SlideShare a Scribd company logo
PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MODEL-MODELPEMBELAJARAN
PAPER
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu : Depi Ardian Nugraha,M.Pd
.
Disusun Oleh :
ZULFATUL KAROMAH 152151073
Kelas 2015-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
A. Definisi
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain
dalam kelompoknya.
B. Hakikat
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins
(Arends, 2001:78). Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh
Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif..
C. Langkah-langkah
Sementara prosedur pembelajaran dengan strategi jigsaw
menurut Malvin (2004: 193-194) adalah :
1) Pilihlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa
bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang
beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan siswa
untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran).
2) Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah
siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai
kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang
terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi
materi pelajaran menjadi tiga segmen atau bagian. Anda
mungkin selanjutnya dapat membetuk kuartet (kelompok empat
anggota) dengan memberikan segmen 1, 2 atau 3 kepada tiap
kelompok. Kemudian perintahkan tiap “kelompok belajar”
untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang
mereka terima terlebeih dahulu.
3) Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok
“belajar ala jigsaw,”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan
tiap “kelompok belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja
diberikan, anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai 1, 2, 3
dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan
jumlah yang sama. Hasilnya adalah kelompok trio. Dalam
masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah mempelajari
segmen 1, segmen 2 dan segmen 3.
4) Perintahkan anggotan kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu
sama lain apa yang telah mereka pelajari.
5) Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka
membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan
pemahaman yang akurat
D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional,
model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah
ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada
rekan-rekannya
2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang
lebih singkat
3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif
dalam berbicara dan berpendapat.
4) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah,
menerapkan bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa
yang lebih tinggi dan memperbaiki kehadiran
5) Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi
belajar
6) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
7) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan kelompok lain
8) Setiap siswa saling mengisi satu sama lain (Arends, 2001:23).
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan
dan kelemahannya yaitu :
1) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan
cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi
masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya
diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok
menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli.
Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
2) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah
akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila
ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru
harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor
kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat
tersampaikan secara akurat.
3) Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
4) Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan
suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas
tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
5) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk
mengikuti proses pembelajaran.
6) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan
ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu
merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh
waktu dan persiapan (Arends, 2001:25)
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division)
A. Definisi Team Achievement Divisions (STAD)
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Model
Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative
Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal..
B. Hakikat Team Achievement Divisions (STAD)
Students Team – Achievment Divisions (STAD) dikembangkan
oleh Robert E. Slavin dari Johns Hopkins University Berinduk pada
kajian beberapa metode yang ia namakan Students Team Learning
(STL) tahun 1980-an.
C. Langkah-langkah Team Achievement Divisions (STAD)
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran
kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
a. Persiapan STAD
1) Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD
dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara
kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat
lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok
kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang
heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang
terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar
belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa
memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih
teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam
menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut
(Maidiyah, 1998:7-8):
a) Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar
akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja
yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut.
Salah satu informasi yang baik adalah skor tes.
b) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.Untuk
menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah
banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak
bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok
yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang
beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh
kelompok yang akan dibentuk.
c) Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah
kelompok- kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa
dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil
belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian
tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas
kurang lebih sama.
d) Mengisi lembar rangkuman kelompok
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada
lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil
kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang
dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD
dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.
Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada
semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran
kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama
kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok
untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling
mengenal antar anggota kelompok.
5) Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur,
yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok,
tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi
kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis,
aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah:
1) Pendahuluan
a) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan
mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu
siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki,
memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
b) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada
pembelajaran.
2) Pengembangan
a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari
pembelajaran.
b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa
mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok
masalahnya.
3) Praktek terkendali
a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab
pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh
guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri
untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama
penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa
mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru
memberikan umpan balik.
c. Kegiatan Kelompok
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya
menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa
teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam
lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua
anggota kelompok menguasai pelajaran.
c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila
seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam
memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-
peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan
yang dilakukan guru adalah:
a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman
sekelompoknya.
b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta
lembar jawabannya.
c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau
dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan
yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka
setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya
mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika
ada seorang teman yang belum memahami, teman
sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk
diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai
lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama
siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok
untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua
kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa
menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis
adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian
diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
1) Menghitung skor individu dan kelompok.
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan
individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang
diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan
berdasarkan skor awal siswa.
2) Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan
skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh
poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan
kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa
pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari
kreativitas guru.
f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
D. Kelebihan dan kekurangan
Keuntungan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Linda
Lundgren dan Nur dalam Ibrahim adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kerja sama, kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
yang tinggi antar sesama anggota kelompok;
2. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas;
3. Meningkatkan harga diri dan dapat memperbaiki sikap ilmiah
terhadap matematika;
4. Memperbaiki kehadiran peserta didik;
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar;
6. Konflik pribadi menjadi berkurang;
7. Meningkatkan pemahaman pada materi pelajaran;
8. Apabila mendapat penghargaan, motivasi belajar peserta didik akan
menjadi lebih besar; dan
9. Hasil belajar lebih tinggi.
Menurut Ibrahim, kekurangan pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah sebagai berikut.
1. Apabila tidak ada kerja sama dalam satu kelompok dan belum bisa
menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain maka tugas
tidak bisa selesai pada waktu yang sudah ditentukan;
2. Apabila salah satu anggota berperilaku menyimpang akan
mempengaruhi dan mengganggu anggota kelompok lainnya;
3. Bila situasi kelas gaduh waktu pelaksanaan diskusi maka akan
mengganggu kelas lain;
4. Ketidakhadiran salah satu anggota dalam kelompok akan
mempengaruhi kinerja dalam kelompok tersebut;
5. Apabila peserta didik tidak menggunakan waktu dalam diskusi
dengan baik maka kelompok tersebut tidak bisa menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya;
6. Peserta didik yang mencapai kinerja yang tinggi keberatan bila skor
disamakan dengan peserta didik yang kinerjanya rendah karena
menggunakan sistem skor perbaikan individual;
7. Beban kerja guru menjadi lebih banyak;
8. Jika aktivitas peserta didik dalam kelompok monoton maka motivasi
belajar peserta didik akan turun;
9. Apabila pemahaman materi dalam diskusi belum sempurna maka
hasil belajar akan menurun.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
A. Definisi
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang
lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,
mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang
akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
B. Hakikat
Model pembelajaran (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan
pada tahun 1993 dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para
siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1) Hasil belajar akademik stuktural : Bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2) Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan agar siswa dapat
menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar
belakang.
3) Pengembangan keterampilan social : Bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau
pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam
Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a) Pembentukan kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban antar kelompok
C. Langkah-langkah
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim
(2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1) Persiapan.
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
2) Pembentukan kelompok.
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5orang
siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam
kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah
hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan
tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap
siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan
jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam
pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test)
sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan.
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus
memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa
dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh
guru.
4) Diskusi masalah.
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada
setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja
kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah
diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang
bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban.
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa
dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6) Memberi kesimpulan.
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai
berikut :
a) Menumbuhkembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama,
keaktifan dan tanggung jawab
b) Setiap siswa menjadi siap semua.
c) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
d) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
e) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.
2) Kelemahan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai
berikut :
a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
c) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga
dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang
lemah.
d) Waktu yang dibutuhkan banyak.
e) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk
yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
A. Definisi
Menurut Suprijono (Hizbullah,2011: 8) Snowball Throwing adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam
beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing
kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru
lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti
bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-
masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam
melaksanakan Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan
Suprijono (Hizbullah, 2011: 10) adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi pembelajaran.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada teman kelompoknya.
4) Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.
6) Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan
kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7) Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri
pembelajaran yang diberikan.
8) Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman
muridakan materi pembelajaran.
9) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan
moral dan tugas di rumah.
C. Kelebihan dan kekurangan
Menurut Safitri (2011: 19) kelebihan model Snowball
Throwingantara lain :
1) Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan
bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan
pengetahuan.
2) Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang
materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena
murid mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara
khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan,
pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang
didiskusikan dalam kelompok.
3) Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan
pertanyaan kepada teman lain maupun guru.
4) Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
temannya dengan baik.
5) Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan
topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
6) Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada
temanmaupun guru.
7) Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan
pemecahan suatu masalah.
8) Murid akan memahami makna tanggung jawab.
9) Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas
suku, sosial,budaya, bakat dan intelegensia.
10) Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan
kemampuannya
Selain itu, model ini juga memiliki kelemahan sebagaimana
yang dirumuskan oleh Suprijono (Hizbullah, 2011: 9) diantaranya:
1) Pengetahuan tidak luas hanya terkuat pada pengetahuan
sekitarmurid; dan
2) Kurang efektif digunakan untuk semua materi pelajaran
5. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
A. Definisi
Rusman (2012: 224) menjelaskan bahawa TGT adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
B. Hakikat
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-Tournament
(TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh
David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada Model ini siswa
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. (Trianto, 2010)
C. Langkah-langkah
Dalam kaitannya dengan pembelajaran kooperatif, menurut
Arends (Muslich, 2007: 230) terdapat enam sintaks atau tahapan (fase)
yang dapat dilakukan guru.
Adapun tahap-tahap (skenario) yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah: 1) Pembentukan kelompok,
2) Pemberian materi, 3) Belajar kelompok, 4) Turnamen, 5) Skor
Individu, 6) Skor Kelompok, dan 7) Penghargaan.
Fase Kegiatan Guru
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru
menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2) Menyajikan informasi. Guru menyampaikan informasi singkat
sebagai pendahuluan terkait dengan materi ajar.
3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelom-pok-kelompok belajar.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
permainan secara efektif dan efisien.
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing
pembentukan kelompok-kelompok belajar pada saat mereka akan
melakukan permainan.
5) Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau hasil permainan kuis dari masing-masing
kelompok.
6) Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Sumber: Muslich (2007: 230).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam permainan
kelompok dalam bentuk kuis sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa ke dalam 6 (enam) kelompok, di mana tiap
kelompok terdiri dari lima orang yang bersifat heterogen.
2) Guru menyampaikan aturan-aturan yang terkait dengan permainan,
di antaranya: a) Siswa dalam kelompoknya masing-masing dapat
mendiskusikan siapa anggota kelompok yang ditugaskan
menjawab pertanyaan pada kartu kuis sesuai dengan tingkat
kemudahan/kesulitan pertanyaan. Hal ini menjadi aturan dalam
permainan agar semua anggota kelompok memiliki partisipasi
memberikan skor kepada kelompoknya agar dapat menjadi
pemenang, b) Anggota kelompok lain yang belum gilirannya
bermain untuk tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait
dengan pertanyaan kuis. Jika hal ini dilanggar maka kelompok
yang anggotanya melanggar diberi sanksi dalam bentuk
pengurangan skor, meskipun belum bermain.
3) Permainan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, guru meminta
masing-masing 1 anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 yang bertugas
sebagai pelaksana dan kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta
permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas membacakan soal dari
kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang bermain, 1 orang
bertugas mencatat skor yang diperoleh masing-masing kelompok
peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban dari
kartu kuis.
4) Untuk sesi kedua, guru meminta masing-masing 1 anggota dari
kelompok 1, 2, dan 3 yang bertugas sebagai pelaksana dan
kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta permainan. 1 orang dari
pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh
anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor
yang diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1
orang memegang kunci jawaban dari kartu kuis.
5) Pada permainan pertama, kartu kuis yang disediakan sebanyak 15
kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 1, 2, dan 3
sebagai peserta kuis, sedangkan untuk permainan kedua kartu kuis
yang disediakan juga 15 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari
kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta kuis.
6) Selama permainan berlangsung peneliti dan teman sejawat (guru)
yang ditugaskan untuk mengisi format observasi melakukan
pengamatan terhadap seluruh aktivitas siswa.
7) Setelah permainan sesi pertama selesai, siswa yang bertugas
mencatat skor permainan membacakan skor masing-masing
kelompok dan mengumumkan siapa pemenangnya.
8) Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian dan jaminan
nilai hasil belajar yang baik kepada kelompok pemenang,
sedangkan kelompok yang skor rendah diberi motivasi agar belajar
lebih giat lagi dan setiap anggota agar dapat menyerap informasi
sebanyak-banyaknya terkait dengan materi ajar agar memiliki
kontribusi terhadap kelompoknya.
D. Kelebihan dan kekurangan
Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament
(TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana
(2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari
pembelajaran TGT antara lain :
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6) Motivasi belajar lebih tinggi
7) Hasil belajar lebih baik
8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1) Bagi guru
a) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat
diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali
teliti dalam menentukan pembagian kelompok
b) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup
banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas
secara menyeluruh
2) Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa
dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk
mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan
baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar
dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang
lain.
6. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
A. Definisi
Model pembelajaran think talk write merupakan salah satu
model pengembangan pembelajaran inovatif (Suherman, 2009). Think
talk write merupakan model pembelajaran yang menekankan
pentingnya belajar efektif dan bermakna. Efektif berarti sesuai tujuan,
sedangkan bermakna berarti belajar tidak cukup dengan hanya
mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas
berpikir, berbicara, dan menulis (membaca, bertanya, menjawab,
berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi,
notulensi). Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Suherman (2009:
14) bahwa “model pembelajaran think talk write adalah model
pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan
(menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya
dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat
laporan hasil presentasi”.
B. Hakikat
Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker &
Laughlin. Pada dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses
berpikir, berbicara dan menulis. Tife pembelajaran Think-Talk-Write
(TTW) merupakan salah satu dari tife pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai dengan bagaimana
siswa memikirkan penyelesaian suatu tugas atau masalah, kemudian
diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui forum
diskusi, dan akhirnya melalui forum diskusi tersebut siswa dapat
menuliskan kembali hasil pemikirannya. Aktivitas berpikir, berbicara
dan menulis ini adalah salah satu bentuk aktivitas belajar mengajar yang
memberikan peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Tahapan-
tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan tipe ini
adalah berpikir (Think), berbicara (Talk), dan menulis (Write). Dalam
penelitian ini Think Talk write (TTW) akan digabungkan dengan
Problem Based learning (PBL).
C. Langkah-langkah
Untuk menerapkan model pembelajaran think talk write, menurut
Suherman (2009) langkah-langkah pembelajarannya (sintaksnya)
meliputi:
1) Menyiapkan bahan bacaan.
2) Membagi kelas ke dalam beberapa kelompok kecil heterogen.
3) Salah seorang murid dari masing-masing kelompoknya
membacakan bahan bacaan yang telah dibagikan oleh guru.
4) Anggota kelompok yang lain berpikir dengan menyimak,
mengkritisi, dan memberikan alternative solusi terhadap
munculnya dilema atau masalah pada bahan bacaan.
5) Hasil bacaan selanjutnya dikomunikasikan dengan presentasi
masing-masing kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi.
6) Membuat laporan hasil presentasi dan diskusi.
D. Kelebihan dan kekurangan
Menurut Suyatno (2009: 25) kelebihan-kelebihan model
pembelajaran TTW diantaranya sebagai berikut
1) Model TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa
menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau
mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa
saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan
membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
2) Model pembelajaran TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan
hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa
akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk
mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.
Selain kelebihan di atas model pembelajaran think-talk-write
menurut Suyatno (2009: 52) memiliki kekurangan-kekurangan
diantaranya sebagai berikut.
1) Model TTW adalah model pembelajaran baru di sekolah sehingga
siswa belum terbiasa belajar dengan langkah-langkah pada model
TTW oleh karena itu cenderung kaku dan pasif.
2) Kesulitan dalam mengembangkan lingkungan social siswa.
7. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ( TSTS )
a) Definisi
Menurut Lie model pembelajaran two stay two stray (Dua
Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya,
kemudian dua siswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua
anggota kelompok lain yang tinggal. Dalam model pembelajaran two
stay two stray (Dua Tinggal Dua Tamu), siswa dituntut untuk memiliki
tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
b) Hakikat
Model pembelajaran two stay two stray ( TSTS ) dikembangkan
oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model ini dapat digunakan pada
semua materi pelajaran dan tingkatan usia siswa. Struktur dua tinggal
dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan
cara saling mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi
informasi.
c) Langkah-langkah
Menurut Lie (2002), langkah-langkah model pembelajaran yang
dilakukan dengan model two stay two stray yaitu:
1) Siswa bekerja dalam kelompok berempat seperti biasa.
2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing diantara dua
kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing
bertamu ke dua kelompok yang lain.
3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi kepada tamu mereka.
4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5) Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
d) Kelebihan dan kekurangan
Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan
kelebihan. Menurut Eko kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran
two stay two stay adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan model pembelajaran two stay two stray
o Pembelajaran akan lebih bermakna.
o Pembelajaran berpusat pada siswa.
o Siswa akan lebih aktif.
o Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya.
o Meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
o Dapat meningkatkan minat siswa.
2) Kelemahan model pembelajaran two stay two stray
o Memperlukan waktu yang lama.
o Membutuhkan banyak persiapan.
o Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar
maka ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam
kelompok.
8. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share)
A. Definisi
Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan pembelajaran
kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan
saling membantu dengan teman yang lain.
B. Hakikat
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya
di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997),menyatakan
bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
C. Langkah-langkah
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks:
Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan
siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku
(think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor
perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
D. Kelebihan dan kekurangan
1. Kelebihan model pembelajaran koperatif tipe TPS menurut Hartina
(2008:12) antara lain sebagai berikut:
a) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan
pertanyaan-pertnyaan mengenai materi yang diajarkan karena
secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang
diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk
memikirkan materi yang diajarkan.
b) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar
pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan
kesepakatan dalam memecahkan masalah.
c) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya
terdiri dari 2 orang.
d) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada
menyebar.
e) Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa
dalam proses pembelajaran.
2) Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dikemukakan oleh Hartinah (2008:12) adalah sangat sulit
diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah
dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang
terbentuk banyak.
9. Model pembelajaran Treffinger
A. Definisi
Model pembelajaran Treffinger adalah pembelajaran kreatif
dengan basis kematangan dan pengetahuan siap.
B. Hakikat
Model pembelajaran treffinger diperkenalkan oleh Donald J
Treffinger pada tahun 1986. Model treffinger ini juga dikenal dengan
Creative Problem Solving, kedua sama-sama berupaya untuk mengajak
siswa berpikir kreatif dalam menghadapi masalah, namun sintak yang
diterapkan antara Osborn dan Treffinger sedikit berbeda satu sama lain
C. Langkah-langkah
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan
pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urutan ide-penguatan,
penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif
dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-
kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan model ini juga memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
a) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
b) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan
lain-lain), pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu
yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar
dari guru atau dari buku-buku saja.
c) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
d) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
e) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk
secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
2) Menurut Huda (2013: 320) kelemahan dari menerapkan model
treffinger antara lain:
a) Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam
menghadapi masalah.
b) Ketidaksiapan siswa untuk menghadapi masalah baru yang
dijumpai di lapangan.
c) Model ini mungkin tidak terapkan untuk siswa taman
kanakkanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar.
d) Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan
siswa melakukan tahp-tahap di atas.
10. Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping
A. Definisi
Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi
pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind mapping).
B. Hakikat
Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan (2002) sejak akhir
tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat
hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
C. Langkah-langkah
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan
awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian
permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan
membuat berbagai alternatif jawaban, presentasi hasil diskusi
kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok,
evaluasi dan refleksi.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Mind Mapping
a) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas
b) Catatan lebih berfokus kepada inti materi
c) Dapat bekerja sama dengan teman lainnya
d) Catatan lebih padat dan jelas
2) Kekurangan Mind Mapping
a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat
b) Tidak sepenuhnya murid yang belajar
c) Guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa
11. Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble
A. Definisi
Menurut Suyatno (2009), Scramble merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu.
B. Langkah-langkah
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar,
buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi,
membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa
berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban
yang cocok.
C. Kelebihan dan kekurangan
Model pembelajaran kooperatif tipe scramble mempunyai
kelebihan. Kelebihannya tipe ini antara lain:
1) Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban;
2) Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban
sudah tersedia;
3) Semua siswa terlibat;
4) Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
Model pembelajaran Kooperatif scramble memiliki kelemahan
atau kekurangan sebagai berikut:
1) Model pembelajaran ini sulit dalam hal perencanaanya karena
belum terbiasa dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2) Memerlukan waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya,
sehingga guru susah menyesuaikan waktu yang sudah ditetapkan.
3) Model pembelajaran ini sulit diimplementasikan apabila kriteria
keberhasilan belajar masih ditentukan oleh kemampuan siswa.
4) Karena menggunakan metode permainan, model pembelajaran ini
sering menimbulkan kegaduhan yang bisa mengganggu kelas.
12. Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
A. Definisi
Menurut Dwitantra (2010) model pembelajaran Course Review
Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian
pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk
menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar
langsung berteriak horay.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab
untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang
dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang
nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor
soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi
skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya,
pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)
a) Pembelajaran lebih menarik;
b) Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi
pembelajaran;
c) Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan
atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh
yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa
yang dijelaskan oleh guru.
d) Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih
menyenangkan;
e) Adanya komunikasi dua arah;
2) Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)
a) Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan;
b) Adanya peluang untuk berlaku curang.
13. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
A. Definisi
Convey (Krismanto, 2003), menyatakan bahwa model
pembelajaran MMP merupakan suatu model pembelajaran yang
terstruktur. Struktur pada model pembelajaran MMP hampir sama
persis dengan stuktur pembelajaran matematika ( SPM ).
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP) yaitu :
1) Review
a) Dengan cara mengolah ulang mata pelajaran yang lalu,
b) Membahas tugas yang diberikan /pekerjaan rumah.
2) Pengembangan
a) Penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang
terdahulu
b) Penjelasan tentang diskusi, demonstrasi, dengan contoh
kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik.
3) Latihan Terkontrol
a) Siswa merespon soal
b) Guru mengamati
c) Belajarnya kooperatif
4) Seatwork
a) siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep
5) Pekerjaan Rumah
a) Tugas membuat pekerjaan rumah.
C. Kelebihan dan kekurangan
Ditinjau dari langkah – langkahnya yang termuat dalam model
pembelajaran Missouri Mathematics Project ( MMP ), Widdiharto (
2004:2009 ) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari
model pembelajaran ini.
1) Kelebihan Model Missouri Mathematics Project, antara lain:
a) Penggunaan waktu yang diatur dengan relatif ketat sehingga
banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa, dan
b) Banyak latihan sehingga siswa terampil dalam menyelesaikan
berbagai macam soal.
2) Kekurangan Model Missouri Mathematics Project
a) Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif, dan
b) Mungkin siswa akan cepat bosan karena lebih banyak
mendengarkan.
14. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
A. Definisi
Model pembelajaran talking stick merupakan sebuah model
belajar yang mana dalam pengaplikasiannya nanti siswa akan
mempergunakan tongkat dalam kegiatannya.
B. Hakikat
Model pembelajaran Talking Stick berkembang dari penelitian
belajar kooperatif oleh Slavin Pada tahun 1995..
C. Langkah-langkah
Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian
materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru
mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa
yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat
diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan
seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
D. Kelebihan dan kekurangan
Adapun beberapa Kelebihan pada Model Pembelajaran Talking
Stick diantaranya adalah :
a) Menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
b) Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat
c) Memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu
sebelum pelajaran dimulai)
d) Peserta didik berani mengemukakan pendapat
e) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik
Adapun kekurangan dari model pembelajaran Talking Stick adalah
sebagai berikut :
a) Siswa cenderung individu
b) Materi yang diserap kurang
c) Siswa yang pandai lebih mudah menerima materi sedangkan siswa
yang kurang pandai kesulitan menerima materi
d) Guru kesulitan melakukan pengawasan
e) Ketenangan kelas kurang terjaga
15. Model pembelajaran kooperatif tipe Circuit Learning
A. Definisi
Circuit Learning adalah memaksimalkan pemberdayaan pikiran
dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang.
B. Hakikat
Circuit leraning (belajar memutar) dikembangkan oleh Teller
(dalam De Porter, 1999: 180) seorang konsultan pendidikan..
C. Langkah-langkah
Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus,
siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta
konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kekurangan dan kelebihan model circuit learning
a) Kekurangan dari model circuit learning
b) Memerlukan waktu yang relatif lama
c) Tidak semua pokok bahasan bisa disajikan berupa peta konsep
2) Kelebihan dari model circuit learning
a) Kreatifitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri
lebih terasah
b) Konsentrasi yang terjadi membuat siswa fokus dalam belajar
16. Model pembelajaran kooperatif tipe Creative problem Solving (CPS)
A. Definisi
Menurut Karen (Dewi, 2008:28) model Creative problem
Solving (CPS) adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan
pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti
dengan penguatan keterampilan.
B. Hakikat
Model Creative Problem Solving (CPS) pertamakali
dikembangkan oleh Alex Osborn pendiri The Creative Education
Foundation (CEF) dan co-founder of highly successful New York
Advertising Agenncy . Pada tahun 1950-an Sidney Parnes bekerjasama
dengan Alex Osborn melakukan penelitian untuk menyempurnakan
model ini. Sehingga model Creative Problem Solving ini juga dikenal
dengan nama The Osborn-parnes Creative Problem Solving Models.
Pada awalnya model ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas yang tinggi dalam setiap
tanggungjawab pekerjaannya, namun pada perkembangan selanjutnya
model ini juga diterapkan pada dunia pendidikan.
C. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam CPS menurut William E. Mitchell dan
Thomas F. Kowalik (Rahman, 2009:10) adalah:
1) Mess-finding (menemukan masalah yang dirasakan sebagai
pengganggu)
Tahap pertama, merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi
situasi yang dirasakan mengganggu.
2) Fact-finding (menemukan fakta)
Tahap kedua, mendaftar semua fakta yang diketahui yang
berhubungan dengan situasi tersebut, yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi informasi yang tidak diketahui tetapi esensial
pada situsi yang sedang diidentifikasi dan dicari.
3) Problem-finding (menemukan masalah)
Pada tahap menemukan masalah, diupayakan mengidentifikasi
semua kemungkinan pernyataan masalah dan kemudian memilih
yang paling penting atau yang mendasari masalah.
4) Idea-finding
Pada tahap ini diupayakan untuk menemukan sejumlah ide atau
gagasan yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan
masalah.
5) Solution-finding
Pada tahap penemuan solusi, ide-ide atau gagasan-gagasan
pemecahan masalah diseleksi, untuk menemukan ide yang paling
tepat untuk memecahkan masalah.
6) Acceptance-finding
Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas solusi masalah,
menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan solusi
tersebut.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Adapun kelebihan Creatif Problem Solving yaitu:
a) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b) Berpikir dan bertindak kreatif.
c) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dunia kerja.
2) Sedangkan kekurangan Creatif Problem Solving sebagai berikut:
a) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode
pembelajaran ini. Misalnya keterbatasan alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta
menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
b) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.
17. Model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing
A. Definisi
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak
yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur
senang (Jill Hadfield, 1986).
B. Langkah-langkah
Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan
skenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari
skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian
kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah
dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh
pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan kesimpulan dan
refleksi.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Keunggulan Model Role Playing
Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role
playing, di antaranya adalah:
a) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan
siswa. Disamping merupakan pengalaman yang
menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas
menjadi dinamis dan penuh antusias.
c) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri
siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.
d) Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang
akan di bahas dalam proses belajar.
2) Kelemahan Metode Role Playing
Disamping memiliki keunggulan, metode role playing juga
mempunyai kelemahan, di antaranya adalah :
a) Bermain peran memakan waktu yang banyak.
b) Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran
secara baik khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak
ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal dengan baik apa
yang akan diperankannya.
c) Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana
kelas tidak mendukung.
d) Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan
tidak akan melakukan secara sungguh-sungguh.
e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode
ini.
18. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualy)
A. Definisi
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) merupakan pembelajaran kooperatif yang pada
pelaksanaannya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen.
B. Hakikat
Robert Slavin mengembangkan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI ini di Johns Hopkins University bersama Nancy Madden
dengan beberapa alasan, yaitu : (1) Model ini mengkombinasikan
keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual; (2) Model
ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif; (3)
TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran,
misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin
untuk mata pelajaran matematika, khususnya untuk materi
keterampilan-keterampilan berhitung (computation skills).
C. Langkah-langkah
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 tahapan dalam
pelaksanaannya, yaitu : (1) Placement Test; (2) Teams; (3) Teaching
Group; (4) Student Creative; (5) Team Study; (6) Fact Test;(7) Team
Score dan Team Recognition; dan (8) Whole-Class Unit. Berikut
penjelasannya satu per satu:
1) Placement Test
Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pre-test) kepada
siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai
harian atau nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh siswa
sehingga guru dapat mengetahui kelemahan siswa pada bidang
tertentu.Teams merupakan langkah yang cukup penting dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru
membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang
terdiri dari 4 - 5 siswa.
2) Teaching Group
Guru memberikan materi secara singkat menjelang
pemberian tugas kelompok.
3) Student Creative
Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan dan
menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu)
ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
4) Team Study
Pada tahapan team study siswa belajar bersama dengan
mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam
kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga memberikan bantuan
secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan
dibantu siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus di
dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring
(tutor sebaya).
5) Fact test
Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa, misalnya dengan memberikan kuis, dsb..
6) Team Score dan Team Recognition
Selanjutnya guru memberikan skor pada hasil kerja
kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap
kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. Misalnya
dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, kelompok
LUAR BIASA”, dan sebagainya.
7) Whole-Class Units
Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materi oleh guru
kembali diakhir bab dengan strategi pemecahan masalah untuk
seluruh siswa di kelasnya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan metode pembelajaran TAI :
a) Meningkatkan hasil belajar.
b) Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
c) Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih
keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling
menghargai.
d) Menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah.
e) Dapat membantu siswa yang lemah. Dengan pengajaran
seperti ini, siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalamannya sendiri dalam mempelajari suatu bahan ajar,
sehingga pemahaman siswa terhadap materi tersebut semakin
terasah, bukan semata-mata hafalan yang didapatkannya dari
guru.
f) Model pembelajaran Team Assisted Individualization
membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik
bahwa matematika itu sulit.
g) Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas
usaha mereka.
2) Kekurangan metode pembelajaran TAI :
a) Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan
mengembangkan perangkat pembelajaran.
b) Guru mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan
pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam
kelas maka akan semakin banyak kelompok yang terbentuk.
c) Tidak semua materi dapat diterapkan menggunakan metode
pembelajaran TAI.
d) Menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang
kurang pandai secara tidak langsung akan bergantung pada
siswa yang pandai.
e) Menimbulkan sikap pasif kepada siswa tertentu, karena dia
hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau
berusaha.
f) Membutuhkan pengelolaan kelas yang baik
g) Tidak ada persaingan antar kelompok.
h) Siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa
yang pandai.
19. Model pembelajaran kooperatif tipe Pair check (pasangan mengecek)
A. Definisi
Menurut Sanjaya (2007) dijelaskan bahwa, “Pembelajaran pair
check adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang berpasangan
(kelompok sebangku) yang bertujuan untuk mendalami atau melatih
materi yang telah dipelajarinya”
B. Hakikat
Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran
berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer
Kagen tahun 1993.
C. Langkah-langkah
Berikut ini sintak dari model pair check
1) Bekerja Berpasangan
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa.
Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan
membantu melatih siswa dalam menilai.
2) Pelatih Mengecek
Apabila patner benar pelatih memberi kupon.
3) Bertukar Peran
Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1 – 3.
4) Pasangan Mengecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan
jawaban.
5) Penegasan Guru
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihannya
a) Dipandu belajar melalui bantuan rekan
b) Menciptakan saling kerjasama di antara siswa
c) Meningkatkan pemahaman konsep dan / atau proses melatih
berkomunikasi
2) Kekurangannya
a) Memerlukan banyak waktu
b) Memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep
untuk menjadi pelatih.
20. Model pembelajaran kooperatif tipe Model IMPROVE
A. Definisi
Model pembelajaran improve merupakan singkatan dari
introducing the new concept, metakognitive questioning, practicing,
reviewing and reducing difficulties, obtaining mastery, verification
and enrichment.
B. Hakikat
Model IMPROVE learning merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Mevarech dan Kmarski (Kartikasari, 2011:
34) yang didasarkan pada teori kognisi dan metakognisi sosial dalam
kelas yang heterogen.
C. Langkah-langkah
Langkah–langkah model pembelajaran improve
1) Introducing the new concept.
Guru memberikan konsep baru melalui pertanyaan-
pertanyaan yang membangun pengetahuan siswa.
2) Meta-cognitive questioning.
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognitif
kepada siswa terkait materi.
3) Practicing.
Siswa berlatih memecahkan permasalahan yang diberikan
oleh guru.
4) Reviewing and reducing difficulties.
Guru memberikan review terhadap kesalahan-kesalahan
yang dihadapi siswa pada saat latihan.
5) Obtaining mastery.
Melakukan tes pada pertemuan berikutnya untuk
mengetahui penguasaan materi siswa.
6) Verification.
Melakukan verifikasi untuk mengetahui siswa mana yang
mencapai batas kelulusan dan siswa mana yang belum mencapai
batas kelulusan.
7) Enrichment.
Pengayaan terhadap siswa yang belum mencapai batas
kelulusan.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan model pembelajaran improve adalah
a) Pembelajaran dengan model improve membuat peserta didik
lebih aktif karena terdapat latihan-latihan sehingga setiap
peserta didik leluasa untuk mengeksploitasi ide-idenya.
b) Suasana pembelajaran dengan model improve tidak
membosankan karena banyaknya tahap-tahapan yang
dilakukan peserta didik dalam model ini.
c) Adanya penjelasan di awal dan latihan-latihan membuat
peserta didik lebih memahami materi.
2) Kelemahan model pembelajaran improve
a) Guru harus mempunyai strategi khusus agar semua peserta
didik dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dalam
model pembelajaran ini.
b) Kemampuan peserta didik tidak sama dalam menyelesaikan
permasalahan ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan
sehingga diperlukan bantuan dan bimbingan khusus oleh
guru. Ini berarti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
materi cukup lama.
c) Tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan dalam
mencatat informasi yang didengarkan secara lisan.
21. Model pembelajaran kooperatif tipe Debat
A. Definisi
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau
lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam
mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Debat :
1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan
yang lainnya kontra.
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan
didebatkan oleh kedua kelompok diatas.
3. Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu
anggota kelompok pro untuk berbicara, saat itu ditanggapi atau
dibantah oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menympaikan gagasannya, guru menulis
inti/ide-ide darisetiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai
sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
5. Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap.
6. Dari data-data yang ada di papan tersebut, guru mengajak siswa
membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik
yang ingin dicapai.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Debat:
a) Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi
pelajaran yang telah diberikan.
b) Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang
telah diberikan.
c) Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Debat
a) Ketika menyampaikan pendapat saling berebut.
b) Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak
menengahi.
c) Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang
kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
22. Model pembelajaran Artikulasi
A. Definisi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang
prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan
Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa
lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model
pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai
‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang
menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk
menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok
tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya
tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat
diperlukan dalam mode pembelajaran ini.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Artikulasi yaitu:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang.
d) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar
sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
Begitu juga kelompok lainnya.
e) Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian
siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa.
g) Kesimpulan/penutup.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Pembelajaran Artikulasi
a) Semua siswa terlibat (mendapat peran).
b) Melatih kesiapan siswa.
c) Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
d) Cocok untuk tugas sederhana.
e) Interaksi lebih mudah.
f) Lebih mudah dan cepat membentuknya.
g) Meningkatkan partisipasi anak.
2) Kelemahan Pembelajaran Artikulasi
a) Untuk mata pelajaran tertentu.
b) Waktu yang dibutuhkan banyak.
c) Materi yang didapat sedikit.
d) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
e) Lebih sedikit ide yang muncul.
f) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.
23. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
A. Definisi
Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya.
Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk
menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri.
Model pembelajaran ini akan relevan apabila siswa secara aktif ikut
serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan
dipresentasikan.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD.
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi
pembelajaran.
3) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa
dilakukan secara bergiliran.
4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6) Penutup
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining
a) Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain.
b) Siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya
sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining:
a) Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja
yang tampil.
b) Banyak siswa yang kurang aktif
24. Model pembelajaran Inside-Outside-Circle(IOC)
A. Definisi
Model Pembelajaran Lingkaran dalam dan Luar Inside-outside
circle (IOC) adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil
dan lingkaran besar.
B. Hakikat
Model pembelajaran lingkaran besar dan lingkaran kecil (inside
– outside – circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk
memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada
saat yang bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan
dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran
dan informasi antar siswa.
C. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle
1) Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak)
berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar.
2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran
pertama menghadap ke dalam.
3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan.
4) Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara
siswa yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah
searah jarum jam.
5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi
informasi demikian seterusnya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle
a) Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang
bersamaan.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle
a) Membutuhkan ruang kelas yang besar.
b) Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan
untuk bergurau.
c) Rumit untuk dilakukan.
25. Model pembelajaran Tari Bambu
A. Definisi
Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa
saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan
yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur, strategi ini cocok
untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan
informasi antar siswa.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Tari Bambu
1) Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak
berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan
kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan
bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan
kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
2) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang
pertama.
3) Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
4) Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu
jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian
bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat
pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus
sesuai dengan kebutuhan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Tari Bambu
a) Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam
proses pembelajaran.
b) Meningkatkan kerjasama diantara siswa.
c) Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Tari Bambu
a) Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan
proses belajar.
b) Siswa lebih banyak bermainnya dari pada belajar.
c) Sebagian siswa saja yang aktif karena kelompoknya terlalu
gemuk.
d) Interaksi pembelajaran tidak terjaddi secara baik.
26. Model pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok
A. Definisi
Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk
bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan
persoalan atau inkuiri. Model pembelajaran ini dimaksudkan agar
masing-masing anggota kelompok mendapat serta pemikiran anggota
lain.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Round Club
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar
2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
3) Guru memberikan tugas atau lembar kerja
4) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan
memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang
sedang mereka kerjakan.
5) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
6) Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah
perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Round Club
a) Adanya tanggung jawab setiap kelompok.
b) Adanya pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya.
c) Lebih dari sekedar belajar kelompok.
d) Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat,
pandangan serta hasil pemikiran.
e) Hasil pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu
kepala.
f) Dapat membina dan memperkaya emosional.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Round Club
a) Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling
kelompok.
b) Suasana kelas menjadi rebut.
c) Tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan
pengayaan
27. Model pembelajaran Time Token Arends
A. Definisi
Model pembelajaran Time Token Arends merupakan salah satu
contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah.
Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per
kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon
terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa
dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang
telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih
memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
B. Hakikat
Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk melatih dan
mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali
C. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Time Token Arends
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD.
2) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.
3) Guru memberi tugas pada siswa.
4) Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik
per kupon pada tiap siswa.
5) Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum
berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu
kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa
lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi.
Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua
kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak
berbicara.
6) Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap
siswa
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Time Token Arends
a) Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan
partisipasinya.
b) Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali
c) Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran
d) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
(aspek berbicara)
e) Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
f) Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling
mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan
keterbukaan terhadap kritik
g) Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
h) Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi
bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Time Token Arends
a) Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
b) Kekurangan Model Time Token Arends
c) Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
d) Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya
banyak.
e) Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses
pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu
sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
f) Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran.
28. Model pembelajaran Word Square
A. Definisi
Model Pembelajaran Word Square merupakan model
pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan
dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak
jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya
jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak
tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Word Square
1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal.
4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Word Square
a) Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
b) Melatih untuk berdisiplin.
c) Dapat melatih sikap teliti dan kritis.
d) Merangsang siswa untuk berpikir efektif.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Word Square
a) Mematikan kreatifitas siswa.
b) Siswa tinggal menerima bahan mentah.
c) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan
kemampuan atau potensi yang dimilikinya.
29. Model pembelajaran Consepct sentence
A. Definisi
Consepct sentence merupakan salah satu teknik dari cooperative
Learning,dimana siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat
beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh
guru kepada siswa.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajran Consepct Sentence
1) Guru menyampaikan tujuan.
2) Guru menyajikan materi secukupnya.
3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang
secara heterogen.
4) Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ topik yang
disajikan.
5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan
menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang
dipandu guru.
7) Kesimpulan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajran Consepct Sentence
a) Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
b) Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
2) Kekurangan Model Pembelajran Consepct Sentence
a) Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
b) Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.
30. Model Pembelajaran Complete Sentence
A. Definisi
Model pembelajaran complete sentence adalah model
pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi
paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban
yang tersedia.
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Complete Sentence
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh
membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.
3) Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
4) Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya
belum lengkap.
5) Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban
yang tersedia.
6) Siswa berdiskusi secara berkelompok.
7) Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap
peserta membaca sampai mengerti atau hafal.
8) Kesimpulan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Complete Sentence
a) Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata
dalam kalimat.
b) Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu
memadukan rumpang/tidak jawabannya.
c) Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Complete Sentence
a) Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal.
b) Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup
menebak kata, karena biasanya hanya kata hubung.
c) Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.
31. Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
A. Definisi
Model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan
dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional
(Rustaman et al., 2003: 206).
B. Langkah-langkah
Sintaks Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
1) Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan / 2 orang (guru
bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri
pasangannya).
2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan
dari kempok yang lain.
4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan
yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban
mereka.
5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula.
6) Kesimpulan.
7) Penutup.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan :
a) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.
b) Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak
pintar.
c) Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik
kelompok lamanya.
d) Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian
meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun siswa tetap
antusias belajar.
2) Kelemahan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
a) Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek
kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang kurang
mampu menguasai materi). Solusinya, lembar penilaian tidak
diberi nama si penilai.
b) Ada siswa yang mengambil jalan pintas, dengan meminta tolong
pada temannya untuk mencarikan jawabnya. Solusinya
mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu.
32. Model Pembelajaran Direct Learning
A. Definisi
Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang diajarkan setahap demi setahap.
B. Hakikat
Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori belajar
social dari Albert Bandura
C. Langkah-langkah
Sintaks (Depdiknas, 2008) :
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3) Membimbing pelatihan.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
D. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
1) Siswa akan lebih aktif, bersemangat, bermutu (berkualitas) dan
berdayaguna.
2) Penguasaan terhadap materi lebih mendalam karena mendapat
bimbingan praktek, mengecek pembahasan siswa dan memberikan
umpan balik, serta siswa dapat berlatih sendiri dalam menerapkan
hasil belajar.
3) Pengajaran dilakukan selangkah demi selangkah untuk
menumbuhkan sikap percaya diri, berani, kesungguhan,
keberanian serta tanggung jawab terhadap sekolah, keluarga dan
masyarakat.
4) Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
khususnya dunia kerja.
5) Membiasakan siswa untuk tidak sekedar menghafal materi
pelajaran tetapi juga harus mampu menerapkan apa yang telah
dipelajari sebelumnya.
Kekurangan :
1) Karena guru berperan sebagai pusat dalam model ini, maka
kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image guru.
2) Sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
3) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
model pembelajaran ini mungkin tidak dapat memberikan siswa
kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi yang disampaikan.
4) Jika terlalu sering digunakan, maka siswa akan berpikir bahwa
guru akan memberitahu siswa sesmua yang perlu diketahui. Hal ini
akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pemebelajan
siswa itu sendiri.
5) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan
siswa.
33. Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME)
A. Definisi
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME adalah
pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan
pada pendidikan matematika.(Yuwono: 2001).
B. Hakikat
Model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan dan
dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970 oleh institut Freudenthal
dan menunjukan hasil yang baik, berdasarkan hasil The Third
International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2000.
C. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa)
2) Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3) Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil”
bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya,
sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna
4) Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut
5) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik
secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan
6) Pengajaran berlangsung secara interaktif.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang
keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
kegunaan pada umumnya bagi manusia
b) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa
matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka
yang disebut pakar dalam bidang tersebut
c) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara
penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan
tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain.
d) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa dalam
mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan
sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan
berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep
matematika dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu
(misalnya guru).
2) Kelemahan:
a) Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar
tentang berbagai hal.
b) Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat
yang dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak
selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang
dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus
bisa diselesaikan dengan bermacam-macam cara
c) Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa
menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau
memecahkan masalah.
d) Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa
agar dapat melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau
prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
34. Model Pembelajaran Open Ended
A. Definisi
Pembelajaran terbuka atau open ended merupakan model
pembelajaran menyajikan permasalahan dengan berbagai cara dan
solusinya juga bisa beragam (Kusmaryono. 2013: 77).
B. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Menghadapkan siswa terhadap problem terbuka.
2) Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam mengkonstruksi
permasalahannya sendiri.
3) Siswa di beri kebebasan untuk memecahkan masalah dengan
berbagai penyelesaian dan jawaban yang beragam.
4) Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan :
a) Siswa berpartisispasi aktif dalam pembelajaran
b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematis
secara komprehensif
c) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberi bukti atau
penjelasan
d) Siswa memiliki pengalaman lebih banyak dalam menemukan
penyelesaian masalah.
2) Kelemahan :
1) Tidak mudah untuk menyajikan situasi dan masalah yang
bermakna bagi siswa
2) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau
mencemaskan jawabannya.
35. Model Pembelajaran SAVI (Somatic Auditory Visualization Intellectually)
A. Definisi
Model ini merupakan model pembelajaran yang menekankan
pada keaktifan siswa khususnya menggunakan berbagai indra yang
dimiliki.
B. Hakikat
Model pembelajaran SAVI diperkenalkan pertama kali oleh Dave
Meier.
C. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Tahap persiapan : guru membangkitkan minat siswa, memberikan
perasaan positif mengenai pembelajaran yang akan datang, dan
menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
2) Tahap penyampaian : guru membantu siswa menemukan materi
belajar yang baru dengan cara melibatkan panca indera, dan cocok
untuk semua gaya belajar.
3) Tahap pelatihan : guru membantu siswa mengintegrasikan dan
menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai car.
4) Tahap penampilan hasil : guru membantu siswa menerapkan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada
pekerjaan
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan :
a) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
b) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri
pengetahuannya.
c) Suasana dalam proses belajar menyenangkan karena siswa
merasa diperhatikan.
d) Memupuk kerjasama antar sisswa.
e) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan
kemampuan psikomotor siswa.
f) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa.
g) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.
2) Kelemahan :
a) Menuntut keterampilan tingkat tinggi dari guru agar dapat
memadukan keempat komponen dari SAVI secara utuh.
b) Membutuhkan biaya yang sangat besar terutama untuk
pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik.
c) Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang
lemah.
36. Model Pembelajaran Reciprocal Learning
A. Definisi
Menurut Cole (1990) pada model pembelajaran ini, siswa
diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yaitu merangkum,
mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarifikasi atau
menjelaskan serta memprediksi bahan ajar.
B. Hakikat
Model pembelajaran reciprocal learning pertama dikembangkan
oleh Palincsar dan Brown pada tahun 1986.
C. Langkah-langkah
Sintaks menurut Suyatno (2009:64) :
1) Guru membagikan bacaan pertemuan hari itu.
2) Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan
pertama.
3) Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan.
4) Setelah membaca, siswa diminta melakukan pemodelan.
5) Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran
guru.
6) Siswa lain membaca dengan tdak bersuara bagian materi bacaan
yang lain.
7) Memilih salahsatu siswa yang berperan sebagai guru.
8) Membimbing siswa yang berperan sebagai guru.
9) Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodik.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan menurut Abdul Aziz (2007 : 113) :
a) Mengembangkan kreatifitas siswa.
b) Memupuk kerjasama antara siswa.
c) Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan
mengembangkan sikap.
d) Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil
kesimpulan dalam waktu singkat.
e) Menumbuhkan sikap menghargai guru.
2) Kelemahan :
a) Kurangnya kesungguhan siswa yang berperan sebagai guru
sehingga tujuan tidak tercapai.
b) Siswa yang berperan sebagai pendengar sering mentertawakan
siswa yang berperan sebagai guru sehingga keadaan tidak
kondusif.
c) Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran membuat
kesimpulan akhir sulit di buat.
37. Model Pembelajaran Means End Analysis (MEA)
A. Definisi
MEA merupakan model pembelajaran yang penrapannya dengan
cara merencanakan tujuan keseluruhan, dimana tujuan tersebut
dijadikan kedalam beberapa tujuan yang pada akhirnya menjadi
beberapa langkah dan pada setiap akhir tujuan akan berakhir pada
tujuan yang lebih umum
B. Hakikat
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Newell dan Simon
(Wikipedia, 2007) dalam General Problem Solving (GPS).
C. Langkah-langkah
Sintaks menurut Herbert Simon :
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Pengelompokkan siswa menjadi 5-6 orang.
4) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah,
menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulkan data,
membuktikan hipotesis, dan menarik kesimpulan.
5) Siswa dibantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
6) Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan :
a) Siswa dapat terbiasa untuk menyelesaikan soal pemecahan
masalah tematik.
b) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran.
c) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan keterampilan dan pengetahuan.
d) Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
2) Kelemahan :
a) Tidak mudah untuk membuat soal pemecahan masalah ang
bermakna bagi siswa.
b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa
sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespon masalah yang diberikan.
c) Siswa sering merasa jenuh karena soal pemecahan masalah
lebih dominan.
d) Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka
tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
38. Model Pembelajaran Picture and Picture
A. Definisi
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan
menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif,
Kreatif, dan Menyenangkan. Model ini dapat digunakan dalam berbagai
mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru.
B. Hakikat
Sejak di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini
mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia
C. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai.
2) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen
3) Guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.
4) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan
(berkaitan dengan materi).
5) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada.
6) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam
menentukan urutan gambar.
7) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan
menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru
saja diterimanya
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran
guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara
singkat terlebih dahulu.
b) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
c) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa
disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
d) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.
e) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan
2) Kekurangan
a) Memakan banyak waktu
b) Banyak siswa yang pasif.
c) Rentan terjadi kekacauan dikelas.
d) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
39. Model Pembelajaran Example Non Example
A. Definisi
Pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mendiskusikan materi yang
diberikan oleh guru melalui gambar.
Menurut Buehl Example Non Example adalah taktik yang dapat
digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Example Non
Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah
suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi
definisinya dari pada sifat fisiknya
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen.
2) Guru menggunakan gambar atau tulisan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3) Guru menempelkan gambar atau tulisan dipapan atau
ditayangkan.
4) Guru memberikan petunjuk pada peserta didik untuk
memperhatikan dan menganalisis.
5) Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan dan menganalisis.
6) Melalui diskusi gambar tersebut dicatat pada kertas.
7) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya.
8) Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai.
9) Kesimpulan.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
2) Kekurangan:
a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b) Memakan waktu yang lama.
40. Model Pembelajaran Cooperative Script
A. Definisi
Cooperative script merupakan model dimana terjadi kesepakatan
antara siswa dengan guru maupun dengan sesama siswa untuk
berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan
cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang
terjadidalam kehidupan sosial siswa yang dapat meningkatkan daya
ingat siswa (Slavin 1994:175).
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2) Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan.
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara
pendengar:
a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang
lengkap.
b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi
lainnya.
5) Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti
kegiatan tersebut kembali.
6) Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru.
7) Penutup.
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.
b) Setiap siswa mendapatkan peran.
c) Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
2) Kelemahan:
a) Hannya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b) Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas
sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut).
41. Model Pembelajaran Group Investigation
A. Definisi
Model ini melatih para siswa berpartisipasi dalam pengembangan
sistem sosial dan melalui pengalaman, secara bertahap belajar
bagaimana menerapkan metode ilmiah untuk meningkatkan kualitas
masyarakat. model ini merupakan bentuk pembelajaran yang
mengkombinasikan dinamika proses demokrasi dengan proses inquiry
akademik.
B. Hakikat
Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk
mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada
pengembangan proses pengkajian akademis
C. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Mengidentifikasi topik dan pengelompokan 2 sampai 6 orang
secara heterogen.
2) Siswa merencakan penyelidikan kelompok.
3) Siswa melaksanakan penyelidikan.
4) Siswa menyiapkan laporan akhir.
5) Siswa menyajikan laporan melalui suatu presentasi yang menarik
dari berbagai topik yang telah dipelajari agar siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai
topik tersebut.
6) Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok
dan bahkan kedua-duanya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Secara pribadi
o Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
o Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
o Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
o Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu
masalah.
b) Secara Sosial / Kelompok
o Meningkatkan belajar bekerja sama
o Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun
dengan guru
o Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
o Belajar menghargai pendapat orang lain
o Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
2) Kekurangan
a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal
c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI,
meodel pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu
topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan
dari pengalaman yang dialami sendiri
42. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
A. Definisi
PBL merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang di
dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha menyelesaikan masalah
dengan beberapa tahapan metode ilmiah sehingga siswa diharapkan
akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah:
1) Orientasi siwa terhadap masalah
2) Mengorganisasikan siswa untuku belajar
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisa dan menevaluasi proses pemecahan masalah
C. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan hal baru
b) Membantu siswa bagamana mentransfer pengetahuan untuk
memahami kehidupan nyata
c) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
2) Kelemahan:
a) Membutuhkan waktu untuk persiapan
b) Apabila siswa kurang berpikir bahwa masalah yang dipecahan
sulit, mereka seringkali merasa enggan mencoba.
43. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading Compotition (CIRC)
A. Definisi
CIRC merupakan sebuah model pembelajaran yang
mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian
mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.
B. Hakikat
Pembelajaran ini dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin,
dan Farnish.
C. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Siswa dikelompokkan 4 orang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis
pada lembar kertas
4) Mempresentasikan hasil kelompok
5) Guru memberikan penguatan dan bersama-sama membuat
kesimpulan
6) Penutup.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah
b) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
c) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam
kelompok
d) Membantu siswa yang lemah (Steven dan Slavin, dalam Nur
2000 : 8)
2) Kelemahan:
a) Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif tampil.
b) Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti.
44. Model Pembelajaran Make A Match (Mencari Pasangan)
A. Definisi
Make A Match merpakan model pembelajaran dimana siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep.
B. Hakikat
Model pembelajaran ini dkembangkan oleh Lorna Curran pada
tahun 1944
C. Langkah-langkah
Sintaks:
1) Guru menyiapkan beberapa topik yang cocok untuk sesi review
(satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban serta
gambar).
2) Setiap siswa mendapat sat kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.
3) Siswa mencari pasangan yang mempunya kartu yang cocok dengan
kartunya (siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin).
4) Melakukan presentasi bersama pasangannya.
5) Kartu diacak kembali agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya.
D. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan:
a) Dapat meningkatkan aktivitas siswa, baik secara kognitif maupun
fisik.
b) Karena ada unsur permainan, maka model pembelajaran ini
terasa menyenangkan.
c) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil
presentasi.
d) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk
belajar.
2) Kelemahan:
a) Jika tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang
terbuang.
b) Banyak siswa yang kurang memperhatikan saat temannya
presentasi.
c) Guru harus berhati-hati dan bijaksana saat memberikan hukuman
kepada siswa yang tidak dapat menemukan pasangannya.
45. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)
A. Definisi
PJBL adalah model pembelajaran yang menggunakan projek
sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikp,
pengetahuan dan keterampilan
B. Langkah-langkah
Sintaks :
1) Penentuan pertanyaan mendasar.
2) Mendesain perencanaan proyek.
3) Menyusun jadwal.
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper
Paper

More Related Content

What's hot

Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
R. Herawati Suryanegara
 
STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajar
Rysa Ilmiana
 
Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004
smp negeri 1 balai riam
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
Universitas Negeri Makassar
 
Model model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruModel model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaru
Key Anech
 
Model pembelajaran kooperatif power point
Model  pembelajaran kooperatif power pointModel  pembelajaran kooperatif power point
Model pembelajaran kooperatif power pointZalina Razali
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaran
MochmujibMujib
 
Makalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsawMakalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsawNor Hidayati
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
Interest_Matematika_2011
 
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFTUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
Rafiza Diy
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMuhamad Yogi
 
Model Pembelajaran Kooperatif
Model  Pembelajaran KooperatifModel  Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif
MOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
Septian Muna Barakati
 
5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif
Rizal Sunanda
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
Universitas Negeri Medan
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranrizka_pratiwi
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematika
merisnuspita
 

What's hot (20)

Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajar
 
Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Model model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruModel model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaru
 
Model pembelajaran kooperatif power point
Model  pembelajaran kooperatif power pointModel  pembelajaran kooperatif power point
Model pembelajaran kooperatif power point
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaran
 
Makalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsawMakalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsaw
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
 
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFTUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
Model Pembelajaran Kooperatif
Model  Pembelajaran KooperatifModel  Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematika
 

Similar to Paper

Makalah isi
Makalah isiMakalah isi
Makalah isi
odaiks
 
Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
Ardy Saputra
 
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxSssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
StuckLegend
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaran
Erje Samawa
 
Model pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsawModel pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsaw
liska dewi
 
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
yurika mariani
 
belajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaranbelajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaran
oyoowk
 
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsawkarya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
Khaerul Imam Herman
 
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxUAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Daimmurahman
 
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxActive Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Daimmurahman
 
Model kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsawModel kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsaw
Yuslipah
 
Model pembelajaraan kooperatif
Model pembelajaraan kooperatifModel pembelajaraan kooperatif
Model pembelajaraan kooperatifFeby Irawan
 
Diklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptxDiklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptx
Domini6
 
Pptjigsaw7
Pptjigsaw7Pptjigsaw7
Pptjigsaw7
Hari Pramono
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifNur Aisyah
 
Strategi pembelajaran kooperatif 1
Strategi pembelajaran kooperatif 1Strategi pembelajaran kooperatif 1
Strategi pembelajaran kooperatif 1
Nur Aisyah
 
Model pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatifModel pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatif
wiwidwidyawati
 
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANMODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
vietry NIC
 

Similar to Paper (20)

Makalah isi
Makalah isiMakalah isi
Makalah isi
 
Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
 
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxSssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaran
 
Model pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsawModel pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsaw
 
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
 
belajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaranbelajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaran
 
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsawkarya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
 
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxUAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
UAS MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN.DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
 
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptxActive Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
Active Learning dan Strategi Pembentukan Team. DAIMURAHMAN.PAI.4.pptx
 
Type tai
Type taiType tai
Type tai
 
Model kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsawModel kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsaw
 
Model pembelajaraan kooperatif
Model pembelajaraan kooperatifModel pembelajaraan kooperatif
Model pembelajaraan kooperatif
 
Diklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptxDiklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptx
 
Pptjigsaw7
Pptjigsaw7Pptjigsaw7
Pptjigsaw7
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Strategi pembelajaran kooperatif 1
Strategi pembelajaran kooperatif 1Strategi pembelajaran kooperatif 1
Strategi pembelajaran kooperatif 1
 
Model pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatifModel pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatif
 
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANMODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
 

Recently uploaded

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 

Paper

  • 1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL-MODELPEMBELAJARAN PAPER Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Depi Ardian Nugraha,M.Pd . Disusun Oleh : ZULFATUL KAROMAH 152151073 Kelas 2015-B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017
  • 2. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw A. Definisi Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. B. Hakikat Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001:78). Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif.. C. Langkah-langkah Sementara prosedur pembelajaran dengan strategi jigsaw menurut Malvin (2004: 193-194) adalah : 1) Pilihlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran). 2) Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran menjadi tiga segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membetuk kuartet (kelompok empat anggota) dengan memberikan segmen 1, 2 atau 3 kepada tiap kelompok. Kemudian perintahkan tiap “kelompok belajar” untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka terima terlebeih dahulu. 3) Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok “belajar ala jigsaw,”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai 1, 2, 3 dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya adalah kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2 dan segmen 3.
  • 3. 4) Perintahkan anggotan kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari. 5) Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya 2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat 3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. 4) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, menerapkan bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi dan memperbaiki kehadiran 5) Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar 6) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif 7) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain 8) Setiap siswa saling mengisi satu sama lain (Arends, 2001:23). Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan dan kelemahannya yaitu : 1) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti. 2) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat. 3) Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
  • 4. 4) Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi. 5) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran. 6) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan (Arends, 2001:25) 2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) A. Definisi Team Achievement Divisions (STAD) Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.. B. Hakikat Team Achievement Divisions (STAD) Students Team – Achievment Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert E. Slavin dari Johns Hopkins University Berinduk pada kajian beberapa metode yang ia namakan Students Team Learning (STL) tahun 1980-an. C. Langkah-langkah Team Achievement Divisions (STAD) Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut: a. Persiapan STAD 1) Materi Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut. 2) Menetapkan siswa dalam kelompok Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih
  • 5. teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8): a) Merangking siswa Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes. b) Menentukan jumlah kelompok Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk. c) Membagi siswa dalam kelompok Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama. d) Mengisi lembar rangkuman kelompok Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD). 3) Menentukan Skor Awal Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya. 4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok. 5) Jadwal Aktivitas
  • 6. STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas. b. Mengajar Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1) Pendahuluan a) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya. b) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran. 2) Pengembangan a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran. b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan. c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah. e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya. 3) Praktek terkendali a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan. c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik. c. Kegiatan Kelompok
  • 7. 1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu: a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru. b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran. c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru. d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan. 2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah: a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya. b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya. c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan. d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya. 3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi. d. Kuis atau Tes Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok. e. Penghargaan Kelompok 1) Menghitung skor individu dan kelompok.
  • 8. Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa. 2) Menghargai hasil belajar kelompok Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru. f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama D. Kelebihan dan kekurangan Keuntungan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Linda Lundgren dan Nur dalam Ibrahim adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan kerja sama, kebaikan budi, kepekaan dan toleransi yang tinggi antar sesama anggota kelompok; 2. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas; 3. Meningkatkan harga diri dan dapat memperbaiki sikap ilmiah terhadap matematika; 4. Memperbaiki kehadiran peserta didik; 5. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar; 6. Konflik pribadi menjadi berkurang; 7. Meningkatkan pemahaman pada materi pelajaran; 8. Apabila mendapat penghargaan, motivasi belajar peserta didik akan menjadi lebih besar; dan 9. Hasil belajar lebih tinggi. Menurut Ibrahim, kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut. 1. Apabila tidak ada kerja sama dalam satu kelompok dan belum bisa menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain maka tugas tidak bisa selesai pada waktu yang sudah ditentukan; 2. Apabila salah satu anggota berperilaku menyimpang akan mempengaruhi dan mengganggu anggota kelompok lainnya; 3. Bila situasi kelas gaduh waktu pelaksanaan diskusi maka akan mengganggu kelas lain; 4. Ketidakhadiran salah satu anggota dalam kelompok akan mempengaruhi kinerja dalam kelompok tersebut;
  • 9. 5. Apabila peserta didik tidak menggunakan waktu dalam diskusi dengan baik maka kelompok tersebut tidak bisa menyelesaikan tugas tepat pada waktunya; 6. Peserta didik yang mencapai kinerja yang tinggi keberatan bila skor disamakan dengan peserta didik yang kinerjanya rendah karena menggunakan sistem skor perbaikan individual; 7. Beban kerja guru menjadi lebih banyak; 8. Jika aktivitas peserta didik dalam kelompok monoton maka motivasi belajar peserta didik akan turun; 9. Apabila pemahaman materi dalam diskusi belum sempurna maka hasil belajar akan menurun. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) A. Definisi Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). B. Hakikat Model pembelajaran (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993 dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : 1) Hasil belajar akademik stuktural : Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2) Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3) Pengembangan keterampilan social : Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu : a) Pembentukan kelompok; b) Diskusi masalah; c) Tukar jawaban antar kelompok C. Langkah-langkah
  • 10. Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut : 1) Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2) Pembentukan kelompok. Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. 3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. 4) Diskusi masalah. Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. 5) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. 6) Memberi kesimpulan.
  • 11. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai berikut : a) Menumbuhkembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab b) Setiap siswa menjadi siap semua. c) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. d) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. e) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok. 2) Kelemahan metode Numbered Head Together (NHT) sebagai berikut : a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. c) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. d) Waktu yang dibutuhkan banyak. e) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus. 4. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing A. Definisi Menurut Suprijono (Hizbullah,2011: 8) Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing- masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. B. Langkah-langkah Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam melaksanakan Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan Suprijono (Hizbullah, 2011: 10) adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing- masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran.
  • 12. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing- masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya. 4) Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit. 6) Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7) Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri pembelajaran yang diberikan. 8) Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman muridakan materi pembelajaran. 9) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan moral dan tugas di rumah. C. Kelebihan dan kekurangan Menurut Safitri (2011: 19) kelebihan model Snowball Throwingantara lain : 1) Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. 2) Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok. 3) Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. 4) Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. 5) Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. 6) Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada temanmaupun guru. 7) Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. 8) Murid akan memahami makna tanggung jawab.
  • 13. 9) Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,budaya, bakat dan intelegensia. 10) Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya Selain itu, model ini juga memiliki kelemahan sebagaimana yang dirumuskan oleh Suprijono (Hizbullah, 2011: 9) diantaranya: 1) Pengetahuan tidak luas hanya terkuat pada pengetahuan sekitarmurid; dan 2) Kurang efektif digunakan untuk semua materi pelajaran 5. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) A. Definisi Rusman (2012: 224) menjelaskan bahawa TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. B. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada Model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. (Trianto, 2010) C. Langkah-langkah Dalam kaitannya dengan pembelajaran kooperatif, menurut Arends (Muslich, 2007: 230) terdapat enam sintaks atau tahapan (fase) yang dapat dilakukan guru. Adapun tahap-tahap (skenario) yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah: 1) Pembentukan kelompok, 2) Pemberian materi, 3) Belajar kelompok, 4) Turnamen, 5) Skor Individu, 6) Skor Kelompok, dan 7) Penghargaan. Fase Kegiatan Guru 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. 2) Menyajikan informasi. Guru menyampaikan informasi singkat sebagai pendahuluan terkait dengan materi ajar. 3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelom-pok-kelompok belajar. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan permainan secara efektif dan efisien.
  • 14. 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing pembentukan kelompok-kelompok belajar pada saat mereka akan melakukan permainan. 5) Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau hasil permainan kuis dari masing-masing kelompok. 6) Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Sumber: Muslich (2007: 230). Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam permainan kelompok dalam bentuk kuis sebagai berikut: 1) Guru membagi siswa ke dalam 6 (enam) kelompok, di mana tiap kelompok terdiri dari lima orang yang bersifat heterogen. 2) Guru menyampaikan aturan-aturan yang terkait dengan permainan, di antaranya: a) Siswa dalam kelompoknya masing-masing dapat mendiskusikan siapa anggota kelompok yang ditugaskan menjawab pertanyaan pada kartu kuis sesuai dengan tingkat kemudahan/kesulitan pertanyaan. Hal ini menjadi aturan dalam permainan agar semua anggota kelompok memiliki partisipasi memberikan skor kepada kelompoknya agar dapat menjadi pemenang, b) Anggota kelompok lain yang belum gilirannya bermain untuk tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait dengan pertanyaan kuis. Jika hal ini dilanggar maka kelompok yang anggotanya melanggar diberi sanksi dalam bentuk pengurangan skor, meskipun belum bermain. 3) Permainan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, guru meminta masing-masing 1 anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 yang bertugas sebagai pelaksana dan kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor yang diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban dari kartu kuis. 4) Untuk sesi kedua, guru meminta masing-masing 1 anggota dari kelompok 1, 2, dan 3 yang bertugas sebagai pelaksana dan kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor
  • 15. yang diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban dari kartu kuis. 5) Pada permainan pertama, kartu kuis yang disediakan sebanyak 15 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta kuis, sedangkan untuk permainan kedua kartu kuis yang disediakan juga 15 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 sebagai peserta kuis. 6) Selama permainan berlangsung peneliti dan teman sejawat (guru) yang ditugaskan untuk mengisi format observasi melakukan pengamatan terhadap seluruh aktivitas siswa. 7) Setelah permainan sesi pertama selesai, siswa yang bertugas mencatat skor permainan membacakan skor masing-masing kelompok dan mengumumkan siapa pemenangnya. 8) Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian dan jaminan nilai hasil belajar yang baik kepada kelompok pemenang, sedangkan kelompok yang skor rendah diberi motivasi agar belajar lebih giat lagi dan setiap anggota agar dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan materi ajar agar memiliki kontribusi terhadap kelompoknya. D. Kelebihan dan kekurangan Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain : 1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas 2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu 3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam 4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa 5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain 6) Motivasi belajar lebih tinggi 7) Hasil belajar lebih baik 8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Sedangkan kelemahan TGT adalah: 1) Bagi guru a) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok
  • 16. b) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh 2) Bagi siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain. 6. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) A. Definisi Model pembelajaran think talk write merupakan salah satu model pengembangan pembelajaran inovatif (Suherman, 2009). Think talk write merupakan model pembelajaran yang menekankan pentingnya belajar efektif dan bermakna. Efektif berarti sesuai tujuan, sedangkan bermakna berarti belajar tidak cukup dengan hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas berpikir, berbicara, dan menulis (membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, notulensi). Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Suherman (2009: 14) bahwa “model pembelajaran think talk write adalah model pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasil presentasi”. B. Hakikat Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin. Pada dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses berpikir, berbicara dan menulis. Tife pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) merupakan salah satu dari tife pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai dengan bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu tugas atau masalah, kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui forum diskusi, dan akhirnya melalui forum diskusi tersebut siswa dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya. Aktivitas berpikir, berbicara dan menulis ini adalah salah satu bentuk aktivitas belajar mengajar yang memberikan peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Tahapan- tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan tipe ini
  • 17. adalah berpikir (Think), berbicara (Talk), dan menulis (Write). Dalam penelitian ini Think Talk write (TTW) akan digabungkan dengan Problem Based learning (PBL). C. Langkah-langkah Untuk menerapkan model pembelajaran think talk write, menurut Suherman (2009) langkah-langkah pembelajarannya (sintaksnya) meliputi: 1) Menyiapkan bahan bacaan. 2) Membagi kelas ke dalam beberapa kelompok kecil heterogen. 3) Salah seorang murid dari masing-masing kelompoknya membacakan bahan bacaan yang telah dibagikan oleh guru. 4) Anggota kelompok yang lain berpikir dengan menyimak, mengkritisi, dan memberikan alternative solusi terhadap munculnya dilema atau masalah pada bahan bacaan. 5) Hasil bacaan selanjutnya dikomunikasikan dengan presentasi masing-masing kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi. 6) Membuat laporan hasil presentasi dan diskusi. D. Kelebihan dan kekurangan Menurut Suyatno (2009: 25) kelebihan-kelebihan model pembelajaran TTW diantaranya sebagai berikut 1) Model TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. 2) Model pembelajaran TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Selain kelebihan di atas model pembelajaran think-talk-write menurut Suyatno (2009: 52) memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut. 1) Model TTW adalah model pembelajaran baru di sekolah sehingga siswa belum terbiasa belajar dengan langkah-langkah pada model TTW oleh karena itu cenderung kaku dan pasif. 2) Kesulitan dalam mengembangkan lingkungan social siswa. 7. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ( TSTS ) a) Definisi
  • 18. Menurut Lie model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua siswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal. Dalam model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua Tamu), siswa dituntut untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. b) Hakikat Model pembelajaran two stay two stray ( TSTS ) dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model ini dapat digunakan pada semua materi pelajaran dan tingkatan usia siswa. Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. c) Langkah-langkah Menurut Lie (2002), langkah-langkah model pembelajaran yang dilakukan dengan model two stay two stray yaitu: 1) Siswa bekerja dalam kelompok berempat seperti biasa. 2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing diantara dua kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain. 3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi kepada tamu mereka. 4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5) Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. d) Kelebihan dan kekurangan Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut Eko kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran two stay two stay adalah sebagai berikut: 1) Kelebihan model pembelajaran two stay two stray o Pembelajaran akan lebih bermakna. o Pembelajaran berpusat pada siswa. o Siswa akan lebih aktif. o Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya. o Meningkatkan kemampuan berbicara siswa. o Dapat meningkatkan minat siswa. 2) Kelemahan model pembelajaran two stay two stray o Memperlukan waktu yang lama.
  • 19. o Membutuhkan banyak persiapan. o Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar maka ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam kelompok. 8. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share) A. Definisi Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. B. Hakikat Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997),menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. C. Langkah-langkah Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward. D. Kelebihan dan kekurangan 1. Kelebihan model pembelajaran koperatif tipe TPS menurut Hartina (2008:12) antara lain sebagai berikut: a) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertnyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. b) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. c) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. d) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. e) Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.
  • 20. 2) Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dikemukakan oleh Hartinah (2008:12) adalah sangat sulit diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak. 9. Model pembelajaran Treffinger A. Definisi Model pembelajaran Treffinger adalah pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. B. Hakikat Model pembelajaran treffinger diperkenalkan oleh Donald J Treffinger pada tahun 1986. Model treffinger ini juga dikenal dengan Creative Problem Solving, kedua sama-sama berupaya untuk mengajak siswa berpikir kreatif dalam menghadapi masalah, namun sintak yang diterapkan antara Osborn dan Treffinger sedikit berbeda satu sama lain C. Langkah-langkah Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urutan ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat- kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan model ini juga memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: a) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. b) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain-lain), pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. c) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. d) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. e) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
  • 21. 2) Menurut Huda (2013: 320) kelemahan dari menerapkan model treffinger antara lain: a) Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam menghadapi masalah. b) Ketidaksiapan siswa untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan. c) Model ini mungkin tidak terapkan untuk siswa taman kanakkanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar. d) Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan siswa melakukan tahp-tahap di atas. 10. Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping A. Definisi Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind mapping). B. Hakikat Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan (2002) sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar. C. Langkah-langkah Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatif jawaban, presentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Mind Mapping a) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas b) Catatan lebih berfokus kepada inti materi c) Dapat bekerja sama dengan teman lainnya d) Catatan lebih padat dan jelas 2) Kekurangan Mind Mapping a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat b) Tidak sepenuhnya murid yang belajar c) Guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa 11. Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble A. Definisi Menurut Suyatno (2009), Scramble merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu.
  • 22. B. Langkah-langkah Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. C. Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran kooperatif tipe scramble mempunyai kelebihan. Kelebihannya tipe ini antara lain: 1) Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban; 2) Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban sudah tersedia; 3) Semua siswa terlibat; 4) Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Model pembelajaran Kooperatif scramble memiliki kelemahan atau kekurangan sebagai berikut: 1) Model pembelajaran ini sulit dalam hal perencanaanya karena belum terbiasa dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 2) Memerlukan waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya, sehingga guru susah menyesuaikan waktu yang sudah ditetapkan. 3) Model pembelajaran ini sulit diimplementasikan apabila kriteria keberhasilan belajar masih ditentukan oleh kemampuan siswa. 4) Karena menggunakan metode permainan, model pembelajaran ini sering menimbulkan kegaduhan yang bisa mengganggu kelas. 12. Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay A. Definisi Menurut Dwitantra (2010) model pembelajaran Course Review Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. B. Langkah-langkah Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
  • 23. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) a) Pembelajaran lebih menarik; b) Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran; c) Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. d) Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan; e) Adanya komunikasi dua arah; 2) Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) a) Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan; b) Adanya peluang untuk berlaku curang. 13. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) A. Definisi Convey (Krismanto, 2003), menyatakan bahwa model pembelajaran MMP merupakan suatu model pembelajaran yang terstruktur. Struktur pada model pembelajaran MMP hampir sama persis dengan stuktur pembelajaran matematika ( SPM ). B. Langkah-langkah Langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) yaitu : 1) Review a) Dengan cara mengolah ulang mata pelajaran yang lalu, b) Membahas tugas yang diberikan /pekerjaan rumah. 2) Pengembangan a) Penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu b) Penjelasan tentang diskusi, demonstrasi, dengan contoh kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik. 3) Latihan Terkontrol a) Siswa merespon soal b) Guru mengamati c) Belajarnya kooperatif 4) Seatwork a) siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep 5) Pekerjaan Rumah a) Tugas membuat pekerjaan rumah.
  • 24. C. Kelebihan dan kekurangan Ditinjau dari langkah – langkahnya yang termuat dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project ( MMP ), Widdiharto ( 2004:2009 ) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ini. 1) Kelebihan Model Missouri Mathematics Project, antara lain: a) Penggunaan waktu yang diatur dengan relatif ketat sehingga banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa, dan b) Banyak latihan sehingga siswa terampil dalam menyelesaikan berbagai macam soal. 2) Kekurangan Model Missouri Mathematics Project a) Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif, dan b) Mungkin siswa akan cepat bosan karena lebih banyak mendengarkan. 14. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick A. Definisi Model pembelajaran talking stick merupakan sebuah model belajar yang mana dalam pengaplikasiannya nanti siswa akan mempergunakan tongkat dalam kegiatannya. B. Hakikat Model pembelajaran Talking Stick berkembang dari penelitian belajar kooperatif oleh Slavin Pada tahun 1995.. C. Langkah-langkah Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi. D. Kelebihan dan kekurangan Adapun beberapa Kelebihan pada Model Pembelajaran Talking Stick diantaranya adalah : a) Menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran b) Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat c) Memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai) d) Peserta didik berani mengemukakan pendapat e) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
  • 25. Adapun kekurangan dari model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut : a) Siswa cenderung individu b) Materi yang diserap kurang c) Siswa yang pandai lebih mudah menerima materi sedangkan siswa yang kurang pandai kesulitan menerima materi d) Guru kesulitan melakukan pengawasan e) Ketenangan kelas kurang terjaga 15. Model pembelajaran kooperatif tipe Circuit Learning A. Definisi Circuit Learning adalah memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. B. Hakikat Circuit leraning (belajar memutar) dikembangkan oleh Teller (dalam De Porter, 1999: 180) seorang konsultan pendidikan.. C. Langkah-langkah Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kekurangan dan kelebihan model circuit learning a) Kekurangan dari model circuit learning b) Memerlukan waktu yang relatif lama c) Tidak semua pokok bahasan bisa disajikan berupa peta konsep 2) Kelebihan dari model circuit learning a) Kreatifitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri lebih terasah b) Konsentrasi yang terjadi membuat siswa fokus dalam belajar 16. Model pembelajaran kooperatif tipe Creative problem Solving (CPS) A. Definisi Menurut Karen (Dewi, 2008:28) model Creative problem Solving (CPS) adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. B. Hakikat Model Creative Problem Solving (CPS) pertamakali dikembangkan oleh Alex Osborn pendiri The Creative Education Foundation (CEF) dan co-founder of highly successful New York Advertising Agenncy . Pada tahun 1950-an Sidney Parnes bekerjasama dengan Alex Osborn melakukan penelitian untuk menyempurnakan
  • 26. model ini. Sehingga model Creative Problem Solving ini juga dikenal dengan nama The Osborn-parnes Creative Problem Solving Models. Pada awalnya model ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas yang tinggi dalam setiap tanggungjawab pekerjaannya, namun pada perkembangan selanjutnya model ini juga diterapkan pada dunia pendidikan. C. Langkah-langkah Langkah-langkah dalam CPS menurut William E. Mitchell dan Thomas F. Kowalik (Rahman, 2009:10) adalah: 1) Mess-finding (menemukan masalah yang dirasakan sebagai pengganggu) Tahap pertama, merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi situasi yang dirasakan mengganggu. 2) Fact-finding (menemukan fakta) Tahap kedua, mendaftar semua fakta yang diketahui yang berhubungan dengan situasi tersebut, yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi informasi yang tidak diketahui tetapi esensial pada situsi yang sedang diidentifikasi dan dicari. 3) Problem-finding (menemukan masalah) Pada tahap menemukan masalah, diupayakan mengidentifikasi semua kemungkinan pernyataan masalah dan kemudian memilih yang paling penting atau yang mendasari masalah. 4) Idea-finding Pada tahap ini diupayakan untuk menemukan sejumlah ide atau gagasan yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 5) Solution-finding Pada tahap penemuan solusi, ide-ide atau gagasan-gagasan pemecahan masalah diseleksi, untuk menemukan ide yang paling tepat untuk memecahkan masalah. 6) Acceptance-finding Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas solusi masalah, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan solusi tersebut. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Adapun kelebihan Creatif Problem Solving yaitu: a) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. b) Berpikir dan bertindak kreatif. c) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. d) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • 27. e) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. f) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. g) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. 2) Sedangkan kekurangan Creatif Problem Solving sebagai berikut: a) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode pembelajaran ini. Misalnya keterbatasan alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. b) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 17. Model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing A. Definisi Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). B. Langkah-langkah Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan kesimpulan dan refleksi. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Keunggulan Model Role Playing Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role playing, di antaranya adalah: a) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan. b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias. c) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan. d) Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan di bahas dalam proses belajar. 2) Kelemahan Metode Role Playing
  • 28. Disamping memiliki keunggulan, metode role playing juga mempunyai kelemahan, di antaranya adalah : a) Bermain peran memakan waktu yang banyak. b) Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal dengan baik apa yang akan diperankannya. c) Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak mendukung. d) Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan melakukan secara sungguh-sungguh. e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini. 18. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualy) A. Definisi Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) merupakan pembelajaran kooperatif yang pada pelaksanaannya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. B. Hakikat Robert Slavin mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini di Johns Hopkins University bersama Nancy Madden dengan beberapa alasan, yaitu : (1) Model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual; (2) Model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif; (3) TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin untuk mata pelajaran matematika, khususnya untuk materi keterampilan-keterampilan berhitung (computation skills). C. Langkah-langkah Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu : (1) Placement Test; (2) Teams; (3) Teaching Group; (4) Student Creative; (5) Team Study; (6) Fact Test;(7) Team Score dan Team Recognition; dan (8) Whole-Class Unit. Berikut penjelasannya satu per satu: 1) Placement Test Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pre-test) kepada siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian atau nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh siswa
  • 29. sehingga guru dapat mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.Teams merupakan langkah yang cukup penting dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4 - 5 siswa. 2) Teaching Group Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas kelompok. 3) Student Creative Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan dan menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya. 4) Team Study Pada tahapan team study siswa belajar bersama dengan mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan dibantu siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus di dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring (tutor sebaya). 5) Fact test Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa, misalnya dengan memberikan kuis, dsb.. 6) Team Score dan Team Recognition Selanjutnya guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. Misalnya dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, kelompok LUAR BIASA”, dan sebagainya. 7) Whole-Class Units Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materi oleh guru kembali diakhir bab dengan strategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa di kelasnya. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan metode pembelajaran TAI : a) Meningkatkan hasil belajar. b) Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
  • 30. c) Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai. d) Menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah. e) Dapat membantu siswa yang lemah. Dengan pengajaran seperti ini, siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya sendiri dalam mempelajari suatu bahan ajar, sehingga pemahaman siswa terhadap materi tersebut semakin terasah, bukan semata-mata hafalan yang didapatkannya dari guru. f) Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu sulit. g) Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka. 2) Kekurangan metode pembelajaran TAI : a) Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran. b) Guru mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam kelas maka akan semakin banyak kelompok yang terbentuk. c) Tidak semua materi dapat diterapkan menggunakan metode pembelajaran TAI. d) Menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan bergantung pada siswa yang pandai. e) Menimbulkan sikap pasif kepada siswa tertentu, karena dia hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau berusaha. f) Membutuhkan pengelolaan kelas yang baik g) Tidak ada persaingan antar kelompok. h) Siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai. 19. Model pembelajaran kooperatif tipe Pair check (pasangan mengecek) A. Definisi Menurut Sanjaya (2007) dijelaskan bahwa, “Pembelajaran pair check adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang berpasangan
  • 31. (kelompok sebangku) yang bertujuan untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajarinya” B. Hakikat Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. C. Langkah-langkah Berikut ini sintak dari model pair check 1) Bekerja Berpasangan Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih siswa dalam menilai. 2) Pelatih Mengecek Apabila patner benar pelatih memberi kupon. 3) Bertukar Peran Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1 – 3. 4) Pasangan Mengecek Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban. 5) Penegasan Guru Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihannya a) Dipandu belajar melalui bantuan rekan b) Menciptakan saling kerjasama di antara siswa c) Meningkatkan pemahaman konsep dan / atau proses melatih berkomunikasi 2) Kekurangannya a) Memerlukan banyak waktu b) Memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep untuk menjadi pelatih. 20. Model pembelajaran kooperatif tipe Model IMPROVE A. Definisi Model pembelajaran improve merupakan singkatan dari introducing the new concept, metakognitive questioning, practicing, reviewing and reducing difficulties, obtaining mastery, verification and enrichment. B. Hakikat Model IMPROVE learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Mevarech dan Kmarski (Kartikasari, 2011:
  • 32. 34) yang didasarkan pada teori kognisi dan metakognisi sosial dalam kelas yang heterogen. C. Langkah-langkah Langkah–langkah model pembelajaran improve 1) Introducing the new concept. Guru memberikan konsep baru melalui pertanyaan- pertanyaan yang membangun pengetahuan siswa. 2) Meta-cognitive questioning. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognitif kepada siswa terkait materi. 3) Practicing. Siswa berlatih memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. 4) Reviewing and reducing difficulties. Guru memberikan review terhadap kesalahan-kesalahan yang dihadapi siswa pada saat latihan. 5) Obtaining mastery. Melakukan tes pada pertemuan berikutnya untuk mengetahui penguasaan materi siswa. 6) Verification. Melakukan verifikasi untuk mengetahui siswa mana yang mencapai batas kelulusan dan siswa mana yang belum mencapai batas kelulusan. 7) Enrichment. Pengayaan terhadap siswa yang belum mencapai batas kelulusan. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan model pembelajaran improve adalah a) Pembelajaran dengan model improve membuat peserta didik lebih aktif karena terdapat latihan-latihan sehingga setiap peserta didik leluasa untuk mengeksploitasi ide-idenya. b) Suasana pembelajaran dengan model improve tidak membosankan karena banyaknya tahap-tahapan yang dilakukan peserta didik dalam model ini. c) Adanya penjelasan di awal dan latihan-latihan membuat peserta didik lebih memahami materi. 2) Kelemahan model pembelajaran improve a) Guru harus mempunyai strategi khusus agar semua peserta didik dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran ini.
  • 33. b) Kemampuan peserta didik tidak sama dalam menyelesaikan permasalahan ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga diperlukan bantuan dan bimbingan khusus oleh guru. Ini berarti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan materi cukup lama. c) Tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan dalam mencatat informasi yang didengarkan secara lisan. 21. Model pembelajaran kooperatif tipe Debat A. Definisi Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Debat : 1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra. 2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas. 3. Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara, saat itu ditanggapi atau dibantah oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. 4. Sementara siswa menympaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide darisetiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi. 5. Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap. 6. Dari data-data yang ada di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Debat: a) Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. b) Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan. c) Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Debat a) Ketika menyampaikan pendapat saling berebut. b) Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi.
  • 34. c) Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif. 22. Model pembelajaran Artikulasi A. Definisi Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’ Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Artikulasi yaitu: a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. c) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. d) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. e) Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. f) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. g) Kesimpulan/penutup. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Pembelajaran Artikulasi a) Semua siswa terlibat (mendapat peran). b) Melatih kesiapan siswa. c) Melatih daya serap pemahaman dari orang lain. d) Cocok untuk tugas sederhana. e) Interaksi lebih mudah. f) Lebih mudah dan cepat membentuknya.
  • 35. g) Meningkatkan partisipasi anak. 2) Kelemahan Pembelajaran Artikulasi a) Untuk mata pelajaran tertentu. b) Waktu yang dibutuhkan banyak. c) Materi yang didapat sedikit. d) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. e) Lebih sedikit ide yang muncul. f) Jika ada perselisihan tidak ada penengah. 23. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining A. Definisi Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Model pembelajaran ini akan relevan apabila siswa secara aktif ikut serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan dipresentasikan. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD. 2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran. 3) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran. 4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa. 5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. 6) Penutup C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining a) Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain. b) Siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining: a) Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil. b) Banyak siswa yang kurang aktif
  • 36. 24. Model pembelajaran Inside-Outside-Circle(IOC) A. Definisi Model Pembelajaran Lingkaran dalam dan Luar Inside-outside circle (IOC) adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar. B. Hakikat Model pembelajaran lingkaran besar dan lingkaran kecil (inside – outside – circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa. C. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle 1) Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar. 2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap ke dalam. 3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. 4) Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam. 5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi demikian seterusnya. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle a) Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle a) Membutuhkan ruang kelas yang besar. b) Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau. c) Rumit untuk dilakukan. 25. Model pembelajaran Tari Bambu A. Definisi Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur, strategi ini cocok
  • 37. untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Tari Bambu 1) Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat. 2) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama. 3) Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi. 4) Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Tari Bambu a) Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam proses pembelajaran. b) Meningkatkan kerjasama diantara siswa. c) Meningkatkan toleransi antara sesama siswa. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Tari Bambu a) Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar. b) Siswa lebih banyak bermainnya dari pada belajar. c) Sebagian siswa saja yang aktif karena kelompoknya terlalu gemuk. d) Interaksi pembelajaran tidak terjaddi secara baik. 26. Model pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok A. Definisi Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Model pembelajaran ini dimaksudkan agar masing-masing anggota kelompok mendapat serta pemikiran anggota lain. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Round Club
  • 38. 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar 2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 3) Guru memberikan tugas atau lembar kerja 4) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan. 5) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya. 6) Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Round Club a) Adanya tanggung jawab setiap kelompok. b) Adanya pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya. c) Lebih dari sekedar belajar kelompok. d) Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat, pandangan serta hasil pemikiran. e) Hasil pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu kepala. f) Dapat membina dan memperkaya emosional. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Round Club a) Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling kelompok. b) Suasana kelas menjadi rebut. c) Tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan pengayaan 27. Model pembelajaran Time Token Arends A. Definisi Model pembelajaran Time Token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. B. Hakikat Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali C. Langkah-langkah
  • 39. Sintaks Model Pembelajaran Time Token Arends 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD. 2) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal. 3) Guru memberi tugas pada siswa. 4) Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. 5) Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara. 6) Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Time Token Arends a) Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya. b) Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali c) Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran d) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara) e) Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. f) Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan keterbukaan terhadap kritik g) Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain. h) Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Time Token Arends a) Tidak memerlukan banyak media pembelajaran. b) Kekurangan Model Time Token Arends c) Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja. d) Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak. e) Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
  • 40. f) Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. 28. Model pembelajaran Word Square A. Definisi Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Word Square 1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh. 3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal. 4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Word Square a) Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. b) Melatih untuk berdisiplin. c) Dapat melatih sikap teliti dan kritis. d) Merangsang siswa untuk berpikir efektif. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Word Square a) Mematikan kreatifitas siswa. b) Siswa tinggal menerima bahan mentah. c) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya. 29. Model pembelajaran Consepct sentence A. Definisi Consepct sentence merupakan salah satu teknik dari cooperative Learning,dimana siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh guru kepada siswa. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajran Consepct Sentence 1) Guru menyampaikan tujuan. 2) Guru menyajikan materi secukupnya.
  • 41. 3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen. 4) Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ topik yang disajikan. 5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat. 6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru. 7) Kesimpulan. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajran Consepct Sentence a) Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran. b) Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai. 2) Kekurangan Model Pembelajran Consepct Sentence a) Hanya untuk mata pelajaran tertentu. b) Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya. 30. Model Pembelajaran Complete Sentence A. Definisi Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Complete Sentence 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya. 3) Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen. 4) Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap. 5) Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia. 6) Siswa berdiskusi secara berkelompok. 7) Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal. 8) Kesimpulan. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Complete Sentence a) Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata dalam kalimat.
  • 42. b) Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan rumpang/tidak jawabannya. c) Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Complete Sentence a) Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal. b) Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak kata, karena biasanya hanya kata hubung. c) Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi. 31. Model Pembelajaran Bertukar Pasangan A. Definisi Model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206). B. Langkah-langkah Sintaks Model Pembelajaran Bertukar Pasangan 1) Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan / 2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya). 2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain. 4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka. 5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. 6) Kesimpulan. 7) Penutup. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan : a) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi. b) Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar. c) Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik kelompok lamanya.
  • 43. d) Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun siswa tetap antusias belajar. 2) Kelemahan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan a) Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang kurang mampu menguasai materi). Solusinya, lembar penilaian tidak diberi nama si penilai. b) Ada siswa yang mengambil jalan pintas, dengan meminta tolong pada temannya untuk mencarikan jawabnya. Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu. 32. Model Pembelajaran Direct Learning A. Definisi Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. B. Hakikat Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori belajar social dari Albert Bandura C. Langkah-langkah Sintaks (Depdiknas, 2008) : 1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. 2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan. 3) Membimbing pelatihan. 4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. 5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. D. Kelebihan dan kekurangan Kelebihan : 1) Siswa akan lebih aktif, bersemangat, bermutu (berkualitas) dan berdayaguna. 2) Penguasaan terhadap materi lebih mendalam karena mendapat bimbingan praktek, mengecek pembahasan siswa dan memberikan umpan balik, serta siswa dapat berlatih sendiri dalam menerapkan hasil belajar. 3) Pengajaran dilakukan selangkah demi selangkah untuk menumbuhkan sikap percaya diri, berani, kesungguhan, keberanian serta tanggung jawab terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat. 4) Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kerja.
  • 44. 5) Membiasakan siswa untuk tidak sekedar menghafal materi pelajaran tetapi juga harus mampu menerapkan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Kekurangan : 1) Karena guru berperan sebagai pusat dalam model ini, maka kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image guru. 2) Sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. 3) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran ini mungkin tidak dapat memberikan siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan. 4) Jika terlalu sering digunakan, maka siswa akan berpikir bahwa guru akan memberitahu siswa sesmua yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pemebelajan siswa itu sendiri. 5) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. 33. Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) A. Definisi Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME adalah pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika.(Yuwono: 2001). B. Hakikat Model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970 oleh institut Freudenthal dan menunjukan hasil yang baik, berdasarkan hasil The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2000. C. Langkah-langkah Sintaks : 1) Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa) 2) Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3) Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna 4) Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut 5) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan 6) Pengajaran berlangsung secara interaktif. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan:
  • 45. a) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia b) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut c) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain. d) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru). 2) Kelemahan: a) Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal. b) Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam-macam cara c) Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah. d) Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari. 34. Model Pembelajaran Open Ended A. Definisi Pembelajaran terbuka atau open ended merupakan model pembelajaran menyajikan permasalahan dengan berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam (Kusmaryono. 2013: 77). B. Langkah-langkah Sintaks : 1) Menghadapkan siswa terhadap problem terbuka. 2) Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam mengkonstruksi permasalahannya sendiri. 3) Siswa di beri kebebasan untuk memecahkan masalah dengan berbagai penyelesaian dan jawaban yang beragam.
  • 46. 4) Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan : a) Siswa berpartisispasi aktif dalam pembelajaran b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematis secara komprehensif c) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberi bukti atau penjelasan d) Siswa memiliki pengalaman lebih banyak dalam menemukan penyelesaian masalah. 2) Kelemahan : 1) Tidak mudah untuk menyajikan situasi dan masalah yang bermakna bagi siswa 2) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawabannya. 35. Model Pembelajaran SAVI (Somatic Auditory Visualization Intellectually) A. Definisi Model ini merupakan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa khususnya menggunakan berbagai indra yang dimiliki. B. Hakikat Model pembelajaran SAVI diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. C. Langkah-langkah Sintaks : 1) Tahap persiapan : guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pembelajaran yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. 2) Tahap penyampaian : guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar. 3) Tahap pelatihan : guru membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai car. 4) Tahap penampilan hasil : guru membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan :
  • 47. a) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual. b) Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya. c) Suasana dalam proses belajar menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan. d) Memupuk kerjasama antar sisswa. e) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. f) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa. g) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar. 2) Kelemahan : a) Menuntut keterampilan tingkat tinggi dari guru agar dapat memadukan keempat komponen dari SAVI secara utuh. b) Membutuhkan biaya yang sangat besar terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik. c) Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah. 36. Model Pembelajaran Reciprocal Learning A. Definisi Menurut Cole (1990) pada model pembelajaran ini, siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarifikasi atau menjelaskan serta memprediksi bahan ajar. B. Hakikat Model pembelajaran reciprocal learning pertama dikembangkan oleh Palincsar dan Brown pada tahun 1986. C. Langkah-langkah Sintaks menurut Suyatno (2009:64) : 1) Guru membagikan bacaan pertemuan hari itu. 2) Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertama. 3) Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan. 4) Setelah membaca, siswa diminta melakukan pemodelan. 5) Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guru. 6) Siswa lain membaca dengan tdak bersuara bagian materi bacaan yang lain. 7) Memilih salahsatu siswa yang berperan sebagai guru. 8) Membimbing siswa yang berperan sebagai guru. 9) Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodik. D. Kelebihan dan kekurangan
  • 48. 1) Kelebihan menurut Abdul Aziz (2007 : 113) : a) Mengembangkan kreatifitas siswa. b) Memupuk kerjasama antara siswa. c) Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap. d) Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. e) Menumbuhkan sikap menghargai guru. 2) Kelemahan : a) Kurangnya kesungguhan siswa yang berperan sebagai guru sehingga tujuan tidak tercapai. b) Siswa yang berperan sebagai pendengar sering mentertawakan siswa yang berperan sebagai guru sehingga keadaan tidak kondusif. c) Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran membuat kesimpulan akhir sulit di buat. 37. Model Pembelajaran Means End Analysis (MEA) A. Definisi MEA merupakan model pembelajaran yang penrapannya dengan cara merencanakan tujuan keseluruhan, dimana tujuan tersebut dijadikan kedalam beberapa tujuan yang pada akhirnya menjadi beberapa langkah dan pada setiap akhir tujuan akan berakhir pada tujuan yang lebih umum B. Hakikat Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Newell dan Simon (Wikipedia, 2007) dalam General Problem Solving (GPS). C. Langkah-langkah Sintaks menurut Herbert Simon : 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2) Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3) Pengelompokkan siswa menjadi 5-6 orang. 4) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulkan data, membuktikan hipotesis, dan menarik kesimpulan. 5) Siswa dibantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. 6) Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan : a) Siswa dapat terbiasa untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah tematik.
  • 49. b) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran. c) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan keterampilan dan pengetahuan. d) Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri. 2) Kelemahan : a) Tidak mudah untuk membuat soal pemecahan masalah ang bermakna bagi siswa. b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan. c) Siswa sering merasa jenuh karena soal pemecahan masalah lebih dominan. d) Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi. 38. Model Pembelajaran Picture and Picture A. Definisi Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru. B. Hakikat Sejak di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia C. Langkah-langkah Langkah-langkah: 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen 3) Guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. 4) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). 5) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. 6) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. 7) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya
  • 50. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan: a) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. b) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. c) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. d) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. e) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan 2) Kekurangan a) Memakan banyak waktu b) Banyak siswa yang pasif. c) Rentan terjadi kekacauan dikelas. d) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 39. Model Pembelajaran Example Non Example A. Definisi Pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru melalui gambar. Menurut Buehl Example Non Example adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya dari pada sifat fisiknya B. Langkah-langkah Langkah-langkah: 1) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen. 2) Guru menggunakan gambar atau tulisan sesuai dengan tujuan pembelajaran 3) Guru menempelkan gambar atau tulisan dipapan atau ditayangkan. 4) Guru memberikan petunjuk pada peserta didik untuk memperhatikan dan menganalisis. 5) Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan dan menganalisis. 6) Melalui diskusi gambar tersebut dicatat pada kertas.
  • 51. 7) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. 8) Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai. 9) Kesimpulan. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan: a) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar. b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar. c) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. 2) Kekurangan: a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. b) Memakan waktu yang lama. 40. Model Pembelajaran Cooperative Script A. Definisi Cooperative script merupakan model dimana terjadi kesepakatan antara siswa dengan guru maupun dengan sesama siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadidalam kehidupan sosial siswa yang dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin 1994:175). B. Langkah-langkah Langkah-langkah: 1) Guru membagi siswa untuk berpasangan. 2) Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar: a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap. b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5) Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali. 6) Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru. 7) Penutup.
  • 52. C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan: a) Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan. b) Setiap siswa mendapatkan peran. c) Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. 2) Kelemahan: a) Hannya digunakan untuk mata pelajaran tertentu. b) Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut). 41. Model Pembelajaran Group Investigation A. Definisi Model ini melatih para siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan melalui pengalaman, secara bertahap belajar bagaimana menerapkan metode ilmiah untuk meningkatkan kualitas masyarakat. model ini merupakan bentuk pembelajaran yang mengkombinasikan dinamika proses demokrasi dengan proses inquiry akademik. B. Hakikat Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis C. Langkah-langkah Langkah-langkah: 1) Mengidentifikasi topik dan pengelompokan 2 sampai 6 orang secara heterogen. 2) Siswa merencakan penyelidikan kelompok. 3) Siswa melaksanakan penyelidikan. 4) Siswa menyiapkan laporan akhir. 5) Siswa menyajikan laporan melalui suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. 6) Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok dan bahkan kedua-duanya. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan: a) Secara pribadi
  • 53. o Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas o Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif o Rasa percaya diri dapat lebih meningkat o Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah. b) Secara Sosial / Kelompok o Meningkatkan belajar bekerja sama o Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun dengan guru o Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis o Belajar menghargai pendapat orang lain o Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan 2) Kekurangan a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, meodel pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri 42. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) A. Definisi PBL merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha menyelesaikan masalah dengan beberapa tahapan metode ilmiah sehingga siswa diharapkan akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. B. Langkah-langkah Langkah-langkah: 1) Orientasi siwa terhadap masalah 2) Mengorganisasikan siswa untuku belajar 3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) Menganalisa dan menevaluasi proses pemecahan masalah C. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan: a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan hal baru b) Membantu siswa bagamana mentransfer pengetahuan untuk memahami kehidupan nyata c) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. 2) Kelemahan: a) Membutuhkan waktu untuk persiapan
  • 54. b) Apabila siswa kurang berpikir bahwa masalah yang dipecahan sulit, mereka seringkali merasa enggan mencoba. 43. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading Compotition (CIRC) A. Definisi CIRC merupakan sebuah model pembelajaran yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting. B. Hakikat Pembelajaran ini dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin, dan Farnish. C. Langkah-langkah Sintaks : 1) Siswa dikelompokkan 4 orang secara heterogen 2) Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran 3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas 4) Mempresentasikan hasil kelompok 5) Guru memberikan penguatan dan bersama-sama membuat kesimpulan 6) Penutup. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan: a) Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah b) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang c) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok d) Membantu siswa yang lemah (Steven dan Slavin, dalam Nur 2000 : 8) 2) Kelemahan: a) Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif tampil. b) Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti. 44. Model Pembelajaran Make A Match (Mencari Pasangan) A. Definisi Make A Match merpakan model pembelajaran dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep. B. Hakikat Model pembelajaran ini dkembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1944
  • 55. C. Langkah-langkah Sintaks: 1) Guru menyiapkan beberapa topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban serta gambar). 2) Setiap siswa mendapat sat kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. 3) Siswa mencari pasangan yang mempunya kartu yang cocok dengan kartunya (siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin). 4) Melakukan presentasi bersama pasangannya. 5) Kartu diacak kembali agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. D. Kelebihan dan kekurangan 1) Kelebihan: a) Dapat meningkatkan aktivitas siswa, baik secara kognitif maupun fisik. b) Karena ada unsur permainan, maka model pembelajaran ini terasa menyenangkan. c) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi. d) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. 2) Kelemahan: a) Jika tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang. b) Banyak siswa yang kurang memperhatikan saat temannya presentasi. c) Guru harus berhati-hati dan bijaksana saat memberikan hukuman kepada siswa yang tidak dapat menemukan pasangannya. 45. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) A. Definisi PJBL adalah model pembelajaran yang menggunakan projek sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikp, pengetahuan dan keterampilan B. Langkah-langkah Sintaks : 1) Penentuan pertanyaan mendasar. 2) Mendesain perencanaan proyek. 3) Menyusun jadwal.