SlideShare a Scribd company logo
HOTEL LORIN SENTUL
23-25AGUSTUS2017
DASAR HUKUM
Undang – Undang No 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran
Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan
Peraturan menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
UM.103/2/2/DJPL-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja
Pelayanan Operasional Pelabuhan
Menjamin
kelancaran arus
kapal dan barang
UU No 17
Tahun 2008
PPP No 61
Tahun 2009
Penilaian
Kinerja
Analisis Kinerja
Pelayanan
Kapal
Analisis Kinerja
Pelayanan
Barang /
Petikemas
Analisis Kinerja
Utilisasi
Fasilitas
Analisis Kinerja
Kesiapan
Peralatan
Tujuan Dan
Manfaat Penilaian
Kinerja
Mengetahui tingkat
kinerja pelayanan,
pengoperasian,
kelancaran dan
ketertiban pelayanan
kapal dan barang
Mengetahui kapasitas
produksi pelabuhan
secara realtime dan
presisi
Sebagai acuan untuk
membuat kebijakan
dan standarisasi di
bidang pelabuhan
Sasaran
Pelabuhan yang
Efektif & Efisien
Meningkatnya daya
saing
Pelayanan operasional
pelabuhan yg efektif
dan efisien
Database sistem
informasi
Adanya standard
pelayanan operasional
pelabuhan yang sesuai
LATAR BELAKANG
• mengukur kinerja pelayanan operasional
pelabuhan sesuai dengan standar guna untuk
mengetahui tingkat kinerja pelayanan
operasional pelabuhan
MAKSUD
• Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan,
produktivitas dan efesiensi penggunaan
fasilitas/alat pelabuhan pada periode/waktu
tertentu
TUJUAN
• Sebagai alat analisis yang penting bagi
manajemen didalam mengelola pelabuhan,
menentukan perencanaan dan pengembangan
serta menetapkan kebijakan-kebijakan
FUNGSI
Terwujudnya penyelenggaraan
pelayanan perhubungan yang
handal, berdaya saing dan
memberikan nilai tambah
serta untuk mempertahankan
tingkat jasa pelayanan sarana
dan prasarana perhubungan
Meningkatkan kualitas
pelayanan jasa
perhubungan yang lebih
handal, cepat, dan murah
Terbantunya
pelaksanaan kebijakan
di bidang lalu lintas dan
angkutan laut,
kepelabuhanan,
keselamatan pelayaran
Data hasil survey dan
pengukuran dapat
digunakan sebagai acuan
perencanaan pertumbuhan
industri pelayaran dan
pelabuhan nasional
Evaluasi bagi pemerintah
untuk membuat usulan
kebijakan dan strategi dalam
meningkatkan kinerja
pelabuhan.
Manfaat Bagi Pengusaha
Kelancaran
pelayanan
dan
Mendapatkan
informasi
tentang
validasi waktu
ETA dan ETD
yang tepat.
Memperlancar
bisnis
perusahaan
dengan
terteranya
informasi
pelabuhan dan
waktu operasi
yang lebih
terencana
Pengusaha
kapal dapat
memantau
perkembangan
dan status
operasional
kapalnya
Meningkatkan
daya saing
antar
pengusaha
kapal Nasional
maupun
Internasional
prestasi dari output atau
tingkat keberhasilan
pelayanan penggunaan
fasilitas maupun
peralatan pelabuhan pada
suatu periode waktu
tertentu, yang ditentukan
dalam ukuran satuan
waktu, satuan berat, ratio
perbandingan
(prosentase) atau satuan
lainnya
KINERJA PELABUHAN
adalah
• Informasi mengenai besarnya
throughput lalu-lintas barang (daya
lalu) yang melalui suatu peralatan
atau fasilitas pelabuhan dalam
periode waktu tertentu;
Indikator
Output
• informasi mengenai lamanya waktu
pelayanan kapal selama di dalam
daerah lingkungan kerja pelabuhan;
Indikator
Service
• informasi mengenai sejauh mana
fasilitas dermaga dan sarana
penunjang dimanfaatkan secara
intensif.
Indikator
Utilisasi
INDIKATOR KINERJA
PT
WT
AT
BWT
ET
IT
NOT
BT
TRT
INDIKATOR
SERVICE
PT = Postpone Time
WT = Waiting Time
AT = Approach Time
BWT = Berthing Working Time
ET = Effective Time
IT = Idle Time
NOT = Not Operation Time
BT = Berthing Time
TRT = Turn Round Time
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
KINERJA
PELAYANAN
KAPAL
INDIKATOR
OUTPUT
B/C/H
T/G/H T/G/H = Ton/Gang/Hours
B/C/H = Box/Crane/Hours
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
KINERJA
PELAYANAN
BONGKAR
MUAT
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
INDIKATOR
UTILISASI
BOR
SOR
YOR
BOR = Berth Occupancy Ratio
SOR = Shed Occupancy Ratio
YOR = Yard Occupancy Ratio
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
TINGKAT
PEMAKAIAN
FASILITAS
INDIKATOR KINERJA
PELABUHAN
TRT
LEGO
JANGKAR IKAT TALI
PANDU NAIK
MULAI
KERJA
SELESAI
KERJA
LEPAS TALI
PANDU
TURUN
IT+ET
BT
AT
AT NOT
NOT
WT
PT
TAMBATAN
BWT
PERAIRAN
PERMINTAAN
POSTPONE TIME ( PT )
Adalah waktu tertunda yang tidak bermanfaat selama kapal
berada dilokasi lego jangkar sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan bongkar muat di tambatan atas kehendak atau
dilakukan oleh pihak kapal
Komponen-komponen Postpone Time
 Tunggu Muatan
 Tunggu Dokumen
 Tunggu Order Agen
 Tunggu Perbaikan/repair
 Pemeriksaan Oleh Instansi Terkait
 Tunggu Berangkat
 Tender/melambung (tidak Bekerja )
 Tunggu air Pasang ( naik )
 Tunggu Fumigasi
PENGERTIAN DAN RUMUSAN
KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN
• Adalah selisih waktu sejak
kapal tiba dilokasi lego
jangkar dan telah meminta
pelayanan sampai kapal
digerakkan menuju tempat
bertambat/sandar di dermaga
WAITING
TIME
( WT )
1. KINERJA PELAYANAN KAPAL
WT(gross)
PENETAPAN
MASUK
WT DERMAGA
(jam)
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
01/01/2013
07:00
01/01/2013
07:30
22 JAM
CONTOH : WT DERMAGA
PENETAPAN
MASUK
PELAYANAN
MASUK
WT
PANDU/
TUNDA (jam)
(2)s/d(3)
TIBA
di area
labuh
(1)
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
01/01/2013
07:00
01/01/2013
07:30
0.50
CONTOH : POSTPONE TIME (PT), WT PANDU/TUNDA
POB
(2)
POB
(3)
KET :
POB : Pilot On Board
PERMINTAAN
MASUK
WT(Nett) = WT (Dermaga) - WT (pandu/tunda) = 22 - 0,5 = 21,5 JAM
TIBA
di area labuh
PT
(Jam)
(1)s/d(2)
21.5
APPROACH TIME ( AT )
Adalah waktu antara saat kapal bergerak dari
Lokasi lego jangkar dan atau batas perairan
Pelabuhan sampai ikat tali di tambatan ,dan
sebaliknya
AT = ( Pandu naik s/d ikat tali ) + ( lepas tali s/d Pandu turun )
PELAYANAN MASUK PELAYANAN KELUAR APPROACH TIME
(Jam)
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
07:30
04/01/2013
08:00
IN
(jam)
POB
02/01/2013
09:00
FIRST LINE LAST LINE PANDU
TURUN
04/01/2013
09:30
OUT
(jam)
TTL
(jam)
1.50 1.50 3.00
KET :
1. Satuan : JAM
2. POB : PILOT ON BOARD
3. TTL : TOTAL
CONTOH : AT
BERTHING
TIME (BT)
• Adalah jumlah jam selama
kapal berada ditambatan,
mulai dari ikat tali sampai
dengan kapal lepas tali
BT = BWT + NOT
NON OPERATION TIME ( NOT )
Adalah jumlah jam yang direncanakan
untuk tidak melaksanakan kegiatan
selama kapal berada ditambatan,
termasuk waktu istirahat dan pada saat
kapal akan berangkat dari tambatan
NOT = BT - BWT
Komponen NOT antara lain
 Istirahat
 Persiapan bongkar muat
 Persiapan berangkat
 Waktu yang direncanakan
untuk tidak bekerja (hari besar dll)
BERTH WORKING TIME (
BWT )
Adalah jumlah jam kerja bongkar muat yang tersedia
( direncanakan ) selama kapal berada di tambatan
yang terdiri atas Effective Time dan Idle Time
BWT = ET +
IT
= BT -
IDLE TIME ( IT )
Adalah jumlah jam kerja yang tidak terpkai
(terbuang) selama waktu kerja bongkar muat
di tambatan, tetapi tidak termasuk jam
istirahat
Komponen IT antara lain :
 Hujan
 Tunggu Truck
 Tunggu Muatan
 Peralatan B/M rusak
 Kecelakaan Kerja
 Tunggu Buruh
 Kendala B/M lainnya
IT = BWT - ET
EFFECTIVE
TIME
( ET )
Adalah jumlah jam
sesungguhnya yang
digunakan untuk
melakukan kegiatan
bongkar muat
ET = BWT - IT
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
09:00
27.00
NOT
(jam)
04/01/2013
08:00
Kapal
Tambat
(1)
IT
(jam)
5.00
BT
(jam)
(1+2)
15.00 32.00
CONTOH : BWT, BT, ET
ET
(jam)
(BWT-ET)
KET :
1. Satuan : JAM
2. Efektif Time, Idle Time, Not Operation Time bersumber dari Daily Report
Dan / atau dokumen kegiatan Bongakar Muat yang telah di evaluasi
Kapal
Selesai
B/M
(2)
BWT
(jam)
(BT-NOT)
47.00
ET : BT
( waktu kerja kapal ditambatan )
Adalah perbandingan waktu kerja efektif (ET)
dengan waktu Kapal selama di tambatan (BT)
ET : BT
EFFEKTIVE TIME ( ET )
BERTHING TIME ( BT )
ET : BT = X 100 %
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
02/01/2013
09:00
27.00
NOT
(Jam)
04/01/2013
08:00
KAPAL
TAMBAT
KAPAL
SELESAI
B/M
5.00
BT
(Jam)
15.00 32.00
CONTOH : ET : BT
ET
(Jam)
27 JAM
ET : BT = -------------- X 100 % = 57,44 %
47 JAM
B W T
(Jam)
IT
(Jam)
47.00
TURN ROUND TIME
(TRT)
Adalah jam kapal berada dipelabuhan, yang
dihitung sejak kapal tiba di lokasi lego jangkar
sampai kapal berangkat meninggalkan lokasi
lego jangkar atau pandu turun
TRT = WT + PT + AT + BT
APPROACH TIME
TIBA
NAMA KAPAL
NO
1 KM. D 31/12/2012
09:30
04/01/2013
09:30
1,30
TTL
21,50
PANDU
TURUN PT
OUT
1.30
TRT
47.00
CONTOH : TRT
IN
WT
24.50
BT
3,00 96.00
2. KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT
( produktivitas kerja bongkar muat )
• Adalah jumlah barang yang
dibongkar muat dalam satu
jam kerja oleh tiap gang
atau alat bongkar muat
TON/GANG/
HOUR
( T/G/H )
JUMLAH BARANG YANG DIBONGKAR MUAT (TON)
JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH GANG KERJA
T/G/H =
ET
(Jam)
GANG T/G/H
JLH. B/M
(TON)
NAMA KAPAL
NO
1 KM. E 2.500 100 1 25
CONTOH : T/G/H
BOX/CRANE/HOUR ( B/C/H )
Adalah jumlah petikemas yang dibongkar muat dalam
Satu jam kerja tiap crane (Container Crane, Ships Crane
Shore Crane)
JUMLAH PETIKEMAS YANG DIBONGKAR MUAT
JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH CRANE
B/C/H =
ET
(Jam)
CC B/C/H
JLH. B/M
(TEUS)
NAMA KAPAL
NO
1 MV. ABC 500 20 1 25
CONTOH : B/C/H
BERTH OCCUPANCY
RATIO (BOR)
Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian
tiap dermaga yang tersedia dengan waktu
tersedia dalam satu periode yang dinyatakan
dalam persentase (%)
2. TINGKAT PEMAKAIAN FASILITAS
( Utulisasi Fasilitas )
a. BOR JETTY
JUMLAH WAKTU TAMBAT (BT) SELURUH KAPAL SATU PERIODE
WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
X 100 %
FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
02/03/2012
07.00
11/03/2012
11.00
16/03/2012
09.45
22/03/2012
11.45
169.30
93,30
94,15
116.15
CONTOH : BOR JETTY
LAST LINE
100
110
120
115
09/03/2012
08.30
15/03/2012
08.30
20/03/2012
08.30
27/03/2012
08.30
474.30
474,30 JAM 474.30 JAM
BOR JETTY = ------------------------- X 100 % = ----------------- X 100 % = 64 %
24 JAM X 31 HARI 744 JAM
TOTAL
b. BOR CONTINUES BERTH
( n CALL x ( ẍ LOA + 5 )) x ( ẍ BERTHING TIME )
PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
X 100 %
Ket :
n Call : Jumlah Call
ẍ : rata-rata
FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
02/03/2012
07.00
04/03/2012
00.00
16/03/2012
09.45
22/03/2012
11.45
169.30
224,30
94,15
116.15
CONTOH : BOR CONTINUES BERTH
PANJANG DERMAGA : 350 M
LAST LINE
150
135
120
115
09/03/2012
08.30
15/03/2012
08.30
20/03/2012
08.30
27/03/2012
08.30
151.30
(4x(130 + 5)) x (151.30) 81.702 JAM
BOR = ----------------------------------- X 100 % = ----------------- X 100 % = 31,37 %
350 x (24 JAM X 31 HARI) 260.400 JAM
130
CONTINUES
BERTH
c. BOR SUSUN SIRIH (SS)
Σ ( LEBAR KAPAL X BERTHING TIME )
PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE
X 100 %
FIRST LINE
BT
(Jam)
LOA
(M)
NAMA KAPAL
NO
1
2
3
4
5
KM. A
KM. B
KM. C
KM. D
KM E
01/03/2012
08.00
01/03/2012
10.00
01/03/2012
09.00
01/03/2012
11.00
01/03/2012
12.00
73
97
72
104
120
CONTOH : BOR SUSUN SIRIH (SS)
Panjang dermaga : 60 M
LAST LINE
5
4
5
5
5
04/03/2012
08.30
05/03/2012
11.00
04/03/2012
09.00
05/03/2012
19.00
06/03/2012
12.00
2.233
2.233 2.233
BOR SS = -------------------------------- X 100 % = ------------ X 100 % = 26 %
60 M x ( 24 Jam x 6 Hari ) 8.640
TOTAL
LEBAR X BT
365
388
360
520
600
SHED
OCCUPANCY
RATIO
(SOR)
Adalah perbandingan antara
jumlah pemakaian ruangan
penumpukan gudang yang di
hitung dalam satuan ton hari
atau satuan M3 hari dengan
kapasitas efektif penumpukan
tersedia dalam satu periode
TON/M³ BARANG x HARI ( DWELLING TIME )
KAPASITAS EFEKTIF PENUMPUKAN (TON ATAU M³) x PERIODE
SOR = X 100 %
SOR
STOCK AWAL
TANGGAL
NO
1
2
3
4
5
1.000
950
950
950
950
250
0
0
0
500
CONTOH : SOR
GUDANG “A” :
LUAS EFEKTIF : 1.000 M2
KAPASITAS EFEKTIF : 3.000 Ton
: 5.000 M3
MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR
TON TON TON TON TON %
01/03/2012
02/03/2012
03/03/2012
04/03/2012
05/03/2012
300
0
0
0
100
- 50
0
0
0
400
950
950
950
950
1350
32
32
32
32
45
Rata-rata SOR s/d tanggal 05/03/2012 34
950 Ton x 1 hari
SOR Tgl 01/03/2012 = ------------------------ x 100 % = 32 %
3.000 Ton x 1 hari
YARD OCCUPANCY
RATIO (YOR)
Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian
lapangan penumpukan yang dihitung dalam
satuan TEUS hari dengan kapasitas efektif
lapangan penumpukan tersedia dalam satu
periode
TEUS x HARI ( DWELLING TIME )
KAPASITAS EFEKTIF LAPANGAN DALAM SATUAN TEUS x PERIODE
YOR = X 100 %
YOR
STOCK AWAL
TANGGAL
NO
1
2
3
4
5
2.000
2.250
2.300
2.250
2.500
750
600
750
850
900
CONTOH : YOR
LAPANGAN PETIKEMAS “B”
LUAS EFEKTIF : 5.000 M2
KAPASITAS EFEKTIF : 4.500 TEUS
MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR
TEUS TEUS TEUS TEUS TEUS %
01/03/2012
02/03/2012
03/03/2012
04/03/2012
05/03/2012
500
550
800
600
800
250
50
- 50
250
100
2.250
2.300
2.250
2.500
2.600
50
51
50
56
58
Rata-rata YOR s/d tanggal 05/03/2012 53
2.250 TEUS x 1 hari
YOR Tgl 01/03/2012 = --------------------------- x 100 % = 50 %
4.500 TEUS x 1 hari
Adalah perbandingan jumlah waktu pemakaian /Operation Time
dengan waktu siap operasi/Available Time yang dinyatakan dalam %
OPERATION TIME
UTILISASI = ------------------------------ X 100 %
AVAILABLE TIME
Adalah jumlah waktu (jam) yang tersedia untuk peralatan dalam
kondisi siap operasi (siap digunakan)
POSSIBLE TIME
Adalah jumlah waktu tersedia yang diperhitungkan dapat
dimanfaatkan bagi keperluan penggunaan peralatan dalam satu hari
( dalam 1 hari /24 jam dikurangi waktu istirahat atau pergantian shift
Kerja/3 jam =21 jam)
DOWN TIME
Adalah jumlah waktu (jam) peralatan dalam kondisi tidak dapat
dioperasikan karena sedang rusak, dalam perawatan dan perbaikan
AVAILABLE TIME = POSSIBLE TIME – DOWN TIME
Adalah perbandingan jumlah waktu siap operasi /Available Time
dengan waktu tersedia/Possible Time yang dinyatakan dalam %
AVALABLE TIME
AVAILABILITY = ---------------------------- X 100 %
POSSIBLE TIME
Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Ciptadi dan Bpk Melfin).pptx

More Related Content

Similar to Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Ciptadi dan Bpk Melfin).pptx

13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_201213353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
Tito Mizteriuz
 
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk Suhardjito
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
Diery Sipayung
 
Optimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxOptimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptx
AflesPetrusRaya
 
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUTBAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
Yogga Haw
 
Metode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNS
Metode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNSMetode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNS
Metode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNS
TITAMAYABELLA
 
MRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdf
MRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdfMRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdf
MRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdf
RendyTriSaputro
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Yogga Haw
 
Peralatan angkut.pdf
Peralatan angkut.pdfPeralatan angkut.pdf
Peralatan angkut.pdf
RivanPANGGOA
 
Review KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.ppt
Review KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.pptReview KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.ppt
Review KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.ppt
ssuserb71d4d
 
Metode konstruksi (2015)
Metode konstruksi (2015)Metode konstruksi (2015)
Metode konstruksi (2015)
Kurniawan Diliaristyanto
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Putika Ashfar Khoiri
 
Pengawas operasional.pptx
Pengawas operasional.pptxPengawas operasional.pptx
Pengawas operasional.pptx
Dedy468271
 
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
MetaKonten Media Monitoring
 
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docxLatihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
DewiAnggraeni81
 
Metode konstruksi
Metode konstruksiMetode konstruksi
Metode konstruksiYopi Sapa
 
Proyek pembangunan parkir teknik
Proyek pembangunan parkir teknikProyek pembangunan parkir teknik
Proyek pembangunan parkir teknik
Ichsan Prasetyo
 
Analisa Baru
Analisa BaruAnalisa Baru
Analisa Baru
ari nanda
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
nail40
 
Chapter 3 Manufactur Metrics Economies
Chapter 3 Manufactur Metrics EconomiesChapter 3 Manufactur Metrics Economies
Chapter 3 Manufactur Metrics Economies
Firgiawan Iksanja
 

Similar to Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Ciptadi dan Bpk Melfin).pptx (20)

13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_201213353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
13353 henrikus galih-irawan-pelabuhan_2012
 
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
 
Optimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxOptimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptx
 
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUTBAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
 
Metode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNS
Metode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNSMetode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNS
Metode Konstruksi Kelompok V Semester 6 UNS
 
MRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdf
MRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdfMRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdf
MRT_Kelompok 7 (TBM)_Metode Konstruksi 2022.pdf
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umum
 
Peralatan angkut.pdf
Peralatan angkut.pdfPeralatan angkut.pdf
Peralatan angkut.pdf
 
Review KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.ppt
Review KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.pptReview KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.ppt
Review KPI Maret 2010_Produksi_MUM_BAS.ppt
 
Metode konstruksi (2015)
Metode konstruksi (2015)Metode konstruksi (2015)
Metode konstruksi (2015)
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
 
Pengawas operasional.pptx
Pengawas operasional.pptxPengawas operasional.pptx
Pengawas operasional.pptx
 
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
 
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docxLatihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
 
Metode konstruksi
Metode konstruksiMetode konstruksi
Metode konstruksi
 
Proyek pembangunan parkir teknik
Proyek pembangunan parkir teknikProyek pembangunan parkir teknik
Proyek pembangunan parkir teknik
 
Analisa Baru
Analisa BaruAnalisa Baru
Analisa Baru
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
 
Chapter 3 Manufactur Metrics Economies
Chapter 3 Manufactur Metrics EconomiesChapter 3 Manufactur Metrics Economies
Chapter 3 Manufactur Metrics Economies
 

Recently uploaded

13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
noviardi261188
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
RonaMentari2
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
haikal136839
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
priyantifitri
 

Recently uploaded (6)

13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 

Paparan Bimtek Kinerja (Bahan Bpk Ciptadi dan Bpk Melfin).pptx

  • 2. DASAR HUKUM Undang – Undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan Peraturan menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.103/2/2/DJPL-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan
  • 3. Menjamin kelancaran arus kapal dan barang UU No 17 Tahun 2008 PPP No 61 Tahun 2009 Penilaian Kinerja Analisis Kinerja Pelayanan Kapal Analisis Kinerja Pelayanan Barang / Petikemas Analisis Kinerja Utilisasi Fasilitas Analisis Kinerja Kesiapan Peralatan Tujuan Dan Manfaat Penilaian Kinerja Mengetahui tingkat kinerja pelayanan, pengoperasian, kelancaran dan ketertiban pelayanan kapal dan barang Mengetahui kapasitas produksi pelabuhan secara realtime dan presisi Sebagai acuan untuk membuat kebijakan dan standarisasi di bidang pelabuhan Sasaran Pelabuhan yang Efektif & Efisien Meningkatnya daya saing Pelayanan operasional pelabuhan yg efektif dan efisien Database sistem informasi Adanya standard pelayanan operasional pelabuhan yang sesuai LATAR BELAKANG
  • 4. • mengukur kinerja pelayanan operasional pelabuhan sesuai dengan standar guna untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan MAKSUD • Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan, produktivitas dan efesiensi penggunaan fasilitas/alat pelabuhan pada periode/waktu tertentu TUJUAN • Sebagai alat analisis yang penting bagi manajemen didalam mengelola pelabuhan, menentukan perencanaan dan pengembangan serta menetapkan kebijakan-kebijakan FUNGSI
  • 5. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah serta untuk mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasarana perhubungan Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan yang lebih handal, cepat, dan murah Terbantunya pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan laut, kepelabuhanan, keselamatan pelayaran Data hasil survey dan pengukuran dapat digunakan sebagai acuan perencanaan pertumbuhan industri pelayaran dan pelabuhan nasional Evaluasi bagi pemerintah untuk membuat usulan kebijakan dan strategi dalam meningkatkan kinerja pelabuhan.
  • 6. Manfaat Bagi Pengusaha Kelancaran pelayanan dan Mendapatkan informasi tentang validasi waktu ETA dan ETD yang tepat. Memperlancar bisnis perusahaan dengan terteranya informasi pelabuhan dan waktu operasi yang lebih terencana Pengusaha kapal dapat memantau perkembangan dan status operasional kapalnya Meningkatkan daya saing antar pengusaha kapal Nasional maupun Internasional
  • 7. prestasi dari output atau tingkat keberhasilan pelayanan penggunaan fasilitas maupun peralatan pelabuhan pada suatu periode waktu tertentu, yang ditentukan dalam ukuran satuan waktu, satuan berat, ratio perbandingan (prosentase) atau satuan lainnya KINERJA PELABUHAN adalah
  • 8. • Informasi mengenai besarnya throughput lalu-lintas barang (daya lalu) yang melalui suatu peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam periode waktu tertentu; Indikator Output • informasi mengenai lamanya waktu pelayanan kapal selama di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan; Indikator Service • informasi mengenai sejauh mana fasilitas dermaga dan sarana penunjang dimanfaatkan secara intensif. Indikator Utilisasi INDIKATOR KINERJA
  • 9. PT WT AT BWT ET IT NOT BT TRT INDIKATOR SERVICE PT = Postpone Time WT = Waiting Time AT = Approach Time BWT = Berthing Working Time ET = Effective Time IT = Idle Time NOT = Not Operation Time BT = Berthing Time TRT = Turn Round Time INDIKATOR KINERJA PELABUHAN KINERJA PELAYANAN KAPAL
  • 10. INDIKATOR OUTPUT B/C/H T/G/H T/G/H = Ton/Gang/Hours B/C/H = Box/Crane/Hours INDIKATOR KINERJA PELABUHAN KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT INDIKATOR KINERJA PELABUHAN
  • 11. INDIKATOR UTILISASI BOR SOR YOR BOR = Berth Occupancy Ratio SOR = Shed Occupancy Ratio YOR = Yard Occupancy Ratio INDIKATOR KINERJA PELABUHAN TINGKAT PEMAKAIAN FASILITAS INDIKATOR KINERJA PELABUHAN
  • 12. TRT LEGO JANGKAR IKAT TALI PANDU NAIK MULAI KERJA SELESAI KERJA LEPAS TALI PANDU TURUN IT+ET BT AT AT NOT NOT WT PT TAMBATAN BWT PERAIRAN PERMINTAAN
  • 13.
  • 14. POSTPONE TIME ( PT ) Adalah waktu tertunda yang tidak bermanfaat selama kapal berada dilokasi lego jangkar sebelum dan sesudah melakukan kegiatan bongkar muat di tambatan atas kehendak atau dilakukan oleh pihak kapal Komponen-komponen Postpone Time  Tunggu Muatan  Tunggu Dokumen  Tunggu Order Agen  Tunggu Perbaikan/repair  Pemeriksaan Oleh Instansi Terkait  Tunggu Berangkat  Tender/melambung (tidak Bekerja )  Tunggu air Pasang ( naik )  Tunggu Fumigasi PENGERTIAN DAN RUMUSAN KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN
  • 15. • Adalah selisih waktu sejak kapal tiba dilokasi lego jangkar dan telah meminta pelayanan sampai kapal digerakkan menuju tempat bertambat/sandar di dermaga WAITING TIME ( WT ) 1. KINERJA PELAYANAN KAPAL WT(gross)
  • 16. PENETAPAN MASUK WT DERMAGA (jam) NAMA KAPAL NO 1 KM. D 31/12/2012 09:30 01/01/2013 07:00 01/01/2013 07:30 22 JAM CONTOH : WT DERMAGA PENETAPAN MASUK PELAYANAN MASUK WT PANDU/ TUNDA (jam) (2)s/d(3) TIBA di area labuh (1) NAMA KAPAL NO 1 KM. D 31/12/2012 09:30 01/01/2013 07:00 01/01/2013 07:30 0.50 CONTOH : POSTPONE TIME (PT), WT PANDU/TUNDA POB (2) POB (3) KET : POB : Pilot On Board PERMINTAAN MASUK WT(Nett) = WT (Dermaga) - WT (pandu/tunda) = 22 - 0,5 = 21,5 JAM TIBA di area labuh PT (Jam) (1)s/d(2) 21.5
  • 17. APPROACH TIME ( AT ) Adalah waktu antara saat kapal bergerak dari Lokasi lego jangkar dan atau batas perairan Pelabuhan sampai ikat tali di tambatan ,dan sebaliknya AT = ( Pandu naik s/d ikat tali ) + ( lepas tali s/d Pandu turun )
  • 18. PELAYANAN MASUK PELAYANAN KELUAR APPROACH TIME (Jam) TIBA NAMA KAPAL NO 1 KM. D 31/12/2012 09:30 02/01/2013 07:30 04/01/2013 08:00 IN (jam) POB 02/01/2013 09:00 FIRST LINE LAST LINE PANDU TURUN 04/01/2013 09:30 OUT (jam) TTL (jam) 1.50 1.50 3.00 KET : 1. Satuan : JAM 2. POB : PILOT ON BOARD 3. TTL : TOTAL CONTOH : AT
  • 19. BERTHING TIME (BT) • Adalah jumlah jam selama kapal berada ditambatan, mulai dari ikat tali sampai dengan kapal lepas tali BT = BWT + NOT
  • 20. NON OPERATION TIME ( NOT ) Adalah jumlah jam yang direncanakan untuk tidak melaksanakan kegiatan selama kapal berada ditambatan, termasuk waktu istirahat dan pada saat kapal akan berangkat dari tambatan NOT = BT - BWT Komponen NOT antara lain  Istirahat  Persiapan bongkar muat  Persiapan berangkat  Waktu yang direncanakan untuk tidak bekerja (hari besar dll)
  • 21. BERTH WORKING TIME ( BWT ) Adalah jumlah jam kerja bongkar muat yang tersedia ( direncanakan ) selama kapal berada di tambatan yang terdiri atas Effective Time dan Idle Time BWT = ET + IT = BT -
  • 22. IDLE TIME ( IT ) Adalah jumlah jam kerja yang tidak terpkai (terbuang) selama waktu kerja bongkar muat di tambatan, tetapi tidak termasuk jam istirahat Komponen IT antara lain :  Hujan  Tunggu Truck  Tunggu Muatan  Peralatan B/M rusak  Kecelakaan Kerja  Tunggu Buruh  Kendala B/M lainnya IT = BWT - ET
  • 23. EFFECTIVE TIME ( ET ) Adalah jumlah jam sesungguhnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan bongkar muat ET = BWT - IT
  • 24. TIBA NAMA KAPAL NO 1 KM. D 31/12/2012 09:30 02/01/2013 09:00 27.00 NOT (jam) 04/01/2013 08:00 Kapal Tambat (1) IT (jam) 5.00 BT (jam) (1+2) 15.00 32.00 CONTOH : BWT, BT, ET ET (jam) (BWT-ET) KET : 1. Satuan : JAM 2. Efektif Time, Idle Time, Not Operation Time bersumber dari Daily Report Dan / atau dokumen kegiatan Bongakar Muat yang telah di evaluasi Kapal Selesai B/M (2) BWT (jam) (BT-NOT) 47.00
  • 25. ET : BT ( waktu kerja kapal ditambatan ) Adalah perbandingan waktu kerja efektif (ET) dengan waktu Kapal selama di tambatan (BT) ET : BT EFFEKTIVE TIME ( ET ) BERTHING TIME ( BT ) ET : BT = X 100 %
  • 26. TIBA NAMA KAPAL NO 1 KM. D 31/12/2012 09:30 02/01/2013 09:00 27.00 NOT (Jam) 04/01/2013 08:00 KAPAL TAMBAT KAPAL SELESAI B/M 5.00 BT (Jam) 15.00 32.00 CONTOH : ET : BT ET (Jam) 27 JAM ET : BT = -------------- X 100 % = 57,44 % 47 JAM B W T (Jam) IT (Jam) 47.00
  • 27. TURN ROUND TIME (TRT) Adalah jam kapal berada dipelabuhan, yang dihitung sejak kapal tiba di lokasi lego jangkar sampai kapal berangkat meninggalkan lokasi lego jangkar atau pandu turun TRT = WT + PT + AT + BT
  • 28. APPROACH TIME TIBA NAMA KAPAL NO 1 KM. D 31/12/2012 09:30 04/01/2013 09:30 1,30 TTL 21,50 PANDU TURUN PT OUT 1.30 TRT 47.00 CONTOH : TRT IN WT 24.50 BT 3,00 96.00
  • 29. 2. KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT ( produktivitas kerja bongkar muat ) • Adalah jumlah barang yang dibongkar muat dalam satu jam kerja oleh tiap gang atau alat bongkar muat TON/GANG/ HOUR ( T/G/H ) JUMLAH BARANG YANG DIBONGKAR MUAT (TON) JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH GANG KERJA T/G/H =
  • 30. ET (Jam) GANG T/G/H JLH. B/M (TON) NAMA KAPAL NO 1 KM. E 2.500 100 1 25 CONTOH : T/G/H
  • 31. BOX/CRANE/HOUR ( B/C/H ) Adalah jumlah petikemas yang dibongkar muat dalam Satu jam kerja tiap crane (Container Crane, Ships Crane Shore Crane) JUMLAH PETIKEMAS YANG DIBONGKAR MUAT JUMLAH JAM EFEKTIF (ET ) x JUMLAH CRANE B/C/H =
  • 32. ET (Jam) CC B/C/H JLH. B/M (TEUS) NAMA KAPAL NO 1 MV. ABC 500 20 1 25 CONTOH : B/C/H
  • 33. BERTH OCCUPANCY RATIO (BOR) Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan waktu tersedia dalam satu periode yang dinyatakan dalam persentase (%) 2. TINGKAT PEMAKAIAN FASILITAS ( Utulisasi Fasilitas )
  • 34. a. BOR JETTY JUMLAH WAKTU TAMBAT (BT) SELURUH KAPAL SATU PERIODE WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE X 100 %
  • 35. FIRST LINE BT (Jam) LOA (M) NAMA KAPAL NO 1 2 3 4 KM. A KM. B KM. C KM. D 02/03/2012 07.00 11/03/2012 11.00 16/03/2012 09.45 22/03/2012 11.45 169.30 93,30 94,15 116.15 CONTOH : BOR JETTY LAST LINE 100 110 120 115 09/03/2012 08.30 15/03/2012 08.30 20/03/2012 08.30 27/03/2012 08.30 474.30 474,30 JAM 474.30 JAM BOR JETTY = ------------------------- X 100 % = ----------------- X 100 % = 64 % 24 JAM X 31 HARI 744 JAM TOTAL
  • 36. b. BOR CONTINUES BERTH ( n CALL x ( ẍ LOA + 5 )) x ( ẍ BERTHING TIME ) PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE X 100 % Ket : n Call : Jumlah Call ẍ : rata-rata
  • 37. FIRST LINE BT (Jam) LOA (M) NAMA KAPAL NO 1 2 3 4 KM. A KM. B KM. C KM. D 02/03/2012 07.00 04/03/2012 00.00 16/03/2012 09.45 22/03/2012 11.45 169.30 224,30 94,15 116.15 CONTOH : BOR CONTINUES BERTH PANJANG DERMAGA : 350 M LAST LINE 150 135 120 115 09/03/2012 08.30 15/03/2012 08.30 20/03/2012 08.30 27/03/2012 08.30 151.30 (4x(130 + 5)) x (151.30) 81.702 JAM BOR = ----------------------------------- X 100 % = ----------------- X 100 % = 31,37 % 350 x (24 JAM X 31 HARI) 260.400 JAM 130 CONTINUES BERTH
  • 38. c. BOR SUSUN SIRIH (SS) Σ ( LEBAR KAPAL X BERTHING TIME ) PANJANG DERMAGA x WAKTU TERSEDIA DALAM SATU PERIODE X 100 %
  • 39. FIRST LINE BT (Jam) LOA (M) NAMA KAPAL NO 1 2 3 4 5 KM. A KM. B KM. C KM. D KM E 01/03/2012 08.00 01/03/2012 10.00 01/03/2012 09.00 01/03/2012 11.00 01/03/2012 12.00 73 97 72 104 120 CONTOH : BOR SUSUN SIRIH (SS) Panjang dermaga : 60 M LAST LINE 5 4 5 5 5 04/03/2012 08.30 05/03/2012 11.00 04/03/2012 09.00 05/03/2012 19.00 06/03/2012 12.00 2.233 2.233 2.233 BOR SS = -------------------------------- X 100 % = ------------ X 100 % = 26 % 60 M x ( 24 Jam x 6 Hari ) 8.640 TOTAL LEBAR X BT 365 388 360 520 600
  • 40. SHED OCCUPANCY RATIO (SOR) Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian ruangan penumpukan gudang yang di hitung dalam satuan ton hari atau satuan M3 hari dengan kapasitas efektif penumpukan tersedia dalam satu periode TON/M³ BARANG x HARI ( DWELLING TIME ) KAPASITAS EFEKTIF PENUMPUKAN (TON ATAU M³) x PERIODE SOR = X 100 %
  • 41. SOR STOCK AWAL TANGGAL NO 1 2 3 4 5 1.000 950 950 950 950 250 0 0 0 500 CONTOH : SOR GUDANG “A” : LUAS EFEKTIF : 1.000 M2 KAPASITAS EFEKTIF : 3.000 Ton : 5.000 M3 MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR TON TON TON TON TON % 01/03/2012 02/03/2012 03/03/2012 04/03/2012 05/03/2012 300 0 0 0 100 - 50 0 0 0 400 950 950 950 950 1350 32 32 32 32 45 Rata-rata SOR s/d tanggal 05/03/2012 34 950 Ton x 1 hari SOR Tgl 01/03/2012 = ------------------------ x 100 % = 32 % 3.000 Ton x 1 hari
  • 42. YARD OCCUPANCY RATIO (YOR) Adalah perbandingan antara jumlah pemakaian lapangan penumpukan yang dihitung dalam satuan TEUS hari dengan kapasitas efektif lapangan penumpukan tersedia dalam satu periode TEUS x HARI ( DWELLING TIME ) KAPASITAS EFEKTIF LAPANGAN DALAM SATUAN TEUS x PERIODE YOR = X 100 %
  • 43. YOR STOCK AWAL TANGGAL NO 1 2 3 4 5 2.000 2.250 2.300 2.250 2.500 750 600 750 850 900 CONTOH : YOR LAPANGAN PETIKEMAS “B” LUAS EFEKTIF : 5.000 M2 KAPASITAS EFEKTIF : 4.500 TEUS MASUK KELUAR SELISIH STOCK AKHIR TEUS TEUS TEUS TEUS TEUS % 01/03/2012 02/03/2012 03/03/2012 04/03/2012 05/03/2012 500 550 800 600 800 250 50 - 50 250 100 2.250 2.300 2.250 2.500 2.600 50 51 50 56 58 Rata-rata YOR s/d tanggal 05/03/2012 53 2.250 TEUS x 1 hari YOR Tgl 01/03/2012 = --------------------------- x 100 % = 50 % 4.500 TEUS x 1 hari
  • 44. Adalah perbandingan jumlah waktu pemakaian /Operation Time dengan waktu siap operasi/Available Time yang dinyatakan dalam % OPERATION TIME UTILISASI = ------------------------------ X 100 % AVAILABLE TIME
  • 45. Adalah jumlah waktu (jam) yang tersedia untuk peralatan dalam kondisi siap operasi (siap digunakan) POSSIBLE TIME Adalah jumlah waktu tersedia yang diperhitungkan dapat dimanfaatkan bagi keperluan penggunaan peralatan dalam satu hari ( dalam 1 hari /24 jam dikurangi waktu istirahat atau pergantian shift Kerja/3 jam =21 jam) DOWN TIME Adalah jumlah waktu (jam) peralatan dalam kondisi tidak dapat dioperasikan karena sedang rusak, dalam perawatan dan perbaikan AVAILABLE TIME = POSSIBLE TIME – DOWN TIME
  • 46. Adalah perbandingan jumlah waktu siap operasi /Available Time dengan waktu tersedia/Possible Time yang dinyatakan dalam % AVALABLE TIME AVAILABILITY = ---------------------------- X 100 % POSSIBLE TIME