SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Halaman 1 dari 4
PANDANGAN DAN SIKAP MUI
TENTANG RUU HIP DAN RUU BPIP
=============================
Nomor: Kep-1571/DP MUI/VIII/2020
Sehubungan dengan adanya Rancangan Undang-Undang Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila (RUU BPIP) usulan Pemerintah yang telah diserahkan oleh Menko Polhukam kepada
Ketua DPR pada 16 Juli 2020 di kantor DPR, Jakarta yang telah mengundang polemik dan pro
kontra di tengah masyarakat maka MUI setelah melakukan pengkajian yang terkait dengan isu RUU
HIP dan tentang prosedur yang telah ditempuh Pemerintah terkait dengan RUU BPIP maka DP MUI
Pusat menyampaikan Pandangan dan Sikap sebagai berikut:
1. Kemerdekaan bangsa Indonesia hanya dapat terwujud atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas. Dengan demikian menjadi kewajiban seluruh warga negara, komponen bangsa, dan
lembaga negara dan pemerintahan untuk menjaga amanat tersebut dengan sebaik-baiknya agar
terwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI Tahun
1945) yang mandiri, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, serta menjadi negeri yang baldatun
thayyibatun wa Robbun ghofur.
2. MUI merupakan salah satu komponen bangsa yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab
dalam melaksanakan perannya sebagai shadiqul hukumah (mitra pemerintah sekaligus dalam
hal ajaran Islam menyampaikan fatwa/tausiyah kepada pemerintah), himayatul ummah
(melindungi umat Islam dari praktek-praktek yang dilarang Islam), dan khodimul ummah
(mengabdi untuk kepentingan umat).
3. Dalam rangka melakukan peran dan fungsi sebagaimana tersebut di atas, MUI selalu merujuk
pada hadis Nabi Muhammad SAW: “Ballighu ‘anni walau ayah” (sampaikan tentang kebenaran
dari Aku walaupun satu ayat) dan merujuk pada Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 yang
menyebutkan: “Ud’u ila sabili rabbika bil hikmati wal mau’idhatil hanasah” [Ajaklah ke jalan
Tuhanmu (penyampaian dakwah kebenaran) dengan cara dan metode yang baik]. Di samping
itu dalam surat Al-Kahfi ayat 19 yang memerintahkan berperilaku lembut (walyatalaththaf) yang
sesuai dengan sikap wasathiyah (moderasi) yang selama ini dilakukan oleh MUI. Oleh karena
itu untuk menyampaikan amanat umat dan kebenaran nilai-nilai agama MUI mengacu pada
pesan Nabi Muhammad SAW agar kita menyampaikan kebenaran itu walaupun terasa pahit
(Qulil haqqa wa lau kana murran).
4. DP MUI Pusat menghormati setiap upaya penguatan Pancasila sebagai landasan filosofi
Halaman 2 dari 4
bernegara oleh institusi negara. Namun demikian setelah mencermati sungguh-sungguh
perkembangan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) serta RUU
BPIP yang mendapat resistensi dari masyarakat luas dan kemungkinan menimbulkan gejolak
sosial dan jika dibiarkan menimbulkan kegaduhan dan konflik. Kondisi ini justru bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri dan merugikan kehidupan berbangsa yang selama ini
sudah cukup kondusif.
5. DP MUI berpandangan bahwa RUU HIP jelas-jelas tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila
sebagai landasan filosofi bernegara dengan alasan sebagai berikut:
a. DP MUI meyakini bahwa Pancasila merupakan konsensus atau kesepakatan para pemimpin
bangsa dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Konsensus tersebut secara historis diawali
dengan perdebatan akademik tanggal 29, 30, 31 Mei dan 1 Juni 1945, pencapaian konsensus
nasional pertama pada tanggal 22 Juni 1945 (berupa Piagam Jakarta) dan konsensus nasional
kedua yang bersifat final pada tanggal 18 Agustus 1945 (dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945). Dalam perkembangan ketatanegaraan Indonesia terbit Dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang secara tegas menyebutkan bahwa Piagam Jakarta menjiwai UUD NRI Tahun 1945 dan
adalah suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut. Oleh karena itu, nilai-nilai
Pancasila sebagaimana dimuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
dijadikan sebagai nilai dasar Landasan Falsafah Negara (philosophische grondslag) dalam
bernegara.
b. Pancasila sebagai nilai-nilai dasar dalam bernegara yang kedudukannya sebagai Norma
Fundamental Negara (staatsfundamentalnorm) menjadi sumber perumusan arah kebijakan
negara yang diletakkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, sehingga tidak tepat jika
Pancasila diletakkan dalam instrumentalnorm.
c. MUI berkeyakinan bahwa menempatkan/mendudukkan Pancasila dalam peraturan organik
(instrumentalnorm) sebagaimana dirumuskan dalam RUU HIP sejatinya merendahkan
harkat dan martabat Pancasila itu sendiri dan mengkerdilkan nilai-nilai Pancasila sebagai
falsafah bangsa dan Negara ke dalam norma yang rigid dan sempit. Dengan menempatkan
Pancasila dalam RUU HIP sebagai peraturan organik, maka berkaibat bahwa Pancasila tidak
lagi dapat dijadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara, karena tidak mungkin
UUD NRI Tahun 1945 bersumber dari peraturan di bawahnya (RUU HIP).
d. Dalam Prolegnas Jangka Menengah Tahun 2020-2024 dan Prolegnas Prioritas Tahun 2020
tidak pernah disepakati adanya rencana pembangunan hukum yang berjudul Rancangan
Undang-Undang tentang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) maupun Rancangan
Undang-Undang tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP) dan yang
disepakati oleh DPR RI, DPD RI dan Pemerintah dalam Prolegnas Jangka Menengah Tahun
2020-2024 Nomor 11, dan dalam Prolegnas Prioritas Tahun 2020 Nomor 25 adalah
Rancangan Undang-Undang tentang Pembinaan Haluan Ideologi Pancasila (RUU PHIP).
e. berdasarkan ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (UU No. 12/2011) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa
“Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara”.
f. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, maka Pancasila menjadi sumber dan
menjiwai dari peraturan perundang-undangan di negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh
karena itu, posisi Pancasila merupakan landasan dasar yang mengandung nilai filosofis
(staatsfundamentalnorm) dalam berbangsa dan bernegara.
6. DP MUI menilai bahwa RUU BPIP sebagai inisiatif Pemerintah yang disampaikan ke Pimpinan
DPR tanggal 16 Juli 2020 telah menjadi isu dan bola liar di tengah masyarakat yang menimbulkan
polemik di kalangan masyarakat yang dapat mengancam disintegrasi bangsa:
Halaman 3 dari 4
a. Prosedur dan mekanisme pembentukan RUU BPIP tidak sesuai dengan UU Nomor 12 Tahun
2011 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2019, dengan alasan sebagai berikut:
1) Secara prosedural RUU BPIP hanya diketahui berdasarkan penyerahan draft RUU BPIP
oleh Menko Polhukam kepada Ketua DPR pada tanggal 16 Juli 2020 di kantor DPR,
Jakarta. Namun hingga saat ini belum terpublikasikan Surat Presiden (Surpres)
pengusulan RUU BPIP tersebut berikut dengan Naskah Akademik dan draft RUU-nya.
Dengan tidak terpublikasikannya Surpres RUU BPIP tersebut tidak ada kejelasan apakah
RUU BPIP merupakan usulan baru dari Pemerintah ataukah sebagai lampiran (daftar
inventarisasi masalah dari Surat Presiden atas RUU HIP).
2) Jika RUU BPIP merupakan RUU yang diajukan sebagai “DIM sandingan” bagi RUU HIP
usul DPR, maka terjadi ketidaklaziman dalam pembentukan Undang-Undang. Semestinya
pengajuannya dilakukan dalam Rapat Kerja antara DPR dengan Pemerintah.
3) Jika Presiden mengajukan RUU BPIP sebagai usulan baru, maka wajib dilakukan
penarikan RUU HIP dari proses pembahasan dan mencabutnya dari Prolegnas dan
memasukkan RUU BPIP ke dalam perubahan Prolegnas.
4) Namun demikian, jika Pemerintah dan DPR akan menjadikan RUU BPIP sebagai RUU
di luar Prolegnas wajib merujuk dan melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (2) UU Nomor
12 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang berbunyi, “Dalam keadaan
tertentu, DPR atau Presiden dapat mengajukan RUU di luar Prolegnas mencakup: a).
untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam; dan b).
keadaan tertentu lainnya yang memastikan urgensi nasional atas suatu RUU yang dapat
disetujui Bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi
dan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum”.
5) Dalam rangka menjamin kepastian dan akuntabilitas dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan serta partisipasi aktif masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal
96 UU Nomor 12 Tahun 2011, maka wajib adanya kejelasan informasi dari pemerintah
yang sudah mengirimkan Surpres ke DPR untuk menjelaskan apakah RUU BPIP sebagai
DIM untuk pembahasan RUU HIP atau sebagai RUU usul baru Presiden.
b. Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm harus ditempatkan sebagai norma tertinggi dan
sebagai sumber dari segala sumber hukum. Dalam perspektif RUU BPIP sebagai inisiatif
Pemerintah yang diserahkan kepada Pimpinan DPR pada 16 Juli 2020, maka dilihat dari
substansinya DP MUI Pusat berpandangan:
1) Pancasila merupakan norma dasar (grundnorm) atau norma fundamental negara (staats
fundamental norm), sehingga Pancasila merupakan norma dasar tertinggi negara.
2) Pandangan tersebut mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 140/PUU-
VII/2009 bertanggal 19 April 2010, yang memberikan penafsiran terhadap Pancasila
untuk menjadi batu uji permohonan uji materiil terkait penodaan agama yaitu, “Pancasila
telah menjadi Dasar Negara, yang harus diterima oleh seluruh warga negara. Pancasila
mengandung lima sila yang saling berkait satu sama lain sebagai suatu kesatuan. Oleh
sebab itu setiap warga negara, baik sebagai individu maupun sebagai bangsa secara
kolektif harus dapat menerima Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjiwai sila-sila lain,
baik Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, maupun
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
3) Pendirian MK tersebut dapat dicermati pada Putusan MK No. 140/PUU-VII/2009
bertanggal 19 April 2010 paragraf [3.72] yang menyatakan, “bahwa pengakuan bangsa
Indonesia atas kekuasaan Allah SWT dan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan
pengakuan yang tidak berubah baik dipandang secara filosofis maupun normatif. Ahli
filsafat Notonagoro dalam pidato ilmiah pada peringatan dies natalis Universitas
Airlangga tanggal 10 November 1955, menyebut Pancasila (yang terdapat dalam alinea
Halaman 4 dari 4
keempat Pembukaan UUD 1945) sebagai “norma fundamental negara”
(Staatsfundamentalnorm)….”
7. DP MUI berpendirian bahwa dalam rangka implementasi dari prinsip tawashau bil haq (saling
mengingatkan dalam hal kebenaran) dan al-amru bil ma’ruf wan nahyu anil munkar
(memerintahkan/mengajak berbuat kebajikan dan mencegah kemunkaran), maka dengan
bertawakal kepada Allah SWT, DP MUI Pusat menyampaikan:
PANDANGAN DAN SIKAP
MAJELIS ULAMA INDONESIA
1. RUU HIP sangat bertentangan dan mengancam eksistensi Pancasila sehingga
menimbulkan reaksi dan penolakan dari masyarakat luas, maka DP MUI Pusat
mengingatkan kembali kepada DPR untuk segera dan wajib menarik RUU HIP dari
proses pembahasan dan mencabutnya dari Prolegnas sebagaimana surat DP MUI
Pusat kepada Pimpinan DPR RI Nomor: B-1291/DP MUI/VI/2020, tanggal 25 Juni
2020, perihal Penarikan dan Pencabutan RUU HIP.
2. RUU BPIP yang diusulkan Pemerintah bukan merupakan pengganti RUU HIP namun
merupakan suatu RUU yang baru, oleh karena itu harus mengikuti prosedur
pembentukan RUU sebagai usul Pemerintah yang wajib berdasarkan pada prosedur
dan mekanisme pembentukan peraturan perundang-undangan sebagaimana
ditentukan UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan sebagaimana diubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan serta Peraturan Tata Tertib DPR RI agar tidak cacat hukum.
Demikian pandangan dan sikap MUI ini disampaikan agar menjadi perhatian bagi Pemerintah, DPR
RI, umat Islam dan bangsa Indonesia.
Jakarta, 6 Muharram 1442 H
25 Agustus 2020 M
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,
KH. MUHYIDDIN JUNAIDI, M.A. Dr. H. ANWAR ABBAS, M.M., M.Ag

More Related Content

What's hot

Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudFitria Nuri
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...Yani Antariksa
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945Trisna Monalia
 
Kedudukan hakiki pembukaan uud’45
Kedudukan hakiki pembukaan uud’45Kedudukan hakiki pembukaan uud’45
Kedudukan hakiki pembukaan uud’45Wandi Wandi
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraanPancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraanSindy Septiawan
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikannovianafarida
 
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)Wandi Wandi
 
Sistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemen
Sistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemenSistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemen
Sistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemenSindy Septiawan
 
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanrizka_pratiwi
 
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan KebijakannyaPenjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan KebijakannyaEdho1802
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesiarezekysholikhah
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAMuhamad Yogi
 
Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb f...
Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb   f...Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb   f...
Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb f...Indonesia Anti Corruption Forum
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)sunnysidemochi
 
Hubungan pancasila dengan uud 45
Hubungan pancasila dengan uud 45Hubungan pancasila dengan uud 45
Hubungan pancasila dengan uud 45Jesika Amanda
 

What's hot (20)

Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
 
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusiperdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
 
Hubungan pancasila dengan pembukaan uud 1945
Hubungan pancasila dengan pembukaan uud 1945Hubungan pancasila dengan pembukaan uud 1945
Hubungan pancasila dengan pembukaan uud 1945
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945
 
Kedudukan hakiki pembukaan uud’45
Kedudukan hakiki pembukaan uud’45Kedudukan hakiki pembukaan uud’45
Kedudukan hakiki pembukaan uud’45
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraanPancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikan
 
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
 
Sistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemen
Sistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemenSistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemen
Sistem pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945 hasil amandemen
 
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
 
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan KebijakannyaPenjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb f...
Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb   f...Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb   f...
Slide presentasi fakta transparansi & akuntabilitas partai politik di ntb f...
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Hubungan pancasila dengan uud 45
Hubungan pancasila dengan uud 45Hubungan pancasila dengan uud 45
Hubungan pancasila dengan uud 45
 
Latar belakang panc asila
Latar belakang panc asilaLatar belakang panc asila
Latar belakang panc asila
 

Similar to OPTIMALKAN PANCASILA

Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011
Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011
Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011Operator Warnet Vast Raha
 
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negaraDea_tita
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxRezaOktaviaPutra
 
RUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya BesarRUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya BesarAnas Wibowo
 
Hubungan pacasila dengan uud 1945
Hubungan pacasila dengan uud 1945Hubungan pacasila dengan uud 1945
Hubungan pacasila dengan uud 1945Naufal Annabil
 
Pandangan MUI soal RUU Cipta Kerja
Pandangan MUI soal RUU Cipta KerjaPandangan MUI soal RUU Cipta Kerja
Pandangan MUI soal RUU Cipta KerjaAgaton Kenshanahan
 
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020JabbarRamdhani
 
PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptx
PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptxPERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptx
PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptxRinaLuthfi
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrumdelliakusuma
 
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptSistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptCandraPasaribu
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...RezaGunawan20
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...OoooAmadikatu
 
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfUU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfsahataps
 
PPKn kelas 8 BAB II.pptx
PPKn kelas 8 BAB II.pptxPPKn kelas 8 BAB II.pptx
PPKn kelas 8 BAB II.pptxanugrah55
 
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptxTUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptxnurulallizzwell1
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Iko Ishva
 

Similar to OPTIMALKAN PANCASILA (20)

Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011
Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011
Makalah kebijakan penyusunan_prolegnas_ruu_prioritas_tahun_2011
 
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
 
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
 
RUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya BesarRUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya Besar
 
Hubungan pacasila dengan uud 1945
Hubungan pacasila dengan uud 1945Hubungan pacasila dengan uud 1945
Hubungan pacasila dengan uud 1945
 
Pandangan MUI soal RUU Cipta Kerja
Pandangan MUI soal RUU Cipta KerjaPandangan MUI soal RUU Cipta Kerja
Pandangan MUI soal RUU Cipta Kerja
 
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
 
sejarah
sejarahsejarah
sejarah
 
PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptx
PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptxPERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptx
PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD.pptx
 
#RUUKepalangmerahan
#RUUKepalangmerahan #RUUKepalangmerahan
#RUUKepalangmerahan
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
 
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptSistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
 
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfUU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
 
PPKn kelas 8 BAB II.pptx
PPKn kelas 8 BAB II.pptxPPKn kelas 8 BAB II.pptx
PPKn kelas 8 BAB II.pptx
 
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptxTUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
TUGAS PPKN KELOMPOK 2 TERBARU.pptx
 
Bab UNDANG -UNDANG 1945
Bab UNDANG -UNDANG 1945Bab UNDANG -UNDANG 1945
Bab UNDANG -UNDANG 1945
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 

More from CIkumparan

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfCIkumparan
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfCIkumparan
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfCIkumparan
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxxCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxCIkumparan
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxCIkumparan
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfCIkumparan
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfCIkumparan
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023CIkumparan
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357CIkumparan
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfCIkumparan
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranCIkumparan
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXCIkumparan
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023CIkumparan
 

More from CIkumparan (20)

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
 

OPTIMALKAN PANCASILA

  • 1. Halaman 1 dari 4 PANDANGAN DAN SIKAP MUI TENTANG RUU HIP DAN RUU BPIP ============================= Nomor: Kep-1571/DP MUI/VIII/2020 Sehubungan dengan adanya Rancangan Undang-Undang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP) usulan Pemerintah yang telah diserahkan oleh Menko Polhukam kepada Ketua DPR pada 16 Juli 2020 di kantor DPR, Jakarta yang telah mengundang polemik dan pro kontra di tengah masyarakat maka MUI setelah melakukan pengkajian yang terkait dengan isu RUU HIP dan tentang prosedur yang telah ditempuh Pemerintah terkait dengan RUU BPIP maka DP MUI Pusat menyampaikan Pandangan dan Sikap sebagai berikut: 1. Kemerdekaan bangsa Indonesia hanya dapat terwujud atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Dengan demikian menjadi kewajiban seluruh warga negara, komponen bangsa, dan lembaga negara dan pemerintahan untuk menjaga amanat tersebut dengan sebaik-baiknya agar terwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945) yang mandiri, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, serta menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa Robbun ghofur. 2. MUI merupakan salah satu komponen bangsa yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam melaksanakan perannya sebagai shadiqul hukumah (mitra pemerintah sekaligus dalam hal ajaran Islam menyampaikan fatwa/tausiyah kepada pemerintah), himayatul ummah (melindungi umat Islam dari praktek-praktek yang dilarang Islam), dan khodimul ummah (mengabdi untuk kepentingan umat). 3. Dalam rangka melakukan peran dan fungsi sebagaimana tersebut di atas, MUI selalu merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW: “Ballighu ‘anni walau ayah” (sampaikan tentang kebenaran dari Aku walaupun satu ayat) dan merujuk pada Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 yang menyebutkan: “Ud’u ila sabili rabbika bil hikmati wal mau’idhatil hanasah” [Ajaklah ke jalan Tuhanmu (penyampaian dakwah kebenaran) dengan cara dan metode yang baik]. Di samping itu dalam surat Al-Kahfi ayat 19 yang memerintahkan berperilaku lembut (walyatalaththaf) yang sesuai dengan sikap wasathiyah (moderasi) yang selama ini dilakukan oleh MUI. Oleh karena itu untuk menyampaikan amanat umat dan kebenaran nilai-nilai agama MUI mengacu pada pesan Nabi Muhammad SAW agar kita menyampaikan kebenaran itu walaupun terasa pahit (Qulil haqqa wa lau kana murran). 4. DP MUI Pusat menghormati setiap upaya penguatan Pancasila sebagai landasan filosofi
  • 2. Halaman 2 dari 4 bernegara oleh institusi negara. Namun demikian setelah mencermati sungguh-sungguh perkembangan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) serta RUU BPIP yang mendapat resistensi dari masyarakat luas dan kemungkinan menimbulkan gejolak sosial dan jika dibiarkan menimbulkan kegaduhan dan konflik. Kondisi ini justru bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri dan merugikan kehidupan berbangsa yang selama ini sudah cukup kondusif. 5. DP MUI berpandangan bahwa RUU HIP jelas-jelas tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan filosofi bernegara dengan alasan sebagai berikut: a. DP MUI meyakini bahwa Pancasila merupakan konsensus atau kesepakatan para pemimpin bangsa dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Konsensus tersebut secara historis diawali dengan perdebatan akademik tanggal 29, 30, 31 Mei dan 1 Juni 1945, pencapaian konsensus nasional pertama pada tanggal 22 Juni 1945 (berupa Piagam Jakarta) dan konsensus nasional kedua yang bersifat final pada tanggal 18 Agustus 1945 (dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945). Dalam perkembangan ketatanegaraan Indonesia terbit Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang secara tegas menyebutkan bahwa Piagam Jakarta menjiwai UUD NRI Tahun 1945 dan adalah suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila sebagaimana dimuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dijadikan sebagai nilai dasar Landasan Falsafah Negara (philosophische grondslag) dalam bernegara. b. Pancasila sebagai nilai-nilai dasar dalam bernegara yang kedudukannya sebagai Norma Fundamental Negara (staatsfundamentalnorm) menjadi sumber perumusan arah kebijakan negara yang diletakkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, sehingga tidak tepat jika Pancasila diletakkan dalam instrumentalnorm. c. MUI berkeyakinan bahwa menempatkan/mendudukkan Pancasila dalam peraturan organik (instrumentalnorm) sebagaimana dirumuskan dalam RUU HIP sejatinya merendahkan harkat dan martabat Pancasila itu sendiri dan mengkerdilkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa dan Negara ke dalam norma yang rigid dan sempit. Dengan menempatkan Pancasila dalam RUU HIP sebagai peraturan organik, maka berkaibat bahwa Pancasila tidak lagi dapat dijadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara, karena tidak mungkin UUD NRI Tahun 1945 bersumber dari peraturan di bawahnya (RUU HIP). d. Dalam Prolegnas Jangka Menengah Tahun 2020-2024 dan Prolegnas Prioritas Tahun 2020 tidak pernah disepakati adanya rencana pembangunan hukum yang berjudul Rancangan Undang-Undang tentang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) maupun Rancangan Undang-Undang tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP) dan yang disepakati oleh DPR RI, DPD RI dan Pemerintah dalam Prolegnas Jangka Menengah Tahun 2020-2024 Nomor 11, dan dalam Prolegnas Prioritas Tahun 2020 Nomor 25 adalah Rancangan Undang-Undang tentang Pembinaan Haluan Ideologi Pancasila (RUU PHIP). e. berdasarkan ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU No. 12/2011) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara”. f. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, maka Pancasila menjadi sumber dan menjiwai dari peraturan perundang-undangan di negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, posisi Pancasila merupakan landasan dasar yang mengandung nilai filosofis (staatsfundamentalnorm) dalam berbangsa dan bernegara. 6. DP MUI menilai bahwa RUU BPIP sebagai inisiatif Pemerintah yang disampaikan ke Pimpinan DPR tanggal 16 Juli 2020 telah menjadi isu dan bola liar di tengah masyarakat yang menimbulkan polemik di kalangan masyarakat yang dapat mengancam disintegrasi bangsa:
  • 3. Halaman 3 dari 4 a. Prosedur dan mekanisme pembentukan RUU BPIP tidak sesuai dengan UU Nomor 12 Tahun 2011 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2019, dengan alasan sebagai berikut: 1) Secara prosedural RUU BPIP hanya diketahui berdasarkan penyerahan draft RUU BPIP oleh Menko Polhukam kepada Ketua DPR pada tanggal 16 Juli 2020 di kantor DPR, Jakarta. Namun hingga saat ini belum terpublikasikan Surat Presiden (Surpres) pengusulan RUU BPIP tersebut berikut dengan Naskah Akademik dan draft RUU-nya. Dengan tidak terpublikasikannya Surpres RUU BPIP tersebut tidak ada kejelasan apakah RUU BPIP merupakan usulan baru dari Pemerintah ataukah sebagai lampiran (daftar inventarisasi masalah dari Surat Presiden atas RUU HIP). 2) Jika RUU BPIP merupakan RUU yang diajukan sebagai “DIM sandingan” bagi RUU HIP usul DPR, maka terjadi ketidaklaziman dalam pembentukan Undang-Undang. Semestinya pengajuannya dilakukan dalam Rapat Kerja antara DPR dengan Pemerintah. 3) Jika Presiden mengajukan RUU BPIP sebagai usulan baru, maka wajib dilakukan penarikan RUU HIP dari proses pembahasan dan mencabutnya dari Prolegnas dan memasukkan RUU BPIP ke dalam perubahan Prolegnas. 4) Namun demikian, jika Pemerintah dan DPR akan menjadikan RUU BPIP sebagai RUU di luar Prolegnas wajib merujuk dan melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang berbunyi, “Dalam keadaan tertentu, DPR atau Presiden dapat mengajukan RUU di luar Prolegnas mencakup: a). untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam; dan b). keadaan tertentu lainnya yang memastikan urgensi nasional atas suatu RUU yang dapat disetujui Bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi dan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum”. 5) Dalam rangka menjamin kepastian dan akuntabilitas dalam pembentukan peraturan perundang-undangan serta partisipasi aktif masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 96 UU Nomor 12 Tahun 2011, maka wajib adanya kejelasan informasi dari pemerintah yang sudah mengirimkan Surpres ke DPR untuk menjelaskan apakah RUU BPIP sebagai DIM untuk pembahasan RUU HIP atau sebagai RUU usul baru Presiden. b. Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm harus ditempatkan sebagai norma tertinggi dan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Dalam perspektif RUU BPIP sebagai inisiatif Pemerintah yang diserahkan kepada Pimpinan DPR pada 16 Juli 2020, maka dilihat dari substansinya DP MUI Pusat berpandangan: 1) Pancasila merupakan norma dasar (grundnorm) atau norma fundamental negara (staats fundamental norm), sehingga Pancasila merupakan norma dasar tertinggi negara. 2) Pandangan tersebut mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 140/PUU- VII/2009 bertanggal 19 April 2010, yang memberikan penafsiran terhadap Pancasila untuk menjadi batu uji permohonan uji materiil terkait penodaan agama yaitu, “Pancasila telah menjadi Dasar Negara, yang harus diterima oleh seluruh warga negara. Pancasila mengandung lima sila yang saling berkait satu sama lain sebagai suatu kesatuan. Oleh sebab itu setiap warga negara, baik sebagai individu maupun sebagai bangsa secara kolektif harus dapat menerima Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjiwai sila-sila lain, baik Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, maupun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” 3) Pendirian MK tersebut dapat dicermati pada Putusan MK No. 140/PUU-VII/2009 bertanggal 19 April 2010 paragraf [3.72] yang menyatakan, “bahwa pengakuan bangsa Indonesia atas kekuasaan Allah SWT dan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan pengakuan yang tidak berubah baik dipandang secara filosofis maupun normatif. Ahli filsafat Notonagoro dalam pidato ilmiah pada peringatan dies natalis Universitas Airlangga tanggal 10 November 1955, menyebut Pancasila (yang terdapat dalam alinea
  • 4. Halaman 4 dari 4 keempat Pembukaan UUD 1945) sebagai “norma fundamental negara” (Staatsfundamentalnorm)….” 7. DP MUI berpendirian bahwa dalam rangka implementasi dari prinsip tawashau bil haq (saling mengingatkan dalam hal kebenaran) dan al-amru bil ma’ruf wan nahyu anil munkar (memerintahkan/mengajak berbuat kebajikan dan mencegah kemunkaran), maka dengan bertawakal kepada Allah SWT, DP MUI Pusat menyampaikan: PANDANGAN DAN SIKAP MAJELIS ULAMA INDONESIA 1. RUU HIP sangat bertentangan dan mengancam eksistensi Pancasila sehingga menimbulkan reaksi dan penolakan dari masyarakat luas, maka DP MUI Pusat mengingatkan kembali kepada DPR untuk segera dan wajib menarik RUU HIP dari proses pembahasan dan mencabutnya dari Prolegnas sebagaimana surat DP MUI Pusat kepada Pimpinan DPR RI Nomor: B-1291/DP MUI/VI/2020, tanggal 25 Juni 2020, perihal Penarikan dan Pencabutan RUU HIP. 2. RUU BPIP yang diusulkan Pemerintah bukan merupakan pengganti RUU HIP namun merupakan suatu RUU yang baru, oleh karena itu harus mengikuti prosedur pembentukan RUU sebagai usul Pemerintah yang wajib berdasarkan pada prosedur dan mekanisme pembentukan peraturan perundang-undangan sebagaimana ditentukan UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan sebagaimana diubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan serta Peraturan Tata Tertib DPR RI agar tidak cacat hukum. Demikian pandangan dan sikap MUI ini disampaikan agar menjadi perhatian bagi Pemerintah, DPR RI, umat Islam dan bangsa Indonesia. Jakarta, 6 Muharram 1442 H 25 Agustus 2020 M DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, KH. MUHYIDDIN JUNAIDI, M.A. Dr. H. ANWAR ABBAS, M.M., M.Ag