4. Salah satu bangunan gedung yang menjadi tempat berkumpul banyak
orang adalah rumah sakit. Sesuai yang disebutkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2016, adapun persyaratan
teknis bangunan rumah sakit meliputi aspek tata bangunan dan
keandalan bangunan. Dijelaskan lebih lanjut, adapun aspek tata
bangunan yang akan diperiksa oleh pengkaji teknis meliputi
peruntukan dan intensitas bangunan, arsitektur bangunan, dan
pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan keandalan bangunan
gedung yang akan diperiksa di antaranya adalah aspek keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai fungsi dari rumah
sakit.
4
6. Persyaratan konstruksi bangunan rumah sakit yang
perlu diperhatikan dalam perancangan bangunan
yaitu (KEPMENKES RI No.1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit)
6
7. ▪ Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap
air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan
mudah dibersihkan.
▪ Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang
dan menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak
menggunakan cat yang mengandung logam berat.
▪ Ventilasi
Ventilasi bertujuan untuk penghawaan seluruh
bangunan, baik alami maupun buatan.
7
8. ▪ Langit-langit
Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan.dengan ketinggian minimal 2,70 meter dari lantai.
▪ Fasilitas Pemadam Kebakaran
Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam
kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku meliputi Hydran
dan APAR.
▪ Lalu Lintas Antar Ruangan
Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan, harus
memudahkan hubungan dan komunikasi antar ruangan serta
menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi
8
10. 10
1. Lokasi
a. Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan
nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari
sarana penunjang rawat inap.
b. Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat-tempat pembuangan kotoran,
dan bising dari mesin/generator
2. Lantai
a. Lantai harus kuat dan rata, tidak berongga.
b. Bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan tidak berpori, seperti
vinyl yang rata atau keramik dengan nat yang rapat sehingga debu dari
kotoran-kotoran tidak mengumpul, mudah dibersihkan, tidak mudah terbakar.
c. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan melengkung (hospital plint),
agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan
kotoran.
11. 11
3. Langit-langit.
Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak
menghasilkan debu/kotoran.
4. Pintu
Pintu masuk ke ruang rawat inap, terdiri dari pintu ganda, masing-
masing dengan lebar 90 cm dan 40 cm. Pada sisi pintu dengan lebar 90 cm,
dilengkapi dengan kaca jendela pengintai
5. Kamar mandi
a. Kamar mandi pasien, terdiri dari kloset, shower (pancuran air) dan bak
cuci tangan (wastafel).
b. Jumlah kamar mandi untuk penyandang cacat, 1 (satu) buah untuk setiap
kelas.
c. Toilet umum, terdiri dari kloset dan bak cuci tangan (wastafel).
12. 12
6. Jendela.
a. Disarankan menggunakan jendela kaca sorong, yang mudah
pemeliharaannya, dan cukup rapat.
b. Bukaan jendela harus dapat mengoptimalkan terjadinya
pertukaran udara dari dalam ruangan ke luar ruangan.
c. Untuk bangunan rawat inap yang berlantai banyak/bertingkat,
bentuk jendela tidak boleh memungkinkan dilewati pasien untuk
meloncat.