Makalah ini membahas tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup dan dasar negara Indonesia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta fungsi sebagai pengatur kehidupan masyarakat dan individu. Makalah ini juga menjelaskan definisi ideologi dan arti Pancasila sebagai ideologi negara yang bersifat terbuka dan fleksibel."
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
1. MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI INDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
Abd Asis
Vivi Elfira Ardi
Lisa Gusni
Mega Mustika
Rasdiana
Retia Martin
Siarna
Akbar
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KELAUTAN
(STITEK)
BALIK DIWA MAKASSAR
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila
yang memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara
ingin berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan
hidup berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia. Negara yang
ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh
dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang serba
modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit
dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan
tekhnologi yang sangat canggih. Padahal sejarah perumusan Pancasila melalui
proses yang sangat panjang dan rumit. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau
dipindah. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa
dan negara Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar
sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam
pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan. Ideologi
secara fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik. Ciri-
ciri ideologi pancasila merupakan ideologi yang membedakan dengan ideologi
yang lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang
berarti pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia
dengan segala isinya.Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia,
suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat
adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan
3. atas sistem demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar
dapat menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang
menyimpang dari Ideologi bangsa dan negara Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa arti Pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia?
2. Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa?
3. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
dan Negara Indonesia?
4. Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti Pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara
Indonesia.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi
dari Masa ke Masa.
3. Untuk mngetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai
Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.
4. Untuk mngetahui fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara
Indonesia.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Pengertian Ideologi
Pengertian Ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai berikut,
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang
berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah
pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah
ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas
(AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan
sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya
serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman
yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan
tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm
used for any group of ideas concerning various political and aconomic issues
and social philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held by
groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok
cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial
yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu
cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Pengertian Ideologi menurut Ibnu Sina adalah Mabda’
secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an wa
mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran
mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-
Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. Al-Mabda’(ideologi) : pemikiran
mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah
laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap
peraturan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’)
adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan
5. memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta,
metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang
sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai
kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam
konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada
tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme,
dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh
satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini
tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-
individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di
seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan
akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum
syara’).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya
"Najat", dia berkata:"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh
lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian
manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya
alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter
bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali." Al -
Marsudi
Puspowardoyo
Menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau
masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan
sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya
seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa
yang dinilai baik dan tidak baik.
Harol H. Titus
6. Ideologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-
cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang
sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita
yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Ali Syariati
Mendefenisikan ideologi sebagai “keyakinan-keyakinan dan gagasan-
gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu klas sosial, suatu bangsa
atau satu ras tertentu
Destutt de Tracy
Mengartikan ideology sebagai “Science of ideas”, dimana
didalamnya ideologi dijabarkan sebagai jumlah program yang diharapkan
membawa perubahan institusional dalam suatu masyarakat.
Kirdi Dipoyudo
Ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang
sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupanya baik individual
maupun sosial, termasuk kehidupan Negara.
Sastra Pratedja
Ideologi sebagai suatu kompleks gagasan atau pemikiran yang
beerorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang
teratur.
Gunawan Setiardjo
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah
(akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan
dalam kehidupan.
Muhammad Ismail
Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu
Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun
(disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain.
Dr. Hafidh Shaleh
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa
konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas
seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai
7. metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi
tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke
seluruh dunia.
Taqiyuddin An - Nabhani
Ideology adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan,
yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam
semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah
kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan
sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar
yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup
dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.
Karl Marx
Alfian mendefinisikan ideologi sebagai akumulasi nilai-nilai yang
dianggap baik
dan benar tentang tujuan yang ingin dicapai masyarakat, sekaligus
menjadi pedoman dan cita-cita pengatur perilaku masyarakat dalam berbagai
kehidupan. Karenanya, ideologi berfungsi menjadi tujuan dan cita-cita
bersama masyarakat, serta menjadi pedoman dan alat ukur perilaku dalam
hubungannya dengan kebijakan negara serta sebagai pemersatu masyarakat
karena menjadi prosedur penyelesaian konflik yang muncul dalam
masyarakat tersebut.
Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan
gagasan, idea, keyakinan, kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut:
a. Bidang Politik (termasuk Pertahanan dan Keamanan)
b. Bidang Sosial
c. Bidang Kebudayaan
d. Bidang Keagamaan
8. 2. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia yang tak lain
adalah ideologi terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya nilai-nilai
dasar Pancasila bersifat tetap, namun dapat dijabarkan menjadi nilai
instrumental yang berubah dan berkembang secara dinamis dan kreatif sesuai
dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia. Tatanan nilai
mempunyai tiga tingkatan fleksibelitas ideology pancasila mengandung nilai-
nilai sebagai berikut :
a. Nilai Dasar
b. Nilai Instrumental
c. Nilai Praktis
Menurut Alfian, kekuatan suatu ideology tergantung pada 3 dimensi yang
terkandung di dalamnya yaitu sebagai berikut :
a. Dimensi Realitas
b. Dimensi idealis
c. Dimensi fleksibel
Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara,
ideology negara, dan staatside. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar
mengatur pemerintahan atau penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi
pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan “……..maka sisusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu udang-undang dasar negara
Indonesia yang terbentuk dalam suat susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…..”
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai
beberapa fungsi pokok, yaitu:
1. Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang
pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum
atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan
MRP No.XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No.V/MP/1973 serta
9. ketetapan No.IX/MPR/1978.merupakan pengertian yuridis
ketatanegaraan
2. Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya
(merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis)
3. Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam
mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis
dan filosofis).
B. Arti pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia
1. Pancasila Sebagai Ideologi Negara
isi rumusan filsafat yang dinamis Pancasila itu diberi status atau
kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan
sebagai suatu sistem filsafat. Termasuk dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh
bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian
kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah
fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari
pusat sampai ke daerah-daerah.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan
hidup masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup
segala macam nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi
dalam hidup oleh seluruh masyarakatnya. Sebagai ideologi bangsa, maka
keberadaannya selalu diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan
dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari
butir-butir kelima sila dalam ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya sudah
mencakup gambaran pembentukan karakter manusia Indonesia yang ideal,
sebagai mana yang diharapkan para penggali dari pancasila itu sendiri.
Gambaran pembentukan manusia Indonesia seutuhnya itu, dapat
diilustrasikan Pada sila pertama tersirat bagaimana manusia Indonesia
berhubungan dengan Tuhannya atau kepercayaannya. Pada sila kedua
10. tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan orang
lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga
dia bisa bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan
mahkluk lainnya yaitu binatang. Sila ketiga menerangkan bagaiama manusia
Indonesia menciptakan suatu pandangan betapa pentingnya arti persatuan
dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai seperti pada pepatah bersatu
kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat telah menegaskan
bagaimana manusia Indonesia mengimplementasikan cara bersikap dan
berpendapat serta memutuskan sesuatu menyangkut kepentingan umum
secara bijak demi kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang terlindungi
antara menyuarakan hak dan kewajibannya berimbang dalam
mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan
suatu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu
sendiri. Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah
sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya itu layak dijadikan
sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai pembimbing
dalam menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan roda
demokratisasi dan diimplementasikan dalam segala macam praktik
kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dalam
Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.maka mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif
dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat
kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara,
harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai
sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai
weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak
disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya
setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di
dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang
tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
11. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat
imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila
sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-
sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya
sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan
Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional
atau ideologi Negara.
C. Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa
Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal 28
Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam
pidato pembukaannya selaku ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada
seluruh anggota sidang mengenai dasar negara apa yang akan dibentuk untuk
Indonesia. Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan sepanjang 29 Mei-1
Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan
mereka mengenai dasar filosofis Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945, secara
eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan gagasannya mengenai dasar negara
Indonesia dalam pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”. Menurut Drs.
Mohammad Hatta, pidato tersebut bersifat kompromis dan dapat meneduhkan
pertentangan tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam dan
mereka yang menghendaki dasar negara sekuler. Perdebatan tersebut pada
akhirnya dimenangkan kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar negara,
terbukti dengan dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan Piagam
Jakarta diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap pemerintahan
Soekarno dan Mohammad Hatta dan terus berkembang hingga masa pemerintahan
Soeharto, sampai-sampai Carol Gluck mengatakan bahwa Indonesia adalah negara
yang terlalu banyak meributkan masalah ideologi dibandingkan negara-negara
lain. Melihat pada perkembangan perumusan Pancasia sejak 1 Juni sampai 18
12. Agustus 1945, dapat diketahui bahwa Pancasila mengalami perkembangan fungsi.
Pada tanggal 1 dan 22 Juni, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan
disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus kompromi antara
kelompok yang memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan kelompok yang
memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi, pada tanggal 18 Agustus 1945
Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang menjadi kompromi
antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh
kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan
lagi merupakan kompromi atau titik temu bagi semua ideologi. Dikarenakan
Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata ideologis untuk melegitimasi
tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam yang kemudian pada rentang
tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam terhadap pemerintah pusat.
Setelah pemberontakan berhasil ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku
Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD 1945 sebagai satu-satunya konstitusi
legal Republik Indonesia dan pemerintahannya dinamai dengan Demokrasi
Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang
diharapkan. Periode labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar,
Masyumi, karena dianggap ikut andil dalam pemberontakan regional berideologi
Islam. Bahkan, Soekarno membatasi kekuasaan partai politik yang ada serta
mengusulkan agar rakyat menolak partai-partai politik karena mereka menentang
konsep musyawarah dan mufakat yang terkandung dalam Pancasila. Soekarno
juga menganjurkan sebuah konsep yang dikenal dengan NASAKOM yang
berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan komunisme. Kepentingan politis
dan ideologis yang saling bertentangan menimbulkan struktur politik yang sangat
labil sampai pada akhirnya melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada
runtuhnya kekuasaan Orde Lama. Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto
berusaha meyakinkan bahwa rezim baru adalah pewaris sah dan konstitusional
dari presiden pertama. Soeharto mengambil Pancasila sebagai dasar negara dan ini
13. merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi kekuasaannya. Berbagai
bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas negara berjalan
dengan baik, tetapi justru struktur politik labil yang semakin mengedepan
dikarenakan Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan
Orde Baru hanyalah untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen,
yang berarti bahwa tidak boleh ada yang menafsirkan resmi tentang Pancasila
kecuali dari pemerintah yang berkuasa. Pada masa reformasi (setelah rezim
Soeharto runtuh), seolah menandai adanya jaman baru bagi perkembangan
perpolitikan nasional sebagai anti-tesis dari Orde Baru yang dianggap menindas
dengan konfrimitas ideologinya. Pada era ini timbul keingingan untuk membentuk
masyarakat sipil yang demokratis dan berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh
dari negara. Lepas kendalinya masyarakat seolah menjadi fenomena awal dari
tragedi besar dan konflik berkepanjangan. Tampaknya era ini mengulang problem
perdebatan ideologi yang terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru, yang berakhir
dengan instabilitas politik dan perekonomian secara mendasar. Berbagai bentuk
interpretasi monolitik selama ini cenderung mengaburkan dan menguburkan
makna substansial Pancasila dan berakibat pada Pancasila yang menjadi sebuah
mitos, selalu dipahami secara politis-ideologis untuk kepentingan kekuasaan serta
nilai-nilai dasar Pancasila menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia.
D. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Dan Negara Indonesia
Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai
dasar bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-
nilai pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai
lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau
kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai Pancasila bersifat obyektif
dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai pancasila bersifat universal atau berlaku
dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara lain.
Nilai –nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :
14. 1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat umum universal dan abstrak
2. Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia
3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia
Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai
pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena,
1. Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani
bangsa Indonesia.
E. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan
republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional
Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (
cultural bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah
mendarah daging dalam kehidupanehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi
dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung
daya tahan dari ideologi itu.
Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga
dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan
fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat
dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak
nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahirannya.
15. 2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung
dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai
kelompok atau golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik
melalui pengalaman dalam praktikkehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai
proses perkembangan zamantanpa menghilangkan jati diri ideologi itu
sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran –tafsiran terhadap
nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru
yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga
pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila
sebagai ideologi Negara, yaitu :
a. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang majemuk.
b. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan
menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan.
c. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan
Pancasila.
d. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan
bangsa dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat
menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan
perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja
terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya,
yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan
sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.
16. Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat
lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main
yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah
konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional,
Pancasila juga mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan
menentukan apakah Pancasila mampu bertahan sebagai ideologi atau berakhir
seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya “The End of
Idiology”. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa
Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang
berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang
berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi
negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan
leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada
kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila
selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner
ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat
fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa
Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta
Pancasila sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun
dihantam badai globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah
kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling berdampingan dan tetap utuh
hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus kelangsungan negara ini.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan
dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu
kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut.
17. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–upaya tersebut antara lain :
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus
pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham – faham yang bertentangan dengan pancasila.
18. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat
penting.Karena Ideologi merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan
negara Indonesia yang kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.
Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai
sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki
nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa
denganPancasila bangsa Indonesia menolak segala bentuk penindasan,
penjajahan darisatu bangsa terhadap bangsa yang lain. Ideologi bangsa
Indonesia itu adalah Pancasila.
Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk membawa
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari sekarang. Ideologi juga
diharapkan mampu untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap pengambilan
keputusan harus berdasarkan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Supaya
dalam pengambilan keputusan keputusan tidak keluar dari aturan dan kaidah
negara Indonesia.
Tidak hanya negara yang menganut ideologi Pancasila, tetapi juga
masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku juga harus
berpedoman teguh pada ideologi Pancasila supaya cita-cita yang diharapkan oleh
masyarakat tersebut dapat terwujud dengan benar
B. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan supaya makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai
ideology bangsa dan Negara.