SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10

“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur‟an itu dating dari
sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (
kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur‟an lalu dia beriman, sedang
kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim”.
Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki
ke langit.Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya
peradaban umat manusia.Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan.Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik.
ii
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil
resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun
untuk di bunuh.Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada
Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman
modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan
pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode
etik yang dimilikinya.

B. Tujuan Penulisan
Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan masyarakat.

C. Manfaat
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang Hubungan agama dan profesi kebidanan
2. Dapat menerapkan profesi kebidanan dalam pelayanannya sesuai agama dan etika

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A.

Defenisi

Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “withwoman”(bersama
wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “
wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasalatin, cum-mater (Bidan) bearti ”berkaitan dengan
wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formallytrained
and is a physician, that delivers babies and provides associated maternalcare” (seorang petugas
kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu
pelahiran bayi serta memberi perawatanmaternal terkait). Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah
seorang yang telah menjalaniprogram pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia
tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satuprofesi
tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan, yangterakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi
dan atau secara sahmendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai
seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalammemberikan
dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,persalinan dan nifas,
memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi
baru lahir dan anak.
Islam adalah dinu al-„amal.Dalam arti bahwa Islam mengedepankan kebaikan amal sebagai bukti
dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya, penerapan amal justru akan mempercepat dan
memperkokoh bangunan keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini
dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh al-ikhlas
dan al-fahmu.Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.
Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia, Amerika, Afrika, Australia atau
Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu', yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi
integritas kesamaan derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan
Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi:

Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada kaum mu'minin." (alHijr: 88)
ii
--

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau semua itu
bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang yang membanggakan dirinya di atas orang lain
dan tidak pula seseorang itu menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya
dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim).
Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus mempunyai sifat tawaddu'
(merendahkan diri), demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah
dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba
sahaya -wanita yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat
dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini menunjukkan bahawa
beliau s.a.w. selalu merendahkan diri.Mungkin ini adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu
dijadikan pedoman bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang
bidan harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara yang lembut,
karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para
sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar,
menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan
berlebihan.Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim. Sikap ini
muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang Muslim terbatas dalam
banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan.Allah lah Al-Ilm, Al-Haq, sementara produk akal
fikiran manusia hanyalah dzon (dugaan, rekaan, hipotesis belaka).Allah lah sumber kebenaran,
sedang dari manusia datang kesalahan.
B.

Peran Agama dalam Kebidanan
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup

meliputi seluruh aspek kehidupan.Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam
memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan
melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan
perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga,
masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam segala aktivitasnya

ii
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan
dengan ajarannya.
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak
janin di dalam kandungan.Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat
begitu juga dengan ibunya.Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat
melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan
kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1.

Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil,

WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau
kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkanNya.”
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai hal
tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi.Karena ada beberapa
ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat
bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan /
menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan
sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
ii
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan
membebani perekonomian keluarga.Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada
ibu.Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa
ibu.Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi
anak dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur
bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada
kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat
lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan
melihat aura wanita.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang
memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum
mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan
kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan
pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat
dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
C. Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama (Aborsi)
Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam pembunuhan, yaitu
pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al
Quran dan Al Karim.
pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah,

ii
“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa’ (4): 93)

sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah,

“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)
ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman Malik, berpendapat
bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa
kesengajaan).
meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis pembunuhan ini disebutkan dalam
sumber syariat kedua –Sunnah Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW,
“Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja, korban pembunuhan dengan
cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus unta, empat puluh di antara nya mengandung
anak unta didalam perutnya”
Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki lima jenis,
tiga jenis diantaranya telah disebutkan yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan.
Lalu, pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja, yaitu pembunuhan
yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti orang tiidur berbalik menimpa orang lain
hingga membunuhnya.
yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan yang terjadi dengan perantara,
seperti orang menggali lubang atau sumur di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum
lalu ada seseorang jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi qishash (hukuman) saat
menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat kesaksian mereka, berarti
mereka membunuhnya karena sebab.
D. Tugas Pokok Profesi Kebidanan
ii
Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam
kehidupan sosial sehari-hari.Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya.Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai
kewajiban untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban
adalah suatu yang diberikan oleh bidan.
Kewajiban Bidan
1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan
tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan
kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau keluarga
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai degnan
keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta
resiko yang mungkin timbul
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal, non formal
11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara timbal balik dalam
memberikan asuhan kebidanan.
E. Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama
1.Bidan di larang melakukan Aborsi
2.Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan
3.Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi
4.Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di mintai
keterangan oleh pihak pengadilan.
5.Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan,seperti:
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI
tidak dibenarkan:
6.Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak

ii
7.Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan tidak sesuai dengan
kode etik kebidanan
F.Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan
ekonomi.Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan
kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan.Masalah reproduksi di Indonesia
mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih
tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah
timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin ketat yang
menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai
generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan
berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak
janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia
lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis
terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi
(AKB).Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,
berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa
saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut
diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan
yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain:
1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri.
2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat.
3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap.
4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga banyak di antara bidan
desa tidak mendapat dukungan sarana dari masyarakat.
5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah mengikuti suami.
6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang berfungsi.
7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat sehingga orientasi
kepada dukun masih dominan.
ii
G. Bidan sebagai Profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus.Sebagaii pelayan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai
tugas yang sangat unik, yaitu:
1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
proses pendidikan dan jenjang tertentu
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat,
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang
teguh kode etik profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi
yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan
kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong
jabatan profesional.Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan
jabatan fungsional.Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur
berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang
ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan
negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional
juga berorientasi kwalitatif.Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional
profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.

ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara
tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan
untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan
mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan.
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan
kesehatan perempuan.

B. Saran
1. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan
kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan.
2. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan
pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.
3. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam
organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika
profesi.

ii
DAFTAR PUSTAKA

 http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadap-bidangmedis-kebidanan/
 http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html
 http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsi-bidan-uud.html
 http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html
 http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html

ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“PERAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Raha,

Penulis

ii

November 2013
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................... 2
C. Manfaat............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Devinisi ............................................................................................................. 3
B. Peran agama dalam kebidanan ........................................................................... 4
C. Larangan profesi dalam kebidanan .................................................................... 6
D. Tugas pokok profesi kebidanan ......................................................................... 8
E. Larangan bagi seorang bidan...............................................................................8
F. Peran bidan menyelamatkan Ibu dan Anak.........................................................9
G. Bidan sebagai Profesi........................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
TUGAS : INDIVIDU

MAKALAH
PERAN AGAMA
DALAM PROFESI KEBIDANAN

DI SUSUN OLEH:
NAMA

: ICE NURSIA

TINGKAT

: I A.

NIM

: 2013.IB.0015

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

ii
KABUPATEN MUNA
2013 / 2014

ii

More Related Content

What's hot

KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...pjj_kemenkes
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Operator Warnet Vast Raha
 
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatanAjaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatanWarung Bidan
 
Kesehatan dalam perspektif islam
Kesehatan dalam perspektif islamKesehatan dalam perspektif islam
Kesehatan dalam perspektif islammasasepsunandar
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamapjj_kemenkes
 
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatanEtika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatanpjj_kemenkes
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-haripjj_kemenkes
 
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`aniAqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`aniJaafar Dahlan
 

What's hot (11)

KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
 
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatanAjaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
 
Kesehatan dalam perspektif islam
Kesehatan dalam perspektif islamKesehatan dalam perspektif islam
Kesehatan dalam perspektif islam
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
 
Blok 4 tumbuh kembang
Blok 4 tumbuh kembangBlok 4 tumbuh kembang
Blok 4 tumbuh kembang
 
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatanEtika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatan
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
 
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`aniAqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
Aqidah adalah ruh pengobatan qur`ani
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 

Viewers also liked

Narrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 Open
Narrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 OpenNarrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 Open
Narrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 Openjames berry
 
Презентация парфюмерного ателье Аромаобраз
Презентация парфюмерного ателье АромаобразПрезентация парфюмерного ателье Аромаобраз
Презентация парфюмерного ателье АромаобразВероника Бруховецкая
 
Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.
Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.
Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.Jean André Cano Quevedo
 
Scaffolding 1 a transitive & intransitive
Scaffolding 1 a   transitive & intransitiveScaffolding 1 a   transitive & intransitive
Scaffolding 1 a transitive & intransitiveAmeliya Lee
 
Ukraine english translation 683
Ukraine english translation 683Ukraine english translation 683
Ukraine english translation 683marche627
 
Geo h e_9ano_cap18_site
Geo h e_9ano_cap18_siteGeo h e_9ano_cap18_site
Geo h e_9ano_cap18_siterdbtava
 
Presentación porwer point
Presentación porwer pointPresentación porwer point
Presentación porwer pointjesusgmp
 
Finalistas Premios Social Media 2015
Finalistas Premios Social Media 2015Finalistas Premios Social Media 2015
Finalistas Premios Social Media 2015Interlat
 
dissertation_defense_final
dissertation_defense_finaldissertation_defense_final
dissertation_defense_finalYang Yang
 
Apuntes Narrativa y Guión
Apuntes Narrativa y GuiónApuntes Narrativa y Guión
Apuntes Narrativa y GuiónRoger Crunch
 
Tradicoes daniela jessica_roberta_
Tradicoes daniela jessica_roberta_Tradicoes daniela jessica_roberta_
Tradicoes daniela jessica_roberta_Daniela Moutinho
 

Viewers also liked (20)

2oem 1mat_41b
2oem 1mat_41b2oem 1mat_41b
2oem 1mat_41b
 
Narrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 Open
Narrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 OpenNarrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 Open
Narrow lanes Phase 2 TMA01 JCt 8 Open
 
Novela da vida real
Novela da vida realNovela da vida real
Novela da vida real
 
Projeto Boas Práticas
Projeto Boas PráticasProjeto Boas Práticas
Projeto Boas Práticas
 
Презентация парфюмерного ателье Аромаобраз
Презентация парфюмерного ателье АромаобразПрезентация парфюмерного ателье Аромаобраз
Презентация парфюмерного ателье Аромаобраз
 
Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.
Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.
Módulo 4 curaduría y compartición de contenidos.
 
Sandra Maifeld Resume
Sandra Maifeld ResumeSandra Maifeld Resume
Sandra Maifeld Resume
 
Mohammed Abdul-Rashid's photo album
Mohammed Abdul-Rashid's photo albumMohammed Abdul-Rashid's photo album
Mohammed Abdul-Rashid's photo album
 
Camina N19
Camina N19Camina N19
Camina N19
 
Scaffolding 1 a transitive & intransitive
Scaffolding 1 a   transitive & intransitiveScaffolding 1 a   transitive & intransitive
Scaffolding 1 a transitive & intransitive
 
Ukraine english translation 683
Ukraine english translation 683Ukraine english translation 683
Ukraine english translation 683
 
Geo h e_9ano_cap18_site
Geo h e_9ano_cap18_siteGeo h e_9ano_cap18_site
Geo h e_9ano_cap18_site
 
Presentación porwer point
Presentación porwer pointPresentación porwer point
Presentación porwer point
 
Chinese tourists 2014
Chinese tourists 2014Chinese tourists 2014
Chinese tourists 2014
 
Finalistas Premios Social Media 2015
Finalistas Premios Social Media 2015Finalistas Premios Social Media 2015
Finalistas Premios Social Media 2015
 
dissertation_defense_final
dissertation_defense_finaldissertation_defense_final
dissertation_defense_final
 
MarketingPreso
MarketingPresoMarketingPreso
MarketingPreso
 
03
0303
03
 
Apuntes Narrativa y Guión
Apuntes Narrativa y GuiónApuntes Narrativa y Guión
Apuntes Narrativa y Guión
 
Tradicoes daniela jessica_roberta_
Tradicoes daniela jessica_roberta_Tradicoes daniela jessica_roberta_
Tradicoes daniela jessica_roberta_
 

Similar to Makalah agama ice

Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama iceWarnet Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
Makalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islamMakalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islam
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islamSentra Komputer dan Foto Copy
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidananbettycan33
 
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanMakalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanSeptian Muna Barakati
 
Makalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananMakalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananachmad087
 
Manusia dan Kehidupan
Manusia dan KehidupanManusia dan Kehidupan
Manusia dan Kehidupanpjj_kemenkes
 
220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptx
220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptx220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptx
220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptxKlinikPermata2
 

Similar to Makalah agama ice (20)

Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Ninang agama
Ninang agamaNinang agama
Ninang agama
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
Makalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islamMakalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islam
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidanan
 
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanMakalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
 
Makalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananMakalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidanan
 
Konsep kebidanan
Konsep kebidananKonsep kebidanan
Konsep kebidanan
 
Khurafat
KhurafatKhurafat
Khurafat
 
Khurafat 130420025512-phpapp02
Khurafat 130420025512-phpapp02Khurafat 130420025512-phpapp02
Khurafat 130420025512-phpapp02
 
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
 
Kb
KbKb
Kb
 
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
 
Manusia dan Kehidupan
Manusia dan KehidupanManusia dan Kehidupan
Manusia dan Kehidupan
 
220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptx
220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptx220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptx
220927104356_materi_konsep_kebidanan_1a (1) (2).pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah agama ice

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10 “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur‟an itu dating dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur‟an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125 “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit.Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia.Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan.Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. ii
  • 2. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh.Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. B. Tujuan Penulisan Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. C. Manfaat 1. Dapat memberikan pengetahuan tentang Hubungan agama dan profesi kebidanan 2. Dapat menerapkan profesi kebidanan dalam pelayanannya sesuai agama dan etika ii
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “withwoman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasalatin, cum-mater (Bidan) bearti ”berkaitan dengan wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides associated maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatanmaternal terkait). Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalaniprogram pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satuprofesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yangterakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sahmendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalammemberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak. Islam adalah dinu al-„amal.Dalam arti bahwa Islam mengedepankan kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya, penerapan amal justru akan mempercepat dan memperkokoh bangunan keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh al-ikhlas dan al-fahmu.Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'. Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia, Amerika, Afrika, Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu', yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi integritas kesamaan derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi: Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada kaum mu'minin." (alHijr: 88) ii
  • 4. -- Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang yang membanggakan dirinya di atas orang lain dan tidak pula seseorang itu menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim). Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus mempunyai sifat tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba sahaya -wanita yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini menunjukkan bahawa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri.Mungkin ini adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim. Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan.Allah lah Al-Ilm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon (dugaan, rekaan, hipotesis belaka).Allah lah sumber kebenaran, sedang dari manusia datang kesalahan. B. Peran Agama dalam Kebidanan Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan.Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya : 1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya 2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa. 3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya ii
  • 5. 4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya. a. Upaya pemeliharaan kesehatan Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan.Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya.Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain : 1. Makan makanan yang bergizi 2. Menjaga kebersihan 3. Berolah raga 4. Pengobatan diwaktu sakit b. Upaya pencegahan penyakit Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain: 1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3. 2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun 3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya. c. Upaya pengobatan penyakit Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkanNya.” Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit. Pandangan agama terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi.Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat/pandangan agama dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan. Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD : a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan. Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik. ii
  • 6. b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian keluarga.Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu.Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu.Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga. Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan). c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aura wanita. Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang memperbolehkan: a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “. b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan. Pandangan/pendapat yang melarang : a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan. b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba). c. Dengan melihat aura orang lain. C. Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama (Aborsi) Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim. pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah, ii
  • 7. “Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa’ (4): 93) sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah, “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92) ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman Malik, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa kesengajaan). meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis pembunuhan ini disebutkan dalam sumber syariat kedua –Sunnah Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW, “Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja, korban pembunuhan dengan cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus unta, empat puluh di antara nya mengandung anak unta didalam perutnya” Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki lima jenis, tiga jenis diantaranya telah disebutkan yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan. Lalu, pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja, yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti orang tiidur berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya. yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan yang terjadi dengan perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum lalu ada seseorang jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi qishash (hukuman) saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab. D. Tugas Pokok Profesi Kebidanan ii
  • 8. Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya.Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai kewajiban untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Kewajiban Bidan 1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja. 2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien. 3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien. 4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau keluarga 5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai degnan keyakinannya. 6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien. 7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin timbul 8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan 9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan 10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal, non formal 11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan. E. Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama 1.Bidan di larang melakukan Aborsi 2.Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan 3.Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi 4.Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di mintai keterangan oleh pihak pengadilan. 5.Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan,seperti: Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI tidak dibenarkan: 6.Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak ii
  • 9. 7.Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan tidak sesuai dengan kode etik kebidanan F.Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi.Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan.Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker. Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB).Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output. Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain: 1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri. 2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat. 3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap. 4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari masyarakat. 5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah mengikuti suami. 6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang berfungsi. 7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat sehingga orientasi kepada dukun masih dominan. ii
  • 10. G. Bidan sebagai Profesi Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus.Sebagaii pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu: 1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya. 2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu 3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, 4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi. Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional.Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional.Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif.Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional. ii
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan kesehatan perempuan. B. Saran 1. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan. 2. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata. 3. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika profesi. ii
  • 12. DAFTAR PUSTAKA  http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadap-bidangmedis-kebidanan/  http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html  http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsi-bidan-uud.html  http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html  http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html ii
  • 13. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “PERAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Raha, Penulis ii November 2013
  • 14. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Tujuan............................................................................................................... 2 C. Manfaat............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Devinisi ............................................................................................................. 3 B. Peran agama dalam kebidanan ........................................................................... 4 C. Larangan profesi dalam kebidanan .................................................................... 6 D. Tugas pokok profesi kebidanan ......................................................................... 8 E. Larangan bagi seorang bidan...............................................................................8 F. Peran bidan menyelamatkan Ibu dan Anak.........................................................9 G. Bidan sebagai Profesi........................................................................................10 BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan.......................................................................................................11 3.2 Saran.................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12 ii
  • 15. TUGAS : INDIVIDU MAKALAH PERAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN DI SUSUN OLEH: NAMA : ICE NURSIA TINGKAT : I A. NIM : 2013.IB.0015 AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA ii