Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran kinerja pelayanan operasional pelabuhan sesuai dengan standar guna mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan."
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai indikator kinerja pelayanan operasional pelabuhan yang terdiri dari indikator kinerja pelayanan kapal, kinerja bongkar muat, dan tingkat pemakaian fasilitas pelabuhan seperti dermaga, gudang, dan lapangan. Indikator tersebut digunakan untuk mengukur kinerja pelabuhan sesuai dengan standar guna mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan.
Pekerjaan Tanah Proyek Parkir Barat FT UNS (Perhitungan Metode Konstruksi)aznugroho
Contoh perhitungan Metode Konstruksi (Pemindahan Tanah Mekanik, PTM)
Pekerjaan Tanah pada Proyek Parkir Barat Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di utara Gedung 4 FT UNS.
Presentasi ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Metode Konstruksi kelas Ir. Ary Setyawan, MSc.Ph.D.
Garis beras dari perhitungan ini berisi,
1. Lokasi dan data keadaan proyek
2. Jenis-jenis dan perhitungan volume pekerjaan
3. Penggunaan dan produktifitas dari alat-alat berat yang digunakan
4. Biaya dan penjadwalan pekerjaan
Pada bagian lokasi serta data keadaan berisi tentang deskripsi lokasi yang dilengkapi dengan peta dan penjelasan umum tentang pekerjaan tanah yang dilaksanakan.
Jenis dan volume pekerjaan berisi penjelasan perhitungan pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan tanah, seperti pembersihan, pemotongan, pemuatan, pengangkutan, dan pemadatan.
Bagian penggunaan alat adalah menentukan alat yang digunakan dari lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan yang kemudian dihitung produktifitas per jam dari setiap alat berat yang dipakai.
Terakhir, tentang biaya dan penjadwalan merupakan rincian biaya yang dikeluarkan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan. Adapun biaya alat berasal dari harga sewa dari perusahaan CV. Songkro, dan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 4 hari.
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah suatu pekerjaan tanah dengan volume bank 807,5 meter kubik pada proyek parkir dengan menggunakan alat berat berupa 2 bulldozer, 1 excavator, 3 dump truck, dan 1 roller compactor selama 4 hari pelaksanaan dengan biaya Rp.26.549.820,-
tim penyusun,
Nur Rohmad
Ahsan Musthafa
Arief Prasetya Adi
Azis Nugroho
Bayu Budi Satria
Dokumen tersebut memberikan analisis biaya penggunaan alat berat dalam pembangunan area parkir Fakultas Teknik UNS dengan membandingkan biaya dan waktu pemakaian alat berat bulldozer dan loader dibandingkan dengan backhoe loader. Analisis mencakup volume pekerjaan, produktivitas alat, waktu kerja, dan biaya pelaksanaan untuk kegiatan galian dan loading menggunakan backhoe loader.
ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT DENGAN PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN LOADER DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN AREA PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNS
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai indikator kinerja pelayanan operasional pelabuhan yang terdiri dari indikator kinerja pelayanan kapal, kinerja bongkar muat, dan tingkat pemakaian fasilitas pelabuhan seperti dermaga, gudang, dan lapangan. Indikator tersebut digunakan untuk mengukur kinerja pelabuhan sesuai dengan standar guna mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan.
Pekerjaan Tanah Proyek Parkir Barat FT UNS (Perhitungan Metode Konstruksi)aznugroho
Contoh perhitungan Metode Konstruksi (Pemindahan Tanah Mekanik, PTM)
Pekerjaan Tanah pada Proyek Parkir Barat Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di utara Gedung 4 FT UNS.
Presentasi ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Metode Konstruksi kelas Ir. Ary Setyawan, MSc.Ph.D.
Garis beras dari perhitungan ini berisi,
1. Lokasi dan data keadaan proyek
2. Jenis-jenis dan perhitungan volume pekerjaan
3. Penggunaan dan produktifitas dari alat-alat berat yang digunakan
4. Biaya dan penjadwalan pekerjaan
Pada bagian lokasi serta data keadaan berisi tentang deskripsi lokasi yang dilengkapi dengan peta dan penjelasan umum tentang pekerjaan tanah yang dilaksanakan.
Jenis dan volume pekerjaan berisi penjelasan perhitungan pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan tanah, seperti pembersihan, pemotongan, pemuatan, pengangkutan, dan pemadatan.
Bagian penggunaan alat adalah menentukan alat yang digunakan dari lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan yang kemudian dihitung produktifitas per jam dari setiap alat berat yang dipakai.
Terakhir, tentang biaya dan penjadwalan merupakan rincian biaya yang dikeluarkan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan. Adapun biaya alat berasal dari harga sewa dari perusahaan CV. Songkro, dan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 4 hari.
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah suatu pekerjaan tanah dengan volume bank 807,5 meter kubik pada proyek parkir dengan menggunakan alat berat berupa 2 bulldozer, 1 excavator, 3 dump truck, dan 1 roller compactor selama 4 hari pelaksanaan dengan biaya Rp.26.549.820,-
tim penyusun,
Nur Rohmad
Ahsan Musthafa
Arief Prasetya Adi
Azis Nugroho
Bayu Budi Satria
Dokumen tersebut memberikan analisis biaya penggunaan alat berat dalam pembangunan area parkir Fakultas Teknik UNS dengan membandingkan biaya dan waktu pemakaian alat berat bulldozer dan loader dibandingkan dengan backhoe loader. Analisis mencakup volume pekerjaan, produktivitas alat, waktu kerja, dan biaya pelaksanaan untuk kegiatan galian dan loading menggunakan backhoe loader.
ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT DENGAN PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN LOADER DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN AREA PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNS
Line balancing merupakan proses menyeimbangkan lintasan produksi untuk mencapai target produksi dengan meminimalkan penumpukan barang dan mengidentifikasi stasiun kerja kritis. Hal ini dilakukan dengan menghitung waktu siklus, merangking operasi berdasarkan bobot posisi, membagikan elemen kerja ke stasiun, dan menghitung delay keseimbangan. Stasiun kerja 1 dan 5 diidentifikasi sebagai stasiun kritis yang perlu diperbaiki metode kerjanya.
Proyek terowongan MRT yang dikerjakan oleh kelompok 7 TBM mata kuliah metode konstruksi kelas E 2022
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, MSc,PhD
Anggota kelompok :
1. Rafilla Hafnan Dahlilliyanto (I0120139)
2. Rendy Tri Saputro (I0120145)
3. Reza Murdani (I0120148)
4. Rifki Hardianto (I0120150)
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Dokumen tersebut membahas alat angkut berat yang digunakan dalam proyek konstruksi, khususnya dump truck. Dijelaskan tentang jenis, spesifikasi, dan perhitungan waktu siklus dump truck. Dilakukan contoh perhitungan kebutuhan dump truck untuk proyek reklamasi seluas 4500 m3 yang harus diselesaikan dalam 3 bulan. Hasil perhitungan menunjukkan diperlukan 42 unit dump truck termasuk cadangan.
Identifikasi Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa memberikan informasi tentang kinerja operasional pelabuhan Benoa berdasarkan beberapa indikator. Dokumen ini juga menganalisis kondisi saat ini pelabuhan Benoa dan memberikan konsep pengembangan untuk meningkatkan pelabuhan tersebut sebagai pelabuhan wisata.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang perhitungan panjang landasan pacu yang diperlukan untuk pesawat bermesin turbin berdasarkan karakteristik operasinya. Terdapat empat kasus yang dihitung yaitu tinggal landas normal, tinggal landas dengan gagal mesin, gagal tinggal landas dengan gagal mesin, dan pendaratan normal. Komponen panjang landasan yang diperlukan adalah panjang landas pacu, panjang landas pacu yang aman, panjang area pengaman, dan
Rekapitulasi biaya penawaran pembangunan jalan provinsi DAK di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat dengan total biaya yang diestimasikan mencakup biaya pekerjaan, pajak PPN 10%, dan total biaya proyek. Rincian biaya terbagi ke dalam beberapa divisi pekerjaan.
Line balancing merupakan proses menyeimbangkan lintasan produksi untuk mencapai target produksi dengan meminimalkan penumpukan barang dan mengidentifikasi stasiun kerja kritis. Hal ini dilakukan dengan menghitung waktu siklus, merangking operasi berdasarkan bobot posisi, membagikan elemen kerja ke stasiun, dan menghitung delay keseimbangan. Stasiun kerja 1 dan 5 diidentifikasi sebagai stasiun kritis yang perlu diperbaiki metode kerjanya.
Proyek terowongan MRT yang dikerjakan oleh kelompok 7 TBM mata kuliah metode konstruksi kelas E 2022
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, MSc,PhD
Anggota kelompok :
1. Rafilla Hafnan Dahlilliyanto (I0120139)
2. Rendy Tri Saputro (I0120145)
3. Reza Murdani (I0120148)
4. Rifki Hardianto (I0120150)
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Dokumen tersebut membahas alat angkut berat yang digunakan dalam proyek konstruksi, khususnya dump truck. Dijelaskan tentang jenis, spesifikasi, dan perhitungan waktu siklus dump truck. Dilakukan contoh perhitungan kebutuhan dump truck untuk proyek reklamasi seluas 4500 m3 yang harus diselesaikan dalam 3 bulan. Hasil perhitungan menunjukkan diperlukan 42 unit dump truck termasuk cadangan.
Identifikasi Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa memberikan informasi tentang kinerja operasional pelabuhan Benoa berdasarkan beberapa indikator. Dokumen ini juga menganalisis kondisi saat ini pelabuhan Benoa dan memberikan konsep pengembangan untuk meningkatkan pelabuhan tersebut sebagai pelabuhan wisata.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang perhitungan panjang landasan pacu yang diperlukan untuk pesawat bermesin turbin berdasarkan karakteristik operasinya. Terdapat empat kasus yang dihitung yaitu tinggal landas normal, tinggal landas dengan gagal mesin, gagal tinggal landas dengan gagal mesin, dan pendaratan normal. Komponen panjang landasan yang diperlukan adalah panjang landas pacu, panjang landas pacu yang aman, panjang area pengaman, dan
Rekapitulasi biaya penawaran pembangunan jalan provinsi DAK di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat dengan total biaya yang diestimasikan mencakup biaya pekerjaan, pajak PPN 10%, dan total biaya proyek. Rincian biaya terbagi ke dalam beberapa divisi pekerjaan.
2. DASAR HUKUM
Undang – Undang No 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran
Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan
Peraturan menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
UM.103/2/2/DJPL-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja
Pelayanan Operasional Pelabuhan
3. Menjamin
kelancaran arus
kapal dan barang
UU No 17
Tahun 2008
PPP No 61
Tahun 2009
Penilaian
Kinerja
Analisis Kinerja
Pelayanan
Kapal
Analisis Kinerja
Pelayanan
Barang /
Petikemas
Analisis Kinerja
Utilisasi
Fasilitas
Analisis Kinerja
Kesiapan
Peralatan
Tujuan Dan
Manfaat Penilaian
Kinerja
Mengetahui tingkat
kinerja pelayanan,
pengoperasian,
kelancaran dan
ketertiban pelayanan
kapal dan barang
Mengetahui kapasitas
produksi pelabuhan
secara realtime dan
presisi
Sebagai acuan untuk
membuat kebijakan
dan standarisasi di
bidang pelabuhan
Sasaran
Pelabuhan yang
Efektif & Efisien
Meningkatnya daya
saing
Pelayanan operasional
pelabuhan yg efektif
dan efisien
Database sistem
informasi
Adanya standard
pelayanan operasional
pelabuhan yang sesuai
LATAR BELAKANG
4. • mengukur kinerja pelayanan operasional
pelabuhan sesuai dengan standar guna untuk
mengetahui tingkat kinerja pelayanan
operasional pelabuhan
MAKSUD
• Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan,
produktivitas dan efesiensi penggunaan
fasilitas/alat pelabuhan pada periode/waktu
tertentu
TUJUAN
• Sebagai alat analisis yang penting bagi
manajemen didalam mengelola pelabuhan,
menentukan perencanaan dan pengembangan
serta menetapkan kebijakan-kebijakan
FUNGSI
5. Terwujudnya penyelenggaraan
pelayanan perhubungan yang
handal, berdaya saing dan
memberikan nilai tambah
serta untuk mempertahankan
tingkat jasa pelayanan sarana
dan prasarana perhubungan
Meningkatkan kualitas
pelayanan jasa
perhubungan yang lebih
handal, cepat, dan murah
Terbantunya
pelaksanaan kebijakan
di bidang lalu lintas dan
angkutan laut,
kepelabuhanan,
keselamatan pelayaran
Data hasil survey dan
pengukuran dapat
digunakan sebagai acuan
perencanaan pertumbuhan
industri pelayaran dan
pelabuhan nasional
Evaluasi bagi pemerintah
untuk membuat usulan
kebijakan dan strategi dalam
meningkatkan kinerja
pelabuhan.
6. Manfaat Bagi Pengusaha
Kelancaran
pelayanan
dan
Mendapatkan
informasi
tentang
validasi waktu
ETA dan ETD
yang tepat.
Memperlancar
bisnis
perusahaan
dengan
terteranya
informasi
pelabuhan dan
waktu operasi
yang lebih
terencana
Pengusaha
kapal dapat
memantau
perkembangan
dan status
operasional
kapalnya
Meningkatkan
daya saing
antar
pengusaha
kapal Nasional
maupun
Internasional
7. prestasi dari output atau
tingkat keberhasilan
pelayanan penggunaan
fasilitas maupun
peralatan pelabuhan pada
suatu periode waktu
tertentu, yang ditentukan
dalam ukuran satuan
waktu, satuan berat, ratio
perbandingan
(prosentase) atau satuan
lainnya
KINERJA PELABUHAN
adalah
8. • Informasi mengenai besarnya
throughput lalu-lintas barang (daya
lalu) yang melalui suatu peralatan
atau fasilitas pelabuhan dalam
periode waktu tertentu;
Indikator
Output
• informasi mengenai lamanya waktu
pelayanan kapal selama di dalam
daerah lingkungan kerja pelabuhan;
Indikator
Service
• informasi mengenai sejauh mana
fasilitas dermaga dan sarana
penunjang dimanfaatkan secara
intensif.
Indikator
Utilisasi
INDIKATOR KINERJA
9. PT
WT
AT
BWT
ET
IT
NOT
BT
TRT
INDIKATOR
SERVICE
PT = Postpone Time
WT = Waiting Time
AT = Approach Time
BWT = Berthing Working Time
ET = Effective Time
IT = Idle Time
NOT = Not Operation Time
BT = Berthing Time
TRT = Turn Round Time
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
KINERJA
PELAYANAN
KAPAL
11. INDIKATOR
UTILISASI
BOR
SOR
YOR
BOR = Berth Occupancy Ratio
SOR = Shed Occupancy Ratio
YOR = Yard Occupancy Ratio
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
TINGKAT
PEMAKAIAN
FASILITAS
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
12. TRT
LEGO
JANGKAR IKAT TALI
PANDU NAIK
MULAI
KERJA
SELESAI
KERJA
LEPAS TALI
PANDU
TURUN
IT+ET
BT
AT
AT NOT
NOT
WT
PT
TAMBATAN
BWT
PERAIRAN
PERMINTAAN
13.
14. POSTPONE TIME ( PT )
Adalah waktu tertunda yang tidak bermanfaat selama kapal
berada dilokasi lego jangkar sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan bongkar muat di tambatan atas kehendak atau
dilakukan oleh pihak kapal
Komponen-komponen Postpone Time
Tunggu Muatan
Tunggu Dokumen
Tunggu Order Agen
Tunggu Perbaikan/repair
Pemeriksaan Oleh Instansi Terkait
Tunggu Berangkat
Tender/melambung (tidak Bekerja )
Tunggu air Pasang ( naik )
Tunggu Fumigasi
PENGERTIAN DAN RUMUSAN
KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN
15. • Adalah selisih waktu sejak
kapal tiba dilokasi lego
jangkar dan telah meminta
pelayanan sampai kapal
digerakkan menuju tempat
bertambat/sandar di dermaga
WAITING
TIME
( WT )
1. KINERJA PELAYANAN KAPAL
WT(gross)
16. PENETAPAN
MASUK
WT DERMAGA
(jam)
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
01/01/2013
07:00
01/01/2013
07:30
22 JAM
CONTOH : WT DERMAGA
PENETAPAN
MASUK
PELAYANAN
MASUK
WT
PANDU/
TUNDA (jam)
(2)s/d(3)
TIBA
di area
labuh
(1)
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
01/01/2013
07:00
01/01/2013
07:30
0.50
CONTOH : POSTPONE TIME (PT), WT PANDU/TUNDA
POB
(2)
POB
(3)
KET :
POB : Pilot On Board
PERMINTAAN
MASUK
WT(Nett) = WT (Dermaga) - WT (pandu/tunda) = 22 - 0,5 = 21,5 JAM
TIBA
di area labuh
PT
(Jam)
(1)s/d(2)
21.5
17. APPROACH TIME ( AT )
Adalah waktu antara saat kapal bergerak dari
Lokasi lego jangkar dan atau batas perairan
Pelabuhan sampai ikat tali di tambatan ,dan
sebaliknya
AT = ( Pandu naik s/d ikat tali ) + ( lepas tali s/d Pandu turun )
18. PELAYANAN MASUK PELAYANAN KELUAR APPROACH TIME
(Jam)
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
07:30
04/01/2013
08:00
IN
(jam)
POB
02/01/2013
09:00
FIRST LINE LAST LINE PANDU
TURUN
04/01/2013
09:30
OUT
(jam)
TTL
(jam)
1.50 1.50 3.00
KET :
1. Satuan : JAM
2. POB : PILOT ON BOARD
3. TTL : TOTAL
CONTOH : AT
19. BERTHING
TIME (BT)
• Adalah jumlah jam selama
kapal berada ditambatan,
mulai dari ikat tali sampai
dengan kapal lepas tali
BT = BWT + NOT
20. NON OPERATION TIME ( NOT )
Adalah jumlah jam yang direncanakan
untuk tidak melaksanakan kegiatan
selama kapal berada ditambatan,
termasuk waktu istirahat dan pada saat
kapal akan berangkat dari tambatan
NOT = BT - BWT
Komponen NOT antara lain
Istirahat
Persiapan bongkar muat
Persiapan berangkat
Waktu yang direncanakan
untuk tidak bekerja (hari besar dll)
21. BERTH WORKING TIME (
BWT )
Adalah jumlah jam kerja bongkar muat yang tersedia
( direncanakan ) selama kapal berada di tambatan
yang terdiri atas Effective Time dan Idle Time
BWT = ET +
IT
= BT -
22. IDLE TIME ( IT )
Adalah jumlah jam kerja yang tidak terpkai
(terbuang) selama waktu kerja bongkar muat
di tambatan, tetapi tidak termasuk jam
istirahat
Komponen IT antara lain :
Hujan
Tunggu Truck
Tunggu Muatan
Peralatan B/M rusak
Kecelakaan Kerja
Tunggu Buruh
Kendala B/M lainnya
IT = BWT - ET
23. EFFECTIVE
TIME
( ET )
Adalah jumlah jam
sesungguhnya yang
digunakan untuk
melakukan kegiatan
bongkar muat
ET = BWT - IT
24. TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
09:00
27.00
NOT
(jam)
04/01/2013
08:00
Kapal
Tambat
(1)
IT
(jam)
5.00
BT
(jam)
(1+2)
15.00 32.00
CONTOH : BWT, BT, ET
ET
(jam)
(BWT-ET)
KET :
1. Satuan : JAM
2. Efektif Time, Idle Time, Not Operation Time bersumber dari Daily Report
Dan / atau dokumen kegiatan Bongakar Muat yang telah di evaluasi
Kapal
Selesai
B/M
(2)
BWT
(jam)
(BT-NOT)
47.00
25. ET : BT
( waktu kerja kapal ditambatan )
Adalah perbandingan waktu kerja efektif (ET)
dengan waktu Kapal selama di tambatan (BT)
ET : BT
EFFEKTIVE TIME ( ET )
BERTHING TIME ( BT )
ET : BT = X 100 %
26. TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
09:00
27.00
NOT
(Jam)
04/01/2013
08:00
KAPAL
TAMBAT
KAPAL
SELESAI
B/M
5.00
BT
(Jam)
15.00 32.00
CONTOH : ET : BT
ET
(Jam)
27 JAM
ET : BT = -------------- X 100 % = 57,44 %
47 JAM
B W T
(Jam)
IT
(Jam)
47.00
27. TURN ROUND TIME
(TRT)
Adalah jam kapal berada dipelabuhan, yang
dihitung sejak kapal tiba di lokasi lego jangkar
sampai kapal berangkat meninggalkan lokasi
lego jangkar atau pandu turun
TRT = WT + PT + AT + BT
28. APPROACH TIME
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
04/01/2013
09:30
1,30
TTL
21,50
PANDU
TURUN PT
OUT
1.30
TRT
47.00
CONTOH : TRT
IN
WT
24.50
BT
3,00 96.00
29. 2. KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT
( produktivitas kerja bongkar muat )
• Adalah jumlah barang yang
dibongkar muat dalam satu
jam kerja oleh tiap gang
atau alat bongkar muat
TON/GANG/
HOUR
( T/G/H )
JUMLAH BARANG YANG DIBONGKAR MUAT (TON)
JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH GANG KERJA
T/G/H =
31. BOX/CRANE/HOUR ( B/C/H )
Adalah jumlah petikemas yang dibongkar muat dalam
Satu jam kerja tiap crane (Container Crane, Ships Crane
Shore Crane)
JUMLAH PETIKEMAS YANG DIBONGKAR MUAT
JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH CRANE
B/C/H =
33. BERTH OCCUPANCY
RATIO (BOR)
Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian
tiap dermaga yang tersedia dengan waktu
tersedia dalam satu periode yang dinyatakan
dalam persentase (%)
2. TINGKAT PEMAKAIAN FASILITAS
( Utulisasi Fasilitas )
34. a. BOR JETTY
JUMLAH WAKTU TAMBAT (BT) SELURUH KAPAL SATU PERIODE
WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
X 100 %
35. FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
02/03/2012
07.00
11/03/2012
11.00
16/03/2012
09.45
22/03/2012
11.45
169.30
93,30
94,15
116.15
CONTOH : BOR JETTY
LAST LINE
100
110
120
115
09/03/2012
08.30
15/03/2012
08.30
20/03/2012
08.30
27/03/2012
08.30
474.30
474,30 JAM 474.30 JAM
BOR JETTY = ------------------------- X 100 % = ----------------- X 100 % = 64 %
24 JAM X 31 HARI 744 JAM
TOTAL
36. b. BOR CONTINUES BERTH
( n CALL x ( ẍ LOA + 5 )) x ( ẍ BERTHING TIME )
PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
X 100 %
Ket :
n Call : Jumlah Call
ẍ : rata-rata
37. FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
02/03/2012
07.00
04/03/2012
00.00
16/03/2012
09.45
22/03/2012
11.45
169.30
224,30
94,15
116.15
CONTOH : BOR CONTINUES BERTH
PANJANG DERMAGA : 350 M
LAST LINE
150
135
120
115
09/03/2012
08.30
15/03/2012
08.30
20/03/2012
08.30
27/03/2012
08.30
151.30
(4x(130 + 5)) x (151.30) 81.702 JAM
BOR = ----------------------------------- X 100 % = ----------------- X 100 % = 31,37 %
350 x (24 JAM X 31 HARI) 260.400 JAM
130
CONTINUES
BERTH
38. c. BOR SUSUN SIRIH (SS)
Σ ( LEBAR KAPAL X BERTHING TIME )
PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
X 100 %
39. FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
5
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
KM E
01/03/2012
08.00
01/03/2012
10.00
01/03/2012
09.00
01/03/2012
11.00
01/03/2012
12.00
73
97
72
104
120
CONTOH : BOR SUSUN SIRIH (SS)
Panjang dermaga : 60 M
LAST LINE
5
4
5
5
5
04/03/2012
08.30
05/03/2012
11.00
04/03/2012
09.00
05/03/2012
19.00
06/03/2012
12.00
2.233
2.233 2.233
BOR SS = -------------------------------- X 100 % = ------------ X 100 % = 26 %
60 M x ( 24 Jam x 6 Hari ) 8.640
TOTAL
LEBAR X BT
365
388
360
520
600
40. SHED
OCCUPANCY
RATIO
(SOR)
Adalah perbandingan antara
jumlah pemakaian ruangan
penumpukan gudang yang di
hitung dalam satuan ton hari
atau satuan M3 hari dengan
kapasitas efektif penumpukan
tersedia dalam satu periode
TON/M³ BARANG x HARI ( DWELLING TIME )
KAPASITAS EFEKTIF PENUMPUKAN (TON ATAU M³) x PERIODE
SOR = X 100 %
41. SOR
STOCK AWAL
TANGGAL
NO
1
2
3
4
5
1.000
950
950
950
950
250
0
0
0
500
CONTOH : SOR
GUDANG “A” :
LUAS EFEKTIF : 1.000 M2
KAPASITAS EFEKTIF : 3.000 Ton
: 5.000 M3
MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR
TON TON TON TON TON %
01/03/2012
02/03/2012
03/03/2012
04/03/2012
05/03/2012
300
0
0
0
100
- 50
0
0
0
400
950
950
950
950
1350
32
32
32
32
45
Rata-rata SOR s/d tanggal 05/03/2012 34
950 Ton x 1 hari
SOR Tgl 01/03/2012 = ------------------------ x 100 % = 32 %
3.000 Ton x 1 hari
42. YARD OCCUPANCY
RATIO (YOR)
Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian
lapangan penumpukan yang dihitung dalam
satuan TEUS hari dengan kapasitas efektif
lapangan penumpukan tersedia dalam satu
periode
TEUS x HARI ( DWELLING TIME )
KAPASITAS EFEKTIF LAPANGAN DALAM SATUAN TEUS x PERIODE
YOR = X 100 %
43. YOR
STOCK AWAL
TANGGAL
NO
1
2
3
4
5
2.000
2.250
2.300
2.250
2.500
750
600
750
850
900
CONTOH : YOR
LAPANGAN PETIKEMAS “B”
LUAS EFEKTIF : 5.000 M2
KAPASITAS EFEKTIF : 4.500 TEUS
MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR
TEUS TEUS TEUS TEUS TEUS %
01/03/2012
02/03/2012
03/03/2012
04/03/2012
05/03/2012
500
550
800
600
800
250
50
- 50
250
100
2.250
2.300
2.250
2.500
2.600
50
51
50
56
58
Rata-rata YOR s/d tanggal 05/03/2012 53
2.250 TEUS x 1 hari
YOR Tgl 01/03/2012 = --------------------------- x 100 % = 50 %
4.500 TEUS x 1 hari
44. Adalah perbandingan jumlah waktu pemakaian /Operation Time
dengan waktu siap operasi/Available Time yang dinyatakan dalam %
OPERATION TIME
UTILISASI = ------------------------------ X 100 %
AVAILABLE TIME
45. Adalah jumlah waktu (jam) yang tersedia untuk peralatan dalam
kondisi siap operasi (siap digunakan)
POSSIBLE TIME
Adalah jumlah waktu tersedia yang diperhitungkan dapat
dimanfaatkan bagi keperluan penggunaan peralatan dalam satu hari
( dalam 1 hari /24 jam dikurangi waktu istirahat atau pergantian shift
Kerja/3 jam =21 jam)
DOWN TIME
Adalah jumlah waktu (jam) peralatan dalam kondisi tidak dapat
dioperasikan karena sedang rusak, dalam perawatan dan perbaikan
AVAILABLE TIME = POSSIBLE TIME – DOWN TIME
46. Adalah perbandingan jumlah waktu siap operasi /Available Time
dengan waktu tersedia/Possible Time yang dinyatakan dalam %
AVALABLE TIME
AVAILABILITY = ---------------------------- X 100 %
POSSIBLE TIME