Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Paradigma ilmu pendidikan
1. DIAH AYU ROSALIA TUNGGA DEWI
17060484006
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2. PRAKSIS PENDIDIKAN DENGAN:
ILMU PENDIDIKAN
(PEDAGOGIK)
•JENJANG
PENDIDIKA
N
•JALUR
PENDIDIKA
N
•JENIS
PENDIDIKA
N
•STRATE
GI
•PESERTA
DIDIK
•LAINNY
A
DISIPLIN
ILMU–
ILMU
LAIN
•MIPA
•IPS
•BSS
•OK
•TK
•EB
•DSB
PENDIDIKA
N DISIPLIN
ILMU
•PMIPA
•PIPS
•PPBS
•POK
•PTK
•PEB
•DSB
ILMU
PENDIDIKAN
TEORITIS
•FILSAFAT
•TEORI
•PEDAGOGI
•SEJARAH
•KOMPARATIF
•EKSPERIMENTAL
•DSB
ILMU
PENDIDIKA
NPRAKTIS
•KURTEK
•AD. PEN
•PPB/BK
•PLS
•PLB/PKST
•PGSD
•PGTK/PAUD
•DSB
DISIPLIN
ILMU LAIN
YANG
RELEVAN
•PSIKOLOGI
•SOSIOLOGI
•ANTROPOLO
GI
•
MATEMATIKA
•ICT
•DSB
FILSAFAT (PEND)
F
I
L
S
A
F
A
T
H
I
D
U
P
F
I
L
S
A
F
A
T
H
I
D
U
P
AGAMA
Sunaryo Kartadinata melengkapi model Abin Syamsuddin( 2012) dan Platform UPI (2005)
4. KONDISI APA ADANYA?
•Potensi
•Konteks kultural
•Sistem keyakinan
KONDISI BAGAIMANA
SEHARUSNYA?
PROSES.....
dan PEMBAGIAN
TANGGUNG JAWAB
DALAM HAL APA DAN BAGAIMANA
PERUBAHAN PERILAKU PESERTA
DIDIK TERJADI DAN DIPELAJARI
APA PERAN
PENDIDIK
ASESMENDANRISET
HAKIKAT MANUSIA
TUJUAN
ONTOLOGI
EPISTEMOLO
GI
AKSIOLOGI
TOOLS
5. GLOBAL SOCIETY
MULTICULTURALISM
(GLOBAL) CITIZENSHIP
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
CREATIVE CULTURE AND INNOVATION
KONDISI BAGAIMANA
SEHARUSNYA?
TUJUAN
HIHGER EDUCATION CURRICULUM
NEW PEDAGOGICAL APPROACH
INCLUSION
POTENCY BASED
GLOBAL MORALITY AND RELIGIOUS
POST POSITIVISM
HUMAN WELL- BEING
PEACE AND HARMONY
IDENTITY POLITICS…, NATION PEDAGOGIC
FILSAFATPENDIDIKAN
6. LANDASAN NORMATIF PENDIDIKAN Pasal 1 (1) UU No. 20/2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memilki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri,
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak mulia,
serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
NILAI ABADI DAN HAKIKI
PILIHAN, KEPUTUSAN DAN TANGGUNG
JAWAB
WARGA NEGARA, JATI DIRI KULTURAL , DAYA
ADAPTASI
PILIHAN DAN TINDAKAN TANGKAS DLM KONTEKS
DAN MAKNA
PERILAKU BAIK DAN BENAR; UNIVERSAL -LOKAL
PNGUASAAN IPTEK & KECAKAPAN BERPIKIR
TINGGI
KEMASLAHATAN MANUSIA
7. BERTUJUAN UNTUK
BERKEMBANGNYA POTENSI
PESERTA DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG
DALAM RANGKA
MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA
BERFUNGSI UNTUK MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN DAN MEMBENTUK WATAK SERTA
PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT
BERIMAN DAN
BERTAKWA KPD
TYME, BERAHLAK
MULIA, SEHAT,
BERILMU, CAKAP,
KREATIF, MANDIRI,
MENJADI WARGA
NEGARA YANG
DEMOKRATIS
SERTA
BERTANGGUNG
JAWAB
FUNGSI DAN TUJUAN
PENDIDIKAN NASIONAL
Pasal 3, UU No. 20/2003
TUJUAN
INDIVIDUAL
TUJUAN
KOLEKTIF
TUJUAN
EKSISTENSIAL
BERDASAR KEPADA PANCASILA DAN UUD 45
TUJUAN UTUH PENDIDIKAN NASIONAL
9. menuntun bangsa ke jalan nilai-nilai moral dan
spiritual, mendidik warga negara bertanggung jawab
atas kemaslahatan masyarakat, dunia, dan lingkungan
alamnya
mewujudkan warisan nilai-nilai keadilan, demokrasi,
keharmonisan, kesehatan lingkungan dan pewarisan
nilai-nilai kultural yang akan menjadikan ilmu
pengetahuan dan teknologi membawa kesuksesan dan
kemaslahatan bagi kehidupan bangsa
10. tanggung jawab moral perguruan tiggi … memperkuat
nilai-nilai para pakar untuk berperan sebagai hati
nurani bangsa di dalam membangun generasi muda
dan melahirkan kemaslahatan sosial
membangun mind set damai yang tumbuh (growing
peacefull mindset) dan bukan mind set yang pasti
(fixed mind set) agar manusia yang dilahirkan dari
pendidikan memiliki kepakaran tinggi yang bermuatan
hati nurani yang akan menjadi penentu kesuksesan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membuahkan
kemaslahatan bagi umat manusia di dunia ini
11.
12. MEMBANGUN
KATA HATI BANGSA
SEIRING DENGAN PENGEMB:
•KEPAKARAN
•KERJA KERAS HIRAU MUTU
•DEMOKRATIS
•KEJUJURAN
•KEUNIKAN INDIVIDU
•KEUNIKAN KELOMPOK
•DI DALAM KERAGAMAN
KULTUR
•KESADARAN KULTURAL
•KOMUNIKASI KULTURAL
•KECAKAPAN MENJADIKAN
HIDUP LEBIH BAIK
•MENEMPATKAN HATI DAN
PIKIRAN UNTUK
KESEHATAN EMOSIONAL
DAN SPIRITUAL
•DIDUKUNG DG KECUKUPAN
MATERIAL UNTUK
KELANGSUNGAN HIDUP
•KECERDASAN BANGSA
BUKAN AGREGAT KECERDASAN
INDIVIDUAL
•ADA PEREKAT KECERDASAN,
YAITU PEREKAT KULTURAL
•HARUS DIBANGUN
KECERDASAN KULTURAL
CINTATANAHAIR
KESEJAHTERAANUMUMKECERDASANBANGSA
PERDAMAIAN
13. SUKSES PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG
PENDIDIKAN DAPAT DICAPAI JIKA TELAH
MENCAPAI TITIK KESEIMBANGAN…
Memperkokoh kedaulatan negara (inward
looking)
Memperkuat daya saing bangsa (outward
looking)
14.
15. mindset bangsa adalah mindset kolektif dan bukan
agregasi mindset perorangan
diikat oleh perekat kultural yang disebut dengan
kesadaran dan kecerdasan kultural
dikembangkan sebagai nilai kultural dan karakter
bangsa yang bisa diwariskan kepada generasi penerus
menjadi kekuatan bagi pengembangan dan
keberhasilan bisnis untuk mewujudkan kesejahteraan
dalam bingkai kekokohan karakter bangsa dan
kedamaian
18. Esensi kreativitas dan inovasi
Ragam budaya sebagai potensi
mengembangkan keunikan
Local living values (nilai lokal yang
hidup)
Kepemimpinan yang terlibat dengan
hati dan pikiran yang dipimpinnya
untuk mewujudkan perbaikan hidup
BUDAYA KREATIF
19. Culture of Group
•Culture and Nationality
•Culture and Ethnicity
•Culture and Gender
•Culture and Disability
•Culture and Health
•Culture and Sexual
orientation
Basic or Core Values
(Psychological Content)
•Embededness
•Hierachy
•Mastery
•Intl’tual autonomy
•Affective autonomy
•Egalitarianism
•Harmony
Science and Tech.
KELUARGA
MASYARAKAT
LOKAL
BANGSA
NASIONAL
MASYARAKAT ANTAR BANGSA
GLOBAL
ETNOSENTRIK KOSMOPOLIT
MASYARAKAT INDONESIA MASA DEPAN
PENDIDIKAN ALIH GENERASI
KULTUR SEBAGAI PROSES DAN PRODUK
20. • WAYS OF THINKING
• CREATIVITY AND
INNOVATION
• CRITICAL THINKING;
PROBLEM SOLVING;
DECISION MAKING
• LEARNING TO LEARN;
METACOGNITION
• WAYS OF WORKING
• COMMUNICATION
• COLLABORATION
• TOOLS OF WORKING
• INFORMATION LITERACY
• ICT LITERACY
• LIVING IN THE WORLD
• CITIZENSHIP (LOCAL AND
GLOBAL)
• LIFE AND CAREER
• PERSONAL AND SOCIAL
RESPONSIBILITY; CULTURAL
AWARENES AND
Ditegaskan dalam Pasal 3 UU Sisdiknas bahwa fungsi pendidikan nasional adalah untuk membangun kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Makna yang terkandung adalah, watak dan peradaban bangsa menjadi tujuan eksistensial pendidikan, yang melandasi pencerdasan kehidupan bangsa sebagai tujuan kolektif, melalui pengembangan potensi peserta didik sebagai tujuan individual. Tiga tataran tujuan ini harus dicapai secara utuh melalui proses pendidikan dalam berbagai jalur dan jenjang.
Persoalaan terletak dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yang masih mengandung ketimpangan dan memerlukan pengutuhan dan penyeimbangan antara pencapaian tujuan-tujuan individual dengan proses pencapaian tujuan kolektif dan proses pencapaian tujuan eksistensial, yang harus dibangun secara kokoh. Dalam jangka panjang pencapaian tujuan individual yang tidak diimbangi dengan strategi pencapaian tujuan kolektif dan eksistensial amat berbahaya karena bisa menghasilkan manusia pinter tapi egoistik dan tidak peduli terhadap kehidupan bangsa. Tujuan eksistensial dan tujuan kolektif bukanlah sebuah agregasi dari tujuan-tujuan individual, sebagai prestasi yang diukur melalui ujian, melainkan ada perekat kultural yang harus dikembangkan, diperkuat, dan diubah serta diperbaiki melalui upaya pendidikan.
Strategi upaya yang harus dikembangkan adalah memulihkan keutuhan proses pembelajaran yang mendidik sebagai wahana pengembangan kehidupan demokratis, karakter dan kemandirian sebagai soft skills, serta penguasaan sains, teknologi, dan seni sebagai hards skills. Pemulihan pembelajaran yang mendidik ini memerlukan revitalisasi manajemen nasional pendidikan yang mampu merevitalisasi mind set dan profesionalisme pendidik dan para pemimpin pendidikan.
fungsi pendidikan nasional adalah untuk membangun kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Makna yang terkandung adalah, watak dan peradaban bangsa menjadi tujuan eksistensial pendidikan, yang melandasi pencerdasan kehidupan bangsa sebagai tujuan kolektif, melalui pengembangan potensi peserta didik sebagai tujuan individual. Tiga tataran tujuan ini harus dicapai secara utuh melalui proses pendidikan dalam berbagai jalur dan jenjang.
Persoalaan terletak dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yang masih mengandung ketimpangan dan memerlukan pengutuhan dan penyeimbangan antara pencapaian tujuan-tujuan individual dengan proses pencapaian tujuan kolektif dan proses pencapaian tujuan eksistensial, yang harus dibangun secara kokoh. Dalam jangka panjang pencapaian tujuan individual yang tidak diimbangi dengan strategi pencapaian tujuan kolektif dan eksistensial amat berbahaya karena bisa menghasilkan manusia pinter tapi egoistik dan tidak peduli terhadap kehidupan bangsa. Tujuan eksistensial dan tujuan kolektif bukanlah sebuah agregasi dari tujuan-tujuan individual, sebagai prestasi yang diukur melalui ujian, melainkan ada perekat kultural yang harus dikembangkan, diperkuat, dan diubah serta diperbaiki melalui upaya pendidikan.
Strategi upaya yang harus dikembangkan adalah memulihkan keutuhan proses pembelajaran yang mendidik sebagai wahana pengembangan kehidupan demokratis, karakter dan kemandirian sebagai soft skills, serta penguasaan sains, teknologi, dan seni sebagai hards skills. Pemulihan pembelajaran yang mendidik ini memerlukan revitalisasi manajemen nasional pendidikan yang mampu merevitalisasi mind set dan profesionalisme pendidik dan para pemimpin pendidikan.
Mental model menekankan kepada perubahan perilaku manusia baik secara individual maupun kelompok, membangun mind set kolektif sebagai masyarakat dan bangsa. Kapital lain seperti infrastuktur dan finansial adalah hal yang penting yang harus kokoh, sementara sustainability, comparative dan competitive advantage dibangun dengan pengembangan kapitasl sosial.
Kapital kelembagaan seperti efisiensi pemerintahan, proteksi kekayaan baik yang tampak maupun tidak tampak, kekuatan bisnis, tenaga kerja dan remunerasi
Kapital sumber daya pengetahuan, seperti hak paten, pengembangan kapasistas perguruan tinggi dan think tank
Kapital sumber daya manusia, yang diwujudkan dalam keterampilan, wawasan, dan kecakapan
Kapital kultural, yang tidak semata-mata dalam bentuk musik, bahasa, dan tradisi melainkan dalam bentuk sikap dan nilai-nilai yang berorientasi inovasi. Dalam pengembangan kapital kultural perlu ada proses perubahan, perbaikan, dan bahkan terapi kultural sehingga terbentuk mind set inovatif.
Mind set bangsa adalah mind set kolektif dan bukan agregasi mind set perorangan. Mind set bangsa harus diikat oleh perekat kultural yang disebut dengan kesadaran dan kecerdasan kultural; dibangun dan dikembangkan sebagai nilai kultural dan karakter bangsa yang bisa diwariskan kepada generasi penerus melalui proses pendidikan secara utuh, dan menjadi kekuatan bagi pengembangan dan keberhasilan bisnis untuk mewujudkan kesejahteraan dan bingkai kekokohan karakter bangsa untuk mewujudkan perdamaian.