Pada masa Orde Baru, penguasa berusaha memonopoli penafsiran Pancasila dengan menjadikannya ideologi tertutup yang hanya boleh dipahami sesuai kehendak penguasa. Pancasila digunakan untuk legitimasi kekuasaan daripada menjadi panduan bernegara seperti semula. Akibatnya, Pancasila menjadi kesadaran palsu yang merusak kehidupan berbangsa.