Organisme prokariotik seperti bakteri dan archaea memiliki peran penting dalam kehidupan. Bakteri dan archaea dapat hidup di berbagai lingkungan ekstrem dan memiliki peran baik sebagai pengurai, penghasil vitamin, dan pengikat nitrogen, maupun peran merugikan sebagai penyebab penyakit. Cyanobacteria memiliki peran khusus sebagai produsen oksigen primer di Bumi.
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut cairan menuju daun dan pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut cairan menuju daun dan pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas (kosmopolitan) dibandingkan mahluk hidup yang lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri merupakan anggota kingdom monera.
Adapun dalam system klasifikasi enam kingdom, monera dibedakan lagi menjadi Archaebacteria dan Eubacteria.
Archaeabacteria merupakan bakteri primitif, yang memiliki ciri umum yaitu dinding sel tidak memiliki peptidoglikan dan hidup di lingkungan ekstrim. Sedangkan eubacteria memiliki ciri umum yaitu dinding sel mengandung peptidoglikan dan dapat hidup dimana-mana atau sering disebut bersifat kosmopolitan.
4. Ciri-ciri Prokariotik
Tidak memiliki membran inti.
Sebagian besar organisme uniseluler.
Agregat maupun koloni sejati
Tidak berklorofil
Hidup saprofit atau sebagai parasit
5. What are Bacteria?
Bacteria are PROKARYOTES
The smallest known living cells
They are found
everywhere!!
Bacteria on
head of a pin
Starr, 317
Did you know? There are over 80 Bacteria in dental plaque
species of bacteria in your mouth! microbeworld.org
6. What are Bacteria?
Some cause disease
We call these “pathogens”
Anthrax, as seen by Koch
microbeworld.org
But most are
beneficial
Bacteria ferment cheese
Schraer, 641
7. Ciri-ciri Bakteri
Uniseluler (bersel tunggal), prokariotik (tidak
mempunyai membran inti/ membran)
Ukurannya sangat kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5
μm
Hidup secara soliter (sendiri-sendiri) atau berkoloni
(berkelompok), serta ada yang bersimbiosis, parasit, dan
saprofitik
Umumnya tidak berkloroplas, kecuali bakterioklorofil
Berkembang biak secara vegetatif dan generatif
Hidupnya kosmopolit (dapat hidup dan ditemukan
dimana saja)
9. Bacterial Structures
1. yang pasti
- dinding sel
- membran
- ribosom
- sitoplasma
- DNA sirkuler
2. tambahan
- flagelum
- kapsul
- plasmid
- pilus/fimbria
10. Susunan sel bakteri
Kapsula
bagian sel yang berbentuk lapisan lendir yang
menyelubungi sel bakteri
fungsi: melindungi sel terhadap faktor lingkungan
dan sebagai pengikat antar sel
Flagela
Fungsi: sebagai alat gerak
- ukuran flagela sangat kecil
- terdiri bahan protein yang elastik
11. Susunan sel bakteri
Pili (Fimbrae)
benda-benda yang berupa benda-benda
halus yang menonjol keluar pada dinding sel
bakteri seperti halnya flagela
Dinding sel
Fungsi: - memberi perlindungan terhadap
protoplasma
- untuk perkembangan sel
- ikut mengatur pertukaran zat
12. Susunan sel bakteri
Membran sitoplasma
letak: di bawah dinding sel, sifat selektif permeabel terdapat enzim
permease
Sitoplasma
merupakan sistem koloidal dan zat kehidupan yang sangat penting bagi
bakteri
Ribosom
- untuk sintesis protein
- terdiri RNA & protein
Nukleas / inti
- terdapat DNA bahan inti, pembawa sifat
- tidak mempunyai membran
16. Two Kingdoms of prokariotic
•Kingdom Eubacteria
- includes bacteria and
cyanobacteria (blue-green)
Kingdom Archaebacteria Fluorescent micrograph
of an archaeon
- “Ancient”, most primitive microbeworld.org
earliest known form of life
-
17. PENGELOMPOKAN PROKARIOTIK
Archaebacteria Eubacteria
• Dinding sel tidak • Dinding sel
mengandung Peptidoglikan mengandung Peptidoglikan
• Struktur sel lebih sederhana • Struktur sel lebih kompleks
• Lebih primitif dan modern
• Hidup di Tempat Ekstrim • Kosmopolit
• Cth : Bakteri halofil • Terbagi dalam 2 klpk:
(Halobacterium), bakteri - Gram (+) Peptidoglikan
metanogen dan tebal
bakteri termoasidofil - Gram (-) Peptidoglikan
tipis
18. EUBACTERIA
• Mikroskopis
• Uniseluler
• Hidup secara soliter
maupun berkoloni
• Kosmopolit
• Umumya Tidak
berkloroplas
• Berkembang biak secara
seksual/paraseksual dan
aseksual
23. Alat gerak bakteri
berdasarkan keberadaan
dan letak flagelumnya,
bakteri dibedakan menjadi
5:
-monotrik
-lofotrik
-amfitrik
-peritrik
-atrik
24. Atrik, tidak mempunyai flagel
Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu
ujungnya
Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu
ujungnya
Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua
ujungnya
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan
tubuhnya, uniseluler (bersel tunggal), prokariotik (tidak
mempunyai membran inti/ membran)
25. Berdasarkan Kebutuhan Oksigen :
Aerob Anaerob
Membutuhkan O2 Tidak membutuhkan O2
untuk menghasilkan untuk menghasilkan
energi energi
Ex : Acetobacter xylinum Ex : Lactobacillus sp.
26. Berdasarkan Cara Memperoleh Makanan :
Heterotrof Autotrof
(tidak dpt membuat (dapat membuat
makanan sendiri) makanan sendiri)
Saprofit Parasit Fotoautotrof Kemoautotrof
Sisa mkhlk Organisme Energi Cahaya Energi kimia
Hidup Hidup
(E. coli) (S. typhosa) (Thiocystis sp.) (Nitrobacter)
27. ARCHAEBACTERIA
Archae are extremophiles Live in habitats like
early earth
1) Methanogens – decomposers,
live in intestines, swamps & bogs
sewage treatment
2) Halophiles – “love salt”
Great Salt Lake, Dead Sea
3) Thermophiles – hot springs, geysers
29. Jenis-jenis Archaebacteria
Archaebacteria ekstrem
halofil (hidup pada
lingkungan dengan kadar
garam yg tinggi)
c/ Halobacterium halobium
(memiliki bakteriorodopsin
yg berfungsi utk
menangkap energi cahaya
matahari)
30. Jenis-jenis Archaebacteria
Archaebacteria
methanogens (bakteri
penghasil gas metana)
Selain gas CO2, gas
metan merupakan gas yang
sangat penting dalam
jenis metanogen
Methanobacterium hubungannya sebagai gas
ruminantium hidup dalam rumah kaca (GRK). Gas ini
saluran pencernaan hewan mampu memerangkap
ruminansia (pemamah biak) panas 21 kali lebih kuat
memntu mencerna selulosa dari
rumput dan menghasilkan 400 dibandingkan dengan gas
liter metana dalam sehari CO2
32. Rekombinasi genetik pada bakteri
Sel bakteri DNA bebas Bakteriofage Sel bakteri pertama
Plasmid
Infeksi fage
DNA diambil
Kromosom oleh sel Sel bakteri kedua
Pelepasan fage
Kontak
antara dua
Rekombinasi Reinfeksi sel;kopi
DNA ke dalam bakteri plasmid
kromosom baru dipindahkan
Dua sel yang
Sel Sel Mengandung
rekombinan rekombinan plasmid
Transformasi Transduksi Konjugasi
34. Trasnduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel
bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan
organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
35. Konjugasi
Konjugasi adalah
pemindahan materi genetik
berupa plasmid secara
langsung melalui kontak
sel dengan membentuk
struktur seperti jembatan
diantara dua sel bakteri
yang berdekatan.Umumnya
terjadi pada bakteri gram
negatif.
37. menguntungkan peranan
•Escerechia coli •Membusukkan mkn, membtk vit K
•Rizobium •Pengikat nitrogen
•Azotobacter •Pengikat nitrogen
•Lactobacillus casei •Keju
•Acetobacter xylinum •Nata decoco
•Acetobacter •Alkohol asam cuka
•Streptomyces griceus •Antibiotiik streptomycin
•L. bulgaricus •Yoghurt
•Pseudomonas denitrificans •Membuat vit B12
merugikan peranan
•Mycobacterium tuberculosis •TBC
•M. leprae •Leprae
•Treponema pallidum •Sifilis/raja singa
38. BAKTERI MENGUNTUNGKAN
Bakteri pengurai (saproba)
mengurai protein, karbohidrat, & senyawa orhanik lain
→ CO2, & senyawa2 lain yg lbih sederhana.
Bakteri Pengahasil Bakteri Fermentasi
Antibiotik
Bacillus brevis,
menghasilkan terotrisin
Bacillus polymyxa,
menghasilkan polimixin
Streptomyces griceus,
menghasilkan
Streptomisin.
39. BAKTERI MENGUNTUNGKAN
Bakteri Nitrifikasi
nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan
senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat.
Bakteri Nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat
nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi
suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan
ex, Rhizobium leguminosarum, Azotobacter
chroococcum
Bakteri Usus
40. BAKTERI MERUGIKKAN
Bakteri Denitrifikasi
denitrifikasi → direduksi nya nitrat sehingga
terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang
tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.
Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi
adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas
denitrificans.
Bakteri perusak Makanan
Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali
terdapat pada makanan kalengan
Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek,
terdapat pada tempe bongkrek
Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan
44. CIRI – CIRI UMUM
prokariotik
Warna hijau kebiruan krn memiliki pigmen klorofil a
(hijau) dan fikosianin (biru). Klorofil tdk terdapat
dlm kloroplas tetapi pada membran tilakoid
Habitat : lembab (diatas tanah, batu, tembok, sawah,
parit, laut)
Jika mengering koloni mengelupas seperti kerak
Cara hidup : soliter, mutualisme
Organisme perintis, krn mampu hidup dibatuan dan
melapukkannya sehingga organisme lain mampu
hidup ditempat tersebut.
45. BENTUK TUBUH
UNISELULER : Chrococcus, Anacystis
KOLONI : Merismopedia, Nostoc, Mirocystis
BENANG : Oscillatoria, Microcoleus, Anabaena
47. REPRODUKSI
Pembelahan sel
seperti pembelahan biner
Fragmentasi
terjadi pada alga berbentuk benang.
filamen panjang terputus menjadi dua / lebih
membentuk benang – benang pendek atau disebut
hormogonium
48.
49. Perbedaan Archaebacteria, Eubacteria dan
Cyanophyta.
Archaebakteria Eubacteria Cyanobacteria
Berbagai Lembab dan
Habitat Tempat ekstrim
lingkungan perairan
Dinding sel hemiselulosa Peptidoglikan Selulosa
Membentuk
endospore Berkemampuan
Tahan terhadap
Ciri Khas dalam menambat
antibiotik
lingkungan nitrogen
kurang baik