1. METODE PENELITIAN
KODE MK : Bd. 405
BEBAN STUDI : 2 SKS (T=1; P=1)
PENEMPATAN : SEMESTER 2
DOSEN : Dr. Cand. Edizal Hatmi, SS., M.Pd
Penelitian adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis,
tentang fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis
tentang hubungan yang dikira ada antara fenomena-fenomena itu (Kerlinger,
1990).
Proposal penelitian adalah rencana penelitian yang menggambarkan secara umum hal-hal
yang akan diteliti dan cara penelitian itu dilaksanakan.
Memuat: - Masalah yang diteliti
- Teori yang dikaji
- Hipotesis yang akan diuji
- Proses pengumpulan data
- Kapan/dimana dilaksanakan
- Analisis data
- Biaya yang digunakan
MEMBUTUHKAN
ILMU
PENGETAHUAN
2. ILMU PENGETAHUAN ADALAH “PRODUK” DARI SUATU
PENGAMATAN DAN PERKIRAAN YANG SISTEMATIS
DENGAN MENGIKUTI KAIDAH DAN TUNDUK PADA ASAS
TERTENTU
PRODUK BISA BERUPA
• Fakta
• Data
• Informasi atau kaidah
• Teori dan rumus
3. PENELITIAN, ILMU DAN KEBENARAN
PENELITIAN ILMU
PROSES HASIL
PENELITIAN
ILMU
KEBENARAN
ILMIAH
PROSES PROSES HASIL
PENERAPAN METODE
ILMIAH
PERANGKATNYA
• BAHASA
• LOGIKA
• MATEMATIKA
• STATISTIK
PENGETAHUAN YANG
DICOBA
• MENJELASKAN
RAHASIA ALAM AGAR
GEJALA ALAMIAH
TIDAK LAGI MISTERI
• MERAMALKAN YANG
AKAN TERJADI
• MENGONTROL GEJALA
• KOHERENSI
• KORESPONDENSI
• PRAGMATISME
4. KEBENARAN ILMIAH
KEBENARAN
ILMIAH
• KOHERENSI
• KORESPONDENSI
• PRAGMATISME
KOHERENSI ADALAH TEORI KEBENARAN YANG MEN-DASARKAN
PADA KRITERIA TENTANG KON-SISTENSI
SUATU ARGUMENTASI
KORESPONDENSI ADALAH TEORI KEBENARAN YANG MEN-DASARKAN
DIRI KEPADA KRITERIA TENTANG
KESESUAIAN ANTARA MATERI YANG
DIKANDUNG OLEH SUATU PERNYATAAN DE-NGAN
OBJEK YANG DIKENAI PERNYATAAN TER-SEBUT
PRAGMATISME ADALAH TEORI KEBENARAN YANG
MENDASARKAN DIRI KEPADA KRITERIA
TENTANG BERFUNGSI ATAU TIDAKNYA SUATU
PERNYATAAN DALAM LINGKKUP RUANG DAN
WAKTU TERTENTU
5. PENGERTIAN KARYA ILMIAH
TULISAN “ILMIAH” ADALAH:
NASKAH YANG MEMBAHAS SUATU MASALAH TERTENTU ATAS ASAS
DASAR KONSEPSI KEILMUAN TERTENTU, DENGAN MEMILIH METODE
PENYAJIAN TERTENTU SECARA UTUH, TERATUR DAN KONSISTEN
(SYAMSUDIN, 1994).
DISEBUT “ILMIAH” KARENA MEMENUHI 3 SYARAT YAITU:
1. ISI KAJIANNYA BERADA PADA LINGKUNGAN PENGETAHUAN ILMIAH
2. MENGGUNAKAN METODE ILMIAH ATAU CARA BERPIKIR ILMIAH.
3. SOSOK PENAMPILANNYA SESUAI DAN TELAH MEMENUHI
PERSYARATAN SEBAGAI SUATU TULISAN KEILMUAN
6. APA PERBEDAAN “PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)” DAN “ILMU
(SCIENCE)”?
PENGETAHUAN ADALAH:
SEGALA SESUATU YANG “KITA” KETAHUI (BERAGAM/BANYAK HAL).
SEPERTI; PENGETAHUAN TENTANG:
- KEYAKINAN - PENDIDIKAN
- KESENIAN - SEBAGAI ILMU
ILMU ADALAH:
BAGIAN DARI PENGETAHUAN YANG MEMPUNYAI CIRI KHUSUS
ILMU, DIANTARANYA DIPEROLEH MELALUI PENELITIAN YANG
DILAKUKAN METODE SPESIFIK. DISEBUT SEBAGAI METODE
(BERIPIKIR) KEILMUAN.
METODE KEILMUAN MERUPAKAN CARA BERPIKIR YANG SPESIFIK
YANG MENGGABUNGKAN CARA BERPIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF
7. APA KEGIATAN ILMIAH ITU?
ADALAH KEGIATAN ILMIAH MENGGUNAKAN METODE KEILMUAN YANG DITANDAI
DENGAN:
- ARGUMENTASI TEORITIK YANG BENAR, VALID DAN RELEVAN
- DIDUKUNG FAKTA EMPIRIK
- ANALISIS KAJIAN YANG MENGAITKAN ANTARA ARGUMENTASI TEORITIS
DENGAN FAKTA EMPIRIS TERHADAP PERMASALAHAN YANG DIKAJI
ADA 3 MACAM KEGIATAN ILMIAH DASAR
1. PENELITIAN
2. PENGEMBANGAN
3. EVALUASI
IBARAT POHON, “KEGIATAN ILMIAH” MERUPAKAN DAUN-DAUN YANG RIMBUN
DARI POHON ITU. DIMANA:
BATANG POHON YANG MERUPAKAN LANDASAN BERPIKIR SETIAP KEGIATAN
ILMIAH (METODE ILMIAH)
CABANG UTAMA POHON, IBARAT PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN
EVALUASI
RANTING DAN DAUN, SEBAGAI RAGAM KEGIATAN KEILMUAN YANG SALING
TERKAIT
8. MASALAH
KHASANAH
PENGETAHUAN
ILMIAH
PENYUSUNAN
KERANGKA
BERFIKIR
DEDUKSI
KOHERENSI
PERUMUSAN
HIPOTESIS
MATEMATIKA
LOGIKA
DEDUKTIF
KORESPONDENSI
INDUKSI
PENGUJIAN
HIPOTESIS
STATISTIKA
LOGIKA
INDUKTIF
DITERIMA DITOLAK
METODE ILMIAH
(SARANA DALAM PROSEDUR KEILMUAN)
PRAGMATISME
9. METODE ILMIAH
KRITERIA LANGKAH
LANGKAH
1. BERDASARKAN FAKTA
2. BEBAS DARI PRASANGKA
3. MEMAKAI PRINSIP-PRINSIP
ANALISA
4. MENGGUNAKAN
HIPOTESIS
5. MENGGUNAKAN UKURAN
6. MENGGUNAKAN TEKNIK
KUANTIFIKASI
1. MEMILIH DAN
MENDEFINISIKAN
MASALAH
2. SURVAI TERHADAP DATA
YANG ADA
3. MERUMUSKAN HIPOTESIS
4. MEMBANGUN KERANGKA
ANALISA, ALAT-ALAT
UNTUK MENGUJI
HIPOTESIS
5. MENGUMPULKAN DATA
PRIMER
6. MENGOLAH,
MENGANALISA SERTA
MEMBUAT INTERPRETASI
7. MEMUAT GENERALISASI
DAN KESIMPULAN
8. MEMBUAT LAPORAN
10. PERUMUSAN MASALAH
VARIABEL X VARIABEL Y
PROSES
TEORI TEORI TEORI TEORI TEORI TEORI
ANALISIS ANALISIS ANALISIS
SINTESIS TEORI
X
ANALISIS ANALISIS ANALISIS
SINTESIS TEORI
Y
PENELITIAN ILMIAH
KONSTRUK KERANGKA BERPIKIR KONSTRUK
HUBUNGAN X DENGAN Y
DEFINISI
OPERASIONAL
DEFINISI
OPERASIONAL
KISI-KISI
INSTRUMEN X
KISI-KISI
INSTRUMEN Y
INSTRUMEN
X
INSTRUMEN
Y
SUMBER
INFORMASI X
SUMBER
INFORMASI Y
PENGAJUAN HIPOTESIS
HUBUNGAN X DENGAN Y
PENGUJIAN HIPOTESIS
HUBUNGAN X DENGAN Y
DATA EMPIRIK X DATA EMPIRIK Y
TESIS
IMPLIKASI:
TEKNOLOGI PEMECAHAN
MASALAH
Cat: Bagan proses ilmiah ini sekedar menjelaskan
posisi dan fungsi komponen penelitian dalam
suatu penelitian kuantitatif yang baku. Bentuk
penelitian lainnya mempunyai alur dan struktur
yang berbeda sesuai dengan logika penelitiannya.
11. PENELITIAN ILMIAH
Wilayah:
Teori
Rasional
Deduktif
Justifikasi
Wilayah:
Data
Empiris
Induktif
Verifikasi
Wilayah Ilmiah
Keterangan:
1. Penelitian A Priori : Masalah-Teori-Data
2. Penelitian A Posteriori : Masalah-Data-Teori
13. METODE ILMIAH PENELITIAN ILMIAH
MASALAH
PENYUSUNAN
KERANGKA
BERPIKIR
PERUMUSAN HIPOTESIS
METODOLOGI
HIPOTESIS
PENGUJIAN HIPOTESIS
KESIMPULAN
PENGAJUAN MASALAH
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH
D. PERUMUSAN MASALAH
E. KEGUNAAN PENELITIAN
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DAN
PERUMUSAN TEORITIS
A. KAJIAN TEORI YG DIGUNAKAN
B. KAJIAN PENELITIAN RELEVAN
C. PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR
DALAM PENGAJUAN HIPOTESIS
(MEMUAT POSTULAT ASUMSI, DAN
PRINSIP BILA ADA.
D. PERUMUSAN HIPOTESIS
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
B. TAMPAT/WAKTU PENELITIAN
C. METODE PENELITIAN
D. TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH
E. TENIK PENGUMPULAN DATA
F. TEKNIK ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN
A. DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN
B. PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS
C. PENGUJIAN HIPOTESIS
D. PENAFSIRAN
E. KESIMPULAN PENGUJIAN HIPOTESIS
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN YANG MERUPAKAN SISTESIS DR
BDG TEMUAN PENELITIAN
B. PEMBAHASAN KESIMPULAN PEN DR BBG TEORI
KEILMUAN DAN HASIL PENELT. YG RELEVAN
C. PENGKAJIAN IMPLIKASI PENELITIAN
D. PENGAJUAN SARAN
STRUKTUR PENGKAJIAN ILMIAH
14. STRUKTUR PENULISAN PROPOSAL
PENELITIAN KUANTITATIF
JUDUL
PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Indentifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA, BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Populasi, Sampel, dan Sampling
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Hipotesis Statistik
DAFTAR PUSTAKA
15. PROSES KERJA PENELITIAN
A. DIRANCANG UNTUK MEMECAHKAN SUATU MASALAH TERTENTU
B. DITEKANKAN PADA PENGEMBANGAN GENERALISASI, PRINSIP, TEOERI, PUNYA NILAI
DESKRIPSI DAN PREDKSI
C. BERANGKAT & BERMUARA PADA MASALAH YANG DAPAT DIVERIFIKASI MELALUI
OBSERVASI
D. MEMERLUKAN OBSERVASI & DESKRIPSI YANG AKURAT
E. DIUTAMAKAN PADA PENEMUAN BARU, TIDAK SEKEDAR MENSINTESA ATAU
MENGORGANISASI SESUATU YANG TELAH DIKETAHUI SEBELUMNYA
F. PROSEDUR DAN TEKNIKNYA DIRANCANG SECARA TELITI
G. MENUNTUT KEAHLIAN UNTUK MENGETAHUI PERMASALAHAN YANG DITELITI,
PENEMUAN-PENEMUAN SEBELUMNYA YANG RELEVAN, KEPUSTAKAAN YANG SESUAI
DENGAN MASALAH
H. UPAYA OBYEKTIF & LOGIS, VALIDASI TERHADAP PROSEDUR YANG DIGUNAKAN DAN
DATA YANG DIKUMPULKAN, DAN KESIMPULAN YANG DIBUAT
I. MENUNTUT KESABARAN YANG TINGGI, TIDAK DILAKUKAN TERGESA-GESA
J. PENCATATAN & PELAPORAN DILAKUKAN DENGAN TELITI DAN CERMAT
K. KADANG MENUNTUT KEBERANIAN, SEBAB HASIL PENELITIAN BERLAWANAN
DENGAN OTORITAS POLITIK DAN AGAMA
16. KOMPONEN PROPOSAL PENELITIAN
SISTEMATIKA PENULISAN USUL PENELITIAN TERGANTUNG PADA LEMBAGA-LEMBAGA
TERTENTU
SECARA GARIS BESAR ISI USUL PENELITIAN MENGANDUNG:
1. PERMASALAHAN DAN TUJUAN PENELITIAN
2. KAJIAN TEORI ATAU TELAAH PUSTAKA, DIIKUTI PENGAJUAN HIPOTESIS, DAN
3. RENCANA KEGIATAN PENELITIAN UNTUK MEMPEROLEH DATA EMPIRIS.
SEBAGAI CONTOH:
KOMPONEN USUL PENELITIAN UNTUK DOSEN MUDA DI PERGURUAN TINGGI
A. JUDUL PENELITIAN G. KONSTRIBUSI PENELITIAN
B. BIDANG ILMU H. METODE PENELITIAN
C. PENDAHULUAN I. JADWAL PENELITIAN
D. PERUMUSAN MASALAH J. PERSONALIA PENELITIAN
E. TINJAUAN PUSTAKA K. PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN
F. TUJUAN PENELITIAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
17. KAWASAN PENELITIAN
1. PENELITIAN UNTUK PENGEMBANGAN ILMU
MENCAKUP SEMUA BID. ILMU, TERUTAMA YANG DIBINA PT. SIFATNYA PENELITIAN
MURNI, MASALAH DAN VARIABEL DIGALI DAN DIANGKAT DARI TEORI-TEORI KEILMUAN.
DILAKUKAN DI LABORATORIUM DAN DI LAPANGAN UNTUK MENGUJI,
MENGEMBANGKAN TEORI YANG TELAH ADA, ATAU UNTUK MENEMUKAN TEORI BARU.
2. PENELITIAN UNTUK MENUNJANG PEMBANGUNAN
SIFATNYA ,MULTIDISPLINER, YAITU MENGGUNAKAN BERBAGAI DISIPLIN ILMU YANG
BERKAITAN DENGAN MASALAH YANG DITELITI (PENELITIAN TERAPAN). MASALAHNYA
BANYAK DIANGKAT DARI DATA EMPIRIS. BERTUJUAN MEMECAHKAN MASALAH SOAL
YANG EBRKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN REGIONAL. MANFAATNYA:
PEMECAHAN MASALAH, PERUMUSAN KEBIJAKAN, DAN ATAU PERENCANAAN
PROGRAM.
3. PENELITIAN UNTUK PENGEMABANGAN SISTEM DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
HAMPIR SAMA DENGAN NO. 2. BEDANYA TERLETAK DALAM LINGKUP MASALAH DAN
MANFAAT HASILNYA, YAITU MENYANGKUT PENELITIAN INSTITUSIONAL ATAU
KELEMBAGAAN. MISALNYA MENGENAI : # PELAKSANAAN TRIDHARMA PT
# KETERLAKSANAAN KEBIJAKSANAAN PT
# PROSES PELAKSANAAN PENDIDIKAN
# PENYEMPURNAAN SISTEM PENG. PEND.
18. MENILAI MASALAH
APAKAH :
• DAPAT DITELITI SECARA ILMIAH?
• AKAN DAPAT MEMPEROLEH DATA?
• ORANG YANG TERLIBAT MAU BERPARTISIPASI?
• HASIL PENELITIAN TIDAK MERUGIKAN ORANG LAIN?
• BELUM ADA JAWABAN?
• PENELITI PUNYA KEMAMPUAN MENELITI MASALAH?
• CUKUP DANA DAN WAKTU?
• PENELITI CUKUP KEBERANIAN?
• PENELITI CUKUP MINAT?
• HASIL PENELITIAN KELAK MEMUNGKINKAN ADA PENELITIAN BARU?
• HASIL PENELITIAN MEMBERI SUMBANGAN BAGI IPTEKS/MASYARAKAT?
19. A. JUDUL PENELITIAN
1. SINGKAT DAN SPESIFIK, DAPAT MEMBERI GAMBARAN TENTANG PENELITIAN
2. MENGGAMBARKAN VARIABEL DAN PERMASALAHAN YANG AKAN DIJAWAB
3. DIRUMUSKAN SETELAH GAGASAN, MASALAH DAN VARIABEL SUDAH JELAS
JANGAN DIMULAI DARI JUDUL KE PERMASALAHAN
4. MENARIK MINAT PENGUSUL DAN MAMPU MENUNTUN PENILAI TERTARIK
DENGAN RENCANA PENELITIAN ITU
5. MINTA MASUKAN ATAU PENDAPAT PARA PAKAR TENTANG JUDUL TERSEBUT.
B. BIDANG ILMU
TULISKAN BIDANG ILMU KETUA PENELITI SESUAI KONSORSIUM PENDIDIKAN
TINGGI
C. PENDAHULUAN
1. URAIKAN FAKTOR YANG MENDASARI KETERTARIKAN MELAKUKAN
PENELITIAN ITU.
2. URAIKAN GEJALA/KONSEP/DUGAAN YANG MERUPAKAN TUJUAN DARI
PENELITIAN
3. JELASKAN PENGERTIAN PERISTILAHAN, DEFINISI ATAU TERMINOLOGI
TEKNIS YANG DIANGGAP PENTING.
4. JELASKAN LATARBELAKANG MASALAH SAMPAI PADA TUJUAN PENELITIAN
SECARA SINGKAT
20. URUTAN DAN POLA PIKIR MEMBUAT JUDUL
Judul Penelitian
Latar Belakang Masalah
Indikasi Masalah
Batasan Masalah
21. POLA PIKIR MERUMUSKAN MASALAH
Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti, tetapi
peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standard keilmuan maupun aturan.
Peneliti perlu menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti
Identifikasi Masalah
Semua masalah yang ada pada obyek penelitian dikemukakan, baik masalah yang
akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukkan hubungan masalah satu dengan masalah
yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel dependen
Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian lebih
mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variabel saja.
Rumusan Masalah
Dinyatakan dalam kalimat tanya
22. LATAR BELAKANG MASALAH
URAIKAN DENGAN SINGKAT MENGAPA MENJADIKAN MASALAH
TERTENTU DITELITI?
MISALNYA, KARENA ADA:
1. TANTANGAN UNTUK MENEMUKAN, MENCIPTA, ATAU MENCAPAI
SESUATU
2. KETIDAKPASTIAN TERHADAP FENOMENA ALAM ATAU HUBUNGAN
SATU VARIABEL DENGAN VARIABEL LAIN (INGIN DIKETAHUI
HUBUNGANNYA).
3. KEMENDUAAN ARTI TERHADAP SESUATU FENOMENA (INGIN
DIKETAHUI SALAH SATUNYA SECARA PASTI)
4. RINTANGAN DAN KENDALA UNTUK MENCAPAI/MENERAPKAN
SESUATU, (INGIN MENGATASINYA).
5. KEKOSONGAN PENGETAHUAN TERHADAP FENOMENA ATAU ILMU
PENGETAHUAN YANG ADA (INGIN MENGISINYA), DAN
6. SUATU KEADAAN TERTENTU YANG MENYIMPANG DARI KEADAAN
IDEAL (INGIN DIKETAHUI PENYEBAB DAN MENGATASINYA).
23. CARA MENGURAIKAN
LATAR BELAKANG MASALAH
LATAR BELAKANG MASALAH MERUPAKAN UNGKAPAN/ALASAN YANG
MENYANGKUT MASALAH YANG DITELITI, SEHINGGA TERLIHAT BAHWA
PENELITIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN SANGAT PENTING. ISINYA
BERSUMBER DARI:
1. HASIL PEMIKIRAN & PENALARAN LOGIS TERHADAP MASALAH
YANG DITELITI
2. PENGAMATAN TERHADAP SUATU FENOMENA ALAM DAN SOSIAL
3. HASIL MEMBACA KEPUSTAKAAN, HASIL PENELITIAN, MAUPUN
SUMBER BACAAN LAIN.
TAHAP MENGURAIKAN LATAR BELAKANG MASALAH:
1. SAJIKAN HAL-HAL YANG MENJADI KEINGINAN PENELITI,
TERUTAMA FAKTOR YANG MENDASARI KETERTARIKAN UNTUK
MENELITINYA
2. UNGKAPKAN SUATU GEJALA/KONSEP/DUGAAN YANG
MERUPAKAN BAGIAN DARI TUJUAN PENELITIAN YANG
DIUSULKAN. SEBAIKNYA BERIKAN BATASAN ATAU TERMINOLOGI
ISTILAH ATAU VARIABEL YANG AKAN DITELITI DAN KAITKAN
DENGAN TUJUAN PENELITIAN SEHINGGA MEMBERIKAN KESAN
BAHWA TUJUAN YANG AKAN DICAPAI ADALAH PENTING.
24. 3. MENGUNGKAPKAN PEMIKIRAN DAPAT DIAWALI DENGAN
MENGGAMBARKAN FENOMENA YANG TERJADI SAAT INI, BAIK
BERDASARKAN HASIL PENELITIAN, MAUPUN DATA, GEJALA, DAN
SITUASI YANG ADA. KEMUDIAN BANDINGKAN DENGAN KONDISI
DAN SITUASI YANG DIHARAPKAN
4. PENGUNGKAPAN PEMIKIRAN JUGA DAPAT DIAWALI DARI KAJIAN
ATAU TELAAH TEORI (PENGETAHUAN KEILMUAN). BUKAN DARI
DATA DAN FAKTA EMPIRIS. LALU DIBANDINGKAN DENGAN
REALITA ATAU FAKTA YANG ADA.
5. PENGUNGKAPAN PEMIKIRAN DAPAT DENGAN CARA
MENGKOMBINASIKAN TEORI & FAKTA EMPIRIS, SEBAGAI DASAR
MENGANALISIS PERMASALAHAN PENELITIAN
6. DARI HASIL ANALISIS PERBANDINGAN DAPAT DIANGKAT
BERBAGAI MASALAH UNTUK DIJADIKAN TOPIK/JUDUL
PENELITIAN.
25. IDENTIFIKASI MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH ADALAH TAHAP PERMULAAN PENGUASAAN MASALAH
DIMANA SUATU OBJEK DALAM SUATU JALINAN SITUASI TERTENTU DAPAT
DIKENALI SEBAGAI SUATU MASALAH (SURIASUMANTRI, 1988).
BERDASARKAN HASIL PENGUNGKAPAN PADA LATAR BELAKANG MASALAH,
MAKA DILAKUKAN ANALISIS ATAU IDENTIFIKASI MASALAH YANG BERKAITAN
DENGAN FENOMENAN YANG ADA.
DARI HASIL ANALISIS PERBANDINGAN DAPAT DIANGKAT BERBAGAI
PERMASALAHAN UNTUK DIANGKAT MENJADI TOPIK PENELITIAN.
MASALAH ADA, KALAU ADA KESENJANGAN (GAP) ANTARA APA YANG
SEHARUSNYA (HARAPAN) DENGAN APA YANG ADA (KENYATAAN). ATAU SUATU
GEJALA BARU DISEBUT MASALAH BILA GEJALA ITU TERDAPAT DALAM SITUASI
TERTENTU.
BERDASARKAN FENOMENA DAN MASALAH YANG ADA, DAPAT DIJELASKAN
PENTINGNYA VARIABEL ATAU ATRIBUTNYA, BAIK VARIABEL BEBAS MAUPUN
TERIKAT UNTUK DITELITI.
26. PEMBATASAN MASALAH
PEMBATASAN MASALAH ADALAH UPAYA UNTUK MENETAPKAN BATAS-BATAS
(RUANG LINGKUP) PERMASALAHAN DENGAN JELAS, YANG MEMUNGKINKAN
PENELITI UNTUK MENGENAL FAKTOR MANA YANG TERMASUK DAN YANG
TIDAK KE DALAM LINGKUP PERMASALAHAN.
PEMBATASAN MASALAH BERTUJUAN UNTUK MEMBUAT FOKUS MASALAH
BERTAMBAH JELAS SEHINGGA DENGAN MUDAH MERUMUSKAN MASALAH
PENELITIAN.
PEMBATASAN MASALAH DAPAT DILAKUKAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN HAL-HAL
SEPERTI:
1. BIAYA YANG TERSEDIA
2. WAKTU YANG DIGUNAKAN
3. ALAT-ALAT DAN PERLENGKAPAN YANG TERSEDIA
4. BEKAL KEMAMPUAN TEORITIS
5. PENGUASAAN METODE YANG DIPERLUKAN
27. PERUMUSAN MASALAH
PERUMUSAN MASALAH ADALAH PERNYATAAN ATAU PERTANYAAN YANG LENGKAP
DAN TERPERINCI MENGENAI RUANG LINGKUP PERMASALAHAN YANG AKAN DITELITI
BERDASARKAN IDENTIFIKASI, DAN PEMBATASAN MASALAH.
KRITERIA RUMUSAN MASALAH:
1. MENGUNGKAPKAN SUATU HUBUNGAN ANTARA DUA VARIABEL ATAU LEBIH
2. DINYATAKAN DENGAN JELAS DAN TIDAK AMBIGU DALAM BENTUK
PERTANYAAN, DAN
3. MEMUNGKINKAN PENGUJIAN SECARA EMPIRIS. (KERLINGER, 1986)
SEHUBUNGAN DENGAN KRITERIA ITU, MAKA SEBAIKNYA RUMUSAN MASALAH
DIUPAYAKAN:
A. SESINGKAT MUNGKIN
B. TEPAT, VARIABEL-VARIABEL DI DALAMNYA HARUS DINYATAKAN DALAM
BENTUK YANG DAPAT DIUKUR
C. JELAS, TIDAK TERLALU UMUM/SEMPIT
D. DINYATAKAN DALAM BENTUK PERTANYAAN
E. MENCERMINKAN ADANYA HUBUNGAN (PERBEDAAN, HUBUNGAN, ATAU
PENGARUH) ANTARA DUA VARIABEL ATAU LEBIH PERBEDAAN
28. Kesalahan Umum Dilakukan Dalam Perumusan Masalah
1. Masalah dirumuskan secara tidak jelas, sehingga pengukuran/ pengambilan data juga
kabur, demikian juga interpretasi hasil dan penarikan kesimpulan penelitian:
2. Mengambil masalah yang hanya khusus berlaku untuk suatu situasi/keadaan tertentu
sehingga hasil penelitian tidak memberikan sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan/masyarakat.
3. Peneliti tidak dapat memberi batasan kepada masalah yang akan diteliti, sehingga
penelitian sukar untuk dilaksanakan.
4. Mengambil suatu kelompok data yang telah ada, baru kemudian mencari masalah untuk
diteliti.
5. Mengambil masalah diluar bidang keahliannya atau diluar minatnya, sehingga peneliti
sukar atau kurang mempunyai motivasi untuk melaksanakan penelitian tersebut.
Catatan:
Masalah penelitian yang dirumuskan dengan baik sama saja dengan penelitian telah
dilaksanakan setengah jalan.
29. TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN ADALAH RUMUSAN TENTANG HAL-HAL YANG HENDAK
DICARI ATAU DITEMUKAN ATAU INGIN DICAPAI DARI KEGIATAN PENELITIAN.
TUJUAN PENELITIAN DAPAT BERUPA:
# MENJELASKAN
# PENEMUAN BARU
# PENGEMBANGAN
# MENJAJAKI
# MENGURAIKAN
# MENERANGKAN
# MEMBUKTIKAN ATAU MENERAPKAN
SUATU GEJALA, KONSEP ATAU DUGAAN, ATAU PROTOTIPE, TERGANTUNG
KAWASAN PENELITIANNYA.
PENULISAN TUJUAN PENELITIAN HARUSLAH BERSIFAT:
SPESIFIK, TERBATAS, DAPAT DIUKUR, TERGANTUNG PADA METODE PENELITIAN,
DAPAT DIPERIKSA DENGAN MELIHAT HASIL PENELITIAN.
30. KONTRIBUSI PENELITIAN
KONTRIBUSI PENELITIAN MERUPAKAN MANFAAT YANG MENDASARI ARGUMENTASI
TENTANG PENTINGNYA PENELITIAN DILAKUKAN.
MANFAAT PENELITIAN DAPAT BERBENTUK SUMBANGAN TEORITIS DAN PRAKTIS
SUMBANGAN TEORITIS MENYANGKUT NILAI YANG BERMANFAAT UNTUK
MENGEMBANGKAN TEORI ATAU PENGETAHUAN BARU DALAM BIDANG YANG DITELITI.
SUMBANGAN PRAKTIS MENYANGKUT NILAI YANG BERMANFAAT UNTUK MEMECAHKAN
MASALAH-MASALAH PRAKTIS (BERUPA JAWABAN PEMECAHAN MASALAH). MISALNYA
UNTUK:
1. PENGEMBANGAN ILMU
2. PEMECAHAN MASALAH
3. PERUMUSAN KEBIJAKAN
4. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
5. PERBAIKAN SISTEM
