Dokumen tersebut membahas mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dan pengembangan sumber daya manusia. Dibahas 10 jenis gaya kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap kinerja, serta strategi pengembangan SDM seperti memberikan kesempatan untuk berkreativitas, memberikan penghargaan, dan mengadakan pelatihan.
ppt ini saya susun untuk memenuhi tugas SDM didalam ppt ini membahas tentang apa itu kepemimpinan dan gaya kepemimpinan serta membahas macam-macam gaya kepemimpinan dan dampaknya terhadap kinerja tenaga kerja
Kepemimpinan ldks smp islam al hikmah 2018 2019Viki Iswanto
Pemimpin merupakan kata dasar dari kepemimpinan. pemimpin memiliki arti yaitu seseorang yang menjalankan suatu kelompok dengan mempengaruhi individu lain untuk meraih satu tujuan yang di tentukan bersama
2. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam menjalankan
organisasi atau perusahaan. Setiap pemimpin memiliki hak untuk menentukan gaya
kepemimpinan yang akan digunakannya dalam menjalankan suatu Organisasi atau
perusahaan.
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan
setiap orang memiliki Kepribadian yang berbeda-beda. Gaya kepemimpinan yang dipilih
oleh pemimpin juga dipengaruhi oleh ilmu yang dimilikinya, situasi dan kondisi. Setiap
gaya kepemimpinan yang dipilih memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
3. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja
Dalam pemilihan gaya kepemimpinan ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai, yang tergantung pada kondisi kepemimpinan. Maka keberadaan pemimpin
organisasi memiliki peran yang sangat penting terhadap berjalannya suatu organisasi
dalam rangka mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi.
Mengingat setiap kebijakan atau keputusan yang diambil dari suatu kepemimpinan,
diharapkan pegawai memiliki ketaatan dan kepatuhan untuk menjalankan keputusan
tersebut. Kenapa demikian, karena masih ada faktor lain ikut serta berpengaruh terhadap
ketaatan pegawai tersebut, yaitu sikap keteladanan, kedisiplinan dari pimpinan sendiri.
Idealnya setiap pegawai selalu melaksanakan tugasnya sesuai dengan wewenang yang
melekat pada jabatannya,serta penuh semangat atau tidak, penuh rasa tanggung jawab
atau tidak tergantung pada bagaimana pimpinan dalam mengelola orgnaisasi tersebut,
dan semuanya itu berujuang pada hasis kerja (kinerja).
4. Pengaruh masing-masing
kepemimpinan terhadap kinerja
1. Gaya kepemimpinan Otoriter
Dalam kepemimpinan otoriter pegawai dianggap sebagai robot, Pegawai susah untuk
berkembang, pegawai merasa dirinya tidak berharga, oleh karena itu pegawai melakukan
pekerjaan dengan terpaksa.Akibatnya kinerja pegawai tidak bisa maksimal, dikarenakan
pegawai tidak memiliki kenyamanan dalam bekerja.
Di lain sisi dengan menerapkan kepemimpinan otoriter pemimpin menjadi lebih mudah
dan cepat dalam mengambil keputusan.
5. 2. Gaya kepemimpinan birokrasi
Gaya kepemimpinan ini selalu mendasarkan kepada kebijakan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga kinerja pegawai sangat tergantung pada prosedur yang telah ditetapkan
hasil kerja tergantung pada kecepatan penyelesaian dalam setiap prosedur. Menurut saya
kalau gaya kepemimpinan mengikuti prosedur sebelumnya maka kinerja karyawan
dimungkinkan tidak bisa sama dengan kepemimpinan selanjutnya dikarenakan setiap
pemimpin memiliki karakter masing-masing dan tidak bisa dipaksakan dengan gaya
kepemimpinan sebelumnya.
6. 3. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan ini memiliki karakter:
– Pemimin bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
– Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
– Komunikasi berlangsung timbal balik
– Pengawasan dilakukan secara wajar
– Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran
Dengan menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, peningkatan kinerja tercipta karena
sistem kerja yang sesuai dengan hati nurani, nilai-nilai norma, etika, kebebasan pemberian
kepercayaan pengawasan, siap menerima kritik saran yang bersifat membangun, tegas dan
menghormati kreativitas dan inovasi. Kondisi ini menciptakan pengembangan kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Dengan menerapkan gaya kepemimpinan demokratis dalam proses pengambilan keputusan
akan berlangsung lama karena membutuhkan pertimbangan yang banyak sehingga sulit
untuk mencapai kata mufakat dengan cepat.
7. 4. Kepemimpinan karismatik
Kepemimpinan ini mempunyai daya tarik yang sangat besar karena itu mempunyai pengikut
yang jumlahnya juga besar, dalam kepemimpinan ini kinerja pegawai berkembang sangat
tergantung pada kreativitas dan inovasi pimpinan. Pengaruh pemimpin yang kuat membuat
pegawai tidak kreatif dan inovatif.
5. Kepemimpinan militeristis
Kepemimpinan ini menggunakan lebih banyak sistem pemerintah, keras dan sangat otoriter,
kaku dan seringkali kurang bijaksana. Kepemimpinan ini sangat menyenangi formalitas
menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahan, tidak menghendaki saran, usul
dan kritikan-kritikan dari bawahan.
Kinerja karyawan sangat tergantung pada kreativitas dan inovasi pemimpin. Sistem kerja yang
mengedepankan disiplin, kepatuhan bawahan pada atasan, sistem kerja menggunakan sistem
komando mendorong pegawai tidak berkembang, namun memiliki kompetensi dan
profesionalitas terhadap bidang kerjanya. Pekerja lebih disiplin waktu.
8. 6. Kepemimpinan paternalistik
Pada kepemimpinan ini pemimpin bersikap mempunyai wawasan yang luas, menutup
kesempatan kepada bawahan untuk berkreasi, bersifat terlalu melindungi, menganggap
bahwa bawahannya tidak dewasa, serta bawahan jarang mendapat kesempatan untuk
memberikan sebuah keputusan.
Kinerja pegawai tergantung pada pimpinan, dalam gaya kepemimpinan ini kinerja karyawan
sulit berkembang.
7. Kepemimpinan transformatif
Kepemimpinan ini membuat pegawai bekerja sesuai dengan job deskripsi masing-masing,
pegawai bekerja mengedepankan profesionalitas, kinerja pegawai tertolong tinggi mengingat
ada visi dan misi, tujuan kerja dan rencana, dan juga sistem kerja. Pegawai tidak dianggap
sebagai robot jadi kreativitas pegawai bisa berkembang.
9. 7. Kepemimpinan transaksional
Gaya kepemimpinan ini bekerja pada prinsip bahwa ketika bawahan menandatangani kontrak
untuk berpartisipasi dalam proyek, mereka mengikuti semua keputusan pemimpin mereka
sebagai otoritas tertinggi. Jika kinerja bawahan baik, mereka akan dihargai dan jika mereka di
bawah standar yang diharapkan mereka akan terkena sanksi sesuai kontrak tertulis.
Dalam gaya kepemimpinan ini kinerja pegawai dipengaruhi oleh isi fakta integritas yang telah
disepakati. Motif motivasi kerja akan dapat meningkat kinerja pegawai. Reward dan sanksi
merupakan bentuk pemicu motivasi kerja. Hal ini dapat meningkatkan kinerja sesuai dengan
kontrak kerja.
8. Kepemimpinan visioner
Kepemimpinan ini menggunakan inspirasi bersama dengan tritunggal EI, yaitu kepercayaan
diri, kesadaran diri dan empati. Pemimpin memiliki tujuan sejati dan selaras dengan nilai
bersama orang-orang yang dipimpinnya.
Kinerja pegawai tergantung pada persepsi dan pemahaman serta berjuang bersama terhadap
tujuan organisasi.
10. 9. Kepemimpinan lazess-faire
Kepemimpinan ini memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaan dilakukan lebih
banyak diserahkan kepada bawahan. Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang
kecil dimana para bawahan yang secara aktif menentukan tujuan dan penyeselaian masalah
yang dihadapi.
Pegawai diberi kekuasaan dan kewenangan seluas-luasnya untuk berkreasi dan berinovasi
dalam melaksanakan pekerjaan, kepemimpinan ini terlalu percaya pada kemampuan pegawai
sehingga kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya pegawai.
11. 10. Kepemimpinan sekedar jalan
Kepemimpinan ini tidak mempunyai program kerja, tidak mempunyai SOP, memiliki visi dan
misi tetapi tidak tahu cara mencapainya. Kualitas kerja sekedar rutinitas, pembagian kerja
tidak jelas, tidak ada kontrol pengawasan, tidak ada sanksi, tidak ada motivasi dari pimpinan.
Sehingga tidak ada pencapaian target kerja, kinerja pegawai berjalan apa adanya dan
cenderung menurun, dan tidak ada perkembangan dalam organisasi.
14. Pengertian Pengembangan SDM
Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan salah
satu upaya perusahaan dalam membentuk karyawan yang
berkualitas dengan memiliki keterampilan, kemampuan kerja
serta loyalitas kerja kepada perusahaan.
15. Tujuan Pengembangan SDM
Tujuan pengembangan Sumber Daya Manusia secara umum
adalah untuk meningkatkan kualitas para pekerja atau manusia
melalui program pendidikan dan pelatihan agar menciptakan
sebuah produk yang berkualitas dan mampu memajukan
perusahaan atau organisasi.
16. Strategi Pengembangan SDM
1. Memberi kesempatan kepada karyawan untuk
menyalurkan ide dan gagasan
Strategi ini digunakan untuk menggali informasi mengenai
kreativitas ide karyawan sehingga segala kritik dan saran bisa
tersampaikan sebagai pertimbangan membuat keputusan.
Strategi ini juga digunakan untuk memacu kualitas karyawan
agar semakin meningkat.
17. 2. Memberi penghargaan.
Disini memberikan penghargaan kepada karyawan bertujuan
untuk membuat karyawan lainnya agar termotivasi untuk dapat
menjadi lebih baik. Hal tersebut nantinya akan memberikan
kontribusi besar terhadap perusahaan dalam mengembangkan
perusahaan.
18. 3. Mengadakan pelatihan.
Pelatihan dilaksanakan untuk memberikan bekal kepada
karyawan serta bisa juga menambah pengetahuan dan
pengalaman karyawan.
Ada beberapa jenis pelatihan dan pengembangan SDM yang
dapat dilakukan. Diantaranya adalah skill training, retraining
atau pelatihan ulang, cross functional training, team training,
dan creativity training.