Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas perbandingan kuat tekan dan modulus elastisitas beton yang menggunakan pasir Lumajang dan Malang sebagai bahan penyusunnya. Dokumen ini membahas metode penelitian yang dilakukan mulai dari pengadaan bahan, desain campuran beton, pembuatan sampel, pengujian sampel, hingga analisis data hasil pengujian.
SNI 03-1974-1990 merupakan standar nasional Indonesia tentang metode pengujian kuat tekan beton. Standar ini menjelaskan prosedur pengujian kuat tekan beton mulai dari persiapan sampai pelaporan hasil, termasuk jenis peralatan, cara pembuatan dan pematangan sampel, proses pengujian, dan perhitungan hasil pengujian.
Laporan ini merangkum hasil pengujian elemen struktur beton pada bangunan ekisting di Denpasar menggunakan alat palu beton tipe N. Pengujian dilakukan pada 5 lokasi untuk memperkirakan kuat tekan beton. Hasilnya menunjukkan kuat tekan berkisar antara 313-379 kg/cm2.
Laporan praktikum menguji slump beton untuk menentukan kekentalan beton segar. Praktikum mengukur slump sebesar 10,233 cm dengan 3 titik pengukuran. Nilai ini sesuai untuk konstruksi tertentu menurut PBI 71 tetapi tidak untuk konstruksi lainnya.
Metode ini menjelaskan prosedur pengujian kuat lentur beton dengan menggunakan mesin uji sederhana dan sistem beban titik di tengah sesuai dengan standar nasional Indonesia. Pengujian dilakukan untuk memperoleh parameter kuat lentur dengan mempersiapkan sampel silinder atau balok beton, melakukan pengujian patah dengan beban berangsur-angsur, dan menghitung kuat lentur berdasarkan rumus yang sesuai dengan pola keruntuhan.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang perbandingan kuat tekan beton dengan menggunakan perbandingan volume dan perbandingan berat agregat untuk produksi beton massa menggunakan agregat batu pecah Merapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat tekan dan mutu pelaksanaan beton dengan menguji sampel silinder beton hasil produksi menggunakan kedua perbandingan tersebut. Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata ku
[Ringkasan]
Pengetahuan umum beton membahas tiga poin utama:
1) Definisi beton sebagai material komposit yang terdiri dari semen, air, agregat halus dan kasar.
2) Jenis-jenis beton yaitu beton ringan, normal dan berat yang dibedakan berdasarkan berat jenisnya.
3) Proporsi bahan penyusun beton yang terdiri dari semen, air, dan agregat.
SNI 03-1974-1990 merupakan standar nasional Indonesia tentang metode pengujian kuat tekan beton. Standar ini menjelaskan prosedur pengujian kuat tekan beton mulai dari persiapan sampai pelaporan hasil, termasuk jenis peralatan, cara pembuatan dan pematangan sampel, proses pengujian, dan perhitungan hasil pengujian.
Laporan ini merangkum hasil pengujian elemen struktur beton pada bangunan ekisting di Denpasar menggunakan alat palu beton tipe N. Pengujian dilakukan pada 5 lokasi untuk memperkirakan kuat tekan beton. Hasilnya menunjukkan kuat tekan berkisar antara 313-379 kg/cm2.
Laporan praktikum menguji slump beton untuk menentukan kekentalan beton segar. Praktikum mengukur slump sebesar 10,233 cm dengan 3 titik pengukuran. Nilai ini sesuai untuk konstruksi tertentu menurut PBI 71 tetapi tidak untuk konstruksi lainnya.
Metode ini menjelaskan prosedur pengujian kuat lentur beton dengan menggunakan mesin uji sederhana dan sistem beban titik di tengah sesuai dengan standar nasional Indonesia. Pengujian dilakukan untuk memperoleh parameter kuat lentur dengan mempersiapkan sampel silinder atau balok beton, melakukan pengujian patah dengan beban berangsur-angsur, dan menghitung kuat lentur berdasarkan rumus yang sesuai dengan pola keruntuhan.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang perbandingan kuat tekan beton dengan menggunakan perbandingan volume dan perbandingan berat agregat untuk produksi beton massa menggunakan agregat batu pecah Merapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat tekan dan mutu pelaksanaan beton dengan menguji sampel silinder beton hasil produksi menggunakan kedua perbandingan tersebut. Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata ku
[Ringkasan]
Pengetahuan umum beton membahas tiga poin utama:
1) Definisi beton sebagai material komposit yang terdiri dari semen, air, agregat halus dan kasar.
2) Jenis-jenis beton yaitu beton ringan, normal dan berat yang dibedakan berdasarkan berat jenisnya.
3) Proporsi bahan penyusun beton yang terdiri dari semen, air, dan agregat.
Laporan ini membahas perencanaan campuran beton untuk praktikum teknologi bahan konstruksi. Terdapat penjelasan mengenai perhitungan tegangan karakteristik, deviasi standar, nilai tambah margin, tegangan rata-rata yang dibutuhkan, jenis semen dan agregat, serta perhitungan faktor air-semen yang diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan campuran beton, mulai dari tujuan perancangan campuran beton untuk memenuhi komposisi dan proporsi bahan penyusunnya, metode-metode perancangan seperti ACI, DEO, PCA, hingga langkah-langkah perancangan menurut metode-metode tersebut.
Kendali mutu beton di lapangan membahas tentang pengambilan sampel beton di lapangan, persyaratan jumlah sampel berdasarkan volume beton yang dicurahkan, dan evaluasi hasil uji kuat tekan beton berdasarkan SNI. Dokumen ini juga membahas tentang kemungkinan penyebab kegagalan sampel beton dan cara memperbaiki hasil uji, serta pembahasan singkat tentang uji pantul sebagai alternatif pengujian kuat tekan beton.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas beton seperti campuran, umur, dan tulangan. Mahasiswa akan melakukan percobaan untuk menentukan gradasi pasir dan kerikil, slump beton, berat isi beton, serta kuat tekan beton silinder. Praktikum ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang desain campuran dan sifat mekanis beton.
Bab ini membahas pengelompokan agregat berdasarkan ukuran butir nominal, bentuk, berat volume, dan gradasi. Agregat dikelompokan menjadi agregat halus dengan ukuran kurang dari 5 mm, dan agregat kasar dengan ukuran lebih dari 5 mm. Bentuk agregat meliputi bulat, tidak teratur, bersudut, panjang, dan pipih. Berdasarkan beratnya, agregat dibedakan menjadi normal, ringan, dan berat. Gradasi agregat ad
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang cara uji slump beton yang mencakup ruang lingkup, definisi istilah, rangkuman metode pengujian, peralatan yang diperlukan, langkah-langkah pengujian, dan ketentuan pelaporan hasil uji.
Dokumen tersebut membahas tentang alat dan bahan yang digunakan dalam proyek pembangunan, termasuk manajemen pengadaan, penyimpanan, dan penggunaannya. Disebutkan pula jenis-jenis alat konstruksi seperti tower crane, backhoe, dump truck, concrete pump, dan mixer truck yang digunakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
Dokumen tersebut membahas tentang slump test yang digunakan untuk mengetahui kekentalan adukan beton dengan mengukur penurunan tinggi beton setelah dikeluarkan dari kerucut Abram. Slump test harus dilakukan untuk setiap truk mixer beton karena kualitas beton dari masing-masing truk bisa berbeda, dan hasil uji slump dibandingkan dengan standar yang ditetapkan untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi.
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah menentukan proporsi campuran beton normal menggunakan metode ACI 211.1-1999 untuk mendapatkan mutu beton 25 MPa, meliputi pemilihan slump dan ukuran agregat maksimum, perkiraan air dan udara, rasio air-semen, perhitungan semen dan volume agregat kasar serta halus.
1. Tiga cara utama untuk menilai kualiti pembinaan adalah pemerhatian visual, pengukuran menggunakan alat, dan ujian tidak merosakkan.
2. Pemerhatian visual dapat mendeteksi keretakan, permukaan kasar, kebocoran, dan saluran yang rusak.
3. Pengukuran menggunakan alat dapat mengukur ketidakseragaman jarak pintu dan lantai yang tidak rata.
4. Ujian tidak merosakkan
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan agregat baik halus maupun kasar serta bahan tambahan. Untuk mendapatkan beton berkualitas, perbandingan campuran harus sesuai standar. Pemeriksaan mutu bahan campuran meliputi semen, air, dan agregat untuk menentukan kelayakannya sebelum digunakan membuat beton.
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang berfungsi untuk menyangga beban seluruh bangunan dan meneruskannya ke pondasi. Kolom didesain menggunakan beton bertulang yang tahan tekanan dan tarikan untuk menopang berbagai jenis beban. Makalah ini membahas definisi, fungsi, letak, jenis, dan metode pelaksanaan pekerjaan kolom pada bangunan.
Laporan ini membahas perencanaan campuran beton untuk praktikum teknologi bahan konstruksi. Terdapat penjelasan mengenai perhitungan tegangan karakteristik, deviasi standar, nilai tambah margin, tegangan rata-rata yang dibutuhkan, jenis semen dan agregat, serta perhitungan faktor air-semen yang diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan campuran beton, mulai dari tujuan perancangan campuran beton untuk memenuhi komposisi dan proporsi bahan penyusunnya, metode-metode perancangan seperti ACI, DEO, PCA, hingga langkah-langkah perancangan menurut metode-metode tersebut.
Kendali mutu beton di lapangan membahas tentang pengambilan sampel beton di lapangan, persyaratan jumlah sampel berdasarkan volume beton yang dicurahkan, dan evaluasi hasil uji kuat tekan beton berdasarkan SNI. Dokumen ini juga membahas tentang kemungkinan penyebab kegagalan sampel beton dan cara memperbaiki hasil uji, serta pembahasan singkat tentang uji pantul sebagai alternatif pengujian kuat tekan beton.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas beton seperti campuran, umur, dan tulangan. Mahasiswa akan melakukan percobaan untuk menentukan gradasi pasir dan kerikil, slump beton, berat isi beton, serta kuat tekan beton silinder. Praktikum ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang desain campuran dan sifat mekanis beton.
Bab ini membahas pengelompokan agregat berdasarkan ukuran butir nominal, bentuk, berat volume, dan gradasi. Agregat dikelompokan menjadi agregat halus dengan ukuran kurang dari 5 mm, dan agregat kasar dengan ukuran lebih dari 5 mm. Bentuk agregat meliputi bulat, tidak teratur, bersudut, panjang, dan pipih. Berdasarkan beratnya, agregat dibedakan menjadi normal, ringan, dan berat. Gradasi agregat ad
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang cara uji slump beton yang mencakup ruang lingkup, definisi istilah, rangkuman metode pengujian, peralatan yang diperlukan, langkah-langkah pengujian, dan ketentuan pelaporan hasil uji.
Dokumen tersebut membahas tentang alat dan bahan yang digunakan dalam proyek pembangunan, termasuk manajemen pengadaan, penyimpanan, dan penggunaannya. Disebutkan pula jenis-jenis alat konstruksi seperti tower crane, backhoe, dump truck, concrete pump, dan mixer truck yang digunakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
Dokumen tersebut membahas tentang slump test yang digunakan untuk mengetahui kekentalan adukan beton dengan mengukur penurunan tinggi beton setelah dikeluarkan dari kerucut Abram. Slump test harus dilakukan untuk setiap truk mixer beton karena kualitas beton dari masing-masing truk bisa berbeda, dan hasil uji slump dibandingkan dengan standar yang ditetapkan untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi.
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah menentukan proporsi campuran beton normal menggunakan metode ACI 211.1-1999 untuk mendapatkan mutu beton 25 MPa, meliputi pemilihan slump dan ukuran agregat maksimum, perkiraan air dan udara, rasio air-semen, perhitungan semen dan volume agregat kasar serta halus.
1. Tiga cara utama untuk menilai kualiti pembinaan adalah pemerhatian visual, pengukuran menggunakan alat, dan ujian tidak merosakkan.
2. Pemerhatian visual dapat mendeteksi keretakan, permukaan kasar, kebocoran, dan saluran yang rusak.
3. Pengukuran menggunakan alat dapat mengukur ketidakseragaman jarak pintu dan lantai yang tidak rata.
4. Ujian tidak merosakkan
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan agregat baik halus maupun kasar serta bahan tambahan. Untuk mendapatkan beton berkualitas, perbandingan campuran harus sesuai standar. Pemeriksaan mutu bahan campuran meliputi semen, air, dan agregat untuk menentukan kelayakannya sebelum digunakan membuat beton.
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang berfungsi untuk menyangga beban seluruh bangunan dan meneruskannya ke pondasi. Kolom didesain menggunakan beton bertulang yang tahan tekanan dan tarikan untuk menopang berbagai jenis beban. Makalah ini membahas definisi, fungsi, letak, jenis, dan metode pelaksanaan pekerjaan kolom pada bangunan.
Bahan tambahan dan pengganti beton meliputi semen pozzolan, semen kerak tanur tiup, semen khusus, agregat pengganti dan khusus, serta bahan campuran seperti bonding admixture dan grouting admixture. Semen pozzolan dan kerak tanur tiup digunakan sebagai pengganti semen untuk mengurangi biaya. Semen khusus digunakan untuk keperluan khusus seperti tahan air laut, ekspansif, dan pasangan bata. Limbah industri dapat dimanfaat
Teknik Sipil - Perancangan beton metode acinoussevarenna
Dokumen tersebut merinci langkah-langkah perencanaan campuran beton untuk mencapai kuat tekan 30 MPa pada umur 28 hari. Langkahnya meliputi estimasi berat agregat kasar dan halus, jumlah air dan semen, serta koreksi untuk kelengasan agregat. Perhitungan menghasilkan komposisi berat semen 342,6 kg, agregat halus 706,05 kg, agregat kasar 1163,52 kg, dan air 185 kg per meter kubik beton dengan ber
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Laporan ini membahas tentang praktek kerja industri siswa di Safira Profil Beton. Siswa melakukan berbagai aktivitas seperti desain eksterior rumah menggunakan software Revit, finishing eksterior rumah, dan pembuatan elemen eksterior seperti profil-profil beton. Laporan ini berisi ringkasan kegiatan, urutan kerja, serta kesimpulan dan saran.
Dokumen tersebut membahas pengaruh kadar air agregat terhadap beton. Kadar air agregat mempengaruhi jumlah air yang dibutuhkan dalam campuran beton dan semakin besar kadar air agregat, semakin besar pula jumlah air dalam campuran. Penurunan kadar air agregat akan mengakibatkan penurunan nilai slump dari beton yang dihasilkan. Tujuan perancangan campuran beton adalah memperoleh beton yang memiliki kualitas sepert
By: Tony Hartono Bagio Mix Design - ACI 211.1-2002 Table Model
No : 168
A Kuat tekan beton pada umur 28 hari 24 Nama : CONTOH
Slump 25-50
Fw (Fly Ash) = 15% Air Fly Ash Semen Kerikil Pasir TOTAL
147 51 287 1007 736 2228
The mix design provides the materials and proportions to produce 1 cubic meter of concrete with a 28-day compressive strength of 24 MPa and a slump of 25-50 mm. The mix includes 147 kg of water, 51 kg of fly ash, 287 kg of cement, 1007 kg of coarse aggregate,
Fantastic tutorial, shared with us by Dario Ilardi, of Grafica2d3d.com, I recommend to see.
The website is in Italian, but it is full of excellent tutorials, understandable in any language.
This great tutorial, explain, step by step, how to obtain, by using vray 2.0 for sketchup, a render, clear and clean as what we see in the picture below.
Dario say : " I'm experimenting with the use of brute force as a substitute of irradiance map and I must say that in terms of speed and quality impressed me positively "
Thanks so much Dario for this one, the result is really good !
Analisis stabilitas lereng badan jalan rel kereta api yang diperkuat geotekstil. Penelitian ini menganalisis stabilitas lereng asli, struktur baru, dan struktur baru yang diperkuat geotekstil di ruas Semarang-Grobogan KM 29+400 menggunakan software Plaxis 8.2. Hasil analisis menunjukkan panjang deformasi pada lereng asli sebesar 2,1 m dengan faktor keamanan kurang dari 1,3 sehingga tidak aman.
PENYUSUNAN KENDALI MUTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN SPAM.pdfRonnyEp
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan kendali mutu perencanaan dan pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) yang mencakup pengendalian mutu proyek, pengendalian pelaksanaan proyek, dan mutu konstruksi bangunan SPAM yang terdiri dari pekerjaan sipil, perpipaan, dan mekanikal elektrikal."
Dokumen tersebut merupakan daftar judul-judul skripsi yang terkait dengan pendidikan teknik bangunan beserta kontak administrasi untuk memperoleh file skripsinya. Terdapat 31 judul skripsi yang mencakup topik seperti pembelajaran, konstruksi bangunan, ilmu ukur tanah, dan kewirausahaan.
Dokumen tersebut memberikan panduan pelaksanaan konstruksi jembatan beton yang mencakup pekerjaan tanah, perkerasan, struktur, dan metode pelaksanaannya. Pekerjaan struktur meliputi beton 30 MPa untuk lantai jembatan yang dibuat dengan pencampuran, pengecoran, dan pemadatan menggunakan alat. Seluruh pekerjaan dilaksanakan dengan memperhatikan keselamatan kerja dan spesifikasi teknis.
1. BAB III
KAJIAN KUAT TEKAN PEMANFAATAN PASIR
LUMAJANG SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON
DIBANDINGKAN DENGAN PASIR DARI KABUPATEN
MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
Oleh:
Muhammad Adil Fadli (120523400094)
PROGRAM STUDI SI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MALANG
Februari 2016
Teknik Sipil
UM
SEMINAR PROPOSAL
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
2. Teknik Sipil
UM
LATAR BELAKANG
KEBUTUHAN
AKAN BANGUNAN
YANG
MENGALAMI
PENINGKATAN
KEBUTUHAN
AKAN BETON
MENGALAMI
PENINGKATAN
KEBUTUHAN
AKAN MATERIAL
PENYUSUN BETON
MENGALAMI
PENINGKATAN
PASIR TERMASUK
SALAH SATU
MATERIAL
PENYUSUN BETON
PENGGUNAAN
PASIR LUMAJANG
DAN PASIR
MALANG
SEBAGAI
MATERIAL BETON
MUNCUL
PEMIKIRAN
UNTUK
MELAKUKAN
PERBANDINGAN
UJI KUAT TEKAN
BERDASARKAN
PEMIKIRAN
TERSEBUT MAKA
MUNCULLAH
SEBUAH JUDUL
KAJIAN KUAT TEKAN PEMANFAATAN
PASIR LUMAJANG SEBAGAI BAHAN
MATERIAL BETON DIBANDINGKAN
DENGAN PASIR DARI KABUPATEN
MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
3. 1. Apakah ada perbedaan kuat tekan beton yang menggunakan pasir
Lumajang dengan beton yang menggunakan pasir Malang sebagai
material penyusunnya?
2. Jika ada perbedaan, apa yang mempengaruhi perbedaan kuat
tekan beton yang memanfaatkan penggunaan pasir Lumajang
dengan beton yang memanfaatkan penggunaan pasir Malang
sebagai material penyusunnya ?
3. Adakah perbedaan nilai modulus elastisitas beton yang
menggunakan pasir Lumajang dengan beton yang menggunakan
pasir Malang sebagai material penyusunnya?
Teknik Sipil
UM
RUMUSAN MASALAH
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
4. 1. Untuk mengetahui perbedaan kuat tekan beton yang
memanfaatkan penggunaan pasir Lumajang dengan beton yang
memanfaatkan penggunaan pasir Malang sebagai material
penyusunnya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan
kuat tekan beton yang memanfaatkan penggunaan pasir Lumajang
dengan beton yang memanfaatkan penggunaan pasir Malang
sebagai material penyusunnya.
3. Untuk mengetahui perbedaan nilai modulus elastisitas beton yang
menggunakan pasir Lumajang dengan beton yang menggunakan
pasir Malang sebagai material penyusunnya
Teknik Sipil
UM
TUJUAN PENELITIAN
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
5. Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Pasir Lumajang yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir
yang berasal dari Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang.
2. Sedangkan untuk pasir Malang akan digunakan dua jenis pasir yang
berasal dari Kecamatan yang berbeda yaitu dari Kecamatan
Pagelaran dan dari Kecamatan Dampit.
3. Semen yang digunakan adalah semen jenis II ( Semen Gersik).
4. Mix design dalam penelitian ini menggunakan metode DOE, dan
apabila dengan metode Doe mengalami kegagalan maka digunakan
metode coba-coba sebagai penyempurna.
5. Niai kuat tekan rencana (fc’) pada penelitian ini sebesar 20 Mpa
6. Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 10 cm, dan tinggi
20 cm.
7. Pengujian pada beton dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari,
dan 28 hari.
Teknik Sipil
UM
BATASAN MASALAH
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
6. Teknik Sipil
UM
Road Map Penelitian
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
Imansyah
(2013)
Athirah dan
Sabariman
(2014)
Penulis
(2016)
Cahyarini
dan Widjaja
(2014)
8. Teknik Sipil
UM
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah pasir yang
berasal dari Kecamatan Pronojiwo Kabupaten
Lumajang, pasir dari Kecamatan Pagelaran (Pasir
Malang I), dan pasir dari Kecamatan Dampit
Kabupaten Malang (Pasir Malang II)
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
9. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Teknik Sipil
UM
PROSEDUR PENELITIAN
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
10. Teknik Sipil
UM
PENGADAAN DAN PENGUJIAN BAHAN
MATERIAL
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat
halus, agregat kasar, dan semen, untuk agregat halus yang
digunakan berasal dari Kecamatan Pronojiwo Kabupaten
Lumajang, Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Dampit
Kabupaten Malang, untuk agregat kasar menggunakan agregat
kasar yang berasal dari Kabupaten Malang dan untuk semen
menggunakan semen portland jenis I (Semen gersik)
Pengujian bahan material dilakukan untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang sifat fisik atau mekanik
material beton, pengujian tersebut meliputi pengujian berat
jenis semen, pengujian saringan agregat halus, pengujian kadar
air agregat halus, pengujian berat jenis agregat halus, pengujian
saringan agregat kasar, pengujian kadar air agregat kasar,
pengujian berat jenis agregat kasar.
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
12. Gambar 3.2 Diagram Mix Design Metode Doe
Teknik Sipil
UM
MIX DESIGN METODE DOE
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
13. Teknik Sipil
UM
TRIAL MIX DAN PEMBUATAN BENDA UJI
TRIAL MIX
PEMBUATAN BENDA UJI
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
14. Teknik Sipil
UM
PENGUJIAN BETON
Kuat Tekan: Kuat tekan didapatkan dengan cara membagi
beban yang ditahan oleh benda uji terhadap permukaan
beton yang ditekan.
Rumus kuat tekan beton dinotasikan sebagai berikut :
fc’ =
𝑃
𝐴
Dengan : P = Beban yang diberikan (N), A = Luas
penampang benda uji (mm2), fc’ = Kuat tekan beton
(Mpa)
Modulus Elastisitas: pengujian modulus elastisitas beton
didapat dengan cara melakukan uji kuat tekan beton pada
benda uji berbentuk silinder ukuran 10 cm x 20 cm pada
umur 28 hari. Rumus modulus elastisitas beton dinotasikan
sebagai berikut:
E =
𝑆2 −𝑆1
ε2 −0,00005
Dengan : E = Modulus Elastisitas (N/mm2), S1 = Tegangan
saat beban 45% P max, Kuat tekan beton (Mpa). ε =
Regangan longitudinal pada saat beban mencapai 45 %
Pmak
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI
15. Teknik Sipil
UM
ANALISIS DATA
Sesuai dengan rancangan penelitian maka penelitian ini
menggunakan uji ANOVA one way, penentuan kesimpulan
pada uji ANOVA adalah sebagai berikut:
1. Jika harga F hitung > F tabel maka Ho ditolak, maka ada
perbedaan secara signifikan.
2. Jika harga F hitung < F tabel maka Ho
gagal ditolak, maka tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.
Ho = Tidak ada perbedaan kuat tekan pada beton yang
memanfaatkan penggunaan pasir Lumajang dengan
beton yang memanfaatkan penggunaan pasir Malang
sebagai material penyusunnya
BAB III
BAB II
BAB I
BAB IV & V
BAB VI