SlideShare a Scribd company logo
1
KEPERAWATAN ANAK
By
A. MIFTAHUL KHAIR, S.Kep.,Ns
2
I. ANTRAUMATIC CARE
a. Pengertian
Adalah perawatan yg tidak menimbulkan
adanya trauma pd anak dan keluarga.
yg sering dijumpai di masyarakat seperti
peristiwa yg dpt menimbulkan trauma pd
anak adalah cemas, marah, nyeri, dll.
3
Beberapa prinsip yg dilakukan oleh
perawat untuk mencapai perawatan tersebut
a.l :
1. Menurunkan atau mencegah dampak
perpisahan dr keluarga.
Gangguan psikologis seperti kecemasan,
ketakutan, kurangnya kasih sayang,
menghambat proses penyembuhan anak dan
mengganggu tumbang anak.
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontrol perawatan pada anak.
Melalui kontrol ortu pd anak – anak mampu
mandiri dlm kehidupannya. 4
3. Mencegah/mengurangi cedera (injury) dan
nyeri.
Nyeri dpt dikurangi dgn berbagai cara
misalnya distraksi, relaksasi, imaginary.
4. Tidak melakukan kekerasan pd anak.
Kekerasan pd anak akan menimbulkan ggn
psikologis dlm kehidupan anak.
5
6
5. Modifikasi lingkungan fisik.
Dapat meningkatkan keceriaan, perasaan
aman dan nyaman bagi lingkungan anak
sehingga anak selalu berkembang dan merasa
nyaman di lingkungannya.
IV. ANTICIPATORY GUIDANCE
a. Pengertian
Bahasa Inggris : Anticipatory = lebih dahulu
Guidance = petunjuk
Petunjuk Antisipasi adalah petunjuk yg perlu
diketahui lebih dulu agar orang tua dpt
mengarahkan dan membimbing anaknya
secara bijaksana, shg anak dapat bertumbuh
dan berkembang secara normal.
7
Anticipatory Guidance adalah bantuan
perawat terhadp org tua dlm
mempertahankan dan meningkatkan
kes. melalui upaya pertahanan nutrisi
yg adekuat, pencegahan kecelakaan dan
supervisi kesehatan (Maslow, 1988).
8
9
b. Petunjuk Antisipasi pd Masa Bayi
 Usia 6 bulan pertama
1.Memahami adanya proses penyesuaian
antara ortu dgn bayinya, terutama pd ibu yg
membutuhkan bimbingan/asuhan pd masa
setelah melahirkan
2.Membantu ortu utk memahami bayinya sbg
individu yg mempunyai kebutuhan dan
untuk memahami bagaimana bayi
mengekspresikan apa yang diinginkan melalui
tangisan.
Lanjutan.......
3.Memberikan ortu bahwa bayinya tdk akan
menjadi manja dgn adanya perhatian yang
penuh selama 4-6 bulan pertama
4. Menganjurkan ortu utk membuat jadwal
kebutuhan bayi.
10
11
5. Mendukung kesenangan ortu dlm melihat
tumbang bayinya yaitu dgn bersahabat dan
mengamati respons sosial anak, misalnya
dgn tertawa atau tersenyum.
6. Menyiapkan ortu utk memenuhi kebutuhan
rasa aman dan kesehatan bg bayi, misalnya
dgn imunisasi
7.Menyiapkan ortu utk mengenalkan dan
memberikan makanan padat.
12
Usia 6 Bulan Kedua
- Menyiapkan ortu akan adanya ketakutan bayi
terhadap org yg blm dikenal (Stranger anxiety)
- Menganjurkan ortu utk mengizinkan anaknya
dekat dgn ayahnya dan ibunya serta
menghindarkan perpisahan yg terlalu lama
dgn anak tsbt.
- Membimbing ortu utk mengetahui disiplin s.d.
semakin meningkatnya mobilitas bayi.
- Menganjurkan utk menggunakan suara yg
negatif dan kontak mata dr pd hukuman
badan sbg suatu disiplin.
- Menganjurkan ortu utk memberikan lebih
banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan
baik dr pd ketika ia menangis
- Mengajarkan mengenai pencegahan
kecelakaan karena keterampilan motorik dan
rasa ingin tahu bayi sdh meningkat
13
14
Lanjutan.......
- Menganjurkan ortu utk meninggalkan
bayinya bbrp saat dgn pengganti ibu yg
menyusui
- Mendiskusikan kesiapan utk penyapihan
- Menggali perasaan ortu s.d. pola tidur
bayinya
15
c. Petunjuk Antisipasi Pada Masa Balita usia
(1-3) Tahun.
Kecenderungan terjadi kecelakaan pada anak
usia todler dilatarbelakangi oleh kondisi
berikut :
1. Anak usia todler sedang mengembangkan
keterampilan motorik kasarnya yg
membuat mereka bergerak terus, berlari,
berjinjit, naik turun tangga, pagar atau
mainan serta sepedanya.
16
2. Anak usia todler mengalami peningkatan
kemampuan motorik ketika mereka sedang
terampil menggeggam sesuatu, membuka
dan menutup botol, membuka dan menutup
lemariyang tidak dikunci serta menggenggam
dan melempar benda-benda kecil.
3. Anak todler mempunyai rasa ingin tahu yg
besar dan senang mencoba melakukan
sesuatu yg belum dikenalnya, padahal ia
belum dapat membaca hal-hal yg dapat
membahayakannya.
4. Anak laki-laki cenderung lebih berpotensi
mengalami kecelakaan dari pada perempuan
karena lebih aktif bergerak.
5. Anak yg tidak dijaga oleh ortunya sewaktu
bermain, beresiko utk mengalami
kecelakaan.
6. Resiko kecelakaan akan lebih besar terjadi
saat anak lapar dan lelah karena pada saat
itu tenaga menurun dan mungkin anak
merasa lemah atau lesu.
17
18
Lanjutan.........
7.Anak merasa asing dengan orang lain yg
menjaganya.
8.Anak belum pengalaman dalam upaya
melindungi diri dari bahaya kecelakaan.
KONSEP BERMAIN
A. Pengertian
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan
dengan suka rela untuk memperoleh
kesenangan atau kepuasan dan tidak dapat
dipisahkan dari anak.
Mencerminkan kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan sosial.
Media yang baik untuk belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan berkomuniksi.
20
B. Fungsi Bermain
 Merangsang perkembangan :
Sensorik motorik
Intelektual
Sosial
Kreativitas
Kesadaran diri
Moral
Bermain sebagai tarapi
21
C. Tujuan bermain
Melanjutkan tumbang yang normal pada anak
saat sakit
Mengekspresikan perasaan,keinginan dan
fantasi serta ide anak.
Mengembangkan kreativitas dan
memecahkan masalah
Dapat beradaptasi secara efektif terhadap
stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit
22
D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi aktivitas
bermain
 Tahap perkembangan anak
 Status kesehatan anak
 Jenis kelamin anak
 Lingkungan yang mendukung
 Alat dan jenis permainan yang cocok
23
Klasifikasi bermain berdasarkan
isi permainan
1. Social afektive play
• Intinya adalah adanya hubungan interprsonal
yang menyenangkan antara anak dengan
orang lain.
• Contoh : Bayi akan mendapat kesenangan
melalui hubungan dengan orang tuanya.
Misalnya pada permainan “ci-luk-ba”
24
2. Sense of pleasure play
 Menggunakan alat yang dapat menimbulkan
rasa senang pada anak dan biasanya
mengasyikan, misanya ; membentuk gunung
atau benda lain dengan pasir, bermain air dan
memasukannya ke botol.
 Ciri permainan ini, semakin lama semakin
asyik dan susah dihentikan.
25
3. Skill Play
 Meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan
halus.
 Semakin sering dilakukan maka anak akan
semakain terampil
 Mis ; naik sepeda, bayi memegang benda-
benda kecil dan memindahkannya dari satu
tempat ke tempat lain
26
4. Games atau permainan
 Jenis permainan yang menggunakan alat
tertentu dengan perhitungan /skor.
 Dapat dilakukan sendiri atau bersama teman
 Misalnya ; ular tangga, congklak, puzzle, dll.
27
5. Unoccupied Behavior
 Anak tidak menggunakan alat pemainan
tertentu
 Situasi atau objek disekelilingnya digunakan
sebagai alat permainan
 Anak tampak gembira, senang dan asyik
dengan situasi dan lingkungan tersebut
 Mis; anak mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, memainkan kursi, meja, dll.
28
6. Dramatic play
 Anak bermain peran sebagai orang lain
 Anak menirukan orang dewasa
 Terjadi percakapan dengan teman tentang
peran yang ditiru
 Permainan ini penting sebagai proses
identifikasi anak terhadap peran tersebut
 Mis ; peran sebagai guru, ayah, ibu, kakak, dll.
29
Klasifikasi bermain berdasarkan karakter sosial
1. Onlooker play
 Anak hanya mengamati teman yang sedng
bermain
 Tidak ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi
dalam permainan
 Anak bersifat pasif, tetapi ada proses
pengamatan
30
2. Solitary Play
 Anak berada dalam kelompok permainan
 Tetapi anak bermain sendiri dengan alat
permainan yang dimilikinya.
 Alat permainan berbeda dengan temannya
 Tidak ada komunikasi atau kerja sama
31
3. Paralel play
 Anak menggunakan alat permainan yang sama
tetapi tidak ada kontak satu sama lain.
 Tidak ada sosialisasi satu sama lain.
 Biasanya dijumpai pada anak toddler
32
4. Associative play
 Sudah terjadi komunikasi antar anak tetapi
tidak terorganisir
 Tidak ada pemimpin dalam permainan
 Tujuan permainan tidak jelas
 Mis; bermainan boneka, hujan-hujanan,
masak-masakan
33
5. Cooperative play
 Aturan perminan dalam kelompok jelas
 Ada tujuan dan pemimpin permaian
 Misalnya : permainan sepak bola
34
KLASIFIKASI BERMAIN
BERDASARKAN KELOMPOK USIA
1. Bayi
• Karakteristik permainan adalah sense of pleasure
play.
• Usia 0-3 bulan : mainan gantung berwarna terang,
bunyi musik yang menarik
• Secara auditori : ajak bayi bicara, mendengar
pembicaraan, musik dan nyanyian yang
menyenangkan.
35
• Bayi 4 – 6 bulan :
 Stimulasi penglihatan melaui nonton TV, mainan
mudah dipegang dan berwarna terang, meletakan bayi
didepan cermin.
 Stimulasi pendengran melalui memanggil namanya,
mengulang bunyi suara yang dikeluarkanya, sering
berbicara dengan bayi, meletakan mainan yang
berbunyi di dekat telinga.
36
• Usia 7 – 9 bulan :
Stimulasi penglihatan melalui permainan yang
berwarna terang, berikan kertas dan alat tulis untuk
mencoret.
Stimulasi pendengaran dengan memberikan boneka
yang berbunyi, mainan yang berbunyi jika
digerakkan.
Alat permainan yang cocok seperti buku dengan
warna yang terang, gelas dan sendok yang tidak
pecah, bola besar, boneka dan mainan yang dpat
didorong.
37
2. Anak Toddler ( 1 - 3 tahun)
• Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar
sehingga mainan sering dibongkar/dirusak.
• Tidak memberikan alat permainan yang
tajam.
• Usia 1-2 tahun anak bermain sendiri dengan
permainannya
• Usia 2-3 tahun anak bermain secara paralel
karena sudah dapat berkomunikasi dengan
temannya.
• Jenis permainan : kereta api, truk, alat
memasak, alat menggambar, pasir, tanah liat,
dll.
38
3. Anak usia prasekolah (4-5 tahun)
• Jenis permainan yang sesuai adalah associative play,
dramatic play, skill play.
• Jenis alat permainan yang sesuai adalah sepeda,
mobil-mobilan, alat olahraga, berenang, permainan
balok-balok besar.
39
4. Anak usia sekolah ( 6-12 tahun)
• Bermain dengan teman menjadi tempat belajar norma
baik dan buruk.
• Belajar bersaing dengan teman secara sehat.
• Menerima kelebihan orang lain melalui permainan.
• Anak laki-laki ; mainan mobil-mobilan.
• Anak perempuan ; mainan memasak dan boneka.
40
5. Anak usia remaja ( 13-18 tahun)
• Anak sering menyendiri, berkhayal atau melamun dan
disisi lain anak mempunyai geng sesama remaja.
• Tidak sekedar mencari kesenangan tetapi
meningkatkan perkembangan fisioemosional,
menyalurkan minat, bakat dan aspirasi untuk
menemukan identitas dirinya.
• Permainan; olahraga, musik, kegiatan organisasi yang
positif.
41
BERMAIN UNTUK ANAK YANG
DIRAWAT DI RS
1.Aktivitas bermain di RS memberikan keuntungan :
 Meningkatkan hubungan antar klien dengan
perawat
 Aktivitas bermain yang terprogram akan
memulihkan perasaan mandiri pada anak
 Membantu anak mengekspresikan perasaan
cemas, takut, sedih, tegang maupun nyeri.
 Meningkatkan kemampuan anak untuk
mempunyai tingkah laku positif.
42
2. Prinsip permainan pada anak di RS
• Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan
perawatan yang sedang dijalankan.
• Tidak membutuhkan energi yang banyak
• Mempertimbangkan keamanan anak
• Dilakukan pada kelompok umur yang sama
• Melibatkan orang tua
3. Tujuan anak bermain di RS
• Penekanan pada upaya ekspresi sekaligus
relaksasi dan distraksi dari perasaan takut,
sedih, cemas, tegang dan nyeri.
43
4. Proses kegiatan bermain
• Uraikan kegiatan bermain yang akan
dilakukan.
• Perawat hanya sebagai fasilitator dan
kegiatan bermain dilakukan aktif oleh
orang tua dan anak.
• Mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya
• Bila permainan dalam kelompok, maka
uraikan dengan jelas aktivitas setiap
anggota kelompok dan kegiatan orang tua
setiap anak. 44
5. Alat permainan yang diperlukan
• Alat permainan tidak harus baru dan bagus.
• Gunakan alat permainan yang dimiliki anak atau
yang tersedia di ruang rawat.
• Gunakan bahan yang murah dan mudah dijangkau.
• Harus menjadi media utuk eksplorasi perasaan anak.
45
6. Pelaksanaan kegiatan bermain
• Respons anak dan orang tua harus dicatat
• Bila anak nampak lelah, permainan tidak boleh
diteruskan
• Proses permainan merupakan hal yang penting,
bukan hasilnya.
46
7. Evaluasi/penilaian
• Evaluasi secara menyeluruh dan bandingkan
pelaksanaan bermain dengan tujuan yang
ditetapkan.
• Tuliskan hambatan yang ditemukan
• Berikan pujian dan penghargaan bila anak
melakukan dengan baik.
47
THANK YOU
48
VI. TOILET TRAINING
1. Pengertian
• Latihan untuk berkemih dan defikasi adalah tugas
perkembangan anak todler.
• Pada anak todler kemampuan sfingter uretra dan
kemampuan sfingter ani mulai berkembang.
• Kemampuan pencapaian pada setiap anak berbeda.
• Kemampuan sfingter ani lebih dulu tercapai dari pada
sfingter uretra.
• Kemampuan anak mengontrol berkemih mulai
tercapai pada usia 4-5 tahun.
49
Tanda kesiapan anak mampu mengontrol rasa
ingin berkemih dan defikasi ( Wong, 1997)
1. Kesiapan Fisik
 Usia telah mencapai 18 sampai 24 bulan
 Dapat duduk atau jongkok kurang lebih 2 jam
 Ada gerakan usus yang reguler
 Kemampuan motorik kasar spt; duduk, berjalan
 Kemampuan motorik halus spt; membuka baju.
50
2. Kesiapan mental
 Mengenal rasa untuk berkemih dan defekasi
 Komunikasi secara verbal dan non verbaljika ingin
berkemih dan defekasi
 Ketrampilan untuk mengikuti perintah dan meniru
perilaku orang lain.
51
3. Kesiapan Psikologis
 Dapat duduk atau jongkok di toilet selama 5-10
menit
 Mempunyai rasa penasaran terhadap kebiasaan
orang dewasa dalam buang air
 Merasa tidak betah dengan kondisi basah/benda
padat di celana
52
4. Kesiapan orang tua
 Mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih dan
defekasi.
 Meluangkan waktu untuk melatih anak
 Tidak mengalami konflik atau stress keluarga yang
berarti
53
A. Pengertian
 Alasan berencana atau darurat, anak
harus tinggal di RS pengalaman
traumatik dan stres untuk ortu.
 Muncul perasaan sedih, cemas, marah,
takut dan rasa bersalah pada anak.
 Anak stres membuat arang tua menjadi
stres stres anak semakin meningkat
54
B. Reaksi anak terhadap hospitalisasi
1. Masa Bayi (0-1 tahun)
 Dampak perpisahan dengan ortu adalah
gangguan pembentukan rasa percaya
dan kassih sayang.
 Usia 6 bulan, anak menjadi cemas pada
orang yang tidak dikenalnya.
 Reaksi berupa menangis, marah, dan
banyak melakukan gerakkan.
55
Lanjutan......
 Bila ditinggal ibu, bayi akan merasa cemas
karena perpisahan bayi menangis
keras.
 Respon terhadap nyeri berupa menangis
keras, pergerakkan tubuh banyak, ekspresi
wajah tidak menyenangkan.
56
2. Masa Todler (1-3 tahun)
 Bereaksi sesuai dengan sumber stres
 Sumber stres utama adalah cemas karena
perpisahan.
 Respon pada tahap protes berupa menangis
kuat, menjerit memanggil ortu, menolak
perhatian yang diberikan orang lain.
 Respon pd tahap putus asa menunjukan
menangis berkurang,anak tidak aktif,sedih,
apatis
57
 Respon pada tahap pengingkaran berupa
mulai menerima perpisahan, membina
hubungan secara dangkal, anak dan
menyukai lingkunganya.
 Pembatasan pada pergerakkan membuat
anak kehilangan kemampuan mengontrol diri
dan tergantung pada lingkungan Regresi
 Respon terhadap tindakan invasif berupa
meringis, menggigit bibir, memukul.
 Anak dapat menunjuk lokasi nyeri dan
mengkomunikasikanya
58
3. Masa Prasekolah (4-6 tahun)
 Reaksi terhadap perpisahan berupa menolak
makan, sering bertanya, menangis, dan tidak
kooperatif terhadap petugas kesehatan.
 Anak kehilangan kontrol terhadap diri
 Anak kehilangan kekuatan diri karena
pembatasan gerak.
59
Lanjutan......
 Dipersepsikan sebagai hukuman sehingga
merasa bersalah, malu, takut.
 Prosedur dan tindakan dianggap
mengancam integritas tubuh sehingga
marah, agresif, berontak, ketergantungan
pd ortu dan tidak mau bekerja sama dgn
perawat.
60
4. Masa Sekolah (6-12 tahun)
 Kehilangan kontrol karena kehilangan
kelompok sosial tidak bisa bermain.
 Timbul perasaan takut mati
 Ekspresi baik secara verbal dan nonverbal
terhadap perlukaan dan nyeri
 Jika merasa nyeri, anak akan menggigit bibir
atau memegang sesuatu dengan erat.
61
5. Masa remaja ( 12-18 tahun)
 Perasaan cemas karena berpisah dengan
teman sebaya
 Anak menjadi bergantung pada keluarga dan
perawat karena adanya pembatasan gerak.
 Anak menolak perawatan atau tindakan
karena pembatsan aktivitas
 Perasaan sakit karena perlukaan atau
pembedahan membuat anak bertanya-tanya
tau menarik diri.
62
C. Reaksi ortu terhadap hospitalisasi anak
 Perasaan cemas dan takut
 Perasaan sedih
 Perasaan frustrasi
63
D. Upaya meminimalkan penyebab stres
 Rooming in
 Jika tidak mungkin rooming in beri
kesempatan ortu untuk melihat anak setiap
saat.
 Modifikasi ruang perawatan seperti di rumah,
dekorasi bernuansa anak
 Mempertahankan kontak dengan kegiatan
sekolah berupa fasilitasi pertemuan dengan
guru, teman sekolah serta membantu
melakukan surat-menyurat.
64
E. Upaya mencegah kehilangan kontrol berupa :
 Hindarkan pemabtasan fisik jika anak
kooperatif.
 Buat jadwal kegiatan untuk prosedur terapi,
latihan, bermain dan aktivitas lain dlam
perawatan.
 Fokus intervensi keperawatan untuk upaya
mengurangi ketergantungan dengan memberi
kesempatan pada anak untuk mengambil
keputusan dan melibatkan ortu.
65
E. Upaya meminimalkan rasa takut terhadap
cedera tubuh dan rasa nyeri berupa :
 Menyiapkan psikologis anak dan ortu
untuk prosedur yang menimbulkan nyeri.
 Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum
melakukan persiapan fisik
 Pertimbangkan untuk menghadirkan ortu pad
saat tindakkan dilakukan.
 Tunjukan sikap empati.
 Untuk pembedahan elektif, lakukan persiapan
khusus jauh hari sebelumnya.
66
Thank You
67

More Related Content

What's hot

Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntikKontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik
Aprillia Indah Fajarwati
 
1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt
1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt
1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt
dian34065
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
sri wahyuni
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatusJoni Iswanto
 
Gizi dan Fertilitas
Gizi dan FertilitasGizi dan Fertilitas
Gizi dan Fertilitas
Ulfa Pradipta
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
Amalia Senja
 
bayi meninggal mendadak
bayi meninggal mendadakbayi meninggal mendadak
bayi meninggal mendadak
sri wahyuni
 
Asuhan kebidanan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan bayi baru lahirAsuhan kebidanan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan bayi baru lahir
immafadhilah
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
AffiZakiyya
 
INFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFASINFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFAS
Nova Ci Necis
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
MarlenTanamal
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
martaagustinasirait
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiOperator Warnet Vast Raha
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIbintang anggun
 
Kejang Neonatus
Kejang NeonatusKejang Neonatus
Kejang Neonatus
dhewychabi
 

What's hot (20)

Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntikKontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik
 
1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt
1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt
1. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan.ppt
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
Gizi dan Fertilitas
Gizi dan FertilitasGizi dan Fertilitas
Gizi dan Fertilitas
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
bayi meninggal mendadak
bayi meninggal mendadakbayi meninggal mendadak
bayi meninggal mendadak
 
Asuhan kebidanan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan bayi baru lahirAsuhan kebidanan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
INFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFASINFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFAS
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
DDST (tumbuh kembang anak)
DDST (tumbuh kembang anak)DDST (tumbuh kembang anak)
DDST (tumbuh kembang anak)
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Kejang Neonatus
Kejang NeonatusKejang Neonatus
Kejang Neonatus
 

Viewers also liked

Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahunRizka Supriyanti
 
Modul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Modul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiModul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Modul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
pjj_kemenkes
 
Satuan acara penyuluhan tumbung kembang anak
Satuan acara penyuluhan tumbung kembang anakSatuan acara penyuluhan tumbung kembang anak
Satuan acara penyuluhan tumbung kembang anakMJM Networks
 
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4Meita Rizki
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
Septian Muna Barakati
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anak
pjj_kemenkes
 
Power point-dietdiabetesmelitus1
Power point-dietdiabetesmelitus1Power point-dietdiabetesmelitus1
Power point-dietdiabetesmelitus1DiLy BhudaNanda
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
Yunita Manurung
 

Viewers also liked (9)

Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
 
Ab i
Ab iAb i
Ab i
 
Modul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Modul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiModul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Modul 2 kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
 
Satuan acara penyuluhan tumbung kembang anak
Satuan acara penyuluhan tumbung kembang anakSatuan acara penyuluhan tumbung kembang anak
Satuan acara penyuluhan tumbung kembang anak
 
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anak
 
Power point-dietdiabetesmelitus1
Power point-dietdiabetesmelitus1Power point-dietdiabetesmelitus1
Power point-dietdiabetesmelitus1
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 

Similar to Materi kep anak

Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
SriKatoningsih2
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
AuliaIfnuAkbar
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifbima shakti
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatif
Maz Wahyudi
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
pjj_kemenkes
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriPoetra Chebhungsu
 
psikologi bermain anak
psikologi bermain anakpsikologi bermain anak
psikologi bermain anak
Diniyah Hidayati
 
Memahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijak
Memahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijakMemahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijak
Memahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijak
Tatik prisnamasari
 
PRESENTASI.pptx
PRESENTASI.pptxPRESENTASI.pptx
PRESENTASI.pptx
YulianaLiburseran
 
TINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdfTINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdf
FajarApriliana
 
Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia
Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usiaKurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia
Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia
subeqi
 
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermainStimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermainEcho's Mmhg
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
Masriqon Masriqon
 
Pentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakPentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anak
Seta Wicaksana
 
PENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptxPENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptx
masturahsyam
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
sdnkaretan
 

Similar to Materi kep anak (20)

Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatif
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatif
 
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna seseMakalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
 
Konsep dasar bermain 1
Konsep dasar bermain 1Konsep dasar bermain 1
Konsep dasar bermain 1
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
 
Perkembangan otak pada anak
Perkembangan otak pada anakPerkembangan otak pada anak
Perkembangan otak pada anak
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
 
psikologi bermain anak
psikologi bermain anakpsikologi bermain anak
psikologi bermain anak
 
Memahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijak
Memahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijakMemahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijak
Memahami pola pikir anak dan menghadapinya dengan bijak
 
PRESENTASI.pptx
PRESENTASI.pptxPRESENTASI.pptx
PRESENTASI.pptx
 
TINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdfTINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdf
 
Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia
Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usiaKurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia
Kurikulum sekolah kehidupan di setiap tahapan usia
 
Makalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatniMakalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatni
 
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermainStimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
 
Pentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakPentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anak
 
PENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptxPENGASUHAN POSITIF.pptx
PENGASUHAN POSITIF.pptx
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
 

Recently uploaded

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 

Recently uploaded (20)

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 

Materi kep anak

  • 2. 2 I. ANTRAUMATIC CARE a. Pengertian Adalah perawatan yg tidak menimbulkan adanya trauma pd anak dan keluarga. yg sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yg dpt menimbulkan trauma pd anak adalah cemas, marah, nyeri, dll.
  • 3. 3
  • 4. Beberapa prinsip yg dilakukan oleh perawat untuk mencapai perawatan tersebut a.l : 1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dr keluarga. Gangguan psikologis seperti kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang, menghambat proses penyembuhan anak dan mengganggu tumbang anak. 2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak. Melalui kontrol ortu pd anak – anak mampu mandiri dlm kehidupannya. 4
  • 5. 3. Mencegah/mengurangi cedera (injury) dan nyeri. Nyeri dpt dikurangi dgn berbagai cara misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. 4. Tidak melakukan kekerasan pd anak. Kekerasan pd anak akan menimbulkan ggn psikologis dlm kehidupan anak. 5
  • 6. 6 5. Modifikasi lingkungan fisik. Dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.
  • 7. IV. ANTICIPATORY GUIDANCE a. Pengertian Bahasa Inggris : Anticipatory = lebih dahulu Guidance = petunjuk Petunjuk Antisipasi adalah petunjuk yg perlu diketahui lebih dulu agar orang tua dpt mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, shg anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. 7
  • 8. Anticipatory Guidance adalah bantuan perawat terhadp org tua dlm mempertahankan dan meningkatkan kes. melalui upaya pertahanan nutrisi yg adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervisi kesehatan (Maslow, 1988). 8
  • 9. 9 b. Petunjuk Antisipasi pd Masa Bayi  Usia 6 bulan pertama 1.Memahami adanya proses penyesuaian antara ortu dgn bayinya, terutama pd ibu yg membutuhkan bimbingan/asuhan pd masa setelah melahirkan 2.Membantu ortu utk memahami bayinya sbg individu yg mempunyai kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan.
  • 10. Lanjutan....... 3.Memberikan ortu bahwa bayinya tdk akan menjadi manja dgn adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama 4. Menganjurkan ortu utk membuat jadwal kebutuhan bayi. 10
  • 11. 11 5. Mendukung kesenangan ortu dlm melihat tumbang bayinya yaitu dgn bersahabat dan mengamati respons sosial anak, misalnya dgn tertawa atau tersenyum. 6. Menyiapkan ortu utk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan bg bayi, misalnya dgn imunisasi 7.Menyiapkan ortu utk mengenalkan dan memberikan makanan padat.
  • 12. 12 Usia 6 Bulan Kedua - Menyiapkan ortu akan adanya ketakutan bayi terhadap org yg blm dikenal (Stranger anxiety) - Menganjurkan ortu utk mengizinkan anaknya dekat dgn ayahnya dan ibunya serta menghindarkan perpisahan yg terlalu lama dgn anak tsbt. - Membimbing ortu utk mengetahui disiplin s.d. semakin meningkatnya mobilitas bayi.
  • 13. - Menganjurkan utk menggunakan suara yg negatif dan kontak mata dr pd hukuman badan sbg suatu disiplin. - Menganjurkan ortu utk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan baik dr pd ketika ia menangis - Mengajarkan mengenai pencegahan kecelakaan karena keterampilan motorik dan rasa ingin tahu bayi sdh meningkat 13
  • 14. 14 Lanjutan....... - Menganjurkan ortu utk meninggalkan bayinya bbrp saat dgn pengganti ibu yg menyusui - Mendiskusikan kesiapan utk penyapihan - Menggali perasaan ortu s.d. pola tidur bayinya
  • 15. 15 c. Petunjuk Antisipasi Pada Masa Balita usia (1-3) Tahun. Kecenderungan terjadi kecelakaan pada anak usia todler dilatarbelakangi oleh kondisi berikut : 1. Anak usia todler sedang mengembangkan keterampilan motorik kasarnya yg membuat mereka bergerak terus, berlari, berjinjit, naik turun tangga, pagar atau mainan serta sepedanya.
  • 16. 16 2. Anak usia todler mengalami peningkatan kemampuan motorik ketika mereka sedang terampil menggeggam sesuatu, membuka dan menutup botol, membuka dan menutup lemariyang tidak dikunci serta menggenggam dan melempar benda-benda kecil. 3. Anak todler mempunyai rasa ingin tahu yg besar dan senang mencoba melakukan sesuatu yg belum dikenalnya, padahal ia belum dapat membaca hal-hal yg dapat membahayakannya.
  • 17. 4. Anak laki-laki cenderung lebih berpotensi mengalami kecelakaan dari pada perempuan karena lebih aktif bergerak. 5. Anak yg tidak dijaga oleh ortunya sewaktu bermain, beresiko utk mengalami kecelakaan. 6. Resiko kecelakaan akan lebih besar terjadi saat anak lapar dan lelah karena pada saat itu tenaga menurun dan mungkin anak merasa lemah atau lesu. 17
  • 18. 18 Lanjutan......... 7.Anak merasa asing dengan orang lain yg menjaganya. 8.Anak belum pengalaman dalam upaya melindungi diri dari bahaya kecelakaan.
  • 19.
  • 20. KONSEP BERMAIN A. Pengertian Bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan suka rela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan dan tidak dapat dipisahkan dari anak. Mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial. Media yang baik untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berkomuniksi. 20
  • 21. B. Fungsi Bermain  Merangsang perkembangan : Sensorik motorik Intelektual Sosial Kreativitas Kesadaran diri Moral Bermain sebagai tarapi 21
  • 22. C. Tujuan bermain Melanjutkan tumbang yang normal pada anak saat sakit Mengekspresikan perasaan,keinginan dan fantasi serta ide anak. Mengembangkan kreativitas dan memecahkan masalah Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit 22
  • 23. D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain  Tahap perkembangan anak  Status kesehatan anak  Jenis kelamin anak  Lingkungan yang mendukung  Alat dan jenis permainan yang cocok 23
  • 24. Klasifikasi bermain berdasarkan isi permainan 1. Social afektive play • Intinya adalah adanya hubungan interprsonal yang menyenangkan antara anak dengan orang lain. • Contoh : Bayi akan mendapat kesenangan melalui hubungan dengan orang tuanya. Misalnya pada permainan “ci-luk-ba” 24
  • 25. 2. Sense of pleasure play  Menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan biasanya mengasyikan, misanya ; membentuk gunung atau benda lain dengan pasir, bermain air dan memasukannya ke botol.  Ciri permainan ini, semakin lama semakin asyik dan susah dihentikan. 25
  • 26. 3. Skill Play  Meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan halus.  Semakin sering dilakukan maka anak akan semakain terampil  Mis ; naik sepeda, bayi memegang benda- benda kecil dan memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain 26
  • 27. 4. Games atau permainan  Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu dengan perhitungan /skor.  Dapat dilakukan sendiri atau bersama teman  Misalnya ; ular tangga, congklak, puzzle, dll. 27
  • 28. 5. Unoccupied Behavior  Anak tidak menggunakan alat pemainan tertentu  Situasi atau objek disekelilingnya digunakan sebagai alat permainan  Anak tampak gembira, senang dan asyik dengan situasi dan lingkungan tersebut  Mis; anak mondar-mandir, tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja, dll. 28
  • 29. 6. Dramatic play  Anak bermain peran sebagai orang lain  Anak menirukan orang dewasa  Terjadi percakapan dengan teman tentang peran yang ditiru  Permainan ini penting sebagai proses identifikasi anak terhadap peran tersebut  Mis ; peran sebagai guru, ayah, ibu, kakak, dll. 29
  • 30. Klasifikasi bermain berdasarkan karakter sosial 1. Onlooker play  Anak hanya mengamati teman yang sedng bermain  Tidak ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan  Anak bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan 30
  • 31. 2. Solitary Play  Anak berada dalam kelompok permainan  Tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya.  Alat permainan berbeda dengan temannya  Tidak ada komunikasi atau kerja sama 31
  • 32. 3. Paralel play  Anak menggunakan alat permainan yang sama tetapi tidak ada kontak satu sama lain.  Tidak ada sosialisasi satu sama lain.  Biasanya dijumpai pada anak toddler 32
  • 33. 4. Associative play  Sudah terjadi komunikasi antar anak tetapi tidak terorganisir  Tidak ada pemimpin dalam permainan  Tujuan permainan tidak jelas  Mis; bermainan boneka, hujan-hujanan, masak-masakan 33
  • 34. 5. Cooperative play  Aturan perminan dalam kelompok jelas  Ada tujuan dan pemimpin permaian  Misalnya : permainan sepak bola 34
  • 35. KLASIFIKASI BERMAIN BERDASARKAN KELOMPOK USIA 1. Bayi • Karakteristik permainan adalah sense of pleasure play. • Usia 0-3 bulan : mainan gantung berwarna terang, bunyi musik yang menarik • Secara auditori : ajak bayi bicara, mendengar pembicaraan, musik dan nyanyian yang menyenangkan. 35
  • 36. • Bayi 4 – 6 bulan :  Stimulasi penglihatan melaui nonton TV, mainan mudah dipegang dan berwarna terang, meletakan bayi didepan cermin.  Stimulasi pendengran melalui memanggil namanya, mengulang bunyi suara yang dikeluarkanya, sering berbicara dengan bayi, meletakan mainan yang berbunyi di dekat telinga. 36
  • 37. • Usia 7 – 9 bulan : Stimulasi penglihatan melalui permainan yang berwarna terang, berikan kertas dan alat tulis untuk mencoret. Stimulasi pendengaran dengan memberikan boneka yang berbunyi, mainan yang berbunyi jika digerakkan. Alat permainan yang cocok seperti buku dengan warna yang terang, gelas dan sendok yang tidak pecah, bola besar, boneka dan mainan yang dpat didorong. 37
  • 38. 2. Anak Toddler ( 1 - 3 tahun) • Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga mainan sering dibongkar/dirusak. • Tidak memberikan alat permainan yang tajam. • Usia 1-2 tahun anak bermain sendiri dengan permainannya • Usia 2-3 tahun anak bermain secara paralel karena sudah dapat berkomunikasi dengan temannya. • Jenis permainan : kereta api, truk, alat memasak, alat menggambar, pasir, tanah liat, dll. 38
  • 39. 3. Anak usia prasekolah (4-5 tahun) • Jenis permainan yang sesuai adalah associative play, dramatic play, skill play. • Jenis alat permainan yang sesuai adalah sepeda, mobil-mobilan, alat olahraga, berenang, permainan balok-balok besar. 39
  • 40. 4. Anak usia sekolah ( 6-12 tahun) • Bermain dengan teman menjadi tempat belajar norma baik dan buruk. • Belajar bersaing dengan teman secara sehat. • Menerima kelebihan orang lain melalui permainan. • Anak laki-laki ; mainan mobil-mobilan. • Anak perempuan ; mainan memasak dan boneka. 40
  • 41. 5. Anak usia remaja ( 13-18 tahun) • Anak sering menyendiri, berkhayal atau melamun dan disisi lain anak mempunyai geng sesama remaja. • Tidak sekedar mencari kesenangan tetapi meningkatkan perkembangan fisioemosional, menyalurkan minat, bakat dan aspirasi untuk menemukan identitas dirinya. • Permainan; olahraga, musik, kegiatan organisasi yang positif. 41
  • 42. BERMAIN UNTUK ANAK YANG DIRAWAT DI RS 1.Aktivitas bermain di RS memberikan keuntungan :  Meningkatkan hubungan antar klien dengan perawat  Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak  Membantu anak mengekspresikan perasaan cemas, takut, sedih, tegang maupun nyeri.  Meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku positif. 42
  • 43. 2. Prinsip permainan pada anak di RS • Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan. • Tidak membutuhkan energi yang banyak • Mempertimbangkan keamanan anak • Dilakukan pada kelompok umur yang sama • Melibatkan orang tua 3. Tujuan anak bermain di RS • Penekanan pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan distraksi dari perasaan takut, sedih, cemas, tegang dan nyeri. 43
  • 44. 4. Proses kegiatan bermain • Uraikan kegiatan bermain yang akan dilakukan. • Perawat hanya sebagai fasilitator dan kegiatan bermain dilakukan aktif oleh orang tua dan anak. • Mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya • Bila permainan dalam kelompok, maka uraikan dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dan kegiatan orang tua setiap anak. 44
  • 45. 5. Alat permainan yang diperlukan • Alat permainan tidak harus baru dan bagus. • Gunakan alat permainan yang dimiliki anak atau yang tersedia di ruang rawat. • Gunakan bahan yang murah dan mudah dijangkau. • Harus menjadi media utuk eksplorasi perasaan anak. 45
  • 46. 6. Pelaksanaan kegiatan bermain • Respons anak dan orang tua harus dicatat • Bila anak nampak lelah, permainan tidak boleh diteruskan • Proses permainan merupakan hal yang penting, bukan hasilnya. 46
  • 47. 7. Evaluasi/penilaian • Evaluasi secara menyeluruh dan bandingkan pelaksanaan bermain dengan tujuan yang ditetapkan. • Tuliskan hambatan yang ditemukan • Berikan pujian dan penghargaan bila anak melakukan dengan baik. 47
  • 49. VI. TOILET TRAINING 1. Pengertian • Latihan untuk berkemih dan defikasi adalah tugas perkembangan anak todler. • Pada anak todler kemampuan sfingter uretra dan kemampuan sfingter ani mulai berkembang. • Kemampuan pencapaian pada setiap anak berbeda. • Kemampuan sfingter ani lebih dulu tercapai dari pada sfingter uretra. • Kemampuan anak mengontrol berkemih mulai tercapai pada usia 4-5 tahun. 49
  • 50. Tanda kesiapan anak mampu mengontrol rasa ingin berkemih dan defikasi ( Wong, 1997) 1. Kesiapan Fisik  Usia telah mencapai 18 sampai 24 bulan  Dapat duduk atau jongkok kurang lebih 2 jam  Ada gerakan usus yang reguler  Kemampuan motorik kasar spt; duduk, berjalan  Kemampuan motorik halus spt; membuka baju. 50
  • 51. 2. Kesiapan mental  Mengenal rasa untuk berkemih dan defekasi  Komunikasi secara verbal dan non verbaljika ingin berkemih dan defekasi  Ketrampilan untuk mengikuti perintah dan meniru perilaku orang lain. 51
  • 52. 3. Kesiapan Psikologis  Dapat duduk atau jongkok di toilet selama 5-10 menit  Mempunyai rasa penasaran terhadap kebiasaan orang dewasa dalam buang air  Merasa tidak betah dengan kondisi basah/benda padat di celana 52
  • 53. 4. Kesiapan orang tua  Mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih dan defekasi.  Meluangkan waktu untuk melatih anak  Tidak mengalami konflik atau stress keluarga yang berarti 53
  • 54. A. Pengertian  Alasan berencana atau darurat, anak harus tinggal di RS pengalaman traumatik dan stres untuk ortu.  Muncul perasaan sedih, cemas, marah, takut dan rasa bersalah pada anak.  Anak stres membuat arang tua menjadi stres stres anak semakin meningkat 54
  • 55. B. Reaksi anak terhadap hospitalisasi 1. Masa Bayi (0-1 tahun)  Dampak perpisahan dengan ortu adalah gangguan pembentukan rasa percaya dan kassih sayang.  Usia 6 bulan, anak menjadi cemas pada orang yang tidak dikenalnya.  Reaksi berupa menangis, marah, dan banyak melakukan gerakkan. 55
  • 56. Lanjutan......  Bila ditinggal ibu, bayi akan merasa cemas karena perpisahan bayi menangis keras.  Respon terhadap nyeri berupa menangis keras, pergerakkan tubuh banyak, ekspresi wajah tidak menyenangkan. 56
  • 57. 2. Masa Todler (1-3 tahun)  Bereaksi sesuai dengan sumber stres  Sumber stres utama adalah cemas karena perpisahan.  Respon pada tahap protes berupa menangis kuat, menjerit memanggil ortu, menolak perhatian yang diberikan orang lain.  Respon pd tahap putus asa menunjukan menangis berkurang,anak tidak aktif,sedih, apatis 57
  • 58.  Respon pada tahap pengingkaran berupa mulai menerima perpisahan, membina hubungan secara dangkal, anak dan menyukai lingkunganya.  Pembatasan pada pergerakkan membuat anak kehilangan kemampuan mengontrol diri dan tergantung pada lingkungan Regresi  Respon terhadap tindakan invasif berupa meringis, menggigit bibir, memukul.  Anak dapat menunjuk lokasi nyeri dan mengkomunikasikanya 58
  • 59. 3. Masa Prasekolah (4-6 tahun)  Reaksi terhadap perpisahan berupa menolak makan, sering bertanya, menangis, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan.  Anak kehilangan kontrol terhadap diri  Anak kehilangan kekuatan diri karena pembatasan gerak. 59
  • 60. Lanjutan......  Dipersepsikan sebagai hukuman sehingga merasa bersalah, malu, takut.  Prosedur dan tindakan dianggap mengancam integritas tubuh sehingga marah, agresif, berontak, ketergantungan pd ortu dan tidak mau bekerja sama dgn perawat. 60
  • 61. 4. Masa Sekolah (6-12 tahun)  Kehilangan kontrol karena kehilangan kelompok sosial tidak bisa bermain.  Timbul perasaan takut mati  Ekspresi baik secara verbal dan nonverbal terhadap perlukaan dan nyeri  Jika merasa nyeri, anak akan menggigit bibir atau memegang sesuatu dengan erat. 61
  • 62. 5. Masa remaja ( 12-18 tahun)  Perasaan cemas karena berpisah dengan teman sebaya  Anak menjadi bergantung pada keluarga dan perawat karena adanya pembatasan gerak.  Anak menolak perawatan atau tindakan karena pembatsan aktivitas  Perasaan sakit karena perlukaan atau pembedahan membuat anak bertanya-tanya tau menarik diri. 62
  • 63. C. Reaksi ortu terhadap hospitalisasi anak  Perasaan cemas dan takut  Perasaan sedih  Perasaan frustrasi 63
  • 64. D. Upaya meminimalkan penyebab stres  Rooming in  Jika tidak mungkin rooming in beri kesempatan ortu untuk melihat anak setiap saat.  Modifikasi ruang perawatan seperti di rumah, dekorasi bernuansa anak  Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah berupa fasilitasi pertemuan dengan guru, teman sekolah serta membantu melakukan surat-menyurat. 64
  • 65. E. Upaya mencegah kehilangan kontrol berupa :  Hindarkan pemabtasan fisik jika anak kooperatif.  Buat jadwal kegiatan untuk prosedur terapi, latihan, bermain dan aktivitas lain dlam perawatan.  Fokus intervensi keperawatan untuk upaya mengurangi ketergantungan dengan memberi kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan dan melibatkan ortu. 65
  • 66. E. Upaya meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri berupa :  Menyiapkan psikologis anak dan ortu untuk prosedur yang menimbulkan nyeri.  Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik  Pertimbangkan untuk menghadirkan ortu pad saat tindakkan dilakukan.  Tunjukan sikap empati.  Untuk pembedahan elektif, lakukan persiapan khusus jauh hari sebelumnya. 66