Buku ini membahas tentang pengelolaan sumberdaya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Buku ini ditulis oleh Dr. Ridwan Adi Surya, Dr. Asramid Yasin, dan Agus Setiawan, dengan membahas paradigma baru pengelolaan sumberdaya air, analisis potensi ketersediaan air menggunakan model tangki, status keberlanjutan pengelolaan air baku, kebijakan pengelolaan
Makalah Kebijakan: Selamatkan Teluk JakartaIsmail Fahmi
Makalah ini disusun oleh pakar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, IPB, ITB, Rujak Center for Urban Studies, KNTI, KIARA, Solidaritas Perempuan dan LBH Jakarta.
Makalah Kebijakan: Selamatkan Teluk JakartaIsmail Fahmi
Makalah ini disusun oleh pakar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, IPB, ITB, Rujak Center for Urban Studies, KNTI, KIARA, Solidaritas Perempuan dan LBH Jakarta.
Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...regiandira739
Karya tulis ilmiah ini merupakan karya tulis yang saya dan teman teman buat ketika mengikuti Pekan Ilmiah Remaja Nasional tahun 2015 di Tasikmalaya dan termasuk kedalam 10 karya terbaik dalam kegiatan itu
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 2 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS)
Nama : Mifta Irmayunita
NIM : 1310180008
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
Air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, bukan hanya untuk minum tetapi untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Manusia dan mahluk hidup tidak dapat bertahan tanpa air. Perubahan Iklim, dunia yang begitu cepat menyebabkan perubahan musim yang tidak menentu serta peningkatkan permukaan air laut yang manyebabkan intrusi air laut ke daratan. Pertumbuhan populasi yang begitu cepat turut berkontribusi terhadap kelangkaan air bersih dimasa yang akan datang. Saat ini, kita dihadapkan dengan masalah air dimana-mana dibelahan dunia.
Untuk menghadapi tantangan kelangkaan air khususnya di Perkotaan, maka sudah saatnya pemerintah maupun masyarakan melakukan upaya-upaya untuk melakukan konservasi air yang ada.
Karya Tulis Ilmiah: Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate balbisiana C.) Sebagai...UNESA
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, saat ini air yang di butuhkan manusia sangat mudah di dapat. Apalagi dengan teknologi yang semakin hari semakin canggih, membuat air mineral yang di konsumsi masyarakat semakin mudah untuk di dapat dengan harga yang cukup murah. Tetapi, sebagian dari masyarakat, ada juga yang menkonsumsi air PDAM maupun air sumur.
Tanpa mereka ketahui asal usul air tersebut. Ternyata air PDAM yang sering kita gunakan masih mengandung logam berat. Meskipun telah melalui berbagai tahap penjernihan bahkan pemurnian, ternyata masih ada saja logam yang tak bisa teruraikan. Apalagi dengan air sumur. Walaupun terdapat di dalam tanah, ternyata pengeboran sumur yang semakin dalam mengakibatkan logam berat semakin banyak.
Jadi, untuk mengetahui adanya kandungan logam yang terdapat pada air PDAM dan air sumur, kita bisa mendeteksi logam itu dengan mencelupkan kulit pisang ke dalam air. Walaupun hanya menggunakan kulit pisang, tetapi itu sangat berguna dan juga bermanfaat.
Jika ingin menkonsumsi air dari PDAM atau sumur, kita wajib mengetahui banyaknya logam yang terdapat pada air tersebut. Agar tubuh kita terhindar dari penyakit yang tidak kita inginkan. Walaupun sederhana, namun manfaat penggunaan kulit pisang ternyata sangat berguna. Tidak hanya sebagai sampah dapur, tetapi bisa dimanfaatkan untuk hal yang sangat menguntungkan.
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 2 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS)
Nama : Nurdin
NIM : 1310180010
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...Asramid Yasin
Abstract: This study aims to 1) determine the potential of ecotourism in the tourist area of Sombano, Kaledupa Subdistrict, Wakatobi Regency, 2) to find out the value of Sombano tourism feasibility to be used as an ecotourism object. The study was conducted in the tourist area of Sombano, Kaledupa Subdistrict, Wakatobi Regency, from May to September 2018, using qualitative analysis and quantitative analysis as well as methods for assessing the feasibility of ecotourism. The results showed that the potential of Sombano Village on land and in the waters was quite good. The potential of land is mangrove forest, coastal forest ecosystem, spring water source, unique flora and fauna. Potential tourism in the waters, namely Asin Sombano Beach, Langgira Beach, Trakking Tourism Mangrove Forest, Sombano Lake, Historical Sites and Dive Sites. Sombano tourist area deserves to be developed as a tourist attraction with a feasibility index of 89.58%. Attractiveness has a value of 91.67% and has the potential and feasibility to be developed. Accessibility has a value of 91.67%, Sombano tourism accommodation reaches 75% because it is located in the 10 km area which is not too adequate, supporting facilities and infrastructure reaches 100%, such as puskesmas, restaurants, markets, telephone networks, electricity, drinking water and transportation to support development of Sombano tourism.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) MANGOLO DI K...Asramid Yasin
Abstract: This study aims to determine the community's perception of the management of the Mangolo natural tourism park as a community-based ecotourism area in Ulunggolaka Village, Latambaga District, Kolaka Regency. This research was conducted in the Mangolo Kolaka Nature Park area from December 2020 to January 2021, using a purposive sampling method for sampling and community management, while for tourism sampling using the accidental sampling method. The results showed that the perception of the community managing Mangolo Nature Park. The public perception from the economic aspect is that the community agrees with the Mangolo Nature Park to help improve the community's economy. From an ecological aspect, the community strongly agrees with the increasing number of trash bins. From the socio-cultural aspect, the community strongly agrees with the management that still pays attention to the culture of the local community. And in terms of the educational aspect, the community agrees to withhold education or training to prepare workers in the tourism sector. Meanwhile, according to tourists, Nature Tourism Park Mangolo has natural scenery, the air is still fresh so it makes the tour comfortable. Tourists can bathe inflowing rivers, hot springs, and waterfalls.
More Related Content
Similar to PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN
Pemanfaatan rumput yang tumbuh subur di situ gede sebagai alternatif mata pen...regiandira739
Karya tulis ilmiah ini merupakan karya tulis yang saya dan teman teman buat ketika mengikuti Pekan Ilmiah Remaja Nasional tahun 2015 di Tasikmalaya dan termasuk kedalam 10 karya terbaik dalam kegiatan itu
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 2 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS)
Nama : Mifta Irmayunita
NIM : 1310180008
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
Air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, bukan hanya untuk minum tetapi untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Manusia dan mahluk hidup tidak dapat bertahan tanpa air. Perubahan Iklim, dunia yang begitu cepat menyebabkan perubahan musim yang tidak menentu serta peningkatkan permukaan air laut yang manyebabkan intrusi air laut ke daratan. Pertumbuhan populasi yang begitu cepat turut berkontribusi terhadap kelangkaan air bersih dimasa yang akan datang. Saat ini, kita dihadapkan dengan masalah air dimana-mana dibelahan dunia.
Untuk menghadapi tantangan kelangkaan air khususnya di Perkotaan, maka sudah saatnya pemerintah maupun masyarakan melakukan upaya-upaya untuk melakukan konservasi air yang ada.
Karya Tulis Ilmiah: Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate balbisiana C.) Sebagai...UNESA
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, saat ini air yang di butuhkan manusia sangat mudah di dapat. Apalagi dengan teknologi yang semakin hari semakin canggih, membuat air mineral yang di konsumsi masyarakat semakin mudah untuk di dapat dengan harga yang cukup murah. Tetapi, sebagian dari masyarakat, ada juga yang menkonsumsi air PDAM maupun air sumur.
Tanpa mereka ketahui asal usul air tersebut. Ternyata air PDAM yang sering kita gunakan masih mengandung logam berat. Meskipun telah melalui berbagai tahap penjernihan bahkan pemurnian, ternyata masih ada saja logam yang tak bisa teruraikan. Apalagi dengan air sumur. Walaupun terdapat di dalam tanah, ternyata pengeboran sumur yang semakin dalam mengakibatkan logam berat semakin banyak.
Jadi, untuk mengetahui adanya kandungan logam yang terdapat pada air PDAM dan air sumur, kita bisa mendeteksi logam itu dengan mencelupkan kulit pisang ke dalam air. Walaupun hanya menggunakan kulit pisang, tetapi itu sangat berguna dan juga bermanfaat.
Jika ingin menkonsumsi air dari PDAM atau sumur, kita wajib mengetahui banyaknya logam yang terdapat pada air tersebut. Agar tubuh kita terhindar dari penyakit yang tidak kita inginkan. Walaupun sederhana, namun manfaat penggunaan kulit pisang ternyata sangat berguna. Tidak hanya sebagai sampah dapur, tetapi bisa dimanfaatkan untuk hal yang sangat menguntungkan.
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 2 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS)
Nama : Nurdin
NIM : 1310180010
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...Asramid Yasin
Abstract: This study aims to 1) determine the potential of ecotourism in the tourist area of Sombano, Kaledupa Subdistrict, Wakatobi Regency, 2) to find out the value of Sombano tourism feasibility to be used as an ecotourism object. The study was conducted in the tourist area of Sombano, Kaledupa Subdistrict, Wakatobi Regency, from May to September 2018, using qualitative analysis and quantitative analysis as well as methods for assessing the feasibility of ecotourism. The results showed that the potential of Sombano Village on land and in the waters was quite good. The potential of land is mangrove forest, coastal forest ecosystem, spring water source, unique flora and fauna. Potential tourism in the waters, namely Asin Sombano Beach, Langgira Beach, Trakking Tourism Mangrove Forest, Sombano Lake, Historical Sites and Dive Sites. Sombano tourist area deserves to be developed as a tourist attraction with a feasibility index of 89.58%. Attractiveness has a value of 91.67% and has the potential and feasibility to be developed. Accessibility has a value of 91.67%, Sombano tourism accommodation reaches 75% because it is located in the 10 km area which is not too adequate, supporting facilities and infrastructure reaches 100%, such as puskesmas, restaurants, markets, telephone networks, electricity, drinking water and transportation to support development of Sombano tourism.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) MANGOLO DI K...Asramid Yasin
Abstract: This study aims to determine the community's perception of the management of the Mangolo natural tourism park as a community-based ecotourism area in Ulunggolaka Village, Latambaga District, Kolaka Regency. This research was conducted in the Mangolo Kolaka Nature Park area from December 2020 to January 2021, using a purposive sampling method for sampling and community management, while for tourism sampling using the accidental sampling method. The results showed that the perception of the community managing Mangolo Nature Park. The public perception from the economic aspect is that the community agrees with the Mangolo Nature Park to help improve the community's economy. From an ecological aspect, the community strongly agrees with the increasing number of trash bins. From the socio-cultural aspect, the community strongly agrees with the management that still pays attention to the culture of the local community. And in terms of the educational aspect, the community agrees to withhold education or training to prepare workers in the tourism sector. Meanwhile, according to tourists, Nature Tourism Park Mangolo has natural scenery, the air is still fresh so it makes the tour comfortable. Tourists can bathe inflowing rivers, hot springs, and waterfalls.
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...Asramid Yasin
Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengaplikasikan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah selama work from home bagi upaya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus rantai penularan COVID-19 di Kabupaten Konawe. Manfaat dari penerapan program pengabdian masyarakat ini yaitu: (1) terbentuknya instalasi vertiminaponik dan budikdamber dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan (lahan belum tergarap) sehingga pekarangan rumah menjadi produktif dan asri, (2) terpenuhinya kebutuhan pangan seperti sayur, buah, tanaman herbal dan ikan di tengah melonjaknya harga pangan akibat dampak wabah COVID-19 di masyarakat, (3) mengurangi kejenuhan masyarakat selama kegiatan work from home akibat pandemi COVID-19, (4) masyarakat dapat memiliki tanaman-tanaman herbal yang potensial untuk menangkal infeksi COVID-19 di pekarangan rumah, (5) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara membuat vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah dan (6) memperoleh tambahan pendapatan ekonomi masyarakat desa dari adanya kegiatan vertiminaponik dan budikdamber. Hasil program yang dicapai meliputi: (1) persepsi positif masyarakat dan antusiasme yang tinggi apabila Desa Wowasolo menjadi sentra pengembangan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah, (2) terbentuknya tim teknis pembuat instalasi vertiminaponik dan budikdamber, (3) tersedianya video tutorial pembuatan media vertiminaponik dan budikdamber, penanaman herbal dan pengelolaan limbah masker skala rumah tangga, (4) terbentuknya satu unit vertiminaponik dan tiga unit budikdamber di pekarangan rumah masyarakat Desa Wowasolo dan (5) tersedianya 10 bibit tanaman untuk penghijauan pada lahan kebun, pekarangan rumah dan kantor Balai Desa, serta tersedianya 300 bibit ikan Lele Sangkuriang bagi masyarakat sebagai bahan budikdamber.
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...Asramid Yasin
The phenomenon of acid mine drainage (AMD) is one of the serious environmental problems that is often encountered at a mine site. Controlling acid mine drainage is an important thing to do during mining activities and after mining activities end. This research aims to analyze the potential for rock and soil formation of acid mine drainage to the environment around the nickel mining area in Kabaena Timur District. Data obtained through the analysis of the laboratory of Limited Company of Narayana Lambale Selaras. The results showed that in open land the sulphure content range was 0.411-1.452 Kg H2SO4/ton. NAG values are in the equivalent range of 0-3.675 Kg H2SO4/ton. ANC ranges from 25.725-60.025 Kg H2SO4/ton. The range of MPA values is equivalent to 1.977-44.470 Kg H2SO4/ton. The NAPP values ranged from -40.526 to -3.839 and the NPR ranged from 1.116 to 3.776. Whereas in closed land the values for sulphure content, NAG, ANC, MPA, NAPP, and NPR were respectively = 0.418-1.364 Kg H2SO4/ton; 0-3.185 Kg H2SO4/ton; 25.725-57.575 Kg H2SO4/ton; 12.790-41.775 Kg H2SO4/ton; -36.846 to -1.276 and 1.037-3.927. Based on the criteria for NAPP and NPR values, shows that all rock and soil samples in the nickel mining area don’t have the potential to form acid mine drainage because the NAPP value is < 0 and the NPR value > 1.
WATER QUALITY IN THIRTY FRESHWATER SPRINGS AND TWENTY FOUR BRACKISH SPRINGS I...Asramid Yasin
Clean water is an unlimited and sustainable need that must be fulfilled every day and meet an appropriate standard in terms of quantity and quality. The research objective in this study was to analyze the quality of water in thirty freshwater springs and twenty four brackish springs in the karst area of Buton Tengah Regency to achieve sustainable water resource management. Data on the quality of freshwater springs and brackish water springs chemically and biologically have been analyzed in the biology laboratory of FMIPA Universitas Halu Oleo, then the results are compared with the standards for water quality contained in the regulations of the Minister of Health and Government Regulation of the Republic of Indonesia. The results showed that the freshwater springs in Talaga Raya District exceeded the water quality standards for hardness parameter, while the brackish springs in Mawasangka Tengah, Mawasangka Timur, Lakudo, and Mawasangka Districts has exceeded the water quality standards for parameters of total dissolved solids, hardness, and chloride. However, these parameters are relatively easy to overcome so that the use of freshwater springs can qualify as drinking water, while the use of brackish springs should be used to meet domestic non-drinking water needs.
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...Asramid Yasin
Perbaikan lingkungan dengan penanaman mangrove berbasis masyarakat untuk mendukung wisata pesisir dilatar belakangi oleh garis pantai mengalami kemunduran dengan tingginya erosi pantai, kurangnya sentuhan iptek dalam pengelolaan mangrove, masyarakat tidak memiliki mata pencaharian alternatif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tujuan program ini adalah terbentuknya unit pemberdayaan masyarakat terhadap ekosistem mangrove, menjadikan ekosistem mangrove sebagai wisata pesisir untuk meningkatkan pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Metode yang digunakan meliputi: 1) metode perencanaan: survei lokasi, perijinan, wawancara, pemberian kuesioner, 2) metode pelaksanaan: penyuluhan, pembentukan unit lembaga, pembibitan, persemaian, penanaman dan kerja bakti bersih pantai dan 3) metode evaluasi: meminimalisir kelemahan dan hambatan selama kegiatan berlangsung. Program dilaksanakan pada Juli 2019 di desa Tapulaga kecamatan Soropia kabupaten Konawe. Hasil program yang dicapai: persepsi masyarakat banyak yang setuju desa Tapulaga menjadi daerah ekowisata mangrove, terbentuknya Sahabat Mangrove Desa Tapulaga sebagai lembaga pengelola mangrove dan lembaga pendukung lainya seperti kelompok Pengawas Pesisir Wahana Lestari dan kelompok Nelayan Lestari, bertambahnya 1 unit bedeng persemaian mangrove yang baru yang dapat dijadikan lahan bisnis untuk dijual, penambahan jumlah area kawasan hutan mangrove desa Tapulaga dengan melalui 1000 bibit pohon mangrove yang ditanam dan berkurangnya sampah plastik melalui kerja bakti bersih pantai desa Tapulaga.
KESEHATAN LINGKUNGAN BENCANA DAN TANGGAP DARURATAsramid Yasin
Berbagai jenis kejadian bencana telah terjadi di Indonesia, baik bencana alam (natural disaster), bencana karena kegagalan teknologi maupun bencana karena ulah manusia (man-made disaster). Buku ini berisi tentang Tinjauan Kesehatan Lingkungan Bencana dan Tanggap Darurat, Permasalahan yang dihadapi dalam Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Pengungsian, Air Bersih dan Sanitasi, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pengendalian Vektor di Daerah Tanggap Darurat, Pengelolaan Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Bencana, Sanitasi Darurat, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Wabah Pandemi COVID-19, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Gempa Bumi, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Banjir, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Tsunami, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Letusan Gunung Berapi, dan ditutup dengan Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Tanah Longsor.
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...Asramid Yasin
Abstract— Indonesia is a country with the second-longest coastline globally and has the most extensive mangrove forests in the world. Mangrove forests are included in the blue carbon group, which per hectare store up to four times more carbon storage than tropical forests. Mangrove forests play an essential role in absorbing carbon emissions in the air and storing a lot of carbon compared to natural forests. This study aims to determine carbon storage and CO2 absorption in mangrove forests in Kabaena Barat Subdistrict, Bombana Regency. The data comes from direct measurements in the field, namely above-ground carbon, carried out without damaging trees, only covering carbon in tree vegetation. It is the largest proportion of carbon storage on land. The data collection used a survey method to identify mangrove species, circumference, tree trunk diameter at breast height (dbh), biomass, carbon storage, CO2 absorption, and 22 plots of plotted line method with eight transects. The results showed that 10 types of mangrove
species were found on the transect observation, namely Avicennia alba, Avicennia marina, Avicennia lanata, Avicennia sp., Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorhiza, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, and Xylocarpus granatum. With the total amount of biomass stored in Kabaena Barat Subdistrict's mangrove forests, Bombana Regency, is 6,664.93 tons ha-1 with carbon storage of 3,065.85 tons ha-1 and carbon dioxide absorption of 11,241.55 tons ha-1.
THE LIVE WITH NATURE HARMONIOUSLY BASED ON PEOPLE'S LOCUS OF CONTROL AND NATU...Asramid Yasin
Jurnal Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/plpb/article/view/15159
Abstract
Environmental damage is caused by people interference with nature. It has been assumed that people's personalities and intelligence influence the ecosystem. Research aims to find out the relationship between locus of control (LOC) and naturalistic intelligence (NI) with people's citizenship behavior (CB). A survey method has been applied by involving 80 people as a sample. Three instruments for measuring LOC, NI, and people’s CB. Regression and correlational analysis used to verify its relationship. Research results reveal that there is a positive and significant correlation between LOC and CB, NI, and CB, finally between LOC and NI with CB. Multiple regression and correlation used to predict people's CB in terms of how people live with nature harmoniously based on people's LOC and NI. The implications that LOC and NI is one part to improve wise behavior towards the environment in society is related to the LOC and NI of each individual.
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...Asramid Yasin
Abstrac: Microplastics represent one of the most current global concern issues for environmental and human health. The main concern is for aquatic ecosystems, a very large increase in the number of microplastics has recently transformed these compounds and their degradation products into one of the most common marine debris. To decompose plastic waste requires 50-100 years to be completely degraded so that it becomes a threat to aquatic ecosystems. This research aims to determine the concentration and characteristics of microplastics pollution at estuaries at Kendari Bay. The data of this research were sourced from water and sediment samples from 3 estuaries at Kendari Bay including the Punggaloba estuary, Lahundape estuary, and Wanggu estuary. The analytical methods used in this research include National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Scanning Electron Microscopy (SEM), Fourier Transform Infrared (FTIR), Origin Software and SPSS Software. The results showed that the Kendari Bay was contaminated by microplastics. The highest concentration of microplastic pollution is found at the Lahundape estuary, which is 10.07 particles/liter of water and Punggaloba estuary, which is 96 particles/kg of sediment. Microplastic characteristics are based on morphological analysis and particle size. It can be seen that the shape of microplastic particles from water and sediments includes fragments, fibers, and pellets. The range of microplastic sizes in water samples ranges from 0.24-20.34 μm while the size range in sediment samples ranges from 0.12-16.53 μm. The most dominant source of microplastic polymers found at Kendari bay is polystyrene type.
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHEDAsramid Yasin
Abstract
Climate change coupled with deforestation has brought about an increase in greenhouse gas emissions in the
atmosphere. One way to control climate change is to reduce greenhouse gas emissions by maintaining the integrity
of natural forests and increasing the density of tree populations. This research aimed to (a) identifies the density
of stand trees in the upland forests of the Wanggu Watershed; (b) analyze the potential carbon stocks contained in
the upstream forests of the Wanggu Watershed; (c) develop a model to estimate potential carbon stocks in the
upland forests of the Wanggu Watershed. The land cover classification in this study used the guided classification
with the Object-Based Image algorithm. Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) was employed as an
indicator of vegetation cover density. Field measurements were carried out by calculating the diameter of the stand
trees in 30 observation plots. Field biomass values were obtained through allometric equations. Regression analysis
was conducted to determine the correlation between NDVI densities and field biomass. The results showed that
the best equation for estimating potential carbon stocks in the Wanggu Watershed forest area was y = 3.48 (Exp.
7,435x), with an R2 of 50.2%. Potential above ground biomass carbon in the Wanggu Watershed based on NDVI
values was 414,043.26 tons in 2019, consist of protected forest areas of 279,070.15 tons and production forests of
134,973.11 tons. While total above biomass carbon based on field measurement reached 529,541.01 tons, consist
of protected forests of 419,197.82 tons and production forests of 110,343.20 tons.
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...Asramid Yasin
Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi/article/view/24994
Abstract: In Southeast Sulawesi rehabilitation of mangrove areas that have been damaged but in reality not all mangrove rehabilitation activities were successful, this was allegedly caused by a mismatch in the type of mangrove and incompatibility of rehabilitation techniques used with environmental conditions or parameters of the local coastal environment. This study is aimed to analyze the condition of coastal environmental parameters in Bungkutoko island, district of Abeli in rehabilitation proposed of mangrove ecosystem and to find a proper rehabilitation strategy for it can be applied in that area. This study was carried on June to July 2009 in the coastal of Bungkutoko island, Abeli district, Kendari Town. Data in this study is analyzed as descriptively for giving common view of that area. The measurement results of several physical-chemical parameters on the coast of Bungkutoko island at stations I, II and III are suitable for mangrove ecosystem rehabilitation activities, which have a slope of the base: flat and sloping, particle size: small substrate, binding capacity of substrate particles: moderate to loose, confinement coastline: protected and semi protected and open, wave: relatively small, sea level deviation: moderate, tidal type: mixture tends to double daily, current speed: weak, sediment suspension: normal and salinity: 25-35 ppt. Also pay attention to the right planting time on the condition of mangrove tree is in having fruits and calm water condition of sea. And for planting technic is propaguls directly planted to the ground and using seeds on the polybags.
ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENG...Asramid Yasin
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan III Tahun 2019
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
https://www.researchgate.net/publication/340817866_ANALISIS_KONSENTRASI_LOGAM_BERAT_MERKURI_Hg_DAN_KROMIUM_Cr_MENDUKUNG_PENGELOLAAN_TELUK_KENDARI_MENUJU_KOTA_EKOLOGIS
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jgg/article/view/9048
Abstrak: Di beberapa tempat telah dilakukan rehabilitasi terhadap kawasan mangrove yang telah rusak namun pada kenyataannya tidak semua kegiatan rehabilitasi mangrove berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi parameter lingkungan perairan pantai Bungkutoko Kecamatan Abeli sesuai untuk kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove dan menentukan strategi rehabilitasi yang tepat untuk diterapkan di perairan pantai Bungkutoko Kecamatan Abeli. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni-Juli 2009 bertempat di pesisir pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Dari hasil pengukuran beberapa parameter fisika-kimia di pesisir pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari yang diperoleh sesuai untuk dilakukan kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove dengan memperhatikan waktu penanaman yang tepat yaitu ketika musim berbuah mangrove dan musim teduh dan menggunakan teknik penanaman secara langsung menggunakan propagul dan penanaman menggunakan anakan (bibit dalam polybag).
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI ERA ABAD 21Asramid Yasin
Asramid Yasin
Published by Yayasan Cipta Anak Bangsa (YCAB)
ISBN: 978-623-90117-4-1
Abstrak
Isu lingkungan banyak bermunculan apalagi pada abad modern sekarang ini dimana industri sudah tidak bisa dipisahkan juga dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Pengelolaan yang salah juga menimbulkan banyak masalah lingkungan yang dampaknya akan segera kita rasakan dalam waktu yang singkat. Ada dua isu lingkungan yang sangat penting terutama di abad 21 dan harus segera kita sadari sebelum bahaya yang lebih berbahaya datang kehadapan kita.
Buku ini disusun guna membantu pembaca untuk memperoleh wawasan atau pengetahuan yang berkaitan dengan bidang lingkungan hidup ataupun bidang keilmuan yang masih ada relevansinya. Buku ini berisikan tentang hakekat pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH), konsep kependudukan, masalah kependudukan, norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS), konsep lingkungan hidup, masalah lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, paradigma dan etika lingkungan hidup, concept of new environmental paradigm (NEP), dan concept of corporate social responsibility (CSR).
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
6. v
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku yang
berjudul Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air
Baku Berkelanjutan ini dapat diselesaikan. Buku ini sangat
relevan dengan persoalan-persoalan tentang sumberdaya air
yang dihadapi masyarakat saat ini. Pada masa sekarang ini
dan tahun-tahun mendatang dunia akan menghadapi
persoalan pemenuhan kebutuhan pokok yang besar yaitu
kelangkaan air. Persoalan kelangkaan air ini bukan hanya
karena bertambahnya jumlah penduduk yang memerlukan
air, tetapi juga karena krisis lingkungan hidup yang
cenderung tidak menunjukkan perubahan kearah yang lebih
baik, sehingga membuat air menjadi semakin langka.
Dalam stabilitas ekosistem, air merupakan salah satu
unsur yang penting. Air merupakan sumberdaya alam yang
mutlak diperlukan bagi hidup dan kehidupan, baik bagi
manusia maupun bagi makhluk hidup lainnya. Hal ini telah
ditegaskan dalam firman Allah SWT khususnya dalam Surat
Al-Anbiyaa’ Ayat 30 : bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Artinya unsur dasar kehidupan adalah
adanya air. Berdasarkan hal tersebut, menjadi suatu
kewajiban manusia sebagai makhluk yang berakal untuk
menjaga ketersediaan sumberdaya air itu agar dapat
dimanfaatkan bukan hanya oleh generasi sekarang tetapi
juga generasi yang akan datang. Namun, berdasarkan dari
beberapa kajian ditemukan bahwa ketersediaan sumberdaya
7. vi
air bervariasi menurut ruang dan waktu, baik dalam jumlah
maupun mutunya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi telah
memaksa penggunaan sumberdaya air secara berlebih dan
melampaui daya dukungnya. Dampak dari hal ini adalah
timbulnya krisis atau kekurangan air sehingga menimbulkan
kesulitan dalam upaya menjamin kesamaan akses dan
ketersediaan sumberdaya air secara berkelanjutan.
Mengingat pentingnya air bagi kehidupan, maka
permintaan akan air sangat besar, baik sebagai air minum,
sebagai sarana angkutan di sungai, danau dan laut, serta
untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri,
pertambangan dan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan. Bila manusia bertambah jumlahnya dari enam
miliar jiwa di tahun 2000 ke sembilan miliar jiwa di tahun
2100, maka permintaan akan air menjadi semakin
bertambah, disisi lain pasokan air dari tahun ke tahun
cenderung semakin berkurang. Kerusakan lingkungan
mengakibatkan bumi semakin panas dan iklim semakin
berubah. Curah hujan tak menentu, hujan lebat dengan
petaka banjir yang meningkat disusul oleh musim kemarau
yang kering dan semakin gersang. Banyak ahli meramalkan
jumlah curahan air hujan akan semakin berkurang di bumi
yang semakin panas.
Pasokan air juga semakin berkurang karena hutan
sebagai penangkap air hujan semakin gundul untuk memberi
ruang bagi kota, industri dan pertambangan. Lalu sungai pun
mengalami pendangkalan karena erosi tanah menjadi
lumpur. Tepi sungai ikut dibebani pemukiman dan pertanian.
Kalaupun masih mengalir air sungainya, seringkali kualitas
airnya merosot karena pencemaran. Baik dalam makna
volume kuantitas maupun dalam kadar kualitas, maka air
sungai dan air tanah menderita kemunduran serius ditengah-
tengah permintaan penduduk akan air yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
8. vii
Buku ini disusun guna membantu pembaca untuk
memperoleh wawasan atau pengetahuan yang berkaitan
dengan bidang lingkungan hidup ataupun bidang keilmuan
yang masih ada relevansinya dengan pengelolaan
sumberdaya air berkelanjutan. Buku ini berisikan tentang
bahasan Pendahuluan, Paradigma baru pengelolaan
sumberdaya air, Tank model dan Metode Decision Support
System (DSS), Analisis potensi ketersediaan air dengan Model
Tangki, Status keberlanjutan pengelolaan air baku, Kebijakan
pengelolaan air baku berkelanjutan, Analisis kelembagaan
pengelolaan air baku berkelanjutan, Pembahasan tentang
implikasi kebijakan, hingga Penutup.
Ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun dan pihak-
pihak yang telah membantu hingga tersusunnya buku ini.
Semoga amalnya diterima Allah SWT sebagai amal jariyah,
dan buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari masih terdapat beberapa kekurangan dalam buku
ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca terhadap penyempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
”Air perlambang Kehidupan. Melestarikan Air berarti
Menjaga Kehidupan”.
Kendari, 10 November 2020
Dr. Ridwan Adi Surya, S.Si., M.Si
Dr. Asramid Yasin, S.Pi., M.Si
Agus Setiawan, S.Hut., M.Hut
9. viii
PENGANTAR PENULIS................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................xiv
TINJAUAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK
PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN .............................. 1
BAB 1
PENDAHULUAN.............................................................................. 5
A. Konsepsi dan Problematika Pengelolaan Sumberdaya
Air..................................................................................... 5
B. Permasalahan Kajian ...................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Kajian Penulisan.........................10
D. Kerangka Kajian Penulisan...........................................11
BAB 2
PARADIGMA BARU PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR .......17
A. Ketersediaan Sumberdaya Air .....................................17
B. Daerah Aliran Sungai Sistem DAS................................45
C. Hubungan Aspek Biofisik dengan Sumberdaya Air....70
D. Hubungan Aspek Non Fisik dengan Sumberdaya Air.78
E. Sarana dan Prasarana Sumberdaya Air.......................86
BAB 3
TANK MODEL DAN METODE DECISION SUPPORT SYSTEM
(DSS)..............................................................................................94
A. Metode Kerja Tank Model ............................................94
B. Metode Bilangan Kurva ..............................................110
C. Analisis Status Keberlanjutan ....................................112
D. Analisis Atribut Kritis .................................................115
E. Analisis Prospektif dalam Penentuan Strategi
Pengelolaan Air Baku..................................................117
10. ix
F. Analisis Pengembangan Model Kelembagaan .......... 120
G. Prinsip Kerja Decision Support System (DSS).......... 125
BAB 4
ANALISIS POTENSI KETERSEDIAAN AIR DENGAN MODEL
TANGKI........................................................................................ 138
A. Pendahuluan................................................................ 138
B. Klasifikasi Tutupan Lahan pada Catchment Area Sub
DAS Konaweha............................................................ 140
C. Analisis Potensi Ketersediaan Air dengan Model
Tangki .......................................................................... 142
D. Pembahasan ................................................................ 151
BAB 5
STATUS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA
ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU................................. 173
A. Pendahuluan................................................................ 173
B. Hasil dan Pembahasan................................................ 175
C. Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi...................... 176
D. Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi ................... 179
E. Status Keberlanjutan Dimensi Sosial......................... 182
F. Status Keberlanjutan Dimensi Teknologi.................. 185
G. Status Keberlanjutan Dimensi Kelembagaan............ 188
H. Status Keberlanjutan Pengelolaan Air Baku di
Kabupaten Konawe..................................................... 191
I. Arahan Penulisan........................................................ 197
BAB 6
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK
PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN.......................... 199
A. Pendahuluan................................................................ 199
B. Identifikasi Faktor Dominan ...................................... 200
C. Keadaan yang Mungkin Terjadi pada Faktor Kunci di
Masa Depan ................................................................. 204
D. Skenario Pengembangan Kebijakan Pengelolaan
Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku
Berkelanjutan di Kabupaten Konawe........................ 208
11. x
E. Alternatif Skenario Kebijakan Pengelolaan
Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku
Berkelanjutan di Kabupaten Konawe........................213
F. Arahan Penulisan........................................................218
BAB 7
ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA
ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN 219
A. Pendahuluan................................................................219
B. Hasil dan Pembahasan................................................221
C. Pembahasan ................................................................233
D. Arahan Penulisan........................................................236
BAB 8
PEMBAHASAN TENTANG IMPLIKASI KEBIJAKAN...............239
A. Latar Belakang Lahirnya Konsep Pembangunan
Berkelanjutan..............................................................239
B. Peran Stakeholder Tingkat Kabupaten dalam Kegiatan
Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air
Baku Berkelanjutan ....................................................245
BAB 9
PENUTUP ....................................................................................253
A. Kesimpulan..................................................................253
B. Saran ............................................................................255
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................257
PROFIL PENULIS........................................................................264
12. xi
Tabel 1. Kisaran-Kisaran Porositas Tanah yang Mewakili untuk
Bahan-Bahan Endapan...................................................................22
Tabel 2. Analisis Kualitas Air pada DAS Konaweha Bulan Juli
Tahun 2011.........................................................................................32
Tabel 3. Jenis Tanah pada Kab. Konawe (Peta Tanah Tinjau
Tahun 1967).......................................................................................57
Tabel 4. Rata-Rata Curah Hujan dalam Kurun Waktu 7 Tahun di
Stasiun Abuki Kabupaten Konawe (PUSAIR Bandung)....66
Tabel 5. Kapasitas Infiltrasi Beberapa Tipe Tanah dari
Pengukuran Lapangan....................................................................72
Tabel 6. Luas Daratan Menurut Ketinggian di Atas Permukaan
Air Laut .................................................................................................73
Tabel 7. Kondisi Topografi Kabupaten Konawe...............................75
Tabel 8. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Tahun 2010.........................................................................................80
Tabel 9. Jumlah Penduduk dan Laju Penduduk di Kab. Konawe
1990, 2000, 2010..............................................................................81
Tabel 10. Jumlah Produksi dan Pelanggan PDAM Kab. Konawe
Tahun 2010.........................................................................................89
Tabel 11. Data Iklim yang dibutuhkan untuk Menghitung
Evapotranspirasi Masing-Masing Metode Empiris......... 101
Tabel 12. Hubungan Laju Infiltrasi Minimum dengan Jenis Tanah
Menurut SCS .................................................................................... 111
Tabel 13. Matriks Pengaruh dan Ketergantungan Faktor dalam
Sistem Pengelolaan Air Baku untuk Penyediaan Air Bersih
Berkelanjutan.................................................................................. 118
Tabel 14. Pedoman Penilaian Pengelolaan Air Baku
Berkelanjutan.................................................................................. 119
13. xii
Tabel 15. Kategori Indeks dan Status Keberlanjutan ..................127
Tabel 16. Matriks Pengaruh dan Ketergantungan Faktor dalam
Sistem Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan
Air Baku Berkelanjutan ...............................................................130
Tabel 17. Pedoman Penilaian Pengelolaan Sumberdaya Alam
untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan di Kabupaten
Konawe...............................................................................................131
Tabel 18. Luas Masing-Masing Perubahan Tutupan Lahan pada
Catchment Area Bendungan Wawotobi Sub DAS
Konaweha..........................................................................................142
Tabel 19. Nilai Koefisien Model Tangki Hasil Kalibrasi Data
Tahun 2009.......................................................................................145
Tabel 20. Tutupan Lahan yang Digunakan dalam Tahap Kalibrasi
dan Validasi Model Tangki.........................................................147
Tabel 21. Nilai Qmaks dan Qmin Hasil Simulasi Distribusi Potensi
Air Bulanan di Sub DAS Konaweha Tahun 2011 ..............157
Tabel 22. Hubungan Laju Infiltrasi Minimum dengan Jenis Tanah
Menurut SCS.....................................................................................164
Tabel 23. Hubungan Parameter Tank Model dengan Curve
Number dalam Skenario Konservasi Pemanfaatan Lahan
................................................................................................................165
Tabel 24. Nilai Indeks Keberlanjutan Multi Dimensi Pengelolaan
Air Baku Berkelanjutan di Kab. Konawe..............................192
Tabel 25. Atribut Pengungkit Dimensi-Dimensi Keberlanjutan
................................................................................................................193
Tabel 26. Perbedaan Indeks Keberlanjutan antara Rap-Konawe
(MDS) dengan Monte Carlo........................................................196
Tabel 27. Nilai Stress dan Nilai Koefisien Determinasi (R2) Hasil
Rap-Konawe.....................................................................................197
Tabel 28. Atribut Pengungkit Dimensi Keberlanjutan................201
Tabel 29. Keadaan Faktor Kunci dan Kemungkinan Perubahan
Kedepan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk
Penyediaan Air Baku Berkelanjutan......................................206
14. xiii
Tabel 30. Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Hasil
Pengembangan Kebijakan Skenario I (Pesimis), Skenario
II (Moderat), dan Skenario III (Optimis) ............................. 210
Tabel 31. Elemen Kendala dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan di Tingkat
Kabupaten......................................................................................... 222
Tabel 32. Elemen Kebutuhan dalam Pengelolaan Sumberdaya
Alam untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan di
Tingkat Kabupaten........................................................................ 226
Tabel 33. Elemen Pelaku dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan di Tingkat
Kabupaten......................................................................................... 229
Tabel 34. Peran Lembaga dalam Strategi Peningkatan
Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air
Baku Berkelanjutan...................................................................... 247
15. xiv
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kebijakan Pengelolaan Air Baku
Berkelanjutan di Tingkat Kabupaten ..........................................14
Gambar 2. Beberapa Bentuk Daerah Aliran Sungai................................46
Gambar 3. Bagan Ilustrasi Respon DAS Akibat Masukan Berupa
Hujan..........................................................................................................49
Gambar 4. Peta Jenis Tanah di Kabupaten Konawe ...............................56
Gambar 5. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Konawe.................59
Gambar 6. Siklus Hidrologi................................................................................61
Gambar 7. Diagram Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Konawe
dari Tahun 2006- 2013 pada Stasiun Abuki Kab. Konawe
(Pusair Bandung) .................................................................................68
Gambar 8. Sistem Aliran Sungai......................................................................69
Gambar 9. Peta Administrasi Kabupaten Konawe..................................74
Gambar 10. Persentase Luas Lahan Menurut Penggunaannya.........77
Gambar 11. Perkembangan Jumlah Penduduk Kab. Konawe
Tahun 2000-2010 ................................................................................78
Gambar 12. Peta Permukiman Kabupaten Konawe...............................88
Gambar 13. Peta Jaringan Air Bersih Kab. Konawe................................91
Gambar 14. Outlet Sub DAS Konaweha di Bendungan Wawotobi 103
Gambar 15. Skema Tangki untuk Tata Guna Lahan di Kabupaten
Konawe pada Sub DAS Konaweha.............................................104
Gambar 16. Model Tangki yang Digunakan dalam Kajian Ini.........105
Gambar 17. Diagram Alir Konsep Matematis Mode............................107
Gambar 18. Tahapan Analisis pada Atribut Kritis Sub DAS
Konaweha.............................................................................................116
Gambar 19. Tingkat Pengaruh dan Ketergantungan Antar Faktor
dalam Sistem.......................................................................................119
Gambar 20. Tahapan pada Teknik Permodelan Interpretasi
Struktural (Interpretative Structural Modelling).................122
16. xv
Gambar 21. Matriks Driver Power-Dependence dalam
Analisis ISM..........................................................................................123
Gambar 22. Diagram Alir Analisa Kelembagaan dengan
Metode ISM...........................................................................................124
Gambar 23. Tingkat Pengaruh dan Ketergantungan Antar Faktor
dalam Sistem .......................................................................................132
Gambar 24. Distribusi ke Empat Sektor pada Matriks Driver Power-
Dependence...........................................................................................136
Gambar 25. Peta Land Use Catchment Area Bendungan
Wawotobi..............................................................................................141
Gambar 26. Grafik Hasil Kalibrasi Model Tangki Menggunakan Data
Tahun 2009..........................................................................................148
Gambar 27. Grafik Hasil Validasi Model Tangki Menggunakan Data
Tahun 2011..........................................................................................149
Gambar 28. Grafik Sebaran Hasil Validasi Model Tangki
Menggunakan Data Tahun 2011.................................................149
Gambar 29. Total Limpasan di Sub DAS Konaweha Tahun 2011..150
Gambar 30. Total Infiltrasi Total Tiap Land Use di Sub DAS
Konaweha Tahun 2011...................................................................151
Gambar 31. Jumlah KAT Tiap Land Use di Sub DAS Konaweha
Tahun 2011..........................................................................................151
Gambar 32. Distribusi Potensi Air Bulanan di Sub DAS Konaweha
...................................................................................................................156
Gambar 33. Total Limpasan di Sub DAS Konaweha dengan
Skenario.................................................................................................158
Gambar 34. Debit Total Infiltrasi di Sub DAS Konaweha dengan
Skenario.................................................................................................159
Gambar 35. Jumlah Total Air Tanah di Sub DAS Konaweha dengan
Skenario.................................................................................................161
Gambar 36. Luasan Perubahan Kondisi Tata Guna Lahan Hasil
Skenario Model Tangki untuk TGL Hutan, Pertanian,
Sawah, Pemukiman, Savana, dan Semak.................................168
Gambar 37. Diagram Layang-Layang Indeks Keberlanjutan
Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku
Berkelanjutan di Kab. Konawe ....................................................176
Gambar 38. Indeks Status Keberlanjutan dan Atribut Pengungkit
Dimensi Ekologi .................................................................................176
17. xvi
Gambar 39. Indeks Status Keberlanjutan dan Atribut Pengungkit
Dimensi Ekonomi..............................................................................180
Gambar 40. Indeks Status Keberlanjutan dan Atribut Pengungkit
Dimensi Sosial.....................................................................................182
Gambar 41. Indeks Status Keberlanjutan dan Atribut Pengungkit
Dimensi Teknologi............................................................................185
Gambar 42. Indeks Status Keberlanjutan dan Atribut Pengungkit
Dimensi Kelembagaan.....................................................................188
Gambar 43. Hasil Analisis Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang
Berpengaruh........................................................................................203
Gambar 44. Diagram Layang-Layang Peningkatan Indeks Per-
dimensi Keberlanjutan Hasil Skenario Kebijakan
Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku
Berkelanjutan di Kabupaten Konawe ......................................213
Gambar 45. Hubungan antara Driver Power – Dependence dan
Struktur Hirarki pada Elemen Kendala dalam Pengelolaan
Air Baku untuk Penyediaan Air Bersih Berkelanjutan di
Kab. Konawe........................................................................................224
Gambar 46. Hubungan antara Driver Power-Dependence dan
Struktur Hirarki pada Elemen Kebutuhan dalam
Pengelolaan Air Baku untuk Penyediaan Air Bersih
Berkelanjutan di Kab. Konawe....................................................228
Gambar 47. Hubungan antara Driver Power-Dependence dan
Struktur Hirarki pada Elemen Stakeholder dalam
Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku
Berkelanjutan di Kab. Konawe....................................................232
18. Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan | 1
TINJAUAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA
ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU
BERKELANJUTAN
Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini terkait dengan
eksistensi sumberdaya air adalah penurunan ketersediaan
air sementara dilain pihak kebutuhan air terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu, hal ini merupakan
konsekuensi logis dari pertambahan jumlah penduduk dan
peningkatan aktifitas ekonomi. Penurunan ketersediaan air
dan peningkatan kebutuhan air juga terjadi di Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Perubahan penggunaan
lahan diduga mengakibatkan terjadinya penurunan debit
minimum dan peningkatan debit maksimum di Kabupaten
Konawe.
Kajian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2012 sampai
pada bulan Februari 2013, dengan tujuan: (1) Menganalisis
potensi ketersediaan air baku di Kabupaten Konawe; (2)
Menganalisis tingkat keberlanjutan pengelolaan sumberdaya
alam untuk penyediaan air baku di Kabupaten Konawe; (3)
Membangun strategi pengelolaan sumberdaya alam untuk
penyediaan air baku berkelanjutan di tingkat kabupaten, dan
(4) Menganalisis strategi kelembagaan pengelolaan
sumberdaya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan
di Kabupaten Konawe.
Jenis data yang dikumpulkan dalam kajian ini meliputi
data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui
19. 2 | Ridwan Adi Surya, Asramid Yasin, Agus Setiawan
survei lapang, diskusi, pengisian kuesioner dan wawancara
langsung di lokasi penelitian untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder
dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dengan cara
mencari referensi dari berbagai sumber seperti; hasil kajian
terdahulu, studi pustaka, peta, laporan dan dokumen yang
ada di berbagai instansi terkait sesuai obyek yang dikaji.
Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan
metode Expert Survey.
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan 4
tahapan utama, yaitu : (1) Analisis potensi ketersediaan air
baku dengan tools analisis Model Tangki (Tank Model), (2)
Analisis status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam
untuk penyediaan air baku di tingkat kabupaten dengan
metode analisis Multi Dimensional Scalling (MDS), (3)
Analisis strategi pengelolaan sumberdaya alam untuk
penyediaan air baku berkelanjutan di tingkat kabupaten
dengan kombinasi analisis MDS, dan analisis Prospektif, dan
(4) Analisis kelembagaan pengelolaan sumberdaya alam
untuk penyediaan air baku berkelanjutan di tingkat
kabupaten dengan metode analisis Interpretative Structural
Modelling (ISM) untuk memperoleh mekanisme kerjasama
antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan
sumberdaya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan
di Kabupaten Konawe.
Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
simulasi distribusi potensi air bulanan di Sub DAS Konaweha
Tahun 2011 dengan model tangki diketahui bahwa potensi
air baku dapat ditingkatkan dengan konservasi. Distribusi
potensi air bulanan yang dihasilkan oleh model sebesar 71,48
mm/bulan sama dengan 857,77 mm/tahun atau setara
dengan 33.390 m3/tahun. Sehingga potensi air rata-rata
bulanan di Sub DAS Konaweha sebesar 2799,14 m3/bulan.
Distribusi potensi air bulanan maksimum berdasarkan
skenario bussiness as usual berada pada bulan Juli sebesar
20. Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan | 3
110,08 mm/bulan, sedangkan distribusi potensi air bulana
minimum berada pada bulan Novembar sebesar 44,82
mm/bulan.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap 44 atribut dari
kelima dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan
teknologi pada pengelolaan sumberdaya alam untuk
penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe maka
kondisi saat ini nilai indeks keberlanjutannya adalah sebesar
41,40 (terletak antara 25,00 - 49,99) ini berarti status
pengelolaan sumberdaya alam untuk penyediaan air baku
berkelanjutan di Kab. Konawe saat ini berada pada status
kurang berkelanjutan. Dimensi ekologi mempunyai kinerja
cukup berkelanjutan sedangkan empat dimensi lainnya
dimensi ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan
menunjukkan kinerja yang kurang berkelanjutan.
Faktor pengungkit (leverage factor) keberlanjutan
pengelolaan sumberdaya alam untuk penyediaan air baku di
Kab. Konawe diperoleh sebanyak 12 atribut berasal dari
dimensi ekologi 3 atribut yaitu: (1) Pengembangan sumber
air baku untuk penyediaan air bersih, (2) Pemanfaatan lahan
terhadap kualitas air baku, (3) Tinggi permukaan air tanah.
Dimensi ekonomi 2 atribut yaitu: (1) Tingkat keuntungan
PDAM, dan (2) Penyerapan tenaga kerja. Dimensi sosial 2
atribut yaitu: (1) Motivasi dan kepedulian masyarakat
terhadap upaya perbaikan lingkungan, rehabilitasi hutan dan
lahan untuk kelestarian sumber air baku, dan (2) Tingkat
pendidikan formal masyarakat. Dimensi teknologi 3 atribut
yaitu: (1) Tingkat pelayanan air bersih PDAM, (2) Teknologi
penanganan limbah dan (3) Kondisi drainase di kawasan
permukiman,dan dimensi kelembagaan 2 atribut yaitu: (1)
Rezim pengelolaan air bersih, dan (2) Ketersediaan
perangkat hukum adat/local wisdom. Untuk meningkatkan
status keberlanjutan jangka panjang, skenario yang perlu
dilakukan untuk pengelolaan sumberdaya alam untuk
penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe adalah
21. 4 | Ridwan Adi Surya, Asramid Yasin, Agus Setiawan
Skenario III (Optimis), dengan melakukan perbaikan secara
menyeluruh terhadap semua atribut yang sensitif, minimal
terhadap 8 atribut faktor kunci yang dihasilkan dalam
analisis prospektif, sehingga semua dimensi yang ada
menjadi berkelanjutan.
Pengelolaan sumberdaya alam untuk penyediaan air
baku berkelanjutan di Kab. Konawe masih menghadapi
kendala diantaranya sebagai berikut: menurunnya fungsi
resapan air akibat berkurangnya vegetasi pada daerah
tangkapan air, dan kurangnya koordinasi dan keterpaduan
pengelolaan sumber daya air antar stakeholder terkait.
Program yang menjadi kebutuhan dalam kebijakan
pengelolaan sumberdaya alam untuk penyediaan air baku
berkelanjutan di Kabupaten Konawe yaitu: Peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan aparat SKPD terkait;
Peningkatan kesadaran stakeholder terkait; dan Penetapan
pedoman pengelolaan DAS. Ketiga sub elemen kebutuhan ini
menjadi dasar bagi sub elemen lainnya, dan perlu segera
diimplementasikan dilapangan. Terdapat 11 lembaga yang
terkait dalam pengelolaan sumberdaya alam untuk
penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe, namun
lembaga yang memiliki pengaruh paling besar dalam
perumusan kebijakan pemerintah dalam hal pengelolaan
sumberdaya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan
di Kab. Konawe yaitu BPDAS Sampara dan Dinas Kehutanan
Kab. Konawe.
22. 264 | Ridwan Adi Surya, Asramid Yasin, Agus Setiawan
Dr. Ridwan Adi Surya, S.Si., M.Si
adalah Doktor Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan
lulusan Institut Pertanian Bogor
(2015). Lahir di Yogyakarta pada
13 Juli 1978, Dosen Jurusan Ilmu
Lingkungan FHIL Universitas Halu
Oleo ini menyelesaikan Pendidikan
S-1 di Jurusan Kimia F. MIPA Unhas
(2002), dan S-2 di Prodi
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Unhas (2007). Penelitian yang telah
dilakukannya diantaranya: Tank
Model to See The Effect of Land Use Changes on Run Off,
Infiltration and Groundwater in Sub Watershed of Konaweha
Southeast Sulawesi Indonesia; Analisis Kelembagaan
Pengelolaan Air Baku Berkelanjutan dengan Metode
Interpretative Structural Modelling (ISM) di Kabupaten
Konawe Sulawesi Tenggara; dan Environmental Quality
Analysis in Kendari Bay in Terms of Heavy Metal Pollutants:
Pb, Cu and Zn
23. Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan | 265
Dr. Asramid Yasin, S.Pi., M.Si adalah
Doktor Manajemen Lingkungan
lulusan Universitas Negeri Jakarta
(2016). Lahir di Kendari pada 23
Maret 1988, Dosen Jurusan Ilmu
Lingkungan FHIL Universitas Halu
Oleo ini menyelesaikan Pendidikan S-1
(2009) Manajemen Sumberdaya
Perairan di Universitas Halu Oleo, dan
S-2 (2013) Manajemen Lingkungan di
Universitas Negeri Jakarta. Penelitian
yang telah dilakukannya antara lain: Analisis Parameter
Pertumbuhan Mangrove; Evaluasi Kebijakan Rehabilitasi
Mangrove; Manajemen Limbah Pabrik Karet; dan Indikator Kualitas
Air dengan Menggunakan Makroinvertebrata
Agus Setiawan, S.Hut., M.Hut
menyelesaikan Pendidikan S-1 di di
Jurusan Kehutanan Universitas
Hasanuddin Tahun (2010) dan S-2
di Ilmu Kehutanan Universitas
Hasanuddin Makassar (2014).
Lahir di Wawotobi pada Tanggal 21
September 1985, saat ini sedang
menempuh pendidikan S-3
(Doktor) di Program Studi Ilmu
Pertanian Universitas Halu Oleo.
Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas
Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo ini
telah banyak terlibat dalam penelitian antara lain: Sosial
Ekonomi Pola Agroforestry di Sub DAS Lahumbuti Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara; Analisis Efisiensi dan
Margin Pemasaran Rotan (Calamus sp.) di Kabupaten Konawe
24. 266 | Ridwan Adi Surya, Asramid Yasin, Agus Setiawan