Dokumen tersebut membahas definisi dan jenis-jenis definisi serta cara mengatasi perselisihan melalui definisi. Ada lima tujuan membuat definisi yaitu menambah kosa kata, menghilangkan kerancuan, memperjelas makna kata, menjelaskan secara teoritis, dan mempengaruhi tingkah laku. Lima jenis definisi yang dibahas adalah stipulatif, leksikal, ketepatan, teoritis, dan persuasif."
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran tentang definisi, yaitu bagaimana definisi dibuat dan dikritik serta teknik aplikasi definisi dalam analisis perselisihan. Mahasiswa diharapkan mampu membedakan perdebatan dan perselisihan, memahami lima jenis definisi dan aturannya, serta menerapkannya dalam analisis.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis definisi yang dapat digunakan, yaitu definisi nominalis, definisi realis, dan definisi praktis. Definisi nominalis menjelaskan suatu kata dengan kata lain, definisi realis menjelaskan hal yang ditandai oleh suatu istilah, sedangkan definisi praktis menjelaskan suatu hal dari segi kegunaan atau tujuan.
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIsyoretta
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, definisi, dan teknik penyusunan definisi. Secara singkat, pengertian adalah pemahaman seseorang terhadap suatu objek, sedangkan definisi memberikan batasan arti secara akurat dan rinci. Terdapat beberapa jenis definisi seperti nominal, formal, operasional, dan paradigmatis. Selain itu, dibahas pula teknik penyusunan definisi dan aturan-aturan yang harus diperhatikan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi konsep dan jenis-jenis definisi serta kaidah-kaidah penyusunan definisi yang baik. Definisi adalah perumusan singkat, padat, jelas dan tepat tentang makna suatu istilah agar dapat dibedakan dengan istilah lain. Terdapat definisi nominal dan realis, serta berbagai jenis definisi realis seperti esensial, deskriptif, kausal, final, dan genetis. Kaidah penyusunan
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, patokan dalam membuat definisi, pengertian kata, klasifikasi kata, dan jenis-jenis predikat dalam membuat definisi. Dokumen ini juga menjelaskan cara yang benar dalam membuat pembagian dan penggolongan kata.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran tentang definisi, yaitu bagaimana definisi dibuat dan dikritik serta teknik aplikasi definisi dalam analisis perselisihan. Mahasiswa diharapkan mampu membedakan perdebatan dan perselisihan, memahami lima jenis definisi dan aturannya, serta menerapkannya dalam analisis.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis definisi yang dapat digunakan, yaitu definisi nominalis, definisi realis, dan definisi praktis. Definisi nominalis menjelaskan suatu kata dengan kata lain, definisi realis menjelaskan hal yang ditandai oleh suatu istilah, sedangkan definisi praktis menjelaskan suatu hal dari segi kegunaan atau tujuan.
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIsyoretta
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, definisi, dan teknik penyusunan definisi. Secara singkat, pengertian adalah pemahaman seseorang terhadap suatu objek, sedangkan definisi memberikan batasan arti secara akurat dan rinci. Terdapat beberapa jenis definisi seperti nominal, formal, operasional, dan paradigmatis. Selain itu, dibahas pula teknik penyusunan definisi dan aturan-aturan yang harus diperhatikan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi konsep dan jenis-jenis definisi serta kaidah-kaidah penyusunan definisi yang baik. Definisi adalah perumusan singkat, padat, jelas dan tepat tentang makna suatu istilah agar dapat dibedakan dengan istilah lain. Terdapat definisi nominal dan realis, serta berbagai jenis definisi realis seperti esensial, deskriptif, kausal, final, dan genetis. Kaidah penyusunan
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, patokan dalam membuat definisi, pengertian kata, klasifikasi kata, dan jenis-jenis predikat dalam membuat definisi. Dokumen ini juga menjelaskan cara yang benar dalam membuat pembagian dan penggolongan kata.
Dokumen tersebut membahas beberapa teori makna, yaitu teori pemberian makna menurut Palmer yang melihat makna dari 4 aspek, teori referensial menurut Alston yang mengaitkan makna kata dengan acuannya, teori mentalis yang melihat makna kata menunjuk pada ide dalam pikiran, dan pendekatan Wittgenstein yang menyatakan bahwa makna hanya dapat dipahami dari penggunaannya dalam konteks.
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan penguasaan kosakata yang luas dan kemampuan membedakan nuansa makna kata sesuai konteks. Syarat pemilihan kata meliputi makna, tingkat khusus/umum, konkrit/abstrak, sinonim, ilmiah/populer.
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dan makna kata. Diksi diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita dengan memperhatikan dua hal, yakni makna kata dan relasi antar makna. Makna kata terbagi menjadi beberapa kelompok seperti makna leksikal, gramatikal, referensial, dan lainnya. Relasi makna meliputi hubungan antonim, sinonim, hiponim, dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas berbagai relasi makna antara kata dalam bahasa Indonesia, seperti sinonim, antonim, homonim, homograf, homofon, polisemi, hiponim, dan hipernim. Relasi-relasi tersebut mencakup hubungan antara dua kata yang memiliki arti serupa, bertentangan, sama bunyi tetapi berbeda tulisan dan makna, satu kata dengan beberapa makna, serta hubungan antara kata khusus dan umum.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian diksi dan teknik penggunaannya yang tepat dalam membuat kalimat. Diksi didefinisikan sebagai pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan makna yang diinginkan dengan mempertimbangkan makna denotatif, konotatif, tingkat khusus dan umum, serta jenis kata seperti ilmiah, populer, sinonim, dan ungkapan. Teknik penggunaan diksi yang baik adalah
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yang akan mempresentasikan mata kuliah Bahasa Indonesia tentang diksi, makna, dan sinonim. Diksi adalah pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan makna, makna dibedakan menjadi denotasi (lugas) dan konotasi (kiasan), serta makna umum dan khusus. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama dapat dibedakan menjadi netral dan berkonotasi.
Dokumen tersebut membahas tentang situasi tutur dalam analisis pragmatik dan linguistik struktural, termasuk aspek-aspek situasi tutur menurut Leech, peristiwa tutur, syarat-syarat peristiwa tutur menurut Hymes, dan perbedaan antara analisis linguistik struktural dan analisis pragmatik pada contoh wacana iklan.
Modul ini membahas tentang definisi semantik dan bidang-bidang ilmu linguistik seperti fonetik, fonologi, morfologi, sintaks, dan sosiolinguistik serta peranannya dalam pengajaran bahasa Inggris."
Makalah ini membahas tentang makna kata denotasi, konotasi, kata umum, dan kata khusus. Denotasi adalah makna sebenarnya dari suatu kata, konotasi adalah makna kias, kata umum memiliki lingkup yang luas, dan kata khusus lebih spesifik.
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang mindset kepemimpinan yang efektif yang mencakup 7 poin utama yaitu kemampuan melihat tren masa depan (trendwatching), fokus pada nilai pelanggan, melakukan perbaikan berkelanjutan, melihat masalah sebagai peluang, memberdayakan karyawan, memiliki standar etika tinggi, dan kerendahan hati.
Dokumen tersebut membahas beberapa teori makna, yaitu teori pemberian makna menurut Palmer yang melihat makna dari 4 aspek, teori referensial menurut Alston yang mengaitkan makna kata dengan acuannya, teori mentalis yang melihat makna kata menunjuk pada ide dalam pikiran, dan pendekatan Wittgenstein yang menyatakan bahwa makna hanya dapat dipahami dari penggunaannya dalam konteks.
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan penguasaan kosakata yang luas dan kemampuan membedakan nuansa makna kata sesuai konteks. Syarat pemilihan kata meliputi makna, tingkat khusus/umum, konkrit/abstrak, sinonim, ilmiah/populer.
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dan makna kata. Diksi diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita dengan memperhatikan dua hal, yakni makna kata dan relasi antar makna. Makna kata terbagi menjadi beberapa kelompok seperti makna leksikal, gramatikal, referensial, dan lainnya. Relasi makna meliputi hubungan antonim, sinonim, hiponim, dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas berbagai relasi makna antara kata dalam bahasa Indonesia, seperti sinonim, antonim, homonim, homograf, homofon, polisemi, hiponim, dan hipernim. Relasi-relasi tersebut mencakup hubungan antara dua kata yang memiliki arti serupa, bertentangan, sama bunyi tetapi berbeda tulisan dan makna, satu kata dengan beberapa makna, serta hubungan antara kata khusus dan umum.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian diksi dan teknik penggunaannya yang tepat dalam membuat kalimat. Diksi didefinisikan sebagai pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan makna yang diinginkan dengan mempertimbangkan makna denotatif, konotatif, tingkat khusus dan umum, serta jenis kata seperti ilmiah, populer, sinonim, dan ungkapan. Teknik penggunaan diksi yang baik adalah
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yang akan mempresentasikan mata kuliah Bahasa Indonesia tentang diksi, makna, dan sinonim. Diksi adalah pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan makna, makna dibedakan menjadi denotasi (lugas) dan konotasi (kiasan), serta makna umum dan khusus. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama dapat dibedakan menjadi netral dan berkonotasi.
Dokumen tersebut membahas tentang situasi tutur dalam analisis pragmatik dan linguistik struktural, termasuk aspek-aspek situasi tutur menurut Leech, peristiwa tutur, syarat-syarat peristiwa tutur menurut Hymes, dan perbedaan antara analisis linguistik struktural dan analisis pragmatik pada contoh wacana iklan.
Modul ini membahas tentang definisi semantik dan bidang-bidang ilmu linguistik seperti fonetik, fonologi, morfologi, sintaks, dan sosiolinguistik serta peranannya dalam pengajaran bahasa Inggris."
Makalah ini membahas tentang makna kata denotasi, konotasi, kata umum, dan kata khusus. Denotasi adalah makna sebenarnya dari suatu kata, konotasi adalah makna kias, kata umum memiliki lingkup yang luas, dan kata khusus lebih spesifik.
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang mindset kepemimpinan yang efektif yang mencakup 7 poin utama yaitu kemampuan melihat tren masa depan (trendwatching), fokus pada nilai pelanggan, melakukan perbaikan berkelanjutan, melihat masalah sebagai peluang, memberdayakan karyawan, memiliki standar etika tinggi, dan kerendahan hati.
The document discusses different views of scientific method, including:
1) The simplistic view that unbiased observation precedes theory is incorrect, as what we observe depends on our existing knowledge and theories.
2) Induction is problematic because there are multiple possible generalizations from any set of facts.
3) Falsificationism holds that theories should aim to disprove, not prove, themselves through falsifiable predictions. However, it is difficult to definitively falsify theories.
4) Scientism claims science can explain all human aspects, but this is self-refuting and ignores aspects beyond scientific quantification.
Attribution theory seeks to explain how people make causal inferences about behaviors and events. There are three main theories of attribution:
1. Heider's naive scientist theory proposes that people try to rationally determine causes of events and behaviors.
2. Jones and Davis' correspondent inference theory examines how we attribute behaviors to internal dispositions versus external factors.
3. Kelley's covariation principle looks at distinctiveness, consistency, and consensus to determine if a cause is internal or external.
Weiner later expanded on this work by categorizing attributions along dimensions of locus (internal vs. external) and stability (stable vs. unstable). Attribution errors can also occur, such as the fundamental attribution error and
Mind mapping is a note taking technique developed by Tony Buzan in 1974 that uses diagrams to visually organize information with branches of key words and images radiating from a central concept. It is done on a landscape page with the central idea at the top and related concepts branching out and connected by lines to engage both sides of the brain for better recall, creativity, and focus when taking notes, generating ideas, brainstorming, summarizing, writing, and more.
Argumen terdiri atas serangkaian kalimat yang saling terkait, dimana beberapa kalimat berfungsi sebagai premis untuk memberikan alasan pada kesimpulan. Ciri argumen adalah memiliki premis dan kesimpulan, dibangun dengan bahasa, dan bertujuan untuk memberikan alasan pada kesimpulan. Bahasa digunakan untuk membangun argumen karena memungkinkan representasi dan penggunaan bersama untuk tujuan meyakinkan, membenarkan
This document contains a list of 79 students with their student ID numbers, names, class, scores on assignments, midterms, finals and total scores for the course "[K10A204A] Sosiologi Komunikasi". The students' total scores are classified into letter grades ranging from A to K.
Makalah ini membahas tentang pengertian/konsep/term dalam logika. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain makna pengertian/konsep/term, pembagian pengertian berdasarkan isi, luas, dan kesempurnaan, serta penggolongan pengertian menurut Aristoteles menjadi substansi dan aksidensi.
Definisi memberikan batasan arti kata secara tepat, jelas, dan singkat. Terdapat beberapa jenis definisi seperti definisi nominal yang menjelaskan arti kata, definisi real yang memperlihatkan unsur-unsur suatu hal, dan definisi sebab akibat yang menunjukkan hubungan penyebab dan akibat. Patokan membuat definisi mencakup tidak boleh keluar dari cakupan arti kata, tidak menggunakan kata yang didefinisikan, serta
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)Muhsyahrudin
Dokumen tersebut merangkum berbagai konsep berpikir kritis, termasuk definisi berpikir kritis dari beberapa tokoh, pola penalaran, identifikasi alasan dan kesimpulan, asumsi, konteks, dan evaluasi penalaran. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan pengantar tentang berpikir kritis secara umum.
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan kemampuan membedakan nuansa makna gagasan dan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi. Pemilihan kata harus memenuhi ketepatan makna, kesesuaian konteks, dan penguasaan kosakata.
Analisis simantik, lesikal, dan sintaksis Alkitab Perjanjian Lama membantu memahami makna teks dengan lebih mendalam. Metode yang dijelaskan meliputi mengenali bentuk sastra, struktur teks, hubungan antar kata, makna kata secara individu, dan sintaksis. Perikop paralel juga membantu menentukan makna kata yang kabur.
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang berpikir kritis, yang didefinisikan oleh beberapa tokoh seperti John Dewey, Edward Gleser, Robert Ennis, Richard Paul, dan Michael Scriven. Dokumen ini juga membahas tentang mengidentifikasi alasan dan kesimpulan dalam bahasa penalaran, pola-pola penalaran, asumsi, konteks, dan peta berpikir dalam memahami dan mengevaluasi pemikiran orang lain. Selain itu, dibahas pula
Dokumen tersebut membahas konsep, term, konotasi, dan denotasi. Konsep adalah ide yang diungkapkan dalam bentuk term. Terdapat dua jenis term yaitu sederhana dan kompleks. Konotasi adalah definisi suatu term yang menunjukkan genus dan sifatnya. Sedangkan denotasi adalah lingkup hal yang dapat ditunjuk oleh suatu term.
Dokumen tersebut merangkum biografi singkat Nur Agustinus sebagai psikolog, dosen, penulis dan pengamat fenomena UFO. Dokumen ini juga membahas berbagai topik yang berkaitan dengan UFO seperti penampakan, bentuk, teknologi, konspirasi serta perspektif ilmiah dan spiritual mengenai UFO.
Crop circle muncul di Sleman pada Januari 2021 dan menimbulkan banyak pertanyaan. Fenomena ini memberi harapan baru untuk penelitian UFO di Indonesia meskipun analisisnya sulit. Dampaknya termasuk meningkatkan minat masyarakat terhadap UFO meski hasil penelitian resmi kemungkinan tak diketahui.
This document discusses the history of space exploration from the 1940s to present day. It covers early milestones like the first animals and humans launched into space by the Soviet Union and United States in the Space Race. Major events discussed include the first American satellite Explorer 1 in 1958, the Apollo moon landings starting in 1969, and the ongoing International Space Station project since 1998. The document also examines the genres of science fiction and how it relates to real scientific exploration and possibilities.
Buku ini membahas fenomena Betebedi yang telah dilaporkan sejak berabad-abad lalu. Meskipun ada perdebatan mengenai keberadaannya, buku ini menyajikan analisis terhadap laporan-laporan saksi mata untuk memahami karakteristik objek yang dilaporkan. Laporan-laporan itu menunjukkan adanya benda-benda asing yang memiliki kecepatan, gerakan, dan bentuk yang berbeda dari pesawat pada umumnya.
Dokumen tersebut membahas laporan pengamatan UFO yang dilaporkan oleh beberapa personel militer dan warga sipil di Amerika Serikat pada tahun 1966. Ada beberapa kejadian aneh yang terjadi di pangkalan militer seperti gangguan sinyal radio dan deteksi objek tak dikenal di radar. Salah satu saksi melihat benda berbentuk pipih bergerak di atas permukaan air danau sebelum menghilang di awan. Dokumen ini menganalisis empat kemung
Lonnie Zamora, seorang polisi di Socorro, New Mexico, melaporkan penglihatan UFO dan dua makhluk asing pada tahun 1964. Banyak ahli UFO meyakini laporan Zamora, namun Philip Klass meragukan kesaksian Zamora karena beberapa kejanggalan dalam kisahnya. Kasus ini terus menjadi perdebatan antara mereka yang percaya dan tidak percaya bahwa UFO dan makhluk asing benar-benar dilihat Zamora.
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alienNur Agustinus
Tiga kalimat ringkasan:
Dua nelayan di Mississippi, Charles Hickson dan Calvin Parker, mengklaim mereka diculik oleh makhluk asing dari sebuah pesawat UFO pada tahun 1973. Kisah mereka mendapat perhatian besar namun juga banyak dipertanyakan karena kurangnya bukti fisik dan kesaksian lain. Identitas dan niat sebenarnya Hickson dan Parker tetap menjadi misteri.
- The document discusses the history of UFO sightings and the US government's secret projects related to UFOs from 1947 to the present. It describes many notable UFO sightings and incidents, as well as projects established by the military like Project Sign and meetings with aliens allegedly held by President Eisenhower. It raises the question of whether recent government revelations about UFOs are part of a psychological operation or a real disclosure of extraterrestrial contact.
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)Nur Agustinus
Artikel ini membahas tentang berbagai misteri yang ada di Pulau Alor, seperti batu raksasa yang berserakan di pantai, gua-gua misterius, dan ritual adat unik warga Pulau Alor. Pulau Alor memiliki banyak daya tarik wisata alam dan budaya yang belum banyak diketahui wisatawan.
Berita di Tempo (edisi 12 Pebruari 1977) tentang kedatangan ahli UFO dari AS, J Allen Hynek, ke Jakarta bertemu Pak Salatun, ketua LAPAN waktu itu, di bulan Desember 1976. Hynek adalah peneliti UFO di Project Blue Book, yang merupakan proyek resmi angkatan udara Amerika Serikat yang menyelidiki fenomena UFO.
Buku ini membahas dua bagian, yaitu perjalanan terbentuknya Indonesia UFO Network dan insiden kehadiran makhluk asing di Kepulauan Alor tahun 1959. Bagian pertama menjelaskan upaya pembentukan wadah untuk jejaring komunitas UFO di Indonesia agar informasi bisa dibagikan ke publik. Beberapa negara seperti Prancis, Irlandia, Jepang, dan Inggris telah merilis dokumen rahasia mereka tentang UFO untuk menjawab
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
1. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
Definisi
Tujuan pembelajaran:
"Definisi," menjelaskan bagaimana definisi diciptakan dan bagaimana mengkritisinya. Anda perlu dapat
menerapkan teknik definisi untuk melakukan analisis sebuah perselisihan.
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk:
1. Membedakan antara perdebatan yang sungguh-sungguh dan perselisihan yang hanya verbal.
2. Memahami lima jenis definisi, dan penggunaannya.
3. Tahu bagaimana membangun definisi denotatif dan definisi konotatif.
4. Mengidentifikasi variasi dari definisi.
5. Mengaplikasikan lima aturan tradisional definisi berdasarkan jenis dan kelompoknya.
A. Pengertian Definisi
Kata definisi berasal dari bahasa Latin definitio yang artinya pembatasan. Definisi adalah suatu bagian
yang menjelaskan makna sebuah istilah (kata, frase atau simbol). Setiap definisi terdiri dari dua bagian,
yaitu definiendum dan definiens. Definiendum adalah kata atau kelompok kata yang didefinisikan.
Definiens adalah kata atau susunan kata yang mendefinisikan. Contoh: Es adalah air yang membeku.
Term “Es” disebut definiendum dan susunan kata-kata “air yang membeku” disebut definiens.
Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat.
Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur
dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain
Definisi merupakan langkah pertama untuk menghindari kekeliruan, terutama kekeliruan yang
disebabkan oleh faktor bahasa. Pada hakekatnya, definisi merupakan komponen dari ilmu pengetahuan
yang merumuskan dengan singkat dan tepat tentang sesuatu objek. Definisi yang disusun dan disepakati
menjadi alat dan prasyarat untuk berfikir dengan logis. Definisi bertugas menetukan batas suatu
pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Definisi terdiri atas dua bagian, yaitu definiendum (kata yang
didefinisikan) dan definiens (sejumlah kata yang menjelaskan batasannya).
Kesulitan utama dalam membuat definisi adalah kebutuhan untuk menggunakan istilah-istilah lain yang
telah dipahami atau mudah didapat. Penggunaan istilah dengan contoh sederhana mungkin cukup.
Sebaliknya, definisi kamus memiliki rincian tambahan, biasanya termasuk ulasan singkat tentang asal
usul kata yang menunjukkan makna sebelumnya dan bahasa turunan.
Irving M Copi, menjelaskan ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu:
1
2. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
1. Menambah perbendaharaan kata. Pada hakekatnya bahasa merupakan suatu instrumen yang
rumit dan terus berkembang, padahal perannya sangat penting. Berdasarkan hal ini, sangat
mungkin sebuah kata akan berkembang mempunyai arti baru atau suatu kejadian akan
menimbulkan suatu istilah baru. Istilah baru dibutuhkan untuk satu fenomena baru misalnya.
Hal ini memperkaya perbendaharaan bahasa.
2. Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas. Tujuan ini sangat penting karena jika berdiskusi
dengan kata-kata yang rancu, maka argumen yang dihasilkan juga menjadi rancu.
3. Memperjelas arti suatu kata. Dengan menetapkan definisi, kita menjadi tidak ragu lagi dalam
menggunakan kata yang bersangkutan. Hal ini lebih menjamin efektivitas berkomunikasi, di
mana argumen yang diproduksi akan lebih tepat dan benar (secara logika).
4. Menjelaskan secara teoritis. Definisi ini merupakan jenis definisi yang khusus dibuat untuk
menjelaskan teori yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Penjelasannya tidak
semata menarasikan, tapi lebih berteori.
5. Mempengaruhi tingkah laku. Definisi juga dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau
mengendalikan emosi seseorang. Kembali kepada tiga fungsi bahasa, disini bahasa lebih untuk
fungsi ekspresif dibandingkan fungsi informatif.
Merujuk pada lima tujuan di atas, ada lima jenis bentuk definisi, yaitu definisi stipulatif, definisi leksikal,
definisi ketepatan, definisi teoritis, dan definisi persuasif. Dalam merumuskan definisi suatu istilah perlu
diperhatikan beberapa syarat agar definisi yang dirumuskan tersebut secara tepat mengungkapkan
pengertian yang didefinisikan sehingga jelas dan mudah dipahami.
Seperti kata-kata yang lain, definisi suatu istilah memiliki arti yang agak berbeda dalam konteks yang
berbeda. Sebuah definisi dapat menggambarkan sebuah arti yangdigunakan secara umum, atau makna
yang sengaja ditentukan langsung oleh pembicara (stipulatif). Misalnya, dalam bahasa formal seperti
matematika, sebuah definisi 'stipulatif' akan memberi panduan bagi diskusi tertentu. Deskripsi dari
sebuah definisi dapat dikatakan "benar" atau "salah" jika dibandingkan dengan penggunaan umum,
tetapi definisi stipulatif hanya bisa dibantah dengan menunjukkan kontradiksi logis.
Contoh dari definisi stipulatif, misalnya dalam teka-teki induksi oleh Nelson Goodman, istilah "grue"
ditetapkan sebagai "properti dari obyek yang membuatnya tampak hijau jika diamati sebelum beberapa
t waktu di masa depan, dan biru jika diamati sesudahnya." Kata "grue" tidak memiliki makna dalam
bahasa Inggris standar, karena itu, Goodman menciptakan istilah baru dan memberinya definisi
stipulatif.
B. Perselisihan, Perselisihan Verbal, dan Definisi
Definisi yang baik dapat menjalankan fungsi ekspresif dan sekaligus informatif. Beberapa kekeliruan
dapat bersifat verbal, atau karena kekeliruan berbahasa. Bahasa yang buruk bisa menyesatkan dan
sekaligus membatasi efektifitas penyampaian. Perselisihan (disputes) misalnya dapat terjadi karena tiga
hal, yaitu:
2
3. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
1. Ketidaksepakatan pada apakah proposisinya benar
2. Istilah yang menimbulkan kebingungan
3. Problem ambiguitas yang tidak berhasil dipecahkan.
Dalam bahasa sehari-hari, kita sering menggunakan kata-kata yang ambigu dan juga kata-kata yang tidak
jelas, namun kita cenderung membiarkannya. Dalam dunia akademik, kata yang ambigu dan tidak jelas
dhihindari, yaitu dengan menetapkan definisi yang jelas dan mudah dipahami. Berdasarkan
penyebabnya, perselisihan dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori:
1. Perselisihan sejati (obviously genuine)
Dalam perselisihan sejati, pihak-pihak yang terkait secara eksplisit dan jelas menujukkan
ketidaksepakatan, baik dalam keyakinan atau sikap. Dengan kata lain, melibatkan
ketidaksepakatan tentang apakah atau beberapa proposisi adalah benar. Biasanya orang
yang terlibat dalam perselisihan sejati menyetujui makna kata-kata sesuai perspektif
masing-masing. Untuk mencapai resolusi dari perbedaan itu, masing-masing dapat
mengusulkan dan menilai argumen-argumen secara logis.
Sebagai contoh: Anda percaya ada kehidupan cerdas di planet lain tapi saya tidak. Jadi
ada peselisihan yang sangat jelas dan bahasa bukanlah merupakan sumber perselisihan
kita dalam kasus ini.
2. Perselisihan lisan (verbal)
Biasanya perselisihan verbal muncul ketika istilah kunci yang diperselisihkan
berdasarkan keyakinan mereka adalah ambigu, atau ketika sebuah frase atau kata yang
sentral ditangkap secara berbeda, yang mungkin sama-sama sah tetapi itu seharusnya
tidak membingungkan. Sebuah perselisihan verbal akan berakhir jika orang-orang yang
terlibat sampai pada kesepakatan tentang arti istilah-istilah mereka.
Istilah yang ambigu adalah istilah dengan dua atau lebih makna yang berbeda. Misalnya,
kata "man" dalam bahasa Inggris dapat berarti "gender" (laki-laki) atau "spesies"
(manusia). Contoh lain adalah kata “rasio”. Rasio adalah akal sehat yang memungkinkan
manusia lebih dari mahluk hidup lainnya. Namun rasio juga bisa berarti pembandingan
dua angka yang ada dalam laporan keuangan.
Sering terjadi di mana dua orang yang tampaknya tidak setuju secara substansial - tetapi
ada perselisihan yang sebenarnya merupakan hasil dari penggunaan istilah ambigu –
dan jika hal ini terjadi maka disebut perselisihan verbal.
3. Perselisihan nampak seperti verbal tapi sebenarnya sejati (genuine)
Jenis perselisihan ini sebagian karena hasil dari bahasa yang ambigu. Namun, meskipun
perselisihan verbal diselesaikan, perbedaan nyata dalam kepercayaan atau sikap tetap
ada.Jadi, nampak seperti perselisihan verbal di permukaan tapi sebenarnya perselisihan
3
4. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
sejati. Pihak yang terlibat mungkin memang salah paham satu sama lain dalam
penggunaan istilah, tetapi pertengkaran mereka melampaui kesalahpahaman ini.
Sengketa semacam ini ketiga kadang-kadang juga disebut "criterial" atau beda secara
"konseptual."
Hal ini nampak dalam kemampuan pihak-pihak yang terlibat dalam perselisihan itu
memecahkan setiap problem ambiguitas. Dengan metode penalaran yang tepat,
problem ini dapat diselesaikan.
C. Jenis-jenis Definsi dan Mengatasi Perselisihan
Simbol yang didefinisikan disebut definiendum; simbol atau kelompok simbol yang digunakan untuk
menjelaskan makna definiendum disebut definien. Definien adalah simbol lain atau kelompok simbol
yang, menurut definisi, memiliki arti yang sama seperti definiendum tersebut. Adalah merupakan
kesalahan jika mengatakan bahwa defines adalah arti dari definiendum. Yang benar, antara definiendum
dengan definien mempunyai makna yang sama.
Bruggink (1996) menyebutnya sebagai definiendum untuk perkataan yang harus didefinisikan
dan definiens untuk perkataan-perkataan yang mewujudkan definisi. Selanjutnya Bruggink memberikan
batasan yang berkaitan dengan definisi, yaitu :
1. Definiens harus lebih jelas ketimbang definiendum.
2. Definiendum tidak boleh ada dalam definien. Misalnya “pelajar” sebagai “seseorang yang
belajar”
3. Definiens tidak boleh negatif. Misalnya “wanita” sebagai “seseorang yang adalah bukan pria”
Definiendum dan definien harus dapat di putar balik. Dengan syarat ini orang memaksudkan bahwa
definieum dan definien harus sedemikian identik, sehingga mereka dalam setiap konteks dapat saling
menggantikan. Jadi, definien hanya boleh menunjuk pada definiendum dan sebaliknya.
Prinisip penggunaan definisi dalam penalaran adalah untuk menghilangkan ambiguitas. Untuk mengatasi
ambiguitas, ada dua bentuk definisi yang secara umum digunakan yaitu stipulatif dan leksikal, yang
secara efektif dapat menyelesaikan perselisihan verbal. Secara keseluruhan ada lima jenis definisi.
1. Definisi Stipulatif (Stipulative Definitions)
Sebuah definisi stipulatif adalah jika sebuah simbol baru atau istilah diperkenalkan dengan pengertian
yang ditetapkan secara sewenang-wenang. Definisi ini dibuat bilamana seseorang ingin
memperkenalkan konsep yang sama sekali baru. Jadi yang bersangkutan mempunyai kebebasan penuh
untuk memberi isi pada simbol tersebut dengan muatan makna atau konsepsi yang dikehendakinya.
Sebuah definisi stipulatif adalah tidak benar atau salah, akurat atau tidak akurat.
Contoh:
4
5. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
Quark: Istilah ini diperkenalkan oleh Murray Gell-Mann setelah dia mendengar bunyi bebek
(kwork kwork kwork) dan membaca buku karangan James joyce yang berjudul Finnegans Wake
yang didalamnya terdapat kata quark. Arti kata quark adalah inti dari suatu atom yang terkecil.
Antibiotika: Istilah antibiotik muncul pada literatur mikrobiologi awal tahun 1928. Diperkenalkan
oleh Selman Waksman, di mana antibiotik adalah substansi kimia yang diperoleh dari
mikroorganisme, dalam larutan encer mereka mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan dan membinasakan mikroba lain.
2. Definisi Leksikal (Lexical Definitions)
Sebuah definisi leksikal adalah bentuk definisi yang dapat ditemukan dalam kamus, yang berarti bahwa
pengertian dari istilah itu (definiendum) sudah ada. Dengan kata lain, sebuah deskripsi diberikan oleh
seorang penutur dengan cara menggunakan istilah tertentu dalam bahasa mereka. Definisi ini dibuat
dengan maksud menghilangkan kerancuan atau untuk memperkaya kosa-kata bagi yang
menggunakannya.
Contoh:
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (KBBI)
Ateis adalah orang yg tidak percaya akan adanya Tuhan
Orang adalah makhluk yg berakal budi.
3. Definisi yang menegaskan (Precising Definitions)
Definisi ini berfungsi untuk mengurangi ketidakjelasan, menghilangkan kekaburan, mempertegas dan
menjelaskan batas dari muatan makna. Sebuah istilah menjadi ambigu dalam konteks tertentu karena
mempunyai lebih dari satu makna dan konteks tidak membuat jelas apa yang dimaksudkan. Definisi
jenis ini penting dalam hukum dan undang-undang.
Contoh:
Dalam UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE): Orang adalah
orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum.
Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai 18.00.
4. Definisi Teoritis (Theoretical Definitions)
Definisi teoritis sering disebut juga dengan definisi analitis, dibuat dengan maksud untuk
mengungkapkan ciri-ciri yang secara teoritis memadai dari sebuah obyek tertentu.
Definisi ini mencoba untuk merumuskan deskripsi teoritis yang memadai atau ilmiah yang berguna dari
objek yang istilah berlaku. Definisi teoritis berjalan seiring dengan penerimaan kerangka teoritis yang
komprehensif untuk memahami materi subjek yang bersinggungan dengan istilah yang dimaksud.
Contoh:
5
6. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
Logika simbolik adalah ilmu tentang penyimpulan yang sah (absah), khususnya yang
dikembangkan dengan penggunaan metode-metode matematika dan dengan bantuan simbol-
simbol khusus sehingga memungkinkan seseorang menghindarkan makna ganda dari bahasa
sehari-hari (Frederick B. Fitch dalam bukunya “Symbolic Logic”).
Hidrogen adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dengan nomor atom 1.
5. Definisi Persuasif (Persuasive Definitions)
Definisi persuasif adalah definisi yang dirumuskan dan digunakan secara persuasif untuk menyelesaikan
perselisihan dengan mempengaruhi sikap atau mengobarkan emosi, sering mengandalkan pada
penggunaan bahasa emotif. Dengan kata lain, tujuan dari definisi ini adalah untuk mempengaruhi sikap
terhadap suatu konsep tertentu.
Contoh:
Ateis adalah seseorang yang masih belum menyadari bahwa Tuhan itu ada.
D. Ekstensional dan Intensional
Definisi menjelaskan muatan makna (konsepsi dari sebuah simbol). Muatan makna itu dibedakan ke
dalam dua jenis, yakni luas/lingkup pengertian (ekstensional) dan isi pengertian (intensional).
Luas/lingkup pengertian yaitu semua obyek atau orang yang termasuk dalam pengertian itu
disebut ekstensi. Muatan makna ekstensional atau denotatif diberikan atau dilekatkan pada
simbol untuk menunjuk obyek atau himpunan obyek. Menunjuk pada gejala yang memenuhi
ciri-ciri yang dimaksud dalam terma definiendum atau fakta-fakta yang menjadi anggotanya
(makna denotatif).
Isi pengertian disebut intensi/konotasi yaitu keseluruhan ciri-ciri yang mewujudkan pengertian
itu (dalam bahasa Inggris disebut ”sense” dan dalam bahasa Perancis disebut ”signification”).
Muatan makna tertentu diberikan pada atau diisi ke dalam sebuah simbol untuk
memperlihatkan adanya ciri-ciri yang mirip dan unik dari obyek atau himpunan obyek tertentu.
Menunjuk pada ciri-ciri dari terma definiendum (makna konotatif atau komprehensif).
Sebagai contoh: sebuah definisi intensional dari “Perdana Menteri” bisa berarti menteri yang paling
tinggi dari sebuah kabinet dalam sebuah pemerintahan berdasarkan sistem parlementer. Sementara
definisi ekstensional akan bisa dimaknai sebagai sebuah daftar dari seluruh perdana menteri dari masa
lalu, sekarang dan masa depan.
Setiap istilah umum memiliki baik makna sebuah intensional dan makna ekstensional. Dengan eksistensi
kita memaksudkan semua objek atau orang yang termasuk ke dalam pengertian itu. Hubungan antara
intensi dan ekstensi pengertian dapat dinyatakan dalam dua dalil.
6
7. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
Dalil pertama: Intensi menentukan ekstensi, yang berarti bahwa isi sebuah pengertian
menentukan keluasan lingkup pengertian. Obyek-obyek atau orang-orang siapa saja yang
termasuk dalam suatu pengertian bergantung pada keseluruhan ciri-ciri yang mewujudkan
pengertian itu.
Dalil kedua: Intensi berbanding terbalik dengan Ekstensi, yang berarti semakin sedikit intensi
pengertian memuat ciri-ciri (semakin kurang persis), maka semakin banyak obyek atau orang
yang termasuk kedalam ekstensi pengertian itu.
Jadi, antara isi dan luas pengertian terdapat suatu hubungan. Sifatnya dapat dijabarkan sebagai
berikut: semakin banyak isinya, semakin kecil luas (daerah lingkup)nya. Semakin banyak (besar)
isinya hanyalah menyatakan bahwa benda yang ditunjukkan itu menjadi semakin konkret, nyata
dan tertentu. Sebaliknya, semakin sedikit isinya, semakin luas lingkungan (daerah lingkupnya).
Ini pun hanyalah menyatakan bahwa apa yang ditunjukkan itu menjadi semakin abstrak, tidak
(kurang) mendekati kenyataan.
Catatan:
Definisi sinonim adalah sesuatu yang mendefinisikan kata dengan menyediakan kata lain, yang
maknanya sudah dipahami dan memiliki makna yang sama dengan yang pertama.
Definisi operasional adalah sesuatu untuk menyatakan istilah yang diterapkan secara benar pada kasus
tertentu jika dan hanya jika kinerja operasi tertentu dalam kasus yang menghasilkan akibat spesifik.
Ketika definisi sinonim tidak tersedia dan definisi operasional tidak cocok, kita dapat menggunakan
definisi berdasarkan genus dan pembeda. Definisi jenis ini paling baik untuk menjelaskan istilah kelas.
Kelas adalah definisi abstrak dari sebuah objek. Definisi ini menjelaskan bahwa struktur dan perilaku dari
tiap objek tergabung dalam suatu kelas.
Kelas adalah kumpulan obyek yang memiliki beberapa karakteristik sama. Banyak kelas dapat dibagi
menjadi sub-kelas. Kita menyebut kelas umum sebagai genus dan subclass dengan spesies. Setiap
spesies dari genus yang diberikan memiliki karakteristik khusus tertentu yang membedakannya dari
semua spesies lain dari genus. Kita dapat mendefinisikan spesies tertentu dari genus dengan bantuan
karakteristik khusus (pembeda). Sebagai contoh, kita dapat mendefinisikan segi enam sebagai poligon
(genus) dengan enam sisi (pembeda), dan kita dapat mendefinisikan manusia sebagai hewan (genus)
yang mampu berpikir rasional (pembeda).
E. Aturan merumuskan Definisi berdasarkan Genus dan Pembeda
Lima aturan yang berguna untuk mengevaluasi definisi leksikal berdasarkan genus dan pembeda:
Aturan 1: Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki atau terdapat dalam definiendum.
Contoh : sepatu tidak dapat didefinisikan hanya dengan menyebutkan bentuk dan bahan pembuatnya
tetapi juga harus diungkapkan kegunaannya.
7
8. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi
Aturan 2: Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan kata lain apa yang didefinisikan tidak
boleh masuk ke dalam definisi. Contoh : Logika adalah ilmu yang menerangkan hukum logika
Aturan 3: Definisi tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit. Contoh : Merpati adalah burung yang dapat
terbang (terlalu luas) dan Kursi adalah tempat duduk yang terbuat dari kayu (terlalu sempit)
Aturan 4: Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan kesamar-samaran. Contoh : kehidupan
adalah sepotong keju atau aluminium adalah satu tipe besi yang ringan.
Aturan 5: Definisi tidak boleh dalam bentuk kalimat negatif. Contoh : Keindahan adalah suatu keadaan
yang tidak jelek.
8