1. LAPORAN RESMI
I. Judul Praktikum
Pemisahan
II. Hari/Tanggal Praktikum
Rabu, 26 September 2018
III. Tujuan Praktikum
1. Menisahkan zat padat dari zat cair.
2. Memisahkan zat padat dari zat padat.
3. Memisahkan zat cair dari zat cair.
IV. Dasar Teori
Campuran (mixture) adalah penggabungan dua atau lebih zat dimana
dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya
masing-masing. (Raymond Chang, 2004). Campuran bisa homogen atau
heterogen. Ketika sesendok gula dilarutkan dalam air, setelah mengaduknya,
susunan dari campurannya di seluruh bagian larutan akan sama. Larutan ini
adalah campuran homogen (homogeneous mixture). Dari percobaan tersebut
dapat didefinisikan jika campuran homogen adalah campuran yang serba sama
diseluruh bagiannya dan membentuk satu fasa. Namun, jika pasir
dicampurkan dengan serbuk besi, butir pasir dan serbuk besi akan tetap
terlihat dan terpisah. Campuran ini disebut campuran heterogen. Dari
percobaan tersebut dapat didefinisikan jika campuran heterogen adalah
campuran yang tidak serba sama dan terdapat batas yang jelas antara kedua
fasa.
2. Setiap campuran, baik homogen atau heterogen, dapat dibuat dan
kemudian dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen-komponen
murninya tanpa mengubah identitas dari setiap komponen. Jadi, gula dapat
diperoleh kembali dari larutannya dalam identitas dari setiap komponen. Jadi,
gula dapat diperoleh kembali dari larutannya dalam air dengan memanaskan
larutan itu dan menguapkannya hingga kering. Denagn mengembunkan uap
airnya kita dapat memperoleh kembali komponen airnya. Untuk memisahkan
campuran besi-pasir, dapat menggunakan magnet untuk memisahkan serbuk
besi dari pasir, karena pasir tidak tertarik oleh magnet. Setelah pemisahan,
komponen-komponen campuran akan memiliki susunan dan sifat yang sama
seperti semula. Pemisahan juga dapat dilakukan secara kimia, yaitu dengan
cara satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehinggga
terbentuk bagian yang dapat dipisahkan.
Pemishan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan
dengan beberapa cara, yakni penyaringan, destilasi, sublimasi, kristalisasi, dan
kromatografi.
1. Penyaringan (Filtrasi)
Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat
dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya.
Alat yang digunakan untuk menyaring disebut penyaring. Ukuran
penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan disaring. Sebagai
contoh, pemisahan pasir dan kerikil tentu membutuhkan saringan yang
berbeda dengan sarinagn yang dibutuhkan untuk menyaring tepung.
3. Zat yang mempunyai perbedaan kelarutaan seperti garam kotor dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Garam dapur dialrutkan dalam air,
kemudian disaring. Kotoran akan tertinggal dalam kertas saring,
sedangkan garam yang larut dalam air masuk menembus kertas saring. Zat
yang tertingggal dalam kertas saring disebut residu, sedangkan cairan
yang dapat menembus kertas saring disebut filtrat.
2. Destilasi (Penyulingan)
Destilasi adalah suatu cara pemisahan campuran yang didasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran. (Anni
Winarsih.dkk, 2008). Destilasi digunakan untuk memisahkan campuran
dari dua atau lebih cairan yang mempunyai titik didih berbeda.
Pemisahan spirtus yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan
cara destilasi. Campuran spirtus dengan air dimasukkan dalam labu
destilasi kemudian dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air
dan spirtus dipanaskan hingga suhu 80°C sehingga spirtus menguap
sedang air belum menguap. Uap spirtus didinginkan dalam pendingin
4. liebig, sehingga mengembung dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat
yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat.
Salah satu contoh destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin,
minyak tanah, solar, pelumas, dan aspal.
3. Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau
sebaliknya. Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan bila zat
yang dapat menyubim (misalnya kapur barus) tercampur dengan zat lain
yang tidak dapat menyublim (misalnya arang).
4. Pengkristalan (Kristalisasi)
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan
larutan. Kristalisai banyak dilakukan oleh para pembuat garam/petani
garam. Garam dihasilkan melaui cara menguapkan air laut. Prosesnya
sederhana, yaitu sebagai berikut, mula-mula air laut dialirkan ke tambak-
tambak dan dibiarkan menguap karena panas matahari hingga beberapa
hari. Setelah semua air menguap, akan dihasilkan Kristal-kristal garam.
5. 5. Kromatografi
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada
perbedaan kecepatan merambat antara-antara partikel-partikel zat yang
bercampur pada medium tertentu. Contoh pemisahan kromatografi adalah
rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak
tertentu.Penerapan kromatigrafi antara lain untuk memisahkan dan
mengidentifikasi zat-zat yang kompleks dari zat warna, minuman
berakohol dan pestisida.
Pemisahan zat padat yang larut dalam zat cair dapat dilakukan dengan
penguapan, kristalisasi, dan distalisasi, sedangkan zat padat yang tidak
larut dalam zat cair maka pemisahan dapat dilakukan dengan cara
dekantasi dan penyarinagan. Untuk memisahkan zat padat dari zat padat
dilakukan menyaring, kristalisasi bertingkat dan sublimasi. Untuk
memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih kedua
zat cair dilakukan destilasi.
6. V. Alat dan Bahan
Alat-alat :
Gelas kimia 400 mL 2 buah
Cawan penguap 1 buah
Kaca arloji 1 buah
Kaki tiga dan kasa 1 buah
Pembakar spirtus 1 buah
Spatula 1 buah
Kertas saring 3 buah
Corong 1 buah
Penjepit 1 buah
Gelas ukur 1 buah
Bahan :
Air secukupnya
NaCl (garam dapur) ¼ sendok
CuSO4 + 5H2O 2 mL
Bubuk kapur tulis secukupnya
Kapur barus 1 gram
Pasir ± 1 sendok
7. VI. Alur Percobaan
Percobaan 1
Percobaan 2
Dimasukkan ke dalam gelas
kimia
± 1 Sendok pasir
Diaduk sampai rata dan
dibiarkan mengendap
Larutan pasir
Filtrat Larutan Residu endapan pasir
Bubuk kapur tulis
Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi air
Diaduk sampai rata
Larutan kapur
Disaring menggunakan kertas saring
Endapan kapur tulisFiltrat larutan
8. Percobaan 3
Percobaan 4
No. Percobaan 5
Diuapkan sampai volume hampir
habis
Hasil campuran disaring
Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi
air 50 mL
¼ Garam dapur
Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air
10 mL
Diaduk sampai rata
Larutan
Diuapkan sampai airnya hamper habis
dalam cawan penguapan
Kristal garam
3ml CuSO4 + 5 H2O
Dilarutkan ke dalam air 1 mL
± 1 Sendok pasir + 1 sendok garam dapur
Diaduk sampai homogen
Disaring menggunakan kertas saring
Kristal garam CuSO4
Didinginkan dan diamati bentuknya
9. No. Percobaan 6
Disaring dan dicuci 5 ml air 3X
Filtrat Residu
Air hasil Air cucian
Dijadikan satu
Dibiarkan menguap
Diuapkan dalam cawan penguapan
Apabila air hampir habis pembakaran di
sisihkan
Kristal garam
1 gram kapur barus ditumbuk + pasir
Dimasukkan ke dalam cawan penguapan
Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi
air diatasnya
Dipanaskan perlahan-lahan sampai terbuntuk
zat padat pada kaca arloji
Didinginkan
Kristal-kristal di kumpulkan dan diamati
Kristal kapur barus
10. VIII. Pembahasan
Pada percobaan pertama, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (pasir berwarna hitam) dari zat cair (air jernih tidak
berwarna) dengan cara mencampurkan air jernih tidak berwarna dengan pasir
berwarna hitam ke dalam gelas kimia lalu diendapkan beberapa saat lalu, ada
dua bagian dalam larutan yaitu filtrat dan residu endapan pasir, kemudian
menuangkan bagian filtrat ke dalam gelas kimia yang lain. Hasilnya setelah
menuangkan filtrat terjadi endapan pasir di dalam gelas dan warna air menjadi
keruh karena bercampur dengan kotoran atau debu. Percobaan ini menggunakan
metode pengendapan dan dekantasi, dekantasi adalah suatu cara pemisahan
antara larutan padatan yang paling sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan
perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian dasar.
Pada percobaan ke dua, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (bubuk kapur tulis) dari zat cair (air jernih tidak berwarna)
dengan cara mencampurkan air dan bubuk kapur tulis lalu menyaring
menggunakan kertas saring, Proses pemisahan itu menggunakan media kertas
saring menghasilkan filtrat larutan yang tidak berwarna dan residu endapan kapur
tulis yang terdapat pada kapur tulis. Kertas saring digunakan karena kertas saring
memiliki pori-pori yang kebih kecil dari pada kain Percobaan ini menggunakan
metode Filtrasi, yaitu untuk memisahkan zat padat dari zat cair menggunakan
kertas saring.
Pada percobaan ke tiga, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (bubuk garam dapur) dari zat cair (air jernih tidak
berwarna) dengan cara mencampurkan air dengan garam dapur sehingga
menghasilkan larutan homogen. Kemudian, menyaring larutan ke dalam gelas
kimia yang lain dengan menggunakan media corong kaca yang didalamnya
diberi kertas saring. Corong kaca berfungsi sebagai tempat meletakkan kertas
11. saring. Kertas saring berfungsi untuk memisahkan partikel suspensi dengan
cairan ,atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator
yang berguna untuk mengeringkan padatan.Sehingga, menghasilkan filtrat dan
tidak menghasilkan residu. Kemudian, menguapkan filtrat ke dalam cawan
penguapan hingga air habis dan terbentuk kristal garam NaCl. Percobaan ini
menggunakan metode Kristalisasi yaitu, teknik pemisahan kimia antara zat padat
dari zat cair, di mana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut dari fase
zat cair ke fase kristal padat dengan menguapkan larutan. Dasar metode ini
berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing zat. Titik didih air berkisar
antara 0-1000 C sedangkan, garam memiliki titik didih berkisar 14650 C.
Dikarenakan titik didih air lebih rendah dibandingkan garam maka air lebih cepat
menguap dan garam tetap tertinggal di cawan penguapan dan menghasilkan
kristal garam NaCl.
Pada percobaan ke empat, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan CuSO4 dengan H2O yang telah berupa larutan. Larutan tersebut
diuapkan di dalam cawan penguapan sampai airnya habis dan menghasilkan
kristal garam CuSO4 yang berwarna biru kehijau-hijauan. Metode yang
digunakan kristalisasi, yaitu teknik pemisahan kimia yang mengubah fase cair ke
fase padat.
Pada percobaan ke lima, terjadi beberapa proses pemisahan yaitu
filtrasi dan kristalisasi. Proses filtrasi dilakukan dengan cara mencampurkan
pasir, garam dapur, dan air kemudian menyaring larutan menggunakan kertas
saring dan menghasilkan filtrat dan berupa residu endapan pasir di atas kertas
saring. Lalu, residu endapan pasir dicuci kembali sebanyak tiga kali. Hal ini
dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa pasir dari garam. Kemudian, lalu
dipanaskan di dalam cawan penguapan kemudian diuapkan dan menghasilkan
kristal garam.
12. Pada percobaan ke enam, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (kapur barus) dari zat padat (pasir) dengan cara
mencampurkan kapur barus dengan pasir lalu dimasukkan ke dalam cawan
penguapan. Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi air di atasnya. Hal ini
bertujuan agar kaca arloji tetap dingin. Dipanaskan perlahan-lahan sampai
terbentuk zat padat (kristal-kristal kapur barus) pada kaca arloji lalu didinginkan
dan pasir tertinggal di cawan penguapan. Percobaan ini menggunakan metode
sublimasi yaitu metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat
tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim
akan tertinggal..
IX. Kesimpulan
1. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair, metode pemisahan yang dapat
dilakukan adalah dekantasi, filtrasi, dan kristalisasi. Dekantasi adalah suatu
cara pemisahan antara larutan padatan yang paling sederhana, yaitu dengan
menuangkan cairan perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian
dasar. Filtrasi adalah metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari zat
cair menggunakan kertas saring. Kristalisasi adalah teknik pemisahan kimia
yang mengubah fase cair ke fase padat. Metode dekantasi diterapkan pada
percobaan ke-1. Metode filtrasi diterapkan pada percobaan ke-2 dan ke-5.
Metode kristalisasi diterapkan pada percobaan ke-3, ke-4, dan ke-5
2. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair. Metode pemisahan yang dapat
dilakukan adalah sublimasi. Subimasi adalah metode pemisahan campuran
dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga
kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Metode ini diterapkan pada
percobaan ke-6.
3. Untuk memisahkan zat cair dari zat cair, metode pemisahan yang dapat
dilakukan adalah destilasi. Destilasi adalah teknik pemisahan berdasarkan
perbedaan titik didih, namum dalam praktikum ini tidak terdapat praktikum
yang menerapkan metode detilasi.
13. X. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta : Erlangga
Winarsih, Ani.,dkk. 2008. IPA TERPADU. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tim Kimia dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya: Jurusan
Kimia Umum
Tim Penulis Kimia Umum. 2013. Kimia Umum. Surabaya : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia. Jakarta : Erlangga
14. XI. Lampiran
- Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran
distilat?
Jawaban
Aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat bertujuan
agar volume air sebagai pendingin dapat memenuhi seluruh ruangan kosong pada
kondensor, sehingga dapat mendinginkan uapi air secara maksimal. Jika tida dibuat
berlawanan arah, maka air tidak akan memenuhi seluruh ruang kosong di kondensor.
selain itu, aliran dibuat berlawanan juga bertujuan agar saat air memasuki kondensor,
tidak langsung mendinginkan uap air yang masih panas. karena jika langsung
mendinginkan uap air, maka terjadi perubahan suhu air pendingin secara signifikan
sehingga proses mendinginkan uap air yang selanjutnya kurang efektif.