Presentai administrasi pendidikan kelompok 1.
Prinsip dan fungsi administrasi pendidikan.
Prinsip administrasi pendidikan dapat dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Prinsip Efisiensi
2. Prinsip Pengelolaan
3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
4. Prinsip Kepemimpinan Yang Efektif
5. Prinsip Kerjasama
sedangkan fungsi dari administrasi pendidikan yaitu dibagi menjadi 6 pokok pembahasan.
1. Pernecanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberi Motivasi
4. Pemberi Inovasi
5. Mengawasi
6. Evaluasi
pio atau lebih dikenal dengan psikologi industri dan organisasi merupkan salah satu cabang psikologi di indonesia. pio banyak mempelajari tentang hubungan psikologi seseorang terhadap lingkungan kerja industri maupun organisasi.
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karierKaka Mahendra
Dalam mata kuliah ini menyajikan tentang konsep dasar bimbingan karier. Pembelajaran yang diselenggrakan melalui mata kuliah ini dimaksudkan untuk membentuk kompetensi mahasiswa dalam memahami konsep dasar bimbingan karier (sejarah bimbingan karier; hubungan antara jabatan, pendidikan dan karier serta kedudukan bimbingan karier; pengertian karier dan bimbingan karier, tujuan dan fungsi bimbingan karier; prinsip-prinsip bimbingan karier; penyelenggaraan dan paket-paket bimbingan karier), teori perkembangan karier; program bimbingan karier di sekolah.
Presentai administrasi pendidikan kelompok 1.
Prinsip dan fungsi administrasi pendidikan.
Prinsip administrasi pendidikan dapat dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Prinsip Efisiensi
2. Prinsip Pengelolaan
3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
4. Prinsip Kepemimpinan Yang Efektif
5. Prinsip Kerjasama
sedangkan fungsi dari administrasi pendidikan yaitu dibagi menjadi 6 pokok pembahasan.
1. Pernecanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberi Motivasi
4. Pemberi Inovasi
5. Mengawasi
6. Evaluasi
pio atau lebih dikenal dengan psikologi industri dan organisasi merupkan salah satu cabang psikologi di indonesia. pio banyak mempelajari tentang hubungan psikologi seseorang terhadap lingkungan kerja industri maupun organisasi.
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karierKaka Mahendra
Dalam mata kuliah ini menyajikan tentang konsep dasar bimbingan karier. Pembelajaran yang diselenggrakan melalui mata kuliah ini dimaksudkan untuk membentuk kompetensi mahasiswa dalam memahami konsep dasar bimbingan karier (sejarah bimbingan karier; hubungan antara jabatan, pendidikan dan karier serta kedudukan bimbingan karier; pengertian karier dan bimbingan karier, tujuan dan fungsi bimbingan karier; prinsip-prinsip bimbingan karier; penyelenggaraan dan paket-paket bimbingan karier), teori perkembangan karier; program bimbingan karier di sekolah.
The comparison between effects of free curcumin and curcumin loaded PLGA-PEG ...Innspub Net
lung cancer is the most common cancer in men still now. Telomerase is responsible for cancerous cells immortality and is a suitable target for cancer therapy. TRF1 is a modulator for telomerase activity. It is necessary to find more efficient and safer anticancer drugs. Curcumin is a natural polyphenol which has many anticancer effects but it has hydrophobic structure and low solubility in water. PLGA-PEG nanoparticles was used to comprise effects of free curcumin and curcumin loaded PLGAPEG on telomerase and TRF1 expressions in lung cancer cell line. 1H NMR, FT-IR and SEM confirmed PLGA-PEG structure and curcumin loading on it.Then, cytotoxic effects of free curcumin and curcumin loaded PLGA-PEG determined by MTT assay. mRNA expression levels of hTERT and TRF1 was determined by Real-time PCR. MTT assay data analysis indicated that curcumin cytotoxicity is dose and time-dependent. Curcumin loaded nanoparticles showed IC50 values in lower concentration in comparison to free curcumin. Curcumin loaded PLGA-PEG decreased hTERT expression and increased TRF1 expression more than pure curcumin. Our study demonstrates curcumin loaded PLGA-PEG promises a natural and efficient system for
anticancer drug delivery to fight lung cancer. Get the full articles at: http://www.innspub.net/volume-4-number-10-may-2014/
Nanotechnology is an unique field of recent research studies which has a wide range of applications. It is a highly multidisciplinary field, drawing attentions from applied physics, material science, colloidal science, supramolecular chemistry and even mechanical and electrical engineering . This new science is a boon to the environment. It is used in solving many environmental problems like pollution control, waste treatment, maintain good air quality, cleaning of oil spillage etc. Current scenario suggests that it promises a great success in future. Nanoparticle, due to its small size has a great surface area due to which is has a good catalytic property. NASA studied that it has many applications in construction of space shuttles due to its light weight and friction resistance property. Nanoparticles are used in medical sciences for the treatment of cancer cells. Colloidal Nanoparticles are beneficial in bulk forms such as suntan lotions, cosmetics, protective coating and stain resistance clothing. Not only western countries, but India also is spreading their hands in this field.
Leading for Innovation: Solace Innovation Research Oct 2015 long versionJoan Munro
This presentation describes the interim findings from Solace Innovation Research 2015 on the leadership actions for innovation being taken by ten leading UK councils.
It includes quotes from interviewees. (A shorter version without quotes is also available on Slideshare.)
Solace will publish the final research report early in 2016, when the research has been completed and a fuller analysis conducted.
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...ESQ Leadership Center
Aditya - 087-888-765-439 | Training ESQ bermula dari sebuah buku yang ditulis oleh DR. H. C Ary Ginanjar Agustian, kemudian bertransformasi menjadi sebuah pelatihan sumber daya manusia. Berdiri sejak 16 Mei 2000, ESQ LC kini telah menjadi salah satu lembaga pelatihan terbesar di Indonesia dengan alumni sebanyak 1.2 juta orang dengan 7962 event.
Selama 10 tahun pertama ESQ melakukan personal transformation atau perubahan karakter individu melalui penggabungan 3 potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Terselenggara hampir di seluruh provinsi di Indonesia juga mancanegara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Belanda, Amerika Serikat, Helsinski, Bangkok, Madrid.
Mulai tahun ke 11 ESQ bergerak pada pembangunan kultur atau budaya perusahaan dengan meluncurkan ACT (Accelerated Culture Transformation) Consulting yang membantu lembaga atau korporasi untuk melakukan pembangunan budaya.
Kami juga memberikan kelas In House untuk korporasi/organisasi, dengan materi yang dapat “customize” sesuai dengan misi, visi dan nilai serta makna yang ingin ditanamkan.
Pembahsan secara rinci tentang proses penerimaan SDM pendidikan dan Pembinaan SDM pendidikan, Untuk info lebih lanjut silakan overview keseluruhan makalah yang saya sajikan, Salam keterkaitan dan salam copas everywere ! Make a learn so simple yeah !
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. 1
Pengurusan Kualiti Menyeluruh
Hal Ehwal Murid Di Peringkat Sekolah
"You can delegate authority, but not responsibility."
~ Stephen W. Cominsky
1.0 Pendahuluan
Pelabelan yang letakkan kepada sekolah-sekolah yang dikenalpasti sebagai sekolah-
sekolah yang cemerlang seperti sekolah berkesan, sekolah bestari, sekolah berwatak,
sekolah perdana atau sekolah harapan negara tidak akan wujud secara kebetulan atau
secara bernasib baik sahaja atau diberi layanan istimewa daripada pihak-pihak tertentu
tanpa wujudnya orang-orang yang bekerja keras meletakkan kepentingan organisasi
dan visi ke satu tahap yang sukar ditandingi oleh sekolah-sekolah lain.
Siapakah yang memainkan peranan sehingga organisasi mencapai tahap yang
gemilang dan cemerlang itu kalau bukan para pentadbir dan guru-gurunya? Organisasi
yang cemerlang tentulah dianggotai oleh orang-orang yang juga hebat. Kejayaan
orang-orang inilah yang membawa organisasi mereka mencapai matlamat dan objektif
dengan berkesan. Kecemerlangan pengurusan sering diukur menerusi kecekapan dan
keberkesanan para pengurusnya dalam mencapai objektif organisasinya.
Kecemerlangan pengurusan ini hendaklah dilihat sebagai kecemerlangan menyeluruh
organisasi terutama di kalangan 'pengurusan' iaitu para penolong kanan terutamanya
Penolong Kanan Hal Ehwal Murid dalam konteks perbincangan ini. Sebagai 'ketua' di
bidang hal ehwal murid ini bererti Penolong Kanan Hal Ehwal Murid juga adalah
seorang 'pemimpin'. Antara ciri-ciri pemimpin yang berkesan adalah:
• Unit atau organisasinya berfungsi dengan lancar.
• Dapat menjadikan orang-orang lain melakukan apa yang dikehendakinya.
• Dihormati dan dikagumi oleh orang-orang lain.
• Pihak lain sebulat suara menganggapnya seorang pemimpin yang berkesan.
Kepemimpinan yang berkesan ialah kebolehan mencapai sebahagian atau semua ciri di
atas. Oleh itu setiap dari kita wajar mengetahui dan menghayati beberapa ciri dan
aspek yang bersangkutan dalam membentuk dan mewujudkan pengurusan Hal Ehwal
Murid yang berkesan di sekolah masing-masing berdasarkan objektif-objektif seperti
berikut:
• Mengetahui, memahami "pengurusan" bidang tugas dengan lebih
komprehensif.
• Meningkatkan kesedaran peranan yang dimainkan oleh Penolong Kanan
Hem.
• Mampu menterjemahkannya kepada 'kerja-buat' dan produktiviti berkualiti.
• Meningkatkan kewibawaan dan ketrampilan personel.
2. 2
• Menggarap Kualiti Menyeluruh (TQM) dalam pengurusan amnya dan
pengurusan Hal Ehwal Murid khasnya.
• Sedia menghadapi bidang tugas dan peranan yang lebih berat dalam
hubungan prestasi dan kemajuan serta peningkatan kerjaya.
2.0 Bentuk Sikap dalam Mengurus Hal Ehwal Murid
Untuk lebih menjamin kejayaan apa jua urusan yang kita hadapi dan tangani jangan
lupa aspek SIKAP; yang menentukan kita sedia atau tidak untuk 'berubah'; sedia atau
tidak untuk menukar strategi dan pendekatan; dan bersikap optimistik bahawa kita
adalah seorang Penolong Kanan Hem yang lebih berwibawa dan lebih berkesan.
1. Mengetahui, memahami 'pengurusan' bidang tugas dengan lebih komprehensif.
• Tahu dan faham semua Bidang Tugas , Senarai Tugas dan Pentadbiran
seperti yang dikeluarkan oleh Bahagian Sekolah-Sekolah, Kementerian
Pendidikan Malaysia (1990).
• Memahami dengan jelas istilah "penolong kanan" yakni orang kanan, orang
harapan Pengetua, orang penting dalam heirarki organisasi sekolah dalam
urusan hal ehwal murid.
• Mengetahui apa yang dibuat itu tepat dan betul dari segi falsafah, konsep,
prinsip dan prosedurnya serta memahami batas-batas dan implikasinya dari
segi perundangan dan keharmonian organisasi dan masyarakat setempat.
• Memiliki salinan-sallinan pekeliling dan siaran-siaran berkaitan Hal Ehwal
Murid terutamanya Pekeliling-Pekeliling Ikhtisas dengan lengkap dan
kemaskini serta mudah diakses apabila diperlukan.
• Sentiasa tingkatkan pengetahuan dan kemahiran, perbaiki kelemahan dan
jangan lupa selaku seorang pemimpin hal ehwal murid di sekolah kita tidak
boleh menyalahkan guru-guru di bawah kita sebelum kita 'menyalahkan diri
sendiri' terlebih dahulu.
2. Meningkatkan kesedaran peranan Penolong Kanan Hem
• Sedar bahawa perkataan 'hal ehwal' itu sendiri menunjukkan segala-gala hal
mengenai murid di sekolah; semua hal bersangkutan murid dengan agensi-
agensi luar sekolah...adalah 'kerja kita!'
• Aspek-aspek yang Penolong Kanan Hem kena bertanggungjawab iaitu
disiplin, kaunseling, kebajikan, keselamatan, motivasi, komunikasi dan
sebagainya.
• Sedar bahawa betapa 'beratnya' peranan yang Penolong Kanan Hem patut
dan boleh mainkan. Seorang Penolong Kanan Hem berperanan dalam situasi
dan keadaan yang berbeza-beza, sebagai seorang; suri teladan,
pemudahcara, penyelesai masalah, kaunselor, motivator, idola,
jurulatih, instruktor, bahkan sebagai ibu, bapa, abang atau kakak kepada
murid-muridnya.
3. 3
3. Mampu menterjemahnya kepada 'kerja-buat' dan produktiviti berkualiti
• Apa yang diketahui, apa yang difahami tidak cukup dengan mengakuinya
sahaja; ia mesti dibuktikan dengan 'kerja-buat' kita berdasarkan ciri-ciri;
1. sentiasa on-time
2. sentiasa berkualiti
3. menampakkan unsur imaginatif, kreatif dan inovatif.
• Kerja-buat yang dimaksudkan meliputi:
1. Pelaporan retan, data dan maklumat, banci, diagnosis dan anlisis
2. Pengelolaan program dan aktiviti berkaitan di sekolah
3. Penyeliaan, pemantauan serta semakan tindak ikut berhubung,data
Disiplin Murid (SSDM), Biasiswa, SPBT, Buku Stok, Rekod dan Fail, Buku
Kedatangan, Buku Daftar Sekolah, Buku Rekod Kesihatan Murid (RKM1),
Hapuskira Perabot dan Buku Teks dan lain-lain yang seumpamanya.
4. Penglibatan Total dalam semua AJK peringkat sekolah, Pasukan Petugas,
Program Khas Untuk Guru atau Murid, Majlis dan Upacara, dan sebagai
wakil Pengetua (jika diarahkan).
4. Meningkatkan kewibawaan dan ketrampilan personel
• Personel yang berwibawa bercirikan:
i. ilmu pengetahuan & pengalaman
ii. kemahiran: mengurus dan teknik
iii. sikap positif: fikir positif dan buat positif
iv. komunikasi: interpersonal dan intrapersonal
• Ketrampilan adalah isu pokok berhubung dengan 'bakat' dan 'kebolehan'
seseorang ketika menjalankan tugas. Bakat adalah potensi kebolehan,
sementara kebolehan adalah pengetahuan dan kemahiran yang sedia dimiliki
oleh seseorang.
• Ketrampilan juga bermakna 'sentiasa ke depan' dalam banyak aspek tidak
hanya 'penonton' tetapi menjadi 'teraju utama' dalam menyempurnakan
tugas dan tanggungjawab.
• Apabila kita sudah 'boleh' melaksanakan tugas dengan sempurna dan tepat,
betul serta kemaskini dan menepati piawaian yang ditentukan barulah kita
membuktikan kewibawaan kita dalam bidang di bawah tanggungjawab kita itu
tidak dipertikaikan oleh mana-mana pihak.
5. Menggarap Kualiti Menyeluruh (TQM) dalam pengurusan amnya dan dalam
pengurusan Hal Ehwal Murid khasnya.
• Konsep kualiti secara keseluruhan yang dipamerkan dalam semua aspek di
dalam organisasi di mana Hal Ehwal Murid adalah salah satu komponen yang
amat penting.
4. 4
• Menyeluruh bererti:
i. semuanya terlibat (sistem, personel, unit, prosedur)
ii. melibatkan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang
iii. tidak ada aspek, walau bagaimana kecil sekalipun dibiarkan tanpa
ditangani
iv. diketahui dan difahami oleh seluruh warga organisasi.
6. Sedia Menghadapi Tugas Yang Lebih Berat
• Pengetahuan dan pengalaman kerja adalah prasyarat kepada peningkatan
prestasi yang dijangkakan apabila seseorang itu memegang jawatan-jawatan
naik pangkat dalam kerjanya. Pengetahuan dan pengalaman kerja yang
dimaksudkan itu tidak akan diperolehi jika kita tidak didedah, dilatih dan
dibimbing dalam kerja-kerja kita sewaktu kita masih di peringkat awal
perkhidmatan kita.
• Mampu menjadi seorang 'ketua' yang bertanggungjawab malah berani
menghadapi 'risiko' dalam segala keputusan dan tindakannya. Seorang ketua
sejati tidak melepaskan segala-galanya kepada orang-orang bawahannya
sahaja. Ingatlah "You can delegate authority, but not responsibility".
• Mampu berfikir secara rasional berdasarkan prinsip yang betul dalam
mengambil sebarang tindakan, tidak terpinga-pinga atau tenggelam punca
apabila berhadapan dengan kerenah persekitaran.
• Mampu memimpin organisasi atau unitnya dengan berkesan dan cemerlang
dan dengan semangat "kesejawatanan" yang tinggi akhirnya dapat
melahirkan 'sekolah berwatak' yang ditunjukkan dalam semua aspek iklim
sekolah yang unggul dan berkesan.
• Mampu menyumbang buah fikiran, tenaga dan kepakaran serta bakat
istimewa yang dimiliki bagi membantu sekolah-sekolah atau rakan-rakan
yang lain di peringkat kelompok atau pun daerah.
3.0 Prinsip-Prinsip dalam Penghasilan Kualiti
Tiga prinsip perlu dipatuhi bagi capai kualiti:
Prinsip 1 : Kualiti ialah sebarang produk atau servis yang memuaskan hati
pelanggan. Ia bukan soal lebih baik atau lebih mahal. Ia soal menepati kehendak
pengguna. Untuk mencapai kualiti semua pelanggan (luar dan dalam) organisasi
mestilah berpuas hati.
Prinsip 2: Standard kerja ialah 'defect free' (tiada kecacatan). Setakat hampir-
hampir belum cukup. Untuk capai kualiti setiap orang mesti ada sikap 'defect
free' dalam apa sahaja yang dibuat.
Prinsip 3 : Kualiti diukur dengan 'price of non quality' (PONQ). PONQ ialah apa
yang menjadi kos kepada organisasi dari segi masa, kewangan atau peluang
apabila perkara-perkara tidak dilakukan dengan cara yang paling baik.
5. 5
4.0 Asas Kualiti
• Tujuh ASAS KUALITI menyeluruh yang mesti dan perlu dilaksanakan bagi
mencapai kualiti menyeluruh di sekolah adalah sebagaimana berikut:
Asas ~ 1 : Menepati Standard
Asas ~ 2 : Perkongsian Visi
Asas ~ 3 : Pencegahan
Asas ~ 4 : Buat Betul Kali Pertama (DIRFT)
Asas ~ 5 : Pengukuran
Asas ~ 6 : Penglibatan Total
Asas ~ 7 ; Penambahbaikan Berterusan (KAIZEN)
• Asas ~ 1 : Menepati Standard dimaksudkan sebagai mencapai standard
yang telah ditetapkan serta mempunyai sistem yang dapat memenuhi
keperluan klien (pelanggan) yang menjurus kepada; fokus kepada pelajar,
boleh dicapai; komunikasi dan persetujuan bersama.
• Asas ~ 2 : Perkongsian Visi membawa maksud membina perkongsian padu
dalam dan luar sekolah dan tumpuannya kepada keperluan-keperluan, dialog
serta usaha-usaha menghapuskan halangan-halangan mencapai
penambahbaikan dengan menghapuskan halangan, mengamalkan
kesamarataan layanan dan tindakan di dalam dan di luar sistem sekolah bagi
mewujudkan faedah bersama.
• Asas ~ 3 : Pencegahan membawa pengertian baru di mana perlunya
ketrampilan 'mencegah masalah' bukan hanya 'menyelesaikan masalah'
dengan jadikan proses-proseseyan boleh ramal, mulakan dengan
perancangan, terapkan dan mantapkan bahawa pencegahan adalah sikap
dan dengan menambah masa belajar.
• Asas ~ 4 : Buat Betul kali Pertama (DIRFT) jadikan ianya satu standard
prestasi tunggal dalam semua kerja-buat sama ada kerjaya atau peribadi
yang bermaksud tidak ada standard alternatif, buat betul dalam kemampuan
diri serta mengikat keberkesanan dan kecekapan.
• Asas ~ 5 : Pengukuran pula bererti dan meliputi mengenalpasti peluang-
peluang, membantu tetapkan matlamat penambahbaikan, membantu
menetapkan kemajuan, memfokus kepada usaha penambahbaikan sahaja
dan mestilah digunakan dalam aspek operasi melibatkan kualiti program,
kecekapanan sekolah, kemajuan projek dan budaya kualiti.
• Asas ~ 6 : Penglibatan hendaklah dimaksudkan sebagai satu situasi di
mana semua orang dan semua tahap terlibat dalam proses menggarap kualiti
menyeluruh ini berdasarkan pasukan kualiti dan penglibatan dicirikan dengan
menggembleng sumber utama iaitu manusia, berkongsi dalam membuat
keputusan, menghargai 'teamwork' dan akhirnya menimbulkan rasa
kepunyaan (sense of ownership).
6. 6
• Asas ~ 7 : Penambahbaikan Berterusan (KAIZEN) yang bererti usaha-
usaha menggarap kualiti menyeluruh dilakukan tanpa henti dan tanpa
penghujungnya. Oleh itu penambahbaikan berterusan mestilah
menghapuskan rasa 'selesa', merupakan kunci dan juga menjadi satu tabiat
kejayaan, dapat merangsang inovasi tanpa takut dan tidak kurang pentingnya
terhapusnya budaya dan sindrom 'hangat-hangat tahi ayam.'
5.0 Indikator menunjukkan kualiti pengurusan wujud dan dihayati:
Aspek ADA;
• Ada perancangan program dan jadual aktiviti (seperti SKT) berdasarkan
tahunan, bulanan, penggal dan mingguan atau harian.
• Ada instrumen pengesanan boleh merupakan senarai semak (tugas, petugas
dan tarikh); pelaporan (perkembangan dan proses); rekod kerja (buku-log,
senarai kehadiran, fail khas); penilaian (berkala, berterusan); dan tindakan
(baiki kelemahan dan tidak mengulanginya lagi).
• Ada dokumentasi yang dijilid kemas sama ada dalam bentuk buku, risalah,
hand-out, buletin, news-letter dan sebagainya. termasuk dalam dokumentasi
ini juga gambar foto, flow chart, carta Gantt, carta organisasi dan tidak kurang
pentingnya mestilah disokong oleh sistem fail yang kemaskini dan lengkap.
Aspek TIADA;
• Tiada surat ulangan, teguran atau peringatan yang diterima daripada JPNP,
PPD, KWSP, Audit Sekolah dan seumpamanya.
• Tiada aduan, sungutan dan rungutan daripada pihak-pihak berkepentingan
sampai melibatkan media masa.
• Tiada sebarang kelewatan dalam memberi respon sama ada ianya bersifat
rutin atau berkala apatah lagi melibatkan klien terdekat kita iaitu murid dan
penjaga mereka.
• Tiada berlakunya buat kerja dua kali yang melibatkan pembetulan dan
menyebabkan pembaziran dari segi sumber, masa dan tenaga.
• Tiada wujudnya sindrom elak-mengelak dalam menerima tugas dan
tanggungjawab atau melaksanakan sebarang tugas yang telah
dipertanggungjawabkan.
• Tiada 'clique' di sekolah yang menularkan pengaruh-pengaruh negatif dan
merosakkan organisasi, masing-masing dengan falsafah "aku-aku", "engkau-
engkau" seperti kata perumpamaan Melayu "Bagai enau dalam belukar,
melepaskan pucuk masing-masing".
6.0 Iklim Sekolah
Selaku seorang Penolong Kanan Hal Ehwal Murid, yang merupakan orang penting
(selepas Pengetua dan Penolong Kanan Pentadbiran) yang dijangkakan dapat
membantu dan membimbing guru-guru dan murid-murid kita mencapai kejayaan
cemerlang dalam bidang akademik dan bukan akademik melalui portfolio yang kita
7. 7
sandang. Di samping organisasi pengajaran yang merupakan 'teras' kepada matlamat
dan objektif sesebuah sekolah tu diwujudkan, Penolong Kanan Hal Ehwal Murid perlu
berfungsi membina dan memupuk iklim sekolah yang sihat, kondusif, ceria, bersih,
cantik, kemas, seronok, selamat serta menjadi kebanggaan guru dan murid. Unsur-
unsur tidak formal dan normatif di sekolah seperti disebutkan itu amat mempengaruhi
malah menyokong pembelajaran serta pembentukan sikap diri insan yang amat tinggi
nilainya. Sewajarnyalah kita membetulkan sikap dan tingkah-laku terutamanya dari segi
penyempurnaan tugas-tugas seharian kita di sekolah.
Kepemimpinan yang paling berkesan ialah kepemimpinan melalui teladan. Oleh itu
sebelum memimpin orang lain, pimpinlah diri kita dahulu. Di sinilah sikap dan
ketrampilan kita dalam memberi teladan kerja memainkan peranan penting dalam
membentuk dan memupuk 'school-wide improvement' yang melibatkan semua orang
dan berjalan secara berterusan.
Mencapai tahap pengurusan atau budaya kerja yang berkualiti tinggi memerlukan satu
kekuatan jiwa dan mental bagi melakukan perubahan dan menangani kemelut dan
konflik yang sama ada telah lama wujud atau yang baru 'diimport' yang terdapat di
sekolah kita sekarang. Menangani perubahan tidak bermakna sekadar 'bertukar
sekolah' tetapi kita masih tidak ' bertukar sikap, pemikiran dan amalan' kita selaku
Penolong Kanan Hal Ehwal Murid. Menangani perubahan memerlukan penglibatan
semua orang di sekolah. Salah satu pengaruh menghalang pelaksanaan pembaharuan
ini adalah pengaruh negatif kumpulan tidak formal (informal group) di kalangan guru-
guru atau kakitangan bukan guru yang lain di sekolah.
Tidak sukar mencapai keberkesanan kerja-buat atau mempertingkatkan kefahaman dan
amalan kita kepada 'kerja sebagai ibadah' atau 'amalan soleh' dalam hubungan
tugas-tugas hakiki kita selaku Penolong Kanan Hal Ehwal Murid di sekolah jika kita
membetulkan dan memperluas konsep 'ibadah' dan 'amal soleh' itu sendiri.
Prof. Hassan Langgulung (1991) menyebut; "Sebagai contoh apa yang dimaksudkan
daripada ungkapan itu adalah pandangan yang menyeleweng tentang makna "soleh".
Pengertian manusia soleh, sepeti yang kita fahami sekarang adalah orang yang tidak
mencuri, tidak minum arak, tidak berzina dan lain-lain. Seakan-akan kita lupa sama
sekali tentang apa dia akhlak yang luhur itu. Seakan-akan akhlak yang luhur dan mulia
itu sekadar menjauhi perkara-perkara haram itu. Sedang akhlak luhur seperti
kesungguhan, kesiapsiagaan, disiplin, tolong-menolong dan lain-lain tidak
bermakna apa-apa. Kenapa?"
Majid Ersan Al-Kailani dalam bukunya Mendidik Peribadi Muslim (1997) mentakrifkan
'amalan soleh' sebagai:
"Amalan soleh bukan sahaja terbatas kepada berbuat kebajikan dan memberi manfaat;
akan tetapi ia juga menolak hal yang buruk dan mengatasi bahaya. Amalan soleh,
dengan demikin, terbahagi kepada dua, iaitu amalan dengan tujuan memberi manfaat
kepada umat manusia dan di redhai Allah s.w.t., dan amalan dengan tujuan
mengenepikan bahaya daripada umat manusia dan kemurkaan Allah s.w.t. Manusia
yang melaksanakan dua bahagian amalan soleh ini disebut sebagai orang soleh dan
muslih (baik sekaligus memperbaiki), manakala orang yang hanya mengerjakan
bahagian pertama disebut sebagai orang soleh sahaja."
8. 8
Cabaran kerja kini memerlukan setiap penjawat awam memperlengkapkan diri masing-
masing bukan sahaja dalam aspek-aspek profesionalisme tetapi juga dalam aspek-
aspek pengurusan yang bekesan, kemahiran interpersonal, pengurusan konflik dan
'stress' dalam kerjaya dan kehidupam sosial dan peribadi, yang boleh membantu kita
selaku penolong kanan yang mempunyai ciri-ciri integriti, watak dan jatidiri yang dapat
menjadi role-model dan sumber inspirasi kepada seluruh warga organisasi di mana
kita bertugas.
7.0 Penutup
Begitu besar dan beratnya amanah dan tanggungjawab yang kita pikul selaku Penolong
Kanan Hal Ehwal Murid di sekolah hendaklah benar-benar diinsafi. Saiz sekolah bukan
jadi ukuran; tidak juga dijadikan alasan untuk tidak menyempurnakan amanah,
tanggungjawab atau pun tugasan. Betapa kecil sekolah yang kita tadbirkan atau betapa
sekali pun keadaan rupa fizikal sekolah kita, tidak patut sama sekali kita meremehkan
bidang tugas dan tanggungjawab hakiki kita. Apa yang perlu kini ialah kita mengubah
paradigma dan pemikiran, menambah ilmu pengetahuan dan paling penting
mengamalkan apa yang kita sudah pelajari dan buktikannya melalui kerja-buat kita
setiap waktu dan ketika.
Tak tahu dan tak pandai hendak melakukan sesuatu boleh dipelajari, tetapi jika sudah
tahu dan sudah pandai tapi tak mahu buat kerja amatlah malang sekali. Ringkasnya
sekadar tahu dan 'mengaku pandai' tidak ada gunanya; yang penting apa yang dibuat
dan apa yang diurus, dan apa yang telah kita buktikan melalui kerja-kerja kita selama
ini. Bruce Lee seorang aktor kung fu terkenal pernah disebut sebagai berkata:
"Knowing is not enough, you must apply. Willing is not enough, you must
do".Buatlah refleksi diri masing-masing agar segala kelemahan dan ketidakketrampilan
kita sebagai Penolong Kanan Hal Ehwal Murid dapat diatasi dan perbaiki ke tahap yang
paling tinggi. Sepatutnya tidak wujud lagi ulasan dan teguran daripada 'stakeholders'
kita berhubung dengan pengurusan hal ehwal murid yang sering dilaporkan tidak
cekap, tidak berkesan, lewat malah terus tidak diambil tindakan sewajarnya walaupun
perkara-perkara tersebut berulang kali diutarakan di dalam setiap taklimat, bengkel atau
mesyuarat yang dikelolakan sama ada oleh Jabatan Pelajaran Negeri atau pun Pejabat
Pelajaran Daerah.
Catatan:
Esei ini dikirim oleh Encik Mohd. A’sri bin Abdul Ghani. Penulis ini tidak
diketahui. Sekiranya pengunjung laman ini mengetahui penulisnya, sila
maklumkan kepada pengurus web.