seni tari, pengertian seni tari, sejarah tari di Indonesia, jenis tari, bentuk tari, unsur-unsur tari, gerak, musik, tata rias, tata busana, properti, tata pentas, tata cahaya, fungsi tari,
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
Sebuah power point yang berisi materi tentang proposal yang di pelajari pada kelas XI SMA, mohon kritik dan saran yang membangun, kurang lebihnya mohon maaf..
Terima Kasih
selamat menikmati ilmu pengetahuan..^^
seni tari, pengertian seni tari, sejarah tari di Indonesia, jenis tari, bentuk tari, unsur-unsur tari, gerak, musik, tata rias, tata busana, properti, tata pentas, tata cahaya, fungsi tari,
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
Sebuah power point yang berisi materi tentang proposal yang di pelajari pada kelas XI SMA, mohon kritik dan saran yang membangun, kurang lebihnya mohon maaf..
Terima Kasih
selamat menikmati ilmu pengetahuan..^^
Dalam menunjang kebutuhan dan untuk mengetahui serta memahami karakteristik anak, maka seorang pendidik seni perlu mempelajari karakteristik gambar anak berdasarkan periodisasi perkembangan yang dikemukakan oleh para ahli di bidang pendidikan seni rupa anak. Pembagian masa atau periodisasi dimaksudkan untuk lebih mengenal karya seni rupa anak dalam hal melakukan kegiatan dan penilaian .
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024Popi99
Popi99 selaku opsi pokok para penggila spekulasi slot, tampak selaku lokasi terkini serta terbaik yang menawarkan pengalaman bermain slot gacor hari ini yang tidak terbandingi. kerja sama dengan bervariasi provider slot online, tercantum yang setidaknya terkemuka, membuat games di lokasi ini amat menarik serta gampang buat dimenangkan. supremasi pokok saya terdapat pada koleksi games slot gacor dengan tingkatan RTP live paling tinggi di negeri, mendatangkan kesan bermain yang maksimum.
Link Alternatif : https://heylink.me/popi99/
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin TerfavoritNila88
Para pemeran games spekulasi online di tanah air eksklusifnya slot online tentunya dalam bermain games slot gacor favorite mereka mau bermain dengan bocoran RTP ataupun segusertag data perihal pola slot gacor yang sanggup menciptakan para pemeran merasakan jackpot kemenangan yang bermutu besar dan luar biasa jumlahnya. buat itu Nila88 tampak guna menanggapi kekacauan para pejuang maxwin guna sanggup merasakan kemenangan yang sebetulnya dalam mayapada spekulasi online.
Link Alternatif : https://heylink.me/Nila88_gacor/
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling GacorPapilo99
Papilo99 yaitu tempat terbaik guna para pemeran yang mencari pengalaman bermain slot gacor yang asyik serta bermanfaat. Dengan koleksi game slot gacor dari server luar negri Thailand, saya menawarkan peluang untuk pemeran guna menikmati bermacam tipe game slot terbaik. Papilo99 pernah memperlihatkan dirinya selaku basis terpercaya untuk para penggemar slot gacor.
Link Alternatif : https://heylink.me/Papilo99.net/
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang MaxwinMelodi99
Dengan modal kecil, kamu ada kesempatan guna berhasil bertekuk rangkap di lokasi gambling Melodi99 gacor terpercaya 2024 Melodi99, salah satu gembong terbanyak di periode modern ini. Para penggila permainan slot yang lampau riang bermain slot bumi saat ini sanggup lagi merasakan keseruan games ini gara-gara lokasi-situs terbaik yang ada menerus menambahkan jumlah games dengan tema anyar selaku struktur kelanjutan yang disamai dengan bermunculannya situs website yang menerus perubahan memperkenalkan games dengan fitur lebih menarik.
Link Alternatif : https://heylink.me/Melodi99_pro/
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024Kodomo99
Kodomo99 merupakan salah satu dari 13 anjuran lokasi slot gacor maxwin serta slot gacor hari ini yang mengenakan server luar negeri serupa Kodomo99. Salah satu fitur menarik dari Kodomo99 merupakan pemakaian bahasa Thai dalam game serta antarmuka. Ini mempermudah player Kodomo99 guna bermain serta memahami peraturan game dengan lebih cakap. Kodomo99 serta kerap menunjukkan irama serta suara yang merepresentasikan komponen akal budi Thailand, menciptakan pengalaman bermain yang lebih mendalam.
Link Alternatif : https://heylink.me/kodomo99/
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
MODUL V SENI BUDAYA KB1: PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA
1. 3
Kegiatan Belajar (KB)
PEMBELAJARAN APRESIASI
SENI RUPA 1
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat
Pada Modul 5 Kegiatan Balajar 1 ini Anda akan mempelajari secara
khusus materi Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa. Isi modul ini membekali Anda
untuk memahami konsep (pengertian, tujuan, pendekatan, prosedur, dan objek
Apresiasi Seni Rupa); Implementasi apresiasi Seni Rupa; dan Evaluasi
pembelajaran apresiasi Seni Rupa; dan Refleksi Hasil Pembelajaran Apresiasi
Seni Rupa.
Keberhasilan dalam mempelajari KB 1 dapat terwujud apabila kegiatan
belajar mengajar yang Anda lakukan dapat membangkitkan motivasi belajar dan
bermakna bagi peserta didik. Faktor pembangkit motivasi belajar yang efektif
adalah keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan diri dalam mengapresiasi
karya seni. Melalui proses pembelajaran apresiasi, peserta didik akan terlatih
memiliki sikap dan kebiasaan hirup untuk lebih toleran, empati, dan menghargai
keragaman budaya bangsa.
Dalam konteks pendidikan, peran seni dalam membentuk manusia yang
berkepribadian utuh dan memiliki kepekaan rasa keindahan berada pada ranah
estetik yang di dalamnya terkandung kemampuan mempersepsi secara inderawi
nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya. Secara ideal pendidikan seni bertujuan menggali, mengembangkan
dan memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dasar, minat dan bakat
seseorang dalam berkesenian dan beraktifitas dalam kehidupannya agar menjadi
pribadi yang produktif dan kreatif.
2. 4
2. Relevansi
Dalam pelaksanaan pembelajaaran Seni Budaya, kompetensi apresiasi dan
kreasi dirancang secara terpisah. Hal ini dilakukan agar pencapaian kompetensi
lebih baik dan dapat diukur. Kompetensi apresiasi berkaitan dengan kemampuan
merasakan fenomena keindahan dan seni, menikmati, menghayati, dan
menghargai nilai-nilainya, baik dari segi bentuk maupun isi (pesan seni).
Tujuannya agar peseta didik menyadari kontribusi seniman dan peran seni di
tengah masyarakat, sehingga berempati dan hormat pada profesi seniman dan
dunia kesenian. Seperti telah disinggung sebelumnya, apresiasi seni memiliki tiga
domain, yakni perasaan (feeling), penilaian (valuing) dan empati (emphatizing).
Ketiga kemampuan mental ini dapat bekerja dengan baik apabila kemampuan
sensoris mampu berelasi dengan kemampuan perseptual dan perasaan.
Secara psikologis pengalaman pengindraan karya seni itu berurutan dari
sensasi, emosi, impresi, interpretasi, apresiasi, dan evaluasi. Aktivitas ini
berlangsung ketika seseorang mengaktifkan fungsi inderawi untuk merespon
karya seni, biasanya sensasi tersebut diikuti dengan aktivitas berasosiasi, misalnya
melakukan komparasi, analogi, diferensiasi, dan sintesis. Pada umumnya karya
seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi
pengamatnya.
Tingkat apresiasi seni akan berkembang lewat kegiatan mengamati
karya seni, membaca teori seni, termasuk sejarah seni dan reputasi seniman,
dialog dengan tokoh seniman serta budayawan, dan menuliskan pengalaman
mengamati karya seni dalam bentuk esei ataupun melalui bentuk tanggapan
tertulis lainnya. Bahkan apresiasi dapat dikembangkan jika dilakukan
bersamaan dengan pengalaman praktik berkesenian. Hal ini secara tak
langsung akan mempertajam rasa empati terhadap proses berkesenian sehingga
penghayatan saat menikmati praktik berkesenian lebih kuat, hal ini akan
mempengaruhi hasil kreasi peserta didik menjadi lebih baik dan bermakna.
3. 5
3. Petunjuk Belajar
Modul ini merupakan modul kelima dari enam modul Pembelajaran Seni
Budaya yang perlu Anda pelajari dalam rangka memenuhi persyaratan akademik
pada Program Pendidikan Profesi Guru. Modul ini terdiri dari 4 Kegiatan Belajar
yang perlu Anda pelajari selama 1 semester (16 kali tatap muka). Setiap kegiatan
belajar memiliki waktu tatap muka yang berbeda. Modul ini memiliki dasar
pendekatan belajar aktif oleh karenanya Anda diharapkan bersikap pro aktif dalam
memahami dan menyelesaikan keseluruhan tugas yang diberikan. Sebagian besar
kegiatan belajar dalam modul ini akan menerapkan pembelajaran aktif melalui
pengalaman dan berbasis masalah agar Anda sebagai guru dapat merasakan
kebermaknaan pembelajaran ini sesuai dengan tugas Anda di sekolah.
4. Peta Kompetensi
Pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari dalam Kegiatan Belajar 1
selanjutnya akan dipaparkan dalam bagan peta konsep di bawah ini Apresiasi Seni
Rupa secara utuh mencakup pembahasan tentang Konsep Apresiasi Seni Rupa dan
Penerapan Apresiasi Seni Rupa.
Gambar 1. Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa
Pengertian,
tujuan,
pendekatan,
prosedur, dan
objek Apresiasi
Seni Rupa
Implementasi
Apresiasi
Seni Rupa
Evaluasi
Pembelajaran
Apresiasi Seni
Rupa
Refleksi hasil
Pembelajaran
Apresiasi
Seni Rupa
Apresiasi Seni Rupa :
Konsep dan Penerapannya
4. 6
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Menguasai konsep tentang Apresiasi Seni dan pembelajarannya.
2. Pokok-pokok Materi
a. Pengertian, tujuan, pendekatan, prosedur, dan objek Apresiasi Seni Rupa,
Seni Musik, Seni Tari dan Teater.
b. Implementasi apresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Teater.
c. Evaluasi pembelajaran apresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan
Teater.
d. Refleksi hasil pembelajaran apresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari
dan Teater.
3. Uraian Materi
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, materi Modul 5 terdiri dari empat
Kegiatan Belajar (KB) yang mendukung pemahaman Anda terhadap materi
Apresiasi Seni dan Pembelajarannya mulai dari segi konseptual, implementasi,
evaluasi dan refleksi dari proses pembelajaran. Berikut ini uraian materi Kegiatan
Belajar 1 yang berjudul Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa.
A. Konsep Apresiasi Seni Rupa
Pembahasan konsep apresiasi seni meliputi pengertian, tujuan, pendekatan,
prosedur dan objek apresiasi, berikut uraian materinya:
1. Pengertian Apresiasi Seni Rupa
Apresiasi (appreciation) yang artinya penghargaan dan pengertian, dan
disebut dengan pengamatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
apresiasi digolongkan menjadi tiga, yaitu; pertama, kesadaran terhadap nilai seni
dan budaya; kedua, penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu; dan ketiga,
kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu
bertambah.
Menurut Soedarso (1990) bahwa apresiasi seni merupakan suatu proses
sadar yang dilakukan seseorang dalam menghadapi, menikmati, memahami
5. 7
serta memberikan penilaian terhadap karya seni. Menurut Sahman (1993) tujuan
utama mengapresiasi seni adalah menjadikan masyarakat untuk dapat menerima
seni secara semestinya, yang disebut “melek seni”, sehingga karya-karya seni
yang telah diciptakan oleh para seniman menjadi bermakna, bernilai dan tidak sia-
sia.
Menurut Brent G. Wilson (1972) komponen Apresiasi Seni terdiri atas
tiga:
1) Perasaan (feeling): pengalaman merasakan melalui sensasi inderawi
(penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman); 2) Empati (emphatizing):
melibatkan emosi dan impresi/kesan perasaan saat mengamati dan menikmati
karya seni, 3) Penilaian (evaluing): melibatkan kemampuan berpikir logis dan
kritis dalam mengevaluasi karya seni melalui aktivitas berasosiasi, melakukan
komparasi, analogi, diferensiasi dan sintesa (menyimpulkan). Pada umumnya
karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual
bagi pengamatnya.
Tingkat apresiasi seni berkembang lewat kegiatan membaca teori seni,
termasuk sejarah seni dan reputasi seniman, dialog dengan tokoh seniman serta
budayawan, serta menuliskan pengalaman mengamati karya seni.
2. Tujuan Apresiasi Seni
Tujuan pembelajaran Apresiasi Seni diajarkan di sekolah agar peserta
didik:
a. Memahami estetika untuk meningkatkan sensitivitas agar mampu menghayati
keindahan serta harmoni yang mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual maupun sosial kemasyarakatan, sehingga seseorang
mampu menikmati dan mensyukuri hidup, dan dapat memiliki ikatan
kebersamaan yang harmonis.
b. Memanfaatkan lingkungan setempat untuk latihan apresiasi seni.
c. Menghargai kekhasan lokal karya seni rupa dan keterampilan atau kriya.
d. Meningkatkan kegemaran membaca dan menulis tentang karya seni.
6. 8
Untuk mencapai kompetensi ini pendidik seni wajib mengenal dengan baik
karya seni rupa dan perupa di lingkungannya, sehingga mampu mendeskripsi,
menganalisis, menafsirkan, dan mengutarakan nilai-nilai karya seni rupa sebagai
objek apresiasi.
3. Pendekatan Apresiasi Seni
Pembelajaran Apresiasi dilakukan dengan pendekatan Learning about Art:
pembelajaran apresiasi seni diajarkan untuk melatih kemampuan merasakan
fenomena seni dan estetik peserta didik. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta
didik pada awalnya dihadapkan langsung dengan karya seni rupa murni, desain,
dan kria. Para pendidik seni perlu memfasilitasi proses pembelajaran dengan
menyediakan karya seni rupa murni (lukisan, grafis, patung), karya desain (poster,
cover buku, desain tekstil), atau karya-karya seni kriya (ukiran, relief, hiasan)
untuk dipajang di depan kelas, sebagai bahan diskusi. Melalui metode
brainstroming secara bergantian peserta didik diminta memberikan tanggapan dan
perasaannya terhadap karya yang dijadikan sebagai objek apresiasi. Untuk
memperkaya pengalaman estetik maka aktivitas apresiasi dapat dielaborasi
dengan pengalaman merasakan langsung praktik berkarya seni. Dengan aktivitas
itu maka sense of beauty peserta didik akan berkembang, sehingga mereka dapat
menganalisis dan menilai mana karya seni yang kurang baik, baik, dan yang
terbaik.
Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat dilakukan melalui metode dan
pendekatan seperti dikemukakan oleh (Sahman, 1993: 153; Soedarso, 1990: 83-
84) yaitu sebagai berikut:
a. Pendekatan aplikatif: Pendekatan ini dilakukan melalui proses penciptaan
seni secara langsung. Hal ini sejalan dengan doktrin Dewey “learning by
doing”
b. Pendekatan Historis: Ditempuh melalui pengenalan sejarah seni. Penciptaan
demi penciptaan, peristiwa demi peristiwa yang masing-masing memiliki
problema sendiri, dibicarakan dan dibahas secara urut.
7. 9
c. Pendekatan problematik: Menyoroti masalah serta liku-liku seni sebagai
sarana untuk dapat menikmatinya secara semestinya, kemudian deretan
problem-problem senilah yang harus dibahas satu persatu.
4. Prosedur
Merujuk pendapat Brent G. Wilson (1971) aktivitas mengapresiasi karya
Seni Rupa dapat diawali dengan pengalaman
1) Mengamati (Observing): pengalaman merespon karya seni dengan
mengaktifkan fungsi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman) untuk mengenali unsur-unsur visual pada karya, seperti: garis,
warna, bentuk, tekstur, proporsi, dan komposisi karya; mengenali karakteristik
jenis bahan dan teknik yang digunakan dalam berkarya.
2) Merasakan (Feeling): mengaktifkan pengalaman merasakan keindahan
melalui sensasi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman).
Sikap merasakan dan mengagumi karya seni atau peristiwa seni melalui
perasaan. Pengalaman merasakan keindahan ini akan mengembangkan sense
of beauty dalam diri seseorang.
3) Mengempati (Emphatizing): setelah mengamati karya seni dengan penuh
perasaan, maka rasa empati akan muncul. Saat itulah proses penghayatan
bekerja, secara psikologis pengalaman pengamatan terhadap karya seni atau
kegiatan seni akan memunculkan sensasi, emosi, dan impresi sehingga muncul
rasa senang, rasa nyaman dan kepuasan spiritual lainnya
4) Menilai (Evaluing): melibatkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam
mengevaluasi karya seni melalui aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi,
analogi, diferensiasi dan sintesa (menyimpulkan). Pada umumnya karya seni
yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi
pengamatnya Melakukan penilaian atau evaluasi terhadap karya seni sekilas
tampak mudah, tetapi sesungguhnya cukup sulit ketika harus menjelaskan
dasar atau alasan dalam memberikan penilaian tersebut. Untuk dapat
melakukan penilaian yang baik kita perlu mengenal intensi seniman,
menafsirkan atau membaca lambang, simbol, metafora yang terkandung dalam
8. 10
karya. Sikap apresiatif atau menghargai akan dimiliki seseorang ketika
kompetensinya telah mencapai sikap empati terhadap dunia kesenian. Proses
apresiasi dapat ditingkatkan kualitasnya melalui pengalaman berkarya yang
bersifat eksploratif.
5) Menghargai (Appreciation): Penghargaan terhadap karya seni akan tampak
pada seseorang didalam menyikapi karya seni tersebut. Antara lain bagaimana
apresiator memberikan perhatian terhadap karya seni, bagaimana apresiator
memelihara dan menempatkan karya yang dikoleksinya. Atau tampak pada
saat apresiator menyaksikan pertunjukan taran, pergelaran musik atau
menonton pertunjukan teater, dimana penonton tahu tata krama, termasuk
kapan waktu yang tepat memberikan tepuk tangan ketika mereka kagum dan
ingin memberikan penghargaan terhadap penampilan karyaseni tersbeut.Selain
itu penghargaan terhadap kahrya seni, ditunjunkan melalui pemahaman
terhadap hak cipta dimana karya seni memiliki hak cipta sebagai kekayaan
intelektual. Yakni setiap karya seni yang orsinal adalah dimiliki hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya, atau memberikan izin untuk itu.
5. Objek Apresiasi Seni
Objek apresiasi meliputi berbagai karya seni rupa sebagai berikut:
a. Karya Seni Murni: penciptaan karya seni yang ditujukan untuk memenuhi
fungsi ekspresi sebagai sarana mencurahkan ekspresi atau emosi dan tidak
berfungsi sebagai benda pakai dan benda hiasan, seperti: seni lukis, seni
patung, seni grafis,
b. Karya Seni Terapan: penciptaan karya ditujukan untuk fungsi pakai, fungsi
komunikasi dan fungsi hias, terutama untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
c. Karya Seni Media Baru: sebuah istilah yang merujuk kepada karya seni yang
dibuat menggunakan teknologi media baru. Seni media visual hadir merespon
perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi.
Sikap apresiatif penting bagi setiap orang, karena dengan memiliki
kemampuan apesiatif seseorang dapat merasakan nilai estetik pada karya seni,
9. 11
seseorang akan merasa terhibur, puas dan senang dapat menghargai karya orang
lain dengan sungguh-sungguh. Metode apresiasi seni perlu direncanakan yaitu
dengan mencermati informasi pengetahuan seni, kunjungan ke ruang pameran, ke
museum, ke studio atau ke sanggar seni. Demikian pula menonton pertunjukann
akan memberikan pengalaman estetik yang berguna dan bermakna.
Untuk memudahkan Anda memahami cara mengimplentasikan
pembelajaran apresiasi di kelas, maka pada pembahasan materi berikutnya akan
diberikan contonya khususnya pada pembahasan materi pelajaran apresiasi seni
rupa tentang kriya tekstil dan desain poster.
B. Implementasi Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa
Apresiasi dalam pembelajaran seni rupa merupakan proses yang berkaitan
dengan penikmatan terhadap suatu karya seni. Aktivitas atau proses kegiatan
apresiasi dilakukan oleh penikmat atau apresiator. Untuk dapat memperoleh
pengetahuan dalam kegiatan berapresiasi pada karya seni rupa ada beberapa
proses yaitu mengamati (observing), merasakan (feeling), memahami (emphaty),
menikmati (enjoying), dan menilai (valuing).
Sebagaimana telah dibahas pada KB 4 Modul 1 tentang pembelajaran
pengetahuan seni rupa, dicontohkan cara menyajikan pembelajaran pengetahuan
seni rupa menggunakan pendekatan Active Learning dengan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan metode diskusi kelas melalui aktivitas
brainstorming dan main mapping untuk memperoleh ide-ide pokok pembelajaran
yang segar, menarik dan kontekstual untuk dikembangkan dalam pembelajaran
apresiasi dan kreasi seni rupa.
Topik atau tema yang dipilih untuk diajarkan di kelas adalah “Perancangan
Karya Seni dengan Inspirasi Ragam Hias Indonesia” dengan sub topik/tema
“Burung Enggang atau Rangkong” yang merupakan hewan endemik Kalimantan
yang hampir punah. Pembelajaran apresiasi selanjutnya akan diajarkan dengan
mengaktifkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan mengembangkan
konten pembelajaran seni rupa yang memadukan penguasan teknologi, pedagogi,
10. 12
penguasaan materi, metode pengajarannya dalam memecahkan masalah di kelas.
Berikut ini dijelaskan contoh prosedur pembelajarannya.
1. Praktek Apresiasi Karya Seni Rupa Pada Karya Kriya Tekstil dengan
Teknik Lukis Pada Media Kaos
Untuk lebih memahami praktek pembelajaran apresiasi seni dalam bidang
seni rupa, sebaiknya Anda menelaah lebih lanjut contoh dan langkah-langkah
praktek pembelajaran apresiasi seni rupa pada bidang kriya tekstil berikut ini.
a. Mengamati (Observing)
Pada tahap mengamati guru mengajak peserta didik untuk melihat dan
mencermati aspek-aspek apa saja yang harus diamati pada karya tekstil tersebut.
Kemudian guru memfokuskan perhatian peserta didik dalam aktivitas diskusi
kelas dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1. Jenis karya kriya apa yang ada dihadapan kalian dan jelaskan alasan kalian?
2. Unsur-unsur rupa apa saja yang terdapat pada karya seni rupa tersebut?
3. Bagaimana karakter unsur garis, bentuk, warna dan tekstur pada unsur-unsur
rupa dua dimensi tersebut?
4. Apa jenis motif ragam hias yang terdapat pada karya seni rupa tersebut, lalu
jelaskan alasannya?
5. Apa saja objek yang terlihat di karya tersebut?
6. Apa jenis bahan dan teknik yang digunakan dalam membuat karya tersebut?
11. 13
Melalui aktivitas diskusi kelas setiap peserta didik dimotivasi untuk berani
mengutarakan hasil pengamatannya. Jika informasi yang disampaikan belum
lengkap, minta peserta didik yang lain ikut menambahkan informasinya.
b. Merasakan (Feeling)
Setelah peserta didik menjelaskan hasil pengamatannya lalu ajak peserta
didik untuk mengamati karya kriya tersebut dengan menggunakan perasaannya
bukan sekedar melihat saja. Untuk membangkitkan perasaan tertentu pada diri
peserta didik, guru dapat meminta peserta didik untuk mendengarkan cerita
tentang Burung Enggang atau Rangkong yang hampir punah. Guru bisa juga
menampilkan video pembelajaran tentang Burung Enggang yang hampir punah
yang diunduh dari internet. Media pembelajaran ini sangat efektif untuk
menstimulus beragam fungsi inderawi bukan hanya penglihatan saja. Lalu
mintalah peserta didik berimajinasi seolah berada dihutan Kalimantan dan melihat
langsung keindahan alam disana yang merupakan habitat burung Enggang.
Selanjutnya guru membantu memfokuskan perhatian peserta didik dengan
melontarkan pertanyaan berikut ini ?
1. Setelah menyaksikan video pembelajaran tentang Burung Enggang, bagaimana
perasaan Anda jika berada di hutan Kalimantan dan berkesempatan bisa
melihat langsung burung endemik yang hampir punah tersebut ?
2. Menurut Anda apa yang membuat burung Enggang atau Rangkong itu
istimewa dan pantas dilindungi oleh masyarakat Indonesia dan dunia ?
3. Coba gambarkan dengan bahasa perasaan Anda bagaimana wujud dan tampilan
fisik dari burung Enggang mulai dari proporsi tubuhnya, wana bulu-bulunya,
kebiasannya, dan hal-hal lain yang spesifik? Gunakan bahasa yang lebih
ekspresif untuk menjelaskannya.
Beberapa pertanyaan semacam ini dapat menggugah peserta didik untuk
berbagi cerita tentang perasaannya tanpa takut salah bicara. Anda dapat
mengembangkan pertanyaan yang sejenis. Untuk memotivasi belajar mereka, guru
bisa merekam momen peserta didik mengutarakan pendapatnya melalui video.
12. 14
c. Menghayati (Emphaty)
Proses menghayati dalam apresiasi sama sulitnya dengan mengutarakan
pendapat tentang perasaan terkait burung Enggang. Perlu dikembangkan metode
yang lebih atraktif selain brainstorming agar peserta didik tidak malu dan lebih
berani dalam mengutarakan perasaanya. Guru harus mampu menemukan bagian
yang paling mengharukan dari kisah burung Enggang untuk menyentuh perasaan
dan emosi peserta didik. Melalui pengalaman ini diperoleh penghayatan perasaan
yang paling berkesan untuk membangkitkan empati terhadap keindahan sosok
burung Enggang dan jasa-jasanya terhadap pelestarian hutan. Untuk membantu
proses penghayatan guru dapat membangkitkan penghayatan melalui pertanyaan
berikut:
1. Setelah Anda menyaksikan tayangan video di atas, jelaskan dengan bahasa
perasaan tentang keindahan sosok burung Enggang:
Bagaimana bentuk kepala, ukuran tubuh, bentuk dan warna ekor serta
warna-warna bulunya?
Bagaimana kesan perasaan atau impresimu ketika berhadapan langsung
dengan burung Enggang yang berukuran tinggi rata-rata 100 cm lebih?
Bayangkan jika burung Enggang terbang melayang di atas hutan
Kalimantan yang demikian luasnya?
Sebut dan tuliskan 5 kata yang tepat untuk dapat menggambarkan sosok
burung Enggang?
2. Berikan pendapat kalian apakah motif ragam hias burung Enggang ini cocok
diaplikasikan ke kaos atau T-shirt dengan teknik lukis?
Tahap penghayatan memang tidak mudah dilakukan karena peserta didik
harus menggunakan perasaannya dalam merespon stimulus yang diberikan
yaitu ragam hias Burung Enggang/Rangkong. Penghayatan akan lebih mudah
dilakukan apabila peserta didik bertempat tinggal di Pulau Kalimantan. Untuk
itu guru ditantang lebih kreatif memancing pertanyaan dan memilih metode
yang membuat peserta didik lebih peka mengenali perasaannya dan berpikir
kritis. Penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran apresiasi seni.
13. 15
d. Menilai (Evaluing)
Tahap Evaluasi dalam pembelajaran apresiasi sekilas tampak mudah
dilakukan namun sesungguhnya cukup sulit ketika harus menjelaskan dasar atau
alasan dalam memberikan penilaian tersebut. Untuk dapat melakukan penilaian
yang baik kita perlu mengenal intensi seseorang membuat karya tersebut, lalu
mengulas apakah keputusan untuk menampilkan objek Burung Enggang di atas
kaos dengan teknik lukis sudah tepat. Kemudian dicermati lagi dan dinilai secara
objektif kekuatan dan kelemahan produk kriya yang dihasilkan supaya bisa dicatat
rekomendasi perbaikannya dari ditinjau dari aspek tema, struktur visual (unsur-
unsur rupa dan prinsip seni), media (bahan dan alat) serta teknik pembuatan karya
kriya tersebut.
e. Menghargai (Apreciation)
Menghargai adalah tahap terakhir yang penting diperhatikan untuk
mengetahui apakah proses apresiasi sudah berjalan dengan benar sesuai prosedur.
Penghargaan terhadap karya kriya ini akan tampak pada saat peserta didik
menyikapi karya kaos tersebut. Antara lain bagaimana apresiator memberikan
perhatian terhadap karya kaos tersebut, bagaimana apresiator menghargai nilai
pesan pelestarian lingkungan dibalik karya kaos tersebut, di samping kualitas nilai
ekonomis dari karya kaos tersebut. memelihara dan merawat karya kaos tersebut
dan secara aktif bergabung atau turut aktif mendukung acara-acara pelestarian
alam melalui upaya berkarya seni dan kriya yang mengangkat tema pelestarian
alam dan budaya Indonesia.
Setelah memahami metode implementasi pembelajaran apresiasi karya
seni rupa pada karya tekstil, berikut akan di uraikan implementasi pembelajaran
apresiasi karya seni rupa pada karya desain grafis yaitu karya desain poster.
2. Apresiasi Karya Seni Rupa pada Karya Desain Poster
Seperti penjelasan dan praktek pembelajaran pada bagian 1 di atas, agar
Anda lebih memahami praktek pembelajaran apresiasi maka berikut ini adalah
14. 16
langkah-langkah dan contoh praktek pembelajaran apresiasi pada karya desain
poster.
a. Mengamati (Observing)
Pada tahap mengamati guru mengajak peserta didik untuk melihat dan
mencermati aspek-aspek yang harus diamati pada karya desain tersebut.
Kemudian guru memfokuskan perhatian peserta didik dalam aktivitas diskusi
kelas dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1. Jenis karya seni rupa apa yang ada dihadapan kalian dan jelaskan alasan
kalian?
2. Unsur-unsur rupa apa saja yang terdapat pada karya seni rupa tersebut?
3. Bagaimana karakter unsur garis, bentuk, warna dan tekstur pada unsur-unsur
rupa dua dimensi tersebut?
4. Apa jenis desain yang terdapat pada karya seni rupa tersebut, lalu jelaskan
alasannya?
5. Apa saja objek yang terlihat di karya tersebut?
6. Jelaskan prinsip-prinsip seni rupa yang diterapkan dalam desain tersebut?
7. Jelaskan jenis bahan dan teknik yang digunakan dalam membuat karya
tersebut?
15. 17
Melalui aktivitas diskusi kelas setiap peserta didik dimotivasi untuk berani
mengutarakan hasil pengamatannya. Jika informasi yang disampaikan belum
lengkap, minta peserta didik yang lain ikut menambahkan informasinya.
b. Merasakan (Feeling)
Setelah peserta didik menjelaskan hasil pengamatannya lalu ajak peserta
didik untuk mengamati karya desain tersebut dengan menggunakan perasaannya
bukan hanya sekedar melihat saja. Untuk membangkitkan perasaan tertentu pada
diri peserta didik, guru dapat meminta peserta didik untuk mendengarkan cerita
tentang Burung Enggang atau Rangkong yang hampir punah. Guru bisa juga
menampilkan video pembelajaran tentang Burung Enggang yang hampir punah
yang diunduh dari internet dan teknik merancang karya desain dengan
menggunakan objek burung Enggang agar pesan yang terkandung bisa diterima.
Media pembelajaran ini sangat efektif untuk menstimulus beragam fungsi
inderawi bukan hanya penglihatan saja. Lalu mintalah peserta didik berimajinasi
seolah berada dihutan Kalimantan dan melihat langsung keindahan alam disana
yang merupakan habitat burung Enggang. Selanjutnya guru membantu
memfokuskan perhatian peserta didik dengan melontarkan pertanyaan berikut ini:
1. Setelah menyaksikan video pembelajaran tentang Burung Enggang,
bagaimana perasaan Anda jika berada di hutan Kalimantan dan berkesempatan
bisa melihat langsung burung endemik yang hampir punah tersebut?
2. Menurut Anda apa yang membuat burung Enggang atau Rangkong itu
istimewa dan pantas dilindungi oleh masyarakat Indonesia dan dunia?
3. Coba gambarkan dengan bahasa perasaan Anda, bagaimana wujud dan
tampilan fisik dari burung Enggang mulai dari proporsi tubuhnya, wana bulu-
bulunya, kebiasannya, dan hal-hal lain yang spesifik? Gunakan bahasa yang
lebih ekspresif untuk menjelaskannya.
4. Coba jelaskan teknik pembuatan
Beberapa pertanyaan semacam ini dapat menggugah peserta didik untuk
berbagi cerita tentang perasaannya tanpa takut salah bicara. Anda dapat
16. 18
mengembangkan pertanyaan yang sejenis. Untuk memotivasi belajar mereka, guru
bisa merekam momen peserta didik mengutarakan pendapatnya melalui video.
c. Menghayati (Emphaty)
Proses menghayati dalam apresiasi sama sulitnya dengan mengutarakan
pendapat tentang perasaan terkait burung Enggang. Perlu dikembangkan metode
yang lebih atraktif selain brainstorming agar peserta didik tidak malu dan lebih
berani dalam mengutarakan perasaanya. Guru harus mampu menemukan bagian
yang paling mengharukan dari kisah burung Enggang untuk menyentuh perasaan
dan emosi peserta didik. Sehingga diperoleh penghayatan perasaan yang paling
berkesan untuk membangkitkan empati terhadap keindahan sosok burung
Enggang dan jasa-jasanya terhadap pelestarian hutan. Untuk membantu proses
penghayatan guru dapat membangkitkan penghayatan melalui pertanyaan berikut:
1. Setelah Anda menyaksikan tayangan video di atas, jelaskan dengan bahasa
perasaan tentang keindahan sosok burung Enggang?
2. Pesan apa yang ingin disampaikan pada karya tersebut?
3. Bagaimana bentuk kepala, ukuran tubuh, bentuk dan warna ekor serta warna-
warna bulunya?
4. Bagaimana kesan perasaan atau impresimu ketika berhadapan langsung
dengan burung Enggang yang berukuran tinggi rata-rata 100 cm lebih?
5. Bayangkan jika burung Enggang terbang melayang di atas hutan Kalimantan
yang demikian luasnya?
6. Sebut dan tuliskan 5 kata yang tepat untuk dapat menggambarkan sosok
burung Enggang?
7. Berikan pendapat kalian apakah bentuk burung Enggang ini cocok
diaplikasikan untuk desain poster?
8. Berikan pendapat kalian apakah bentuk burung Enggang ini mudah
dipalikasikan pada teknik membuat desain poster?
Tahap penghayatan memang tidak mudah dilakukan karena peserta didik
harus menggunakan perasaannya dalam merespon stimulus yang diberikan yaitu
bentuk Burung Enggang/Rangkong. Penghayatan akan lebih mudah dilakukan
17. 19
apabila peserta didik bertempat tinggal di Pulau Kalimantan. Untuk itu guru
ditantang lebih kreatif memancing pertanyaan dan memilih metode yang membuat
peserta didik lebih peka mengenali perasaannya dan berpikir kritis. Penerapan
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dapat digunakan untuk
menunjang pembelajaran apresiasi seni.
d. Menilai (Evaluing)
Tahap Evaluasi dalam pembelajaran apresiasi sekilas tampak mudah
dilakukan namun sesungguhnya cukup sulit ketika harus menjelaskan dasar atau
alasan dalam memberikan penilaian tersebut. Untuk dapat melakukan penilaian
yang baik kita perlu mengenal intensi seseorang membuat karya tersebut, lalu
mengulas apakah keputusan untuk menampilkan objek Burung Enggang untuk
dijadikan desain poster sudah tepat atau belum. Kemudian dicermati lagi dan
dinilai secara objektif kekuatan dan kelemahan produk desain yang dihasilkan
supaya bisa dicatat rekomendasi perbaikannya dari ditinjau dari aspek tema,
struktur visual (unsur-unsur rupa dan prinsip seni), media (bahan dan alat) serta
teknik pembuatan karya desain tersebut.
e. Menghargai (Apreciation)
Menghargai adalah tahap terakhir yang penting diperhatikan untuk
mengetahui apakah proses apresiasi sudah berjalan dengan benar sesuai prosedur.
Penghargaan terhadap karya desain ini akan tampak pada saat peserta didik
menyikapi karya desain tersebut. Antara lain bagaimana apresiator memberikan
perhatian terhadap karya desain tersebut, bagaimana apresiator menghargai nilai
pesan pelestarian lingkungan dibalik karya desain tersebut, di samping kualitas
nilai ekonomis dari karya desain tersebut. Memelihara dan merawat karya desain
tersebut dan secara aktif bergabung atau turut aktif mendukung acara-acara
pelestarian alam melalui upaya berkarya seni dan desain yang mengangkat tema
pelestarian alam dan budaya Indonesia.
18. 20
C. Evaluasi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa
Mengeveluasi hasil apresiasi karya seni rupa diperlukan kemampuan dan
pengalaman estetis dalam menilai karya. Sehingga pada saat menilai sebuah karya
tahapan-tahapan desain dalam proses mengapresiasi karya seni rupa desain
khususnya poster, sehingga pada saat melakukan kegiatan apresiasi dapat
dilakukan dengan mudah. Misalnya pada saat menginterpretasi unsur rupa dan
prinsip desain yang terdapat dalam objek dan penggunaan alat dan bahan pada
karya tersebut serta penjiwaan terhadap karya yang sedang diamati. Kemampuan
tersebut harus dimiliki agar pada saat menginterpretasikan karya menganalisisnya
lebih tajam dan sesuai dalam mendeskripsikan karya yang sedang dinilai dan
diamati.
1. Konsep Umum Evaluasi dalam Pembelajaran
a. Hakikat Evaluasi dalam Pembelajaran
Evaluasi menurut Davies merupakan proses sederhana untuk
memberikan/ menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,
unjuk kerja, proses, orang, objek dan masih banyak yang lain (Davies, 1981:3).
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation” dalam buku
Essentials of Education karangan Edwind Wand dan Gerald W Brown dikatakan
bahwa : Evaluation refer to the act or proses to determining the value of
something the value of something (Wand & Brown, 19:1). Jadi menurut Wand &
Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi hasil belajar dapat
diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
keberhasilan belajar setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode
tertentu (Mulyana, dkk, 2004:2).
Pekerjaan evaluasi tidak terlepas dari kegiatan mengukur dan menilai,
mengukur artinya membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran (bersifat
kuantitatif), sedangkan menilai artinya mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif). Dengan demikian evaluasi
19. 21
adalah mengambil keputusan melalui proses membandingkan dengan suatu alat
ukur yang tepat (Suharsimi, 1992:3).
b. Fungsi Evaluasi dalam Pembelajaran
Evaluasi dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa fungsi sebagai
berikut:
1) Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses
pendidikan yang telah dilaksanakan.
2) Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diajarkan dapat
dilanjutkan dengan materi baru atau tetap mengulang materi yang lampau.
3) Untuk mengetahui atau menentukan kedudukan peserta didik, apakah peserta
didik tersebut dapat dinaikan ke jenjang yang lebih tinggi harus atau harus
mengulang dalam kelas yang sama.
4) Untuk membandingkan apakah resitasi yang dicapai oleh anak telah sesuai
dengan kapasitasnya atau belum.
5) Untuk menafsirkan apakah peserta didik telah cukup matang untuk
dilepaskan ke dalam masyarakat atau melanjutkan ke lembaga pendidikan
yang lebih tinggi.
6) Untuk mengadakan seleksi, baik untuk menduduki jabatan tertentu atau jenis
pendidikan tertentu sesuai dengan kemampuannya.
7) Untuk mengetahui taraf efesiensi metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan fungsi evaluasi dalam pembelajaran adalah
a) berfungsi diagnostik, b) berfungsi penempatan, c) berfungsi selektif dan d)
mengukur keberhasilan.
c. Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar
Prinsip-prinsip berikut tentang tes hasil belajar menyajikan dasar untuk
menyusun dan menggunakan tes di kelas sebagai upaya yang positif dalam
proses pembelajaran. Prinsip tersebut adalah :
a) Tes Hasil Belajar hendaknya dapat mengukur berbagai hasil belajar yang
sesuai dengan tujuan pengajaran
20. 22
b) Tes Hasil Belajar hendaknya mengukur sampel yang representatif dari hasil
belajar dan materi-materi yang tercakup dalam pengajaran,
c) Tes Hasil Belajar hendaknya mencakup jenis-jenis pertanyaan yang paling
sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan. Jenis pertanyaan
terbagi menjadi 2 jenis yaitu : (1) Memberikan Jawaban (peserta didik
memberikan jawaban) seperti esai – jawaban yang bebas dan luas, esai –
jawaban terbatas, jawaban singkat – kata atau kalmat pendek,
menyempurnakan – mengisi bagian yang dikosongkan. (2) Memilih Jawaban
(peserta didik memilih jawaban) seperti menjodohkan (benar-salah),
menjodohkan dan pilihan ganda.
d) Tes Hasil Belajar hendaknya direncanakan agar hasilnya sesuai dengan hasil
yang akan digunakan secara khusus. Tes ini dapat diapakai mengukur (1)
tingkah laku peserta didik pada permulaan pelajaran (tes penentuan), (2)
kemajuan belajar yang dicapai selama belajar (tes formatif), (3) sebab-sebab
kesukaran belajar selama pengajaran (tes diagnostik), (4) hasil belajar secara
menyeluruh sesudah pengajarn selesai (tes sumatif).
e).Tes Hasil Belajar hendaknya dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya
dan kemudian harus ditafsirkan dengan hati-hati.
f) Tes Hasil Belajar hendaknya dipakai untuk memperbaiki hasil belajar.
d. Teknik Evaluasi dalam Pembelajaran
Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik
dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar
maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya
adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian statu kompetensi dasar
dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa
domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat
digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,
penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri
(Puskur, 2006)
21. 23
2. Evaluasi Dalam Perspektif Pembelajaran Seni Rupa
Memahami aktivitas evaluasi dalam perspektif pembelajaran seni
khususnya seni rupa memang bukan perkara yang mudah. Karena aspek yang
terkandung didalam penilaian sangat kompleks. Pemahaman tentang hal tersebut
dapat dimulai dari pengenalan dan pemahaman yang benar akan fungsi atau
peran pendidikan seni dalam berbagai dimensi kehidupan. Selanjutnya kita perlu
mengkaji lebih mendalam tentang kemampuan-kemampuan yang akan dinilai
sehubungan dengan aktivitas berkarya seni dalam konteks kependidikan yang
memiliki karakteristik khusus yang agak berbeda dari proses kreatif seorang
seniman. Prosedur pelaksanaan penilaian dalam hal ini menjadi bagian yang
penting untuk diperhatikan karena harus tetap mengacu pada perangkat rencana
pembelajaran guru di kelas seperti Silabus dan RPP. Semua ini perlu
diperhatikan agar instrumen penilaiannya dapat dirancang sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar.
a. Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran Seni
Masalah evaluasi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran Seni
selalu menjadi topik yang menarik diperbincangkan. Berbagai perdebatan
tentang pentingnya evaluasi salah satunya disebabkan oleh karena keragaman
pandangan yang menjadi titik tolaknya. Permasalahan evaluasi dalam perspektif
pendidikan seni akan berkenaan dengan berbagai dimensi yang kompleks
sehingga tidak sesederhana seperti yang dibayangkan orang. Istilah evaluasi atau
penilaian sering disamakan dengan pengukuran. Sesungguhnya dalam beberapa
hal tidaklah sama. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Suharsimi (1992:3) diawal
pembahasan bahwa proses pengukuran berhubungan dengan hal
membandingkan menggunakan suatu ukuran dan bersifat kuantitatif. Secara
sederhana dapat dipahami bahwa pengukuran akan memberi jawaban terhadap
pertanyaan seperti “seberapa jauh”, “seberapa banyak”, “seberapa luas” dan
sebagainya. Sedangkan penilaian berhubungan dengan tindakan mengambil
22. 24
keputusan terhadap sesuatu atas dasar aspek kualitas seperti misalnya, “baik”
atau “ buruk”, “kompeten” atau “tidak kompeten” yang bersifat kualitatif.
Sehubungan dengan kompleksnya perspektif evaluasi dalam pendidikan
seni, Amri (2001:2-3) menyatakan bahwa penilaian dalam pendidikan seni
merupakan pengukuran perilaku individu (peserta didik) dalam kaitannya
dengan proses pembelajaran seni dan karya seni. Perilaku yang diukur bisa saja
berhubungan dengan pengetahuan tentang seni, keterampilan berkarya seni
(kemampuan kreatif-produktif), dan sikap/kemampuan apresiasi terhadap karya
seni.
Dalam hal ini ukuran perilaku yang dijadikan acuan/kriteria penilaian
menjadi penting. Oleh karena itu prinsip-prinsip umum dalam penilaian harus
tetap diperhatikan. Pemahaman yang tepat dan jelas terhadap ukuran-ukuran
atau kriteria yang digunakan dalam penilaian penting diperhatikan agar
penilaian tidak bersifat subyektif atas dasar suka atau tidak suka. Relevansi
antara pendidikan seni dengan kajian seni menjadi nyata dalam konteks
kehidupan kesenian yang didukung oleh tiga pilar utama, yakni pilar penciptaan,
pilar kajian kritik, dan pilar penerimaan masyarakat (Edward dalam Amri,
1981:3). Hal inilah yang menjadikan penilaian dalam konteks pendidikan seni
tidak dapat dinilai dari satu dimensi saja atau secara terpisah namun
membutuhkan penilaian yang integratif.
b. Dimensi Kompetensi dalam Pembelajaran Seni Rupa
Ilustrasi peran pendidikan Seni yang dipaparkan di atas membuktikan
bahwa peran dari pendidikan Seni demikian luas spektrumnya. Secara khusus
sebenarnya tujuan pendidikan Seni yang paling penting adalah mengembangkan:
1) Kompetensi perseptual, yakni respon persepsi inderawi terhadap unsur rupa,
bunyi, gerak dan perpaduannya serta keterampilan kerajinan,
2) Kompetensi pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang terminologi, fakta,
trends dan tata urutan/ kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan
kategori, metodologi dan kriteria.
23. 25
3) Kompetensi apresiasi, meliputi :
Kemampuan pengamatan: kemampuan mengobservasi dan mengeksplorasi
media dan teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi dan perasaan.
Kemampuan berempati/penghayatan: kemampuan merasakan/ menghayati
dalam merespons stimulus dengan sensitivitas persepsi dan perasaan yang
mendalam.
Kemampuan penikmatan: kemampuan penikmatan terhadap pengalaman
dan kualitas estetik suatu karya seni yang memberikan kesenangan dan
kepuasan batin.
4) Kompetensi kreasi yang meliputi :
Kreativitas: kemampuan mencipta kombinasi, keunikan gagasan dan
nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni.
Keterampilan: kemampuan psikomotorik berkaitan dengan penguasaan
teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui
kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi.
Keempat kompetensi ini diharapkan secara harmonis dimiliki oleh
peserta didik. Dalam konteks inilah fungsi kemampuan dan pengalaman
mengevaluasi menjadi penting. Keempat kompetensi ini menjadi titik pijakan
yang relevan bagi aktivitas evaluasi atau penilaian dalam pendidikan seni.
Pelaksanaan penilaian dalam konteks pendidikan seni dapat mempertimbangkan
aspek-aspek yang terkandung di dalam keempat kompetensi tersebut sebagai
variabel penilaiannya.
Mencermati rumusan Kompetensi Inti untuk keahlian Seni Rupa hanya
terdiri dari 2 kompetensi yakni: (1) mengapresiasi karya seni dan (2)
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Dalam hal ini kompetensi
pengetahuan dan perseptual lebur dalam kompetensi apresiasi. Hal ini dapat
dipahami jika merujuk pada pengertian dalam kamus kata “apresiasi” berasal
dari bahasa Inggris, yaitu appreciation yang berarti (a) proper understanding
dan recoqnation (pemahaman dan pengenalan yang tepat), (b) judgment
(pertimbangan), (c) evaluation (penilaian), dan statement giving valuation
(pernyataan penilaian). Dalam hal ini aspek perseptual dan pengetahuan
24. 26
merupakan dasar dari sebuah pemahaman tentang karya seni/fenomena seni
yang mengembangkan kesadaran estetis saat menghayati dan menikmatinya.
Menurut Amri (2001:6) proses penikmatan seni membutukan saluran
komunikasi. Sebagai contoh, pelukis menggunakan warna,garis, bentuk, tekstur
dan bidang sebagai “bahasa visual” yang dipilihnya untuk memungkinkan
penikmat memahami makna yang diekspresikan dalam lukisan. Selanjutnya
diharapkan penikmat dapat melihat koherensi antara makna dan struktur visual
dari materi lukisan secara keseluruhan. Tindakan analisis dan interpretasi akan
memudahkan seseorang mengevaluasi lukisan itu secara tepat. Mengingat bahwa
karya seni adalah ekspresi estetis maka penilaian atau evaluasi yang dilakukan
harus merupakan upaya menunjukkan kadar atau kualitas nilai-nilai estetis
dalam karya lukis tersebut.
c. Contoh Evaluasi dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa
Berikut ini contoh alat tes dan penskoran dalam penilaian tugas membuat
Kliping artikel karya kriya tekstil. Aktivitas membuat Kliping termasuk dalam
kompetensi Apresiasi karena berhubungan dengan upaya memperluas wawasan
pengetahuan dasar kesenirupaan khususnya seni kriya tekstil yang bersumber
dari majalah. koran, jurnal, internet, katalog dan sumber lainnya. Penilaian
dilakukan terhadap proses dan produk, mulai dari tahap persiapan, pembuatan
kliping hingga dihasilkan produk kliping.
Contoh Penilaian Kinerja dan Produk
dalam Pembuatan Kliping Artikel
Karya Kriya Tekstil
No
Aspek yang
dinilai
Nama
peserta didik
Menyiapkan
materi kliping
Penerapan unsur-
unsur rupa
(warna, garis,
bentuk, tekstur)
pada kliping
Menyajikan atau
mengemas
Kliping
Jumlah
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
25. 27
No
Aspek yang
dinilai
Nama
peserta didik
Menyiapkan
materi kliping
Penerapan unsur-
unsur rupa
(warna, garis,
bentuk, tekstur)
pada kliping
Menyajikan atau
mengemas
Kliping
Jumlah
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
2
3
4
Menyiapkan materi kliping seni rupa
Skor 4 : Materi kliping SR dipilah secara sistematis dan akurat berdasarkan
jenis atau fungsinya sesuai dengan judul/topik kliping.
Skor 3 : Materi kliping SR dipilah secara sistematis namun kurang akurat
dalam Mengklasifikasikannya.
Skor 2 : Materi kliping SR kurang dipilah secara sistematis namun cukup
akurat sehingga informasi yang disampaikan agak sulit dipahami.
Skor 1 : Materi kliping SR tidak dipilah secara sistematis dan informasinya
tidak akurat
Penerapan unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk, tekstur) pada kliping
Skor 4 : Kliping SR disusun dengan memperhatikan kaidah komposisi
sehingga tampilan keseluruhan terlihat artistik dan menampilkan
narasi yang memadai dan dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis,
bentuk dan tekstur).
Skor 3 : Kliping SR disusun dengan narasi yang cukup memadai dan
dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk dan tekstur) yang
relevan namun kurang memperhatikan kaidah komposisi yang
estetik.
Skor 2 : Kliping SR disusun dengan narasi yang kurang memadai namun telah
dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk dan tekstur) yang
26. 28
relevan walau kurang memperhatikan kaidah komposisi sehingga
tampilan keseluruhan terlihat kurang artistik dan atraktif.
Skor 1 : Kliping SR disusun dengan narasi yang kurang memadai dan tidak
dilengkapi unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk dan tekstur) yang
relevan sehingga tampilannya terlihat tidak atraktif.
Menyajikan atau mengemas Kliping
Skor 4 : Kliping dikemas dengan baik, memperhatikan tampilan desain cover
yang estetis dan materi tersusun baik, rapih dan bersih.
Skor 3 : Kliping dikemas dengan cukup baik, tampilan desain cover terlihat
formal dengan materi tersusun baik, rapih dan bersih.
Skor 2 : Kliping dikemas dengan kurang baik, tampilan desain cover terlihat
formal, materi kurang tersusun baik dan rapih.
Skor 1 : Kliping dikemas asal-asalan, tanpa cover, materi tidak tersusun baik
dan rapih.
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Jika seorang peserta didik memperoleh skor 14-16 dapat ditetapkan sangat
Kompeten.
2) Jika seorang peserta didik memperoleh skor 12-13 dapat ditetapkan kompeten
3) Jika seorang peserta didik memperoleh skor 10-11 dapat ditetapkan cukup
kompeten.
4) Jika seorang peserta didik memperoleh skor 8-9 dapat ditetapkan tidak
kompeten
Konversi Nilai = Jumlah perolehan skor X 100
27. 29
Jumlah skor maksimum
Contoh perhitungan = 12 X 100 = 75 (terbaca: kompeten)
16
TUGAS TERSTRUKTUR
Diskusikan dalam kelompok tentang pemilihan teknik penilaian apresiasi
seni rupa. Hal-hal yang didiskusikan adalah:
1. Bagaimana memahami fungsi evaluasi dalam perspektif pendidikan seni
rupa ?
2. Bagaimana menganalisi ciri/karakteristik indikator pencapaian hasil belajar,
khususnya KD Apresiasi dari silabus yang anda telah buat lalu coba lakukan
analisis!
D. Refleksi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa
Tujuan dalam kegiatan refleksi ialah bagaimana mengajak apresiator untuk
merasakan dan memahami pesan yang ingin disampaikan kreator pada karya
tersebut. Dari objek tersebut penikmat seni atau apresiator mendapatkan
pengetahuan mengenai gambaran burung enggang dari mulai bentuk dan juga asal
burung Enggan itu sendiri. Selain itu juga pengetahuan tentang unsur rupa lebih
beragam karena di aplikasikan pada media poster yang memiliki pesan moral.
Pengalaman dalam mengapresiasi karya seni akan dapat mengembangkan impuls
estetik serta impul sosial peserta didik.
Hasil diskusi ditulis pada kertas plano lalu ditempelkan dan
dipajang