SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH
MODIFIKASI PERILAKU
“REINFORCEMENT”
OLEH :
- Fierda Kemala Wahab : 14.11.1001.3510.004
- Evan Bastian : 14.11.1001.3510.036
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Modifikasi Perilaku tentang
Teori Reinforcement dengan tepat waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Teori Reinforcement. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik dan saran.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Samarinda, 14 September 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Reinforcement Theory (Teori Penguatan).................................................................. 4
B. Teknik Reinforcement Dalam Modifikasi Perilaku.................................................... 5
C. Contoh Kasus ............................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada
orang lain. Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon.
Perilaku dibagi dalam 3 (tiga) domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif
diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Upaya pemahaman dan perubahan tingkah laku sampai saat ini masih terus
dikembangkan. Seperti yang kita semua tau perilaku seseorang sebagian muncul karena
stimulus dari lingkungannya dan sebagian lagi adalah faktor internal dari manusiannya
sendiri. Kondisi individu yang berperilaku buruk dan menyimpang diharapkan akan dapat
diubah dengan penerimaan isyarat atau rangsangan yang diprogram
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi
banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku
(behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov (tahun
1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical
conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa
ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt. Teori belajar
behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan
2
pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang
diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat reinforcement (penguatan) positif dan
perilaku yang kurang sesuai mendapat reinforcement (penguatan) negatif. Evaluasi atau
Penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
Reinforcement (penguatan) adalah sebuah proses di mana konsekuensi, penguat,
diberikan setelah perilaku yang diinginkan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa
perilaku akan terjadi lagi dalam kondisi yang sama. Penguatan dirancang untuk digunakan
secara sistematis dan kontinjensi. Ada banyak jenis reinforcers; yang dipilih berdasarkan
pada situasi tertentu. Setiap orang memiliki keinginan untuk diberikan penghargaan atas
yang telah dilakukannya. Melalui penghargaannya yang diberikan seseorang akan merasa
dihargai usahanya, penghargaan tidak selalu berupa materi akan tetapi bisa dilakukan
dalam bentuk-bentuk lain. Penghargaan tersebut bisa disebut juga sebagai reinforcement
(penguatan).
Reinforcement Theory ini merupakan suatu pendekatan psikologi yang sangat penting
bagi manusia. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang itu dapat menentukan, memilih
dan mengambil keputusan dalam dinamika kehidupan. Teori ini bisa digunakan pada
berbagai macam situasi yang seringkali dihadapi manusia. Teori penguatan ini
mengatakan bahwa tingkah laku manusia itu adalah hasil kompilasi dari pengalaman-
pengalaman yang telah ditemui sebelumnya.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud reinforcement (penguatan)?
2. Bagaimana pelaksanaan tehnik reinforcement (penguatan) dalam modifikasi perilaku?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teori reinforcement (penguatan).
2. Untuk pelaksanaan tehnik reinforcement (penguatan) dalam modifikasi perilaku.
4
BABII
PEMBAHASAN
A. Reinforcement Theory (Teori Penguatan)
Teori penguatan atau reinforcement theory of motivation dikemukakan oleh B. F.
Skinner (1904-1990) dan rekan-rekannya. Pandangan mereka menyatakan bahwa perilaku
individu merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya (rangsangan – respons —
konsekuensi). Teori ini didasarkan atas semacam hukum pengaruh dimana tingkah laku
dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan
konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang.
Teori ini berfokus sepenuhnya pada apa yang terjadi pada seorang individu ketika ia
bertindak. Teori ini adalah alat yang kuat untuk menganalisis mekanisme pengendalian
untuk perilaku individu. Namun, tidak fokus pada penyebab perilaku individu.
Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa penguatan maupun penghilangan tingkah laku
banyak terjadi secara alamiah, yang disebut natural consequence. Namun dalam program
pengubahan tingkah laku, penguatan tidak dibiarkan terjadi secara alamiah, tetapi diatur
sedemikian rupa agar menjadi konskuen bagi tingkah laku yang ingin ditingkatkan atau
dipelihara. Kaidah penguatan tidak selamanya mudah dilakukan dan kadang rumit.
Seringkali suatu penguat positif begitu sangat ampuh, tetapi seringkali tidak efektif sama
sekali. Apa yang menjadi penguatan bagi seseorang dalam lingkungan tertentu, mungkin
sama sekali tidak punya arti apa-apa bagi orang lain. Kerumitan dalam memberikan
penguatan tersebut sebenarnya terjadi karena pengubah kurang cermat dalam mengamati.
Pada umumnya ada dua jenis penguatan, positif dan negatif. penguatan positif
mengacu pada peningkatan frekuensi perilaku mendatang karena penambahan stimulus.
Misalnya, kue diberikan kepada anak (penambahan stimulus) setiap kali ia duduk dengan
5
benar, dan frekuensi anak duduk dengan benar akan meningkat. Di sisi lain, penguatan
negatif mengacu peningkatan frekuensi perilaku mendatang akibat penghapusan stimulus.
Sebagai contoh, sebuah lagu yang tidak enak didengar akan dimatikan (stimulus) setiap
kali anak bangun pagi, dan perilaku bangun pagi anak meningkat.
B. Teknik reinforcement dalam modifikasi perilaku
a. Penguatan Positif
Menurut Muh Uzer Usman (dalam Jumarin: 2005) teknik pemberian penguatan
agar efektif, yaitu:
1. Penguatan kepada pribadi tertentu yang jelas
2. Diberikan dengan segera atau langsung, yaitu setelah munculnya tingkah laku yang
diharapkan
3. Penguatan kepada kelompok
4. Penggunaan penguatan dengan bervariasi
Agar penguatan positif dapat berjalan efektif Soetarlinah Soekadji (dalam
Jumarin: 2005) mengemukakan beberapa hal yang harus dilakukan agar penguatan
positif dapat berjalan efektif, antara lain:
1. Menyajikan penguatan seketika
Penguatan diberikan segera setelah tingkah laku berlangsung akan lebih efektif
dibandingkan yang tertunda.
2. Memilih penguatan yang tepat
Tidak semua stimulus yang memenuhi kebutuhan fisiologis dapat menjadi
penguatan yang tepat. Setiap orang mempunyai selera sendiri-sendiri, dan setiap
situasi dapat menimbulkan perubahan selera.
6
Soetirlah Soekaji (dalam Jumarin: 2005) menyatakan bentuk pilihan
penguatan yang dapat digunakan antara lain:
a) Makanan, semua orang menyukai makanan atau minuman yang cocok dengan
seleranya.
b) Benda-benda, setiap orang akan senang jika mendapatkan suatu benda yang
menarik, memiliki kenangan apalagi berharga.
c) Aktivitas atau acara, setiap orang senang melakukan suatu aktivitas sesuai
dengan minatnya, sehingga acara yang menyenangkan dapat dijadikan sebagai
penguatan.
d) Tindakan sosial, dihadirkan oleh orang lain dala konteks sosial, baik verbal
maupun non verbal. Contohnya seperti pujian, sapaan, komentar positif,
senyuman, anggukan, jabat tangan, dan lain-lain.
3. Mengatur Kondisi Situasional
Tidak setiap tingkah laku perlu diulang setiap waktu. Banyak tingkah laku yang
telah terbentuk dipelihara, ditingkatkan hanya cocok dilaksanakan pada kondisi
dan situasi tertentu.
4. Menentukan Kuantitas Penguatan
Suatu penguatan akan efektif apabila diberikan dalam kuantitas yang tepat yang
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Jenis penguat yang akan diberikan
b) Keadaan deprivasinya (berapa lama penguat tidak diberikan atau diperoleh)
c) Usaha yang harus dilakukan untuk mendapatkan satu kali penguat
d) Kualitas tingkah laku yang sudah terbentuk. Jika tingkah lakunya terbentuk
relatif kuat, maka kuantitas penguatannya dapat dikurangi
7
e) Faktor internal subyek yang diubah, seperti pengalaman-pengalamannya,
kesadarannya, dan sebagainya.
5. Memilih Kualitas dan Kebaruan Penguatan
Orang akan cenderung memilih sesuatu yang berkualitas tinggi, dan sesuatu yang
baru. Sesuatu yang baru cenderung menghilangkan kebosanan atau kejenuhan,
sehingga akan menjadi penguat yang baik.
6. Memberikan Sampel Penguatan
Terhadap sesuatu yang baru, belum dikenal atau sesuatu yang asing, sebagian
orang akan menghadapinya dengan senang penuh perhatian, tetapi ada pula yang
menghadapinya dengan keragu-raguan, kecurigaan bahkan ketakutan.
7. Menanggulangi Pengaruh Saingan
Beberapa reaksi yang berupa penguatan dari lingkungan terhadap tingkah laku
seseorang kadang lebih kuat daripada penguatan yang diberikan oleh pengubah,
bahkan ada yang saling bertentangan dan bersaing, sehingga menimbulkan konflik.
8. Mengatur Jadwal Penguatan
Pemberian penguatan harus diberikan dalam waktu yang tepat, kapan suatu tingkah
laku perlu mendapatkan penguatan. Jadwal pemberian penguatan dapat dilakukan
secara terus-menerus.
b. Penguatan Negatif
Pada penguatan negatif, meningkatnya atau kemungkinan berulangnya tingkah
laku yang diharapkan, disebabkan oleh dikurangi atau dihilangkannya stimulus yang
tidak mengenakkan sebagai konskuensi dari tingkah laku tersebut. Jadi tingkah laku
mendapatkan penguatan negatif, jika tingkah laku itu meningkat atau terpelihara
karena berkaitan atau dihilangkan suatu stimulus.
8
Penguatan negatif ini dapat bermacam-macam bentuknya. Segala hal yang secara
potensial tidak menyenangkan dapat menjadi penguatan negatif. Namun perlu
dicermati bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda apakah suatu benda
atau perlakuan yang dijadikan penguatan itu menyenangkan atau tidak. Didiamkan,
disindir, tidak dihiraukan dan sebagainya dapat menjadi penguatan negatif yang
sifatnya sosial.
Dalam penerapan pengubahan tingkah laku, penggunaan penguatan negatif
hendaknya jangan terlalu sering, dan sebaiknya dikombinasikan dengan penguatan
positif sebagai penggantinya. Diantara keterbatasan penguatan negatif adalah:
1. Penyajian penguatan negatif seringkali tidak menyenangkan pengubah sendiri.
2. Penyajian stimulus aversi yang berulang-ulang seringkali menjadikan anak kebal.
3. Efek penguatan negatif seringkali berpengaruh pada tingkah laku yang bukan
menjadi sasarannya.
Tidak berbeda dengan penggunaan penguatan positif, maka penggunaan
penguatan negatif juga memerlukan pengamatan dan mempertimbangkan berbagai
faktor, seperti kuantitas dan kualitas, jenis, jadwal, dan sebagainya.
Ada dua tipe dari penguatan negatif :
1. Escape Conditioning
Yaitu pengondisian yang terjadi dikarenakan sesuatu yang negatif berhenti.
2. Avoidance Conditioning
Yaitu pengondisian yang dilakukan dengan cara menghindar dari sesuatu yang
negatif. Pengondisian ini terjadi karena perilaku mencegah terjadinya sesuatu
yang negatif.
9
C. Contoh Kasus
Dalam suatu kelas yang terdiri dari 30 orang siswa ternyata sebagian besar dari siswa
di kelas prestasi akademik rendah di sekolahnya. Seorang guru yang memperhatikan hal
tersebut akhirnya memberikan tantangan dan hadiah kepada siswa-siswanya, yaitu jika
semua siswa di kelasnya mendapat nilai minimal 7 (tujuh) pada mata pelajaran tertentu
saat ujian akhir semester maka akan diadakan karya wisata keluar kota (reinforcement
positif).
Seorang ibu memarahi anaknya setiap pagi karena tidak merapikan tempat tidur,
tetapi suatu pagi si anak tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di suruh dan si ibu
tidak memarahinya, pada akhirnya si anak akan semakin rajin membersihkan tempat
tidurnya diringi dengan berkurangnya frekuensi sikap kemarahan dari ibunya.
(reinforcement negative).
10
BABIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Reinforcement (penguatan) merupakan usaha untuk memberikan stimulus kepada individu
yang menjadi konskuensi tingkah lakunya sehingga mengakibatkan tingkah laku baru
sering muncul, meningkat atau diperkuat.
Reinforcement ada dua, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negatif.
Penguatan positif adalah peristiwa atau sesuatau yang membuat tingkah laku yang
dikehendaki berpeluang untuk diulang-terjadi lagi. Penguatan negatif adalah peristiwa atau
sesuatu yang membuat tingkah laku yang dikehendaki, peluang tingkah laku itu untuk
diulangi lebih kecil.
Agar penerapan penguatan positif efektif, maka perlu dipertimbangkan beberapa
syarat yaitu, penyajian penguatan seketika, memilih penguatan yang tepat, mengatur
kondisi situasonal, menentukan kuantitas penguatan, memilih kualitas dan kebaruan
penguatan, memberikan sampel penguatan, menanggulangi pengaruh saingan, mengatur
jadwal penguatan. Dalam penerapan pengubahan tingkah laku, penggunaan penguatan
negatif hendaknya jangan terlalu sering, dan sebaiknya dikombinasikan dengan penguatan
positif sebagai penggantinya. Diantara keterbatasan penguatan negatif adalah, penyajian
penguatan negatif seringkali tidak menyenangkan pengubah sendiri, penyajian stimulus
aversif (stimulus yang tidak menyenangkan) yang berulang-ulang seringkali menjadikan
anak kebal, efek penguatan negatif seringkali berpengaruh pada tingkah laku yang bukan
menjadi sasarannya.
Untuk contoh kasus di atas, penguatan positif terjadi saat guru memberikan tantangan
pada siswa-siswa dengan diiming-imingi reward, dengan konsekuensi akan terjadi
11
perubahan pada proses belajar siswa-siswa tersebut agar mendapatkan nilai minimal 7
(tujuh) dalam mata pelajaran tertentu. Contoh kasus kedua yang diberikan penguatan
negatif adalah ketika ibu memarahi anaknya karena tidak merapikan tempat tidur saat
bangun pagi, ibu yang memarahi anaknya merupakan aversif atau stimulus yang tidak
menyenangkan, yang mana tujuannya adalah untuk membuat perilaku merapikan tempat
tidur sendiri tanpa harus dimarahi ibu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press
Jumarin, 2005. Tingkah Laku Manusia dan Pengubahannya. Yogyakarta: Talenta.
Roen, Ferry. 2012. Teori Penguatan. Diakses pada tanggal 14 September 2016, di
http://perilakuorganisasi.com/teori-penguatan.html
TARGET: TEXAS GUIDE FOR EFFECTIVE TEACHING REINFORCEMENT.
Journal Texas Statewide Leadership for Autism Updated 12/31/2009. Diakses pada
tanggal 14 September 2016, di https://www.gvsu.edu/cms4/asset/64CB422A-ED08-
43F0 F795CA9DE364B6BE/reinforcement.pdf

More Related Content

Similar to MODOFIKASI_PERILAKU_REINFORCEMENT_docx.docx

New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9novyaindri29
 
Perubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatanPerubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatannur intan
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTaufik Maulana
 
Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1arie anang
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUzulfi nasirotul
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaranYanbin Lim
 
BNK1014 Teori Behavioris Pelaziman Operan
BNK1014 Teori Behavioris Pelaziman OperanBNK1014 Teori Behavioris Pelaziman Operan
BNK1014 Teori Behavioris Pelaziman OperanMagdalinaNdong
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku IndividuKanaidi ken
 
Teori operant conditioning
Teori operant conditioningTeori operant conditioning
Teori operant conditioningKacong'ngah Ebok
 
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Astri Firdasannah
 

Similar to MODOFIKASI_PERILAKU_REINFORCEMENT_docx.docx (20)

New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
 
Perubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatanPerubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Teori perubahan perilaku
Teori perubahan perilakuTeori perubahan perilaku
Teori perubahan perilaku
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilaku
 
Ipa modul 1 kb 1
Ipa modul 1 kb 1Ipa modul 1 kb 1
Ipa modul 1 kb 1
 
Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1
 
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)
 
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
BNK1014 Teori Behavioris Pelaziman Operan
BNK1014 Teori Behavioris Pelaziman OperanBNK1014 Teori Behavioris Pelaziman Operan
BNK1014 Teori Behavioris Pelaziman Operan
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
 
Teori belajar operant
Teori belajar operantTeori belajar operant
Teori belajar operant
 
Teori Belajar Perilaku
Teori Belajar Perilaku Teori Belajar Perilaku
Teori Belajar Perilaku
 
Teori operant conditioning
Teori operant conditioningTeori operant conditioning
Teori operant conditioning
 
Macam teori belajar
Macam teori belajarMacam teori belajar
Macam teori belajar
 
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

MODOFIKASI_PERILAKU_REINFORCEMENT_docx.docx

  • 1. MAKALAH MODIFIKASI PERILAKU “REINFORCEMENT” OLEH : - Fierda Kemala Wahab : 14.11.1001.3510.004 - Evan Bastian : 14.11.1001.3510.036 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA 2016
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Modifikasi Perilaku tentang Teori Reinforcement dengan tepat waktu. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teori Reinforcement. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Samarinda, 14 September 2016 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3 C. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 3 BAB II PEMBAHASAN A. Reinforcement Theory (Teori Penguatan).................................................................. 4 B. Teknik Reinforcement Dalam Modifikasi Perilaku.................................................... 5 C. Contoh Kasus ............................................................................................................. 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon. Perilaku dibagi dalam 3 (tiga) domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan). Upaya pemahaman dan perubahan tingkah laku sampai saat ini masih terus dikembangkan. Seperti yang kita semua tau perilaku seseorang sebagian muncul karena stimulus dari lingkungannya dan sebagian lagi adalah faktor internal dari manusiannya sendiri. Kondisi individu yang berperilaku buruk dan menyimpang diharapkan akan dapat diubah dengan penerimaan isyarat atau rangsangan yang diprogram Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt. Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan
  • 5. 2 pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat reinforcement (penguatan) positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat reinforcement (penguatan) negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Reinforcement (penguatan) adalah sebuah proses di mana konsekuensi, penguat, diberikan setelah perilaku yang diinginkan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku akan terjadi lagi dalam kondisi yang sama. Penguatan dirancang untuk digunakan secara sistematis dan kontinjensi. Ada banyak jenis reinforcers; yang dipilih berdasarkan pada situasi tertentu. Setiap orang memiliki keinginan untuk diberikan penghargaan atas yang telah dilakukannya. Melalui penghargaannya yang diberikan seseorang akan merasa dihargai usahanya, penghargaan tidak selalu berupa materi akan tetapi bisa dilakukan dalam bentuk-bentuk lain. Penghargaan tersebut bisa disebut juga sebagai reinforcement (penguatan). Reinforcement Theory ini merupakan suatu pendekatan psikologi yang sangat penting bagi manusia. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang itu dapat menentukan, memilih dan mengambil keputusan dalam dinamika kehidupan. Teori ini bisa digunakan pada berbagai macam situasi yang seringkali dihadapi manusia. Teori penguatan ini mengatakan bahwa tingkah laku manusia itu adalah hasil kompilasi dari pengalaman- pengalaman yang telah ditemui sebelumnya.
  • 6. 3 B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud reinforcement (penguatan)? 2. Bagaimana pelaksanaan tehnik reinforcement (penguatan) dalam modifikasi perilaku? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui teori reinforcement (penguatan). 2. Untuk pelaksanaan tehnik reinforcement (penguatan) dalam modifikasi perilaku.
  • 7. 4 BABII PEMBAHASAN A. Reinforcement Theory (Teori Penguatan) Teori penguatan atau reinforcement theory of motivation dikemukakan oleh B. F. Skinner (1904-1990) dan rekan-rekannya. Pandangan mereka menyatakan bahwa perilaku individu merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya (rangsangan – respons — konsekuensi). Teori ini didasarkan atas semacam hukum pengaruh dimana tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang. Teori ini berfokus sepenuhnya pada apa yang terjadi pada seorang individu ketika ia bertindak. Teori ini adalah alat yang kuat untuk menganalisis mekanisme pengendalian untuk perilaku individu. Namun, tidak fokus pada penyebab perilaku individu. Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa penguatan maupun penghilangan tingkah laku banyak terjadi secara alamiah, yang disebut natural consequence. Namun dalam program pengubahan tingkah laku, penguatan tidak dibiarkan terjadi secara alamiah, tetapi diatur sedemikian rupa agar menjadi konskuen bagi tingkah laku yang ingin ditingkatkan atau dipelihara. Kaidah penguatan tidak selamanya mudah dilakukan dan kadang rumit. Seringkali suatu penguat positif begitu sangat ampuh, tetapi seringkali tidak efektif sama sekali. Apa yang menjadi penguatan bagi seseorang dalam lingkungan tertentu, mungkin sama sekali tidak punya arti apa-apa bagi orang lain. Kerumitan dalam memberikan penguatan tersebut sebenarnya terjadi karena pengubah kurang cermat dalam mengamati. Pada umumnya ada dua jenis penguatan, positif dan negatif. penguatan positif mengacu pada peningkatan frekuensi perilaku mendatang karena penambahan stimulus. Misalnya, kue diberikan kepada anak (penambahan stimulus) setiap kali ia duduk dengan
  • 8. 5 benar, dan frekuensi anak duduk dengan benar akan meningkat. Di sisi lain, penguatan negatif mengacu peningkatan frekuensi perilaku mendatang akibat penghapusan stimulus. Sebagai contoh, sebuah lagu yang tidak enak didengar akan dimatikan (stimulus) setiap kali anak bangun pagi, dan perilaku bangun pagi anak meningkat. B. Teknik reinforcement dalam modifikasi perilaku a. Penguatan Positif Menurut Muh Uzer Usman (dalam Jumarin: 2005) teknik pemberian penguatan agar efektif, yaitu: 1. Penguatan kepada pribadi tertentu yang jelas 2. Diberikan dengan segera atau langsung, yaitu setelah munculnya tingkah laku yang diharapkan 3. Penguatan kepada kelompok 4. Penggunaan penguatan dengan bervariasi Agar penguatan positif dapat berjalan efektif Soetarlinah Soekadji (dalam Jumarin: 2005) mengemukakan beberapa hal yang harus dilakukan agar penguatan positif dapat berjalan efektif, antara lain: 1. Menyajikan penguatan seketika Penguatan diberikan segera setelah tingkah laku berlangsung akan lebih efektif dibandingkan yang tertunda. 2. Memilih penguatan yang tepat Tidak semua stimulus yang memenuhi kebutuhan fisiologis dapat menjadi penguatan yang tepat. Setiap orang mempunyai selera sendiri-sendiri, dan setiap situasi dapat menimbulkan perubahan selera.
  • 9. 6 Soetirlah Soekaji (dalam Jumarin: 2005) menyatakan bentuk pilihan penguatan yang dapat digunakan antara lain: a) Makanan, semua orang menyukai makanan atau minuman yang cocok dengan seleranya. b) Benda-benda, setiap orang akan senang jika mendapatkan suatu benda yang menarik, memiliki kenangan apalagi berharga. c) Aktivitas atau acara, setiap orang senang melakukan suatu aktivitas sesuai dengan minatnya, sehingga acara yang menyenangkan dapat dijadikan sebagai penguatan. d) Tindakan sosial, dihadirkan oleh orang lain dala konteks sosial, baik verbal maupun non verbal. Contohnya seperti pujian, sapaan, komentar positif, senyuman, anggukan, jabat tangan, dan lain-lain. 3. Mengatur Kondisi Situasional Tidak setiap tingkah laku perlu diulang setiap waktu. Banyak tingkah laku yang telah terbentuk dipelihara, ditingkatkan hanya cocok dilaksanakan pada kondisi dan situasi tertentu. 4. Menentukan Kuantitas Penguatan Suatu penguatan akan efektif apabila diberikan dalam kuantitas yang tepat yang perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a) Jenis penguat yang akan diberikan b) Keadaan deprivasinya (berapa lama penguat tidak diberikan atau diperoleh) c) Usaha yang harus dilakukan untuk mendapatkan satu kali penguat d) Kualitas tingkah laku yang sudah terbentuk. Jika tingkah lakunya terbentuk relatif kuat, maka kuantitas penguatannya dapat dikurangi
  • 10. 7 e) Faktor internal subyek yang diubah, seperti pengalaman-pengalamannya, kesadarannya, dan sebagainya. 5. Memilih Kualitas dan Kebaruan Penguatan Orang akan cenderung memilih sesuatu yang berkualitas tinggi, dan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru cenderung menghilangkan kebosanan atau kejenuhan, sehingga akan menjadi penguat yang baik. 6. Memberikan Sampel Penguatan Terhadap sesuatu yang baru, belum dikenal atau sesuatu yang asing, sebagian orang akan menghadapinya dengan senang penuh perhatian, tetapi ada pula yang menghadapinya dengan keragu-raguan, kecurigaan bahkan ketakutan. 7. Menanggulangi Pengaruh Saingan Beberapa reaksi yang berupa penguatan dari lingkungan terhadap tingkah laku seseorang kadang lebih kuat daripada penguatan yang diberikan oleh pengubah, bahkan ada yang saling bertentangan dan bersaing, sehingga menimbulkan konflik. 8. Mengatur Jadwal Penguatan Pemberian penguatan harus diberikan dalam waktu yang tepat, kapan suatu tingkah laku perlu mendapatkan penguatan. Jadwal pemberian penguatan dapat dilakukan secara terus-menerus. b. Penguatan Negatif Pada penguatan negatif, meningkatnya atau kemungkinan berulangnya tingkah laku yang diharapkan, disebabkan oleh dikurangi atau dihilangkannya stimulus yang tidak mengenakkan sebagai konskuensi dari tingkah laku tersebut. Jadi tingkah laku mendapatkan penguatan negatif, jika tingkah laku itu meningkat atau terpelihara karena berkaitan atau dihilangkan suatu stimulus.
  • 11. 8 Penguatan negatif ini dapat bermacam-macam bentuknya. Segala hal yang secara potensial tidak menyenangkan dapat menjadi penguatan negatif. Namun perlu dicermati bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda apakah suatu benda atau perlakuan yang dijadikan penguatan itu menyenangkan atau tidak. Didiamkan, disindir, tidak dihiraukan dan sebagainya dapat menjadi penguatan negatif yang sifatnya sosial. Dalam penerapan pengubahan tingkah laku, penggunaan penguatan negatif hendaknya jangan terlalu sering, dan sebaiknya dikombinasikan dengan penguatan positif sebagai penggantinya. Diantara keterbatasan penguatan negatif adalah: 1. Penyajian penguatan negatif seringkali tidak menyenangkan pengubah sendiri. 2. Penyajian stimulus aversi yang berulang-ulang seringkali menjadikan anak kebal. 3. Efek penguatan negatif seringkali berpengaruh pada tingkah laku yang bukan menjadi sasarannya. Tidak berbeda dengan penggunaan penguatan positif, maka penggunaan penguatan negatif juga memerlukan pengamatan dan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kuantitas dan kualitas, jenis, jadwal, dan sebagainya. Ada dua tipe dari penguatan negatif : 1. Escape Conditioning Yaitu pengondisian yang terjadi dikarenakan sesuatu yang negatif berhenti. 2. Avoidance Conditioning Yaitu pengondisian yang dilakukan dengan cara menghindar dari sesuatu yang negatif. Pengondisian ini terjadi karena perilaku mencegah terjadinya sesuatu yang negatif.
  • 12. 9 C. Contoh Kasus Dalam suatu kelas yang terdiri dari 30 orang siswa ternyata sebagian besar dari siswa di kelas prestasi akademik rendah di sekolahnya. Seorang guru yang memperhatikan hal tersebut akhirnya memberikan tantangan dan hadiah kepada siswa-siswanya, yaitu jika semua siswa di kelasnya mendapat nilai minimal 7 (tujuh) pada mata pelajaran tertentu saat ujian akhir semester maka akan diadakan karya wisata keluar kota (reinforcement positif). Seorang ibu memarahi anaknya setiap pagi karena tidak merapikan tempat tidur, tetapi suatu pagi si anak tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di suruh dan si ibu tidak memarahinya, pada akhirnya si anak akan semakin rajin membersihkan tempat tidurnya diringi dengan berkurangnya frekuensi sikap kemarahan dari ibunya. (reinforcement negative).
  • 13. 10 BABIII PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Reinforcement (penguatan) merupakan usaha untuk memberikan stimulus kepada individu yang menjadi konskuensi tingkah lakunya sehingga mengakibatkan tingkah laku baru sering muncul, meningkat atau diperkuat. Reinforcement ada dua, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negatif. Penguatan positif adalah peristiwa atau sesuatau yang membuat tingkah laku yang dikehendaki berpeluang untuk diulang-terjadi lagi. Penguatan negatif adalah peristiwa atau sesuatu yang membuat tingkah laku yang dikehendaki, peluang tingkah laku itu untuk diulangi lebih kecil. Agar penerapan penguatan positif efektif, maka perlu dipertimbangkan beberapa syarat yaitu, penyajian penguatan seketika, memilih penguatan yang tepat, mengatur kondisi situasonal, menentukan kuantitas penguatan, memilih kualitas dan kebaruan penguatan, memberikan sampel penguatan, menanggulangi pengaruh saingan, mengatur jadwal penguatan. Dalam penerapan pengubahan tingkah laku, penggunaan penguatan negatif hendaknya jangan terlalu sering, dan sebaiknya dikombinasikan dengan penguatan positif sebagai penggantinya. Diantara keterbatasan penguatan negatif adalah, penyajian penguatan negatif seringkali tidak menyenangkan pengubah sendiri, penyajian stimulus aversif (stimulus yang tidak menyenangkan) yang berulang-ulang seringkali menjadikan anak kebal, efek penguatan negatif seringkali berpengaruh pada tingkah laku yang bukan menjadi sasarannya. Untuk contoh kasus di atas, penguatan positif terjadi saat guru memberikan tantangan pada siswa-siswa dengan diiming-imingi reward, dengan konsekuensi akan terjadi
  • 14. 11 perubahan pada proses belajar siswa-siswa tersebut agar mendapatkan nilai minimal 7 (tujuh) dalam mata pelajaran tertentu. Contoh kasus kedua yang diberikan penguatan negatif adalah ketika ibu memarahi anaknya karena tidak merapikan tempat tidur saat bangun pagi, ibu yang memarahi anaknya merupakan aversif atau stimulus yang tidak menyenangkan, yang mana tujuannya adalah untuk membuat perilaku merapikan tempat tidur sendiri tanpa harus dimarahi ibu.
  • 15. 12 DAFTAR PUSTAKA Alwisol. 2009. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press Jumarin, 2005. Tingkah Laku Manusia dan Pengubahannya. Yogyakarta: Talenta. Roen, Ferry. 2012. Teori Penguatan. Diakses pada tanggal 14 September 2016, di http://perilakuorganisasi.com/teori-penguatan.html TARGET: TEXAS GUIDE FOR EFFECTIVE TEACHING REINFORCEMENT. Journal Texas Statewide Leadership for Autism Updated 12/31/2009. Diakses pada tanggal 14 September 2016, di https://www.gvsu.edu/cms4/asset/64CB422A-ED08- 43F0 F795CA9DE364B6BE/reinforcement.pdf