SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
LAPORAN RESMI
I. Judul Praktikum
Pemisahan
II. Hari/Tanggal Praktikum
Rabu, 26 September 2018
III. Tujuan Praktikum
1. Menisahkan zat padat dari zat cair.
2. Memisahkan zat padat dari zat padat.
3. Memisahkan zat cair dari zat cair.
IV. Dasar Teori
Campuran (mixture) adalah penggabungan dua atau lebih zat dimana
dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya
masing-masing. (Raymond Chang, 2004). Campuran bisa homogen atau
heterogen. Ketika sesendok gula dilarutkan dalam air, setelah mengaduknya,
susunan dari campurannya di seluruh bagian larutan akan sama. Larutan ini
adalah campuran homogen (homogeneous mixture). Dari percobaan tersebut
dapat didefinisikan jika campuran homogen adalah campuran yang serba sama
diseluruh bagiannya dan membentuk satu fasa. Namun, jika pasir
dicampurkan dengan serbuk besi, butir pasir dan serbuk besi akan tetap
terlihat dan terpisah. Campuran ini disebut campuran heterogen. Dari
percobaan tersebut dapat didefinisikan jika campuran heterogen adalah
campuran yang tidak serba sama dan terdapat batas yang jelas antara kedua
fasa.
Setiap campuran, baik homogen atau heterogen, dapat dibuat dan
kemudian dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen-komponen
murninya tanpa mengubah identitas dari setiap komponen. Jadi, gula dapat
diperoleh kembali dari larutannya dalam identitas dari setiap komponen. Jadi,
gula dapat diperoleh kembali dari larutannya dalam air dengan memanaskan
larutan itu dan menguapkannya hingga kering. Denagn mengembunkan uap
airnya kita dapat memperoleh kembali komponen airnya. Untuk memisahkan
campuran besi-pasir, dapat menggunakan magnet untuk memisahkan serbuk
besi dari pasir, karena pasir tidak tertarik oleh magnet. Setelah pemisahan,
komponen-komponen campuran akan memiliki susunan dan sifat yang sama
seperti semula. Pemisahan juga dapat dilakukan secara kimia, yaitu dengan
cara satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehinggga
terbentuk bagian yang dapat dipisahkan.
Pemishan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan
dengan beberapa cara, yakni penyaringan, destilasi, sublimasi, kristalisasi, dan
kromatografi.
1. Penyaringan (Filtrasi)
Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat
dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya.
Alat yang digunakan untuk menyaring disebut penyaring. Ukuran
penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan disaring. Sebagai
contoh, pemisahan pasir dan kerikil tentu membutuhkan saringan yang
berbeda dengan sarinagn yang dibutuhkan untuk menyaring tepung.
Zat yang mempunyai perbedaan kelarutaan seperti garam kotor dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Garam dapur dialrutkan dalam air,
kemudian disaring. Kotoran akan tertinggal dalam kertas saring,
sedangkan garam yang larut dalam air masuk menembus kertas saring. Zat
yang tertingggal dalam kertas saring disebut residu, sedangkan cairan
yang dapat menembus kertas saring disebut filtrat.
2. Destilasi (Penyulingan)
Destilasi adalah suatu cara pemisahan campuran yang didasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran. (Anni
Winarsih.dkk, 2008). Destilasi digunakan untuk memisahkan campuran
dari dua atau lebih cairan yang mempunyai titik didih berbeda.
Pemisahan spirtus yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan
cara destilasi. Campuran spirtus dengan air dimasukkan dalam labu
destilasi kemudian dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air
dan spirtus dipanaskan hingga suhu 80°C sehingga spirtus menguap
sedang air belum menguap. Uap spirtus didinginkan dalam pendingin
liebig, sehingga mengembung dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat
yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat.
Salah satu contoh destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin,
minyak tanah, solar, pelumas, dan aspal.
3. Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau
sebaliknya. Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan bila zat
yang dapat menyubim (misalnya kapur barus) tercampur dengan zat lain
yang tidak dapat menyublim (misalnya arang).
4. Pengkristalan (Kristalisasi)
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan
larutan. Kristalisai banyak dilakukan oleh para pembuat garam/petani
garam. Garam dihasilkan melaui cara menguapkan air laut. Prosesnya
sederhana, yaitu sebagai berikut, mula-mula air laut dialirkan ke tambak-
tambak dan dibiarkan menguap karena panas matahari hingga beberapa
hari. Setelah semua air menguap, akan dihasilkan Kristal-kristal garam.
5. Kromatografi
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada
perbedaan kecepatan merambat antara-antara partikel-partikel zat yang
bercampur pada medium tertentu. Contoh pemisahan kromatografi adalah
rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak
tertentu.Penerapan kromatigrafi antara lain untuk memisahkan dan
mengidentifikasi zat-zat yang kompleks dari zat warna, minuman
berakohol dan pestisida.
Pemisahan zat padat yang larut dalam zat cair dapat dilakukan dengan
penguapan, kristalisasi, dan distalisasi, sedangkan zat padat yang tidak
larut dalam zat cair maka pemisahan dapat dilakukan dengan cara
dekantasi dan penyarinagan. Untuk memisahkan zat padat dari zat padat
dilakukan menyaring, kristalisasi bertingkat dan sublimasi. Untuk
memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih kedua
zat cair dilakukan destilasi.
V. Alat dan Bahan
Alat-alat :
 Gelas kimia 400 mL 2 buah
 Cawan penguap 1 buah
 Kaca arloji 1 buah
 Kaki tiga dan kasa 1 buah
 Pembakar spirtus 1 buah
 Spatula 1 buah
 Kertas saring 3 buah
 Corong 1 buah
 Penjepit 1 buah
 Gelas ukur 1 buah
Bahan :
 Air secukupnya
 NaCl (garam dapur) ¼ sendok
 CuSO4 + 5H2O 2 mL
 Bubuk kapur tulis secukupnya
 Kapur barus 1 gram
 Pasir ± 1 sendok
VI. Alur Percobaan
Percobaan 1
Percobaan 2
Dimasukkan ke dalam gelas
kimia
± 1 Sendok pasir
Diaduk sampai rata dan
dibiarkan mengendap
Larutan pasir
Filtrat Larutan Residu endapan pasir
Bubuk kapur tulis
Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi air
Diaduk sampai rata
Larutan kapur
Disaring menggunakan kertas saring
Endapan kapur tulisFiltrat larutan
Percobaan 3
Percobaan 4
No. Percobaan 5
Diuapkan sampai volume hampir
habis
Hasil campuran disaring
Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi
air 50 mL
¼ Garam dapur
Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air
10 mL
Diaduk sampai rata
Larutan
Diuapkan sampai airnya hamper habis
dalam cawan penguapan
Kristal garam
3ml CuSO4 + 5 H2O
Dilarutkan ke dalam air 1 mL
± 1 Sendok pasir + 1 sendok garam dapur
Diaduk sampai homogen
Disaring menggunakan kertas saring
Kristal garam CuSO4
Didinginkan dan diamati bentuknya
No. Percobaan 6
Disaring dan dicuci 5 ml air 3X
Filtrat Residu
Air hasil Air cucian
Dijadikan satu
Dibiarkan menguap
Diuapkan dalam cawan penguapan
Apabila air hampir habis pembakaran di
sisihkan
Kristal garam
1 gram kapur barus ditumbuk + pasir
Dimasukkan ke dalam cawan penguapan
Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi
air diatasnya
Dipanaskan perlahan-lahan sampai terbuntuk
zat padat pada kaca arloji
Didinginkan
Kristal-kristal di kumpulkan dan diamati
Kristal kapur barus
VIII. Pembahasan
Pada percobaan pertama, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (pasir berwarna hitam) dari zat cair (air jernih tidak
berwarna) dengan cara mencampurkan air jernih tidak berwarna dengan pasir
berwarna hitam ke dalam gelas kimia lalu diendapkan beberapa saat lalu, ada
dua bagian dalam larutan yaitu filtrat dan residu endapan pasir, kemudian
menuangkan bagian filtrat ke dalam gelas kimia yang lain. Hasilnya setelah
menuangkan filtrat terjadi endapan pasir di dalam gelas dan warna air menjadi
keruh karena bercampur dengan kotoran atau debu. Percobaan ini menggunakan
metode pengendapan dan dekantasi, dekantasi adalah suatu cara pemisahan
antara larutan padatan yang paling sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan
perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian dasar.
Pada percobaan ke dua, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (bubuk kapur tulis) dari zat cair (air jernih tidak berwarna)
dengan cara mencampurkan air dan bubuk kapur tulis lalu menyaring
menggunakan kertas saring, Proses pemisahan itu menggunakan media kertas
saring menghasilkan filtrat larutan yang tidak berwarna dan residu endapan kapur
tulis yang terdapat pada kapur tulis. Kertas saring digunakan karena kertas saring
memiliki pori-pori yang kebih kecil dari pada kain Percobaan ini menggunakan
metode Filtrasi, yaitu untuk memisahkan zat padat dari zat cair menggunakan
kertas saring.
Pada percobaan ke tiga, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (bubuk garam dapur) dari zat cair (air jernih tidak
berwarna) dengan cara mencampurkan air dengan garam dapur sehingga
menghasilkan larutan homogen. Kemudian, menyaring larutan ke dalam gelas
kimia yang lain dengan menggunakan media corong kaca yang didalamnya
diberi kertas saring. Corong kaca berfungsi sebagai tempat meletakkan kertas
saring. Kertas saring berfungsi untuk memisahkan partikel suspensi dengan
cairan ,atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator
yang berguna untuk mengeringkan padatan.Sehingga, menghasilkan filtrat dan
tidak menghasilkan residu. Kemudian, menguapkan filtrat ke dalam cawan
penguapan hingga air habis dan terbentuk kristal garam NaCl. Percobaan ini
menggunakan metode Kristalisasi yaitu, teknik pemisahan kimia antara zat padat
dari zat cair, di mana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut dari fase
zat cair ke fase kristal padat dengan menguapkan larutan. Dasar metode ini
berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing zat. Titik didih air berkisar
antara 0-1000 C sedangkan, garam memiliki titik didih berkisar 14650 C.
Dikarenakan titik didih air lebih rendah dibandingkan garam maka air lebih cepat
menguap dan garam tetap tertinggal di cawan penguapan dan menghasilkan
kristal garam NaCl.
Pada percobaan ke empat, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan CuSO4 dengan H2O yang telah berupa larutan. Larutan tersebut
diuapkan di dalam cawan penguapan sampai airnya habis dan menghasilkan
kristal garam CuSO4 yang berwarna biru kehijau-hijauan. Metode yang
digunakan kristalisasi, yaitu teknik pemisahan kimia yang mengubah fase cair ke
fase padat.
Pada percobaan ke lima, terjadi beberapa proses pemisahan yaitu
filtrasi dan kristalisasi. Proses filtrasi dilakukan dengan cara mencampurkan
pasir, garam dapur, dan air kemudian menyaring larutan menggunakan kertas
saring dan menghasilkan filtrat dan berupa residu endapan pasir di atas kertas
saring. Lalu, residu endapan pasir dicuci kembali sebanyak tiga kali. Hal ini
dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa pasir dari garam. Kemudian, lalu
dipanaskan di dalam cawan penguapan kemudian diuapkan dan menghasilkan
kristal garam.
Pada percobaan ke enam, pemisahan yang kami lakukan adalah
memisahkan zat padat (kapur barus) dari zat padat (pasir) dengan cara
mencampurkan kapur barus dengan pasir lalu dimasukkan ke dalam cawan
penguapan. Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi air di atasnya. Hal ini
bertujuan agar kaca arloji tetap dingin. Dipanaskan perlahan-lahan sampai
terbentuk zat padat (kristal-kristal kapur barus) pada kaca arloji lalu didinginkan
dan pasir tertinggal di cawan penguapan. Percobaan ini menggunakan metode
sublimasi yaitu metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat
tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim
akan tertinggal..
IX. Kesimpulan
1. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair, metode pemisahan yang dapat
dilakukan adalah dekantasi, filtrasi, dan kristalisasi. Dekantasi adalah suatu
cara pemisahan antara larutan padatan yang paling sederhana, yaitu dengan
menuangkan cairan perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian
dasar. Filtrasi adalah metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari zat
cair menggunakan kertas saring. Kristalisasi adalah teknik pemisahan kimia
yang mengubah fase cair ke fase padat. Metode dekantasi diterapkan pada
percobaan ke-1. Metode filtrasi diterapkan pada percobaan ke-2 dan ke-5.
Metode kristalisasi diterapkan pada percobaan ke-3, ke-4, dan ke-5
2. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair. Metode pemisahan yang dapat
dilakukan adalah sublimasi. Subimasi adalah metode pemisahan campuran
dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga
kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Metode ini diterapkan pada
percobaan ke-6.
3. Untuk memisahkan zat cair dari zat cair, metode pemisahan yang dapat
dilakukan adalah destilasi. Destilasi adalah teknik pemisahan berdasarkan
perbedaan titik didih, namum dalam praktikum ini tidak terdapat praktikum
yang menerapkan metode detilasi.
X. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta : Erlangga
Winarsih, Ani.,dkk. 2008. IPA TERPADU. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tim Kimia dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya: Jurusan
Kimia Umum
Tim Penulis Kimia Umum. 2013. Kimia Umum. Surabaya : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia. Jakarta : Erlangga
XI. Lampiran
- Jawaban Pertanyaan
 Pertanyaan
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran
distilat?
 Jawaban
Aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat bertujuan
agar volume air sebagai pendingin dapat memenuhi seluruh ruangan kosong pada
kondensor, sehingga dapat mendinginkan uapi air secara maksimal. Jika tida dibuat
berlawanan arah, maka air tidak akan memenuhi seluruh ruang kosong di kondensor.
selain itu, aliran dibuat berlawanan juga bertujuan agar saat air memasuki kondensor,
tidak langsung mendinginkan uap air yang masih panas. karena jika langsung
mendinginkan uap air, maka terjadi perubahan suhu air pendingin secara signifikan
sehingga proses mendinginkan uap air yang selanjutnya kurang efektif.

More Related Content

What's hot

Pemisahan Campuran
Pemisahan CampuranPemisahan Campuran
Pemisahan Campurancanisius75
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairrikayulliyani
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranAi Roudatul
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuranaji indras
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianErnalia Rosita
 
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranPerubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Pemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPanji Wijaksono
 
Presentasi Pemisahan Campuran
Presentasi Pemisahan CampuranPresentasi Pemisahan Campuran
Presentasi Pemisahan CampuranAi Roudatul
 
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7Agustin Dian Kartikasari
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Pemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smkPemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smkDame Phaghite
 
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Dedi Setiadi
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Kimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranKimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranmveb_culazt
 
koloid dan suspensi
koloid dan suspensikoloid dan suspensi
koloid dan suspensiPutri Yusril
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Milantika Dyah Puspitasari
 

What's hot (20)

Pemisahan Campuran
Pemisahan CampuranPemisahan Campuran
Pemisahan Campuran
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan Campuran
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuran
 
Teknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuranTeknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuran
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum Pemurnian
 
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranPerubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
 
Pemisahan campuran 1
Pemisahan campuran 1Pemisahan campuran 1
Pemisahan campuran 1
 
Pemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnian
 
Presentasi Pemisahan Campuran
Presentasi Pemisahan CampuranPresentasi Pemisahan Campuran
Presentasi Pemisahan Campuran
 
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Al15
Al15Al15
Al15
 
Pemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smkPemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smk
 
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Kimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranKimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuran
 
koloid dan suspensi
koloid dan suspensikoloid dan suspensi
koloid dan suspensi
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
 

Similar to lapres pemisahan kimia umum

Laporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidLaporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidNita Kurniasih
 
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiMei Ancestor
 
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranPerubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxWahyuniMinangkabau
 
Materi praktikum kimia dasar
Materi praktikum kimia dasarMateri praktikum kimia dasar
Materi praktikum kimia dasarAhmad Fauzi
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdfIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdfAlvinKevin2
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxdewi sartika sari
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxGetsiMirantiLaupada
 
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxhellyjelita
 
Praktikum kimia terbaru
Praktikum kimia terbaruPraktikum kimia terbaru
Praktikum kimia terbaruIhsan Alam
 
Bab 5.1 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
Bab 5.1  Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxBab 5.1  Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
Bab 5.1 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxsimpanberkasnidya
 
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxIPAMTK
 

Similar to lapres pemisahan kimia umum (20)

Sifat fisika
Sifat fisikaSifat fisika
Sifat fisika
 
Laporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidLaporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum Koloid
 
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
 
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranPerubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
 
Portofolio kimia
Portofolio kimiaPortofolio kimia
Portofolio kimia
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
METODE_PEMISAHAN.pptx
METODE_PEMISAHAN.pptxMETODE_PEMISAHAN.pptx
METODE_PEMISAHAN.pptx
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
 
Materi praktikum kimia dasar
Materi praktikum kimia dasarMateri praktikum kimia dasar
Materi praktikum kimia dasar
 
Laporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaanLaporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaan
 
Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdfIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
 
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
 
Praktikum kimia terbaru
Praktikum kimia terbaruPraktikum kimia terbaru
Praktikum kimia terbaru
 
Bab 5.1 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
Bab 5.1  Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptxBab 5.1  Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
Bab 5.1 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx
 
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
 

More from Tsabitamiaa

More from Tsabitamiaa (6)

Un inggris
Un   inggrisUn   inggris
Un inggris
 
Un bhs. indonesia
Un   bhs. indonesiaUn   bhs. indonesia
Un bhs. indonesia
 
Un matematika
Un   matematikaUn   matematika
Un matematika
 
Un bhs. indonesia
Un   bhs. indonesiaUn   bhs. indonesia
Un bhs. indonesia
 
Un inggris
Un   inggrisUn   inggris
Un inggris
 
Un matematika
Un   matematikaUn   matematika
Un matematika
 

lapres pemisahan kimia umum

  • 1. LAPORAN RESMI I. Judul Praktikum Pemisahan II. Hari/Tanggal Praktikum Rabu, 26 September 2018 III. Tujuan Praktikum 1. Menisahkan zat padat dari zat cair. 2. Memisahkan zat padat dari zat padat. 3. Memisahkan zat cair dari zat cair. IV. Dasar Teori Campuran (mixture) adalah penggabungan dua atau lebih zat dimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. (Raymond Chang, 2004). Campuran bisa homogen atau heterogen. Ketika sesendok gula dilarutkan dalam air, setelah mengaduknya, susunan dari campurannya di seluruh bagian larutan akan sama. Larutan ini adalah campuran homogen (homogeneous mixture). Dari percobaan tersebut dapat didefinisikan jika campuran homogen adalah campuran yang serba sama diseluruh bagiannya dan membentuk satu fasa. Namun, jika pasir dicampurkan dengan serbuk besi, butir pasir dan serbuk besi akan tetap terlihat dan terpisah. Campuran ini disebut campuran heterogen. Dari percobaan tersebut dapat didefinisikan jika campuran heterogen adalah campuran yang tidak serba sama dan terdapat batas yang jelas antara kedua fasa.
  • 2. Setiap campuran, baik homogen atau heterogen, dapat dibuat dan kemudian dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen-komponen murninya tanpa mengubah identitas dari setiap komponen. Jadi, gula dapat diperoleh kembali dari larutannya dalam identitas dari setiap komponen. Jadi, gula dapat diperoleh kembali dari larutannya dalam air dengan memanaskan larutan itu dan menguapkannya hingga kering. Denagn mengembunkan uap airnya kita dapat memperoleh kembali komponen airnya. Untuk memisahkan campuran besi-pasir, dapat menggunakan magnet untuk memisahkan serbuk besi dari pasir, karena pasir tidak tertarik oleh magnet. Setelah pemisahan, komponen-komponen campuran akan memiliki susunan dan sifat yang sama seperti semula. Pemisahan juga dapat dilakukan secara kimia, yaitu dengan cara satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehinggga terbentuk bagian yang dapat dipisahkan. Pemishan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan dengan beberapa cara, yakni penyaringan, destilasi, sublimasi, kristalisasi, dan kromatografi. 1. Penyaringan (Filtrasi) Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang digunakan untuk menyaring disebut penyaring. Ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan disaring. Sebagai contoh, pemisahan pasir dan kerikil tentu membutuhkan saringan yang berbeda dengan sarinagn yang dibutuhkan untuk menyaring tepung.
  • 3. Zat yang mempunyai perbedaan kelarutaan seperti garam kotor dapat dipisahkan dengan penyaringan. Garam dapur dialrutkan dalam air, kemudian disaring. Kotoran akan tertinggal dalam kertas saring, sedangkan garam yang larut dalam air masuk menembus kertas saring. Zat yang tertingggal dalam kertas saring disebut residu, sedangkan cairan yang dapat menembus kertas saring disebut filtrat. 2. Destilasi (Penyulingan) Destilasi adalah suatu cara pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran. (Anni Winarsih.dkk, 2008). Destilasi digunakan untuk memisahkan campuran dari dua atau lebih cairan yang mempunyai titik didih berbeda. Pemisahan spirtus yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan cara destilasi. Campuran spirtus dengan air dimasukkan dalam labu destilasi kemudian dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air dan spirtus dipanaskan hingga suhu 80°C sehingga spirtus menguap sedang air belum menguap. Uap spirtus didinginkan dalam pendingin
  • 4. liebig, sehingga mengembung dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat. Salah satu contoh destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin, minyak tanah, solar, pelumas, dan aspal. 3. Sublimasi Sublimasi adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau sebaliknya. Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan bila zat yang dapat menyubim (misalnya kapur barus) tercampur dengan zat lain yang tidak dapat menyublim (misalnya arang). 4. Pengkristalan (Kristalisasi) Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan. Kristalisai banyak dilakukan oleh para pembuat garam/petani garam. Garam dihasilkan melaui cara menguapkan air laut. Prosesnya sederhana, yaitu sebagai berikut, mula-mula air laut dialirkan ke tambak- tambak dan dibiarkan menguap karena panas matahari hingga beberapa hari. Setelah semua air menguap, akan dihasilkan Kristal-kristal garam.
  • 5. 5. Kromatografi Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara-antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Contoh pemisahan kromatografi adalah rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak tertentu.Penerapan kromatigrafi antara lain untuk memisahkan dan mengidentifikasi zat-zat yang kompleks dari zat warna, minuman berakohol dan pestisida. Pemisahan zat padat yang larut dalam zat cair dapat dilakukan dengan penguapan, kristalisasi, dan distalisasi, sedangkan zat padat yang tidak larut dalam zat cair maka pemisahan dapat dilakukan dengan cara dekantasi dan penyarinagan. Untuk memisahkan zat padat dari zat padat dilakukan menyaring, kristalisasi bertingkat dan sublimasi. Untuk memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat cair dilakukan destilasi.
  • 6. V. Alat dan Bahan Alat-alat :  Gelas kimia 400 mL 2 buah  Cawan penguap 1 buah  Kaca arloji 1 buah  Kaki tiga dan kasa 1 buah  Pembakar spirtus 1 buah  Spatula 1 buah  Kertas saring 3 buah  Corong 1 buah  Penjepit 1 buah  Gelas ukur 1 buah Bahan :  Air secukupnya  NaCl (garam dapur) ¼ sendok  CuSO4 + 5H2O 2 mL  Bubuk kapur tulis secukupnya  Kapur barus 1 gram  Pasir ± 1 sendok
  • 7. VI. Alur Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2 Dimasukkan ke dalam gelas kimia ± 1 Sendok pasir Diaduk sampai rata dan dibiarkan mengendap Larutan pasir Filtrat Larutan Residu endapan pasir Bubuk kapur tulis Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air Diaduk sampai rata Larutan kapur Disaring menggunakan kertas saring Endapan kapur tulisFiltrat larutan
  • 8. Percobaan 3 Percobaan 4 No. Percobaan 5 Diuapkan sampai volume hampir habis Hasil campuran disaring Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air 50 mL ¼ Garam dapur Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air 10 mL Diaduk sampai rata Larutan Diuapkan sampai airnya hamper habis dalam cawan penguapan Kristal garam 3ml CuSO4 + 5 H2O Dilarutkan ke dalam air 1 mL ± 1 Sendok pasir + 1 sendok garam dapur Diaduk sampai homogen Disaring menggunakan kertas saring Kristal garam CuSO4 Didinginkan dan diamati bentuknya
  • 9. No. Percobaan 6 Disaring dan dicuci 5 ml air 3X Filtrat Residu Air hasil Air cucian Dijadikan satu Dibiarkan menguap Diuapkan dalam cawan penguapan Apabila air hampir habis pembakaran di sisihkan Kristal garam 1 gram kapur barus ditumbuk + pasir Dimasukkan ke dalam cawan penguapan Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi air diatasnya Dipanaskan perlahan-lahan sampai terbuntuk zat padat pada kaca arloji Didinginkan Kristal-kristal di kumpulkan dan diamati Kristal kapur barus
  • 10. VIII. Pembahasan Pada percobaan pertama, pemisahan yang kami lakukan adalah memisahkan zat padat (pasir berwarna hitam) dari zat cair (air jernih tidak berwarna) dengan cara mencampurkan air jernih tidak berwarna dengan pasir berwarna hitam ke dalam gelas kimia lalu diendapkan beberapa saat lalu, ada dua bagian dalam larutan yaitu filtrat dan residu endapan pasir, kemudian menuangkan bagian filtrat ke dalam gelas kimia yang lain. Hasilnya setelah menuangkan filtrat terjadi endapan pasir di dalam gelas dan warna air menjadi keruh karena bercampur dengan kotoran atau debu. Percobaan ini menggunakan metode pengendapan dan dekantasi, dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan padatan yang paling sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian dasar. Pada percobaan ke dua, pemisahan yang kami lakukan adalah memisahkan zat padat (bubuk kapur tulis) dari zat cair (air jernih tidak berwarna) dengan cara mencampurkan air dan bubuk kapur tulis lalu menyaring menggunakan kertas saring, Proses pemisahan itu menggunakan media kertas saring menghasilkan filtrat larutan yang tidak berwarna dan residu endapan kapur tulis yang terdapat pada kapur tulis. Kertas saring digunakan karena kertas saring memiliki pori-pori yang kebih kecil dari pada kain Percobaan ini menggunakan metode Filtrasi, yaitu untuk memisahkan zat padat dari zat cair menggunakan kertas saring. Pada percobaan ke tiga, pemisahan yang kami lakukan adalah memisahkan zat padat (bubuk garam dapur) dari zat cair (air jernih tidak berwarna) dengan cara mencampurkan air dengan garam dapur sehingga menghasilkan larutan homogen. Kemudian, menyaring larutan ke dalam gelas kimia yang lain dengan menggunakan media corong kaca yang didalamnya diberi kertas saring. Corong kaca berfungsi sebagai tempat meletakkan kertas
  • 11. saring. Kertas saring berfungsi untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan ,atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator yang berguna untuk mengeringkan padatan.Sehingga, menghasilkan filtrat dan tidak menghasilkan residu. Kemudian, menguapkan filtrat ke dalam cawan penguapan hingga air habis dan terbentuk kristal garam NaCl. Percobaan ini menggunakan metode Kristalisasi yaitu, teknik pemisahan kimia antara zat padat dari zat cair, di mana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut dari fase zat cair ke fase kristal padat dengan menguapkan larutan. Dasar metode ini berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing zat. Titik didih air berkisar antara 0-1000 C sedangkan, garam memiliki titik didih berkisar 14650 C. Dikarenakan titik didih air lebih rendah dibandingkan garam maka air lebih cepat menguap dan garam tetap tertinggal di cawan penguapan dan menghasilkan kristal garam NaCl. Pada percobaan ke empat, pemisahan yang kami lakukan adalah memisahkan CuSO4 dengan H2O yang telah berupa larutan. Larutan tersebut diuapkan di dalam cawan penguapan sampai airnya habis dan menghasilkan kristal garam CuSO4 yang berwarna biru kehijau-hijauan. Metode yang digunakan kristalisasi, yaitu teknik pemisahan kimia yang mengubah fase cair ke fase padat. Pada percobaan ke lima, terjadi beberapa proses pemisahan yaitu filtrasi dan kristalisasi. Proses filtrasi dilakukan dengan cara mencampurkan pasir, garam dapur, dan air kemudian menyaring larutan menggunakan kertas saring dan menghasilkan filtrat dan berupa residu endapan pasir di atas kertas saring. Lalu, residu endapan pasir dicuci kembali sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa pasir dari garam. Kemudian, lalu dipanaskan di dalam cawan penguapan kemudian diuapkan dan menghasilkan kristal garam.
  • 12. Pada percobaan ke enam, pemisahan yang kami lakukan adalah memisahkan zat padat (kapur barus) dari zat padat (pasir) dengan cara mencampurkan kapur barus dengan pasir lalu dimasukkan ke dalam cawan penguapan. Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi air di atasnya. Hal ini bertujuan agar kaca arloji tetap dingin. Dipanaskan perlahan-lahan sampai terbentuk zat padat (kristal-kristal kapur barus) pada kaca arloji lalu didinginkan dan pasir tertinggal di cawan penguapan. Percobaan ini menggunakan metode sublimasi yaitu metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal.. IX. Kesimpulan 1. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair, metode pemisahan yang dapat dilakukan adalah dekantasi, filtrasi, dan kristalisasi. Dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan padatan yang paling sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian dasar. Filtrasi adalah metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari zat cair menggunakan kertas saring. Kristalisasi adalah teknik pemisahan kimia yang mengubah fase cair ke fase padat. Metode dekantasi diterapkan pada percobaan ke-1. Metode filtrasi diterapkan pada percobaan ke-2 dan ke-5. Metode kristalisasi diterapkan pada percobaan ke-3, ke-4, dan ke-5 2. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair. Metode pemisahan yang dapat dilakukan adalah sublimasi. Subimasi adalah metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Metode ini diterapkan pada percobaan ke-6. 3. Untuk memisahkan zat cair dari zat cair, metode pemisahan yang dapat dilakukan adalah destilasi. Destilasi adalah teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih, namum dalam praktikum ini tidak terdapat praktikum yang menerapkan metode detilasi.
  • 13. X. Daftar Pustaka Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta : Erlangga Winarsih, Ani.,dkk. 2008. IPA TERPADU. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tim Kimia dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya: Jurusan Kimia Umum Tim Penulis Kimia Umum. 2013. Kimia Umum. Surabaya : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia. Jakarta : Erlangga
  • 14. XI. Lampiran - Jawaban Pertanyaan  Pertanyaan Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat?  Jawaban Aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat bertujuan agar volume air sebagai pendingin dapat memenuhi seluruh ruangan kosong pada kondensor, sehingga dapat mendinginkan uapi air secara maksimal. Jika tida dibuat berlawanan arah, maka air tidak akan memenuhi seluruh ruang kosong di kondensor. selain itu, aliran dibuat berlawanan juga bertujuan agar saat air memasuki kondensor, tidak langsung mendinginkan uap air yang masih panas. karena jika langsung mendinginkan uap air, maka terjadi perubahan suhu air pendingin secara signifikan sehingga proses mendinginkan uap air yang selanjutnya kurang efektif.