengan penuh kelembutan
Kurikulum Sekolah Kehidupan di
Setiap Tahapan Usia Dini – 3 (1-
2 tahun)
Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah
bagian 3
Hal yang penting dipelajari di usia 1-2
1. Pendidikan agama dan moral
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan
menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
– Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Memperkenalkan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
– Memperkenalkan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti
basmallah, hamdallah, dan salam
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran dan mendorong anak untuk
menirukan akhiran ayat
2. Melatih perkembangan sosial-emosi
Pada usia ini anak mulai menunjukkan kesukaan terhadap orang atau benda
tertentu. Anak dapat menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang baru
dikenal. Anak dapat menunjukkan reaksi marah apabila merasa terganggu. Anak
dapat mengeskpresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa).
Anak dapat menunjukan reaksi menerima atau menolak. Anak senang
memperhatikan atau mengamati aktivitas teman-temannya. Anak meniru pelikaku
orang dewasa yang pernah dilihatnya. Anak dapat bermain dengan temannya
namun berinteraksi sangat sedikit.
Materi:
– Melatih anak agar menunjuk atau menyebutkan kata sederhana untuk menyatakan
keinginannya agar dapat meminimalisir tantrum. Luangkan waktu
untuk mencari tahu makna isyarat keinginannya, bersabarlah sampai kita dapat
memahaminya
– Memberikan “yes or no question” untuk membantu kita menemukan keinginannya
– Setelah kita memahami keinginannnya, bantu melabeli nama perbuatan atau
benda yang ingin ia lakukan, agar perbendaharaan kata mereka semakin
kaya
– Melatih anak untuk menunjukan reaksi menerima dan menolak dengan
menggunakan kalimat dan cara yang baik
– Melatih anak untuk mengenal nama benda di sekitar mereka serta aktifitas yang
rutin dilakukan agar anak terlatih untuk mengungkapkan keinginan secara verbal
3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi
Pada usia ini anak sangat menikmati pengulangan cerita dan lagu, dapat mengenali
detail dalam gambar, memahami instruksi sederhana, dapat mengucapkan kata-
kata, menggunakan kalimat yang terdiri dari 2 kata, dapat duduk dengan diam
mendengar cerita sederhana, dapat memulai humor dan senang bila dapat membuat
orang lain tertawa
Materi:
– Melatih anak agar menunjuk atau menyebutkan kata sederhana untuk menyatakan
keinginannya (dapat meminimalisir tantrum)
– Merangsang anak untuk dapat menyebutkan nama benda
– Memperkaya perbendaharaan kata anak
– Memberikan cerita sederhana lewat buku dan alat peraga
– Meminta anak menyebutkan namanya
– Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan jawaban ya atau tidak
– Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan kata sederhana
– Memberikan buku dengan berbagai gambar yang menarik untuk diamati dan
dibahas bersama
– Melibatkan anak dalam permainan berpura-pura
– Membangun interaksi yang mengandung canda tawa
4. Melatih kemandirian dan pemecahan masalah
Materi:
– Melatih anak agar dapat menggunakan gelas dan sendok biasa
– Melatih anak agar dapat makan dan minum sendiri
– Melatih anak untuk terlibat dalam membereskan mainan ( memasukan mainan ke
dalam kotak)
5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak sangat menikmati pengulangan cerita dan lagu, sehingga konsep
sederhana bisa disampaikan melalui cerita dan lagu.
Materi:
– Mengajarkan konsep seperti penuh, kosong, jatuh, ada, tidak ada, naik, turun
– Memperkenalkan alat tulis untuk membuat garis
– Meminta anak menunjuk gambar suatu benda yang umum
– Memperkenalkan warna dasar
– Melatih untuk memilah barang berdasarkan warna dan bentuk
– Meminta mereka menyebut beberapa benda dan jenis makanan
– Merangsang mereka untuk mengenali wajah orang melalui gambar
– Mengajarkan konsep kepemilikan benda
– Memperkenalkan dan menyebutkan berbagai rasa makanan
– Membendakan ukuran benda (besar-kecil)
– Menyusun balok sesuai urutan ukuran
– Memperkenalkan sebab akibat perilaku misal: jatuh, tumpah dll
– merangkai puzzle sederhana
– Memperkenalkan angka dengan menyebutkan urutannya
– Mengenalkan bagian-bagian tubuh yang umum
6. Melatih koordinasi gerak tubuh
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
– Menumpuk 2 atau 3 benda
– Menaruh benda dalam wadah
– Mengguncangkan benda keluar dari wadahnya
– Melempar benda keluar dari wadahnya
– Mengeluarkan benda dari wadahnya
– Mengobrak-abrik laci, keranjang baju dan wadah lain karena ingin tahu
– Dapat duduk sendiri di kursi atau bangku ukuran anak-anak
7. Melatih motorik kasar
Materi:
Memberikan stimulasi agar balita kita dapat:
– Berdiri dan berjalan beberapa langkah tanpa bantuan
– Merangkak tempat yang lebih tinggi atau naik turun anak tangga
– Bangkit dari posisi duduk
– Naik-turun tangga menggunakan kaki yang sama dahulu
– Mengendarai mainan kendaraan sederhana
– Dapat menggelindingkan dan melempar bola tanpa kehilangan keseimbangan
– Dapat menendang bola kearah dean
– Berlari
– Berjalan mundur beberapa langkah
– Menarik dan mendorong benda yang ringan
– Berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik
– Melompat di tempat yang sama
8. Melatih motorik halus
Materi:
Memberikan stimulasi agar balita kita dapat:
– Memegang benda dengan jari dan ibu jari
– Dapat mengambil benda-benda yang kecil
– Memegang gelas dengan kedua tangan
– Membuat coretan bebas
– Membuat garis
– Membalik halaman buku walau belum sempurna
– Menyobek kertas
9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
– Melatih anak untuk terbiasa mencuci tangan, dan pada akhirnya dapat melakukan
sendiri
– Melatih anak untuk selalu berada di samping orang dewasa dan memegang
tangan mereka saat berada di tempat umum
– Mengingatkan mereka akan batasan perilaku demi keselamatan dan keamanan
diri
– Melatih anak untuk dapat menunjukan dan mengungkapkan rasa sakit dengan
lebih rinci
– Melatih anak untuk rutin menggosok gigi
10. Mengembangkan kemampuan seni
Pada usia ini anak-anak biasanya telah dapat mengenali berbagai bunyi dan nada,
mengetahui suara binatang, memahami perbedaan suara orang, dapat menirukan
bunyi; suara; atau irama yang teratur, dapat merespon suara atau nada dengan
menggerakan tubuhnya, dapat menirukan bunyi atau nada
Materi:
– Mengenalkan konsep kebaikan dan kebiasaan baik melalui nada dan lagu
– Menggunakan irama untuk berolah raga
– Meminta anak menirukan bunyi hewan
– Menggambar dengan mencoret-coret
– Membuat karya sederhana dengan balok
– bertepuk tangan degan pola irama tertentu
– Memainkan alat yang mengeluarkan bunyi
Kurikulum Sekolah Kehidupan di
Setiap Tahapan Usia Dini – 4 (2-
3 tahun)
Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah
Bagian 4
Hal yang penting dipelajari di usia 2-3
1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan
menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
– Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Mulai mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering
menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
– Mempraktekan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
– Mencontohkan potongan kata dari doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti
akhiran kemudian semakin lama semakin hafal
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Memperdengarkan surat pendek secara berulang
– Membangun sikap bersedia berbagi, menunggu giliran, menolong orang lain dan
bekerja sama
– Mempraktekan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti
basmallah, hamdallah, dan salam
2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Materi:
– Melatih anak untuk menghargai hak orang lain seperti mengantri dan bergiliran
– Melatih anak untuk dapat berbagi, bekerja sama dan menolong orang lain
– Melatih anak untuk bermain secara kooperatif dalam kelompok
– Melatih kepedulian dalam berinteraksi dengan orang lain seperti bersalaman,
menjawab salam atau pertanyaan
– Melatih anak untuk mengikuti aturan dalam permainan
– Melatih anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya
3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi
Pada usia ini anak dapat bercakap-cakap dengan cukup baik untuk dimengerti orang
tua, anak memiliki sebutan untuk hampir semua benda sehari-hari, dapat
menggunakan dua kata atau lebih ketika berbicara, anak apat berpartisipasi dalam
permainan sederhana, anak mulai senang mendengarkan cerita bergambar, serta
mulai mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kalimat tanya,
Materi:
– Melatih anak agar menggunakan kalimat sederhana untuk menyatakan
keinginannya (dapat meminimalisir tantrum)
– Memperkaya perbendaharaan kalimat anak melaui percakapan, permainan dan
buku
– Memberikan cerita sederhana lewat buku dan alat peraga
– Melatih anak menyebutkan nama lengkapnya
– Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan kalimat sederhana
– Melibatkan anak dalam permainan berpura-pura dengan peran yang lebih
bervariasi
– Melibatkan anak alam permainan engan memberi instruksi sederhana
– Membangun interaksi yang mengandung canda tawa
– memperagakan suara dan tingkah laku
– Memberikan berbagai perintah sederhana
– Mengembangkan kalimat saat menjawab pertanyaan sederhana mereka
– Mendorong anak untuk membagikan pengalamannya pada orang lain
4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini anak akan meniru cara pemecahan orang dewasa atau teman
Materi:
– Mencoba memakai dan mencopot baju sendiri
– Toilet training (anak apat mengungkapkan ketika ingin buang air kecil atau besar)
– Melibatkan anak dalam membereskan mainan
– Mendorong anak untuk terlibat menjaga kebersihan (misal membuang sampah,
mengelap yang tumpah)
5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak sudah mulai berkonsentrasi melakukan sesuatu tanpa banyak
dibantu orang tua, anak mulai memberikan nama atas karya yang dibuatnya, anak
mengetahui berbagai cara pengggunaan benda karena meniru perilaku orang di
sekitarnya, anak juga lebih dapat terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan
konsentrasi seperti memasangkan atau mencocokan gambar, anak menunjukkan
kesadaran atas perbedaan kepemilikan
Materi:
– Memperkaya perbendaharaan konsep kebalikan seperti panas/dingin, buka/tutup,
atas/bawah
– Meminta anak menunjuk gambar suatu benda yang umum
– Memperkenalkan beragam warna
– Melatih untuk memilah barang atau memasangkan
– Mengajarkan konsep meminta ijin
– merangkai puzzle sederhana
– Meminta anak menyebutkan bagian-bagian tubuh yang umum
– Mengeksplorasi sebab akibat
– Meminta anak menyebutkan bagian-bagian gambar
– Mengenalkan bentuk
– Mengenalkan pola
– Memperkenalkan angka dengan menyebutkan urutannya dan menghitung jumlah
benda
– Mengenalkan konsep ukuran panjang/pendek, tinggi/pendek
– Mengenalkan jenis kelamin
– Mengenalkan umurnya
-Mengamati dan membedakan benda di sekitarnya
6. Melatih koordinasi gerak tubuh
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
– Menumpuk benda lebih tinggi (6 benda atau lebih)
– Menuruni anak tangga satu demi satu dengan kaki yang sama secara perlahan
– menari mengikuti irama
– dapat melipat kertas bila dicontohkan terlebih dahulu
7. Melatih motorik kasar
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
– Berlari dengan baik
– Memanjat
– Membuka dan menutup pintu secara lebih hati-hati
– Melompat dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah
– Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki
– Melempar dan menagkap bola
– Mampu berdiri seimbang di atas satu kaki untuk beberapa detik
– Dapat menendang bola
– Berjalan sambil berjinjit
– Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan berpegangan
8. Melatih motorik halus
Materi:
– Memberikan alat tulis untuk membuat tulisan cakar ayam
– Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
– Melipat kain/kertas meskipun belum rapi/lurus
– Menggunting kertas tanpa pola engan gunting khusus balita
– Melatih Koordinasi jari tangan cukup untuk memegang benda pipih seperti sikat
gigi, sendok
9. Melatih kontrol diri
Pada usia ini anak mudah kecewa oleh perubahan besar dalam rutinitas sehari-hari.
Anak senang bereksplorasi namun cenderung impulsif. Mereka membutuhkan
batasan yang jelas untuk menghindari cedera. Anak mulai menunjukan kesukaan
tertentu terhadap orang atau bena sehingga sering muncul konflik seperti rebutan
mainan dengan sadara. Anak juga mulai dapat memanipulasi sikap dan
memunculkan perilaku negatif untuk mencari perhatian.
Materi:
– Melatih anak untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik, jangan
layani keinginannya sebelum ia menenangkan diri dan berlatih meminta dengan cara
yang baik
– Memberi pengertian dengan komunikasi secara singkat, padat dan jelas jika
keinginannya sedang tidak mungkin dipenuhi, lalu tawarkan solusi lain atau alihkan
dengan aktifitas lain
– Sigap terhadap sikap-sikap nonverbal yang muncul karena keterbatasanya
mengungkap keinginan secara verbal, lalu latih ia mengungkapkan keinginannya
secara verbal
– Membantu anak mengenal perasaannya, lalu akui perasaannya saat ia sedih,
kecewa atau marah, lalu latih ia untuk bersikap bijak dalam mengelola perasaannya
– Mengkondisikan lingkungan agar tidak terlalu banyak perubahan besar dengan
membuat rutinitas yang teratur atau persiapkan dengan matang saat akan
mengalami perubahan rutinitas
– Menangkap sebanyak-banyaknya perilaku baik dan menyenangkan lalu
apresiasilah dengan ungkapan kasih sayang, agar kedepannya ia tumbuh menjadi
anak yang lebih memilih mencari perhatian positif daripada negatif
– Memberi dan menyampaikan batasan dalam bereksplorasi atau mengalihkan anak
pada kegiatan lain yang lebih wajar ketika belum dapat memahami batasan perilaku
10. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
a. Menciptakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman agar tidak terlalu banyak
meralang anak bereksplorasi, seperti:
– Sediakan pagar menuju tangga
– Pasang pengganjal pintu anti terjepit
– Pasang cilhd lock dalam kulkas, laci dan lemari
– Jauhkan barang berbahaya dari jangkauan
– Pasang terminal listrik diluar jangkauan anak
– Pasang pagar pengaman di luar atau sediakan pintu bertralis
– Jauhkan dispenser air panas atau gunakan dispenser dengan child lock.
b. Melatih anak untuk dapat mencuci, membilas, dan mengelap ketika cuci tangan
tanpa bantuan
c. melatih anak agar dapat memberitahu orang dewasa bila sakit
d. Melatih anak membiasakan diri mencuci atau mengganti alat makan bila jatuh
e. Memberikan pengertian secara singkat, padat dan jelas mengenai batsan perilaku
demi kemanan diri kemudian segera mengalihkannya pada kegiatan lain yang lebih
aman dan wajar
f. Melatih anak untuk rutin menggosok gigi
11. Melatih kemampuan seni
Materi:
– Memfasilitasi anak untuk membuat gambar lalu mengapresiasi hasilnya
– Mengajarkan konsep kebaikan dan kebiasaan baik melalui lagu dan memintanya
bernyanyi bersama
– Melatih anak mengikuti gerakan tubuh sederhana
– melatih anak betepuk tangan atau menghentakan kaki mengikuti irama
– Bermain pura-pura dengan menirukan perilaku binatang
– Bermain pura-pura dengan menirukan aktivitas tertentu
– Mengapresiasi tumpukan balok yang disusun anak sebagai sebuah karya seni
tertentu, lalu membahasnya untuk melatih perkembangan bahasa
– Membuat karya seni dengan finger paint
– Membuat karya sederhana dengan play dough
Kurikulum Sekolah Kehidupan di
Setiap Tahapan Usia Dini – 5 (3-
4 tahun)
Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah
Bagian 5
Hal yang penting dipelajari di usia 3-4
1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini anak mengetahui perilaku yang berlawanan seperti pemahaman
perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan meskipun belum dapat
konsisten melakukan kebaikan. Anak mengetahui arti kasih dan sayang kepada
ciptaan Tuhan. Anak dapat meniru kegiatan beribadah dengan lebih baik lagi.
Materi:
– Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering
menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui
buku, permainan pura-pura atau cerita
– Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat
mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut
– Memcontohkan doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian
semakin lama semakin hafal
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Memperdengarkan surat pendek secara berulang
– Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
– Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan
manusia)
– Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali
dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
– Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
– Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan
sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa
sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini rasa empati yang mulai tumbuh memungkinkan mereka terlibat dalam
permainan bersama secara terbatas. Pada usia ini anak mulai menunjukkan
ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan. Anakk dapat menyatakan perasaan
secara verbal. Anak juga dapat bereaksi terhadap hal-hal yang tidak benar seperti
menunjukkan perasaan marah saat diganggu
Materi:
– Bermain permainan individu sederhana diantara teman lain
– Melatih anak bersabar menunggu giliran.
– Menumbuhkan sikap tolerasi anak dalam kegiatan berkelompok
– Menumbuhkan sikap menghargai orang lain dalam melakukan kegiatan
berkelompok
– Membangun sikap kerjasama melalui kegiatan berkelompok
– Melatih anak meminta ijin saat meminjam barang
– Mendorong anak agar bersedia meminjamkan mainan
– Melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan besar seperti piknik
– Mengakui perasaannya saat ia dapat mengungkapkan perasaan secara verbal
3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi `
Pada usia ini anak sudah dapat berbicara kalimat pendek dan sederhana sehingga
dapat menyatakan keinginan dengan kalimat sederhana. Anak mulai dapat mengerti
aturan permainan. Anak dapat mengucapkan hampir semua suara dengan benar
dan dapat dimengerti oleh orang diluar keluarga dekat. Anak memiliki imaginasi
yang jelas dan dapat menghasilkan permainan fantasi yang kaya
Materi:
– Mengajak anak menceritakan kembali atau mengingat cerita sederhana atau
pengalaman
– Meningkatkan kemampuan bahasa melalui kegiatan membacakan cerita
sederhana
– Meminta anak menceritakan isi buku dengan kata-kata sendiri
– Melatih perkembangan bahasa dan pemecahan masalah dengan memberikan dua
perintah yang diberikan bersamaan contoh: ambil mainan di atas meja lalu berikan
kepada adik
– Meminta anak menceritakan imajinasi miliknya
– Melibatkan diri dalam fantasi yang diungkapkan anak kepada kita
4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini anak belum memiliki pemahaman menyeluruh terhadap konsekuensi
sebuah peraturan sehingga masih butuh berbagai pembiasaan untuk mengikuti
aturan. Anak mulai dapat berpisah dari orang tua dengan mudah. Pada usia ini anak
telah menguasai toilet training meski terkadang mengalami “kecelakaan” dan
mengompol di tempat tidur
Materi:
– Melatih anak untuk dapat memasang dan mencopot sepatu sendiri
– Melatih anak untuk dapat mencopot kancing baju sendiri
– Memberikan berbagai permainan problem solving sederhana seperti puzzle
– Hanya memberi sedikit bantuan dalam urusan berpakaian
– Melibatkan anak dalam membersihkan badannya saat mandi
– Memberikan perintah sederhana dengan melibatkan anak memenuhi
keperluannya sendiri
– Meminta anak membereskan kembali mainannya
– Meminta anak terlibat menjaga kebersihan lingkungan
5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif
Materi:
– Mengajak anak menghitung 1 sampai 4 benda yang sama
– Meminta anak mengulang sedikitnya 3 benda terakhir yang berurutan disebutkan
– Mengajak anak menyebutkan bilangan angka 1-10
– Memperkenalkan 8 warna dasar
– Meminta anak mengidentifikasi bentuk – lingkaran, kotak, segitiga, segiempat dan
oval
– Megenalkan konsep waktu kemarin dan besok
– Mengenalkan beberapa huruf alphabet
– Meminta anak menyebutkan bagian yang hilang dari suatu pola gambar2.
Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula atau cabai)
– Meminta anak menyebutkan berbagai macam kegunaan dari benda
– Meminta anak menyebutkan persamaan antara dua benda
– Meminta anak menyebutkan perbedaan antara dua benda
– Memfasilitasi anak untuk bereksperimen dengan bahan yang disediakan
– Mendorong anak untuk mengerjakan tugas sampai selesai
– Bertanya kepada anak tentang kemungkinan kejadian yang akan terjadi
selanjutnya
– Meminta anak menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil-paling
besar)
– Mengenalkan konsep banyak dan sedikit
– Meminta anak menyebutkan alasan mengapa ada sesuatu yang tidak masuk
dalam kelompok tertentu
– Meminta anak menjelaskan model/karya yang dibuatnya
– Meminta anak menyebutkan peran dan tugas dari berbagai pekerjaan
– Mendorong anak untuk membuat gambar atau kontruksi dengan lebih rinci
– Melibatkan anak dalam aktivitas bersama teman dengan terencana (bermain
berkelompok dengan memainkan peran tertentu seperti yang telah direncanakan)
6. Melatih motorik kasar
Memberikan stimulasi sehingga anak dapat:
– Naik turun tangga dengan kaki kiri dan kanan bergantian
– Mengendarai sepeda roda tiga
– Melompat satu kaki dengan teknik yang lebih sempurna
– Bermain lompat kaki
– Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
– Berjalan meniti di atas papan yang cukup lebar
– Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm
– Meniru gerakan senam sederhana
– Berdiri dengan satu kaki
– Menangkap bola dengan mengulurkan lengan dan melempar tanpa kehilangan
keseimbangan
– Berjingkrak pada satu kaki
7. Melatih motorik halus
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
– Memotong menggunakan gunting mengikuti pola garis lurus
– Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam wadah
– Memasukkan benda kecil ke dalam botol seperti biji-bijian, manik-manik atau
kerikil
– Meronce benda yang cukup besar
– Mengerjakan art and craft sederhana seperti menempel bahan dan membuat
hiasan
8. Melatih kontrol diri
Pada usia ini anak masih perlu banyak latihan untuk bersikap lebih tepat karena
masih sering menghadapi permasalahan dari satu sudut pandang. Anak juga dapat
menunjukan pengidolaan terhadap kakak dan persaingan terhadap adik sehingga
biasanya muncul masalah persaingan antar saudara dan perkelahian seperti
disebabkan karena berebut mainan atau perhatian. Anak sangat mungkin berbohong
karena fantasi mereka juga mudah ketakutan akan sesuatu karena fantasi yang
dimunculkannya. Anak masih perlu pembiasaan mengikuti aturan. Anak masih perlu
banyak latihan untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik. Anak dapat
sangat tertarik dengan multimedia tetapi belum mampu mencerna aturan.
Materi:
– Terus istiomah mengajarkan anak bersikap lebih bijak dan melatih mereka untuk
melihat permasalahan dari sudut pandang lain yang lebih baik. Jangan berputus asa
saat anak-anak masih cenderung mengulangi kesahannya. Insya Allah dengan
teladan yang baik, kasih sayang dan perhatian yang cukup serta nasihat yang
disampaikan dengan cara yang baik dan disampaikan di waktu yang tepat, suatu
saat akan membuahkan hasil
– Hargai imaginasi anak. Jika ternyata imaginasi anak mengandung kebohongan
yang merugikan pihak lain, berikan ia pengertian untuk hanya bercerita yang susuai
dengan kejadian sesungguhnya agar orang lain tidak bingung dan tidak salah
bertindak. Jangan panik saat anak berbohong apalagi langsung memarahi . Ajak
anak diskusi di waktu yang tenang dan rileks dengan bertanya tentang kejadian
yang sebenarnya, ajak ia memilah mana yang merupakan imajinasi dan mana yang
kenyataan. Biasanya anak di usia ini tidak memiliki maksud untuk berbohong
dengan tujuan merugikan orang lain.
– Ingatkan anak tentang aturan dan tegakkan dengan konsisten, jangan bosan,
jangan juga terlalu menyalahkan mereka saat mereka belum mandiri melaksanakan
aturan atau masih harus terus sering diingatkan. Anak anak di usia ini masih terus
berlatih untuk memahami, mengingat dan melaksanakan aturan. yang perlu
dilakukan adalah mengingatkan dan memotivasi agar ia terus terlatih agar terbiasa
melaksanakan aturan. Jangan berputus asa dan melabeli mereka dengan label
negatif, karena berkomitmen terhadap aturan adalah sebuah proses.
– Perbanyak motivasi dengan pemberian reward jika aturan dilaksanakan dibanding
dengan pemberian hukuman jika aturan tidak dilaksanakan
– Akui perasaan takut mereka terlebih dahulu kemudian beri pengertian dari sudut
pandang yang benar. Ajak anak untuk senantiasa meminta perlindungan kepada
Allah. jangan menakuti anak, jangan terlalu mengiyakan perasaan takutnya tetapi
jangan juga terlalu menyepelekan.
9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
– Melatih anak agar dapat mebersihkan kotoran hidung dan lendir
– Melatih anak menggosok gigi sendiri
– Memberi pemahaman arti warna lampu lalu lintas
– Melatih anak mengelap tangan dan muka sendiri
– Memberi pemahaman kepada anak untuk selalu berjalan di sebelah kiri jalan
– Memberi pemahaman kepada anak untuk tidak menyebrangi jalan sendirian
10. Melatih kemampuan seni
Pada usia ini kapasitas untuk mengamati detail menguat sehingga anak memiliki
kemampuan untuk membuat karya seni yang lebih detail dari usia sebelumnya
Materi:
– Mendorong anak untuk mencontoh beragam bentuk yang tergambar: lingkaran,
kotak, segitiga, segiempat dan oval
– Membuat karya seni lukis dengan menggunakan beragam media.
– Membuat karya sederhana dengan play dough
– Mengajak anak mengamati dan membedakan benda di sekitarnya
– Mengajarkan kebaikan dan kebiasaan baik melalui lagu
– Menggerakkan tubuh sesuai irama
– Bertepuk tangan dengan pola yang berirama
– Membuat art and craft sederhana seperti menempel bahan dan membuat hiasan
– Menirukan huruf alfabet dengan jari di atas pasir
Kurikulum Sekolah Kehidupan di
Setiap Tahapan Usia Dini – 6 (4-
5 tahun)
Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah
Bagian 6
Hal yang penting dipelajari di usia 4-5
1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru
gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa
sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku
baik/sopan dan buruk
Materi:
– Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan
menyederhanakan bacaan
– Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan
belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya
– Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah
atau menghadiri kegiatan majelis dzikir
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui
buku, permainan pura-pura atau cerita
– Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat
mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan
kisah dari buku
– Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak
menghafalnya secara bertahap
– Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
– Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan
manusia)
– Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali
dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
– Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
– Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan
sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa
sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah
nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan
pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:
a. Allah sebagai pencipta
b. Allah sebagai pemberi rezeki
c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya
d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan
e. Allah sebagai pemerintah
f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah
2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini biasanya anak memiliki sikap mandiri dalam memilih kegiatan. Pada
usia ini diharapkan anak telah bersedia berbagi dan bergiliran dengan temannya.
Materi:
– Melatih anak untuk dapat berbagi perhatian orangtua dengan tamu
– Meltih anak memiliki rasa percaya diri
– Melatih anak memahami peraturan dan disiplin dalam mengikuti aturan
– Melatih anak memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
– Melatih anak untuk menghargai hasil karya sendiri
– Memberikan apresiasi positif terhadap karyanya
– Melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri dari lingkungannya
– Melatih anak untuk menghargai keunggulan orang lain
– Mengembangkan sikap Mau gemar menolong orang lain, dan bersedia
bekerjasama
– Mengembangkan sikap positif saat berpartisipasi dalam permainan kompetitif
– Mendorong anak unutk menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan
– Mengembangkan sikap menghargai orang lain dan menunjukkan rasa empati
3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi `
Pada usia ini anak berkomunikasi dengan mudah, ia menggunakan kalimat yang
detail dengan 4 atau lebih kata. Anak dapat duduk tenang lebih lama terutama untuk
mendengar cerita. Pada usia ini anak juga semakin kritis dalam bertanya. Anak
mengembangkan kesadaran terhadap jenis kelamin sehigga sangat ingin tahu
mengenai konsep jenis kelamin . Anak mulai dapat menyampaikan pemikirannya
dengan menggabungkan beberapa pengalaman. Di usia ini anak juga telah mampu
membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Materi:
– Membangun suasana yang nyaman bagi anak untuk bertanya dan menggali
informasi
– Membangun kebiasaan rutin membacakan buku dan mendiskusikan isi bacaan
– Sering meminta anak menceritakaan pengalaman atau kesan yang didapat dari
sebuah pengalaman
– Mendiskusikan cerita yang didengar atau dilihat di TV
– Mengembangkan sikap sopan santun dalam menyimak perkataan orang lain
– Melatih anak memahami dua perintah yang diberikan bersamaan
– Menguji pemahan anak terhadap cerita yang dibacakan
– Mengenalkan perbendaharaan kata mengenai kata sifat baik positif maupun
negatif
– Meminta anak mengulang kalimat sederhana
– Melatih anak menggunakan kalimat yang benar saat bertanya
– Melatih anak menjawab pertanyaan sesuai konteks pertanyaan
– Melatih anak mengungkapkan berbagai perasaan yang dialaminya
– Melatih anak mengutarakan pendapat kepada orang lain
– Melatih anak menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau alasan
ketidaksetujuan
– Meltih anak untuk menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
– Memperkaya perbendaharaan kata anak melalui buku yang membahas berbagai
tema
– Mendorong anak untuk berpartisipasi dalam percakapan
4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini anak dapat mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri yang
terkait dengan berbagai pemecahan masalah. Anak mulai bertanggung jawab dalam
menggosok gigi dan menggunakan dental floss seiring meningkatnya koordinasi.
Anak mulai menggunakan mata untuk mencari sesuatu secara sistematis. Anak
sudah selesai toilet training. Anak biasanya sudah dapat menerima peraturan yang
diberikan orangtua.
Materi:
– Membiasakan anak menyelesaikan tugas harian dengan jadwal yang lebih teratur
– Memahamkan pentingnya waktu
– Melatih anak memahami pola kegiatan harian
– Melatih anak untuk dapat mengikat tali sepatu sendiri
Materi:
Melatih anak untuk dapat bersuci dari instinja sendiri
Melatih anak makan sendiri dan dapat menggunakan sendok dan garpuang telah
digunakan ke tempat cuci piring
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan alat makan yang telah digunakan
Melatih anak mengenakan jaket tanpa batuan
Melatih anak mengancingkan atau memasang resleting jaket tanpa bantuan
Melatih anak mengenakan sepatu sendiri dengan benar
Metatih anak untuk terbiasa membereskan mainan sesudah bermain tanpa banyak
dibantu
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan baju kotor ke keranjang cucian
Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sesuai kemampuannya
Melatih anak untuk memelihara barang pribadi miliknya
Melatih anak untuk dapat berada disebuah lingkungan tanpa ditemani orang tua atau
pengasuh
Melatih anak untuk dapat bertamu singkat tanpa orang tua
5. Mengajarkan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga senang melakukan
pengamatan pada benda dan berbagai gejala. Pada usia ini diharapkan anak sudah
mampu memahami semua konsep sederhana seperti besar/kecil, keluar/masuk,
naik/turun, buka/tutup, dan telah mengenali benda yang biasa ditemui di rumah.
Anak telah mengenali semua fungsi dari benda yang biasa ditemui di rumah. Anak
telah memahami 8 warna dasar. Anak biasanya mulai menunjukkan minat untuk
belajar membaca.
Materi:
– Meminta anak menyebutkan nama lengkapnya
– Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
– Mengenalkan konsep bilangan 1-10
– Mengenalkan lambang bilangan 1-10
– Mengenalkan huruf dan bunyi huruf dengan metode yang ramah dan
menyenangkan
– Mengajak anak mengklasifikasikan benda sesuai fungsi, bentuk, ukuran dan warna
– Mengajak anak memilah objek atau gambar yang hampir sama
– Meminta anak mencontoh gambar lingkaran dan kotak
– Meminta anak menyebutkan 2 atau 3 benda berlainan dalam konsep yang sama,
misalnya angka, huruf, warna, buah-buahan dll
– Mengajak anak mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sejenis
dengan 2 variasi
– Meminta anak menyebutkan fungsi-fungsi benda
– Bermain pura-pura dengan menggunakan benda sebagai simbolik
– Mengenalkan konsep sederhana dalam gejala alam sehari-hari
– Mengenalkan kedudukan seseorang dalam silsilah keluarga
– Mengenalkan posisi benda dalam ruang dan terhadap benda lain
– Mengenalkan pola dan meminta anak mengulanginya
6. Melatih motorik kasar
Pada usia ini anak dapat berjalan dengan langkah mengayun, mereka bergerak
dengan lebih percaya diri dengan lebih terkendali.
Materi:
Memberikan stimulus sehingga anak kita dapat:
– Berlari atau berhenti dengan perintah
– Melompat dua atau tiga kali dengan satu kaki dalam satu garis
– Menangkap bola yang cukup besar
– Naik dan turun tangga dengan menggunakan kedua kaki bergantian
– Jungkir balik
– Memanjat
– Melompati sesuatu
– Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dll
– Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
– Melempar sesuatu secara terarah
– Menangkap sesuatu secara tepat
– Menendang sesuatu secara terarah
-Memanfaatkan alat permainan motorik di playground
7. Melatih motorik halus
Materi:
– Meminta anak menyalin bentuk sederhana
– Mengajak anak menjiplak bentuk sederhana mengikuti garis putus-putus
– Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan
lingkaran
– Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
– Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus (menjumput, mengelus,
mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras)
8. Melatih kontrol diri
Pada usia ini anak seringkali dapat meninggi atau menurun emosinya secara
ekstrem. Anak di usia ini sangat ingin menyenangkan teman dan ingin menjadi
seperti mereka. Anak juga sering memiliki keinginan dan terkadang masih bersikap
berlebihan dalam meminta pemenuhan akan keinginannya.
Materi:
– Melatih anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan
baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-
hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus
memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani
kebaikan.
– Memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah
yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi
memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan
untuk diberi nasihat
– Memberi anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri
pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung
– Membangun komunikasi tentang aturan, manfaat dari aturan, serta konsekuensi
logis dan natural dari pelanggaan aturan, sehingga pada saat anak-anak
menunjukkan emosi yang ekstrim yang disebabkan karena penolakan terhadap
aturan, maka kita hanya tinggal mengingatkan kembali aturan yang kita miliki
– Membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah
teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar
dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar
meskipun lingkungan melakukan sebaliknya
– Memberi pemahaman bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam
kehidupan, tetapi masing-masing memiliki kkonsekuensinya. Lalu istiqomahlah
memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun
teman-temannya memilih yang sebaliknya
– Memberi perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar
sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di
sekitarnya
– Melatih anak untuk dapat menahan diri dari keinginan yang harus dipenuhi saat itu
juga. Anak harus belajar bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang baru dapat
diraih setelah meningkatkan ikhtiar atau setelah menunggu. Juga banyak hal yang
tidak dapat diraih meskipun kita sangat menginginkannya. Caranya dengan tidak
memenuhi semua keinginan anak seketika itu juga.
– Memberikan pengertian ketika kita meminta mereka untuk menunggu pemenuhan
keinginan atau ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi. Biasanya suasana
akan memburuk ketika keinginan anak tidak terpenuhi, hindari mengubah keputusan
untuk menolak atau menunda pemenuhan keinginan karena perubahan sikap anak.
Anak akan menjadikan perubahan sikap mereka sebagai senjata di kemudian hari.
Tetaplah konsisten dengan keputusan kita. Jika konsistensi kita menimbulkan
kemudhorotan yang lebih besar kita dapat menawarkan alternatif penganti, namun
jangan pernah menawarkan kembali sesuatu yang sudah kita tolak. Misal “Tidak!
kalo beli permen tidak boleh, adek lagi batuk, tapi kalo roti boleh”
9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
– Mengajarkan anak menghafal alamat rumah dan nama lengkap orang tua
– Melatih anak menggunakan toilet dengan bantuan minimal
– Mengajarkan anak kewaspadaan terhadap bahaya seperti kebakaran, banjir,
gempa
– Mengenalkan rambu lalu lintas yang ada di jalan
10. Melatih kemampuan seni`
Pada usia ini anak lebih dapat menikmati kegiatan seni seperti bernyanyi, menari,
dan bersandiwara. Anak juga dapat membangun bentuk yang semakin rumit. Anak
telah dapat menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan dalam sebuah
peran. Anak juga mampu membedakan peran fantasi dan kenyataan
Materi:
– Meminta anak menggambar gambar sederhana dan menceritakan makna di balik
gambar tersebut
– Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam menceritakan suatu
cerita
– Mengajak anak melakukan senam atau bergerak mengikuti irama
– Meminta anak menggambar objek di sekitarnya
– meminta anak membentuk plastisin berdasarkan objek yang dilihatnya
– Meminta anak mendeskripsikan sesuatu dengan ekspresif yang berirama contoh
menirukan gerak hewan
– Mendorong anak untuk mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar
atau mewarnai
Kurikulum Pendidikan Iman dan
Tahapan Menanam Benih Keimanan di
7 Tahun pertama
Menyemai Benih Keimanan dari Dalam Rumah
Lampiran: (Kurikulum Pendidikan Iman dan Tahapan Menanam Benih Keimanan di
7 Tahun pertama)Oleh Kiki Barkiah
Menjadi orang tua akan memaksa kita untuk selalu lebih baik menjalani kehidupan
sesuai syariat islam. Tanpa kita perlu banyak membaca teori parenting khususnya
dari buku-buku psikologi dunia barat, sebenernya banyak permasalahan
pengasuhan anak yang akan terselesaikan ketika kita menanam benih-benih
keimanan dalam hati anak-anak. Setiap hari menyirami pohon keimanan itu dengan
nasihat dan keteladanan sampai iman merasuk dalam hati mereka dan membuat
mereka bersedia untuk menerima hukum-hukum Allah dengan kelapangan hati dan
bersedia untuk hidup di atas syariatNya. Tidak akan kita menemukan anak-anak
yang melawan dan bersikap kasar terhadap rang tua mereka karena islam
memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua. Tidak akan kita menemukan
anak-anak yang bersikap melampaui batas dalam hal pergaulan karena islam telah
mengatur itu semua.
Lihatlah fenomena generasi muda masa kini.
* 4 dari 100 pelajar dan mahasiswa Indonesia mengkonsumsi narkoba
• 95 dari 100 anak kelas 4, 5 dan 6 SD telah mengakses pornografi
• 93 dari 100 remaja pernah berciuman bibir
• 600.000 kasusanak-anak Indonesia hamil diluar nikah usia 10 – 11 tahun
• 2,2 juta kasus remaja Indonesia usia 15 – 19 tahun yang hamil di luar nikah
• 5 dari 100 remaja tertular penyakit menular seksual
• 3061 remaja terinfeksi HIV setiap 3 bulan
* Kasus INCEST Terjadi di 25 Propinsi pada 2014
[Rangkuman data dari BNN dan Puslitkes UI (2011), KPAI (Oktober 2013),
Kemenkes (Oktober 2013), Divisi Anak dan Remaja YKBH (2014), Content Analysis
berita online YKBH, (2014)]
Sumber: web yayasan kita dan buah hati.
Kira-kira apa agama pelaku data tersebut? Jika persentase muslim Indonesia
mencapai hingga 12,7 persen dari populasi dunia. Dari 205 juta penduduk
Indonesia, dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam (republika), maka
dapat kita simpulkan bahwa mayoritas pelaku adalah muslim. Mereka belajar islam,
belajar mengaji, belajar Al-quran. Bahkan diantara mereka insya Allah bisa
membaca Al-quran bahkan menghafalnya.
Namun apakah anak-anak dalam data tersebut hatinya bersedia tunduk terhadap
hukum Allah? Jika mereka bersedia untuk tunduk kepada hukum Allah, kita tidak
akan melihat data yang begitu mengerikan seperti ini.
Lalu bukankah anak-anak juga belajar islam? Bahkan diantara mereka sekolah di
sekolah islam. Diantara mereka bahkan tinggal dalam suasana pesantren. Keadaan
ini adalah keadaan yang disampaikan Rasulullah SAW, dimana jumlah ummat
muslim begitu banyak namun bagai buih di lautan.
Iman sebelum Al-quran VS Al-quran sebelum iman
Salah seorang sahabat nabi yang merupakan salah satu murid Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, Jundub ibn ‘Abdillah mengatakan, “kami bersama nabi
shallallahu ‘alaiahi wa sallam, saat kami pemuda, kami belajar iman sebelum al-
Qur’an. Lalu kami belajar al-Qur’an, sehingga iman kami bertambah. (Sunan Ibnu
Majah, 1/74, no.64, dan Imam Tarikh al-Kabir, 2/221, Sunanul Kubro , 2/49, no.
5498, Mu’jam al-Kabir, 2/225 no. 1656, dan dishahihkan oleh Syekh al-Bani dalam
Shahih Sunan Ibn Majah, 1/16, no.52
Abdullah ibn ‘Umar ibn Al-Khattab Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami telah
mengalami masa yang panjang dalam perjuangan Islam, dan seorang dari kami
telah ditanamkan keimanannya sebelum diajarkan Al-Qur’an, sehingga tatkala satu
surah turun kepada Nabi Muhammad Saw maka ia langsung mempelajari dan
mengamalkan halal-haram, perintah-larangan dan apa saja batasan agama yang
harus dijaga. Lalu aku melihat banyak orang saat ini yang diajarkan Al-Qur’an
sebelum ditanamkan keimanan dalam dirinya, sehingga ia mampu membaca Al-
Qur’an dari awal hingga akhir dan tak mengerti apa-apa soal perintah dan larangan
dan batasan apa saja yang mesti dipelihara.” [Kitab Al-Mustadrak ‘Alash-Shahiihain,
Jilid I hlm, 35]
Hasan Al-Bashri berkata: ““Sungguh, Al-Qur’an ini telah dibaca oleh budak-budak
sahaya dan anak kecil yang tak mengerti apapun penafsirannya. Ketahuilah bahwa
mentadabburi ayatnya tak lain adalah dengan mengikuti segala petunjuknya,
tadabbur tak hanya sekedar menghafal huruf-hurufnya atau memelihara dari
tindakan menyia-nyiakan batasannya. Sehingga ada seorang berkata sungguh aku
telah membaca seluruh Qur’an dan tak ada satu huruf pun yang luput, sungguh demi
Allah orang itu telah menggugurkan seluruh Qur’an karena Qur’an tak berbekas dan
tak terlihat pengaruhnya pada akhlak dan amalnya!” [kitab Az-Zuhd, hlm 276]
Inilah salah satu permasalahan ummat sepeninggal Rasulullah, bahkan
permasalahan ini telah muncul saat para sahabat masih hidup. Maka sangat wajar
bila dari masa ke masa permasalahan ini semakin memuncak dan pada akhirnya
menimbulkan persoalan pelik ummat ini. Inilah hasilnya ketika ilmu agama menjadi
ilmu kognitif yang sejajar dengan mata pelajaran lainnya. Ah….. begitu banyak hal
yang harus kita kejar sementara kita pun korban dari pelumpuhan nilai-nilai agama
yang disempitkan dalam kurikulum pendidikan agama di dalam sekolah.
Tentu hasilnya berbeda antara:
* Belajar Tentang Iman VS Belajar Menjadi orang yang beriman
* Belajar arti iman VS belajar menjalani hidup diatas keimanan
* Belajar macam-macam iman vs belajar meraih ketinggian iman
* Belajar untuk menjawab soal ujian bab keimanan VS belajar agar keimanan
berbuah surga
Kurikulum Ilmu Keimanan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh
cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa
ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga
merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah).
Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah :
Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul
Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam
An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.
Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan
masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang
sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :
1. Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati,
2. Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan
3. Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.
Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :
1) Niat, aqidah, dan amalan hati;
2) Lidah; dan
3) Seluruh anggota tubuh.
[Penjabaran 77 cabang iman terlampir, penulis copas dari
artikel https://muslimah.or.id/6020-cabang-cabang-iman.html]
Maka apa yang kita pelajari di sekolah tentang iman memanglah tidak salah, tetapi
kita hanya mempelajari highlight ilu keimanan. Ilmu itu dipangkas habis menjadi
literatur pelajaran yang bersifat hafalan agar anak-anak mampu menjawab soal
tentang bab keimanan dalam ujian. Jika saja cabang keimanan menjadi bab yang
dirinci dengan serius dalam pendidikan anak-anak kita, insya Allah beih-benih
keimanan akan memenuhi jiwa anak-anak sehingga mereka memiliki ketundukkan
kepada Allah untuk siap melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya.
Belajar iman sebelum Al-Quran bukan berarti melarang belajar quran sebelum
rampung belajar tentang keimanan. Belajar iman sebelum Al quran artinya menyiram
dan memupuk benih keimanan sehingga anak-anak dapat:
– Menundukkan hati kita untuk mengagungkan Allah
– Menundukkan hati kita untuk mengagungkan perintah dan larangan Allah
Sehingga ketika iman telah merasuk jiwa maka hati siap untuk menerima dan
melaksanakan Al-quran.
Inilah proyek besar dalam rumah tangga kita, proyek menanam benih keimanan
dalam hati anak-anak dengan cara:
1. Mengajarkan Ilmu yang menumbuhkan, mengokohkan dan menyuburkan
keimanan (secara khusus melluangkan waktu mengajarkan iai quran dan hadist)
2. Memberikan teladan dalam amal sebagai buah dari keimanan
3. Menjaga dari segala sesuatu yang akan merusak keimanan
4. Menggali hikmah kejadian sehari-hari agar semakin menyuburkan keimanan
Sebuah proyek besar dengan target:
* Saat anak 7 tahun, ia mencapai tamyiz (mampu membedakan mana hal yang
bermanfaat baginya dan mana hal yang membahanyakan dirinya)
* Saat anak 7 tahun, ia bersedia mendapat beban untuk belajar melaksanakan
ibadah mahdoh tanpa banyak penolakan
* Saat anak 10 tahun telah berkomitmen melaksanakan shalat dan ibadah wajib
lainnya sebagai buah keimanan
* Saat anak telah baligh mereka telah siap melaksanakan seluruh hukum Allah
(mencapai mukallaf)
* Saat anak mencapai baligh anak juga mencapai akil (dapat membedakan baik dan
buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, dibolehkan dan yang dilarang, serta
yang bermanfaat dan yang merusak) Tidak semua anak baligh saat ini mencapai akil
* Saat anak mencapai akil baligh tak lama kemudian ia meraih usia Ar Rusyd (saat
mereka telah mampu membelanjakan, menyimpan dan mengembangkan uang)
Artinya ketika anak akil baligh, anak telah:
1. Mengetahui tujuan hidupnya
2. Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum Allah
3. Siap melaksanakan perintah dan larangan Allah
Mari kita pangkas fasa remaja anak!! fasa yang memberi ruang untuk labil dan
melakukan kesalahan. Mari kita didik anak menjadi syabab/pemuda!!! dan
memperlakukan mereka sebagai pemuda ketika masa baligh telah tiba.
Proyek besar ini kita ulai dari rumah. Menanam benih unggul di lahan yang unggul
kemudian secara istiqomah menyiram tanaman keimanan ini agar tumbuh kokoh
dan menjulang tinggi dan pada akhirnya akan berbuah kemanfaatan.
Berikut salah satu upaya yang dapat kita lakukan dalam menyemai benih keimanan
di tahapan usia sebelum tamyiz
Basuta:
Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan:
– memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah
– memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah
– memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
– Memperlihatkan suasana kegiatan beribadah
1-2 tahun
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan
menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
– Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Memperkenalkan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
– Memperkenalkan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti
basmallah, hamdallah, dan salam
– Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong
anak untuk menirukan akhiran ayat
2-3 tahun
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan
menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong
anak untuk menirukan akhiran ayat
– Mempraktekan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
– Mempraktekan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti
basmallah, hamdallah, dan salam
– Mencontohkan potongan kata dari doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti
akhiran kemudian semakin lama semakin hafal
– Mulai mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering
menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
– Membangun sikap bersedia berbagi, menunggu giliran, menolong orang lain dan
bekerja sama
3-4 tahun
Pada usia ini anak mengetahui perilaku yang berlawanan seperti pemahaman
perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan meskipun belum dapat
konsisten melakukan kebaikan. Anak mengetahui arti kasih dan sayang kepada
ciptaan Tuhan. Anak dapat meniru kegiatan beribadah dengan lebih baik lagi.
Materi:
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong
anak untuk menirukan akhiran ayat
– Mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering
menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
– Memcontohkan doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian
semakin lama semakin hafal
– Memperdengarkan surat pendek secara berulang
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui
buku, permainan pura-pura atau cerita
– Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat
mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut
– Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
– Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan
manusia)
– Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali
dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
– Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
– Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan
sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa
sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
4-5 tahun
1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru
gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa
sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku
baik/sopan dan buruk
Materi:
– Memberikan keteladanan dalam bersikap
– Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
– Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
– Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
– Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan
manusia)
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari
– Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui
buku, permainan pura-pura atau cerita
– Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat
mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan
kisah dari buku
– Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali
dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
– Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
– Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan
sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa
sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
– Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan
menyederhanakan bacaan
– Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan
belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya
– Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah
atau menghadiri kegiatan majelis dzikir
– Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap
– Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak
menghafalnya secara bertahap, tanpa paksaan
– Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah
nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan
pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:
a. Allah sebagai pencipta
b. Allah sebagai pemberi rezeki
c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya
d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan
e. Allah sebagai pemerintah
f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah
usia 5-7 tahun
– Terus istiqomah dengan apa yang dilakukan di tahapan usia sebelumnya
– Mulai memiliki jadwal khusus untuk halaqoh agama dalam keluarga dan meminta
komitmen anak dalam berpartisipasi di dalamnya
– Mulai mengabarkan bahwa di usia 7 tahun orang tua memiliki kewajiban untuk
melakukan pendidikan shalat secara lebih konsisten
– Memperkenalkan materi fiqh ibadah secara lebih detail dan terstruksur sejalan
dengan kemampuan mereka memahami bahasa dan isi bacaan buku
– Mendorong anak untuk secara rutin melakukan ibadah mahdoh meski belum
membebani mereka untuk istiqomah menjalankannya
– Mendorong anak belajar mengaplikasikan sunnah Rasulullah dimulai dari hal-hal
sederhana dalam keseharian
– Memberikan motivasi bagi anak untuk menghafal Al-quran
– Mulai secara rutin dan konsisten menghafal Al-quran
– Meningkatkan penjagaan terhadap segala pengaruh yang dapat merusak fitrah
anak-anak
Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia 5-7 baik melalui kisah
nabi, Rasulullah saw, para sahabat, serta menyampaikan materi islam secara lebih
tersturktur diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:
1. Anak mengenal konsep “Islam The Way of Life”
2. Anak mengenal kesempurnaan islam yang mengatur semua bidang kehidupan
dari urusan kecil sampai urusan besar
3. Anak Mengenal konsep hari akhir dan negeri akhirat
4. Anak mengenal konsep pertanggungjawaban amal perbuatan
5. Anak mengenal malaikat
6. Anak mengenal konsep bahwa syaitan adalah musuh nyata baginya
7. Anak mengenal konsep “Rasulullah sang Teladan”
8. Anak mengenal konsep bahwa mengaplikasikan islam berarti meneladani/itiba
Rasulullah
Lampiran:
Kurikulum Ilmu Keimanan
77 Cabang Iman:
Amal yang terkait dengan hati itu ada yang berupa keyakinan dan ada yang berupa
niat. Ia terbagi dua puluh empat perkara, yaitu:
1. Beriman kepada Allah, termasuk di dalamnya beriman kepada Dzat-Nya, sifat-
Nya, tauhid-Nya, dan bahwa tidak ada yang serupa dengan-Nya, serta meyakini
barunya segala sesuatu selain-Nya,
2. Demikian pula beriman kepada malaikat-Nya,
3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya,
4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya,
5. Beriman kepada qadar-Nya yang baik maupun yang buruk,
6. Beriman kepada hari Akhir, termasuk di dalamnya beriman kepada pertanyaan di
alam kubur, kebangkitan, penghidupan kembali, hisab, mizan, shirat, surga, dan
neraka.
7. Mencintai Allah,
8. Cinta dan benci karena-Nya.
9. Mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, meyakini kemuliaannya. Termasuk di
dalamnya bershalawat kepadanya dan mengikuti sunnahnya.
10. Berniat ikhlas, termasuk di dalamnya meninggalkan riya’, dan kemunafikan.
11. Bertobat.
12. Khauf (rasa takut kepada Allah).
13. Raja’ (berharap kepada Allah)
14. Bersyukur
15. Memenuhi janji
16. Bersabar
17. Ridha terhadap qadha’ Allah
18. Bertawakkal (menyerahkan urusan kepada Allah)
19. Bersikap rahmah (sayang)
20. Bertawadhu’, termasuk di dalamnya menghormati yang tua dan menyayangi
yang muda.
21. Meninggalkan sombong dan ujub.
22. Meninggalkan hasad.
23. Meninggalkan dendam
24. Meninggalkan marah.
Amal yang terkait dengan lisan itu ada tujuh perkara, yaitu:
1. Melafazkan tauhid
2. Membaca Al Qur’an
3. Mempelajari ilmu
4. Mengajarkannya
5. Berdoa
6. Berdzikr, termasuk di dalamnya beristighfar.
7. Menjauhi perkataan sia-sia (laghwun).
Amal yang terkait dengan anggota badan itu ada tiga puluh delapan perkara, di
antaranya ada yang terkait dengan orang-perorang, ia ada lima belas perkara, yaitu:
1. Membersihkan, baik secara hissi (inderawi) maupun maknawi. Termasuk di
dalamnya menjauhi najis.
2. Menutup aurat.
3. Melaksanakan shalat baik fardhu maupun sunat.
4. Zakat juga demikian.
5. Memerdekakan budak.
6. Bersikap dermawan. Termasuk di dalamnya memberikan makan dan memuliakan
tamu.
7. Berpuasa, yang wajib maupun yang sunat.
8. Berhaji dan berumrah juga demikian.
9. Berthawaf.
10. Beri’tikaf.
11. Mencari malam Lailatul qadr.
12. Pergi membawa agama. Termasuk di dalamnya berhijrah dari negeri syirk.
13. Memenuhi nadzar.
14. Memeriksa keimanan.
15. Membayar kaffarat.
Yang terkait dengan yang menjadi pengikut, ia ada enam perkara, yaitu:
1. Menjaga diri dengan menikah.
2. Mengurus hak-hak orang yang ditanggungnya.
3. Berbakti kepada kedua orang tua, termasuk pula menjauhi sikap durhaka.
4. Mendidik anak.
5. Menyambung tali silaturrahim.
6. Menaati para pemimpin atau bersikap lembut kepada budak.
Yang terkait dengan masyarakat umum, ia ada tujuh belas cabang, yaitu:
1. Menegakkan pemerintahan dengan adil.
2. Mengikuti jamaah.
3. Menaati waliyyul amri (pemerintah).
4. Mendamaikan manusia, termasuk di dalamnya memerangi khawarij dan para
pemberontak.
5. Tolong-menolong di atas kebaikan, termasuk di dalamnya beramr ma’ruf dan
bernahi munkar.
6. Menegakkan hudud.
7. Berjihad, termasuk di dalamnya ribath (menjaga perbatasan).
8. Menunaikan amanah.
9. Menunaikan khumus (1/5 ghanimah).
10. Memberikan pinjaman dan membayarnya, serta memuliakan tetangga.
11. Bermu’amalah dengan baik.
12. Mengumpulkan harta dari yang halal.
13. Menginfakkan harta pada tempatnya, termasuk di dalamnya meninggalkan boros
dan berlebihan.
14. Menjawab salam.
15. Mendoakan orang yang bersin.
16. Menghindarkan bahaya atau sesuatu yang mengganggu dari manusia.
17. Menjauhi perbuatan sia-sia dan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari
jalan.
Sehingga jumlahnya 69 perkara, dan bisa menjadi 79 jika sebagiannya tidak
disatukan dengan yang lain, wallahu a’lam. (Lihat Fathul Bari juz 1 hal. 77)

More Related Content

What's hot

Belajar melalui Bermain
Belajar melalui Bermain Belajar melalui Bermain
Belajar melalui Bermain
Universitas Negeri Jakarta
 
Folio perkembangan bahasa
Folio perkembangan bahasaFolio perkembangan bahasa
Folio perkembangan bahasa
NurNuarNoi
 
Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2
Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2
Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2Zarifatul Azimah Ismail
 
Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Materi western sdidtk edit
Materi western sdidtk   editMateri western sdidtk   edit
Materi western sdidtk edit
idah6
 
Perkembangan Sensorik
Perkembangan SensorikPerkembangan Sensorik
Perkembangan Sensorik
Anda Sella Permata
 
Materi kep anak
Materi kep anakMateri kep anak
Materi kep anak
Mitha Khair
 
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
Universitas Negeri Jakarta
 
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak AwalPerkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Andhika Pratama
 
Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...
Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...
Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...
atone_lotus
 
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 TahunPerkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahunatone_lotus
 
Ppt perkembangan anak usia awal akhir
Ppt perkembangan anak usia awal akhirPpt perkembangan anak usia awal akhir
Ppt perkembangan anak usia awal akhir
RifkaAnisa6
 
IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)
IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)
IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)
Rafiza Diy
 
Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun
Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun
Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun
Yeti Rohayati
 
Perkembangan kognitif anak balit1
Perkembangan kognitif anak balit1Perkembangan kognitif anak balit1
Perkembangan kognitif anak balit1amyprahesti
 
Perkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anak
Perkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anakPerkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anak
Perkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anaknanta911
 
Bahan Ajar Webinar International
Bahan Ajar Webinar InternationalBahan Ajar Webinar International
Bahan Ajar Webinar International
Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awal
Community Design
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
atone_lotus
 
Mubiar@ semua anak cerdas
Mubiar@ semua anak cerdasMubiar@ semua anak cerdas
Mubiar@ semua anak cerdas
Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 

What's hot (20)

Belajar melalui Bermain
Belajar melalui Bermain Belajar melalui Bermain
Belajar melalui Bermain
 
Folio perkembangan bahasa
Folio perkembangan bahasaFolio perkembangan bahasa
Folio perkembangan bahasa
 
Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2
Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2
Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Kanak2
 
Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Aspek Perkembangan Bicara Bayi Umur 1-2 Tahun (Psikologi Perkembangan)
 
Materi western sdidtk edit
Materi western sdidtk   editMateri western sdidtk   edit
Materi western sdidtk edit
 
Perkembangan Sensorik
Perkembangan SensorikPerkembangan Sensorik
Perkembangan Sensorik
 
Materi kep anak
Materi kep anakMateri kep anak
Materi kep anak
 
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
 
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak AwalPerkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
 
Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...
Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...
Aspek Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Kanak-Kanak Akhir (Psikologi Perke...
 
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 TahunPerkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
 
Ppt perkembangan anak usia awal akhir
Ppt perkembangan anak usia awal akhirPpt perkembangan anak usia awal akhir
Ppt perkembangan anak usia awal akhir
 
IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)
IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)
IMPLIKASI SOSIO-EMOSI TERHADAP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN (EDU 3102)
 
Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun
Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun
Profil perkembangan masa kanak kanak awal usia 1-3 tahun
 
Perkembangan kognitif anak balit1
Perkembangan kognitif anak balit1Perkembangan kognitif anak balit1
Perkembangan kognitif anak balit1
 
Perkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anak
Perkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anakPerkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anak
Perkembangan fisik dan kognitif pada masa anak anak
 
Bahan Ajar Webinar International
Bahan Ajar Webinar InternationalBahan Ajar Webinar International
Bahan Ajar Webinar International
 
Perkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awalPerkembangan masa kanak kanak awal
Perkembangan masa kanak kanak awal
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
 
Mubiar@ semua anak cerdas
Mubiar@ semua anak cerdasMubiar@ semua anak cerdas
Mubiar@ semua anak cerdas
 

Similar to Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia

Perkembangan bahasa anak
Perkembangan bahasa anakPerkembangan bahasa anak
Perkembangan bahasa anak
kholid harras
 
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfPert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Eka Safitri
 
19809290 perkembangan-kanakkanak
19809290 perkembangan-kanakkanak19809290 perkembangan-kanakkanak
19809290 perkembangan-kanakkanakumai86
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
Amalia Senja
 
Perkembangan fisik dan kognitif bayi
Perkembangan fisik dan kognitif bayiPerkembangan fisik dan kognitif bayi
Perkembangan fisik dan kognitif bayi
AnjaniSafitri1
 
Perkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitifPerkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitif
Ainismaira Smile
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Uwes Chaeruman
 
tgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptx
tgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptxtgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptx
tgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptx
litanafratilova3
 
360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt
360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt
360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt
ROSITADAMAYANTI7
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
Andhika Pratama
 
PENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptxPENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptx
masturahsyam
 
BINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptx
BINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptxBINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptx
BINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptx
ikhsansentot
 
Masa perkembangan anak
Masa perkembangan anakMasa perkembangan anak
Masa perkembangan anak
Yeti Rohayati
 
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdfPenanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
Anisyah Dewi Syah Fitri,M.Pd
 
ASQPerkembangan BayiBalita.pptx
ASQPerkembangan BayiBalita.pptxASQPerkembangan BayiBalita.pptx
ASQPerkembangan BayiBalita.pptx
NurfiyaJannah
 
Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konseling dalam Asuhan Kebidanan Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konseling dalam Asuhan Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Hakikat pembelajaran di taman kanak
Hakikat pembelajaran di taman kanakHakikat pembelajaran di taman kanak
Hakikat pembelajaran di taman kanakNurul Amaliyah
 

Similar to Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia (20)

Perkembangan bahasa anak
Perkembangan bahasa anakPerkembangan bahasa anak
Perkembangan bahasa anak
 
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfPert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
 
19809290 perkembangan-kanakkanak
19809290 perkembangan-kanakkanak19809290 perkembangan-kanakkanak
19809290 perkembangan-kanakkanak
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Perkembangan fisik dan kognitif bayi
Perkembangan fisik dan kognitif bayiPerkembangan fisik dan kognitif bayi
Perkembangan fisik dan kognitif bayi
 
Perkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitifPerkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitif
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
tgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptx
tgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptxtgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptx
tgs ppt gabungan perkembangan anak 0-5 tahun.pptx
 
360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt
360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt
360869506-Materi-Sdidtk-Kader.ppt
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
 
PENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptxPENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptx
 
BINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptx
BINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptxBINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptx
BINA KELUARGA BALITA (BKB) Kecamatan Banyumas.pptx
 
Masa perkembangan anak
Masa perkembangan anakMasa perkembangan anak
Masa perkembangan anak
 
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdfPenanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
Penanganan Keterampilan Bahasa Bagi anak Berkebutuhan Khusus Prasekolah.pdf
 
ASQPerkembangan BayiBalita.pptx
ASQPerkembangan BayiBalita.pptxASQPerkembangan BayiBalita.pptx
ASQPerkembangan BayiBalita.pptx
 
Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konseling dalam Asuhan Kebidanan Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konseling dalam Asuhan Kebidanan
 
Hakikat pembelajaran di taman kanak
Hakikat pembelajaran di taman kanakHakikat pembelajaran di taman kanak
Hakikat pembelajaran di taman kanak
 

Recently uploaded

Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 

Recently uploaded (12)

Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 

Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia

  • 1. Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini – 1 (0- 6 bulan) Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini Disusun oleh: Kiki Barkiah Bagian 1 Hal yang penting di pelajari di usia 0-6 Bulan 1. Memberikan pendidikan agama dan moral Materi: Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan: – memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah – memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah – memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang 2. Melatih perkembangan sosial dan emosi Pada usia ini anak menunjukan interaksi sosial dengan memberikan tatapan dan senyuman. Ia akan menangis untuk mengekspresikan ketidaknyamanan. Ia juga menangis bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau ketika berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Cara bayi merespon adalah dengan memberikan gerakan tangan dan kaki. Materi: – Membangun interaksi secara fokus dengan penuh kelembutan – Memberikan perasaan aman dan nyaman melalui kasih sayang – Membangun rasa percaya pada dunia melalui pemenuhan kebutuhan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang 3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi Pada usia ini anak berkomunikasi dengan menangis, berteriak, bergumam, dan ia akan berhenti menangis setelah keinginannya terpenuhi. Materi: – Menghibur sehingga tersenyum dan tertawa – Mengajak berbicara agar berceloteh 4. Memperkenalkan dengan lingkungan sekitar Materi: – Pengenalan wajah orang terdekat – Pengenalan suara orang terdekat : Diajak berkomunikasi terutama saat menyusui – Memperlihatkan benda-benda dihadapannya – Memperdengarkan suara-suara disekitarnya – Memperkenalkan dirinya, mengulang-ulang nama – Meperlihatkan wajah di kaca
  • 2. 5. Melatih motorik kasar Materi: Berikan stimulasi agar bayi kita dapat: – mengangkat kepalanya beberapa saat ditelungkupkan – memutar kepala ke arah samping, – mengikuti arah benda bergerak – Kepala dan lengan bergerak bersamaan – Bermain dengan kakinya – Berguling – Menjulurkan kaki saat terlentang – duduk dengan bantuan – kepala tegak ktika duduk dengan bantuan 6. Melatih motorik halus Materi: Berikan stimulus agar bayi kita dapat: – memiliki refleks mengenggam jari ketika telapak tangannya disentuh – memainkan jari tangan dan kaki – memasukkan jari ke dalam mulut – Memainkan benda dengan tangan – Meraih benda di depannya – Fokus pada benda bergerak dan mencoba meraihnya – memegang benda dengan kelima jari – Mendorong benda dengan telunjuknya – Mencari benda dengan tangannya 7. Melatih kontrol otot mata. Pada usia ini bayi memiliki fokus penglihatan pada satu benda. Ia memiliki perhatian terhadap gerakan. Ia sangat tertarik pada wajah. Lebih suka berinteraksi dengan orang dibanding dengan benda. Mulai dapat membedakan warna dan menunjukkan kesukan pada warna tertentu Materi: – Memperlihatkan gambar terutama berwarna hitam putih – Menempatkan benda pada jarak tertentu untuk melatih fokus mata – Menggerak-gerakan benda untuk melatih kontrol mata – Memperkenalkan buku yang bergambar sederhana dalam ukuran yang besar dan berbahan aman untuk bayi 8. Melatih sensitifitas terhadap bunyi. Pada usia ini bayi sangat tertarik saat mendengar orang berbicara, mulai dapat mengenali suara orang tuanya atau pengasuh yang sering berinteraksi dengannya, dapat merespon kata-kata dan gerakan yang sering digunakan, dapat membedakan suara orang berbicara dari bunyi lainnya, menoleh pada berbagai suara musik, al- quran atau bunyi-bunyian yang teratur, senang menjatuhkan benda untuk mendengar bunyinya. Materi: – Sering mengajak berbicara dan mengulang-ngulang kata untuk suatu rutinitas tertentu. – Memperdengarkan bunyi yang mengandung repetisi, misal murottal Al Quran
  • 3. – Memanggil dengan nama – Memberikan benda yang menimbulkan bunyi – Menempatkan berbagai bunyi agar bayi memalingkan kepala untuk mengikuti bunyi – Menggerakan atau menjatuhkan benda agar menimbulkan bunyi 9. Mengembangkan sensitifitas sentuhan Pada usia ini bayi senang meraih, mengambil, dan menggenggam benda. Meneliti benda-benda dengan cara memasukkannya ke dalam mulut. Materi: – Pengenalan tekstur : memberikan beragam benda yang memperkenalkan beragam teksture yang aman bagi bayi – Menempatkan mainan yang dapat menarik perhatiannya pada jarak tertentu agar ia terlatih untuk meraih dan mengambil 10. Melatih sensitifitas terhadap cahaya Materi: – Melatih sensitifitas tehadap gelap dan terang – Melatih kepekaan terhadap waktu siang dan malam 11. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri Indikator anak sehat di usia ini dapat dilihat dari besar ukuran berat dan tinggi badan serta ukuran lingkar kepala yang sesuai dengan tingkat usia dan standar yang berlaku. Materi: – Memenuhi kebutuhan asupan gizi melalui pemenuhan asi ekslusif – Melakukan pengamatan apakah ia merespon saat lapar seperti menangis atau mencari puting susu. – Melakukan pengamatan apakah ia berteriak saat mendengar suara keras —-BERSAMBUNG—- Referensi Kurikulum: Al- Quran dan Hadist Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander The Good Housekeeping Book of Child Care: Including Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004
  • 4. Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini – 2 (6- 12 bulan) Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini Disusun oleh: Kiki Barkiah Bagian 2 Hal yang penting di pelajari di di usia 6-12 bulan 1. Memberikan pendidikan agama dan moral Materi: Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan: – memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah – memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah – memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang – Memperlihatkan suasana kegiatan beribadah 2. Melatih perkembangan sosial dan emosi Pada usia ini biasanya anak menempelkan kepala bila merasa nyaman dalam pelukan/gendongan atau meronta bila merasa tidak nyaman, dapat menyatakan keinginan dengan gerakan tubuh dan kata-kata sederhana serta meniru cara orang lain dalam menyatakan perasaan. Anak di usia ini sering mengalami perasaan tidak nyaman saat berpisah dengan pengasuh yang mereka kenal, biasanya ia akan menangis. Materi: – Memberikan perasaan aman dan nyaman melalui kasih sayang – Membangun rasa percaya pada dunia melalui pemenuhan kebutuhan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang – Sering mengekspresikan ungkapan kasih sayang dalam bentuk pelukan, ciuman – Merespon perasaan mereka dengan penuh kesabaran dan kelembutan – Membiasakan bayi untuk bertemu orang lain selain pengasuh yang ia kenal 3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi Pada tahapan usia ini anak dapat merespons nada suara orang tua, mulai menyadari bahwa kata-kata memiliki makna; mengenali nama beberapa benda, menggunakan suara dan gerakan tubuh untuk memperoleh perhatian, memancing orang di sekitarnya untuk mengekspresikan kasih sayang mereka, merespon ekspresi kasih sayang, mengoceh dengan cara seperti berbicara, membuat suara yang dapat dimengerti sebagai kata-kata, merespon perintah sederhana, menumbuhkan rasa keterikatan pada saudara, merespon bila namanya dipanggil dan mengenal beberapa kata, meniru bunyi yang didengarnya dan menciptakan satu bunyi baru, mengucapkan kata sederhana, misalnya: mama, papa, dan sebagainya, meniru mimik muka, Merespon lagu dan irama, mulai menirukan kata yang terdiri
  • 5. dari dua suku kata, ia juga dapat menyatakan penolakan dengan menggeleng atau menangis, anak dapat menunjuk benda yang diinginkan contoh latihan: – Banyak diajak berbicara terutama mengulang kata benda dan aktifitas yang sering dilakukan – Banyak berinteraksi dengan saudara – Banyak memberikan ekspresi kasih sayang – Sering menyapa dengan namanya – Melatihnya berbicara kata-kata sederhana – Bermain cilukba dan mimik muka – membangun komunikasi melalui buku (bergambar besar, Berkalimat sederhana) – Memberikan perintah sederhana – Merespon kata-kata sederhananya dengan kalimat yang lebih utuh – Melatihnya menunjuk sesuatu untuk menyatakan keinginan – Melatihnya mengungkapkan penolakan dan persetujuan dengan kata sederhana – Mengulang-ulang kata dan mengajak anak untuk menirukannya 4. Melatih kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah Pada usia ini anak sering mengambil resiko untuk memenuhi rasa ingin tahu, merasa terpesona pada benda dan sangat ingin tahu akibat dari perbuatan mereka terhadap benda tersebut, gelisah bila terpisah dari orang tua dan khawatir bila bertemu orang asing, dapat menenangkan dirinya sendiri dengan bantuan benda seperti empeng atau selimut, dapat minum dari gelas dan makan sendiri menggunakan peralatan makan bayi. Materi: – Merangsang anak untuk memecahkan masalah seperti menyingkirkan penghalang untuk mencari benda kesuakaan mereka, mengambil dan menjatuhkan benda, menumpahkan cairan – Mengenalkan mereka pada makanan padat sebagai tambahan ASI/susu formula – Melatih kemandirian dalam hal makan dan minum (sediakan fasilitas kemandirian makan dan minum) – Melatih kemandirian dalam hal bermain dan menyibukan diri sendiri tanpa dampingan 5. Mengenalkan lingkungan sekitar Materi: – Mangajak bayi mengamati berbagai benda yang bergerak – Mengajak bayi mengamati kegunaan benda – Memberikan perintah sederhana terkait lingkungan sekitar 6. Melatih koordinasi antara penglihatan dan gerak tubuh Pada usia ini anak suka memperhatikan suatu benda untuk beberapa saat, sudah mulai memiliki kemampuan mengenali ruang dan jarak yang lebih tajam, senang mencari benda-benda tersembunyi; menyadari keberadaan benda walaupun tidak terlihat, dapat memegang benda di kedua tangan, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain Materi: – Merangsang anak untuk mengambil benda pada jarak tertentu – Merangsang anak untuk mecari benda
  • 6. – Memberikan benda pada kedua tangannya – Merangsang anak untuk memindah-mindahkan benda diantara kedua tangan 7. Melatih motorik kasar Materi: Berikan stimulasi agar bayi kita dapat: – Dapat berpindah ke posisi duduk dan kembali tanpa bantuan – Berguling-guling – Mencoba maju dengan cara menyorongkan tubuhnya – Merangkak atau merayap – Mampu berdiri sendiri tanpa bantuan – Berjalan sambil berpegangan pada furniture – Mampu berjalan sendiri – Memukul-mukulkan, melempar, atau menjatuhkan benda yang dipegang – bertepuk tangan 8 Melatih motorik halus Materi: Berikan stimulus agar bayi kita dapat: – Meraih dan mencoba menggenggam benda yang besar – Mengenggam benda kecil dengan telapak tangan – Menggenggam benda kecil dengan ibu jari dan telunjuknya (menjumput) – Meremas – Memegang benda tipis seperti biskuit 9. Melatih respon terhadap rangsangan Materi: – Bermain sebab akibat seperti mengambil dan menjatuhkan benda, memindahkan cairan – Merangsang anak untuk berpaling ke sumber suara – Merangsang anak untuk mengambil benda – Memanggil namanya – Memberikan benda yang dapat dibuka dan di tutup 10. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri Indikator anak sehat di usia ini dapat dilihat dari besar ukuran berat dan tinggi badan serta ukuran lingkar kepala yang sesuai dengan tingkat usia dan standar yang berlaku. Materi: – Memenuhi kebutuhan asupan gizi melalui pemenuhan asi dan makanan pendamping asi – Melatih ia untuk menunjuk makanan yang diinginkan – Melakukan pengamatan apakah ia menangis atau berteriak saat ia merasa tidak aman – Membantu membersihkan gigi dengan penuh kelembutan
  • 7. Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini – 3 (1- 2 tahun) Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini Disusun oleh: Kiki Barkiah bagian 3 Hal yang penting dipelajari di usia 1-2 1. Pendidikan agama dan moral Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya. materi: – Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Memperkenalkan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi. – Memperkenalkan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran dan mendorong anak untuk menirukan akhiran ayat 2. Melatih perkembangan sosial-emosi Pada usia ini anak mulai menunjukkan kesukaan terhadap orang atau benda tertentu. Anak dapat menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang baru dikenal. Anak dapat menunjukkan reaksi marah apabila merasa terganggu. Anak dapat mengeskpresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa). Anak dapat menunjukan reaksi menerima atau menolak. Anak senang memperhatikan atau mengamati aktivitas teman-temannya. Anak meniru pelikaku orang dewasa yang pernah dilihatnya. Anak dapat bermain dengan temannya namun berinteraksi sangat sedikit. Materi: – Melatih anak agar menunjuk atau menyebutkan kata sederhana untuk menyatakan keinginannya agar dapat meminimalisir tantrum. Luangkan waktu untuk mencari tahu makna isyarat keinginannya, bersabarlah sampai kita dapat memahaminya – Memberikan “yes or no question” untuk membantu kita menemukan keinginannya – Setelah kita memahami keinginannnya, bantu melabeli nama perbuatan atau benda yang ingin ia lakukan, agar perbendaharaan kata mereka semakin kaya – Melatih anak untuk menunjukan reaksi menerima dan menolak dengan menggunakan kalimat dan cara yang baik
  • 8. – Melatih anak untuk mengenal nama benda di sekitar mereka serta aktifitas yang rutin dilakukan agar anak terlatih untuk mengungkapkan keinginan secara verbal 3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi Pada usia ini anak sangat menikmati pengulangan cerita dan lagu, dapat mengenali detail dalam gambar, memahami instruksi sederhana, dapat mengucapkan kata- kata, menggunakan kalimat yang terdiri dari 2 kata, dapat duduk dengan diam mendengar cerita sederhana, dapat memulai humor dan senang bila dapat membuat orang lain tertawa Materi: – Melatih anak agar menunjuk atau menyebutkan kata sederhana untuk menyatakan keinginannya (dapat meminimalisir tantrum) – Merangsang anak untuk dapat menyebutkan nama benda – Memperkaya perbendaharaan kata anak – Memberikan cerita sederhana lewat buku dan alat peraga – Meminta anak menyebutkan namanya – Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan jawaban ya atau tidak – Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan kata sederhana – Memberikan buku dengan berbagai gambar yang menarik untuk diamati dan dibahas bersama – Melibatkan anak dalam permainan berpura-pura – Membangun interaksi yang mengandung canda tawa 4. Melatih kemandirian dan pemecahan masalah Materi: – Melatih anak agar dapat menggunakan gelas dan sendok biasa – Melatih anak agar dapat makan dan minum sendiri – Melatih anak untuk terlibat dalam membereskan mainan ( memasukan mainan ke dalam kotak) 5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif Pada usia ini anak sangat menikmati pengulangan cerita dan lagu, sehingga konsep sederhana bisa disampaikan melalui cerita dan lagu. Materi: – Mengajarkan konsep seperti penuh, kosong, jatuh, ada, tidak ada, naik, turun – Memperkenalkan alat tulis untuk membuat garis – Meminta anak menunjuk gambar suatu benda yang umum – Memperkenalkan warna dasar – Melatih untuk memilah barang berdasarkan warna dan bentuk – Meminta mereka menyebut beberapa benda dan jenis makanan – Merangsang mereka untuk mengenali wajah orang melalui gambar – Mengajarkan konsep kepemilikan benda – Memperkenalkan dan menyebutkan berbagai rasa makanan – Membendakan ukuran benda (besar-kecil) – Menyusun balok sesuai urutan ukuran – Memperkenalkan sebab akibat perilaku misal: jatuh, tumpah dll – merangkai puzzle sederhana – Memperkenalkan angka dengan menyebutkan urutannya – Mengenalkan bagian-bagian tubuh yang umum
  • 9. 6. Melatih koordinasi gerak tubuh Memberikan stimulus pada anak agar dapat: – Menumpuk 2 atau 3 benda – Menaruh benda dalam wadah – Mengguncangkan benda keluar dari wadahnya – Melempar benda keluar dari wadahnya – Mengeluarkan benda dari wadahnya – Mengobrak-abrik laci, keranjang baju dan wadah lain karena ingin tahu – Dapat duduk sendiri di kursi atau bangku ukuran anak-anak 7. Melatih motorik kasar Materi: Memberikan stimulasi agar balita kita dapat: – Berdiri dan berjalan beberapa langkah tanpa bantuan – Merangkak tempat yang lebih tinggi atau naik turun anak tangga – Bangkit dari posisi duduk – Naik-turun tangga menggunakan kaki yang sama dahulu – Mengendarai mainan kendaraan sederhana – Dapat menggelindingkan dan melempar bola tanpa kehilangan keseimbangan – Dapat menendang bola kearah dean – Berlari – Berjalan mundur beberapa langkah – Menarik dan mendorong benda yang ringan – Berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik – Melompat di tempat yang sama 8. Melatih motorik halus Materi: Memberikan stimulasi agar balita kita dapat: – Memegang benda dengan jari dan ibu jari – Dapat mengambil benda-benda yang kecil – Memegang gelas dengan kedua tangan – Membuat coretan bebas – Membuat garis – Membalik halaman buku walau belum sempurna – Menyobek kertas 9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri Materi: – Melatih anak untuk terbiasa mencuci tangan, dan pada akhirnya dapat melakukan sendiri – Melatih anak untuk selalu berada di samping orang dewasa dan memegang tangan mereka saat berada di tempat umum – Mengingatkan mereka akan batasan perilaku demi keselamatan dan keamanan diri – Melatih anak untuk dapat menunjukan dan mengungkapkan rasa sakit dengan lebih rinci – Melatih anak untuk rutin menggosok gigi
  • 10. 10. Mengembangkan kemampuan seni Pada usia ini anak-anak biasanya telah dapat mengenali berbagai bunyi dan nada, mengetahui suara binatang, memahami perbedaan suara orang, dapat menirukan bunyi; suara; atau irama yang teratur, dapat merespon suara atau nada dengan menggerakan tubuhnya, dapat menirukan bunyi atau nada Materi: – Mengenalkan konsep kebaikan dan kebiasaan baik melalui nada dan lagu – Menggunakan irama untuk berolah raga – Meminta anak menirukan bunyi hewan – Menggambar dengan mencoret-coret – Membuat karya sederhana dengan balok – bertepuk tangan degan pola irama tertentu – Memainkan alat yang mengeluarkan bunyi
  • 11. Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini – 4 (2- 3 tahun) Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini Disusun oleh: Kiki Barkiah Bagian 4 Hal yang penting dipelajari di usia 2-3 1. Memberikan pendidikan agama dan moral Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya. materi: – Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Mulai mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah – Mempraktekan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi. – Mencontohkan potongan kata dari doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Memperdengarkan surat pendek secara berulang – Membangun sikap bersedia berbagi, menunggu giliran, menolong orang lain dan bekerja sama – Mempraktekan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam 2. Melatih perkembangan sosial dan emosi Materi: – Melatih anak untuk menghargai hak orang lain seperti mengantri dan bergiliran – Melatih anak untuk dapat berbagi, bekerja sama dan menolong orang lain – Melatih anak untuk bermain secara kooperatif dalam kelompok – Melatih kepedulian dalam berinteraksi dengan orang lain seperti bersalaman, menjawab salam atau pertanyaan – Melatih anak untuk mengikuti aturan dalam permainan – Melatih anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya 3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi Pada usia ini anak dapat bercakap-cakap dengan cukup baik untuk dimengerti orang tua, anak memiliki sebutan untuk hampir semua benda sehari-hari, dapat menggunakan dua kata atau lebih ketika berbicara, anak apat berpartisipasi dalam permainan sederhana, anak mulai senang mendengarkan cerita bergambar, serta
  • 12. mulai mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kalimat tanya, Materi: – Melatih anak agar menggunakan kalimat sederhana untuk menyatakan keinginannya (dapat meminimalisir tantrum) – Memperkaya perbendaharaan kalimat anak melaui percakapan, permainan dan buku – Memberikan cerita sederhana lewat buku dan alat peraga – Melatih anak menyebutkan nama lengkapnya – Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan kalimat sederhana – Melibatkan anak dalam permainan berpura-pura dengan peran yang lebih bervariasi – Melibatkan anak alam permainan engan memberi instruksi sederhana – Membangun interaksi yang mengandung canda tawa – memperagakan suara dan tingkah laku – Memberikan berbagai perintah sederhana – Mengembangkan kalimat saat menjawab pertanyaan sederhana mereka – Mendorong anak untuk membagikan pengalamannya pada orang lain 4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah Pada usia ini anak akan meniru cara pemecahan orang dewasa atau teman Materi: – Mencoba memakai dan mencopot baju sendiri – Toilet training (anak apat mengungkapkan ketika ingin buang air kecil atau besar) – Melibatkan anak dalam membereskan mainan – Mendorong anak untuk terlibat menjaga kebersihan (misal membuang sampah, mengelap yang tumpah) 5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif Pada usia ini anak sudah mulai berkonsentrasi melakukan sesuatu tanpa banyak dibantu orang tua, anak mulai memberikan nama atas karya yang dibuatnya, anak mengetahui berbagai cara pengggunaan benda karena meniru perilaku orang di sekitarnya, anak juga lebih dapat terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi seperti memasangkan atau mencocokan gambar, anak menunjukkan kesadaran atas perbedaan kepemilikan Materi: – Memperkaya perbendaharaan konsep kebalikan seperti panas/dingin, buka/tutup, atas/bawah – Meminta anak menunjuk gambar suatu benda yang umum – Memperkenalkan beragam warna – Melatih untuk memilah barang atau memasangkan – Mengajarkan konsep meminta ijin – merangkai puzzle sederhana – Meminta anak menyebutkan bagian-bagian tubuh yang umum – Mengeksplorasi sebab akibat – Meminta anak menyebutkan bagian-bagian gambar – Mengenalkan bentuk – Mengenalkan pola – Memperkenalkan angka dengan menyebutkan urutannya dan menghitung jumlah benda
  • 13. – Mengenalkan konsep ukuran panjang/pendek, tinggi/pendek – Mengenalkan jenis kelamin – Mengenalkan umurnya -Mengamati dan membedakan benda di sekitarnya 6. Melatih koordinasi gerak tubuh Memberikan stimulus pada anak agar dapat: – Menumpuk benda lebih tinggi (6 benda atau lebih) – Menuruni anak tangga satu demi satu dengan kaki yang sama secara perlahan – menari mengikuti irama – dapat melipat kertas bila dicontohkan terlebih dahulu 7. Melatih motorik kasar Memberikan stimulus pada anak agar dapat: – Berlari dengan baik – Memanjat – Membuka dan menutup pintu secara lebih hati-hati – Melompat dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah – Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki – Melempar dan menagkap bola – Mampu berdiri seimbang di atas satu kaki untuk beberapa detik – Dapat menendang bola – Berjalan sambil berjinjit – Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan berpegangan 8. Melatih motorik halus Materi: – Memberikan alat tulis untuk membuat tulisan cakar ayam – Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari – Melipat kain/kertas meskipun belum rapi/lurus – Menggunting kertas tanpa pola engan gunting khusus balita – Melatih Koordinasi jari tangan cukup untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok 9. Melatih kontrol diri Pada usia ini anak mudah kecewa oleh perubahan besar dalam rutinitas sehari-hari. Anak senang bereksplorasi namun cenderung impulsif. Mereka membutuhkan batasan yang jelas untuk menghindari cedera. Anak mulai menunjukan kesukaan tertentu terhadap orang atau bena sehingga sering muncul konflik seperti rebutan mainan dengan sadara. Anak juga mulai dapat memanipulasi sikap dan memunculkan perilaku negatif untuk mencari perhatian. Materi: – Melatih anak untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik, jangan layani keinginannya sebelum ia menenangkan diri dan berlatih meminta dengan cara yang baik – Memberi pengertian dengan komunikasi secara singkat, padat dan jelas jika keinginannya sedang tidak mungkin dipenuhi, lalu tawarkan solusi lain atau alihkan dengan aktifitas lain – Sigap terhadap sikap-sikap nonverbal yang muncul karena keterbatasanya
  • 14. mengungkap keinginan secara verbal, lalu latih ia mengungkapkan keinginannya secara verbal – Membantu anak mengenal perasaannya, lalu akui perasaannya saat ia sedih, kecewa atau marah, lalu latih ia untuk bersikap bijak dalam mengelola perasaannya – Mengkondisikan lingkungan agar tidak terlalu banyak perubahan besar dengan membuat rutinitas yang teratur atau persiapkan dengan matang saat akan mengalami perubahan rutinitas – Menangkap sebanyak-banyaknya perilaku baik dan menyenangkan lalu apresiasilah dengan ungkapan kasih sayang, agar kedepannya ia tumbuh menjadi anak yang lebih memilih mencari perhatian positif daripada negatif – Memberi dan menyampaikan batasan dalam bereksplorasi atau mengalihkan anak pada kegiatan lain yang lebih wajar ketika belum dapat memahami batasan perilaku 10. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri Materi: a. Menciptakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman agar tidak terlalu banyak meralang anak bereksplorasi, seperti: – Sediakan pagar menuju tangga – Pasang pengganjal pintu anti terjepit – Pasang cilhd lock dalam kulkas, laci dan lemari – Jauhkan barang berbahaya dari jangkauan – Pasang terminal listrik diluar jangkauan anak – Pasang pagar pengaman di luar atau sediakan pintu bertralis – Jauhkan dispenser air panas atau gunakan dispenser dengan child lock. b. Melatih anak untuk dapat mencuci, membilas, dan mengelap ketika cuci tangan tanpa bantuan c. melatih anak agar dapat memberitahu orang dewasa bila sakit d. Melatih anak membiasakan diri mencuci atau mengganti alat makan bila jatuh e. Memberikan pengertian secara singkat, padat dan jelas mengenai batsan perilaku demi kemanan diri kemudian segera mengalihkannya pada kegiatan lain yang lebih aman dan wajar f. Melatih anak untuk rutin menggosok gigi 11. Melatih kemampuan seni Materi: – Memfasilitasi anak untuk membuat gambar lalu mengapresiasi hasilnya – Mengajarkan konsep kebaikan dan kebiasaan baik melalui lagu dan memintanya bernyanyi bersama – Melatih anak mengikuti gerakan tubuh sederhana – melatih anak betepuk tangan atau menghentakan kaki mengikuti irama – Bermain pura-pura dengan menirukan perilaku binatang – Bermain pura-pura dengan menirukan aktivitas tertentu – Mengapresiasi tumpukan balok yang disusun anak sebagai sebuah karya seni tertentu, lalu membahasnya untuk melatih perkembangan bahasa – Membuat karya seni dengan finger paint – Membuat karya sederhana dengan play dough
  • 15. Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini – 5 (3- 4 tahun) Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini Disusun oleh: Kiki Barkiah Bagian 5 Hal yang penting dipelajari di usia 3-4 1. Memberikan pendidikan agama dan moral Pada usia ini anak mengetahui perilaku yang berlawanan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan meskipun belum dapat konsisten melakukan kebaikan. Anak mengetahui arti kasih dan sayang kepada ciptaan Tuhan. Anak dapat meniru kegiatan beribadah dengan lebih baik lagi. Materi: – Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui buku, permainan pura-pura atau cerita – Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut – Memcontohkan doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Memperdengarkan surat pendek secara berulang – Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan – Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia) – Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku – Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun – Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku 2. Melatih perkembangan sosial dan emosi Pada usia ini rasa empati yang mulai tumbuh memungkinkan mereka terlibat dalam
  • 16. permainan bersama secara terbatas. Pada usia ini anak mulai menunjukkan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan. Anakk dapat menyatakan perasaan secara verbal. Anak juga dapat bereaksi terhadap hal-hal yang tidak benar seperti menunjukkan perasaan marah saat diganggu Materi: – Bermain permainan individu sederhana diantara teman lain – Melatih anak bersabar menunggu giliran. – Menumbuhkan sikap tolerasi anak dalam kegiatan berkelompok – Menumbuhkan sikap menghargai orang lain dalam melakukan kegiatan berkelompok – Membangun sikap kerjasama melalui kegiatan berkelompok – Melatih anak meminta ijin saat meminjam barang – Mendorong anak agar bersedia meminjamkan mainan – Melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan besar seperti piknik – Mengakui perasaannya saat ia dapat mengungkapkan perasaan secara verbal 3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi ` Pada usia ini anak sudah dapat berbicara kalimat pendek dan sederhana sehingga dapat menyatakan keinginan dengan kalimat sederhana. Anak mulai dapat mengerti aturan permainan. Anak dapat mengucapkan hampir semua suara dengan benar dan dapat dimengerti oleh orang diluar keluarga dekat. Anak memiliki imaginasi yang jelas dan dapat menghasilkan permainan fantasi yang kaya Materi: – Mengajak anak menceritakan kembali atau mengingat cerita sederhana atau pengalaman – Meningkatkan kemampuan bahasa melalui kegiatan membacakan cerita sederhana – Meminta anak menceritakan isi buku dengan kata-kata sendiri – Melatih perkembangan bahasa dan pemecahan masalah dengan memberikan dua perintah yang diberikan bersamaan contoh: ambil mainan di atas meja lalu berikan kepada adik – Meminta anak menceritakan imajinasi miliknya – Melibatkan diri dalam fantasi yang diungkapkan anak kepada kita 4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah Pada usia ini anak belum memiliki pemahaman menyeluruh terhadap konsekuensi sebuah peraturan sehingga masih butuh berbagai pembiasaan untuk mengikuti aturan. Anak mulai dapat berpisah dari orang tua dengan mudah. Pada usia ini anak telah menguasai toilet training meski terkadang mengalami “kecelakaan” dan mengompol di tempat tidur Materi: – Melatih anak untuk dapat memasang dan mencopot sepatu sendiri – Melatih anak untuk dapat mencopot kancing baju sendiri – Memberikan berbagai permainan problem solving sederhana seperti puzzle – Hanya memberi sedikit bantuan dalam urusan berpakaian – Melibatkan anak dalam membersihkan badannya saat mandi – Memberikan perintah sederhana dengan melibatkan anak memenuhi keperluannya sendiri
  • 17. – Meminta anak membereskan kembali mainannya – Meminta anak terlibat menjaga kebersihan lingkungan 5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif Materi: – Mengajak anak menghitung 1 sampai 4 benda yang sama – Meminta anak mengulang sedikitnya 3 benda terakhir yang berurutan disebutkan – Mengajak anak menyebutkan bilangan angka 1-10 – Memperkenalkan 8 warna dasar – Meminta anak mengidentifikasi bentuk – lingkaran, kotak, segitiga, segiempat dan oval – Megenalkan konsep waktu kemarin dan besok – Mengenalkan beberapa huruf alphabet – Meminta anak menyebutkan bagian yang hilang dari suatu pola gambar2. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula atau cabai) – Meminta anak menyebutkan berbagai macam kegunaan dari benda – Meminta anak menyebutkan persamaan antara dua benda – Meminta anak menyebutkan perbedaan antara dua benda – Memfasilitasi anak untuk bereksperimen dengan bahan yang disediakan – Mendorong anak untuk mengerjakan tugas sampai selesai – Bertanya kepada anak tentang kemungkinan kejadian yang akan terjadi selanjutnya – Meminta anak menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil-paling besar) – Mengenalkan konsep banyak dan sedikit – Meminta anak menyebutkan alasan mengapa ada sesuatu yang tidak masuk dalam kelompok tertentu – Meminta anak menjelaskan model/karya yang dibuatnya – Meminta anak menyebutkan peran dan tugas dari berbagai pekerjaan – Mendorong anak untuk membuat gambar atau kontruksi dengan lebih rinci – Melibatkan anak dalam aktivitas bersama teman dengan terencana (bermain berkelompok dengan memainkan peran tertentu seperti yang telah direncanakan) 6. Melatih motorik kasar Memberikan stimulasi sehingga anak dapat: – Naik turun tangga dengan kaki kiri dan kanan bergantian – Mengendarai sepeda roda tiga – Melompat satu kaki dengan teknik yang lebih sempurna – Bermain lompat kaki – Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola) – Berjalan meniti di atas papan yang cukup lebar – Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm – Meniru gerakan senam sederhana – Berdiri dengan satu kaki – Menangkap bola dengan mengulurkan lengan dan melempar tanpa kehilangan keseimbangan – Berjingkrak pada satu kaki
  • 18. 7. Melatih motorik halus Memberikan stimulus pada anak agar dapat: – Memotong menggunakan gunting mengikuti pola garis lurus – Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam wadah – Memasukkan benda kecil ke dalam botol seperti biji-bijian, manik-manik atau kerikil – Meronce benda yang cukup besar – Mengerjakan art and craft sederhana seperti menempel bahan dan membuat hiasan 8. Melatih kontrol diri Pada usia ini anak masih perlu banyak latihan untuk bersikap lebih tepat karena masih sering menghadapi permasalahan dari satu sudut pandang. Anak juga dapat menunjukan pengidolaan terhadap kakak dan persaingan terhadap adik sehingga biasanya muncul masalah persaingan antar saudara dan perkelahian seperti disebabkan karena berebut mainan atau perhatian. Anak sangat mungkin berbohong karena fantasi mereka juga mudah ketakutan akan sesuatu karena fantasi yang dimunculkannya. Anak masih perlu pembiasaan mengikuti aturan. Anak masih perlu banyak latihan untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik. Anak dapat sangat tertarik dengan multimedia tetapi belum mampu mencerna aturan. Materi: – Terus istiomah mengajarkan anak bersikap lebih bijak dan melatih mereka untuk melihat permasalahan dari sudut pandang lain yang lebih baik. Jangan berputus asa saat anak-anak masih cenderung mengulangi kesahannya. Insya Allah dengan teladan yang baik, kasih sayang dan perhatian yang cukup serta nasihat yang disampaikan dengan cara yang baik dan disampaikan di waktu yang tepat, suatu saat akan membuahkan hasil – Hargai imaginasi anak. Jika ternyata imaginasi anak mengandung kebohongan yang merugikan pihak lain, berikan ia pengertian untuk hanya bercerita yang susuai dengan kejadian sesungguhnya agar orang lain tidak bingung dan tidak salah bertindak. Jangan panik saat anak berbohong apalagi langsung memarahi . Ajak anak diskusi di waktu yang tenang dan rileks dengan bertanya tentang kejadian yang sebenarnya, ajak ia memilah mana yang merupakan imajinasi dan mana yang kenyataan. Biasanya anak di usia ini tidak memiliki maksud untuk berbohong dengan tujuan merugikan orang lain. – Ingatkan anak tentang aturan dan tegakkan dengan konsisten, jangan bosan, jangan juga terlalu menyalahkan mereka saat mereka belum mandiri melaksanakan aturan atau masih harus terus sering diingatkan. Anak anak di usia ini masih terus berlatih untuk memahami, mengingat dan melaksanakan aturan. yang perlu dilakukan adalah mengingatkan dan memotivasi agar ia terus terlatih agar terbiasa melaksanakan aturan. Jangan berputus asa dan melabeli mereka dengan label negatif, karena berkomitmen terhadap aturan adalah sebuah proses. – Perbanyak motivasi dengan pemberian reward jika aturan dilaksanakan dibanding dengan pemberian hukuman jika aturan tidak dilaksanakan – Akui perasaan takut mereka terlebih dahulu kemudian beri pengertian dari sudut pandang yang benar. Ajak anak untuk senantiasa meminta perlindungan kepada
  • 19. Allah. jangan menakuti anak, jangan terlalu mengiyakan perasaan takutnya tetapi jangan juga terlalu menyepelekan. 9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri Materi: – Melatih anak agar dapat mebersihkan kotoran hidung dan lendir – Melatih anak menggosok gigi sendiri – Memberi pemahaman arti warna lampu lalu lintas – Melatih anak mengelap tangan dan muka sendiri – Memberi pemahaman kepada anak untuk selalu berjalan di sebelah kiri jalan – Memberi pemahaman kepada anak untuk tidak menyebrangi jalan sendirian 10. Melatih kemampuan seni Pada usia ini kapasitas untuk mengamati detail menguat sehingga anak memiliki kemampuan untuk membuat karya seni yang lebih detail dari usia sebelumnya Materi: – Mendorong anak untuk mencontoh beragam bentuk yang tergambar: lingkaran, kotak, segitiga, segiempat dan oval – Membuat karya seni lukis dengan menggunakan beragam media. – Membuat karya sederhana dengan play dough – Mengajak anak mengamati dan membedakan benda di sekitarnya – Mengajarkan kebaikan dan kebiasaan baik melalui lagu – Menggerakkan tubuh sesuai irama – Bertepuk tangan dengan pola yang berirama – Membuat art and craft sederhana seperti menempel bahan dan membuat hiasan – Menirukan huruf alfabet dengan jari di atas pasir
  • 20. Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini – 6 (4- 5 tahun) Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini Disusun oleh: Kiki Barkiah Bagian 6 Hal yang penting dipelajari di usia 4-5 1. Memberikan pendidikan agama dan moral Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku baik/sopan dan buruk Materi: – Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan menyederhanakan bacaan – Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya – Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah atau menghadiri kegiatan majelis dzikir – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui buku, permainan pura-pura atau cerita – Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan kisah dari buku – Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak menghafalnya secara bertahap – Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan – Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia) – Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku – Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun – Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
  • 21. Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb: a. Allah sebagai pencipta b. Allah sebagai pemberi rezeki c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan e. Allah sebagai pemerintah f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah 2. Melatih perkembangan sosial dan emosi Pada usia ini biasanya anak memiliki sikap mandiri dalam memilih kegiatan. Pada usia ini diharapkan anak telah bersedia berbagi dan bergiliran dengan temannya. Materi: – Melatih anak untuk dapat berbagi perhatian orangtua dengan tamu – Meltih anak memiliki rasa percaya diri – Melatih anak memahami peraturan dan disiplin dalam mengikuti aturan – Melatih anak memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah) – Melatih anak untuk menghargai hasil karya sendiri – Memberikan apresiasi positif terhadap karyanya – Melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri dari lingkungannya – Melatih anak untuk menghargai keunggulan orang lain – Mengembangkan sikap Mau gemar menolong orang lain, dan bersedia bekerjasama – Mengembangkan sikap positif saat berpartisipasi dalam permainan kompetitif – Mendorong anak unutk menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan – Mengembangkan sikap menghargai orang lain dan menunjukkan rasa empati 3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi ` Pada usia ini anak berkomunikasi dengan mudah, ia menggunakan kalimat yang detail dengan 4 atau lebih kata. Anak dapat duduk tenang lebih lama terutama untuk mendengar cerita. Pada usia ini anak juga semakin kritis dalam bertanya. Anak mengembangkan kesadaran terhadap jenis kelamin sehigga sangat ingin tahu mengenai konsep jenis kelamin . Anak mulai dapat menyampaikan pemikirannya dengan menggabungkan beberapa pengalaman. Di usia ini anak juga telah mampu membedakan antara fantasi dan kenyataan. Materi: – Membangun suasana yang nyaman bagi anak untuk bertanya dan menggali informasi – Membangun kebiasaan rutin membacakan buku dan mendiskusikan isi bacaan – Sering meminta anak menceritakaan pengalaman atau kesan yang didapat dari sebuah pengalaman – Mendiskusikan cerita yang didengar atau dilihat di TV – Mengembangkan sikap sopan santun dalam menyimak perkataan orang lain – Melatih anak memahami dua perintah yang diberikan bersamaan – Menguji pemahan anak terhadap cerita yang dibacakan – Mengenalkan perbendaharaan kata mengenai kata sifat baik positif maupun negatif – Meminta anak mengulang kalimat sederhana
  • 22. – Melatih anak menggunakan kalimat yang benar saat bertanya – Melatih anak menjawab pertanyaan sesuai konteks pertanyaan – Melatih anak mengungkapkan berbagai perasaan yang dialaminya – Melatih anak mengutarakan pendapat kepada orang lain – Melatih anak menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau alasan ketidaksetujuan – Meltih anak untuk menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar – Memperkaya perbendaharaan kata anak melalui buku yang membahas berbagai tema – Mendorong anak untuk berpartisipasi dalam percakapan 4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah Pada usia ini anak dapat mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri yang terkait dengan berbagai pemecahan masalah. Anak mulai bertanggung jawab dalam menggosok gigi dan menggunakan dental floss seiring meningkatnya koordinasi. Anak mulai menggunakan mata untuk mencari sesuatu secara sistematis. Anak sudah selesai toilet training. Anak biasanya sudah dapat menerima peraturan yang diberikan orangtua. Materi: – Membiasakan anak menyelesaikan tugas harian dengan jadwal yang lebih teratur – Memahamkan pentingnya waktu – Melatih anak memahami pola kegiatan harian – Melatih anak untuk dapat mengikat tali sepatu sendiri Materi: Melatih anak untuk dapat bersuci dari instinja sendiri Melatih anak makan sendiri dan dapat menggunakan sendok dan garpuang telah digunakan ke tempat cuci piring Melatih anak untuk terbiasa menyimpan alat makan yang telah digunakan Melatih anak mengenakan jaket tanpa batuan Melatih anak mengancingkan atau memasang resleting jaket tanpa bantuan Melatih anak mengenakan sepatu sendiri dengan benar Metatih anak untuk terbiasa membereskan mainan sesudah bermain tanpa banyak dibantu Melatih anak untuk terbiasa menyimpan baju kotor ke keranjang cucian Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sesuai kemampuannya Melatih anak untuk memelihara barang pribadi miliknya Melatih anak untuk dapat berada disebuah lingkungan tanpa ditemani orang tua atau pengasuh Melatih anak untuk dapat bertamu singkat tanpa orang tua 5. Mengajarkan kemampuan kognitif Pada usia ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga senang melakukan pengamatan pada benda dan berbagai gejala. Pada usia ini diharapkan anak sudah mampu memahami semua konsep sederhana seperti besar/kecil, keluar/masuk, naik/turun, buka/tutup, dan telah mengenali benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah mengenali semua fungsi dari benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah memahami 8 warna dasar. Anak biasanya mulai menunjukkan minat untuk belajar membaca.
  • 23. Materi: – Meminta anak menyebutkan nama lengkapnya – Membilang banyak benda satu sampai sepuluh – Mengenalkan konsep bilangan 1-10 – Mengenalkan lambang bilangan 1-10 – Mengenalkan huruf dan bunyi huruf dengan metode yang ramah dan menyenangkan – Mengajak anak mengklasifikasikan benda sesuai fungsi, bentuk, ukuran dan warna – Mengajak anak memilah objek atau gambar yang hampir sama – Meminta anak mencontoh gambar lingkaran dan kotak – Meminta anak menyebutkan 2 atau 3 benda berlainan dalam konsep yang sama, misalnya angka, huruf, warna, buah-buahan dll – Mengajak anak mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sejenis dengan 2 variasi – Meminta anak menyebutkan fungsi-fungsi benda – Bermain pura-pura dengan menggunakan benda sebagai simbolik – Mengenalkan konsep sederhana dalam gejala alam sehari-hari – Mengenalkan kedudukan seseorang dalam silsilah keluarga – Mengenalkan posisi benda dalam ruang dan terhadap benda lain – Mengenalkan pola dan meminta anak mengulanginya 6. Melatih motorik kasar Pada usia ini anak dapat berjalan dengan langkah mengayun, mereka bergerak dengan lebih percaya diri dengan lebih terkendali. Materi: Memberikan stimulus sehingga anak kita dapat: – Berlari atau berhenti dengan perintah – Melompat dua atau tiga kali dengan satu kaki dalam satu garis – Menangkap bola yang cukup besar – Naik dan turun tangga dengan menggunakan kedua kaki bergantian – Jungkir balik – Memanjat – Melompati sesuatu – Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dll – Melakukan gerakan menggantung (bergelayut) – Melempar sesuatu secara terarah – Menangkap sesuatu secara tepat – Menendang sesuatu secara terarah -Memanfaatkan alat permainan motorik di playground 7. Melatih motorik halus Materi: – Meminta anak menyalin bentuk sederhana – Mengajak anak menjiplak bentuk sederhana mengikuti garis putus-putus – Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran – Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media – Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras)
  • 24. 8. Melatih kontrol diri Pada usia ini anak seringkali dapat meninggi atau menurun emosinya secara ekstrem. Anak di usia ini sangat ingin menyenangkan teman dan ingin menjadi seperti mereka. Anak juga sering memiliki keinginan dan terkadang masih bersikap berlebihan dalam meminta pemenuhan akan keinginannya. Materi: – Melatih anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari- hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani kebaikan. – Memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan untuk diberi nasihat – Memberi anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung – Membangun komunikasi tentang aturan, manfaat dari aturan, serta konsekuensi logis dan natural dari pelanggaan aturan, sehingga pada saat anak-anak menunjukkan emosi yang ekstrim yang disebabkan karena penolakan terhadap aturan, maka kita hanya tinggal mengingatkan kembali aturan yang kita miliki – Membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar meskipun lingkungan melakukan sebaliknya – Memberi pemahaman bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam kehidupan, tetapi masing-masing memiliki kkonsekuensinya. Lalu istiqomahlah memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun teman-temannya memilih yang sebaliknya – Memberi perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di sekitarnya – Melatih anak untuk dapat menahan diri dari keinginan yang harus dipenuhi saat itu juga. Anak harus belajar bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang baru dapat diraih setelah meningkatkan ikhtiar atau setelah menunggu. Juga banyak hal yang tidak dapat diraih meskipun kita sangat menginginkannya. Caranya dengan tidak memenuhi semua keinginan anak seketika itu juga. – Memberikan pengertian ketika kita meminta mereka untuk menunggu pemenuhan keinginan atau ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi. Biasanya suasana akan memburuk ketika keinginan anak tidak terpenuhi, hindari mengubah keputusan untuk menolak atau menunda pemenuhan keinginan karena perubahan sikap anak. Anak akan menjadikan perubahan sikap mereka sebagai senjata di kemudian hari. Tetaplah konsisten dengan keputusan kita. Jika konsistensi kita menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar kita dapat menawarkan alternatif penganti, namun jangan pernah menawarkan kembali sesuatu yang sudah kita tolak. Misal “Tidak! kalo beli permen tidak boleh, adek lagi batuk, tapi kalo roti boleh”
  • 25. 9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri Materi: – Mengajarkan anak menghafal alamat rumah dan nama lengkap orang tua – Melatih anak menggunakan toilet dengan bantuan minimal – Mengajarkan anak kewaspadaan terhadap bahaya seperti kebakaran, banjir, gempa – Mengenalkan rambu lalu lintas yang ada di jalan 10. Melatih kemampuan seni` Pada usia ini anak lebih dapat menikmati kegiatan seni seperti bernyanyi, menari, dan bersandiwara. Anak juga dapat membangun bentuk yang semakin rumit. Anak telah dapat menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan dalam sebuah peran. Anak juga mampu membedakan peran fantasi dan kenyataan Materi: – Meminta anak menggambar gambar sederhana dan menceritakan makna di balik gambar tersebut – Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam menceritakan suatu cerita – Mengajak anak melakukan senam atau bergerak mengikuti irama – Meminta anak menggambar objek di sekitarnya – meminta anak membentuk plastisin berdasarkan objek yang dilihatnya – Meminta anak mendeskripsikan sesuatu dengan ekspresif yang berirama contoh menirukan gerak hewan – Mendorong anak untuk mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar atau mewarnai
  • 26. Kurikulum Pendidikan Iman dan Tahapan Menanam Benih Keimanan di 7 Tahun pertama Menyemai Benih Keimanan dari Dalam Rumah Lampiran: (Kurikulum Pendidikan Iman dan Tahapan Menanam Benih Keimanan di 7 Tahun pertama)Oleh Kiki Barkiah Menjadi orang tua akan memaksa kita untuk selalu lebih baik menjalani kehidupan sesuai syariat islam. Tanpa kita perlu banyak membaca teori parenting khususnya dari buku-buku psikologi dunia barat, sebenernya banyak permasalahan pengasuhan anak yang akan terselesaikan ketika kita menanam benih-benih keimanan dalam hati anak-anak. Setiap hari menyirami pohon keimanan itu dengan nasihat dan keteladanan sampai iman merasuk dalam hati mereka dan membuat mereka bersedia untuk menerima hukum-hukum Allah dengan kelapangan hati dan bersedia untuk hidup di atas syariatNya. Tidak akan kita menemukan anak-anak yang melawan dan bersikap kasar terhadap rang tua mereka karena islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua. Tidak akan kita menemukan anak-anak yang bersikap melampaui batas dalam hal pergaulan karena islam telah mengatur itu semua. Lihatlah fenomena generasi muda masa kini. * 4 dari 100 pelajar dan mahasiswa Indonesia mengkonsumsi narkoba • 95 dari 100 anak kelas 4, 5 dan 6 SD telah mengakses pornografi • 93 dari 100 remaja pernah berciuman bibir • 600.000 kasusanak-anak Indonesia hamil diluar nikah usia 10 – 11 tahun • 2,2 juta kasus remaja Indonesia usia 15 – 19 tahun yang hamil di luar nikah • 5 dari 100 remaja tertular penyakit menular seksual • 3061 remaja terinfeksi HIV setiap 3 bulan * Kasus INCEST Terjadi di 25 Propinsi pada 2014 [Rangkuman data dari BNN dan Puslitkes UI (2011), KPAI (Oktober 2013), Kemenkes (Oktober 2013), Divisi Anak dan Remaja YKBH (2014), Content Analysis berita online YKBH, (2014)] Sumber: web yayasan kita dan buah hati. Kira-kira apa agama pelaku data tersebut? Jika persentase muslim Indonesia mencapai hingga 12,7 persen dari populasi dunia. Dari 205 juta penduduk Indonesia, dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam (republika), maka dapat kita simpulkan bahwa mayoritas pelaku adalah muslim. Mereka belajar islam, belajar mengaji, belajar Al-quran. Bahkan diantara mereka insya Allah bisa membaca Al-quran bahkan menghafalnya.
  • 27. Namun apakah anak-anak dalam data tersebut hatinya bersedia tunduk terhadap hukum Allah? Jika mereka bersedia untuk tunduk kepada hukum Allah, kita tidak akan melihat data yang begitu mengerikan seperti ini. Lalu bukankah anak-anak juga belajar islam? Bahkan diantara mereka sekolah di sekolah islam. Diantara mereka bahkan tinggal dalam suasana pesantren. Keadaan ini adalah keadaan yang disampaikan Rasulullah SAW, dimana jumlah ummat muslim begitu banyak namun bagai buih di lautan. Iman sebelum Al-quran VS Al-quran sebelum iman Salah seorang sahabat nabi yang merupakan salah satu murid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Jundub ibn ‘Abdillah mengatakan, “kami bersama nabi shallallahu ‘alaiahi wa sallam, saat kami pemuda, kami belajar iman sebelum al- Qur’an. Lalu kami belajar al-Qur’an, sehingga iman kami bertambah. (Sunan Ibnu Majah, 1/74, no.64, dan Imam Tarikh al-Kabir, 2/221, Sunanul Kubro , 2/49, no. 5498, Mu’jam al-Kabir, 2/225 no. 1656, dan dishahihkan oleh Syekh al-Bani dalam Shahih Sunan Ibn Majah, 1/16, no.52 Abdullah ibn ‘Umar ibn Al-Khattab Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami telah mengalami masa yang panjang dalam perjuangan Islam, dan seorang dari kami telah ditanamkan keimanannya sebelum diajarkan Al-Qur’an, sehingga tatkala satu surah turun kepada Nabi Muhammad Saw maka ia langsung mempelajari dan mengamalkan halal-haram, perintah-larangan dan apa saja batasan agama yang harus dijaga. Lalu aku melihat banyak orang saat ini yang diajarkan Al-Qur’an sebelum ditanamkan keimanan dalam dirinya, sehingga ia mampu membaca Al- Qur’an dari awal hingga akhir dan tak mengerti apa-apa soal perintah dan larangan dan batasan apa saja yang mesti dipelihara.” [Kitab Al-Mustadrak ‘Alash-Shahiihain, Jilid I hlm, 35] Hasan Al-Bashri berkata: ““Sungguh, Al-Qur’an ini telah dibaca oleh budak-budak sahaya dan anak kecil yang tak mengerti apapun penafsirannya. Ketahuilah bahwa mentadabburi ayatnya tak lain adalah dengan mengikuti segala petunjuknya, tadabbur tak hanya sekedar menghafal huruf-hurufnya atau memelihara dari tindakan menyia-nyiakan batasannya. Sehingga ada seorang berkata sungguh aku telah membaca seluruh Qur’an dan tak ada satu huruf pun yang luput, sungguh demi Allah orang itu telah menggugurkan seluruh Qur’an karena Qur’an tak berbekas dan tak terlihat pengaruhnya pada akhlak dan amalnya!” [kitab Az-Zuhd, hlm 276] Inilah salah satu permasalahan ummat sepeninggal Rasulullah, bahkan permasalahan ini telah muncul saat para sahabat masih hidup. Maka sangat wajar bila dari masa ke masa permasalahan ini semakin memuncak dan pada akhirnya menimbulkan persoalan pelik ummat ini. Inilah hasilnya ketika ilmu agama menjadi ilmu kognitif yang sejajar dengan mata pelajaran lainnya. Ah….. begitu banyak hal yang harus kita kejar sementara kita pun korban dari pelumpuhan nilai-nilai agama yang disempitkan dalam kurikulum pendidikan agama di dalam sekolah.
  • 28. Tentu hasilnya berbeda antara: * Belajar Tentang Iman VS Belajar Menjadi orang yang beriman * Belajar arti iman VS belajar menjalani hidup diatas keimanan * Belajar macam-macam iman vs belajar meraih ketinggian iman * Belajar untuk menjawab soal ujian bab keimanan VS belajar agar keimanan berbuah surga Kurikulum Ilmu Keimanan Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah). Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu. Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian : 1. Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati, 2. Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan 3. Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan. Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan : 1) Niat, aqidah, dan amalan hati; 2) Lidah; dan 3) Seluruh anggota tubuh. [Penjabaran 77 cabang iman terlampir, penulis copas dari artikel https://muslimah.or.id/6020-cabang-cabang-iman.html] Maka apa yang kita pelajari di sekolah tentang iman memanglah tidak salah, tetapi kita hanya mempelajari highlight ilu keimanan. Ilmu itu dipangkas habis menjadi literatur pelajaran yang bersifat hafalan agar anak-anak mampu menjawab soal tentang bab keimanan dalam ujian. Jika saja cabang keimanan menjadi bab yang dirinci dengan serius dalam pendidikan anak-anak kita, insya Allah beih-benih keimanan akan memenuhi jiwa anak-anak sehingga mereka memiliki ketundukkan kepada Allah untuk siap melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Belajar iman sebelum Al-Quran bukan berarti melarang belajar quran sebelum rampung belajar tentang keimanan. Belajar iman sebelum Al quran artinya menyiram dan memupuk benih keimanan sehingga anak-anak dapat:
  • 29. – Menundukkan hati kita untuk mengagungkan Allah – Menundukkan hati kita untuk mengagungkan perintah dan larangan Allah Sehingga ketika iman telah merasuk jiwa maka hati siap untuk menerima dan melaksanakan Al-quran. Inilah proyek besar dalam rumah tangga kita, proyek menanam benih keimanan dalam hati anak-anak dengan cara: 1. Mengajarkan Ilmu yang menumbuhkan, mengokohkan dan menyuburkan keimanan (secara khusus melluangkan waktu mengajarkan iai quran dan hadist) 2. Memberikan teladan dalam amal sebagai buah dari keimanan 3. Menjaga dari segala sesuatu yang akan merusak keimanan 4. Menggali hikmah kejadian sehari-hari agar semakin menyuburkan keimanan Sebuah proyek besar dengan target: * Saat anak 7 tahun, ia mencapai tamyiz (mampu membedakan mana hal yang bermanfaat baginya dan mana hal yang membahanyakan dirinya) * Saat anak 7 tahun, ia bersedia mendapat beban untuk belajar melaksanakan ibadah mahdoh tanpa banyak penolakan * Saat anak 10 tahun telah berkomitmen melaksanakan shalat dan ibadah wajib lainnya sebagai buah keimanan * Saat anak telah baligh mereka telah siap melaksanakan seluruh hukum Allah (mencapai mukallaf) * Saat anak mencapai baligh anak juga mencapai akil (dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, dibolehkan dan yang dilarang, serta yang bermanfaat dan yang merusak) Tidak semua anak baligh saat ini mencapai akil * Saat anak mencapai akil baligh tak lama kemudian ia meraih usia Ar Rusyd (saat mereka telah mampu membelanjakan, menyimpan dan mengembangkan uang) Artinya ketika anak akil baligh, anak telah: 1. Mengetahui tujuan hidupnya 2. Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum Allah 3. Siap melaksanakan perintah dan larangan Allah Mari kita pangkas fasa remaja anak!! fasa yang memberi ruang untuk labil dan melakukan kesalahan. Mari kita didik anak menjadi syabab/pemuda!!! dan memperlakukan mereka sebagai pemuda ketika masa baligh telah tiba. Proyek besar ini kita ulai dari rumah. Menanam benih unggul di lahan yang unggul kemudian secara istiqomah menyiram tanaman keimanan ini agar tumbuh kokoh dan menjulang tinggi dan pada akhirnya akan berbuah kemanfaatan. Berikut salah satu upaya yang dapat kita lakukan dalam menyemai benih keimanan di tahapan usia sebelum tamyiz
  • 30. Basuta: Pengenalan suasana kehidupan beragama dengan: – memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran, doa, dan asma Allah – memperlihatkan dan memperdengarkan berbagai ciptaan Allah – memperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang – Memperlihatkan suasana kegiatan beribadah 1-2 tahun Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya. materi: – Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Memperkenalkan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi. – Memperkenalkan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam – Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong anak untuk menirukan akhiran ayat 2-3 tahun Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya. Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya. materi: – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong anak untuk menirukan akhiran ayat – Mempraktekan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi. – Mempraktekan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam – Mencontohkan potongan kata dari doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal – Mulai mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah – Membangun sikap bersedia berbagi, menunggu giliran, menolong orang lain dan bekerja sama 3-4 tahun Pada usia ini anak mengetahui perilaku yang berlawanan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan meskipun belum dapat konsisten melakukan kebaikan. Anak mengetahui arti kasih dan sayang kepada ciptaan Tuhan. Anak dapat meniru kegiatan beribadah dengan lebih baik lagi. Materi: – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
  • 31. – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Memperdengarkan surat pendek dalam Al-Quran secara berulang dan mendorong anak untuk menirukan akhiran ayat – Mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah – Memcontohkan doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal – Memperdengarkan surat pendek secara berulang – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui buku, permainan pura-pura atau cerita – Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut – Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan – Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia) – Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku – Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun – Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku 4-5 tahun 1. Memberikan pendidikan agama dan moral Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku baik/sopan dan buruk Materi: – Memberikan keteladanan dalam bersikap – Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah – Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah – Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah – Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia) – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari – Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui buku, permainan pura-pura atau cerita – Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan kisah dari buku – Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku – Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun – Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa
  • 32. sederhana dengan bantuan ilustrasi buku – Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan menyederhanakan bacaan – Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya – Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah atau menghadiri kegiatan majelis dzikir – Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap – Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak menghafalnya secara bertahap, tanpa paksaan – Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb: a. Allah sebagai pencipta b. Allah sebagai pemberi rezeki c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan e. Allah sebagai pemerintah f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah usia 5-7 tahun – Terus istiqomah dengan apa yang dilakukan di tahapan usia sebelumnya – Mulai memiliki jadwal khusus untuk halaqoh agama dalam keluarga dan meminta komitmen anak dalam berpartisipasi di dalamnya – Mulai mengabarkan bahwa di usia 7 tahun orang tua memiliki kewajiban untuk melakukan pendidikan shalat secara lebih konsisten – Memperkenalkan materi fiqh ibadah secara lebih detail dan terstruksur sejalan dengan kemampuan mereka memahami bahasa dan isi bacaan buku – Mendorong anak untuk secara rutin melakukan ibadah mahdoh meski belum membebani mereka untuk istiqomah menjalankannya – Mendorong anak belajar mengaplikasikan sunnah Rasulullah dimulai dari hal-hal sederhana dalam keseharian – Memberikan motivasi bagi anak untuk menghafal Al-quran – Mulai secara rutin dan konsisten menghafal Al-quran – Meningkatkan penjagaan terhadap segala pengaruh yang dapat merusak fitrah anak-anak Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia 5-7 baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat, serta menyampaikan materi islam secara lebih tersturktur diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb: 1. Anak mengenal konsep “Islam The Way of Life” 2. Anak mengenal kesempurnaan islam yang mengatur semua bidang kehidupan dari urusan kecil sampai urusan besar 3. Anak Mengenal konsep hari akhir dan negeri akhirat 4. Anak mengenal konsep pertanggungjawaban amal perbuatan 5. Anak mengenal malaikat
  • 33. 6. Anak mengenal konsep bahwa syaitan adalah musuh nyata baginya 7. Anak mengenal konsep “Rasulullah sang Teladan” 8. Anak mengenal konsep bahwa mengaplikasikan islam berarti meneladani/itiba Rasulullah Lampiran: Kurikulum Ilmu Keimanan 77 Cabang Iman: Amal yang terkait dengan hati itu ada yang berupa keyakinan dan ada yang berupa niat. Ia terbagi dua puluh empat perkara, yaitu: 1. Beriman kepada Allah, termasuk di dalamnya beriman kepada Dzat-Nya, sifat- Nya, tauhid-Nya, dan bahwa tidak ada yang serupa dengan-Nya, serta meyakini barunya segala sesuatu selain-Nya, 2. Demikian pula beriman kepada malaikat-Nya, 3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya, 4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya, 5. Beriman kepada qadar-Nya yang baik maupun yang buruk, 6. Beriman kepada hari Akhir, termasuk di dalamnya beriman kepada pertanyaan di alam kubur, kebangkitan, penghidupan kembali, hisab, mizan, shirat, surga, dan neraka. 7. Mencintai Allah, 8. Cinta dan benci karena-Nya. 9. Mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, meyakini kemuliaannya. Termasuk di dalamnya bershalawat kepadanya dan mengikuti sunnahnya. 10. Berniat ikhlas, termasuk di dalamnya meninggalkan riya’, dan kemunafikan. 11. Bertobat. 12. Khauf (rasa takut kepada Allah). 13. Raja’ (berharap kepada Allah) 14. Bersyukur 15. Memenuhi janji 16. Bersabar 17. Ridha terhadap qadha’ Allah 18. Bertawakkal (menyerahkan urusan kepada Allah) 19. Bersikap rahmah (sayang) 20. Bertawadhu’, termasuk di dalamnya menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. 21. Meninggalkan sombong dan ujub. 22. Meninggalkan hasad. 23. Meninggalkan dendam 24. Meninggalkan marah. Amal yang terkait dengan lisan itu ada tujuh perkara, yaitu: 1. Melafazkan tauhid 2. Membaca Al Qur’an
  • 34. 3. Mempelajari ilmu 4. Mengajarkannya 5. Berdoa 6. Berdzikr, termasuk di dalamnya beristighfar. 7. Menjauhi perkataan sia-sia (laghwun). Amal yang terkait dengan anggota badan itu ada tiga puluh delapan perkara, di antaranya ada yang terkait dengan orang-perorang, ia ada lima belas perkara, yaitu: 1. Membersihkan, baik secara hissi (inderawi) maupun maknawi. Termasuk di dalamnya menjauhi najis. 2. Menutup aurat. 3. Melaksanakan shalat baik fardhu maupun sunat. 4. Zakat juga demikian. 5. Memerdekakan budak. 6. Bersikap dermawan. Termasuk di dalamnya memberikan makan dan memuliakan tamu. 7. Berpuasa, yang wajib maupun yang sunat. 8. Berhaji dan berumrah juga demikian. 9. Berthawaf. 10. Beri’tikaf. 11. Mencari malam Lailatul qadr. 12. Pergi membawa agama. Termasuk di dalamnya berhijrah dari negeri syirk. 13. Memenuhi nadzar. 14. Memeriksa keimanan. 15. Membayar kaffarat. Yang terkait dengan yang menjadi pengikut, ia ada enam perkara, yaitu: 1. Menjaga diri dengan menikah. 2. Mengurus hak-hak orang yang ditanggungnya. 3. Berbakti kepada kedua orang tua, termasuk pula menjauhi sikap durhaka. 4. Mendidik anak. 5. Menyambung tali silaturrahim. 6. Menaati para pemimpin atau bersikap lembut kepada budak. Yang terkait dengan masyarakat umum, ia ada tujuh belas cabang, yaitu: 1. Menegakkan pemerintahan dengan adil. 2. Mengikuti jamaah. 3. Menaati waliyyul amri (pemerintah). 4. Mendamaikan manusia, termasuk di dalamnya memerangi khawarij dan para pemberontak. 5. Tolong-menolong di atas kebaikan, termasuk di dalamnya beramr ma’ruf dan bernahi munkar. 6. Menegakkan hudud. 7. Berjihad, termasuk di dalamnya ribath (menjaga perbatasan). 8. Menunaikan amanah.
  • 35. 9. Menunaikan khumus (1/5 ghanimah). 10. Memberikan pinjaman dan membayarnya, serta memuliakan tetangga. 11. Bermu’amalah dengan baik. 12. Mengumpulkan harta dari yang halal. 13. Menginfakkan harta pada tempatnya, termasuk di dalamnya meninggalkan boros dan berlebihan. 14. Menjawab salam. 15. Mendoakan orang yang bersin. 16. Menghindarkan bahaya atau sesuatu yang mengganggu dari manusia. 17. Menjauhi perbuatan sia-sia dan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan. Sehingga jumlahnya 69 perkara, dan bisa menjadi 79 jika sebagiannya tidak disatukan dengan yang lain, wallahu a’lam. (Lihat Fathul Bari juz 1 hal. 77)