Dokumen tersebut merangkum dua model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD (Student Team Achievement Division). Model Jigsaw melibatkan siswa belajar secara kelompok dengan membagi tugas pembelajaran, sedangkan model STAD membentuk kelompok heterogen dan mengukur pencapaian kelompok berdasarkan hasil tes individu.
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw melibatkan siswa menjadi ahli dalam subtopik dan mengajarkannya kepada teman lain, dengan tujuan meningkatkan hasil belajar akademik dan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran Jigsaw terdiri atas beberapa fase seperti membaca, diskusi kelompok ahli, presentasi kelompok asal, tes individu, dan penghargaan kelompok. Model ini memiliki kelebihan seperti membangun tangg
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifZuha Farhana
Dokumen tersebut merupakan resume model pembelajaran kooperatif yang menjelaskan beberapa jenis model pembelajaran kooperatif seperti TAI, STAD, Jigsaw, dan CIRC beserta penjelasan singkat tentang cara kerja masing-masing model.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pembelajaran kooperatif seperti STAD, Jigsaw, Struktural, Group Investigation (GI), Number Head Together (NHT), dan Think-Pair-Share (TPS). Model-model tersebut dirancang untuk meningkatkan interaksi dan kerja sama antar peserta didik dalam kelompok kecil secara kooperatif.
Kebidanan adalah bidang ilmu yang mempelajari persiapan kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui serta memberikan dukungan kepada perempuan dan keluarganya. Bidan adalah tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan berwenang memberikan pelayanan kebidanan secara mandiri, bekerja sama, atau merujuk.
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN Youssii Ajaahh
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai model pembelajaran kooperatif seperti Jigsaw, NHT, STAD, TAI, Think-Pair-Share, Picture and Picture, Problem Posing, Problem Solving, TGT, CIRC, Learning Cycle, Cooperative Script, make a match, Group Investigation. Secara garis besar, model-model tersebut melibatkan siswa belajar secara berkelompok untuk saling berbagi pengetahuan dan memecahkan masalah.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode pembelajaran yaitu metode demonstrasi, ceramah, unit teaching, kerja lapangan, dan kerja kelompok. Setiap metode dijelaskan pengertian, kelebihan, kelemahan, dan langkah pelaksanaannya. Metode-metode tersebut memberikan alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara efektif.
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw melibatkan siswa menjadi ahli dalam subtopik dan mengajarkannya kepada teman lain, dengan tujuan meningkatkan hasil belajar akademik dan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran Jigsaw terdiri atas beberapa fase seperti membaca, diskusi kelompok ahli, presentasi kelompok asal, tes individu, dan penghargaan kelompok. Model ini memiliki kelebihan seperti membangun tangg
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifZuha Farhana
Dokumen tersebut merupakan resume model pembelajaran kooperatif yang menjelaskan beberapa jenis model pembelajaran kooperatif seperti TAI, STAD, Jigsaw, dan CIRC beserta penjelasan singkat tentang cara kerja masing-masing model.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pembelajaran kooperatif seperti STAD, Jigsaw, Struktural, Group Investigation (GI), Number Head Together (NHT), dan Think-Pair-Share (TPS). Model-model tersebut dirancang untuk meningkatkan interaksi dan kerja sama antar peserta didik dalam kelompok kecil secara kooperatif.
Kebidanan adalah bidang ilmu yang mempelajari persiapan kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui serta memberikan dukungan kepada perempuan dan keluarganya. Bidan adalah tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan berwenang memberikan pelayanan kebidanan secara mandiri, bekerja sama, atau merujuk.
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN Youssii Ajaahh
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai model pembelajaran kooperatif seperti Jigsaw, NHT, STAD, TAI, Think-Pair-Share, Picture and Picture, Problem Posing, Problem Solving, TGT, CIRC, Learning Cycle, Cooperative Script, make a match, Group Investigation. Secara garis besar, model-model tersebut melibatkan siswa belajar secara berkelompok untuk saling berbagi pengetahuan dan memecahkan masalah.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode pembelajaran yaitu metode demonstrasi, ceramah, unit teaching, kerja lapangan, dan kerja kelompok. Setiap metode dijelaskan pengertian, kelebihan, kelemahan, dan langkah pelaksanaannya. Metode-metode tersebut memberikan alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara efektif.
Dokumen tersebut membahas metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis individu, penilaian kenaikan individu, dan penghargaan kelompok. Metode ini bertujuan untuk mendorong siswa saling membantu agar bisa belajar bersama-sama.
Dokumen tersebut membahas pengertian pendekatan, strategi, metode, dan model dalam pembelajaran. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah:
1) Pendekatan adalah cara guru mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, seperti CBSA dan kontekstual.
2) Strategi merupakan pengaturan guru dalam memberikan materi kepada siswa untuk memotivasi partisipasi.
3) Metode pembelajaran adalah cara men
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Model ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dan pemahaman konsep, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Metode-metode pembelajaran terbaru yang disebutkan dalam dokumen tersebut meliputi Lesson Study, Examples Non Examples, dan Picture and Picture. Ketiga metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi kelompok, pengamatan gambar, dan pengurutan gambar secara logis.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas dua model pembelajaran kooperatif yaitu STAD dan Jigsaw. Model STAD menekankan pada kerja sama antar siswa untuk saling membantu memahami materi, sedangkan model Jigsaw membagi tugas belajar kepada kelompok untuk diajarkan kembali ke kelompok asal. Kedua model tersebut dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran secara kooperat
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match untuk pembelajaran matematika. Model ini melatih siswa bekerja sama dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar melalui kegiatan mencari pasangan soal dan jawaban dalam suasana menyenangkan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dan motivasi belajar melalui aktivitas kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengajarkan keterampilan akademik dan sosial secara bersamaan. Model ini membantu siswa belajar materi pelajaran dari dasar hingga pemecahan masalah yang kompleks secara berkelompok. Terdapat beberapa tipe pembelajaran kooperatif seperti STAD, TGT, dan Jigsaw yang masing-masing memiliki sintaks tersendiri.
Makalah ini membahas model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mata pelajaran matematika. Model ini melibatkan siswa belajar dalam kelompok kecil dengan kemampuan beragam sambil saling membantu untuk memahami konsep-konsep matematika. Guru akan menyajikan materi, kemudian siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok untuk memastikan semua anggota menguasai materi tersebut sebelum diuji secara
Model TGT (Teams game tournament) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan permainan akademik kelompok dan kompetisi antar kelompok dalam bentuk turnamen."
makalah ini kami akan menyampaikan beberapa model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 2. Model NHT melibatkan siswa dalam kelompok kecil untuk menjawab pertanyaan guru secara acak untuk mengecek pemahaman materi. 3. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran dan model kooperatif dapat
Dokumen tersebut membahas metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis individu, penilaian kenaikan individu, dan penghargaan kelompok. Metode ini bertujuan untuk mendorong siswa saling membantu agar bisa belajar bersama-sama.
Dokumen tersebut membahas pengertian pendekatan, strategi, metode, dan model dalam pembelajaran. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah:
1) Pendekatan adalah cara guru mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, seperti CBSA dan kontekstual.
2) Strategi merupakan pengaturan guru dalam memberikan materi kepada siswa untuk memotivasi partisipasi.
3) Metode pembelajaran adalah cara men
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Model ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dan pemahaman konsep, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Metode-metode pembelajaran terbaru yang disebutkan dalam dokumen tersebut meliputi Lesson Study, Examples Non Examples, dan Picture and Picture. Ketiga metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi kelompok, pengamatan gambar, dan pengurutan gambar secara logis.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas dua model pembelajaran kooperatif yaitu STAD dan Jigsaw. Model STAD menekankan pada kerja sama antar siswa untuk saling membantu memahami materi, sedangkan model Jigsaw membagi tugas belajar kepada kelompok untuk diajarkan kembali ke kelompok asal. Kedua model tersebut dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran secara kooperat
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match untuk pembelajaran matematika. Model ini melatih siswa bekerja sama dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar melalui kegiatan mencari pasangan soal dan jawaban dalam suasana menyenangkan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dan motivasi belajar melalui aktivitas kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengajarkan keterampilan akademik dan sosial secara bersamaan. Model ini membantu siswa belajar materi pelajaran dari dasar hingga pemecahan masalah yang kompleks secara berkelompok. Terdapat beberapa tipe pembelajaran kooperatif seperti STAD, TGT, dan Jigsaw yang masing-masing memiliki sintaks tersendiri.
Makalah ini membahas model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mata pelajaran matematika. Model ini melibatkan siswa belajar dalam kelompok kecil dengan kemampuan beragam sambil saling membantu untuk memahami konsep-konsep matematika. Guru akan menyajikan materi, kemudian siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok untuk memastikan semua anggota menguasai materi tersebut sebelum diuji secara
Model TGT (Teams game tournament) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan permainan akademik kelompok dan kompetisi antar kelompok dalam bentuk turnamen."
makalah ini kami akan menyampaikan beberapa model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 2. Model NHT melibatkan siswa dalam kelompok kecil untuk menjawab pertanyaan guru secara acak untuk mengecek pemahaman materi. 3. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran dan model kooperatif dapat
Model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah model pembelajaran kelompok dimana siswa dibagi menjadi kelompok asal dan kelompok ahli untuk belajar secara kolaboratif. Siswa belajar materi tertentu di kelompok ahli lalu mengajarkannya ke kelompok asal, sehingga setiap siswa bertanggung jawab atas bagian materi dan saling bergantung untuk pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran kooperatif, termasuk definisi, tujuan, karakteristik, tipe-tipe pendekatan, penerapan, dan keunggulan serta kelemahan dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk memaksimalkan pengetahuan mereka. Terdapat berbagai pendekatan seperti STAD, TGT, Jigsaw
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxDaimmurahman
Strategi pembentukan tim meliputi beberapa metode seperti metode perburuan, gabungan dua kekuatan, market place activity, dan team based learning. Metode-metode tersebut memiliki kelebihan seperti meningkatkan interaksi dan kerjasama, namun juga memiliki kekurangan seperti menimbulkan keramaian dan membutuhkan persiapan yang matang. Evaluasi penting untuk mengoptimalkan penerapan metode-metode tersebut.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melibatkan siswa belajar secara berkelompok dengan membentuk kelompok asal dan kelompok ahli dimana setiap siswa menjadi pakar tentang subtopik tertentu dan mengajarkannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Tujuan utama model ini adalah meningkatkan hasil belajar, menerima perbedaan, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang metode pembelajaran kooperatif jigsaw. Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan mampu meningkatkan kerja sama tim, penguasaan pengetahuan, serta motivasi belajar siswa. Metode ini melibatkan pembentukan kelompok asal dan ahli dimana siswa belajar secara kolaboratif dan saling mengajarkan teman satu kelompoknya.
Dokumen tersebut merangkum tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 9 Lawa untuk menangani rendahnya capaian nilai rata-rata siswa dalam IPS.
Dokumen tersebut membahas tentang strategi pembelajaran kooperatif (SPK) di sekolah dasar. SPK adalah model pembelajaran kelompok kecil heterogen yang bertujuan meningkatkan hasil belajar, penerimaan perbedaan, dan keterampilan sosial siswa. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, ciri-ciri, karakteristik, unsur-unsur, peran guru dan siswa, teknik, tipe, serta kelebihan dan kele
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk belajar dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti STAD, TGT, dan Jigsaw yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu dalam pelaksanaannya. Model ini bertujuan untuk memotivasi siswa saling belajar dan menghargai kerja sama.
1. Dokumen tersebut membahas beberapa model pembelajaran kolaboratif, kooperatif, quantum, dan tematik beserta prinsip, manfaat, dan penerapannya.
2. Terdapat juga penjelasan tentang prosedur pembelajaran mulai dari pra pembelajaran, awal, inti, akhir, hingga tindak lanjut pembelajaran.
3. Metode penyampaian materi dibedakan menjadi klasikal, kelompok, dan perorangan.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Paper
1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MODEL-MODELPEMBELAJARAN
PAPER
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu : Depi Ardian Nugraha,M.Pd
.
Disusun Oleh :
ZULFATUL KAROMAH 152151073
Kelas 2015-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
2. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
A. Definisi
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain
dalam kelompoknya.
B. Hakikat
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins
(Arends, 2001:78). Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh
Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif..
C. Langkah-langkah
Sementara prosedur pembelajaran dengan strategi jigsaw
menurut Malvin (2004: 193-194) adalah :
1) Pilihlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa
bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang
beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan siswa
untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran).
2) Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah
siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai
kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang
terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi
materi pelajaran menjadi tiga segmen atau bagian. Anda
mungkin selanjutnya dapat membetuk kuartet (kelompok empat
anggota) dengan memberikan segmen 1, 2 atau 3 kepada tiap
kelompok. Kemudian perintahkan tiap “kelompok belajar”
untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang
mereka terima terlebeih dahulu.
3) Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok
“belajar ala jigsaw,”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan
tiap “kelompok belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja
diberikan, anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai 1, 2, 3
dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan
jumlah yang sama. Hasilnya adalah kelompok trio. Dalam
masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah mempelajari
segmen 1, segmen 2 dan segmen 3.
3. 4) Perintahkan anggotan kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu
sama lain apa yang telah mereka pelajari.
5) Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka
membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan
pemahaman yang akurat
D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional,
model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah
ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada
rekan-rekannya
2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang
lebih singkat
3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif
dalam berbicara dan berpendapat.
4) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah,
menerapkan bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa
yang lebih tinggi dan memperbaiki kehadiran
5) Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi
belajar
6) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
7) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan kelompok lain
8) Setiap siswa saling mengisi satu sama lain (Arends, 2001:23).
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan
dan kelemahannya yaitu :
1) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan
cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi
masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya
diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok
menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli.
Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
2) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah
akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila
ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru
harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor
kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat
tersampaikan secara akurat.
3) Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
4. 4) Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan
suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas
tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
5) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk
mengikuti proses pembelajaran.
6) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan
ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu
merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh
waktu dan persiapan (Arends, 2001:25)
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division)
A. Definisi Team Achievement Divisions (STAD)
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Model
Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative
Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal..
B. Hakikat Team Achievement Divisions (STAD)
Students Team – Achievment Divisions (STAD) dikembangkan
oleh Robert E. Slavin dari Johns Hopkins University Berinduk pada
kajian beberapa metode yang ia namakan Students Team Learning
(STL) tahun 1980-an.
C. Langkah-langkah Team Achievement Divisions (STAD)
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran
kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
a. Persiapan STAD
1) Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD
dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara
kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat
lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok
kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang
heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang
terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar
belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa
memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih
5. teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam
menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut
(Maidiyah, 1998:7-8):
a) Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar
akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja
yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut.
Salah satu informasi yang baik adalah skor tes.
b) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.Untuk
menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah
banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak
bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok
yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang
beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh
kelompok yang akan dibentuk.
c) Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah
kelompok- kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa
dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil
belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian
tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas
kurang lebih sama.
d) Mengisi lembar rangkuman kelompok
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada
lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil
kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang
dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD
dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.
Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada
semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran
kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama
kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok
untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling
mengenal antar anggota kelompok.
5) Jadwal Aktivitas
6. STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur,
yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok,
tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi
kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis,
aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah:
1) Pendahuluan
a) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan
mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu
siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki,
memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
b) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada
pembelajaran.
2) Pengembangan
a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari
pembelajaran.
b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa
mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok
masalahnya.
3) Praktek terkendali
a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab
pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh
guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri
untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama
penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa
mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru
memberikan umpan balik.
c. Kegiatan Kelompok
7. 1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya
menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa
teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam
lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua
anggota kelompok menguasai pelajaran.
c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila
seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam
memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-
peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan
yang dilakukan guru adalah:
a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman
sekelompoknya.
b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta
lembar jawabannya.
c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau
dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan
yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka
setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya
mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika
ada seorang teman yang belum memahami, teman
sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk
diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai
lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama
siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok
untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua
kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa
menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis
adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian
diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
1) Menghitung skor individu dan kelompok.
8. Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan
individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang
diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan
berdasarkan skor awal siswa.
2) Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan
skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh
poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan
kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa
pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari
kreativitas guru.
f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
D. Kelebihan dan kekurangan
Keuntungan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Linda
Lundgren dan Nur dalam Ibrahim adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kerja sama, kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
yang tinggi antar sesama anggota kelompok;
2. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas;
3. Meningkatkan harga diri dan dapat memperbaiki sikap ilmiah
terhadap matematika;
4. Memperbaiki kehadiran peserta didik;
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar;
6. Konflik pribadi menjadi berkurang;
7. Meningkatkan pemahaman pada materi pelajaran;
8. Apabila mendapat penghargaan, motivasi belajar peserta didik akan
menjadi lebih besar; dan
9. Hasil belajar lebih tinggi.
Menurut Ibrahim, kekurangan pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah sebagai berikut.
1. Apabila tidak ada kerja sama dalam satu kelompok dan belum bisa
menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain maka tugas
tidak bisa selesai pada waktu yang sudah ditentukan;
2. Apabila salah satu anggota berperilaku menyimpang akan
mempengaruhi dan mengganggu anggota kelompok lainnya;
3. Bila situasi kelas gaduh waktu pelaksanaan diskusi maka akan
mengganggu kelas lain;
4. Ketidakhadiran salah satu anggota dalam kelompok akan
mempengaruhi kinerja dalam kelompok tersebut;
9. 5. Apabila peserta didik tidak menggunakan waktu dalam diskusi
dengan baik maka kelompok tersebut tidak bisa menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya;
6. Peserta didik yang mencapai kinerja yang tinggi keberatan bila skor
disamakan dengan peserta didik yang kinerjanya rendah karena
menggunakan sistem skor perbaikan individual;
7. Beban kerja guru menjadi lebih banyak;
8. Jika aktivitas peserta didik dalam kelompok monoton maka motivasi
belajar peserta didik akan turun;
9. Apabila pemahaman materi dalam diskusi belum sempurna maka
hasil belajar akan menurun.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
A. Definisi
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang
lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,
mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang
akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
B. Hakikat
Model pembelajaran (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan
pada tahun 1993 dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para
siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1) Hasil belajar akademik stuktural : Bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2) Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan agar siswa dapat
menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar
belakang.
3) Pengembangan keterampilan social : Bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau
pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam
Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a) Pembentukan kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban antar kelompok
C. Langkah-langkah
10. Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim
(2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1) Persiapan.
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
2) Pembentukan kelompok.
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5orang
siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam
kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah
hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan
tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap
siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan
jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam
pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test)
sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan.
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus
memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa
dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh
guru.
4) Diskusi masalah.
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada
setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja
kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah
diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang
bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban.
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa
dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6) Memberi kesimpulan.
11. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai
berikut :
a) Menumbuhkembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama,
keaktifan dan tanggung jawab
b) Setiap siswa menjadi siap semua.
c) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
d) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
e) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.
2) Kelemahan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai
berikut :
a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
c) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga
dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang
lemah.
d) Waktu yang dibutuhkan banyak.
e) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk
yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
A. Definisi
Menurut Suprijono (Hizbullah,2011: 8) Snowball Throwing adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam
beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing
kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru
lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti
bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-
masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam
melaksanakan Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan
Suprijono (Hizbullah, 2011: 10) adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi pembelajaran.
12. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada teman kelompoknya.
4) Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.
6) Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan
kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7) Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri
pembelajaran yang diberikan.
8) Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman
muridakan materi pembelajaran.
9) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan
moral dan tugas di rumah.
C. Kelebihan dan kekurangan
Menurut Safitri (2011: 19) kelebihan model Snowball
Throwingantara lain :
1) Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan
bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan
pengetahuan.
2) Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang
materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena
murid mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara
khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan,
pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang
didiskusikan dalam kelompok.
3) Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan
pertanyaan kepada teman lain maupun guru.
4) Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
temannya dengan baik.
5) Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan
topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
6) Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada
temanmaupun guru.
7) Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan
pemecahan suatu masalah.
8) Murid akan memahami makna tanggung jawab.
13. 9) Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas
suku, sosial,budaya, bakat dan intelegensia.
10) Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan
kemampuannya
Selain itu, model ini juga memiliki kelemahan sebagaimana
yang dirumuskan oleh Suprijono (Hizbullah, 2011: 9) diantaranya:
1) Pengetahuan tidak luas hanya terkuat pada pengetahuan
sekitarmurid; dan
2) Kurang efektif digunakan untuk semua materi pelajaran
5. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
A. Definisi
Rusman (2012: 224) menjelaskan bahawa TGT adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
B. Hakikat
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-Tournament
(TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh
David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada Model ini siswa
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. (Trianto, 2010)
C. Langkah-langkah
Dalam kaitannya dengan pembelajaran kooperatif, menurut
Arends (Muslich, 2007: 230) terdapat enam sintaks atau tahapan (fase)
yang dapat dilakukan guru.
Adapun tahap-tahap (skenario) yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah: 1) Pembentukan kelompok,
2) Pemberian materi, 3) Belajar kelompok, 4) Turnamen, 5) Skor
Individu, 6) Skor Kelompok, dan 7) Penghargaan.
Fase Kegiatan Guru
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru
menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2) Menyajikan informasi. Guru menyampaikan informasi singkat
sebagai pendahuluan terkait dengan materi ajar.
3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelom-pok-kelompok belajar.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
permainan secara efektif dan efisien.
14. 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing
pembentukan kelompok-kelompok belajar pada saat mereka akan
melakukan permainan.
5) Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau hasil permainan kuis dari masing-masing
kelompok.
6) Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Sumber: Muslich (2007: 230).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam permainan
kelompok dalam bentuk kuis sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa ke dalam 6 (enam) kelompok, di mana tiap
kelompok terdiri dari lima orang yang bersifat heterogen.
2) Guru menyampaikan aturan-aturan yang terkait dengan permainan,
di antaranya: a) Siswa dalam kelompoknya masing-masing dapat
mendiskusikan siapa anggota kelompok yang ditugaskan
menjawab pertanyaan pada kartu kuis sesuai dengan tingkat
kemudahan/kesulitan pertanyaan. Hal ini menjadi aturan dalam
permainan agar semua anggota kelompok memiliki partisipasi
memberikan skor kepada kelompoknya agar dapat menjadi
pemenang, b) Anggota kelompok lain yang belum gilirannya
bermain untuk tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait
dengan pertanyaan kuis. Jika hal ini dilanggar maka kelompok
yang anggotanya melanggar diberi sanksi dalam bentuk
pengurangan skor, meskipun belum bermain.
3) Permainan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, guru meminta
masing-masing 1 anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 yang bertugas
sebagai pelaksana dan kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta
permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas membacakan soal dari
kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang bermain, 1 orang
bertugas mencatat skor yang diperoleh masing-masing kelompok
peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban dari
kartu kuis.
4) Untuk sesi kedua, guru meminta masing-masing 1 anggota dari
kelompok 1, 2, dan 3 yang bertugas sebagai pelaksana dan
kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta permainan. 1 orang dari
pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh
anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor
15. yang diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1
orang memegang kunci jawaban dari kartu kuis.
5) Pada permainan pertama, kartu kuis yang disediakan sebanyak 15
kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 1, 2, dan 3
sebagai peserta kuis, sedangkan untuk permainan kedua kartu kuis
yang disediakan juga 15 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari
kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta kuis.
6) Selama permainan berlangsung peneliti dan teman sejawat (guru)
yang ditugaskan untuk mengisi format observasi melakukan
pengamatan terhadap seluruh aktivitas siswa.
7) Setelah permainan sesi pertama selesai, siswa yang bertugas
mencatat skor permainan membacakan skor masing-masing
kelompok dan mengumumkan siapa pemenangnya.
8) Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian dan jaminan
nilai hasil belajar yang baik kepada kelompok pemenang,
sedangkan kelompok yang skor rendah diberi motivasi agar belajar
lebih giat lagi dan setiap anggota agar dapat menyerap informasi
sebanyak-banyaknya terkait dengan materi ajar agar memiliki
kontribusi terhadap kelompoknya.
D. Kelebihan dan kekurangan
Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament
(TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana
(2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari
pembelajaran TGT antara lain :
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6) Motivasi belajar lebih tinggi
7) Hasil belajar lebih baik
8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1) Bagi guru
a) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat
diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali
teliti dalam menentukan pembagian kelompok
16. b) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup
banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas
secara menyeluruh
2) Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa
dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk
mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan
baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar
dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang
lain.
6. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
A. Definisi
Model pembelajaran think talk write merupakan salah satu
model pengembangan pembelajaran inovatif (Suherman, 2009). Think
talk write merupakan model pembelajaran yang menekankan
pentingnya belajar efektif dan bermakna. Efektif berarti sesuai tujuan,
sedangkan bermakna berarti belajar tidak cukup dengan hanya
mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas
berpikir, berbicara, dan menulis (membaca, bertanya, menjawab,
berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi,
notulensi). Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Suherman (2009:
14) bahwa “model pembelajaran think talk write adalah model
pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan
(menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya
dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat
laporan hasil presentasi”.
B. Hakikat
Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker &
Laughlin. Pada dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses
berpikir, berbicara dan menulis. Tife pembelajaran Think-Talk-Write
(TTW) merupakan salah satu dari tife pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai dengan bagaimana
siswa memikirkan penyelesaian suatu tugas atau masalah, kemudian
diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui forum
diskusi, dan akhirnya melalui forum diskusi tersebut siswa dapat
menuliskan kembali hasil pemikirannya. Aktivitas berpikir, berbicara
dan menulis ini adalah salah satu bentuk aktivitas belajar mengajar yang
memberikan peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Tahapan-
tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan tipe ini
17. adalah berpikir (Think), berbicara (Talk), dan menulis (Write). Dalam
penelitian ini Think Talk write (TTW) akan digabungkan dengan
Problem Based learning (PBL).
C. Langkah-langkah
Untuk menerapkan model pembelajaran think talk write, menurut
Suherman (2009) langkah-langkah pembelajarannya (sintaksnya)
meliputi:
1) Menyiapkan bahan bacaan.
2) Membagi kelas ke dalam beberapa kelompok kecil heterogen.
3) Salah seorang murid dari masing-masing kelompoknya
membacakan bahan bacaan yang telah dibagikan oleh guru.
4) Anggota kelompok yang lain berpikir dengan menyimak,
mengkritisi, dan memberikan alternative solusi terhadap
munculnya dilema atau masalah pada bahan bacaan.
5) Hasil bacaan selanjutnya dikomunikasikan dengan presentasi
masing-masing kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi.
6) Membuat laporan hasil presentasi dan diskusi.
D. Kelebihan dan kekurangan
Menurut Suyatno (2009: 25) kelebihan-kelebihan model
pembelajaran TTW diantaranya sebagai berikut
1) Model TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa
menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau
mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa
saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan
membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
2) Model pembelajaran TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan
hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa
akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk
mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.
Selain kelebihan di atas model pembelajaran think-talk-write
menurut Suyatno (2009: 52) memiliki kekurangan-kekurangan
diantaranya sebagai berikut.
1) Model TTW adalah model pembelajaran baru di sekolah sehingga
siswa belum terbiasa belajar dengan langkah-langkah pada model
TTW oleh karena itu cenderung kaku dan pasif.
2) Kesulitan dalam mengembangkan lingkungan social siswa.
7. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ( TSTS )
a) Definisi
18. Menurut Lie model pembelajaran two stay two stray (Dua
Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya,
kemudian dua siswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua
anggota kelompok lain yang tinggal. Dalam model pembelajaran two
stay two stray (Dua Tinggal Dua Tamu), siswa dituntut untuk memiliki
tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
b) Hakikat
Model pembelajaran two stay two stray ( TSTS ) dikembangkan
oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model ini dapat digunakan pada
semua materi pelajaran dan tingkatan usia siswa. Struktur dua tinggal
dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan
cara saling mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi
informasi.
c) Langkah-langkah
Menurut Lie (2002), langkah-langkah model pembelajaran yang
dilakukan dengan model two stay two stray yaitu:
1) Siswa bekerja dalam kelompok berempat seperti biasa.
2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing diantara dua
kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing
bertamu ke dua kelompok yang lain.
3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi kepada tamu mereka.
4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5) Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
d) Kelebihan dan kekurangan
Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan
kelebihan. Menurut Eko kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran
two stay two stay adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan model pembelajaran two stay two stray
o Pembelajaran akan lebih bermakna.
o Pembelajaran berpusat pada siswa.
o Siswa akan lebih aktif.
o Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya.
o Meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
o Dapat meningkatkan minat siswa.
2) Kelemahan model pembelajaran two stay two stray
o Memperlukan waktu yang lama.
19. o Membutuhkan banyak persiapan.
o Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar
maka ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam
kelompok.
8. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share)
A. Definisi
Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan pembelajaran
kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan
saling membantu dengan teman yang lain.
B. Hakikat
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya
di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997),menyatakan
bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
C. Langkah-langkah
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks:
Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan
siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku
(think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor
perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
D. Kelebihan dan kekurangan
1. Kelebihan model pembelajaran koperatif tipe TPS menurut Hartina
(2008:12) antara lain sebagai berikut:
a) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan
pertanyaan-pertnyaan mengenai materi yang diajarkan karena
secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang
diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk
memikirkan materi yang diajarkan.
b) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar
pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan
kesepakatan dalam memecahkan masalah.
c) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya
terdiri dari 2 orang.
d) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada
menyebar.
e) Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa
dalam proses pembelajaran.
20. 2) Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dikemukakan oleh Hartinah (2008:12) adalah sangat sulit
diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah
dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang
terbentuk banyak.
9. Model pembelajaran Treffinger
A. Definisi
Model pembelajaran Treffinger adalah pembelajaran kreatif
dengan basis kematangan dan pengetahuan siap.
B. Hakikat
Model pembelajaran treffinger diperkenalkan oleh Donald J
Treffinger pada tahun 1986. Model treffinger ini juga dikenal dengan
Creative Problem Solving, kedua sama-sama berupaya untuk mengajak
siswa berpikir kreatif dalam menghadapi masalah, namun sintak yang
diterapkan antara Osborn dan Treffinger sedikit berbeda satu sama lain
C. Langkah-langkah
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan
pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urutan ide-penguatan,
penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif
dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-
kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan model ini juga memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
a) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
b) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan
lain-lain), pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu
yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar
dari guru atau dari buku-buku saja.
c) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
d) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
e) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk
secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
21. 2) Menurut Huda (2013: 320) kelemahan dari menerapkan model
treffinger antara lain:
a) Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam
menghadapi masalah.
b) Ketidaksiapan siswa untuk menghadapi masalah baru yang
dijumpai di lapangan.
c) Model ini mungkin tidak terapkan untuk siswa taman
kanakkanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar.
d) Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan
siswa melakukan tahp-tahap di atas.
10. Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping
A. Definisi
Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi
pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind mapping).
B. Hakikat
Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan (2002) sejak akhir
tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat
hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
C. Langkah-langkah
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan
awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian
permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan
membuat berbagai alternatif jawaban, presentasi hasil diskusi
kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok,
evaluasi dan refleksi.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Mind Mapping
a) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas
b) Catatan lebih berfokus kepada inti materi
c) Dapat bekerja sama dengan teman lainnya
d) Catatan lebih padat dan jelas
2) Kekurangan Mind Mapping
a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat
b) Tidak sepenuhnya murid yang belajar
c) Guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa
11. Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble
A. Definisi
Menurut Suyatno (2009), Scramble merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu.
22. B. Langkah-langkah
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar,
buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi,
membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa
berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban
yang cocok.
C. Kelebihan dan kekurangan
Model pembelajaran kooperatif tipe scramble mempunyai
kelebihan. Kelebihannya tipe ini antara lain:
1) Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban;
2) Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban
sudah tersedia;
3) Semua siswa terlibat;
4) Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
Model pembelajaran Kooperatif scramble memiliki kelemahan
atau kekurangan sebagai berikut:
1) Model pembelajaran ini sulit dalam hal perencanaanya karena
belum terbiasa dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2) Memerlukan waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya,
sehingga guru susah menyesuaikan waktu yang sudah ditetapkan.
3) Model pembelajaran ini sulit diimplementasikan apabila kriteria
keberhasilan belajar masih ditentukan oleh kemampuan siswa.
4) Karena menggunakan metode permainan, model pembelajaran ini
sering menimbulkan kegaduhan yang bisa mengganggu kelas.
12. Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
A. Definisi
Menurut Dwitantra (2010) model pembelajaran Course Review
Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian
pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk
menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar
langsung berteriak horay.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab
untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang
dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang
nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor
soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi
skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya,
pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
23. C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)
a) Pembelajaran lebih menarik;
b) Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi
pembelajaran;
c) Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan
atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh
yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa
yang dijelaskan oleh guru.
d) Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih
menyenangkan;
e) Adanya komunikasi dua arah;
2) Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)
a) Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan;
b) Adanya peluang untuk berlaku curang.
13. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
A. Definisi
Convey (Krismanto, 2003), menyatakan bahwa model
pembelajaran MMP merupakan suatu model pembelajaran yang
terstruktur. Struktur pada model pembelajaran MMP hampir sama
persis dengan stuktur pembelajaran matematika ( SPM ).
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP) yaitu :
1) Review
a) Dengan cara mengolah ulang mata pelajaran yang lalu,
b) Membahas tugas yang diberikan /pekerjaan rumah.
2) Pengembangan
a) Penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang
terdahulu
b) Penjelasan tentang diskusi, demonstrasi, dengan contoh
kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik.
3) Latihan Terkontrol
a) Siswa merespon soal
b) Guru mengamati
c) Belajarnya kooperatif
4) Seatwork
a) siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep
5) Pekerjaan Rumah
a) Tugas membuat pekerjaan rumah.
24. C. Kelebihan dan kekurangan
Ditinjau dari langkah – langkahnya yang termuat dalam model
pembelajaran Missouri Mathematics Project ( MMP ), Widdiharto (
2004:2009 ) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari
model pembelajaran ini.
1) Kelebihan Model Missouri Mathematics Project, antara lain:
a) Penggunaan waktu yang diatur dengan relatif ketat sehingga
banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa, dan
b) Banyak latihan sehingga siswa terampil dalam menyelesaikan
berbagai macam soal.
2) Kekurangan Model Missouri Mathematics Project
a) Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif, dan
b) Mungkin siswa akan cepat bosan karena lebih banyak
mendengarkan.
14. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
A. Definisi
Model pembelajaran talking stick merupakan sebuah model
belajar yang mana dalam pengaplikasiannya nanti siswa akan
mempergunakan tongkat dalam kegiatannya.
B. Hakikat
Model pembelajaran Talking Stick berkembang dari penelitian
belajar kooperatif oleh Slavin Pada tahun 1995..
C. Langkah-langkah
Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian
materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru
mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa
yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat
diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan
seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
D. Kelebihan dan kekurangan
Adapun beberapa Kelebihan pada Model Pembelajaran Talking
Stick diantaranya adalah :
a) Menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
b) Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat
c) Memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu
sebelum pelajaran dimulai)
d) Peserta didik berani mengemukakan pendapat
e) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik
25. Adapun kekurangan dari model pembelajaran Talking Stick adalah
sebagai berikut :
a) Siswa cenderung individu
b) Materi yang diserap kurang
c) Siswa yang pandai lebih mudah menerima materi sedangkan siswa
yang kurang pandai kesulitan menerima materi
d) Guru kesulitan melakukan pengawasan
e) Ketenangan kelas kurang terjaga
15. Model pembelajaran kooperatif tipe Circuit Learning
A. Definisi
Circuit Learning adalah memaksimalkan pemberdayaan pikiran
dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang.
B. Hakikat
Circuit leraning (belajar memutar) dikembangkan oleh Teller
(dalam De Porter, 1999: 180) seorang konsultan pendidikan..
C. Langkah-langkah
Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus,
siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta
konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kekurangan dan kelebihan model circuit learning
a) Kekurangan dari model circuit learning
b) Memerlukan waktu yang relatif lama
c) Tidak semua pokok bahasan bisa disajikan berupa peta konsep
2) Kelebihan dari model circuit learning
a) Kreatifitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri
lebih terasah
b) Konsentrasi yang terjadi membuat siswa fokus dalam belajar
16. Model pembelajaran kooperatif tipe Creative problem Solving (CPS)
A. Definisi
Menurut Karen (Dewi, 2008:28) model Creative problem
Solving (CPS) adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan
pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti
dengan penguatan keterampilan.
B. Hakikat
Model Creative Problem Solving (CPS) pertamakali
dikembangkan oleh Alex Osborn pendiri The Creative Education
Foundation (CEF) dan co-founder of highly successful New York
Advertising Agenncy . Pada tahun 1950-an Sidney Parnes bekerjasama
dengan Alex Osborn melakukan penelitian untuk menyempurnakan
26. model ini. Sehingga model Creative Problem Solving ini juga dikenal
dengan nama The Osborn-parnes Creative Problem Solving Models.
Pada awalnya model ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas yang tinggi dalam setiap
tanggungjawab pekerjaannya, namun pada perkembangan selanjutnya
model ini juga diterapkan pada dunia pendidikan.
C. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam CPS menurut William E. Mitchell dan
Thomas F. Kowalik (Rahman, 2009:10) adalah:
1) Mess-finding (menemukan masalah yang dirasakan sebagai
pengganggu)
Tahap pertama, merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi
situasi yang dirasakan mengganggu.
2) Fact-finding (menemukan fakta)
Tahap kedua, mendaftar semua fakta yang diketahui yang
berhubungan dengan situasi tersebut, yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi informasi yang tidak diketahui tetapi esensial
pada situsi yang sedang diidentifikasi dan dicari.
3) Problem-finding (menemukan masalah)
Pada tahap menemukan masalah, diupayakan mengidentifikasi
semua kemungkinan pernyataan masalah dan kemudian memilih
yang paling penting atau yang mendasari masalah.
4) Idea-finding
Pada tahap ini diupayakan untuk menemukan sejumlah ide atau
gagasan yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan
masalah.
5) Solution-finding
Pada tahap penemuan solusi, ide-ide atau gagasan-gagasan
pemecahan masalah diseleksi, untuk menemukan ide yang paling
tepat untuk memecahkan masalah.
6) Acceptance-finding
Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas solusi masalah,
menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan solusi
tersebut.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Adapun kelebihan Creatif Problem Solving yaitu:
a) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b) Berpikir dan bertindak kreatif.
c) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
27. e) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dunia kerja.
2) Sedangkan kekurangan Creatif Problem Solving sebagai berikut:
a) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode
pembelajaran ini. Misalnya keterbatasan alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta
menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
b) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.
17. Model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing
A. Definisi
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak
yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur
senang (Jill Hadfield, 1986).
B. Langkah-langkah
Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan
skenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari
skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian
kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah
dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh
pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan kesimpulan dan
refleksi.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Keunggulan Model Role Playing
Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role
playing, di antaranya adalah:
a) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan
siswa. Disamping merupakan pengalaman yang
menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas
menjadi dinamis dan penuh antusias.
c) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri
siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.
d) Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang
akan di bahas dalam proses belajar.
2) Kelemahan Metode Role Playing
28. Disamping memiliki keunggulan, metode role playing juga
mempunyai kelemahan, di antaranya adalah :
a) Bermain peran memakan waktu yang banyak.
b) Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran
secara baik khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak
ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal dengan baik apa
yang akan diperankannya.
c) Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana
kelas tidak mendukung.
d) Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan
tidak akan melakukan secara sungguh-sungguh.
e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode
ini.
18. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualy)
A. Definisi
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) merupakan pembelajaran kooperatif yang pada
pelaksanaannya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen.
B. Hakikat
Robert Slavin mengembangkan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI ini di Johns Hopkins University bersama Nancy Madden
dengan beberapa alasan, yaitu : (1) Model ini mengkombinasikan
keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual; (2) Model
ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif; (3)
TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran,
misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin
untuk mata pelajaran matematika, khususnya untuk materi
keterampilan-keterampilan berhitung (computation skills).
C. Langkah-langkah
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 tahapan dalam
pelaksanaannya, yaitu : (1) Placement Test; (2) Teams; (3) Teaching
Group; (4) Student Creative; (5) Team Study; (6) Fact Test;(7) Team
Score dan Team Recognition; dan (8) Whole-Class Unit. Berikut
penjelasannya satu per satu:
1) Placement Test
Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pre-test) kepada
siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai
harian atau nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh siswa
29. sehingga guru dapat mengetahui kelemahan siswa pada bidang
tertentu.Teams merupakan langkah yang cukup penting dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru
membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang
terdiri dari 4 - 5 siswa.
2) Teaching Group
Guru memberikan materi secara singkat menjelang
pemberian tugas kelompok.
3) Student Creative
Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan dan
menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu)
ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
4) Team Study
Pada tahapan team study siswa belajar bersama dengan
mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam
kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga memberikan bantuan
secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan
dibantu siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus di
dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring
(tutor sebaya).
5) Fact test
Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa, misalnya dengan memberikan kuis, dsb..
6) Team Score dan Team Recognition
Selanjutnya guru memberikan skor pada hasil kerja
kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap
kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. Misalnya
dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, kelompok
LUAR BIASA”, dan sebagainya.
7) Whole-Class Units
Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materi oleh guru
kembali diakhir bab dengan strategi pemecahan masalah untuk
seluruh siswa di kelasnya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan metode pembelajaran TAI :
a) Meningkatkan hasil belajar.
b) Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
30. c) Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih
keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling
menghargai.
d) Menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah.
e) Dapat membantu siswa yang lemah. Dengan pengajaran
seperti ini, siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalamannya sendiri dalam mempelajari suatu bahan ajar,
sehingga pemahaman siswa terhadap materi tersebut semakin
terasah, bukan semata-mata hafalan yang didapatkannya dari
guru.
f) Model pembelajaran Team Assisted Individualization
membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik
bahwa matematika itu sulit.
g) Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas
usaha mereka.
2) Kekurangan metode pembelajaran TAI :
a) Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan
mengembangkan perangkat pembelajaran.
b) Guru mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan
pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam
kelas maka akan semakin banyak kelompok yang terbentuk.
c) Tidak semua materi dapat diterapkan menggunakan metode
pembelajaran TAI.
d) Menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang
kurang pandai secara tidak langsung akan bergantung pada
siswa yang pandai.
e) Menimbulkan sikap pasif kepada siswa tertentu, karena dia
hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau
berusaha.
f) Membutuhkan pengelolaan kelas yang baik
g) Tidak ada persaingan antar kelompok.
h) Siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa
yang pandai.
19. Model pembelajaran kooperatif tipe Pair check (pasangan mengecek)
A. Definisi
Menurut Sanjaya (2007) dijelaskan bahwa, “Pembelajaran pair
check adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang berpasangan
31. (kelompok sebangku) yang bertujuan untuk mendalami atau melatih
materi yang telah dipelajarinya”
B. Hakikat
Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran
berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer
Kagen tahun 1993.
C. Langkah-langkah
Berikut ini sintak dari model pair check
1) Bekerja Berpasangan
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa.
Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan
membantu melatih siswa dalam menilai.
2) Pelatih Mengecek
Apabila patner benar pelatih memberi kupon.
3) Bertukar Peran
Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1 – 3.
4) Pasangan Mengecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan
jawaban.
5) Penegasan Guru
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihannya
a) Dipandu belajar melalui bantuan rekan
b) Menciptakan saling kerjasama di antara siswa
c) Meningkatkan pemahaman konsep dan / atau proses melatih
berkomunikasi
2) Kekurangannya
a) Memerlukan banyak waktu
b) Memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep
untuk menjadi pelatih.
20. Model pembelajaran kooperatif tipe Model IMPROVE
A. Definisi
Model pembelajaran improve merupakan singkatan dari
introducing the new concept, metakognitive questioning, practicing,
reviewing and reducing difficulties, obtaining mastery, verification
and enrichment.
B. Hakikat
Model IMPROVE learning merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Mevarech dan Kmarski (Kartikasari, 2011:
32. 34) yang didasarkan pada teori kognisi dan metakognisi sosial dalam
kelas yang heterogen.
C. Langkah-langkah
Langkah–langkah model pembelajaran improve
1) Introducing the new concept.
Guru memberikan konsep baru melalui pertanyaan-
pertanyaan yang membangun pengetahuan siswa.
2) Meta-cognitive questioning.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognitif
kepada siswa terkait materi.
3) Practicing.
Siswa berlatih memecahkan permasalahan yang diberikan
oleh guru.
4) Reviewing and reducing difficulties.
Guru memberikan review terhadap kesalahan-kesalahan
yang dihadapi siswa pada saat latihan.
5) Obtaining mastery.
Melakukan tes pada pertemuan berikutnya untuk
mengetahui penguasaan materi siswa.
6) Verification.
Melakukan verifikasi untuk mengetahui siswa mana yang
mencapai batas kelulusan dan siswa mana yang belum mencapai
batas kelulusan.
7) Enrichment.
Pengayaan terhadap siswa yang belum mencapai batas
kelulusan.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan model pembelajaran improve adalah
a) Pembelajaran dengan model improve membuat peserta didik
lebih aktif karena terdapat latihan-latihan sehingga setiap
peserta didik leluasa untuk mengeksploitasi ide-idenya.
b) Suasana pembelajaran dengan model improve tidak
membosankan karena banyaknya tahap-tahapan yang
dilakukan peserta didik dalam model ini.
c) Adanya penjelasan di awal dan latihan-latihan membuat
peserta didik lebih memahami materi.
2) Kelemahan model pembelajaran improve
a) Guru harus mempunyai strategi khusus agar semua peserta
didik dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dalam
model pembelajaran ini.
33. b) Kemampuan peserta didik tidak sama dalam menyelesaikan
permasalahan ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan
sehingga diperlukan bantuan dan bimbingan khusus oleh
guru. Ini berarti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
materi cukup lama.
c) Tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan dalam
mencatat informasi yang didengarkan secara lisan.
21. Model pembelajaran kooperatif tipe Debat
A. Definisi
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau
lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam
mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Debat :
1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan
yang lainnya kontra.
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan
didebatkan oleh kedua kelompok diatas.
3. Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu
anggota kelompok pro untuk berbicara, saat itu ditanggapi atau
dibantah oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menympaikan gagasannya, guru menulis
inti/ide-ide darisetiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai
sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
5. Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap.
6. Dari data-data yang ada di papan tersebut, guru mengajak siswa
membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik
yang ingin dicapai.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Debat:
a) Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi
pelajaran yang telah diberikan.
b) Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang
telah diberikan.
c) Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Debat
a) Ketika menyampaikan pendapat saling berebut.
b) Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak
menengahi.
34. c) Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang
kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
22. Model pembelajaran Artikulasi
A. Definisi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang
prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan
Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa
lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model
pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai
‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk
menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok
tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya
tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat
diperlukan dalam mode pembelajaran ini.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Artikulasi yaitu:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang.
d) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar
sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
Begitu juga kelompok lainnya.
e) Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian
siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa.
g) Kesimpulan/penutup.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Pembelajaran Artikulasi
a) Semua siswa terlibat (mendapat peran).
b) Melatih kesiapan siswa.
c) Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
d) Cocok untuk tugas sederhana.
e) Interaksi lebih mudah.
f) Lebih mudah dan cepat membentuknya.
35. g) Meningkatkan partisipasi anak.
2) Kelemahan Pembelajaran Artikulasi
a) Untuk mata pelajaran tertentu.
b) Waktu yang dibutuhkan banyak.
c) Materi yang didapat sedikit.
d) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
e) Lebih sedikit ide yang muncul.
f) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.
23. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
A. Definisi
Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya.
Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk
menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri.
Model pembelajaran ini akan relevan apabila siswa secara aktif ikut
serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan
dipresentasikan.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD.
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi
pembelajaran.
3) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa
dilakukan secara bergiliran.
4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6) Penutup
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining
a) Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain.
b) Siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya
sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining:
a) Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja
yang tampil.
b) Banyak siswa yang kurang aktif
36. 24. Model pembelajaran Inside-Outside-Circle(IOC)
A. Definisi
Model Pembelajaran Lingkaran dalam dan Luar Inside-outside
circle (IOC) adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil
dan lingkaran besar.
B. Hakikat
Model pembelajaran lingkaran besar dan lingkaran kecil (inside
– outside – circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk
memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada
saat yang bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan
dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran
dan informasi antar siswa.
C. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle
1) Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak)
berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar.
2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran
pertama menghadap ke dalam.
3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan.
4) Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara
siswa yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah
searah jarum jam.
5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi
informasi demikian seterusnya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle
a) Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang
bersamaan.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle
a) Membutuhkan ruang kelas yang besar.
b) Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan
untuk bergurau.
c) Rumit untuk dilakukan.
25. Model pembelajaran Tari Bambu
A. Definisi
Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa
saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan
yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur, strategi ini cocok
37. untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan
informasi antar siswa.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Tari Bambu
1) Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak
berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan
kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan
bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan
kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
2) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang
pertama.
3) Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
4) Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu
jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian
bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat
pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus
sesuai dengan kebutuhan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Tari Bambu
a) Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam
proses pembelajaran.
b) Meningkatkan kerjasama diantara siswa.
c) Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Tari Bambu
a) Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan
proses belajar.
b) Siswa lebih banyak bermainnya dari pada belajar.
c) Sebagian siswa saja yang aktif karena kelompoknya terlalu
gemuk.
d) Interaksi pembelajaran tidak terjaddi secara baik.
26. Model pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok
A. Definisi
Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk
bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan
persoalan atau inkuiri. Model pembelajaran ini dimaksudkan agar
masing-masing anggota kelompok mendapat serta pemikiran anggota
lain.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Round Club
38. 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar
2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
3) Guru memberikan tugas atau lembar kerja
4) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan
memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang
sedang mereka kerjakan.
5) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
6) Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah
perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Round Club
a) Adanya tanggung jawab setiap kelompok.
b) Adanya pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya.
c) Lebih dari sekedar belajar kelompok.
d) Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat,
pandangan serta hasil pemikiran.
e) Hasil pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu
kepala.
f) Dapat membina dan memperkaya emosional.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Round Club
a) Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling
kelompok.
b) Suasana kelas menjadi rebut.
c) Tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan
pengayaan
27. Model pembelajaran Time Token Arends
A. Definisi
Model pembelajaran Time Token Arends merupakan salah satu
contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah.
Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per
kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon
terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa
dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang
telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih
memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
B. Hakikat
Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk melatih dan
mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali
C. Langkah-langkah
39. Sintaks Model Pembelajaran Time Token Arends
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD.
2) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.
3) Guru memberi tugas pada siswa.
4) Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik
per kupon pada tiap siswa.
5) Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum
berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu
kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa
lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi.
Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua
kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak
berbicara.
6) Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap
siswa
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Time Token Arends
a) Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan
partisipasinya.
b) Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali
c) Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran
d) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
(aspek berbicara)
e) Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
f) Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling
mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan
keterbukaan terhadap kritik
g) Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
h) Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi
bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Time Token Arends
a) Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
b) Kekurangan Model Time Token Arends
c) Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
d) Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya
banyak.
e) Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses
pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu
sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
40. f) Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran.
28. Model pembelajaran Word Square
A. Definisi
Model Pembelajaran Word Square merupakan model
pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan
dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak
jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya
jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak
tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Word Square
1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal.
4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Word Square
a) Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
b) Melatih untuk berdisiplin.
c) Dapat melatih sikap teliti dan kritis.
d) Merangsang siswa untuk berpikir efektif.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Word Square
a) Mematikan kreatifitas siswa.
b) Siswa tinggal menerima bahan mentah.
c) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan
kemampuan atau potensi yang dimilikinya.
29. Model pembelajaran Consepct sentence
A. Definisi
Consepct sentence merupakan salah satu teknik dari cooperative
Learning,dimana siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat
beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh
guru kepada siswa.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajran Consepct Sentence
1) Guru menyampaikan tujuan.
2) Guru menyajikan materi secukupnya.
41. 3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang
secara heterogen.
4) Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ topik yang
disajikan.
5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan
menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang
dipandu guru.
7) Kesimpulan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajran Consepct Sentence
a) Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
b) Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
2) Kekurangan Model Pembelajran Consepct Sentence
a) Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
b) Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.
30. Model Pembelajaran Complete Sentence
A. Definisi
Model pembelajaran complete sentence adalah model
pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi
paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban
yang tersedia.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Complete Sentence
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh
membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.
3) Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
4) Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya
belum lengkap.
5) Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban
yang tersedia.
6) Siswa berdiskusi secara berkelompok.
7) Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap
peserta membaca sampai mengerti atau hafal.
8) Kesimpulan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Complete Sentence
a) Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata
dalam kalimat.
42. b) Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu
memadukan rumpang/tidak jawabannya.
c) Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Complete Sentence
a) Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal.
b) Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup
menebak kata, karena biasanya hanya kata hubung.
c) Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.
31. Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
A. Definisi
Model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan
dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional
(Rustaman et al., 2003: 206).
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
1) Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan / 2 orang (guru
bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri
pasangannya).
2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan
dari kempok yang lain.
4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan
yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban
mereka.
5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula.
6) Kesimpulan.
7) Penutup.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan :
a) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.
b) Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak
pintar.
c) Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik
kelompok lamanya.
43. d) Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian
meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun siswa tetap
antusias belajar.
2) Kelemahan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
a) Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek
kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang kurang
mampu menguasai materi). Solusinya, lembar penilaian tidak
diberi nama si penilai.
b) Ada siswa yang mengambil jalan pintas, dengan meminta tolong
pada temannya untuk mencarikan jawabnya. Solusinya
mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu.
32. Model Pembelajaran Direct Learning
A. Definisi
Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang diajarkan setahap demi setahap.
B. Hakikat
Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori belajar
social dari Albert Bandura
C. Langkah-langkah
Sintaks (Depdiknas, 2008) :
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3) Membimbing pelatihan.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
D. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
1) Siswa akan lebih aktif, bersemangat, bermutu (berkualitas) dan
berdayaguna.
2) Penguasaan terhadap materi lebih mendalam karena mendapat
bimbingan praktek, mengecek pembahasan siswa dan memberikan
umpan balik, serta siswa dapat berlatih sendiri dalam menerapkan
hasil belajar.
3) Pengajaran dilakukan selangkah demi selangkah untuk
menumbuhkan sikap percaya diri, berani, kesungguhan,
keberanian serta tanggung jawab terhadap sekolah, keluarga dan
masyarakat.
4) Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
khususnya dunia kerja.
44. 5) Membiasakan siswa untuk tidak sekedar menghafal materi
pelajaran tetapi juga harus mampu menerapkan apa yang telah
dipelajari sebelumnya.
Kekurangan :
1) Karena guru berperan sebagai pusat dalam model ini, maka
kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image guru.
2) Sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
3) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
model pembelajaran ini mungkin tidak dapat memberikan siswa
kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi yang disampaikan.
4) Jika terlalu sering digunakan, maka siswa akan berpikir bahwa
guru akan memberitahu siswa sesmua yang perlu diketahui. Hal ini
akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pemebelajan
siswa itu sendiri.
5) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan
siswa.
33. Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME)
A. Definisi
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME adalah
pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan
pada pendidikan matematika.(Yuwono: 2001).
B. Hakikat
Model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan dan
dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970 oleh institut Freudenthal
dan menunjukan hasil yang baik, berdasarkan hasil The Third
International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2000.
C. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa)
2) Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3) Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil”
bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya,
sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna
4) Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut
5) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik
secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan
6) Pengajaran berlangsung secara interaktif.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
45. a) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang
keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
kegunaan pada umumnya bagi manusia
b) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa
matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka
yang disebut pakar dalam bidang tersebut
c) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara
penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan
tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain.
d) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa dalam
mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan
sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan
berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep
matematika dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu
(misalnya guru).
2) Kelemahan:
a) Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar
tentang berbagai hal.
b) Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat
yang dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak
selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang
dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus
bisa diselesaikan dengan bermacam-macam cara
c) Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa
menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau
memecahkan masalah.
d) Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa
agar dapat melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau
prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
34. Model Pembelajaran Open Ended
A. Definisi
Pembelajaran terbuka atau open ended merupakan model
pembelajaran menyajikan permasalahan dengan berbagai cara dan
solusinya juga bisa beragam (Kusmaryono. 2013: 77).
B. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Menghadapkan siswa terhadap problem terbuka.
2) Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam mengkonstruksi
permasalahannya sendiri.
3) Siswa di beri kebebasan untuk memecahkan masalah dengan
berbagai penyelesaian dan jawaban yang beragam.
46. 4) Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan :
a) Siswa berpartisispasi aktif dalam pembelajaran
b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematis
secara komprehensif
c) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberi bukti atau
penjelasan
d) Siswa memiliki pengalaman lebih banyak dalam menemukan
penyelesaian masalah.
2) Kelemahan :
1) Tidak mudah untuk menyajikan situasi dan masalah yang
bermakna bagi siswa
2) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau
mencemaskan jawabannya.
35. Model Pembelajaran SAVI (Somatic Auditory Visualization Intellectually)
A. Definisi
Model ini merupakan model pembelajaran yang menekankan
pada keaktifan siswa khususnya menggunakan berbagai indra yang
dimiliki.
B. Hakikat
Model pembelajaran SAVI diperkenalkan pertama kali oleh Dave
Meier.
C. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Tahap persiapan : guru membangkitkan minat siswa, memberikan
perasaan positif mengenai pembelajaran yang akan datang, dan
menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
2) Tahap penyampaian : guru membantu siswa menemukan materi
belajar yang baru dengan cara melibatkan panca indera, dan cocok
untuk semua gaya belajar.
3) Tahap pelatihan : guru membantu siswa mengintegrasikan dan
menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai car.
4) Tahap penampilan hasil : guru membantu siswa menerapkan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada
pekerjaan
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan :
47. a) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
b) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri
pengetahuannya.
c) Suasana dalam proses belajar menyenangkan karena siswa
merasa diperhatikan.
d) Memupuk kerjasama antar sisswa.
e) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan
kemampuan psikomotor siswa.
f) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa.
g) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.
2) Kelemahan :
a) Menuntut keterampilan tingkat tinggi dari guru agar dapat
memadukan keempat komponen dari SAVI secara utuh.
b) Membutuhkan biaya yang sangat besar terutama untuk
pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik.
c) Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang
lemah.
36. Model Pembelajaran Reciprocal Learning
A. Definisi
Menurut Cole (1990) pada model pembelajaran ini, siswa
diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yaitu merangkum,
mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarifikasi atau
menjelaskan serta memprediksi bahan ajar.
B. Hakikat
Model pembelajaran reciprocal learning pertama dikembangkan
oleh Palincsar dan Brown pada tahun 1986.
C. Langkah-langkah
Sintaks menurut Suyatno (2009:64) :
1) Guru membagikan bacaan pertemuan hari itu.
2) Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan
pertama.
3) Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan.
4) Setelah membaca, siswa diminta melakukan pemodelan.
5) Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran
guru.
6) Siswa lain membaca dengan tdak bersuara bagian materi bacaan
yang lain.
7) Memilih salahsatu siswa yang berperan sebagai guru.
8) Membimbing siswa yang berperan sebagai guru.
9) Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodik.
D. Kelebihan dan kekurangan
48. 1) Kelebihan menurut Abdul Aziz (2007 : 113) :
a) Mengembangkan kreatifitas siswa.
b) Memupuk kerjasama antara siswa.
c) Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan
mengembangkan sikap.
d) Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil
kesimpulan dalam waktu singkat.
e) Menumbuhkan sikap menghargai guru.
2) Kelemahan :
a) Kurangnya kesungguhan siswa yang berperan sebagai guru
sehingga tujuan tidak tercapai.
b) Siswa yang berperan sebagai pendengar sering mentertawakan
siswa yang berperan sebagai guru sehingga keadaan tidak
kondusif.
c) Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran membuat
kesimpulan akhir sulit di buat.
37. Model Pembelajaran Means End Analysis (MEA)
A. Definisi
MEA merupakan model pembelajaran yang penrapannya dengan
cara merencanakan tujuan keseluruhan, dimana tujuan tersebut
dijadikan kedalam beberapa tujuan yang pada akhirnya menjadi
beberapa langkah dan pada setiap akhir tujuan akan berakhir pada
tujuan yang lebih umum
B. Hakikat
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Newell dan Simon
(Wikipedia, 2007) dalam General Problem Solving (GPS).
C. Langkah-langkah
Sintaks menurut Herbert Simon :
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Pengelompokkan siswa menjadi 5-6 orang.
4) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah,
menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulkan data,
membuktikan hipotesis, dan menarik kesimpulan.
5) Siswa dibantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
6) Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan :
a) Siswa dapat terbiasa untuk menyelesaikan soal pemecahan
masalah tematik.
49. b) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran.
c) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan keterampilan dan pengetahuan.
d) Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
2) Kelemahan :
a) Tidak mudah untuk membuat soal pemecahan masalah ang
bermakna bagi siswa.
b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa
sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespon masalah yang diberikan.
c) Siswa sering merasa jenuh karena soal pemecahan masalah
lebih dominan.
d) Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka
tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
38. Model Pembelajaran Picture and Picture
A. Definisi
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan
menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif,
Kreatif, dan Menyenangkan. Model ini dapat digunakan dalam berbagai
mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru.
B. Hakikat
Sejak di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini
mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia
C. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai.
2) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen
3) Guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.
4) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan
(berkaitan dengan materi).
5) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada.
6) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam
menentukan urutan gambar.
7) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan
menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru
saja diterimanya
50. D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran
guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara
singkat terlebih dahulu.
b) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
c) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa
disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
d) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.
e) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan
2) Kekurangan
a) Memakan banyak waktu
b) Banyak siswa yang pasif.
c) Rentan terjadi kekacauan dikelas.
d) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
39. Model Pembelajaran Example Non Example
A. Definisi
Pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mendiskusikan materi yang
diberikan oleh guru melalui gambar.
Menurut Buehl Example Non Example adalah taktik yang dapat
digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Example Non
Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah
suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi
definisinya dari pada sifat fisiknya
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen.
2) Guru menggunakan gambar atau tulisan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3) Guru menempelkan gambar atau tulisan dipapan atau
ditayangkan.
4) Guru memberikan petunjuk pada peserta didik untuk
memperhatikan dan menganalisis.
5) Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan dan menganalisis.
6) Melalui diskusi gambar tersebut dicatat pada kertas.
51. 7) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya.
8) Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai.
9) Kesimpulan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
2) Kekurangan:
a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b) Memakan waktu yang lama.
40. Model Pembelajaran Cooperative Script
A. Definisi
Cooperative script merupakan model dimana terjadi kesepakatan
antara siswa dengan guru maupun dengan sesama siswa untuk
berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan
cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang
terjadidalam kehidupan sosial siswa yang dapat meningkatkan daya
ingat siswa (Slavin 1994:175).
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2) Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan.
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara
pendengar:
a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang
lengkap.
b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi
lainnya.
5) Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti
kegiatan tersebut kembali.
6) Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru.
7) Penutup.
52. C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.
b) Setiap siswa mendapatkan peran.
c) Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
2) Kelemahan:
a) Hannya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b) Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas
sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut).
41. Model Pembelajaran Group Investigation
A. Definisi
Model ini melatih para siswa berpartisipasi dalam pengembangan
sistem sosial dan melalui pengalaman, secara bertahap belajar
bagaimana menerapkan metode ilmiah untuk meningkatkan kualitas
masyarakat. model ini merupakan bentuk pembelajaran yang
mengkombinasikan dinamika proses demokrasi dengan proses inquiry
akademik.
B. Hakikat
Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk
mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada
pengembangan proses pengkajian akademis
C. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Mengidentifikasi topik dan pengelompokan 2 sampai 6 orang
secara heterogen.
2) Siswa merencakan penyelidikan kelompok.
3) Siswa melaksanakan penyelidikan.
4) Siswa menyiapkan laporan akhir.
5) Siswa menyajikan laporan melalui suatu presentasi yang menarik
dari berbagai topik yang telah dipelajari agar siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai
topik tersebut.
6) Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok
dan bahkan kedua-duanya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Secara pribadi
53. o Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
o Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
o Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
o Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu
masalah.
b) Secara Sosial / Kelompok
o Meningkatkan belajar bekerja sama
o Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun
dengan guru
o Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
o Belajar menghargai pendapat orang lain
o Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
2) Kekurangan
a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal
c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI,
meodel pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu
topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan
dari pengalaman yang dialami sendiri
42. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
A. Definisi
PBL merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang di
dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha menyelesaikan masalah
dengan beberapa tahapan metode ilmiah sehingga siswa diharapkan
akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Orientasi siwa terhadap masalah
2) Mengorganisasikan siswa untuku belajar
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisa dan menevaluasi proses pemecahan masalah
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan hal baru
b) Membantu siswa bagamana mentransfer pengetahuan untuk
memahami kehidupan nyata
c) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
2) Kelemahan:
a) Membutuhkan waktu untuk persiapan
54. b) Apabila siswa kurang berpikir bahwa masalah yang dipecahan
sulit, mereka seringkali merasa enggan mencoba.
43. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading Compotition (CIRC)
A. Definisi
CIRC merupakan sebuah model pembelajaran yang
mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian
mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.
B. Hakikat
Pembelajaran ini dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin,
dan Farnish.
C. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Siswa dikelompokkan 4 orang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis
pada lembar kertas
4) Mempresentasikan hasil kelompok
5) Guru memberikan penguatan dan bersama-sama membuat
kesimpulan
6) Penutup.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah
b) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
c) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam
kelompok
d) Membantu siswa yang lemah (Steven dan Slavin, dalam Nur
2000 : 8)
2) Kelemahan:
a) Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif tampil.
b) Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti.
44. Model Pembelajaran Make A Match (Mencari Pasangan)
A. Definisi
Make A Match merpakan model pembelajaran dimana siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep.
B. Hakikat
Model pembelajaran ini dkembangkan oleh Lorna Curran pada
tahun 1944
55. C. Langkah-langkah
Sintaks:
1) Guru menyiapkan beberapa topik yang cocok untuk sesi review
(satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban serta
gambar).
2) Setiap siswa mendapat sat kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.
3) Siswa mencari pasangan yang mempunya kartu yang cocok dengan
kartunya (siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin).
4) Melakukan presentasi bersama pasangannya.
5) Kartu diacak kembali agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Dapat meningkatkan aktivitas siswa, baik secara kognitif maupun
fisik.
b) Karena ada unsur permainan, maka model pembelajaran ini
terasa menyenangkan.
c) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil
presentasi.
d) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk
belajar.
2) Kelemahan:
a) Jika tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang
terbuang.
b) Banyak siswa yang kurang memperhatikan saat temannya
presentasi.
c) Guru harus berhati-hati dan bijaksana saat memberikan hukuman
kepada siswa yang tidak dapat menemukan pasangannya.
45. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)
A. Definisi
PJBL adalah model pembelajaran yang menggunakan projek
sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikp,
pengetahuan dan keterampilan
B. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Penentuan pertanyaan mendasar.
2) Mendesain perencanaan proyek.
3) Menyusun jadwal.