JUKNIS DAK BKKBN merupakan kegiatan tahunan dari BKKBN, demikian juga pada tahun anggaran 2022 ini, sebagai program pengadaan alat kesehatan yang berhubungan dengan kegiatan utama BKKBN sebagai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Program BKKBN seperti kita ketahui bersama adalah badan pemerintah yang bergerak di bidang keluarga berencana. Pemerintah melalui BKKBN setiap tahun mengadakan alat kesehatan dan produk lainnya yang berhubungan dengan kegiatan utama BKKBN seperti alat peraga untuk penyuluhan Keluarga Berencana yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini BKKBN.
Alat kesehatan dan alat bantu pada Juknis DAK BKKBN ini ditujukan untuk kegiatan BKKBN dan memiliki spesifikasi tersendiri sesuai standar yang ditentukan oleh BKKBN. Dengan alat kesehatan dan alat bantu tersebut diharapkan program-program BKKBN dapat berjalan dengan baik dan memenuhi target sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Barang-barang yang termasuk dalam Juknis DAK BKKBN 2022 merupakan salah satu penunjang suksesnya program keluarga berencana.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah alat kesehatan dan alat peraga yang termasuk dalam paket Juknis DAK BKKBN 2022 (dari berbagai sumber, selama tidak ada perubahan) adalah sebagai berikut :
1. OBGYN BED plus Halogen Examination Lamp AC/DC
2. KIE KIT plus Family Kit (KKB)
3. KIE KIT Pendidikan dan Kependudukan
4. KIE KIT Lini Lapangan
5. IMPLAN REMOVAL KIT
6. IUD KIT
7. Media Advokasi KIE
8. GENRE KIT (Generasi Berencana)
9. SARANA PLKB
10. VTP KIT
11. Kit Siap Nikah Anti Stunting
12. BKB dan APE KIT
13. LANSIA / BKL KIT
14. PPKBD/Sub-PPKBD
15. Tempat Penyimpanan Alat dan Obat Kontrasepsi
Secara keseluruhan alat kesehatan dan barang-barang lainnya yang termasuk dalam Juknis DAK BKKBN merupakan alat pendukung kelancaran kegiatan BKKBN dalam mensukseskan program keluarga berencana. Barang-barang dan alat kesehatan tersebut akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia agar program keluarga berencana (KB) sukses di setiap wilayah Indonesia
Sebagai bagian dari kegiatan tahunan BKKBN maka Juknis DAK BKKBN tersebut memiliki standar-standar tertentu yang telah dibuat oleh pihak pemerintah dalam hal ini BKKBN agar seluruh barang Juknis DAK BKKBN yang didistribusikan memiliki standar kualitas yang sama. Dengan standarisasi ini diharapkan seluruh barang JUKNIS DAK BKKBN tersebut akan dapat memenuhi harapan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk pemesanan brosur, spesifikasi barang, surat dukungan, daftar harga jual produk Juknis DAK BKKBN 2021 dapat menghubungi :
Kontak Person : Elfian Effendi
Mobile :
081315904286 / 082125526000,
Email :
dumedpower@gmail.com
Twitter :
http://twitter.com/penyaluralkes
Kantor : 0213912905
Website :
http://juknisdakbkkbnblog.wordpress.com/
http://penyaluralatkesehatan.co.id/
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014. Dokumen ini berisikan kondisi dan tantangan; visi, misi dan tujuan; arah kebijakan dan strategi, program dan kegiatan.
JUKNIS DAK BKKBN merupakan kegiatan tahunan dari BKKBN, demikian juga pada tahun anggaran 2022 ini, sebagai program pengadaan alat kesehatan yang berhubungan dengan kegiatan utama BKKBN sebagai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Program BKKBN seperti kita ketahui bersama adalah badan pemerintah yang bergerak di bidang keluarga berencana. Pemerintah melalui BKKBN setiap tahun mengadakan alat kesehatan dan produk lainnya yang berhubungan dengan kegiatan utama BKKBN seperti alat peraga untuk penyuluhan Keluarga Berencana yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini BKKBN.
Alat kesehatan dan alat bantu pada Juknis DAK BKKBN ini ditujukan untuk kegiatan BKKBN dan memiliki spesifikasi tersendiri sesuai standar yang ditentukan oleh BKKBN. Dengan alat kesehatan dan alat bantu tersebut diharapkan program-program BKKBN dapat berjalan dengan baik dan memenuhi target sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Barang-barang yang termasuk dalam Juknis DAK BKKBN 2022 merupakan salah satu penunjang suksesnya program keluarga berencana.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah alat kesehatan dan alat peraga yang termasuk dalam paket Juknis DAK BKKBN 2022 (dari berbagai sumber, selama tidak ada perubahan) adalah sebagai berikut :
1. OBGYN BED plus Halogen Examination Lamp AC/DC
2. KIE KIT plus Family Kit (KKB)
3. KIE KIT Pendidikan dan Kependudukan
4. KIE KIT Lini Lapangan
5. IMPLAN REMOVAL KIT
6. IUD KIT
7. Media Advokasi KIE
8. GENRE KIT (Generasi Berencana)
9. SARANA PLKB
10. VTP KIT
11. Kit Siap Nikah Anti Stunting
12. BKB dan APE KIT
13. LANSIA / BKL KIT
14. PPKBD/Sub-PPKBD
15. Tempat Penyimpanan Alat dan Obat Kontrasepsi
Secara keseluruhan alat kesehatan dan barang-barang lainnya yang termasuk dalam Juknis DAK BKKBN merupakan alat pendukung kelancaran kegiatan BKKBN dalam mensukseskan program keluarga berencana. Barang-barang dan alat kesehatan tersebut akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia agar program keluarga berencana (KB) sukses di setiap wilayah Indonesia
Sebagai bagian dari kegiatan tahunan BKKBN maka Juknis DAK BKKBN tersebut memiliki standar-standar tertentu yang telah dibuat oleh pihak pemerintah dalam hal ini BKKBN agar seluruh barang Juknis DAK BKKBN yang didistribusikan memiliki standar kualitas yang sama. Dengan standarisasi ini diharapkan seluruh barang JUKNIS DAK BKKBN tersebut akan dapat memenuhi harapan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk pemesanan brosur, spesifikasi barang, surat dukungan, daftar harga jual produk Juknis DAK BKKBN 2021 dapat menghubungi :
Kontak Person : Elfian Effendi
Mobile :
081315904286 / 082125526000,
Email :
dumedpower@gmail.com
Twitter :
http://twitter.com/penyaluralkes
Kantor : 0213912905
Website :
http://juknisdakbkkbnblog.wordpress.com/
http://penyaluralatkesehatan.co.id/
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014. Dokumen ini berisikan kondisi dan tantangan; visi, misi dan tujuan; arah kebijakan dan strategi, program dan kegiatan.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014 berisikan mengenai isu-isu strategis; kondisi umum, pencapaian, permasalahan, dan tantangan; visi, misi, dan tujuan pengembangan infrastruktur permukiman; arahan kebijakan dan strategi; dan program dan kegiatan. Strategi ini mencakup : pengembangan perkotaan, air minum, pengelolaan persampahan, air limbah, drainase, dll.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014 berisikan mengenai isu-isu strategis; kondisi umum, pencapaian, permasalahan, dan tantangan; visi, misi, dan tujuan pengembangan infrastruktur permukiman; arahan kebijakan dan strategi; dan program dan kegiatan. Strategi ini mencakup : pengembangan perkotaan, air minum, pengelolaan persampahan, air limbah, drainase, dll.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 37 TAHUN 2014
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015
JUKOPS DAK FISIK BKKBN 2022 adalah Juknis Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik BKKBN yang terdiri dari pengadaan produk-produk seperti :
01. Obgyn Bed JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
02. Tempat Penyimpanan Alat dan Obat Kontrasepsi JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
03. Kie Kit JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
04. Iud Kit JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
05. Implant Removal Kit JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
06. BKB Kit Stunting JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
07. Genre Kit JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
08. Lansia Kit JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022
09. Sarana PLKB JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2021
10. PPKBD/ Sub-PPKBD JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2021
11. UPPKS Kit JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2021
12. Stunting Kit JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2021
13. Kit Siap Nikah Anti Stunting Jukops DAK BKKBN 2022
Untuk pemesanan produk, brosur dan daftar harga produk-produk JUKOPS DAK Fisik BKKBN 2022 pengadaan di kabupaten, kota dan provinsi di daerah, silahkan menghubungi :
PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Produsen & Distributor Resmi
Alamat :
HOTEL BOEGIS (1st Floor)
Jl. Kramat IV No.02, Kwitang, Senen
Jakarta Pusat 10420)
Marketing : Mr. Elfian Effendi
Mobile HP (WhatsApp) : 081315904286 - 082125526000
2. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
DAFTAR ISI
Hal
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
DAFTAR ISI ……………………………………………………….........
i
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
ii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….........
iii
I.
II.
III.
V.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………..………….
B. Tujuan…….………………………………..............………
C. Sasaran ……………………………………………………
D. Dasar Hukum ……………………………………………..
KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI, PERMASALAHAN
DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSIANEKA KACANG
DAN UMBI
A. KeragaanLuas Panen, Produktivitas dan Produksi
Aneka Kacang dan Umbi 2002-2011
B. Sasaran Produksi Tahun 2012…..……………………
C. Strategi …………………………………………………....
D. Permasalahan …………………………….....................
E. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi …………………
PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN
DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI
2012
A. Pelaksanaan Program ….…..……………………........…
B. Pelaksanaan Kegiatan ….………………………………
PENUTUP ………………………………………………………
1
1
2
3
4
7
7
8
8
10
11
13
13
15
30
LAMPIRAN
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
i
3. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Kedelai Tahun 2002 – 2011…………………………... ........
Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Kedelai Tahun 2012 ……………………………..
Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2012 …...
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
7
8
11
ii
4. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1.
Surat Pernyataan .........................................................
31
Lampiran 2.
Laporan Kelompok Tani Pelaksana SL-PTT Kedelai..
32
Lampiran 3.
Rekapitulasi ROK ……………………...........................
33
Lampiran 4.
Kuitansi Dana Bantuan Sosial…………………………
35
Lampiran 5.
Surat Perjanjian Kerjasama ……………………………
37
Lampiran 6.
Berita Acara Penerimaan Dana Bantuan Sosial
SL-PTT Kedelai Tahun 2012 ………….………………
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
42
iii
5. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama yang
menyehatkan karena mengandung protein tinggi dan memiliki
kadar kolesterol yang rendah. Kebutuhan akan komoditi kedelai
terus meningkat dari tahun ke tahun baik sebagai bahan pangan
utama, pakan ternak maupun sebagai bahan baku industri skala
besar (pabrikan) hingga skala kecil (rumah tangga).
Rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya
2.300.000 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut, produksi dalam
negeri saat ini (ATAP Tahun 2010, BPS) baru mampu memenuhi
907.031 ton ( 41,22 %) dari kebutuhan sedangkan ARAM III
Tahun 2011 baru mencapai 870.068 atau 37,85 % dari total
kebutuhan, sedangkan kekurangannya berasal dari impor.
Besarnya impor tersebut, menyebabkan kehilangan devisa
negara
yang cukup besar dan sangat rentan terhadap
Ketahanan Pangan Nasional.
Rendahnya produksi kedelai di dalam negeri antara lain
disebabkan
masih rendahnya produktivitas, di tingkat petani
rata-rata hanya mencapai 13,78 ku/ha (ARAM III Tahun 2011,
BPS), sedangkan potensi produksi beberapa varietas unggul
dapat mencapai 20,00– 35,00 ku/ha, hal ini karena
belum
diterapkannya teknologi spesifik lokasi. Harga kedelai di tingkat
1
6. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
petani yang berfluktuatif dan cenderung rendah merupakan
penyebab utama berkurangnya minat petani menanam kedelai.
B. Tujuan
Pedoman
teknis
pengelolaan
produksi
tanaman
kedelai
bertujuan untuk :
1. Menyediakan acuan bagi pelaksanaan SL-PTT kedelai untuk
mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun 2012 di
provinsi dan kabupaten/kota.
2. Meningkatkan
koordinasi
dan
keterpaduan
pelaksanaan
peningkatan produksi kedelai melalui kegiatan SL-PTT kedelai
antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
3. Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT/spesifik
lokasi kedelai oleh petani sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan
dan
usahataninya
untuk
keterampilan
mendukung
dalam
peningkatan
mengelola
produksi
nasional.
4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam
rangka mendukung peningkatan produksi dan pengembangan
komoditas kedelai dari hulu hingga hilir.
5. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta
kesejahteraan petani kedelai.
2
7. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
C. Sasaran
Sasaran disusunnya pedoman teknis pengelolaan produksi
tanaman kedelai antara lain :
1.
Tersedianya acuan bagi pelaksanaan SL- PTTkedelai
untuk mendukung peningkatan produksi tahun 2012 di
provinsi dan kabupaten/kota.
2.
Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan
peningkatan produksi kedelai melalui SL-PTT kedelai
antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
3.
Teradopsinya
berbagai
alternatif
pilihan
komponen
teknologi PTT/spesifik lokasi kedelai oleh petani sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam
mengelola
usahataninya
untuk
mendukung
peningkatan produksi Nasional.
4.
Berkembangnya agribisnis kedelai dari hulu hingga hilir
sehingga dapat meningkatkan produksi kedelai sekaligus
memantapkan ketahanan pangan Nasional.
5.
Meningkatnya produktivitas kedelai sebesar 2 ton/ha
pada areal pengembangan.
6.
Tercapainya produksi kedelai sebesar 1.900.000
tahun 2012.
3
ton
8. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
D. Dasar Hukum
Penyusunan Pedoman Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi
dilandasi dengan peraturan perundang-undangan sebagai
berikut:
1.
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
2.
Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.
3.
Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
4.
Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
5.
Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
6.
Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
7.
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025.
8.
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2012.
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah.
4
9. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL).
11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah
serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
18. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010-2014.
20. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2011 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012.
5
10. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
21. Keputusan
Menteri
Keuangan
RI
Nomor
523/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penganggaran,
Penyaluran Dana, Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
22. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 59/KMK.06/2005
tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
23. Peraturan
Menteri
Keuangan
RI
Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.
24. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84/PMK.02/2011
tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2012.
25. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 93/PMK.02/2011
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-KL) dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan
dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) TA 2012.
26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011
Tentang Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Tahun 2012.
6
11. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
II. KERAGAAN DAN SASARAN PRODUKSI
A. Keragaan Produksi Tahun 2002-2011
Produksi kedelai dari tahun ke tahun berfluktuasi setiap tahun.
Selama kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan luas panen
sebesar 2,72 %, produktivitas 1,22 % dan produksi 4,06 %. Dari
kurun waktu tersebut produksi tertinggi kedelai terjadi pada
tahun 2008 dan 2009, hal ini dikarenakan pada saat tersebut
kondisi harga kedelai cukup menarik sehingga petani bergairah
untuk menanam kedelai. Keragaan luas panen, produktivitas dan
produksi kedelai tahun 2002 -2011 secara rinci dapat dilihat
pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Keragaan Luas Panen, Produktivtas dan
Kedelai Tahun 2002 – 2011
Produksi
LUAS PANEN
PRODUKTIVITAS
PRODUKSI
(Ha)
(Ku/Ha)
NO.
TAHUN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011*)
Pertumbuhan
%
544.522
12,36
526.796 -3,26 12,75
565.155 7,28 12,80
621.541 9,98 13,01
580.534 -6,60 12,88
459.116 -20,91 12,91
590.956 28,72 13,13
722.791 22,31 13,48
660.823 -8,57 13,73
631.425 -4,45 13,78
2,72
7
%
3,16
0,39
1,64
-1,00
0,23
1,70
2,67
1,85
0,36
1,22
(Ton)
%
673.056
671.600 -0,22
723.483 7,73
808.353 11,73
747.611 -7,51
592.534 -20,74
775.710 30,91
974.512 25,63
907.031 -6,92
870.068 -4,08
4,06
12. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
B. Sasaran Produksi Tahun 2012
Dalam
upaya
peningkatan
produksi
kedelai
menuju
swasembada, maka ditetapkan sasaran luas tanam, luas panen,
produktivitas dan produksi komoditas. Sasaran produksi kedelai
tahun 2012 jika dibanding dengan produksi berdasarkan Aram
III 2011 meningkat 118,37 %. Sasaran luas tanam, luas panen,
produktivitas dan produksi kedelai seperti pada tabel 2 berikut
ini.
Tabel 2. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Kedelai Tahun 2012
Luas Tanam
(Ha)
1.312.000
Luas Panen
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
1.250.000
15,20
Produksi
(Ton)
1.900.000
C. Strategi
Pencapaian peningkatan produksi kedelai tahun 2012 dilakukan
melalui strategi sebagai berikut :
1.
Peningkatan Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui: (a)
penggunaan varietas unggul/bibit unggul bermutu, (b)
pemupukan secara berimbang, (c) pengelolaan pengairan,
(d) aplikasi teknologi budidaya seperti, penyiapan lahan,
pengaturan
jarak
tanam,
pemberian
mulsa,
(e)
pemeliharaan dan sanitasi, (f) optimalisasi penggunaan alat
8
13. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
dan mesin pertanian, dan (g) perbaikan budidaya, panen
dan
pasca
panen
disertai
pengawalan,
sosialisasi,
pemantauan, pendampingan dan koordinasi.
2.
Perluasan Areal
Perluasan areal dilaksanakan melalui: (a) pemberdayaan
atau optimalisasi lahan kering/lahan terlantar pada daerahdaerah transmigrasi/Perhutani/Inhutani/PTPN, (b) Investasi
pihak Swasta, dan (c) Kemitraan.
3.
Pengamanan Produksi
Pengamanan
produksi
dilakukan
dalam
rangka
mengamankan produksi dari (a) serangan hama dan
penyakit, (b) dampak perubahan iklim seperti banjir dan
kekeringan, (c) pengamanan kualitas produksi akibat residu
pestisida. Pengamanan produksi terhadap serangan hama
dilakukan melalui pengendalian secara secara kultur teknis,
fisik dan mekanis serta secara kimiawi, sedangkan upaya
pengamanan produksi akibat dampak perubahan iklim
adalah dengan antisipasi dampak perubahan iklim dan
upaya-upaya
lain
yang
dapat
mengurangi
dampak
perubahan iklim tersebut.
4.
Penyempurnaan Manajemen
Strategi ini dilakukan melalui antara lain : a). Kebijakan
pasar, distribusi dan harga hasil produksi; b). Kebijakan
9
14. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
peluang usaha yang kondusif dan pertanggungan resiko
petani;
c).
Kerjasama
Kabupaten/Kota,
Pusat,
Perguruan
Diperta
Tinggi,
Prinsi
Petani
dan
dan
Pengusaha/Sawasta; d). Perbaikan sistem perencanaan,
data dan informasi.
D. Permasalahan
Permasalahan dalam pengembangan kedelai secara umum
adalah sebagai berikut :
a). Penerapan teknologi berjalan
lambat, b). Penggunaan benih bermutu masih rendah, c).
Penggunaan pupuk berimbang, bio hayati dan organik masih
rendah, d). Kompetisi lahan dengan komoditi lainnya, e). Harga
kurang menarik dibandingkan komoditas lain,
f). Masih
dianggap sebagai tanaman sela dalam sistem budidaya, g).
Pemasaran kurang
terjamin,
h). Lemahnya akses petani
terhadap sumber permodalan/ pembiayaan usaha, dan i).
Kelembagaan dan kemitraan usaha belum berkembang.
Di samping itu, kendala di luar sektor pertanian juga sangat
berpengaruh terhadap pengembangan kedelai yaitu antara lain :
a). Semakin berkurangnya ketersediaan lahan produksi akibat
alih fungsi lahan, b). Berkurangnya ketersediaan air irigasi dan
persaingan penggunaan air dengan industri dan pemukiman dan
c). Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.
10
15. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
E.
Upaya Pencapaian Produksi
Dari sasaran tersebut diatas pencapaian produksi kedelai tahun
2012 akan ditempuh melalui Peningkatan
Produktivitas
pada areal tanam yang selama ini telah terbiasa
melakukan
budidaya kedelai seluas 660.000 ha dan Perluasan Areal
Tanam yang diarahkan merupakan lahan areal tanam baru
diluar areal tanam yang sudah terbiasa bertanam kedelai, seluas
652.000 ha.
Adapun secara rinci sasaran capaian produksi
kedelai 2012 seperti pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2012
NO.
L. TANAM
(Ha)
URAIAN
1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
L. PANEN
(Ha)
PROVITAS
(Ku/Ha)
PRODUKSI
(Ton)
2 PERLUASAN AREAL TANAM
- Kerjasama BUMN-Perhutani/GP3K
- Pengembangan Budidaya (paket lengkap)
- Indeks Pertanaman (butuh bantuan Saprodi)
- Lahan Perkebunan (butuh bantuan saprodi)
- Lahan Tidur/rawa (butuh bantuan Saprodi )
- Pengembangan Tumpang Sari (bantuan benih)
3 Pengelolaan Pasca Panen (0,016 %)
JUMLAH 1 + 2
660.000
350.000
310.000
630.300
334.250
296.050
15,53
16,00
15,00
978.875
534.800
652.000
80.000
2.094
537.906
10.000
20.000
2.000
619.700
76.400
2.000
510.740
9.550
19.100
1.910
1.250.000
14,86
17,00
18,00
14,58
13,90
13,90
13,00
15,20
921.125
129.880
3.600
744.864
13.275
26.549
2.483
1.312.000
- SL- PTT (BLBU)
- Pembinaan Swadaya (butuh bantuan Saprodi)
444.075
474
1.900.000
Keterangan:
1 Keterangan: Warna biru sudah disediakan bantuan sumber dana APBN maupun BUMN
2 Perluasan areal tanam diperlukan bantuan sarana produksi (minimal benih dan rhizobium) dan Alsintan
3 Peningkatan produktivitas masih diperlukan bantuan saprodi (benih, pupuk,)
Skenario pencapaian produksi 2012 dapat terealisasi apabila
seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi
meliputi sebagai berikut :
11
16. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
1. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana
produksi.
2. Kebijakan harga dan pemasaran hasil kedelai
3. Penyediaan anggaran dan pembiayaan
Berdasarkan skenario pencapaian 2012 kedelai di atas kegiatan
yang dibiayai oleh APBN 2012 adalah SL-PTT Kedelai seluas
350.000 ha, Pengembangan Budidaya Kedelai seluas 2.094 ha
dan
GP3K
seluas
80.000
ha.
Sedangkan
untuk
indexs
pertanaman seluas 537.906 ha, lahan perkebunan seluas 10.000
ha, lahan tidur/rawa seluas 20.000 ha dan pengembangan
tumpang sari seluas 2.000 ha tidak dibiayai APBN, apabila diberi
bantuan saprodi maka sasaran produksi kedelai 2012 diharapkan
akan tercapai sebesar 1,9 juta ton.
12
17. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
III. PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program pengelolaan produksi kedelai
meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1.
Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas,
dan produksi tahunan
- Pusat
membuat/merencanakan
sasaran
peningkatan
produksi kedelai tahun 2012 meliputi sasaran luas tanam,
luas panen, produktivitas dan produksi
- Pusat
mengadakan
koordinasi
mengundang
Dinas
Provinsi untuk membahas sasaran yang telah ditetapkan
- Dinas Pertanian Provinsi
melaksanakan perencanaan
sasaran yang telah disepakati, dan mengundang Dinas
Kab/Kota untuk bersama-sama merencanakan sasaran
produksi tahun 2012.
2.
Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas,
dan produksi bulanan
- Setelah ada sasaran yang telah disepakati baik Pusat,
Dinas Provinsi dan Kab/Kota untuk membuat rincian per
bulan yang meliputi sasaran luas tanam, luas panen,
produktivitas dan produksi
3.
Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi
- Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian
Kab/kota untuk menyusun skenario pencapaian produksi
kedelai tahun 2012
4.
Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi
13
18. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
- Pusat merencanakan jenis-jenis kegiatan dan sasaran
untuk tercapainya sasaran yang diinginkan per provinsi
-
Pusat mengundang Provinsi untuk membahas sasaran
dan jenis kegiatan per Kabupaten
-
Dinas
Provinsi
merapatkan
kembali
dengan
Dinas
Kab/kota kesepakatan dari koordinasi dengan Pusat
-
Dari hasil kesepakatan antara Dinas Provinsi dan Dinas
Kab/kota akan diinformasikan kembali ke Pusat
5.
Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi
-
Pusat, Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota merencanakan
menyusun
kebutuhan
sarana
prasarana
untuk
mendukung pencapaian produksi meliputi kebutuhan
benih dan kebutuhan pupuk sesuai dengan sasaran yang
telah ditetapkan
6.
Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam,
luas panen, produktivitas dan produksi bulanan, triwulan
dan tahunan
- Pusat, Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota melakukan
monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran kedelai
tahun 2012
- Setiap bulan Dinas Kab/kota melaporkan perkembangan
dari sasaran luas tanam,luas panen, produktivitas dan
produksi ke Dinas Provinsi
- Dinas Provinsi mengirimkan laporan tersebut ke Pusat
- Perkembangan dilakukan bulanan, triwulan dan tahunan
- Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi
oleh Pusat dan Daerah
14
19. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
7.
Monitoring dan evaluasi luas sasaran tanam yang terkena
gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan
terkena banjir maupun kekeringan
-
Pusat, Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota melakukan
monitoring dan evaluasi di lapangan tanaman yang
terkena OPT, banjir maupun kekeringan
-
Dari laporan Kab/Kota yang disampaikan ke dinas
Provinsi akan di laporkan ke Pusat
- Setiap bulan Dinas Kab/kota melaporkan perkembangan
serangan OPT ke Dinas Provinsi
- Dinas Provinsi mengirimkan laporan tersebut ke Pusat
- Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan
dan tahunan
- Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi
oleh Pusat dan Daerah
B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kedelai meliputi :
1. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(SL-PTT) Kedelai
Kegiatan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) kedelai pada tahun 2012 disasarkan seluas 350.000 ha.
a. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani
15
20. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
1.
Penetapan lokasi di tingkat Provinsi berdasarkan atas
potensi, kemampuan dan sasaran pengembangan
produksi kedelai di masing-masing Provinsi pelaksana;
2.
Penetapan
lokasi
berdasarkan
di
tingkat
Kabupaten/Kota
atas potensi kemampuan dan sasaran
pengembangan produksi kedelai di masing-masing
Kabupaten pelaksana;
3.
Penetapan lokasi di tingkat Kecamatan berdasarkan
atas potensi kemampuan dan sasaran pengembangan
produksi
kedelai
di
masing-masing
Kecamatan
pelaksana;
4.
Lokasi pelaksanaan SL-PTT kedelai, prioritas luasan
areal memenuhi syarat, produktivitasnya masih relatif
rendah sampai sedang atau daerah yang mempunyai
potensi masih dapat ditingkatkan produktivitasnya dan
petaninya responsif terhadap teknologi.
5.
Lahan untuk pelaksanaan SL-PTT Kedelai, dapat
merupakan :
- Lokasi diutamakan daerah yang mempunyai potensi
untuk pengembangan kedelai namun masih belum
menggunakan benih varietas unggul bermutu, daerah
yang masih menggunakan benih asalan atau daerah
yang mempunyai potensi masih dapat ditingkatkan
produktivitasnya, persawahan yang beririgasi, sawah
tadah hujan, lahan kering dan pasang surut.
16
21. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
- Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan
penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran
dan sengketa.
- Unit SL-PTT diusahakan agar berada dalam satu
hamparan yang strategis dan mudah dijangkau petani
serta dipasang papan pelaksana SL/LL
- Letak LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering
dilewati petani sehingga mudah dijangkau dan dilihat
petani sekitarnya.
6.
Kelompoktani/petani
berdasarkan
domisili
atau
hamparan, diusahakan yang lokasi lahan usahataninya
masih dalam satu hamparan. Hal ini perlu untuk
mempermudah interaksi antar anggota karena mereka
saling mengenal satu sama lainnya dan tinggal saling
berdekatan sehingga bila teknologi SL-PTT sudah
diadopsi secara individu akan mudah ditiru petani
lainnya.
7.
Petani yang dipilih adalah petani yang aktif yang
mempunyai lahan ataupun penggarap/penyewa
dan
mau menerima teknologi baru.
8.
Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SLPTT.
9.
Kelompoktani
SL-PTT
ditetapkan
dengan
Surat
Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan /
yang membidangi tanaman pangan Kabupaten / Kota,
sebagaimana contoh pada Lampiran
17
22. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
b. Persyaratan dan Ketentuan Pelaksanaan
1.
Lokasi SL-PTT diusahakan berada pada satu hamparan
namun apabila tidak memungkinkan dapat dalam satu
kawasan,
mempunyai
potensi
peningkatan
produktivitas dan anggota kelompoktaninya responsif
terhadap penerapan teknologi.
- Luas satu unit SL-PTT Kedelai adalah
10 ha yang
didalamnya terdapat satu unit LL seluas minimal 1
ha.
- Luas satu unit SL-PTT diatas (poin 1) dapat
disesuaikan
dengan
kondisi
luasan
setempat,
dengan ketentuan :
Luasan
setiap
unit
SL-PTT
bisa
bervariasi
disesuaikan dengan kondisi setempat namun
Total luasan dan unit SL-PTT tidak boleh
kurang dari yang dibiayai.
Total Luasan dan unit SL-PTT bisa lebih dari
yang dibiayai. Kelebihan luasan ataupun unit SLPTT ditanggung anggaran lain ataupun swadana
petani.
Luas areal LL bisa lebih dari 1 ha apabila
dananya masih memungkinkan tetapi tidak boleh
kurang dari 1 ha.
2.
Peserta tiap unit SL-PTT idealnya terdiri dari 15 – 25
petani yang berasal dari satu kelompoktani yang
sama, namun jumlah peserta dapat disesuaikan
dengan luas pemilikan lahan serta situasi dan kondisi
setempat.
18
23. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
3.
Memiliki Pemandu Lapangan yang mempunyai peran
sebagai dinamisator proses latihan SL-PTT, motivator
yang dapat membantu membangkitkan kepercayaan
diri para peserta SL-PTT serta sebagai konsultan bagi
petani
peserta
menentukan
SL-PTT
untuk
langkah-langkah
mempermudah
selanjutnya
dalam
melaksanakan kegiatan usahataninya setelah kegiatan
SL-PTT selesai.
c. Persyaratan Kelompoktani
1.
Kelompoktani
masih
aktif
dan
mempunyai
kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris
dan Bendahara.
2.
Menyusun RUK
3.
Kelompoktani penerima bantuan SL-PTT ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten / Kota.
4.
Kelompoktani peserta SL-PTT diutamakan yang belum
pernah menerima bantuan SL-PTT tahun anggaran
2011 atau bantuan dari BLBU tahun 2011.
5.
Memiliki rekening yang masih berlaku / masih aktif di
Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank Daerah)
yang terdekat dan bagi Kelompok Tani yang belum
memiliki, harus membuka rekening di bank.
6.
Rekening bank dapat berupa rekening kelompoktani
ataupun rekening gabungan kelompoktani (gapoktan).
Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme
pengaturan antar kelompoktani diatur lebih lanjut oleh
Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
19
24. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
7.
Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup
menggunakan
dana
bantuan
SL-PTT
sesuai
peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana
apabila tidak sesuai peruntukannya sebagaimana
terlihat dalam Lampiran .
8.
Bersedia menambah biaya pembelian benih unggul
bersertifikat bilamana bantuan benih yang tersedia
tidak mencukupi.
9.
Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SLPTT.
d. Paket Bantuan Pemerintah Yang Diberikan Kepada Petani
1.
Bantuan
benih
yang
diberikan
kepada
petani
pelaksana SL-PTT termasuk areal LL 1 ha, SL-PTT
Kedelai sebesar 40 kg/Ha
2.
Spesifikasi teknis benih kedelai : Benih Unggul
Bersertifikat dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih (BPSB), varietas unggul yang beradaptasi
dengan baik di lokasi SLPTT dan toleran terhadap
serangan OPT dengan daya tumbuh minimal 80 % dan
homogen.
3.
Bantuan untuk pembelian pupuk urea, pupuk NPK,
pupuk
organik
dan
atau
yang
lain-lain,
hanya
diberikan pada areal LL SL-PTT dengan luasan 1 Ha,
dosis pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi
setempat dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Apabila rekomendasi di suatu lokasi memerlukan
dolomit/kapur pertanian maka dana yang ada dapat
20
25. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
dimanfaatkan
untuk
pembelian
kapur
sepanjang
dananya masih tersedia/mencukupi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1.
Sebelum pelaksanaan SL-PTT dilakukan pertemuan
persiapan dengan tokoh formal dan informal serta
petani calon peserta untuk menetapkan langkah–
langkah
yang
menyangkut
tujuan,
dan
hasil
diharapkan serta metode pembelajaran SL-PTT yang
dilakukan bersama sebagai suatu kesepakatan.
2.
Letak petak LL yang diusahakan di tempat yang paling
strategis yaitu dibagian pinggir areal SL-PTT sehingga
berbatasan langsung dengan areal diluar SL-PTT dan
berada didekat jalan / lintasan sehingga penerapan
teknologi mudah dilihat dan ditiru oleh petani diluar
SL-PTT.
3.
Menyiapkan pengelolaan usahatani di petak LL secara
bersama–sama
kedelai
dengan
sesuai
dengan
harapan
tahapan
dapat
budidaya
diterapkan
di
usahataninya.
4.
Menentukan 1 (satu) hari sebagai “hari lapang petani”
untuk
memasyarakatkan
dan
mendeseminasikan
penerapan teknologi budidaya melalui SL-PTT kepada
kelompoktani dan petani sekitarnya.
21
26. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
5. Pengorganisasian kelas SL-PTT dimaksudkan untuk
membentuk organisasi kelompoktani peserta SL-PTT,
untuk itu perlu segara memilih ketua, sekretaris dan
bendahara yang mempunyai tugas masing-masing.
Metode pembelajaran didalam pengorganisasian kelas
menerapakan belajar orang dewasa,
menciptahan
suasana belajar yang menyenangkan.
6.
Mewajibkan semua peserta SL-PTT untuk mengadakan
pengamatan bersama–sama dan membahas temuan
Lapangan.
f. Pertemuan Kelompoktani
Pertemuan kelompoktani diharapkan 8 kali pertemuan
yang
dilaksanakan
oleh
pelaksana
SL-PTT,
tempat
pertemuan dilokasi pelaksana SL-PTT. Peserta pertemuan
adalah petani peserta dipandu oleh Pemandu Lapangan.
g. Pengorganisasian dan Operasional
1.
Dibentuk tim pembina tingkat pusat, tim pembina dan
tim teknis tingkat provinsi, tim pelaksana dan tim
teknis tingkat kabupaten/kota, agar pelaksanaan SLPTT
terkoordinasi
dan
terpadu
mulai
dari
kelompoktani, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat
pusat.
2.
Tim pembina tingkat pusat, ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Tim
pembina tingkat provinsi dan tim teknis tingkat
22
27. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
provinsi
ditetapkan
Gubernur/Kepala
bersangkutan.
dengan
Dinas
Surat
Pertanian
Sedangkan
tim
Keputusan
Provinsi
pelaksana
yang
tingkat
kabupaten/kota dan tim teknis tingkat kabupaten/kota
ditetapkan
dengan
Surat
Dinas
Bupati/Walikota/Kepala
Keputusan
Pertanian
Kabupaten/Kota.
3.
Tim pembina dan tim teknis tingkat provinsi serta tim
pelaksana
dan
tim
teknis
tingkat
kabupaten
melaksanakan kegiatan koordinasi pelaksanaan SLPTT di Pos Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari
tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota sampai
tingkat provinsi.
h. Mekanisme pembiayaan, pencairan dana dan pengadaan
1.
Pembiayaan
Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT kedelai
berasal dari APBN dan APBD maupun dana dari pihak
swasta/stakeholders. Untuk pembelian pupuk urea,
NPK dan pupuk organik atau dolomite/kapur putih
(bila diperlukan)
Bantuan
Sosial
pada areal LL kedelai melalui
(Bansos)
dengan
pola
Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) melalui dana tugas
pembantuan Kabupaten tahun 2012.
Sedangkan untuk pembelian Alat dan mesin pertanian
(traktor, mesin pembuat pupuk organik, alat perontok
mekanis), rehabilitasi jaringan irigasi, JITUT, JIDES,
TAM, optimasi lahan dan cetak sawah pengendalian
23
28. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
OPT,
serta
insentif
untuk
petugas
pendamping
lapangan sesuai dengan alokasi dan Pembinaan,
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SL-PTT serta
kemitraan perlu kiranya bantuan biaya melalui dana
tugas dekonsentrasi di Dinas Pertanian Provinsi serta
melalui dana tugas pembantuan di Dinas Pertanian.
2.
Pencairan dana dan pengadaan
a. Pencairan dana Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) SL-PTT, dilakukan sesuai dengan peraturan
perundangan–undangan yang berlaku antara lain
Peraturan Kementerian Keuangan atau Peraturan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian
Keuangan, tentang tata cara Pencairan Belanja
Bantuan Sosial, dan peraturan lainnya.
b. Mekanisme Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
SL-PTT, dengan sumber dana APBN melalui Pos
Belanja Bantuan Sosial, adalah sebagai berikut :
- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang
membidangi
Tanaman
Pangan,
menerbitkan
Surat Keputusan tentang penetapan Kelompok
tani yang akan menerima dana bantuan kegiatan
SL-PTT, termasuk di dalamnya dilengkapi datadata nama kelompok, jumlah anggota, nama
ketua kelompok, luas lahan, alamat kelompok,
nomor rekening dan nama Bank atas nama
kelompok tani sasaran, jumlah bantuan yang
akan
diberikan,
diperlukan.
24
serta
data
lainnya
yang
29. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja
setempat, mengajukan usulan pencairan dana
atas
dasar
Surat
Keputusan
Kepala
Dinas
tentang penetapan Kelompok Tani penerima
dana
SL-PTT,
Permintaan
melalui
Pembayaran
penerbitan
Langsung
Surat
(SPP-LS)
kepada Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah
Membayar (SPM) dengan dilampiri dokumendokumen sebagai berikut :
Surat
Keputusan
Kepala
Dinas
Pertanian
Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman
Pangan
tentang
penetapan
Kelompoktani
penerima bantuan.
Rencana Usaha Kelompok (RUK).
Surat
Pernyataan
kesediaan
Kelompoktani
mengikuti
tentang
seluruh
rangkaian
SPM
melakukan
kegiatan SL-PTT.
- Pejabat
Penanda
Tangan
pengujian SPP-LS meliputi pemeriksaan rinci
dokumen
pendukung SPP
perundang-undangan;
anggaran
dalam
DIPA
sesuai
peraturan
ketersediaan
untuk
pagu
memperoleh
keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas
pagu anggaran; memeriksa hak tagih yang
terkait meliputi pihak yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran bantuan (nama penerima
bantuan SL-PTT, alamat, nomor rekening dan
nama bank), dan nilai bantuan yang harus
dibayar.
25
30. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
-
Berdasarkan
hasil
pengujian
SPP,
Pejabat
Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS
secara penuh/tanpa pemotongan pajak.
-
Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPMLS kepada KPPN setempat dengan melampirkan
:
Surat Pertanggung Jawaban Belanja (SPTB);
Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran
bahwa
semua
dokumen
pendukung
sebagaimana dipersyaratkan dalam Pedoman
Pelaksanaan Bantuan dana SL-PTT telah
diteliti kebenarannya dan berada pada Kuasa
Pengguna Anggaran.
- KPPN setempat melakukan pengujian atas SPMLS dan menerbitkan SP2D serta menstransfer
dana ke rekening kelompok tani sasaran pada
bank yang ditunjuk.
- Penggunaan dana langsung oleh kelompok tani
dengan
berpedoman
pada
pedoman
Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan SL-PTT.
- Pengadaan dana yang telah dicairkan oleh
Kelompoktani
dipergunakan
untuk
membeli
saprodi sesuai dengan kebutuhan kelompok
sebagaimana yang telah tertuang pada RUK.
- Kelompoktani
dapat
membeli
saprodi
di
kios/toko saprodi terdekat atau di Produsen
Penyalur Saprodi sesuai dengan RUK.
26
31. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
- Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan
SL-PTT, Kelompoktani penerima bantuan agar
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mencatat semua nomor seri label benih yang
diterima.
b. Mencatat
semua
nomor
karung/kantung/botol/sachet
seri
pupuk/saprodi
yang dibeli.
c. Membuat Berita Acara Penerimaan Bantuan
SL-PTT sebagaimana terlihat dalam Lampiran
d. Menggunting
salah
satu
nomor
seri
label/sertifikat benih pada setiap kantong
benih yang dibantukan untuk dilampirkan
pada Berita Acara Penerimaan Bantuan SLPTT dan diserahkan kepada PL setempat
untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
e. Saprodi yang belum digunakan agar disimpan
dengan baik untuk menjaga mutu.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung jawab
penuh terhadap penyaluran dan penggunaan BLM SL-PTT
oleh petani.
i. Bimbingan, Pembinaan dan Pendampingan
Bimbingan,
pembinaan
dilaksanakan meliputi :
27
dan
pendampingan
yang
32. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
1.
Pelaksanaan
bimbingan,
pembinaan
dan
pendampingan dilakukan secara periodik mulai dari
persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai
dari Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta
Desa.
2.
Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan
pelaksanaan
SL-PTT
di
Provinsi
dan
Kabupaten
sebanyak dua kali dalam setahun atau disesuaikan
dengan ketersediaan dana yang ada.
3.
Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan
dan pengawalan pelaksanaan SL-PTT di kabupaten per
dua bulan atau disesuaikan dengan ketersediaan dana
yang ada.
4.
Sedangkan Kabupaten melakukan koordinasi dan
pembinaan pelaksanaan SL-PTT di tingkat Lapangan /
kelompoktani pelaksana SL-PTT setiap bulan atau
disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.
5.
Melakukan pendampingan kelompoktani pelaksana SLPTT dalam menerapkan paket teknologi spesifik lokasi
dan membantu kelancaran distribusi bantuan SL-PTT
dll.
6.
Pengawalan
dan
pendampingan
oleh
peneliti
Puslitbangtan, BB Padi, Balitsereal, Balitkabi, dan Lolit
Tungro bersama peneliti BPTP. Pengawalan dan
pendampingan dilakukan di 60 % lokasi SL-PTT
kedelai tahun 2012 di wilayah yang sudah ditetapkan
untuk peneliti lingkup Puslitbangtan di setiap provinsi
dan
peneliti
BPTP
28
di
setiap
kabupaten
(Surat
33. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Keputusan
Kepala
Pengembangan
Badan
Penelitian
Pertanian
dan
Nomor.
48/Kpts/KP.340/I/02/2011 tanggal 16 Februari 2011
tentang Pengawalan/Pendampingan Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai.
7.
Tugas pengawalan/pendampingan SL-PTT oleh peneliti
Puslitbangtan adalah a) menyediakan benih kedelai
untuk uji adaptasi dan demo-plot PTT di laboratorium
lapang, b) melakukan supervisi penerapan teknologi
melalui kunjungan lapang 3 kali/tahun, c) memberikan
saran pemecahan masalah pengamanan produksi dan
d) menyampaikan laporan hasil pengawalan dan
pendampingan kepada Puslitbangtan.
8.
Sedangkan tugas pengawalan SL-PTT oleh peneliti
BPTP adalah a) melaksanakan demo-plot PTT dan
superimpose uji adaptasi kedelai, b) memonitor
perkembangan OPT bersama dengan instansi terkait
daerah, c) Melakukan supervisi penerapan teknologi,
d)
memberikan
saran
pemecahan
masalah
pengamanan produksi, e) menyampaikan laporan hasil
pengawalan
dan
pendampingan
kepada
Kepala
BBP2TP.
9.
Bentuk
pengawalan
dan
pendampingan
yang
dilakukan oleh jajaran peneliti adalah a) Demfarm 3 –
5 Ha (di luar lokasi SL-PTT), b) Introduksi/Uji Adaptasi
VUB, c) Temu Lapang, d) Materi Teknologi (cetak dan
elektronik) dan e) Pelatihan.
29
34. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
IV. PENUTUP
Pedoman teknis Pengelolaan produksi tanaman kedelai Tahun 2012
ini merupakan acuan bagi Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota,
Pihak ke tiga pengadaan dan penyaluran benih serta pemangku
kepentingan lainnya dalam pelaksanaan SL-PTT, Pengembangan
Budidaya kedelai, GP3K dan kegiatan pendukung lainnnya Tahun
Anggaran 2012 di lapangan. Dengan demikian maka diharapkan
tujuan dan sasaran peningkatan produksi kedelai dapat dicapai
secara optimal.
Pedoman
teknis
pengelolaan
produksi
tanaman
kedelai
ini,
hendaknya dapat ditindaklanjuti menjadi Petunjuk Teknis oleh Dinas
Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Apabila terdapat kekeliruan atau perubahan kebijakan dalam
peraturan yang lebih tinggi, pedoman teknis ini akan disesuaikan.
30
35. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : …………………..
selaku
Ketua
Kelompoktani
..........................
Desa
…………………….
Kecamatan
………………..
Kabupaten
………………… dengan ini menyatakan bahwa dana yang kami
terima akan kami gunakan :
a. Untuk pembelian saprodi Kedelai
b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman,
pemeliharaan sampai panen di areal pengembangan kedelai
serta sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai
peruntukannya.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya .
.............................. 2012
Ketua Kelompoktani
Mengetahui
Petugas Lapangan
Materai 6.000
(......................................)
(.....................................)
31
36. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lampiran 2
LAPORAN KELOMPOK TANI PELAKSANA
SL-PTT KEDELAI
I.
LOKASI
1. Nama Kelompoktani
2. Jumlah Anggota
3. Luas Areal
4. Desa
5. Kecamatan
6. Kabupaten
:
:
:
:
:
:
II.
TEKNOLOGI
1. Komoditi
2. Varietas
3. Komp. Teknologi PTT
1). Benih Unggul Bermutu
2). Urea
3). SP - 36
4). NPK
5). Pupuk Organik
:
:
:
:
:
:
:
:
No.
1.
.................. kg
.................. kg
.................. kg
..................kg
..................kg
Provitas
(ku/ha)
Lokasi
Produksi
(ton)
SL-PTT KEDELAI
Pemandu Lapangan / Penyuluh / KCD
.......................................................
Keterangan : *) Coret yang tidak perlu
32
37. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lampiran 3
Rekapitulasi RUK
Kelompok
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
:
:
:
:
:
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)
……………………………………
Kepada Yth :
Kuasa Pengguna Anggaran
Kab/Kota………………………..
Sesuai dengan Surat Keputusan *)……. No. …….. tanggal …..
tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan ………… dengan
ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan Sosial untuk
Pertanian sebesar Rp. …………….. (terbilang………..) sesuai
Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi
kegiatan berikut :
No.
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Kegiatan
(2)
Jumlah Biaya (Rupiah)
(3)
Jumlah
33
38. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lanjutan Lampiran 3
Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan
Surat Perjajian Kerjasama Nomor ….. tanggal …., Dana
Bantuan Sosial kelompok tersebut agar dipindahbukukan ke
rekening petani/kelompok ……………………… No. Rekening
……….. pada cabang/unit Bank …………. Di …………
Menyetujui,
Ketua Tim Teknis,
Ketua Kelompok,
……………………..
NIP.
………………………….
NIP.
MENGETAHUI/MENYETUJUI,
Pejabat Pembuat Komitmen
Kabupaten/Kota …………….
………………………………….
NIP.
*) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau
pejabat yang ditunjuk
**) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat
dan DIPA Provinsi
34
39. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lampiran 4
KUITANSI DANA BANTUAN SOSIAL
NPWP :………………………
MAK :………………………
T.A. :………………………
KUITANSI
No. : ……………..
Sudah Terima
: Kuasa Pengguna Anggaran ………………
Kabupaten/Kota …………………………..
Uang sebanyak
:
Untuk pembayaran
: Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian .
Di Desa/Kelurahan …………………………
Kecamatan ……………………………………
Kabupaten/Kota …………………………….
Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No.
Tanggal …………….
Terbilang Rp
:
…………………….. 2011
Mengetahui/Menyetujui,
Pejabat Pembuat Komitmen
Kabupaten/Kota ……………..
Yang menerima,
Petani/Ketua Kelompok
Meterai
Rp. 6.000
…………………………………….
NIP.
………………………………..
35
40. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lanjutan Lampiran 4
Setuju dibayar,
Kuasa Pengguna Anggara,
Tanggal ………………
Bendaharawan,
………………………………..
NIP.
…………………………….
NIP.
*) Format kuitansi ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada
DIPA Pusat dan DIPA Provinsi
36
41. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lampiran 5
Surat Perjanjian Kerjasama
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor:
Antara
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.......................
KABUPATEN/KOTA..........................................
Dengan
KELOMPOK..............................................
Tentang
PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK PERTANIAN
Pada hari ini,........tanggal...........bulan.......tahun dua ribu
delapan bertempat di Kantor...........Jalan.........., kami yang
bertanda tangan di bawah ini :
1.
.................:
Pejabat
Pembuat
Komitmen
(PPK)..........................., dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)...........DIPA
Tahun
Anggaran
2011
No..............tanggal........yang
berkedudukan di jalan................yang untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
2. ...................: Ketua Kelompok..........................., dalam hal
ini
bertindak
untuk
dan
atas
nama
kelompok
..........................................yang
berkedudukan
di
Desa/Kelurahan...............Kecamatan....................Kabupaten/K
ota...................yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian
Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua
belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan Dana Bantuan
Sosial untuk Pertanian, dengan ketentuan sebagai berikut :
37
42. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Pasal 1
DASAR PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keputusan Presiden No.....Tahun....., tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Pedoman/Petunjuk Teknis tentang Kegiatan............ Tahun
Anggaran 2011 yang diterbitkan oleh Dirjen/Kepala
Badan.................., Kementerian Pertanian;
DIPA.........., Nomor :.............tanggal ........2011;
Peraturan Menteri Pertanian Nomor :.......tanggal........,
tentang Penyaluran Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian
Tahun Anggaran 2011;
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor :
SE....tanggal....,tentang Penyediaan dan Pencairan Dana
Bantuan Sosial untuk Pertanian Tahun Anggaran 2011;
Surat Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas atau
pejabat yang ditunjuk....., Nomor......tanggal..........tentang
Penetapan Kelompok Sasaran.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan
Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian tersebut sesuai dengan
Rencana Usaha Kelompok (dirinci sesuai dengan bidang usaha
kelompok masing-masing sebagaimana terlampir).
38
43. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Pasal 3
SUMBER DAN JUMLAH DANA
Sumber dan jumlah Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian yang
diterima oleh PIHAK KEDUA adalah :
1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian
Pelaksanaan
Anggaran
(DIPA).........Nomor
:............tanggal.........
2. Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar
Rp...................(dengan huruf).
Pasal 4
PEMBAYARAN
Pembayaran Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian dimaksud
pada pasal 3 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah
perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui
Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA
kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara..................,
dengan
cara
pembayaran
langsung
ke
rekening
petani................Desa/Kelurahan................Kecamatan............
.....Kabupaten/Kota.................pada Bank..........................No.
Rek :.........................
Pasal 5
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan
Dana Bantuan Sosial kapada petani sesuai dengan pasal 2,
maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut
seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan
surat perjanjian kerjasama batal.
39
44. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Pasal 6
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian
kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah
untuk memperoleh mufakat;
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu
penyelesaian, maka kedua belah pihak menyerahkan
perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri..........., sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai
kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah pihak.
Pasal 7
FORCE MAJEURE
1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal
yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga tertundanya
pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PPK/KPA dengan
tembusan kepada Tim Teknis dalam waktu 4 X 24 jam
kepada PIHAK PERTAMA;
2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 7
ayat (1) adalah :
a.
b.
c.
Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir
besar, kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian
PIHAK KEDUA;
Peperangan;
Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
40
45. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Pasal 8
LAIN – LAIN
1. Bea meterai yang timbul karena pembuatan surat perjanjian
kerjasama ini menjadi beban PIHAK KEDUA;
2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama
ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama;
3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku
kecuali terlebih dahulu harus dengan persetujuan kedua belah
pihak.
Pasal 9
PENUTUP
Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah
pihak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa
adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang
kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA
Ketua Kelompok
Pejabat Pembuat Komitmen
...........................
Kabupaten/Kota...................
Meterai
Rp. 6.000
.......................................
......................................
NIP.
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
Kuasa Pengguna Anggaran
Kabupaten/Kota.................
.........................................................
NIP.
*) Format Surat Perjanjian Kerjasama ini dapat disesuaikan untuk
kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi
41
46. Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai
Lampiran 6
BERITA ACARA
PENERIMAAN DANA BANTUAN SOSIAL SL-PTT
KEDELAI TAHUN 2012
Nama Kelompoktani
Alamat
Kecamatan
Desa
No
:
:
:
:
Nama Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dst
Jumlah Dana
yang Diterima
( RP )
Tanda Tangan
Jumlah
Mengetahui,
PPL/KCD/Petugas Pertanian
Kabupaten/Kota
…………...…………... 2012
Ketua Kelompok tani
Nama
NIP
Nama
Keterangan : *) Coret salah satu yang tidak perlu
42