[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai indikator kinerja pelayanan operasional pelabuhan yang terdiri dari indikator kinerja pelayanan kapal, kinerja bongkar muat, dan tingkat pemakaian fasilitas pelabuhan seperti dermaga, gudang, dan lapangan. Indikator tersebut digunakan untuk mengukur kinerja pelabuhan sesuai dengan standar guna mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan.
Identifikasi Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa memberikan informasi tentang kinerja operasional pelabuhan Benoa berdasarkan beberapa indikator. Dokumen ini juga menganalisis kondisi saat ini pelabuhan Benoa dan memberikan konsep pengembangan untuk meningkatkan pelabuhan tersebut sebagai pelabuhan wisata.
Dokumen tersebut membahas tentang kelayakan kapal perikanan yang bertanggung jawab dalam hal pemenuhan persyaratan kelautan dan kelayakan kapal, pengawakan kapal, serta kelengkapan alat tangkap dan komunikasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan ketentuan dan peraturan terkait kelayakan kapal perikanan baik secara nasional maupun internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang ISPS Code atau Kode Internasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan. ISPS Code ditetapkan oleh IMO untuk meningkatkan keamanan pelayaran internasional terhadap ancaman terorisme. ISPS Code mengatur kerangka kerja, peran dan tanggung jawab berbagai pihak terkait keamanan kapal dan pelabuhan, serta langkah-langkah untuk mengidentifikasi ancaman dan menanggapi berbagai tingkat keamanan.
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan gambar rencana garis kapal, meliputi penentuan koefisien kapal, perencanaan kurva luas penampang, penggambaran garis air, shape control, body plan, dan proyeksi ke rencana lainnya. Langkah-langkahnya diawali dengan menentukan data kapal, menghitung koefisien, melukis kurva dan garis, serta melakukan koreksi sampai memenuhi toleransi.
keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Identifikasi Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa memberikan informasi tentang kinerja operasional pelabuhan Benoa berdasarkan beberapa indikator. Dokumen ini juga menganalisis kondisi saat ini pelabuhan Benoa dan memberikan konsep pengembangan untuk meningkatkan pelabuhan tersebut sebagai pelabuhan wisata.
Dokumen tersebut membahas tentang kelayakan kapal perikanan yang bertanggung jawab dalam hal pemenuhan persyaratan kelautan dan kelayakan kapal, pengawakan kapal, serta kelengkapan alat tangkap dan komunikasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan ketentuan dan peraturan terkait kelayakan kapal perikanan baik secara nasional maupun internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang ISPS Code atau Kode Internasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan. ISPS Code ditetapkan oleh IMO untuk meningkatkan keamanan pelayaran internasional terhadap ancaman terorisme. ISPS Code mengatur kerangka kerja, peran dan tanggung jawab berbagai pihak terkait keamanan kapal dan pelabuhan, serta langkah-langkah untuk mengidentifikasi ancaman dan menanggapi berbagai tingkat keamanan.
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan gambar rencana garis kapal, meliputi penentuan koefisien kapal, perencanaan kurva luas penampang, penggambaran garis air, shape control, body plan, dan proyeksi ke rencana lainnya. Langkah-langkahnya diawali dengan menentukan data kapal, menghitung koefisien, melukis kurva dan garis, serta melakukan koreksi sampai memenuhi toleransi.
keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan midship section untuk beberapa jenis kapal seperti tanker, bulk carrier, general cargo, container ship, dan RO-RO ship menurut peraturan BKI tahun 2013. Dokumen tersebut juga membahas tentang wing tank, double bottom, double skin, bulkhead, dan corrugated bulkhead untuk beberapa jenis kapal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penilaian mahasiswa dan pengertian pelabuhan serta jenis-jenisnya, termasuk definisi kapal dan jenis-jenis kapal. Dokumen ini memberikan gambaran mengenai unsur-unsur penting dalam perencanaan pelabuhan seperti penilaian mahasiswa, definisi pelabuhan, jenis pelabuhan, kapal dan jenisnya.
Perusahaan pelayaran menyewa 3 kapal untuk melayani Indonesia bagian timur, yakni kapal penumpang 3000 orang dan 100 kendaraan, kapal tanker minyak 10.000 DWT, dan kapal kontainer 1000 TEU. Dokumen ini menjelaskan persyaratan sertifikat dan jumlah awak kapal yang dibutuhkan untuk masing-masing kapal.
Sistem Vessel Traffic (VTS) merupakan sistem pemantauan lalu lintas kapal yang digunakan oleh pelabuhan atau armada kapal untuk mengawasi pergerakan kapal melalui radar, CCTV, radio VHF, dan sistem identifikasi otomatis. VTS bertujuan untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, dan efisiensi operasi armada kapal.
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Yogga Haw
Dokumen tersebut merupakan bagian dari tugas merancang kapal container 7000 DWT yang membahas latar belakang, tujuan, batasan, prinsip perancangan, dan karakteristik kapal yang akan dirancang. Kapal container ini akan mengangkut muatan dalam bentuk peti kemas sepanjang rute pelayaran Tg. Priok - Tenau.
Dokumen tersebut membahas prosedur darurat di kapal, termasuk organisasi darurat, isyarat bahaya, rencana evakuasi, nomor kontak darurat, dan manfaat rencana penanggulangan darurat."
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerHaqiqi Muchammad
Laporan ini membahas perancangan rencana garis untuk sebuah kapal. Dijelaskan definisi-definisi penting seperti panjang kapal, lebar, dan tinggi. Juga dijelaskan potongan-potongan badan kapal yang diperlukan dalam perancangan rencana garis. Langkah-langkah perhitungan dan penggambaran rencana garis akan dilakukan, termasuk perhitungan kurva luas potongan dan garis air.
Dokumen ini menjelaskan perhitungan tebal minimum plat kulit (shell plating) untuk berbagai bagian kapal seperti plat alas, bilga, lunas datar, dan sisi sesuai dengan SNI 06-1747-2002. Perhitungan mempertimbangkan faktor beban, jarak antar rangka (frame space), panjang kapal, dan faktor material dan korosi. Tebal minimum ditentukan berdasarkan rumus yang melibatkan beban alas dan faktor-faktor tersebut.
Struktur organisasi Kantor Administrasi Pelabuhan Utama Tanjung Priok tahun 2002 terdiri dari Bagian Tata Usaha dan beberapa bidang yang membawahi seksi-seksi terkait untuk menjalankan fungsi pengawasan dan pengaturan lalu lintas pelayaran di pelabuhan.
Dokumen ini membahas tentang fasilitas yang dibutuhkan di pelabuhan agar mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir dan meningkatkan kecepatan bongkar muat barang. Fasilitas utama pelabuhan antara lain dermaga, alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang, lapangan penumpukan, dan terminal penumpang.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis pelabuhan yang diklasifikasikan berdasarkan aspek penyelenggaraan, pengusahaan, teknis pembangunan, penggunaan, dan luas kegiatan. Pelabuhan dapat berupa umum, khusus, yang diusahakan, tidak diusahakan, alam, buatan, semi alam, ikan, minyak, barang, penumpang, campuran, dan militer.
Dokumen tersebut merangkum tentang Pelabuhan Patimban, yaitu pelabuhan baru yang sedang dibangun di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas terminal peti kemas 7,5 juta TEU dan terminal kendaraan 600 ribu CBU. Pelabuhan ini diresmikan pada 2020 dan akan menjadi pintu gerbang ekspor utama di Jabar serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Ciptadi dan Bpk Melfin).pptxdrsarita
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran kinerja pelayanan operasional pelabuhan sesuai dengan standar guna mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan."
Dokumen tersebut memberikan analisis biaya penggunaan alat berat dalam pembangunan area parkir Fakultas Teknik UNS dengan membandingkan biaya dan waktu pemakaian alat berat bulldozer dan loader dibandingkan dengan backhoe loader. Analisis mencakup volume pekerjaan, produktivitas alat, waktu kerja, dan biaya pelaksanaan untuk kegiatan galian dan loading menggunakan backhoe loader.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan midship section untuk beberapa jenis kapal seperti tanker, bulk carrier, general cargo, container ship, dan RO-RO ship menurut peraturan BKI tahun 2013. Dokumen tersebut juga membahas tentang wing tank, double bottom, double skin, bulkhead, dan corrugated bulkhead untuk beberapa jenis kapal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penilaian mahasiswa dan pengertian pelabuhan serta jenis-jenisnya, termasuk definisi kapal dan jenis-jenis kapal. Dokumen ini memberikan gambaran mengenai unsur-unsur penting dalam perencanaan pelabuhan seperti penilaian mahasiswa, definisi pelabuhan, jenis pelabuhan, kapal dan jenisnya.
Perusahaan pelayaran menyewa 3 kapal untuk melayani Indonesia bagian timur, yakni kapal penumpang 3000 orang dan 100 kendaraan, kapal tanker minyak 10.000 DWT, dan kapal kontainer 1000 TEU. Dokumen ini menjelaskan persyaratan sertifikat dan jumlah awak kapal yang dibutuhkan untuk masing-masing kapal.
Sistem Vessel Traffic (VTS) merupakan sistem pemantauan lalu lintas kapal yang digunakan oleh pelabuhan atau armada kapal untuk mengawasi pergerakan kapal melalui radar, CCTV, radio VHF, dan sistem identifikasi otomatis. VTS bertujuan untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, dan efisiensi operasi armada kapal.
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Yogga Haw
Dokumen tersebut merupakan bagian dari tugas merancang kapal container 7000 DWT yang membahas latar belakang, tujuan, batasan, prinsip perancangan, dan karakteristik kapal yang akan dirancang. Kapal container ini akan mengangkut muatan dalam bentuk peti kemas sepanjang rute pelayaran Tg. Priok - Tenau.
Dokumen tersebut membahas prosedur darurat di kapal, termasuk organisasi darurat, isyarat bahaya, rencana evakuasi, nomor kontak darurat, dan manfaat rencana penanggulangan darurat."
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerHaqiqi Muchammad
Laporan ini membahas perancangan rencana garis untuk sebuah kapal. Dijelaskan definisi-definisi penting seperti panjang kapal, lebar, dan tinggi. Juga dijelaskan potongan-potongan badan kapal yang diperlukan dalam perancangan rencana garis. Langkah-langkah perhitungan dan penggambaran rencana garis akan dilakukan, termasuk perhitungan kurva luas potongan dan garis air.
Dokumen ini menjelaskan perhitungan tebal minimum plat kulit (shell plating) untuk berbagai bagian kapal seperti plat alas, bilga, lunas datar, dan sisi sesuai dengan SNI 06-1747-2002. Perhitungan mempertimbangkan faktor beban, jarak antar rangka (frame space), panjang kapal, dan faktor material dan korosi. Tebal minimum ditentukan berdasarkan rumus yang melibatkan beban alas dan faktor-faktor tersebut.
Struktur organisasi Kantor Administrasi Pelabuhan Utama Tanjung Priok tahun 2002 terdiri dari Bagian Tata Usaha dan beberapa bidang yang membawahi seksi-seksi terkait untuk menjalankan fungsi pengawasan dan pengaturan lalu lintas pelayaran di pelabuhan.
Dokumen ini membahas tentang fasilitas yang dibutuhkan di pelabuhan agar mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir dan meningkatkan kecepatan bongkar muat barang. Fasilitas utama pelabuhan antara lain dermaga, alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang, lapangan penumpukan, dan terminal penumpang.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis pelabuhan yang diklasifikasikan berdasarkan aspek penyelenggaraan, pengusahaan, teknis pembangunan, penggunaan, dan luas kegiatan. Pelabuhan dapat berupa umum, khusus, yang diusahakan, tidak diusahakan, alam, buatan, semi alam, ikan, minyak, barang, penumpang, campuran, dan militer.
Dokumen tersebut merangkum tentang Pelabuhan Patimban, yaitu pelabuhan baru yang sedang dibangun di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas terminal peti kemas 7,5 juta TEU dan terminal kendaraan 600 ribu CBU. Pelabuhan ini diresmikan pada 2020 dan akan menjadi pintu gerbang ekspor utama di Jabar serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Ciptadi dan Bpk Melfin).pptxdrsarita
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran kinerja pelayanan operasional pelabuhan sesuai dengan standar guna mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan."
Dokumen tersebut memberikan analisis biaya penggunaan alat berat dalam pembangunan area parkir Fakultas Teknik UNS dengan membandingkan biaya dan waktu pemakaian alat berat bulldozer dan loader dibandingkan dengan backhoe loader. Analisis mencakup volume pekerjaan, produktivitas alat, waktu kerja, dan biaya pelaksanaan untuk kegiatan galian dan loading menggunakan backhoe loader.
ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT DENGAN PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN LOADER DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN AREA PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNS
Pekerjaan Tanah Proyek Parkir Barat FT UNS (Perhitungan Metode Konstruksi)aznugroho
Contoh perhitungan Metode Konstruksi (Pemindahan Tanah Mekanik, PTM)
Pekerjaan Tanah pada Proyek Parkir Barat Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di utara Gedung 4 FT UNS.
Presentasi ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Metode Konstruksi kelas Ir. Ary Setyawan, MSc.Ph.D.
Garis beras dari perhitungan ini berisi,
1. Lokasi dan data keadaan proyek
2. Jenis-jenis dan perhitungan volume pekerjaan
3. Penggunaan dan produktifitas dari alat-alat berat yang digunakan
4. Biaya dan penjadwalan pekerjaan
Pada bagian lokasi serta data keadaan berisi tentang deskripsi lokasi yang dilengkapi dengan peta dan penjelasan umum tentang pekerjaan tanah yang dilaksanakan.
Jenis dan volume pekerjaan berisi penjelasan perhitungan pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan tanah, seperti pembersihan, pemotongan, pemuatan, pengangkutan, dan pemadatan.
Bagian penggunaan alat adalah menentukan alat yang digunakan dari lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan yang kemudian dihitung produktifitas per jam dari setiap alat berat yang dipakai.
Terakhir, tentang biaya dan penjadwalan merupakan rincian biaya yang dikeluarkan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan. Adapun biaya alat berasal dari harga sewa dari perusahaan CV. Songkro, dan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 4 hari.
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah suatu pekerjaan tanah dengan volume bank 807,5 meter kubik pada proyek parkir dengan menggunakan alat berat berupa 2 bulldozer, 1 excavator, 3 dump truck, dan 1 roller compactor selama 4 hari pelaksanaan dengan biaya Rp.26.549.820,-
tim penyusun,
Nur Rohmad
Ahsan Musthafa
Arief Prasetya Adi
Azis Nugroho
Bayu Budi Satria
Proyek terowongan MRT yang dikerjakan oleh kelompok 7 TBM mata kuliah metode konstruksi kelas E 2022
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, MSc,PhD
Anggota kelompok :
1. Rafilla Hafnan Dahlilliyanto (I0120139)
2. Rendy Tri Saputro (I0120145)
3. Reza Murdani (I0120148)
4. Rifki Hardianto (I0120150)
Owner requirement merupakan persyaratan pemilik kapal yang digunakan sebagai acuan dalam merancang kapal. Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah perhitungan ukuran utama kapal berdasarkan data 30 kapal pembanding dengan menggunakan metode regresi linier untuk memperoleh panjang, lebar, dan kedalaman awal sesuai dengan DWT yang diinginkan. Selanjutnya dihitung koefisien utama kapal seperti block coefficient,
Dokumen tersebut merangkum metode konstruksi penimbunan tanah di suatu lokasi, termasuk perhitungan volume tanah, pemilihan alat berat, dan perhitungan biaya operasional. Secara ringkas, dokumen tersebut merencanakan penimbunan tanah seluas 475 m2 menggunakan wheel loader, dump truck, dan compactor dengan total biaya operasi sebesar Rp10,4 juta.
2. • mengukur kinerja pelayanan operasional
pelabuhan sesuai dengan standar guna
untuk mengetahui tingkat kinerja
pelayanan operasional pelabuhan
MAKSUD
• Untuk dapat mengetahui tingkat
keberhasilan, produktivitas dan efesiensi
penggunaan fasilitas/alat pelabuhan
pada periode/waktu tertentu
TUJUAN
• Sebagai alat analisis yang penting bagi
manajemen didalam mengelola
pelabuhan, menentukan perencanaan
dan pengembangan serta menetapkan
kebijakan-kebijakan
FUNGSI
3. • Informasi mengenai besarnya
throughput lalu-lintas barang (daya
lalu) yang melalui suatu peralatan
atau fasilitas pelabuhan dalam
periode waktu tertentu;
Indikator
Output
• informasi mengenai lamanya
waktu pelayanan kapal selama di
dalam daerah lingkungan kerja
pelabuhan;
Indikator
Service
• informasi mengenai sejauh mana
fasilitas dermaga dan sarana
penunjang dimanfaatkan secara
intensif.
Indikator
Utilisasi
INDIKATOR KINERJA
4. WT
PT
AT
BWT
ET
IT
NOT
BT
TRT
SERVICE
WT = Waiting Time
PT = Postpone Time
AT = Approach Time
BWT = Berthing Working Time
ET = Effective Time
IT = Idle Time
NOT = Not Operation Time
BT = Berthing Time
TRT = Turn Round Time
INDIKATOR KINERJA
SERVICE
KINERJA
PELAYANAN
KAPAL
6. UTILISASI
BOR
SOR
YOR
BOR = Berth Occupancy Ratio
SOR = Shed Occupancy Ratio
YOR = Yard Occupancy Ratio
INDIKATOR KINERJA
UTILISASI
TINGKAT
PEMAKAIAN
FASILITAS
7. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT NO. HK.103/2/18/DJPL-16
Tentang Standar Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan Pada Pelabuhan Yang
Diusahakan Secara Komersial
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT NO. HK.103/4/17/DJPL-16
Tentang Standar Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan Pada Pelabuhan Yang
Belum Diusahakan Secara Komersial
DASAR
9. Indikator kinerja pelayanan operasional pelabuhan
terdiri dari :
1. Waktu Tungu Kapal/Waiting Time ( WT )
2. Waktu Pelayanan Pemanduan/Approach Time ( AT )
3. Waktu Efektif/Effektive Time dibanding Berth Time ( ET :
BT )
4. Produktivitas Kerja ( T/G/J, T/J, B/C/H dan BSH)
5. Receiving/Delivery Petikemas
6. Tingkat Penggunaan Dermaga/Berth Occupancy
Ratio ( BOR )
7. Tingkat Penggunaan Gudang/Shed Occupancy Ratio
( SOR )
8. Tingkat Penggunaan Lapangan/Yard Occupancy
Ratio ( YOR )
9. Kesiapan operasi peralatan
10. PENGERTIAN DAN RUMUSAN
KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN
• Adalah selisih waktu sejak
kapal tiba dilokasi lego
jangkar dan telah meminta
pelayanan sampai kapal
digerakkan menuju tempat
bertambat/sandar di dermaga
WAITING
TIME
( WT )
1. KINERJA PELAYANAN KAPAL
WT
11. POSTPONE TIME ( PT )
Adalah waktu tertunda yang tidak bermanfaat selama
kapal berada dilokasi lego jangkar sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan bongkar muat di tambatan atas
kehendak atau dilakukan oleh pihak kapal
Komponen-komponen Postpone Time
Tunggu Muatan
Tunggu Dokumen
Tunggu Order Agen
Tunggu Perbaikan/repair
Pemeriksaan Oleh Instansi Terkait
Tunggu Berangkat
Tender/melambung (tidak Bekerja )
Tunggu air Pasang ( naik )
Tunggu Fumigasi
12. PENETAPAN
MASUK
WT DERMAGA
(jam)
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
01/01/2013
07:00
02/01/2013
07:30
24 JAM
CONTOH : WT DERMAGA
PENETAPAN
MASUK
PELAYANAN
MASUK
WT
PANDU/
TUNDA
(Jam)
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
01/01/2013
07:00
02/01/2013
07:30
0.30
CONTOH : WT PANDU/TUNDA
POB POB
KET :
POB : Pilot On Board
PERMINTAAN
MASUK
WT = WT PANDU/TUNDA + WT DERMAGA = 0.30 + 24 = 24.30 JAM
13. APPROACH TIME ( AT )
Adalah waktu antara saat kapal bergerak dari
Lokasi lego jangkar dan atau batas perairan
Pelabuhan sampai ikat tali di tambatan ,dan
sebaliknya
AT = ( Pandu naik s/d ikat tali ) + ( lepas tali s/d Pandu turun )
14. PELAYANAN MASUK PELAYANAN KELUAR APPROACH TIME
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
07:30
04/01/2013
08:00
IN
POB
02/01/2013
09:00
FIRST LINE LAST LINE PANDU
TURUN
04/01/2013
09:30
OUT TTL
1.30 1.30 3.00
KET :
1. Satuan : JAM
2. POB : PILOT ON BOARD
3. TTL : TOTAL
CONTOH : AT
15. BERTH WORKING TIME (
BWT )
Adalah jumlah jam kerja bongkar muat yang tersedia
( direncanakan ) selama kapal berada di tambatan
yang terdiri atas Effective Time dan Idle Time
BWT = ET + IT
16. EFFECTIVE
TIME
( ET )
Adalah jumlah jam
sesungguhnya yang
digunakan untuk
melakukan kegiatan
bongkar muat
ET = BWT - IT
17. IDLE TIME ( IT )
Adalah jumlah jam kerja yang tidak
terpkai (terbuang) selama waktu kerja
bongkar muat di tambatan, tetapi tidak
termasuk jam istirahat
Komponen IT antara lain :
Hujan
Tunggu Truck
Tunggu Muatan
Peralatan B/M rusak
Kecelakaan Kerja
Tunggu Buruh
Kendala B/M lainnya
IT = BWT - ET
18. BERTHING
TIME (BT)
• Adalah jumlah jam selama
kapal berada ditambatan,
mulai dari ikat tali sampai
dengan kapal lepas tali
BT = BWT + NOT
19. NON OPERATION TIME ( NOT )
Adalah jumlah jam yang direncanakan
untuk tidak melaksanakan kegiatan
selama kapal berada ditambatan,
termasuk waktu istirahat dan pada saat
kapal akan berangkat dari tambatan
NOT = BT - BWT
Komponen NOT antara lain
Istirahat
Persiapan bongkar muat
Persiapan berangkat
Waktu yang direncanakan
untuk tidak bekerja (hari besar dll)
20. B W T
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
09:00
27.00
NOT
04/01/2013
08:00
FIRST LINE LAST LINE
IT
5.00
BT
15.00 47.00
CONTOH : BT
ET
KET :
1. Satuan : JAM
2. Efektif Time, Idle Time, Not Operation Time bersumber dari Daily Report
dan / atau dokumen kegiatan Bongakar Muat yang telah di evaluasi
21. ET : BT
( waktu kerja kapal ditambatan )
Adalah perbandingan waktu kerja efektif (ET)
dengan waktu Kapal selama di tambatan (BT)
ET : BT
EFFEKTIVE TIME ( ET )
BERTHING TIME ( BT )
ET : BT = X 100 %
22. B W T
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
09:00
27.00
NOT
04/01/2013
08:00
FIRST LINE LAST LINE
IT
5.00
BT
15.00 47.00
CONTOH : ET : BT
ET
27 JAM
ET : BT = -------------- X 100 % = 57,44 %
47 JAM
23. TURN ROUND TIME
(TRT)
Adalah jam kapal berada dipelabuhan, yang
dihitung sejak kapal tiba di lokasi lego jangkar
sampai kapal berangkat meninggalkan lokasi
lego jangkar atau pandu turun
TRT = WT + PT + AT + BT
24. APPROACH TIME
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
04/01/2013
09:30
1,30
TTL
21,00
PANDU
TURUN PT
OUT
1.30
TRT
47.00
CONTOH : TRT
IN
WT
24.00
BT
3,00 96.00
25. TRT
LEGO
JANGKAR IKAT TALI
PANDU NAIK
MULAI
KERJA
SELESAI
KERJA
LEPAS TALI
PANDU
TURUN
IT+ET
BT
AT
AT NOT
NOT
WT
PT
TAMBATAN
BWT
PERAIRAN
PERMINTAAN
PELAYANAN
PERAIRAN
26. 2. KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT
( produktivitas kerja bongkar muat )
• Adalah jumlah barang yang
dibongkar muat dalam satu
jam kerja oleh tiap gang
atau alat bongkar muat
TON/GANG/
HOUR
( T/G/H )
JUMLAH BARANG YANG DIBONGKAR MUAT (TON)
JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH GANG KERJA
T/G/H =
28. BOX/CRANE/HOUR ( B/C/H )
Adalah jumlah petikemas yang dibongkar muat dalam
Satu jam kerja tiap crane (Container Crane, Ships Crane
Shore Crane)
JUMLAH PETIKEMAS YANG DIBONGKAR MUAT
JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH CRANE
B/C/H =
30. BERTH OCCUPANCY
RATIO (BOR)
Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian
tiap dermaga yang tersedia dengan waktu
tersedia dalam satu periode yang dinyatakan
dalam persentase (%)
2. TINGKAT PEMAKAIAN FASILITAS
( Utulisasi Fasilitas )
31. a. BOR JETTY
JUMLAH WAKTU TAMBAT (BT) SELURUH KAPAL SATU PERIODE
WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
BOR =
b. BOR CONTINUES BERTH
( n CALL x ( ẍ LOA + 5 )) x ( ẍ BERTHING TIME )
PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
BOR =
X 100 %
X 100 %
c. BOR SUSUN SIRIH (SS)
Σ ( LEBAR KAPAL X BERTHING TIME )
PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
BOR = X 100 %
32. FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
02/03/2012
07.00
11/03/2012
11.00
16/03/2012
09.45
22/03/2012
11.45
169.30
93,30
94,15
116.15
CONTOH : BOR JETTY
LAST LINE
100
110
120
115
09/03/2012
08.30
15/03/2012
08.30
20/03/2012
08.30
27/03/2012
08.30
474.30
474,30 JAM 474.30 JAM
BOR JETTY = ------------------------- X 100 % = ----------------- X 100 % = 64 %
24 JAM X 31 HARI 744 JAM
TOTAL
33. FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
02/03/2012
07.00
04/03/2012
00.00
16/03/2012
09.45
22/03/2012
11.45
169.30
224,30
94,15
116.15
CONTOH : BOR CONTINUES BERTH
PANJANG DERMAGA : 350 M
LAST LINE
150
135
120
115
09/03/2012
08.30
15/03/2012
08.30
20/03/2012
08.30
27/03/2012
08.30
151.30
(4x(130 + 5)) x (151.30)
BOR CONTINUES BERTH = ----------------------------------- X 100 %
350 x (24 JAM X 31 HARI)
81.742 JAM
= ----------------- X 100 % = 31,39 %
260.400 JAM
130
Rata-rata
34. FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
5
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
KM E
01/03/2012
08.00
01/03/2012
10.00
01/03/2012
09.00
01/03/2012
11.00
01/03/2012
12.00
73
97
72
104
120
CONTOH : BOR SUSUN SIRIH (SS)
Panjang dermaga : 60 M
LAST LINE
5
4
5
5
5
04/03/2012
08.30
05/03/2012
11.00
04/03/2012
09.00
05/03/2012
19.00
06/03/2012
12.00
2.233
2.233 2.233
BOR SS = -------------------------------- X 100 % = ------------ X 100 % = 26 %
60 M x ( 24 Jam x 6 Hari ) 8.640
TOTAL
LEBAR X BT
365
388
360
520
600
35. SHED
OCCUPANCY
RATIO
(SOR)
Adalah perbandingan antara
jumlah pemakaian ruangan
penumpukan gudang yang di
hitung dalam satuan ton hari
atau satuan M3 hari dengan
kapasitas efektif penumpukan
tersedia dalam satu periode
TON/M³ BARANG x HARI ( DWELLING TIME )
KAPASITAS EFEKTIF PENUMPUKAN (TON ATAU M³) x PERIODE
SOR = X 100 %
36. SOR
STOCK AWAL
TANGGAL
NO
1
2
3
4
5
1.000
950
950
950
950
250
0
0
0
500
CONTOH : SOR
GUDANG “A” :
LUAS EFEKTIF : 1.000 M2
KAPASITAS EFEKTIF : 3.000 Ton
: 5.000 M3
MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR
TON TON TON TON TON %
01/03/2012
02/03/2012
03/03/2012
04/03/2012
05/03/2012
300
0
0
0
100
- 50
0
0
0
400
950
950
950
950
1350
32
32
32
32
45
Rata-rata SOR s/d tanggal 05/03/2012 34
950 Ton x 1 hari
SOR Tgl 01/03/2012 = ------------------------ x 100 % = 32 %
3.000 Ton x 1 hari
37. YARD OCCUPANCY
RATIO (YOR)
Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian
lapangan penumpukan yang dihitung dalam
satuan TEUS hari dengan kapasitas efektif
lapangan penumpukan tersedia dalam satu
periode
TEUS x HARI ( DWELLING TIME )
KAPASITAS EFEKTIF LAPANGAN DALAM SATUAN TEUS x PERIODE
YOR = X 100 %
38. YOR
STOCK AWAL
TANGGAL
NO
1
2
3
4
5
2.000
2.250
2.300
2.250
2.500
750
600
750
850
900
CONTOH : YOR
LAPANGAN PETIKEMAS “B”
LUAS EFEKTIF : 5.000 M2
KAPASITAS EFEKTIF : 4.500 TEUS
MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR
TEUS TEUS TEUS TEUS TEUS %
01/03/2012
02/03/2012
03/03/2012
04/03/2012
05/03/2012
500
550
800
600
800
250
50
- 50
250
100
2.250
2.300
2.250
2.500
2.600
50
51
50
56
58
Rata-rata YOR s/d tanggal 05/03/2012 53
2.250 TEUS x 1 hari
YOR Tgl 01/03/2012 = --------------------------- x 100 % = 50 %
4.500 TEUS x 1 hari
39. Adalah perbandingan jumlah waktu pemakaian /Operation Time
dengan waktu siap operasi/Available Time yang dinyatakan dalam %
OPERATION TIME
UTILISASI = ------------------------------ X 100 %
AVAILABLE TIME
40. WT
AT
BOR
YOR
SOR
STANDAR KINERJA = BAIK
0 s/d 10 % STANDAR KINERJA
= CUKUP BAIK
10 % STANDAR KINERJA
= KURANG BAIK
Dibawah,
Diatas,
Diatas,
PENCAPAIAN
KINERJA OPERASIONAL
41. ET : BT
T/G/J
T/J
B/C/H
B/S/H
R/D
ALAT
STANDAR KINERJA = BAIK
90 s/d 100 % STANDAR KINERJA
= CUKUP BAIK
100 % STANDAR KINERJA
= KURANG BAIK
PENCAPAIAN
KINERJA OPERASIONAL
Diatas,
Kurang,
Diatas,