SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
----------------------- Page 1-----------------------
PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN
Bahan Ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB
Oleh:
Diny Handayani, S.Si., M.Ed
Sadiah Kusumahwati, M.Ed
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2009
1
----------------------- Page 2-----------------------
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
MATA TATARAN: PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN
I. Tujuan Pembelajaran
A. Peserta dapat mendeskripsikan pengertian dan tujuan desain
pembelajaran
B. Peserta dapat menguraikan tiga pendekatan dalam melakukan
identifikasi
masalah dalam desain pembelajaran
C. Peserta dapat menjelaskan karakteristik siswa yang harus
dipertimbangkan dalam perencanaan desain pembelajaran
D. Peserta dapat menguraikan pentingnya rumusan tujuan dalam desain
pembelajaran
E. Peserta dapat menguraika jenis-jenis strategi yang berkaitan dengan
desain pembelajaran
F. Peserta dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi
pembelajaran
II. Ruang Lingkup Materi
A. Desain pembelajaran
B. Identifikasi masalah
C. Analisis karakteristik siswa
D. Tujuan pembelajaran
E. Strategi pembelajaran
F. Evaluasi pembelajaran
III. Evaluasi
A. Pre tes (bersama dengan materi lain di awal Diklat)
B. Tugas (dalam bentuk Portofolio)
C. Post tes (bersama dengan materi lain di akhir Diklat)
2
----------------------- Page 3-----------------------
IV. Daftar Bacaan
Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum, 2008, UPI & Rosdakarya. Bandung
Heinich, R., Molenda, M., Ru ell, J. D., &
Smaldino, S. E., Instructional
media and technologies for learning, 1999, Prentice-Hall, Upper
Saddle
River, NJ
Klein, S. P., Hoepfner, R., Bradley, P.A., Wooley, D., Dyer, J.S., &
Strickland,
G.P., Procedures for needs-assessment evaluation: A
symposium
(Report No.67), 1971, University of California, Center
for the Study of
Evaluation, Los Angeles.
Mager, R.F., Analysis performance problems (2nd ed.), 1984, The Center
for
Effective Performance, Atlanta, GA.
Mager, R.F., Goal Analysis (2nd ed.), 1984, Lake. Belmont, CA.
Morrison, Ro & Kemp. Designing Effective Instruction, 2007,
Jonh Wiley &
Sons,Inc. USA
Reigeluth C.M., dan Merrill, M.D. Knowledge Base for Improving Our
Methods
of Instruction. Educational Psikologist, 1978
Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
2008,
Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Scriven, M., The methodology of evaluation, 1967. In R. W.
Tyler, R. M.
Gagné, & M. Scriven (Eds.), Perspectives of curriculum
evaluation,
39-83. Chicago, IL: Rand McNally.
Seels, B. B., & Richey, R. C., Instructional Technology: the
definition and
domains of the field, 1994, A ociation for
Educational Communications
and Technology, Bloomington, IN.
Seels, Barbara & Glasgow, Exercise in Instructional Design,
1990, Merii
Publishing Company
Tyler, R.W., Basic Principles of Curriculum and Instruction, 1949,
University of
Chicago Pre , Chicago.
Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, 2006, Bumi
Aksara PT,
Jakarta
3
----------------------- Page 4-----------------------
Worthen, Blaine R. and Sanders, James R., Educational Evaluation
:
Alternative Approaches and Practical Guidelines , 1987, White
Plains,
N.Y. Pitman Publishing Inc
4
----------------------- Page 5-----------------------
Lembar Informasi
PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Desain pembelajaran
Disain pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari
langkah-langkah,
dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis,
merancang,
mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT
1994). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Mori on, Ro
& Kemp (2007) yang
mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu
proses desain yang
sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,
serta
membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang
kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi,
sistematika
analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen.
Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik
dalam
memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia
untuk
memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.
Menurut Mori on, Ro & Kemp (2007) terdapat empat komponen
dasar dalam
perencanaan desain pembelajaran. Keempat hal tersebut mewakili pertanyaan-
pertanyaan berikut:
1. Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa
atau
peserta ajar)
2. Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
3. Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik untuk dipelajari?
(strategi
pembelajaran)
4. Bagaimanakah cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai?
(prosedur evaluasi)
5
----------------------- Page 6-----------------------
B. Identifikasi masalah
Sebelum kita memulai desain pembelajaran, kita harus bertanya terlebih
dahulu
mengapa kita memerlukan pengajaran? Dalam kondisi
eperti apakah yang
disarankan untuk melakukan pengajaran itu? untuk lebih jelasnya, mari kita
tinjau
contoh berikut:
Nilai rata-rata yang diperoleh kelas tujuh dalam mata pelajaran
matematika di
kota Bandung dibawah rata-rata nilai yang telah ditetapkan. Situasi
seperti ini
menunjukkan bahwa siswa tidak memperoleh hasil seperti yang
diharapkan.
Oleh sebab itu, untuk membantu meningkatkan nilai mereka, banyak cara yang
bisa dilakukan, salah satunya yaitu dengan menambahkan satu atau
dua unit
pengajaran lagi. Tetapi, apakah dengan menambah pengajaran itu
dapat
memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi?
Disinilah tahap pengidentifikasian masalah dilakukan, untuk mengetahui
apakah
pengajaran yang dilakukan bisa dijadikan bagian dari solusi masalah yang
ada.
Sekali kita tahu akar permasalahannya, maka kita dapat mengetahui pengajaran
seperti apakah yang dapat memecahkan persoalan tadi, dan seorang
desainer
pembelajaran harus sudah dapat menentukan cara yang paling sesuai dan tepat.
Untuk itu para desainer dapat menggunakan salah satu atau
kombinasi dari
ketiga bentuk pendekatan yang berbeda-beda berikut dalam
mengidentifikasi
masalah, yaitu:
a. Analisis Kebutuhan
Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan
analisis kebutuhan sebagai suatu proses yang menentukan kebutuhan dalam
pendidikan dan apa yang menjadi prioritasnya. Kebutuhan yang
diartikan
sebagai suatu kondisi dimana terdapat suatu kesenjangan antara apa
yang
diterima oleh siswa dengan apa yang diharapkan diterima
oleh siswa.
Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dijela kan oleh
Seels dan
Glasgow (1990) yang menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah proses
6
----------------------- Page 7-----------------------
mengumpulkan informasi tentang kesenjangan dan menentukan prioritas dari
kesenjangan tersebut untuk dipecahkan.
Berdasarkan pengertian di atas disebutkan bahwa analisis kebutuhan adalah
suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya. Proses
yang diawali dengan perencanaan, mengumpulkan data, menganalisa, dan
berakhir pada mempersiapkan laporan akhir. Secara lengkap kegiatan
analisis kebutuhan digambarkan oleh Mori on, dkk dalam
Gambar 2-1.
Tahap 1: Tahap 2: Tahap 3:
Tahap 4:
Perencanaan Mengumpulkan data Menganalisa
Laporan Akhir
Gambar 2-1. Proses analisis kebutuhan
Menurut Mori on, Ro & Kemp (2007) proses tersebut mempunyai
empat
fungsi, diantaranya adalah:
1. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan tugas-
tugas tertentu, yaitu masalah apa yang mempengaruhi performance .
2. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang bersifat kritis,
termasuk
kebutuhan yang mempengaruhi dari segi financial, keselamatan, atau
mengganggu stabilitas lingkungan pendidikan.
3. Proses untuk menyusun prioritas guna menyeleksi suatu intervensi.
4. Proses yang menyediakan data dasar untuk menguji efektifitas suatu
pembelajaran.
7
----------------------- Page 8-----------------------
b. Analisis Tujuan
Kadang-kadang pendekatan analisis kebutuhan tidak praktis dan
realistis,
oleh sebab itu biasa digunakan pendekatan
alternatif lainnya untuk
mendefinisikan masalah, yaitu analisis tujuan.
Mager (1984a)
mendeskripsikan analisis tujuan sebagai suatu metode untuk mendefinisikan
yang tidak terdefinisikan. Beberapa desainer menganggap analisis
tujuan
sebagai suatu bagian penting dalam proses analisis kebutuhan. Tidak seperti
analisis kebutuhan yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah,
analisis
tujuan dimulai dengan memberikan saran berupa suatu
permasalahan.
Misalnya, seorang kepala sekolah memintamu
untuk mengatur suatu
pelatihan internet bagi guru di sekolahnya. Ketika anda tidak mengenal para
guru, anda dapat menghadiri pertemuan fakultas keguruan misalnya
dan
mengadakan analisis tujuan untuk menentukan apa yang para guru inginkan
dalam pelatihan itu.
Analisis tujuan juga dapat menggunakan data dari analisis kebutuhan untuk
menyusun prioritas. Misalnya, analisis kebutuhan mengidentifikasi kebutuhan
untuk melaksanakan pelatihan internet bagi para guru. Dari data
tersebut,
analisis tujuan akan menggunakan kebutuhan tersebut serta
mewawancara
kegiatan pelatihan itu untuk menentukan tujuan pengajaran.
Sejalan dengan Klein, dkk (1971) dan Mager (1984a), Mori
on dkk (2007)
memaparkan ada enam tahapan dalam analisis tujuan, diantaranya: (1)
identifikasi tujuan, dengan mengikutsertakan para ahli yang
memahami
permasalahan yang sedang dihadapi untuk menentukan satu atau dua tujuan
yang berhubungan dengan kebutuhan tadi. Suatu tujuan yang mengarahkan
kita pada permasalahan yang ada; (2) menyusun hasil yang ingin
dicapai,
artinya membiarkan para ahli tadi untuk membuat sejumlah hasil yang ingin
dicapai untuk setiap tujuan yang sudah dibuat. Hasil
tersebut harus
mengidentifikasikan sikap yang ditunjukkan siswa; (3) memperbaiki
hasil,
8
----------------------- Page 9-----------------------
tahap ini adalah tahap utama penyeleksian, seperti sorot semua
hasil yang
ada dan hapus jika ada yang double, kombinasikan hasil yang
serupa dan
lain sebagainya untuk memperjelas pernyataan
hasil akhirnya; (4)
mengurutkan hasil, urut dan pilihlah hasil
yang paling penting.
Mengurutkannya itu bisa berdasarkan manfaatnya, hal-hal yang
dapat
menyebabkan masalah jika hal tersebut diabaikan, atau criteria-kriteria
yang
relevan lainnya. (5) memperbaiki hasil kembali, tahap ini
memverifikasi
kebutuhan yang ada dan hasil yang ingin dicapai memiliki saling keterkaitan
dengan tugasnya, yaitu dengan cara mengidentifikasikan kesenjangan antara
hasil yang ingin dicapai dengan kenyataan yang ada. (6) membuat
final
ranking, maksudnya mengurutkan kembali urutan hasil yang ingin
dicapai
dengan mempertimbangkan seberapa penting hasil yang ingin dicapai
itu
dapat mendukung pengajaran, kemudian mempertimbangkan pula efek
secara keseluruhan dari hasil tadi.
c. Analisis performance
Mager (1984b) mendeskripsikan analisis performance sebagai suatu bantuan
untuk mengidentifikasi masalah performance. Rosetti (1999) mendeskripsikan
proses ini sebagai pencarian sumber masalah. Anali is ini membantu untuk
memutuskan apakah hasil pelatihan itu benar-benar dialamatkan
pada
masalah agar diselenggarakannya pelatihan atau karena adanya
intervensi
lain yang lebih mengena.
Kebutuhan atau masalah individu ataupun suatu organisasi sering berubah-
ubah, masalah hari ini belum tentu sama dengan masalah yang akan
dihadapi satu atau enam bulan yang akan datang. Oleh sebab itu,
analisis
kebutuhan, analisis tujuan dan analisis performance sering dibatasi
oleh
waktu dan harus selalu diperbaharui.
9
----------------------- Page 10-----------------------
Pertanyaan selanjutnya, kapan desainer pembelajaran melakukan
analisis
terhadap permasalahan yang ada? Roseti (1999) mengidentifikasi ada 4
peluang
untuk mengidentifikasi masalah yang muncul,
diantaranya pada saat
memperkenalkan atau menyambut suatu produk baru. Kesempatan kedua yaitu
pada saat merespon permasalahan yang terjadi. Ketiga, pada saat
menyadari
adanya kebutuhan untuk mengembangkan kompetensi sumber daya manusia,
sehingga mereka selalu dapat berkontribusi
kepada pertumbuhan suatu
organisasi. Dan yang keempat adalah pengembangan strategi, dimana
suatu
analisa dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membuat keputusan
dalam merencanakan suatu strategi.
C. Analisis Karakteristik Siswa
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, komponen dasar pertama
dalam
suatu perencanaan desain pembelajaran adalah siswa. Proses
pembelajaran
pada hakikatnya bertujuan untuk membelajarkan siswa agar memperoleh tujuan
yang ingin dicapai, oleh sebab itu siswa harus dijadikan pusat
dari segala
kegiatan. Dengan demikian, analisis siswa merupakan suatu hal yang
sangat
penting sebelum merencanakan suatu desain pembelajaran untuk
mengetahui
kondisi siswa, seperti informasi apa saja yang harus diterima
ataupun yang
dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum? Masalah apa saja yang
mereka
hadapi dalam proses belajar? dan lain sebagainya. Kemudian
keputusan-
keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain
pembelajaranpun
disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai
dengan
kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa
itu
sendiri.
10
----------------------- Page 11-----------------------
Diawal analisa, tugas yang paling penting dilakukan adalah
mengidentifikasi
karakteristik mereka yang paling krusial terhadap pencapaian tujuan
pelatihan.
Heinich, Molenda, Ru ell, dan Smaldino (1999) menyarankan
kepada para
desainer untuk mempertimbangkan tiga buah karakteristik siswa diawal
proses
analisa, yaitu: karakteristik umum, karakteristik yang spesifik dan gaya
belajar.
Karakteristik umum merupakan variable yang luas, seperti jenis
kelamin, usia,
pengalaman kerja, pendidikan, dan suku bangsa. Kemudian
karakteristik yang
spesifik meliputi kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh
siswa untuk
mengikuti pelatihan. Sedangkan gaya belajar lebih kepada sifat
perorangan
dalam melakukan tugas belajarnya dan memproses informasi. Sebagian
dari
mereka suka mencari metode-metode tertentu yang paling sesuai untuk
belajar.
Selama ini, telah diketahui bahwa daripada menghadiri kuliah dan membaca
teks
materi, beberapa individu lebih nyaman belajar dari media visual, dan ada
pula
yang lebih nyaman lagi belajar dari aktifitas fisik dan manipulasi objek.
D. Tujuan Pembelajaran
Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi
dan visi
suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan
penyelenggaraan pendidikan
diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang
harus dijadikan
rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat
penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan
pembelajaran
adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala
terdapat
tujuan yang harus dicapai.
Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam
merumuskan tujuan
pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses
pembelajaran. Suatu proses
pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara
11
----------------------- Page 12-----------------------
optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan
guru
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga
dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
dalam
melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru juga
dapat
merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus
dilakukan
untuk membantu siswa belajar.
Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya,
dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan
materi
pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan
sumber belajar,
serta dalam menentukan dan merancang alat
evaluasi untuk melihat
keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat
digunakan
sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas
pembelajaran.
Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana
siswa
telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan
kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya
serap
siswa dan kualitas suatu sekolah.
E. Strategi Pembelajaran
Desain pembelajaran dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu strategi
penyampaian
dan strategi pembelajaran. Strategi penyampaian menggambarkan
lingkungan
belajar secara umum. Lingkungan belajar ini mulai dari presentasi
pengajaran
biasa hingga ke interaksi multimedia mutakhir atau pengajaran
bebasis web.
Strategi ini sering di klasifikasikan sesuai dengan
tingkat pemahaman
perindividu. Pengajaran perindividu ini menunjukkan isi materi
atau tujuan
pembelajaran yang disesuaikan untuk setiap individu pelajar.
Sehingga hal ini
memungkinan adanya seorang pelajar yang masih mempelajari
unit satu
sementara pelajar yang lain sudah ke unit lima. Sedangkan
pendekatan
kelompok adalah tipe pengajaran dimana ketika ujian semua
peserta ajar
mengikutinya sesuai jadwal yang ditetapkan.
12
----------------------- Page 13-----------------------
Tingkatan kedua adalah strategi pembelajaran, yang menjelaskan
serangkaian
formula dan metoda pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dimana, tujuan utama
kita adalah mendesain suatu pembelajaran yang efektif dan efisien,
sehingga
pelajar dapat menunjukkan hasil yang reliable setiap waktu.
Formula tadi
mendeskripsikan metoda yang paling optimum untuk setiap tipe isi pembelajaran,
membimbing dalam merancang urutan pembelajaran dan merealisasikannya ke
dalam strategi penyampaian. Biasanya metode ini dibuat berdasarkan pada
penelitian atau pengalaman. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang
dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat strategi pembelajaran:
• Apakah cara terbaik untuk mengajarkan fakta, konsep, peraturan, prosedur,
kecakapan individu, atau sikap?
• Bagaimana saya dapat membuat pembelajaran yang bermakna?
• Bagaimana saya dapat mengajarkan tujuan pembelajaran yang berfokus
pada kecakapan individu?
• Cara terbaik apakah untuk menyajikan isi materi sehingga setiap
pelajar
dapat mencapai tujuan pembelajaran?
Belajar adalah sebuah proses aktif dimana pelajar menggagas hubungan yang
bermakna antara pengetahuan yang baru diterima dengan pengetahuan yang
dimiliki pelajar sebelumnya. Strategi perancangan pembelajaran yang baik akan
memotivasi pelajar untuk secara aktif membuat hubungan antara apa yang
diketahui pelajar dengan informasi yang baru diterima.
Menurut Hamzah (2006), setidaknya ada tiga jenis strategi yang
berkaitan
dengan pembelajaran, yaitu:
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran
2. Strategi penyampaian pembelajaran
3. Strategi pengelolaan pembelajaran
Strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai
untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan pelajar,
dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi
pengelolaan
13
----------------------- Page 14-----------------------
menekankan kepada penjadwalan penggunaan setiap
komponen strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran,
termasuk pula
pembuatan catatan tentang kemajuan belajar peserta ajar.
Rumusan Strategi Pembelajaran
Rumusan berikut adalah berguna sebagai panduan
pembuatan strategi
pembelajaran guna mencapai tampilan isi masing-masing.
1. Rumusan untuk Fakta Pengajaran
Fakta adalah asosiasi pernyataan hubungan antara dua hal tertentu.
Untuk
fakta yang nyata, di awal presentasi sebaiknya pelajar dihadapkan
pada
pengalaman langsung dengan objek pembelajaran.
Misalnya untuk
menyampaikan fakta bahwa isi buah manggis itu berwarna putih, maka kita
harus membuka atau membelah buah manggis tersebut dan membiarkan
pelajar mengetahui warna isi buah tersebut. Ketika mengajarkan fakta yang
abstrak, maka pengajar pertama-tama mencari representasi yang
mewakili
fakta, misalnya dengan menampilkan gambar dari artefak.
2. Rumusan untuk Konsep Pengajaran
Konsep adalah kategori yang digunakan untuk gagasan atau sesuatu
yang
serupa untuk mengorganisir pengetahuan.
Rekomendasi strategi
pemanggilan kembali untuk konsep adalah semacam pengulangan, latihan,
peninjauan dan membantu mengingat kembali.
3. Rumusan untuk Prinsip dan Peraturan Pengajaran
Prinsip atau aturan adalah pernyataan yang menyatakan hubungan
antara
konsep-konsep.
4. Rumusan untuk Prosedur Pengajaran
Prosedur adalah bagian dari langkah-langkah pelajar untuk memenuhi tugas.
Seperti konsep dan prinsip, prosedur dapat pula diambil dalam
bentuk
pemanggilan kembali (recall) atau aplikasi. Menampilkan kembali
menuntut
pelajar untuk membuat daftar urutan atau menggambarkan langkah-langkah
dalam prosedur, sedangkan aplikasi menuntut
pelajar untuk
mendemonstrasikan prosedur tersebut.
14
----------------------- Page 15-----------------------
5. Rumusan untuk Kecakapan Individu Pengajaran (Interpersonal Skills)
Interpersonal skill selaras dengan membangun kemampuan
berkomunikasi.
Penampilan untuk Interpersonal skill ini dapat berupa recall ataupun
aplikasi,
dengan tekanan pokok pada aplikasi.
6. Rumusan untuk Sikap Pengajaran
Sikap terdiri dari kepercayaan dan asosiasi behavior atau
respon. Strategi
untuk mengajarkan perubahan sikap adalah sama dengan strategi
untuk
tujuan interpersonal. Rumusan untuk sikap
adalah model behavior,
membangun model verbal dan imaginasi, menggunakan latihan mental.
F. Evaluasi Pembelajaran
Proses evaluasi berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tugas utama
guru
dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat
mengumpulkan
data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan
data tersebut guru dapat mengembangkan dan
memperbaiki program
pembelajaran. Sedangkan tugas desainer, selain menentukan instrument
juga
perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria
keberhasilannya.
Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas dapat
ditentukan apa
yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran.
Dalam perencanaan dan desain pembelajaran, rancangan evaluasi
merupakan
hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Melalui evaluasi yang tepat,
maka
kita dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan peserta
belajar
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan
evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat mengambil keputusan
apakah
program pembelajaran yang dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak,
bagian
mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki.
Ada beberapa pengertian evaluasi. Pengertian evaluasi yang yang dikemukakan
oleh Worthen dan Sanders (1987) adalah proses pengumpulan informasi untuk
membantu pengambil keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai
siapa yang dimaksudkan dengan pengambil
keputusan. Tyler (1949)
15
----------------------- Page 16-----------------------
memfokuskan evaluasi pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang
terjadi pada hasil belajar (behavior). Hasil belajar tersebut umumnya
diukur
dengan tes. Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan
evaluasi
sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan (evaluation). Sesuatu yang dipertimbangkan
tersebut
dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.
Dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang
digunakan, yakni
pengukuran, a e ment dan evaluasi. Pengukuran
atau measurement
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu
yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran
ini, antara lain adalah sebagai berikut:
1. tujuan pengukuran,
2. ada objek ukur,
3. alat ukur,
4. proses pengukuran,
5. hasil pengukuran kuantitatif.
Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan
dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara
etimologi berasal dari bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value,
yang
secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun,
dari sisi
terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:
a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan
terarah
berdasarkan atas tujuan yang jelas.
c. Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil
pengukuran untuk
keperluan pengambilan keputusan.
Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka
dapat
diketahui bahwa perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam
16
----------------------- Page 17-----------------------
hal jawaban terhadap pertanyaan  what value  untuk evaluasi dan
 how much 
untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di antara kegiatan pengukuran dan
evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen ataupun evaluasi lebih
dahulu dilakukan pengukuran.
Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment,
evaluation)
secara teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan
pembelajaran
terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya,
dan evaluasi pada umumnya diawali dengan
kegiatan pengukuran
(measurement) serta pembandingan (assessment).
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
seorang pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pengajar
akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik.
Adapun
langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari:
(1) perencanaan,
(2) pengumpulan data,
(3) verifikasi data,
(4) analisis data, dan
(5) interpretasi data.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan,
bagaimana
pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah
mengerti
bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
itu
dapat dinyatakan dengan nilai.
Evaluasi pembelajaran adalah hal yang penting dilakukan dalam
proses
perencanaan dan desain pembelajaran. Setelah memahami karakteristik pelajar,
kita mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan memilih strategi pengajaran
untuk
17
----------------------- Page 18-----------------------
menyempurnakannya. Pada akhirnya kita harus menguji instrumen dan materi
untuk mengukur tingkat pengetahuan pelajar, kemampuan dan perubahan sikap
pelajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan
saja kita dapat menentukan keberhasilan pelajar mencapai tujuan pembelajaran,
akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain
yang kita
rencanakan. Dalam hal ini evaluasi berarti proses penggunaan pengukuran atau
taksiran untuk membuat pendapat /penilaian tentang sesuatu.
Dalam tahap ini kita menguji tujuan dan bagian utama dari evaluasi
serta
memperhatikan konsep penting peran evaluasi dalam proses perencanaan
pengajaran. Hamalik (2003) menjelaskan pentingnya perencanaan evaluasi
sebagai berikut:
1. Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan-tujuan
telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan
perencanaan suatu tes untuk mengukur prestasi peserta ajar.
Penulisan
suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu
mengadakan revisi sebelum kita merancang pengajaran.
2. Berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada, selanjutnya kita
dapat
menyiapkan untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan. Dengan
informasi tersebut dapat kita ketahui apakah peserta ajar telah
memahami
tujuan, apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya.
3. Rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes.
Untuk menyusun tes yang baik, diperlukan persiapan matang yang mungkin
akan menyita waktu yang cukup banyak.
Berdasarkan ketiga hal tersebut kemampuan untuk mengembangkan alat
evaluasi merupakan suatu keharusan bagi seorang de ainer pembelajaran.
Karakteristik Evaluasi
Ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi merupakan proses
Dalam suatu pelaksanaan evaluasi seharusnya terdiri dari berbagai
macam
tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian, evaluasi bukanlah
hasil
18
----------------------- Page 19-----------------------
atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan. Evaluasi
dilakukan untuk
menentukan judgement terhadap sesuatu.
2. Berhubungan dengan pemberian nilai atau arti
Berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu memiliki
nilai
atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas
yang
dinilai.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang
harus dilakukan,
mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi
yang berguna bagi
menetapkan alternatif keputusan. Dalam konteks pelaksanaan
pendidikan,
evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3) Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4) Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam
rangka perbaikan.
Evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerja dan memberikan informasi untuk
perbaikan. Ada beberapa fungsi evaluasi, yaitu:
a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi peserta ajar.
Melalui evaluasi peserta ajar akan mendapatkan informasi tentang
efektivitas
pembelajaran yang dilakukannya.
b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk
mengetahui bagaimana
ketercapaian peserta ajar dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program
kurikulum, khususnya untuk perbaikan program selanjutnya.
19
----------------------- Page 20-----------------------
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh peserta ajar
secara
individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa
depan dan pengembangan karir.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya
dalam
menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya,
apakah
tujuan itu perlu diubah atau ditambah.
f. Evaluasi sebagai umpan balik penentuan kebijakkan untuk semua pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan
Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses
kegiatan.
Siswa dievaluasi setelah ia selesai melakukan suatu pelajaran, apakah
ia
berhasil atau tidak. Kurikulum dievaluasi setelah diimplementasikan,
apakah
kurikulum tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum, bagian-
bagian mana yang perlu dievaluasi. Fungsi evaluasi seperti contoh
diatas
diformulasikan oleh Scriven (1967) dalam istilah formatif dan sumatif.
Evaluasi Formatif
Formatif adalah fungsi evaluasi untuk memberikan informasi dan pertimbangan
yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu pembelajaran dalam
proses pengembangan atau belum selesai. Evaluasi formatif dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung untuk melihat kemajuan belajar peserta ajar.
Fungsi formatif suatu evaluasi hanya dapat dilaksanakan ketika
evaluasi itu
berkenaan dengan proses dan bukan berfokus pada ha il. Bahkan
ahli
perencana pembelajaran handal pun tidak begitu menyukai untuk membuat
pengajaran yang sempurna pada saat pertama. Terlihat luar biasa
ketika
konsep atau gagasan tidak berjalan seperti yang
direncanakan ketika
diterapkan di dalam kelas. Evaluasi formatif menjadi bagian penting
proses
perencanaan pangajaran, hal ini berfungsi untuk
menginformasikan
insruktur/pengajar atau tim perencana, seberapa be ar kemajuan program
pengajaran disajikan sesuai tujuan pembelajaran. Evaluasi formatif
lebih
berguna ketika dilakukan selama pembuatan dan ujicoba. Dapat dilakukan
20
----------------------- Page 21-----------------------
ketika proses. Jika rencana pengajaran berisikan kelemahan, hal ini akan dapat
diidentifikasi dan di eliminasi sebelum penerapan keseluruhan.
Hasil tes, reaksi pelajar, observasi kerja pelajar, tinjauan oleh ahli
materi
pelajaran, dan saran-saran dari kolega dapat menjadi indikator
kekurangan
dalam sekuen, prosedur atau material pembelajaran. Evaluasi formatif adalah
kontrol mutu dari proses pembuatan perencanaan pengajaran. Dalam hal
ini
kita belajar bagaimana mengevaluasi kemajuan sesuai dengan perencanaan.
Tes formatif dan revisi adalah penting untuk keberhasilan perencanaan desain
pembelajaran. Biasanya berhubungan tidak hanya
kesesuaian tujuan
pembelajaran, isi materi, strategi pembelajaran dan material tapi juga
untuk
peranan individu, penggunaan fasilitas dan perlengkapan, jadwal, dan
faktor
lain yang secara bersamaan mempengaruhi penampilan optimal dalam
pencapaian tujuan. Perlu diingat, proses perencanaan
adalah interaksi
berkelanjutan, dimana setiap elemen mempengaruhi elemen yang lain.
Perencana pengajaran dan pengajar perlu menggunakan evaluasi formatif.
Untuk perencana, biasanya fokus pada keefektifan materi. Sehingga jika
pelajar berpenampilan buruk, kesimpulannya adalah materi, tidak hanya pelajar
yang disalahkan (Hellebrandt & Ru el, 1993,p.22). Untuk
pengajar, fokus
kepada pelajar. Jika pelajar tidak menampilkan perubahan yang berarti seperti
yang diharapkan, dan keefektifan pembelajaran telah
didemonstrasikan,
kesimpulannya adalah pelajar, bukan materi yang di alahkan.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan oleh perencana pengajaran
untuk mendapatkan data selama evaluasi formatif:
1. Memberikan tujuan pembelajaran untuk setiap unit atau pelajaran, apakah
tingkat pembelajaran dapat diterima? Apakah kelemahan yang
jelas
terlihat/nyata?
2. Apakah pelajar dapat menggunakan pengetahuannya atau menampilkan
kemampuan pada tingkatannya? Adakah yang menunjukkan kelemahan?
3. Berapa lama waktu pengajaran dan pembelajaran yang dibutuhkan?
Apakah dapat diterima?
21
----------------------- Page 22-----------------------
4. Apakah kegiatannya terlihat sesuai dan teratur untuk pengajar dan pelajar?
5. Dimana materi nyaman dan mudah untuk ditempatkan, digunakan dan
diarsipkan?
6. Apakah reaksi pelajar terhadap metode pelajaran, kegiatan, materi,
dan
metode evaluasi?
7. apakah setiap tes perunit dan hasil yang lain mengukur taksiran kepuasan
tujuan pembelajaran?
8. Apa perbaikan dalam program terlihat penting ( isi, format dsb.)?
9. Apakah keadaan pembelajaran telah sesuai?
Evaluasi Sumatif
Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu
digunakan untuk melihat
keberhasilan suatu program yang direncanakan. Fung i ini
berhubungan
dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program.
Fungsi sumatif tidak dapat diterapkan ketika perencanaan pengajaran
masih
berproses. Dimana fungsi ini memberikan pertimbangan
terhadap hasil
pengembangan dapat berupa dokumen rencana pembelajaran, hasil belajar,
ataupun dampak pembelajaran lingkungan belajar. Evaluasi sumatif dilakukan
selama menilai tingkat dimana hasil utama tercapai diakhir pembelajaran.
Apakah akan dilakukan postes perunit dan ujian akhir untuk pengajaran. Untuk
mengukur keefektifan pelajar, evaluasi sumatif juga sering mengukur hal-
hal
sebagai berikut.
22
----------------------- Page 23-----------------------
- Ketepatgunaan pembelajaran
- Biaya dari pembuatan program
- Kelangsungan biaya
- Reaksi terhadap program pembelajaran
- Keberlangsungan keuntungan suatu program
Kelangsungan keuntungan suatu program dapat ditetapkan mengikuti pelajar
yang menyelesaikan program pembelajaran untuk menutupi dimanapun dan
kapanpun mereka menggunakan pengetahuannya,
kemampuannya, dan
sikapnya. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka akan dihasilkan
suatu
pertimbangan apakah perlu dilanjutkan karena keberhasilannya dan masih
dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan, atau harus diganti
karena ketidaksesuai dengan tuntutan.
Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memutuskan
penilaian atau
keberhasilan seseorang atau sesuatu (misalnya pelajaran, program,
proyek).
Sebelum melakukan evaluasi, kita harus menentukan
tujuannya. Dari
keseluruhan tujuan kelengkapan pelatihan dan pendidikan adalah
untuk
menetapkan keberhasilan pelajar dalam pembelajaran. Apakah hasil evaluasi
akan digunakan untuk meningkatkan bagaimana pelatihan diajarkan? Apakah
hasil evaluasi digunakan untuk menilai bahwa pengajaran telah dilakukan?
Atau telah dialihkan untuk suatu waktu. Hal yang menarik ini saling membantu,
tetapi biasanya pendekatan evaluasi dilakukan sesuai/ tergantung kepada hal
yang lebih berguna, yaitu evaluasi formatif, sumatif,
atau pendekatan
konfirmatif.
Evaluasi Konfirmatif
Di dunia bisnis pelatihan seringkali ditawarkan kepada karyawan setelah
permasalahan yang terjadi selesai diatasi. Evaluasi
konfirmatif adalah
rancangan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan
atau pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dilakukan (permasalahan
yang telah diatasi).
23
----------------------- Page 24-----------------------
Peranan Tujuan Pembelajaran
Desain pembelajaran berkaitan erat dengan proses
pencapaian tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada pencapaian tujuan
tersebut. Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang
harus dimiliki oleh peserta ajar. Kompetensi yang harus dicapai
dirumuskan
dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang
elanjutnya dinamakan
objective. Perubahan perilaku sebagai objective dikembangkan oleh Merger
dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan),
Behavior (perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition
(dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat
menunjukkan
kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree
(kualitas
atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas
minimal).
Bentuk perumusannya dapat dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan
tentang Teknik presentasi dengan powerpoint (C), diharapkan peserta belajar
(A), dapat mengoperasikan (B) tools dalam powerpoint dengan tepat
sesuai
fungsinya (D).
Dalam rumusan tujuan pembelajaran diatas, yakni dapat mengoperasikan.
Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat
diobservasi.
Kata mengoperasikan merupakan perilaku yang spesifik atau yang kita sebut
sebagai kompetensi. Oleh karena tujuan pembelajaran atau
kompetensi
merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai,
maka desainer
pembelajaran harus segera merumuskan item tes sesuai dengan
tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Perumusan tes setelah perumusan tujuan
bukan hanya berguna dalam menentukan indikator keberhasilan, akan tetapi
juga berfungsi untuk mengecek ketepatan rumusan tuj uan (Sanjaya Wina
2008). Perhatikan contoh berikut.
24
----------------------- Page 25-----------------------
Rumusan Tujuan
Evaluasi
Setelah Kegiatan Belajar Mengajar Coba anda
kemukakan, apa
berakhir, diharapkan peserta ajar perbedaan
pengertian antara
dapat mengemukakan perbedaan evaluasi
formatif dan evaluasi
pengertian antara evaluasi formatif sumatif.
dan evaluasi sumatif.
Dari rumusan tersebut, tampak jelas bahwa
perubahan perilaku yang
terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi
yang dapat ditentukan keberhasilannya. Artinya, apabila diakhir
Kegiatan
Belajar Mengajar, kemudian peserta belajar dapat menjelaskankan pengertian
evaluasi formatif dan membedakannya dengan
evaluasi sumatif, maka
Kegiatan Belajar Mengajar dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya, jika
peserta
belajar tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka dapat dikatakan
Kegiatan Belajar Mengajar tidak berhasil.
25

More Related Content

What's hot

Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapEko Supriyadi
 
Rpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiRpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiArjuna Ahmadi
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)sadirun
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
 
Konsep Dasar Desain Pembelajaran
Konsep Dasar Desain PembelajaranKonsep Dasar Desain Pembelajaran
Konsep Dasar Desain PembelajaranNurul Faqih Isro'i
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaranmatematikauntirta
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Rahma Siska Utari
 
Rpp 9 pengendalian informasi
Rpp 9 pengendalian informasiRpp 9 pengendalian informasi
Rpp 9 pengendalian informasiArjuna Ahmadi
 
Rpp 4 jenis sistem informasi
Rpp 4 jenis sistem informasiRpp 4 jenis sistem informasi
Rpp 4 jenis sistem informasiArjuna Ahmadi
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)Cha Aisyah
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranAndy Saputra
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2Eko Supriyadi
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarangdewisetiyana52
 
Rpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasiRpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasiArjuna Ahmadi
 

What's hot (20)

Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkap
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Rpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiRpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasi
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
 
Desain kelompok 2
Desain kelompok 2Desain kelompok 2
Desain kelompok 2
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
 
Konsep Dasar Desain Pembelajaran
Konsep Dasar Desain PembelajaranKonsep Dasar Desain Pembelajaran
Konsep Dasar Desain Pembelajaran
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaran
 
Model pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carreyModel pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carrey
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
 
Ips
IpsIps
Ips
 
Rpp 9 pengendalian informasi
Rpp 9 pengendalian informasiRpp 9 pengendalian informasi
Rpp 9 pengendalian informasi
 
Rpp 4 jenis sistem informasi
Rpp 4 jenis sistem informasiRpp 4 jenis sistem informasi
Rpp 4 jenis sistem informasi
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
 
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi KurikulumEvaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
 
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi KurikulumEvaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum
 
Rpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasiRpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasi
 

Viewers also liked

Design rpp, silabus
Design rpp, silabusDesign rpp, silabus
Design rpp, silabusBedoe Gates
 
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber BelajarDesain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajarnurhidayatillah
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamVini Fakhriyani Ulfah
 
Strategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arabStrategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arabSabiq Muhammad
 
Rpp bahasa arab kelas MA X 1 - 2. K 2013
Rpp bahasa  arab kelas MA X 1 - 2. K 2013Rpp bahasa  arab kelas MA X 1 - 2. K 2013
Rpp bahasa arab kelas MA X 1 - 2. K 2013Muhammad Idris
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterSherly Anggraini
 

Viewers also liked (8)

Design rpp, silabus
Design rpp, silabusDesign rpp, silabus
Design rpp, silabus
 
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber BelajarDesain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
Desain Pembelajaran_Pemilihan Sumber Belajar
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalam
 
Model model pengembangan instruksional
Model model pengembangan instruksionalModel model pengembangan instruksional
Model model pengembangan instruksional
 
Buku silabus-osn-2015
Buku silabus-osn-2015Buku silabus-osn-2015
Buku silabus-osn-2015
 
Strategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arabStrategi pembelajaran bahasa arab
Strategi pembelajaran bahasa arab
 
Rpp bahasa arab kelas MA X 1 - 2. K 2013
Rpp bahasa  arab kelas MA X 1 - 2. K 2013Rpp bahasa  arab kelas MA X 1 - 2. K 2013
Rpp bahasa arab kelas MA X 1 - 2. K 2013
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 

Similar to Perencanaan Desain Pembelajaran

model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addieindrapratiwi86
 
PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)Srinah Yanti
 
Model desain pjj
Model desain pjjModel desain pjj
Model desain pjjYamantoIsa3
 
Review pengembangan fix
Review pengembangan fixReview pengembangan fix
Review pengembangan fixIcha Maer
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasPengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasAmalinaAzizah
 
Model-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian PengembanganModel-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian PengembanganYamanto Isa
 
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHANMERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHANandy rizal
 
Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017
Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017
Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017Erwin Umasugi
 
Adminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikanAdminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikandjawa hirul
 
Modul pembangunan laman pdp 2014
Modul pembangunan laman pdp 2014Modul pembangunan laman pdp 2014
Modul pembangunan laman pdp 2014Kacang Fujiwara
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...Anis Lee Xie
 
Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...
Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...
Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...Deni Riansyah
 
Persentasi model model pemgembangan instruksional
Persentasi model model pemgembangan  instruksionalPersentasi model model pemgembangan  instruksional
Persentasi model model pemgembangan instruksionalSusilo Ilo
 
model model pemgembangan instruksional
 model model pemgembangan  instruksional model model pemgembangan  instruksional
model model pemgembangan instruksionalSusilo Ilo
 
300923 Materi RPP.pptx
300923 Materi RPP.pptx300923 Materi RPP.pptx
300923 Materi RPP.pptxAdityaWarman65
 

Similar to Perencanaan Desain Pembelajaran (20)

4.perencanaan desain pembelajaranff
4.perencanaan desain pembelajaranff4.perencanaan desain pembelajaranff
4.perencanaan desain pembelajaranff
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addie
 
PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)
 
Media bk (2) pengembangan media pembelajaran
Media bk (2) pengembangan media pembelajaranMedia bk (2) pengembangan media pembelajaran
Media bk (2) pengembangan media pembelajaran
 
Model desain pjj
Model desain pjjModel desain pjj
Model desain pjj
 
Review pengembangan fix
Review pengembangan fixReview pengembangan fix
Review pengembangan fix
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasPengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
 
Model-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian PengembanganModel-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian Pengembangan
 
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHANMERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
 
Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017
Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017
Erwin umasugi, hapzi ali, langkah & proses lit bis, ut ternate, 2017
 
Model desain pembelajaran ADDIE
Model desain pembelajaran ADDIEModel desain pembelajaran ADDIE
Model desain pembelajaran ADDIE
 
Teknik pembuatan lks kel.7
Teknik pembuatan lks kel.7Teknik pembuatan lks kel.7
Teknik pembuatan lks kel.7
 
Adminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikanAdminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikan
 
Modul pembangunan laman pdp 2014
Modul pembangunan laman pdp 2014Modul pembangunan laman pdp 2014
Modul pembangunan laman pdp 2014
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
 
Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...
Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...
Penggunaan metode-tutor-sebaya-untuk-meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-s...
 
Persentasi model model pemgembangan instruksional
Persentasi model model pemgembangan  instruksionalPersentasi model model pemgembangan  instruksional
Persentasi model model pemgembangan instruksional
 
model model pemgembangan instruksional
 model model pemgembangan  instruksional model model pemgembangan  instruksional
model model pemgembangan instruksional
 
300923 Materi RPP.pptx
300923 Materi RPP.pptx300923 Materi RPP.pptx
300923 Materi RPP.pptx
 

More from Kary Adi

20 pembelajaran contekstual 2
20  pembelajaran contekstual 220  pembelajaran contekstual 2
20 pembelajaran contekstual 2Kary Adi
 
19 pembelajaran contekstual 1
19  pembelajaran contekstual 119  pembelajaran contekstual 1
19 pembelajaran contekstual 1Kary Adi
 
18 pakem sd
18 pakem sd18 pakem sd
18 pakem sdKary Adi
 
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannyaKary Adi
 
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannyaKary Adi
 
13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diri13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diriKary Adi
 
13 panduan model pengembangan diri (2)
13 panduan model pengembangan diri (2)13 panduan model pengembangan diri (2)
13 panduan model pengembangan diri (2)Kary Adi
 
1 scl dan kbk
1 scl dan kbk1 scl dan kbk
1 scl dan kbkKary Adi
 
1 scl dan kbk (2)
1 scl dan kbk (2)1 scl dan kbk (2)
1 scl dan kbk (2)Kary Adi
 
1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran
1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran
1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaranKary Adi
 
1 model.ctl
1 model.ctl1 model.ctl
1 model.ctlKary Adi
 

More from Kary Adi (11)

20 pembelajaran contekstual 2
20  pembelajaran contekstual 220  pembelajaran contekstual 2
20 pembelajaran contekstual 2
 
19 pembelajaran contekstual 1
19  pembelajaran contekstual 119  pembelajaran contekstual 1
19 pembelajaran contekstual 1
 
18 pakem sd
18 pakem sd18 pakem sd
18 pakem sd
 
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
 
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
14 kode-03-b5-strategi-pembelajaran-dan-pemilihannya
 
13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diri13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diri
 
13 panduan model pengembangan diri (2)
13 panduan model pengembangan diri (2)13 panduan model pengembangan diri (2)
13 panduan model pengembangan diri (2)
 
1 scl dan kbk
1 scl dan kbk1 scl dan kbk
1 scl dan kbk
 
1 scl dan kbk (2)
1 scl dan kbk (2)1 scl dan kbk (2)
1 scl dan kbk (2)
 
1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran
1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran
1 pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran
 
1 model.ctl
1 model.ctl1 model.ctl
1 model.ctl
 

Perencanaan Desain Pembelajaran

  • 1. ----------------------- Page 1----------------------- PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN Bahan Ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB Oleh: Diny Handayani, S.Si., M.Ed Sadiah Kusumahwati, M.Ed PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2009 1 ----------------------- Page 2----------------------- SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
  • 2. MATA TATARAN: PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN I. Tujuan Pembelajaran A. Peserta dapat mendeskripsikan pengertian dan tujuan desain pembelajaran B. Peserta dapat menguraikan tiga pendekatan dalam melakukan identifikasi masalah dalam desain pembelajaran C. Peserta dapat menjelaskan karakteristik siswa yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan desain pembelajaran D. Peserta dapat menguraikan pentingnya rumusan tujuan dalam desain pembelajaran E. Peserta dapat menguraika jenis-jenis strategi yang berkaitan dengan desain pembelajaran F. Peserta dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran II. Ruang Lingkup Materi A. Desain pembelajaran B. Identifikasi masalah C. Analisis karakteristik siswa D. Tujuan pembelajaran E. Strategi pembelajaran F. Evaluasi pembelajaran III. Evaluasi A. Pre tes (bersama dengan materi lain di awal Diklat) B. Tugas (dalam bentuk Portofolio) C. Post tes (bersama dengan materi lain di akhir Diklat) 2 ----------------------- Page 3-----------------------
  • 3. IV. Daftar Bacaan Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum, 2008, UPI & Rosdakarya. Bandung Heinich, R., Molenda, M., Ru ell, J. D., & Smaldino, S. E., Instructional media and technologies for learning, 1999, Prentice-Hall, Upper Saddle River, NJ Klein, S. P., Hoepfner, R., Bradley, P.A., Wooley, D., Dyer, J.S., & Strickland, G.P., Procedures for needs-assessment evaluation: A symposium (Report No.67), 1971, University of California, Center for the Study of Evaluation, Los Angeles. Mager, R.F., Analysis performance problems (2nd ed.), 1984, The Center for Effective Performance, Atlanta, GA. Mager, R.F., Goal Analysis (2nd ed.), 1984, Lake. Belmont, CA. Morrison, Ro & Kemp. Designing Effective Instruction, 2007, Jonh Wiley & Sons,Inc. USA Reigeluth C.M., dan Merrill, M.D. Knowledge Base for Improving Our Methods of Instruction. Educational Psikologist, 1978 Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 2008, Kencana Prenada Media Group. Jakarta Scriven, M., The methodology of evaluation, 1967. In R. W. Tyler, R. M. Gagné, & M. Scriven (Eds.), Perspectives of curriculum evaluation, 39-83. Chicago, IL: Rand McNally. Seels, B. B., & Richey, R. C., Instructional Technology: the definition and domains of the field, 1994, A ociation for Educational Communications and Technology, Bloomington, IN. Seels, Barbara & Glasgow, Exercise in Instructional Design, 1990, Merii
  • 4. Publishing Company Tyler, R.W., Basic Principles of Curriculum and Instruction, 1949, University of Chicago Pre , Chicago. Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, 2006, Bumi Aksara PT, Jakarta 3 ----------------------- Page 4----------------------- Worthen, Blaine R. and Sanders, James R., Educational Evaluation : Alternative Approaches and Practical Guidelines , 1987, White Plains, N.Y. Pitman Publishing Inc 4 ----------------------- Page 5----------------------- Lembar Informasi PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN A. Desain pembelajaran Disain pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT 1994). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Mori on, Ro & Kemp (2007) yang mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,
  • 5. serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen. Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Menurut Mori on, Ro & Kemp (2007) terdapat empat komponen dasar dalam perencanaan desain pembelajaran. Keempat hal tersebut mewakili pertanyaan- pertanyaan berikut: 1. Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau peserta ajar) 2. Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan) 3. Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik untuk dipelajari? (strategi pembelajaran) 4. Bagaimanakah cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai? (prosedur evaluasi) 5 ----------------------- Page 6----------------------- B. Identifikasi masalah Sebelum kita memulai desain pembelajaran, kita harus bertanya terlebih dahulu mengapa kita memerlukan pengajaran? Dalam kondisi eperti apakah yang disarankan untuk melakukan pengajaran itu? untuk lebih jelasnya, mari kita tinjau
  • 6. contoh berikut: Nilai rata-rata yang diperoleh kelas tujuh dalam mata pelajaran matematika di kota Bandung dibawah rata-rata nilai yang telah ditetapkan. Situasi seperti ini menunjukkan bahwa siswa tidak memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, untuk membantu meningkatkan nilai mereka, banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya yaitu dengan menambahkan satu atau dua unit pengajaran lagi. Tetapi, apakah dengan menambah pengajaran itu dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi? Disinilah tahap pengidentifikasian masalah dilakukan, untuk mengetahui apakah pengajaran yang dilakukan bisa dijadikan bagian dari solusi masalah yang ada. Sekali kita tahu akar permasalahannya, maka kita dapat mengetahui pengajaran seperti apakah yang dapat memecahkan persoalan tadi, dan seorang desainer pembelajaran harus sudah dapat menentukan cara yang paling sesuai dan tepat. Untuk itu para desainer dapat menggunakan salah satu atau kombinasi dari ketiga bentuk pendekatan yang berbeda-beda berikut dalam mengidentifikasi masalah, yaitu: a. Analisis Kebutuhan Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan analisis kebutuhan sebagai suatu proses yang menentukan kebutuhan dalam pendidikan dan apa yang menjadi prioritasnya. Kebutuhan yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana terdapat suatu kesenjangan antara apa yang diterima oleh siswa dengan apa yang diharapkan diterima oleh siswa.
  • 7. Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dijela kan oleh Seels dan Glasgow (1990) yang menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah proses 6 ----------------------- Page 7----------------------- mengumpulkan informasi tentang kesenjangan dan menentukan prioritas dari kesenjangan tersebut untuk dipecahkan. Berdasarkan pengertian di atas disebutkan bahwa analisis kebutuhan adalah suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya. Proses yang diawali dengan perencanaan, mengumpulkan data, menganalisa, dan berakhir pada mempersiapkan laporan akhir. Secara lengkap kegiatan analisis kebutuhan digambarkan oleh Mori on, dkk dalam Gambar 2-1. Tahap 1: Tahap 2: Tahap 3: Tahap 4: Perencanaan Mengumpulkan data Menganalisa Laporan Akhir Gambar 2-1. Proses analisis kebutuhan Menurut Mori on, Ro & Kemp (2007) proses tersebut mempunyai empat fungsi, diantaranya adalah: 1. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan tugas- tugas tertentu, yaitu masalah apa yang mempengaruhi performance . 2. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang bersifat kritis, termasuk kebutuhan yang mempengaruhi dari segi financial, keselamatan, atau mengganggu stabilitas lingkungan pendidikan.
  • 8. 3. Proses untuk menyusun prioritas guna menyeleksi suatu intervensi. 4. Proses yang menyediakan data dasar untuk menguji efektifitas suatu pembelajaran. 7 ----------------------- Page 8----------------------- b. Analisis Tujuan Kadang-kadang pendekatan analisis kebutuhan tidak praktis dan realistis, oleh sebab itu biasa digunakan pendekatan alternatif lainnya untuk mendefinisikan masalah, yaitu analisis tujuan. Mager (1984a) mendeskripsikan analisis tujuan sebagai suatu metode untuk mendefinisikan yang tidak terdefinisikan. Beberapa desainer menganggap analisis tujuan sebagai suatu bagian penting dalam proses analisis kebutuhan. Tidak seperti analisis kebutuhan yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah, analisis tujuan dimulai dengan memberikan saran berupa suatu permasalahan. Misalnya, seorang kepala sekolah memintamu untuk mengatur suatu pelatihan internet bagi guru di sekolahnya. Ketika anda tidak mengenal para guru, anda dapat menghadiri pertemuan fakultas keguruan misalnya dan mengadakan analisis tujuan untuk menentukan apa yang para guru inginkan dalam pelatihan itu. Analisis tujuan juga dapat menggunakan data dari analisis kebutuhan untuk menyusun prioritas. Misalnya, analisis kebutuhan mengidentifikasi kebutuhan
  • 9. untuk melaksanakan pelatihan internet bagi para guru. Dari data tersebut, analisis tujuan akan menggunakan kebutuhan tersebut serta mewawancara kegiatan pelatihan itu untuk menentukan tujuan pengajaran. Sejalan dengan Klein, dkk (1971) dan Mager (1984a), Mori on dkk (2007) memaparkan ada enam tahapan dalam analisis tujuan, diantaranya: (1) identifikasi tujuan, dengan mengikutsertakan para ahli yang memahami permasalahan yang sedang dihadapi untuk menentukan satu atau dua tujuan yang berhubungan dengan kebutuhan tadi. Suatu tujuan yang mengarahkan kita pada permasalahan yang ada; (2) menyusun hasil yang ingin dicapai, artinya membiarkan para ahli tadi untuk membuat sejumlah hasil yang ingin dicapai untuk setiap tujuan yang sudah dibuat. Hasil tersebut harus mengidentifikasikan sikap yang ditunjukkan siswa; (3) memperbaiki hasil, 8 ----------------------- Page 9----------------------- tahap ini adalah tahap utama penyeleksian, seperti sorot semua hasil yang ada dan hapus jika ada yang double, kombinasikan hasil yang serupa dan lain sebagainya untuk memperjelas pernyataan hasil akhirnya; (4) mengurutkan hasil, urut dan pilihlah hasil yang paling penting. Mengurutkannya itu bisa berdasarkan manfaatnya, hal-hal yang dapat menyebabkan masalah jika hal tersebut diabaikan, atau criteria-kriteria yang
  • 10. relevan lainnya. (5) memperbaiki hasil kembali, tahap ini memverifikasi kebutuhan yang ada dan hasil yang ingin dicapai memiliki saling keterkaitan dengan tugasnya, yaitu dengan cara mengidentifikasikan kesenjangan antara hasil yang ingin dicapai dengan kenyataan yang ada. (6) membuat final ranking, maksudnya mengurutkan kembali urutan hasil yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan seberapa penting hasil yang ingin dicapai itu dapat mendukung pengajaran, kemudian mempertimbangkan pula efek secara keseluruhan dari hasil tadi. c. Analisis performance Mager (1984b) mendeskripsikan analisis performance sebagai suatu bantuan untuk mengidentifikasi masalah performance. Rosetti (1999) mendeskripsikan proses ini sebagai pencarian sumber masalah. Anali is ini membantu untuk memutuskan apakah hasil pelatihan itu benar-benar dialamatkan pada masalah agar diselenggarakannya pelatihan atau karena adanya intervensi lain yang lebih mengena. Kebutuhan atau masalah individu ataupun suatu organisasi sering berubah- ubah, masalah hari ini belum tentu sama dengan masalah yang akan dihadapi satu atau enam bulan yang akan datang. Oleh sebab itu, analisis kebutuhan, analisis tujuan dan analisis performance sering dibatasi oleh waktu dan harus selalu diperbaharui. 9 ----------------------- Page 10-----------------------
  • 11. Pertanyaan selanjutnya, kapan desainer pembelajaran melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada? Roseti (1999) mengidentifikasi ada 4 peluang untuk mengidentifikasi masalah yang muncul, diantaranya pada saat memperkenalkan atau menyambut suatu produk baru. Kesempatan kedua yaitu pada saat merespon permasalahan yang terjadi. Ketiga, pada saat menyadari adanya kebutuhan untuk mengembangkan kompetensi sumber daya manusia, sehingga mereka selalu dapat berkontribusi kepada pertumbuhan suatu organisasi. Dan yang keempat adalah pengembangan strategi, dimana suatu analisa dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membuat keputusan dalam merencanakan suatu strategi. C. Analisis Karakteristik Siswa Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, komponen dasar pertama dalam suatu perencanaan desain pembelajaran adalah siswa. Proses pembelajaran pada hakikatnya bertujuan untuk membelajarkan siswa agar memperoleh tujuan yang ingin dicapai, oleh sebab itu siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Dengan demikian, analisis siswa merupakan suatu hal yang sangat penting sebelum merencanakan suatu desain pembelajaran untuk mengetahui kondisi siswa, seperti informasi apa saja yang harus diterima ataupun yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum? Masalah apa saja yang mereka hadapi dalam proses belajar? dan lain sebagainya. Kemudian keputusan- keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain
  • 12. pembelajaranpun disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri. 10 ----------------------- Page 11----------------------- Diawal analisa, tugas yang paling penting dilakukan adalah mengidentifikasi karakteristik mereka yang paling krusial terhadap pencapaian tujuan pelatihan. Heinich, Molenda, Ru ell, dan Smaldino (1999) menyarankan kepada para desainer untuk mempertimbangkan tiga buah karakteristik siswa diawal proses analisa, yaitu: karakteristik umum, karakteristik yang spesifik dan gaya belajar. Karakteristik umum merupakan variable yang luas, seperti jenis kelamin, usia, pengalaman kerja, pendidikan, dan suku bangsa. Kemudian karakteristik yang spesifik meliputi kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengikuti pelatihan. Sedangkan gaya belajar lebih kepada sifat perorangan dalam melakukan tugas belajarnya dan memproses informasi. Sebagian dari mereka suka mencari metode-metode tertentu yang paling sesuai untuk belajar. Selama ini, telah diketahui bahwa daripada menghadiri kuliah dan membaca teks
  • 13. materi, beberapa individu lebih nyaman belajar dari media visual, dan ada pula yang lebih nyaman lagi belajar dari aktifitas fisik dan manipulasi objek. D. Tujuan Pembelajaran Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai. Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam merumuskan tujuan pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara 11 ----------------------- Page 12----------------------- optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru juga
  • 14. dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajar. Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah. E. Strategi Pembelajaran Desain pembelajaran dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu strategi penyampaian dan strategi pembelajaran. Strategi penyampaian menggambarkan lingkungan belajar secara umum. Lingkungan belajar ini mulai dari presentasi pengajaran biasa hingga ke interaksi multimedia mutakhir atau pengajaran bebasis web. Strategi ini sering di klasifikasikan sesuai dengan tingkat pemahaman perindividu. Pengajaran perindividu ini menunjukkan isi materi atau tujuan pembelajaran yang disesuaikan untuk setiap individu pelajar. Sehingga hal ini memungkinan adanya seorang pelajar yang masih mempelajari unit satu
  • 15. sementara pelajar yang lain sudah ke unit lima. Sedangkan pendekatan kelompok adalah tipe pengajaran dimana ketika ujian semua peserta ajar mengikutinya sesuai jadwal yang ditetapkan. 12 ----------------------- Page 13----------------------- Tingkatan kedua adalah strategi pembelajaran, yang menjelaskan serangkaian formula dan metoda pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dimana, tujuan utama kita adalah mendesain suatu pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga pelajar dapat menunjukkan hasil yang reliable setiap waktu. Formula tadi mendeskripsikan metoda yang paling optimum untuk setiap tipe isi pembelajaran, membimbing dalam merancang urutan pembelajaran dan merealisasikannya ke dalam strategi penyampaian. Biasanya metode ini dibuat berdasarkan pada penelitian atau pengalaman. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat strategi pembelajaran: • Apakah cara terbaik untuk mengajarkan fakta, konsep, peraturan, prosedur, kecakapan individu, atau sikap? • Bagaimana saya dapat membuat pembelajaran yang bermakna? • Bagaimana saya dapat mengajarkan tujuan pembelajaran yang berfokus pada kecakapan individu? • Cara terbaik apakah untuk menyajikan isi materi sehingga setiap pelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran?
  • 16. Belajar adalah sebuah proses aktif dimana pelajar menggagas hubungan yang bermakna antara pengetahuan yang baru diterima dengan pengetahuan yang dimiliki pelajar sebelumnya. Strategi perancangan pembelajaran yang baik akan memotivasi pelajar untuk secara aktif membuat hubungan antara apa yang diketahui pelajar dengan informasi yang baru diterima. Menurut Hamzah (2006), setidaknya ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu: 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran 2. Strategi penyampaian pembelajaran 3. Strategi pengelolaan pembelajaran Strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan pelajar, dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan 13 ----------------------- Page 14----------------------- menekankan kepada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan belajar peserta ajar. Rumusan Strategi Pembelajaran Rumusan berikut adalah berguna sebagai panduan pembuatan strategi pembelajaran guna mencapai tampilan isi masing-masing. 1. Rumusan untuk Fakta Pengajaran
  • 17. Fakta adalah asosiasi pernyataan hubungan antara dua hal tertentu. Untuk fakta yang nyata, di awal presentasi sebaiknya pelajar dihadapkan pada pengalaman langsung dengan objek pembelajaran. Misalnya untuk menyampaikan fakta bahwa isi buah manggis itu berwarna putih, maka kita harus membuka atau membelah buah manggis tersebut dan membiarkan pelajar mengetahui warna isi buah tersebut. Ketika mengajarkan fakta yang abstrak, maka pengajar pertama-tama mencari representasi yang mewakili fakta, misalnya dengan menampilkan gambar dari artefak. 2. Rumusan untuk Konsep Pengajaran Konsep adalah kategori yang digunakan untuk gagasan atau sesuatu yang serupa untuk mengorganisir pengetahuan. Rekomendasi strategi pemanggilan kembali untuk konsep adalah semacam pengulangan, latihan, peninjauan dan membantu mengingat kembali. 3. Rumusan untuk Prinsip dan Peraturan Pengajaran Prinsip atau aturan adalah pernyataan yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep. 4. Rumusan untuk Prosedur Pengajaran Prosedur adalah bagian dari langkah-langkah pelajar untuk memenuhi tugas. Seperti konsep dan prinsip, prosedur dapat pula diambil dalam bentuk pemanggilan kembali (recall) atau aplikasi. Menampilkan kembali menuntut pelajar untuk membuat daftar urutan atau menggambarkan langkah-langkah dalam prosedur, sedangkan aplikasi menuntut pelajar untuk mendemonstrasikan prosedur tersebut. 14
  • 18. ----------------------- Page 15----------------------- 5. Rumusan untuk Kecakapan Individu Pengajaran (Interpersonal Skills) Interpersonal skill selaras dengan membangun kemampuan berkomunikasi. Penampilan untuk Interpersonal skill ini dapat berupa recall ataupun aplikasi, dengan tekanan pokok pada aplikasi. 6. Rumusan untuk Sikap Pengajaran Sikap terdiri dari kepercayaan dan asosiasi behavior atau respon. Strategi untuk mengajarkan perubahan sikap adalah sama dengan strategi untuk tujuan interpersonal. Rumusan untuk sikap adalah model behavior, membangun model verbal dan imaginasi, menggunakan latihan mental. F. Evaluasi Pembelajaran Proses evaluasi berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran. Sedangkan tugas desainer, selain menentukan instrument juga perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran. Dalam perencanaan dan desain pembelajaran, rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Melalui evaluasi yang tepat, maka
  • 19. kita dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan peserta belajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki. Ada beberapa pengertian evaluasi. Pengertian evaluasi yang yang dikemukakan oleh Worthen dan Sanders (1987) adalah proses pengumpulan informasi untuk membantu pengambil keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan pengambil keputusan. Tyler (1949) 15 ----------------------- Page 16----------------------- memfokuskan evaluasi pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior). Hasil belajar tersebut umumnya diukur dengan tes. Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation). Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu. Dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni pengukuran, a e ment dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
  • 20. instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut: 1. tujuan pengukuran, 2. ada objek ukur, 3. alat ukur, 4. proses pengukuran, 5. hasil pengukuran kuantitatif. Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni: a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu. b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. c. Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan. Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam 16 ----------------------- Page 17----------------------- hal jawaban terhadap pertanyaan  what value  untuk evaluasi dan  how much  untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen ataupun evaluasi lebih
  • 21. dahulu dilakukan pengukuran. Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya diawali dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta pembandingan (assessment). Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pengajar akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pengumpulan data, (3) verifikasi data, (4) analisis data, dan (5) interpretasi data. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Evaluasi pembelajaran adalah hal yang penting dilakukan dalam proses perencanaan dan desain pembelajaran. Setelah memahami karakteristik pelajar,
  • 22. kita mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan memilih strategi pengajaran untuk 17 ----------------------- Page 18----------------------- menyempurnakannya. Pada akhirnya kita harus menguji instrumen dan materi untuk mengukur tingkat pengetahuan pelajar, kemampuan dan perubahan sikap pelajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan pelajar mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan. Dalam hal ini evaluasi berarti proses penggunaan pengukuran atau taksiran untuk membuat pendapat /penilaian tentang sesuatu. Dalam tahap ini kita menguji tujuan dan bagian utama dari evaluasi serta memperhatikan konsep penting peran evaluasi dalam proses perencanaan pengajaran. Hamalik (2003) menjelaskan pentingnya perencanaan evaluasi sebagai berikut: 1. Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan-tujuan telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes untuk mengukur prestasi peserta ajar. Penulisan suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan revisi sebelum kita merancang pengajaran. 2. Berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada, selanjutnya kita dapat menyiapkan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dengan informasi tersebut dapat kita ketahui apakah peserta ajar telah memahami tujuan, apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya. 3. Rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes.
  • 23. Untuk menyusun tes yang baik, diperlukan persiapan matang yang mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak. Berdasarkan ketiga hal tersebut kemampuan untuk mengembangkan alat evaluasi merupakan suatu keharusan bagi seorang de ainer pembelajaran. Karakteristik Evaluasi Ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi, yaitu: 1. Evaluasi merupakan proses Dalam suatu pelaksanaan evaluasi seharusnya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian, evaluasi bukanlah hasil 18 ----------------------- Page 19----------------------- atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan. Evaluasi dilakukan untuk menentukan judgement terhadap sesuatu. 2. Berhubungan dengan pemberian nilai atau arti Berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu memiliki nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna bagi menetapkan alternatif keputusan. Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
  • 24. pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 2) Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran. 3) Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya. 4) Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan. Evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerja dan memberikan informasi untuk perbaikan. Ada beberapa fungsi evaluasi, yaitu: a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi peserta ajar. Melalui evaluasi peserta ajar akan mendapatkan informasi tentang efektivitas pembelajaran yang dilakukannya. b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian peserta ajar dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum, khususnya untuk perbaikan program selanjutnya. 19 ----------------------- Page 20----------------------- d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh peserta ajar secara individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan dan pengembangan karir. e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya, apakah tujuan itu perlu diubah atau ditambah. f. Evaluasi sebagai umpan balik penentuan kebijakkan untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan
  • 25. Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan. Siswa dievaluasi setelah ia selesai melakukan suatu pelajaran, apakah ia berhasil atau tidak. Kurikulum dievaluasi setelah diimplementasikan, apakah kurikulum tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum, bagian- bagian mana yang perlu dievaluasi. Fungsi evaluasi seperti contoh diatas diformulasikan oleh Scriven (1967) dalam istilah formatif dan sumatif. Evaluasi Formatif Formatif adalah fungsi evaluasi untuk memberikan informasi dan pertimbangan yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu pembelajaran dalam proses pengembangan atau belum selesai. Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat kemajuan belajar peserta ajar. Fungsi formatif suatu evaluasi hanya dapat dilaksanakan ketika evaluasi itu berkenaan dengan proses dan bukan berfokus pada ha il. Bahkan ahli perencana pembelajaran handal pun tidak begitu menyukai untuk membuat pengajaran yang sempurna pada saat pertama. Terlihat luar biasa ketika konsep atau gagasan tidak berjalan seperti yang direncanakan ketika diterapkan di dalam kelas. Evaluasi formatif menjadi bagian penting proses perencanaan pangajaran, hal ini berfungsi untuk menginformasikan insruktur/pengajar atau tim perencana, seberapa be ar kemajuan program pengajaran disajikan sesuai tujuan pembelajaran. Evaluasi formatif lebih berguna ketika dilakukan selama pembuatan dan ujicoba. Dapat dilakukan 20
  • 26. ----------------------- Page 21----------------------- ketika proses. Jika rencana pengajaran berisikan kelemahan, hal ini akan dapat diidentifikasi dan di eliminasi sebelum penerapan keseluruhan. Hasil tes, reaksi pelajar, observasi kerja pelajar, tinjauan oleh ahli materi pelajaran, dan saran-saran dari kolega dapat menjadi indikator kekurangan dalam sekuen, prosedur atau material pembelajaran. Evaluasi formatif adalah kontrol mutu dari proses pembuatan perencanaan pengajaran. Dalam hal ini kita belajar bagaimana mengevaluasi kemajuan sesuai dengan perencanaan. Tes formatif dan revisi adalah penting untuk keberhasilan perencanaan desain pembelajaran. Biasanya berhubungan tidak hanya kesesuaian tujuan pembelajaran, isi materi, strategi pembelajaran dan material tapi juga untuk peranan individu, penggunaan fasilitas dan perlengkapan, jadwal, dan faktor lain yang secara bersamaan mempengaruhi penampilan optimal dalam pencapaian tujuan. Perlu diingat, proses perencanaan adalah interaksi berkelanjutan, dimana setiap elemen mempengaruhi elemen yang lain. Perencana pengajaran dan pengajar perlu menggunakan evaluasi formatif. Untuk perencana, biasanya fokus pada keefektifan materi. Sehingga jika pelajar berpenampilan buruk, kesimpulannya adalah materi, tidak hanya pelajar yang disalahkan (Hellebrandt & Ru el, 1993,p.22). Untuk pengajar, fokus kepada pelajar. Jika pelajar tidak menampilkan perubahan yang berarti seperti yang diharapkan, dan keefektifan pembelajaran telah didemonstrasikan, kesimpulannya adalah pelajar, bukan materi yang di alahkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan oleh perencana pengajaran untuk mendapatkan data selama evaluasi formatif: 1. Memberikan tujuan pembelajaran untuk setiap unit atau pelajaran, apakah
  • 27. tingkat pembelajaran dapat diterima? Apakah kelemahan yang jelas terlihat/nyata? 2. Apakah pelajar dapat menggunakan pengetahuannya atau menampilkan kemampuan pada tingkatannya? Adakah yang menunjukkan kelemahan? 3. Berapa lama waktu pengajaran dan pembelajaran yang dibutuhkan? Apakah dapat diterima? 21 ----------------------- Page 22----------------------- 4. Apakah kegiatannya terlihat sesuai dan teratur untuk pengajar dan pelajar? 5. Dimana materi nyaman dan mudah untuk ditempatkan, digunakan dan diarsipkan? 6. Apakah reaksi pelajar terhadap metode pelajaran, kegiatan, materi, dan metode evaluasi? 7. apakah setiap tes perunit dan hasil yang lain mengukur taksiran kepuasan tujuan pembelajaran? 8. Apa perbaikan dalam program terlihat penting ( isi, format dsb.)? 9. Apakah keadaan pembelajaran telah sesuai? Evaluasi Sumatif Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu digunakan untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Fung i ini berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program. Fungsi sumatif tidak dapat diterapkan ketika perencanaan pengajaran masih berproses. Dimana fungsi ini memberikan pertimbangan terhadap hasil
  • 28. pengembangan dapat berupa dokumen rencana pembelajaran, hasil belajar, ataupun dampak pembelajaran lingkungan belajar. Evaluasi sumatif dilakukan selama menilai tingkat dimana hasil utama tercapai diakhir pembelajaran. Apakah akan dilakukan postes perunit dan ujian akhir untuk pengajaran. Untuk mengukur keefektifan pelajar, evaluasi sumatif juga sering mengukur hal- hal sebagai berikut. 22 ----------------------- Page 23----------------------- - Ketepatgunaan pembelajaran - Biaya dari pembuatan program - Kelangsungan biaya - Reaksi terhadap program pembelajaran - Keberlangsungan keuntungan suatu program Kelangsungan keuntungan suatu program dapat ditetapkan mengikuti pelajar yang menyelesaikan program pembelajaran untuk menutupi dimanapun dan kapanpun mereka menggunakan pengetahuannya, kemampuannya, dan sikapnya. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka akan dihasilkan suatu pertimbangan apakah perlu dilanjutkan karena keberhasilannya dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan, atau harus diganti karena ketidaksesuai dengan tuntutan. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memutuskan penilaian atau keberhasilan seseorang atau sesuatu (misalnya pelajaran, program, proyek). Sebelum melakukan evaluasi, kita harus menentukan tujuannya. Dari keseluruhan tujuan kelengkapan pelatihan dan pendidikan adalah untuk
  • 29. menetapkan keberhasilan pelajar dalam pembelajaran. Apakah hasil evaluasi akan digunakan untuk meningkatkan bagaimana pelatihan diajarkan? Apakah hasil evaluasi digunakan untuk menilai bahwa pengajaran telah dilakukan? Atau telah dialihkan untuk suatu waktu. Hal yang menarik ini saling membantu, tetapi biasanya pendekatan evaluasi dilakukan sesuai/ tergantung kepada hal yang lebih berguna, yaitu evaluasi formatif, sumatif, atau pendekatan konfirmatif. Evaluasi Konfirmatif Di dunia bisnis pelatihan seringkali ditawarkan kepada karyawan setelah permasalahan yang terjadi selesai diatasi. Evaluasi konfirmatif adalah rancangan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan atau pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dilakukan (permasalahan yang telah diatasi). 23 ----------------------- Page 24----------------------- Peranan Tujuan Pembelajaran Desain pembelajaran berkaitan erat dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta ajar. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang elanjutnya dinamakan
  • 30. objective. Perubahan perilaku sebagai objective dikembangkan oleh Merger dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behavior (perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal). Bentuk perumusannya dapat dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan tentang Teknik presentasi dengan powerpoint (C), diharapkan peserta belajar (A), dapat mengoperasikan (B) tools dalam powerpoint dengan tepat sesuai fungsinya (D). Dalam rumusan tujuan pembelajaran diatas, yakni dapat mengoperasikan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat diobservasi. Kata mengoperasikan merupakan perilaku yang spesifik atau yang kita sebut sebagai kompetensi. Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, maka desainer pembelajaran harus segera merumuskan item tes sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Perumusan tes setelah perumusan tujuan bukan hanya berguna dalam menentukan indikator keberhasilan, akan tetapi juga berfungsi untuk mengecek ketepatan rumusan tuj uan (Sanjaya Wina 2008). Perhatikan contoh berikut. 24 ----------------------- Page 25----------------------- Rumusan Tujuan Evaluasi
  • 31. Setelah Kegiatan Belajar Mengajar Coba anda kemukakan, apa berakhir, diharapkan peserta ajar perbedaan pengertian antara dapat mengemukakan perbedaan evaluasi formatif dan evaluasi pengertian antara evaluasi formatif sumatif. dan evaluasi sumatif. Dari rumusan tersebut, tampak jelas bahwa perubahan perilaku yang terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi yang dapat ditentukan keberhasilannya. Artinya, apabila diakhir Kegiatan Belajar Mengajar, kemudian peserta belajar dapat menjelaskankan pengertian evaluasi formatif dan membedakannya dengan evaluasi sumatif, maka Kegiatan Belajar Mengajar dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya, jika peserta belajar tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka dapat dikatakan Kegiatan Belajar Mengajar tidak berhasil. 25