SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan

rahmat,

menyelesaikan

taufik,

serta

pembuatan

tugas

hidayah-Nya
makalah

sehingga

AGAMA

saya

dapat

dengan

judul

“PERANAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN “.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, karena beliaulah satu-satunya Nabi yang mampu
mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang
yakni agama islam.
Makalah ini disusun dan diuraikan berdasarkan landasan pengetahuan
yang diambil dari berbagai sumber-sumber yang berkaitan dengan isi
makalah ini.
Sekiranya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan isi dari
makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan kepada pembaca serta mendapat ridho Allah.

Raha, 23 November 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Allah mengatakan dalam al-Qur‟an surah al-Ahqaaf : 10
“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika alQur‟an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan
seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan (
yang dsebut ) dalam al-Qur‟an lalu dia beriman, sedang kamu
menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim”.
Allah juga mengatakan dalam surah al-An‟am : 125
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam.
Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit.
Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman”.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di
dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran
dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya
yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi,
serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik.
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari
Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki
bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah
menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam
membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada
zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan,
metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
1.2 Rumusan Makalah
Bagaimanakah peran agama dalam kebidanan ?
1.3 Tujuan makalah
Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti
“withwoman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman). Dalam
bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan
dalam

bahasa

latin,

cum-mater

(Bidan)

berarti

”berkaitan

dengan

wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may
not formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides
associated maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara
formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu pelahiran
bayi serta memberi perawatanmaternal terkait).
Definisi

Bidan

(ICM)

:

bidan

adalah

seorang

yang telah

menjalaniprogram pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia
tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.
Bidan merupakan salah satuprofesi tertua didunia sejak adanya peradaban
umat manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan, yangterakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi
dan atau secara sahmendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui
sebagai seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan
perempuan dalammemberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan
selama kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung
jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.
Islam adalah dinu al-„amal. Dalam arti bahwa Islam mengedepankan
kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya,
penerapan amal justru akan mempercepat dan memperkokoh bangunan
keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini dilakukan
dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh alikhlas dan al-fahmu. Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.
Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia,
Amerika, Afrika, Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu',
yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi integritas kesamaan
derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan
Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi:

Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada
kaum mu'minin." (al-Hijr: 88)
--

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku,
hendaklah engkau semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang
yang membanggakan dirinya di atas orang lain dan tidak pula seseorang itu
menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya dianggapnya
lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim).
Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus
mempunyai sifat tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan
yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw
ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba sahaya -wanita
yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat
dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini
menunjukkan bahwa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri. Mungkin ini
adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi
seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan
harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara
yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika
berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang
menyenangkan.
Hindari

kata

yang

kasar,

menyakitkan,

merendahkan,

mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.
Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim.
Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang
Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan. Allah
lah Al-Ilm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon
(dugaan, rekaan, hipotesis belaka). Allah lah sumber kebenaran, sedang dari
manusia datang kesalahan.

2.2 Peran Agama dalam Kebidanan
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia
dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama
juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah
hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama
dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan
melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan
yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan
yang bertentangan dengan ajarannya.
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai
sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan
agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya.
Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat
melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari
berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat
memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang
dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit

b. Upaya pencegahan penyakit

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada
pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara
lain:
1.

Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan
balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.

2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok
pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.

c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada
obat yang diturunkan-Nya.”
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama

terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua

pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang
penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan
penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan
dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan
pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga

dapat

merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga
kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak,
tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian keluarga.
Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan
dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu.
Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan
untuk mengurusi anak dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian
kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak
menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih
dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada
obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan
pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aura wanita.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga
mempunyai dua pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang.
Pendapat/pandangan yang memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam
kaedah hukum mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal
yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begitu juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan
untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat
dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan
tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan
bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga
untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat
sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
2.3 Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama
(Aborsi)
Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua
macam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak
sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim.
pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara
lain firman Allah,
“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
(Qs. An-Nisaa‟ (4): 93)
sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman
Allah,
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan
seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkkan
kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa‟ (4) 92)
ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi‟i dan sebuah riwayaat dari Iman
Malik, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu :
pembunuhan syibhul „amdi (serupa kesengajaan).
Meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur‟an , tetapi jenis
pembunuhan ini disebutkan dalam sumber syariat kedua –Sunnah
Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW,
“Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja,
korban pembunuhan dengan cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus
unta, empat puluh di antara nya mengandung anak unta didalam
perutnya”
Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa
pembunuhan memiliki lima jenis, tiga jenis diantaranya telah disebutkan
yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan. Lalu,
pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja,
yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar‟i yang diterima, seperti
orang tiidur berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya.
Yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan
yang terjadi dengan perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur
di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum lalu ada seseorang
jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi qishash (hukuman)
saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat
kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab.
2.4 Tugas Pokok Profesi Kebidanan
Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah
hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki
hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan
dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai kewajiban untuk
pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban
adalah suatu yang diberikan oleh bidan.
Kewajiban Bidan
1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi
suami atau keluarga
5. Bidan

wajib

memberikan

kesempatan

kepada

pasien

untuk

menjalankan ibadah sesuai degnan keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang
akan dilakukan serta resiko yang mungkin timbul.
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal, non formal
11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara
timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
2.5 Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama
1. Bidan di larang melakukan Aborsi
2. Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan
3. Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu
dan bayi
4. Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong
persalinan kecuali di mintai keterangan oleh pihak pengadilan.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak
diperbolehkan,seperti:
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa
kasus pemberian ASI tidak dibenarkan:
6. Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak
7. Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan
tidak sesuai dengan kode etik kebidanan
2.6 Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,
menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan.
Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang
laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai
faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah
timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global
yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia
Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus
disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan.
Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak
janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa
bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan
pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada
aspek

pencegahan,

promosi

dengan

berlandaskan

kemitraan

dan

pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan
dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu
standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan
yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu,
keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain:
1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri.
2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat.
3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan
tetap.
4.

Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga
banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari
masyarakat.

5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah
mengikuti suami.
6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan
kurang berfungsi.
7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat
sehingga orientasi kepada dukun masih dominan.

2.7 Bidan sebagai Profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus.
Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:
1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat
melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap
memegang teguh kode etik profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan
dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional.
Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan
lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas
bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua
aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural
adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta
dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan
negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,
jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif.
Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional
profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan
profesional.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan
yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan
studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki
izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai
ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan.
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting
dalam meningkatkan kesehatan perempuan.
B. Saran
1. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara
meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui

penyediaan fasilitas

pendidikan bagi bidan.
2. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan
pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.
3. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara
aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
sesuai dengan etika profesi.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadapbidang-medis-kebidanan/
http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html
http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsibidan-uud.html
http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html
http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-xnone-ar.html
MAKALAH AGAMA
Dosen : DRS.H. MUH. SYAHRUDDIN,APT.

“ Peran Agama Dalam
Kebidanan “

Disusun oleh :

Nama : Mudmainna Aksan
NIM

: PSW.B.2013.IB.0075

Kelas : IB

AKBID PARAMATA RAHA
TAHUN
2013/2014

More Related Content

What's hot

C iii falsafah agama
C iii falsafah agamaC iii falsafah agama
C iii falsafah agamaFajar Zain
 
TITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di Malaysia
TITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di MalaysiaTITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di Malaysia
TITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di MalaysiaMaliza Eza
 
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`aniAqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`aniJaafar Dahlan
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMAEman Syukur
 
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiapjj_kemenkes
 
Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...
Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...
Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...Wahyu Priyanti
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agamaRudi Ajip
 

What's hot (11)

Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
C iii falsafah agama
C iii falsafah agamaC iii falsafah agama
C iii falsafah agama
 
TITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di Malaysia
TITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di MalaysiaTITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di Malaysia
TITAS: Janggut dan tudung kepala dalam tradisi beragama di Malaysia
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agama
 
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`aniAqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
 
Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...
Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...
Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,h...
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Modul pim 3112
Modul pim 3112Modul pim 3112
Modul pim 3112
 
Khurafat 130420025512-phpapp02
Khurafat 130420025512-phpapp02Khurafat 130420025512-phpapp02
Khurafat 130420025512-phpapp02
 

Similar to Ninang agama

Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama iceWarnet Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-haripjj_kemenkes
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Anton Saja
 
Manusia dan Kehidupan
Manusia dan KehidupanManusia dan Kehidupan
Manusia dan Kehidupanpjj_kemenkes
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidananbettycan33
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
Makalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islamMakalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islam
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islamSentra Komputer dan Foto Copy
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 

Similar to Ninang agama (20)

Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1
 
Manusia dan Kehidupan
Manusia dan KehidupanManusia dan Kehidupan
Manusia dan Kehidupan
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidanan
 
Khurafat
KhurafatKhurafat
Khurafat
 
Da'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenyaDa'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenya
 
Makalah tugas tik
Makalah tugas tikMakalah tugas tik
Makalah tugas tik
 
Makalah tugas tik
Makalah tugas tikMakalah tugas tik
Makalah tugas tik
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
Makalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islamMakalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islam
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Ninang agama

  • 1. KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, menyelesaikan taufik, serta pembuatan tugas hidayah-Nya makalah sehingga AGAMA saya dapat dengan judul “PERANAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN “. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah satu-satunya Nabi yang mampu mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni agama islam. Makalah ini disusun dan diuraikan berdasarkan landasan pengetahuan yang diambil dari berbagai sumber-sumber yang berkaitan dengan isi makalah ini. Sekiranya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan isi dari makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada pembaca serta mendapat ridho Allah. Raha, 23 November 2013 Penulis
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah mengatakan dalam al-Qur‟an surah al-Ahqaaf : 10 “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika alQur‟an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dalam al-Qur‟an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. Allah juga mengatakan dalam surah al-An‟am : 125 “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit. Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah
  • 3. menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. 1.2 Rumusan Makalah Bagaimanakah peran agama dalam kebidanan ? 1.3 Tujuan makalah Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Defenisi Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “withwoman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman). Dalam bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) berarti ”berkaitan dengan wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides associated maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatanmaternal terkait). Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalaniprogram pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satuprofesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yangterakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sahmendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalammemberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak. Islam adalah dinu al-„amal. Dalam arti bahwa Islam mengedepankan kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya, penerapan amal justru akan mempercepat dan memperkokoh bangunan keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh alikhlas dan al-fahmu. Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.
  • 5. Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia, Amerika, Afrika, Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu', yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi integritas kesamaan derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi: Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada kaum mu'minin." (al-Hijr: 88) -- Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang yang membanggakan dirinya di atas orang lain dan tidak pula seseorang itu menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim). Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus mempunyai sifat tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba sahaya -wanita yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini menunjukkan bahwa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri. Mungkin ini adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan.
  • 6. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan. Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim. Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan. Allah lah Al-Ilm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon (dugaan, rekaan, hipotesis belaka). Allah lah sumber kebenaran, sedang dari manusia datang kesalahan. 2.2 Peran Agama dalam Kebidanan Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya : 1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya 2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa. 3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya 4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya. a. Upaya pemeliharaan kesehatan Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat
  • 7. memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain : 1. Makan makanan yang bergizi 2. Menjaga kebersihan 3. Berolah raga 4. Pengobatan diwaktu sakit b. Upaya pencegahan penyakit Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain: 1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3. 2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun 3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya. c. Upaya pengobatan penyakit Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-Nya.” Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit. Pandangan agama terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan. Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
  • 8. a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan. Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik. b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga. Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD : a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan). c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aura wanita. Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang memperbolehkan: a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “. b. Begitu juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
  • 9. Pandangan/pendapat yang melarang : a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan. b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba). c. Dengan melihat aura orang lain. 2.3 Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama (Aborsi) Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim. pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah, “Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa‟ (4): 93) sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah, “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa‟ (4) 92) ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi‟i dan sebuah riwayaat dari Iman Malik, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu :
  • 10. pembunuhan syibhul „amdi (serupa kesengajaan). Meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur‟an , tetapi jenis pembunuhan ini disebutkan dalam sumber syariat kedua –Sunnah Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW, “Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja, korban pembunuhan dengan cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus unta, empat puluh di antara nya mengandung anak unta didalam perutnya” Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki lima jenis, tiga jenis diantaranya telah disebutkan yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan. Lalu, pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja, yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar‟i yang diterima, seperti orang tiidur berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya. Yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan yang terjadi dengan perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum lalu ada seseorang jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi qishash (hukuman) saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab. 2.4 Tugas Pokok Profesi Kebidanan Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai kewajiban untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Kewajiban Bidan 1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
  • 11. 2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien. 3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien. 4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau keluarga 5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai degnan keyakinannya. 6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien. 7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin timbul. 8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan 9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan 10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal, non formal 11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan. 2.5 Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama 1. Bidan di larang melakukan Aborsi 2. Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan 3. Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi 4. Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di mintai keterangan oleh pihak pengadilan. 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan,seperti:
  • 12. Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI tidak dibenarkan: 6. Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak 7. Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan tidak sesuai dengan kode etik kebidanan 2.6 Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker. Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan
  • 13. dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output. Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain: 1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri. 2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat. 3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap. 4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari masyarakat. 5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah mengikuti suami. 6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang berfungsi. 7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat sehingga orientasi kepada dukun masih dominan. 2.7 Bidan sebagai Profesi Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu: 1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya. 2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu 3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, 4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.
  • 14. Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.
  • 15. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan kesehatan perempuan. B. Saran 1. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan. 2. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata. 3. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika profesi.
  • 17. MAKALAH AGAMA Dosen : DRS.H. MUH. SYAHRUDDIN,APT. “ Peran Agama Dalam Kebidanan “ Disusun oleh : Nama : Mudmainna Aksan NIM : PSW.B.2013.IB.0075 Kelas : IB AKBID PARAMATA RAHA TAHUN 2013/2014