Teks tersebut membahas tentang pengukuran sudut yang merupakan aspek penting dalam pengukuran dan pemetaan horizontal atau vertikal. Terdapat beberapa sistem pengukuran sudut seperti sistem seksagesimal, sentisimal, radian, dan waktu. Jenis-jenis sudut yang diukur meliputi sudut horizontal, arah, azimuth, dan vertikal. Dokumen juga membahas tentang konversi antar sistem pengukuran sudut dan variasi magnetik.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah, termasuk penjelasan mengapa bumi dianggap bulat, pengukuran beda tinggi wilayah, faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan pengertian kerangka dasar vertikal dan horizontal.
1. Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang terbentuk karena tidak ada atau relatif tanpa pergeseran pada bidang rekahannya
2. Terdapat beberapa jenis kekar seperti kekar lembar, kekar pengerutan, dan kekar akibat tektonik
3. Kekar diklasifikasikan berdasarkan bentuknya seperti sistematik dan non sistematik, serta berdasarkan genesanya seperti kekar gerus dan kekar tarikan
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran poligon tertutup. Metode ini digunakan untuk menentukan titik kontrol horisontal berupa poligon yang akan berfungsi sebagai kerangka peta. Terdapat beberapa jenis poligon berdasarkan bentuk dan titik ikatnya. Pengukuran dilakukan menggunakan peralatan seperti theodolit, statif, bak ukur, dan meteran. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi penentuan titik pol
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Teks tersebut membahas tentang pengukuran sudut yang merupakan aspek penting dalam pengukuran dan pemetaan horizontal atau vertikal. Terdapat beberapa sistem pengukuran sudut seperti sistem seksagesimal, sentisimal, radian, dan waktu. Jenis-jenis sudut yang diukur meliputi sudut horizontal, arah, azimuth, dan vertikal. Dokumen juga membahas tentang konversi antar sistem pengukuran sudut dan variasi magnetik.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah, termasuk penjelasan mengapa bumi dianggap bulat, pengukuran beda tinggi wilayah, faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan pengertian kerangka dasar vertikal dan horizontal.
1. Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang terbentuk karena tidak ada atau relatif tanpa pergeseran pada bidang rekahannya
2. Terdapat beberapa jenis kekar seperti kekar lembar, kekar pengerutan, dan kekar akibat tektonik
3. Kekar diklasifikasikan berdasarkan bentuknya seperti sistematik dan non sistematik, serta berdasarkan genesanya seperti kekar gerus dan kekar tarikan
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran poligon tertutup. Metode ini digunakan untuk menentukan titik kontrol horisontal berupa poligon yang akan berfungsi sebagai kerangka peta. Terdapat beberapa jenis poligon berdasarkan bentuk dan titik ikatnya. Pengukuran dilakukan menggunakan peralatan seperti theodolit, statif, bak ukur, dan meteran. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi penentuan titik pol
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
1. Dokumen menjelaskan tentang pengukuran beda tinggi antara dua titik menggunakan sipel datar, meliputi syarat-syarat dan cara kerjanya.
2. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung antara dua titik atau berantai jika jaraknya jauh, hasilnya digunakan untuk membuat profil memanjang dan melintang.
3. Profil digunakan untuk perencanaan proyek seperti jalan, saluran irigasi unt
Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Ukur Tanah yang disajikan untuk mahasiswa program Diploma dan S1 Jurusan Geologi dan Tambang. Materi yang dibahas meliputi pengukuran dengan kompas geologi, waterpas, poligon, situasi, titik tetap, perhitungan luas dan volume, serta transformasi koordinat."
Teks tersebut membahas tentang geomatika dan geodesi. Geomatika adalah ilmu modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis, dan pengelolaan data spasial, sedangkan geodesi adalah cabang ilmu yang menentukan posisi titik di permukaan bumi, ukuran dan luas permukaan bumi, serta bentuk dan ukuran bumi. Teks tersebut juga menjelaskan pengertian ilmu ukur tanah yang bertujuan untuk memindahkan ke
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
1. Statika bangunan mempelajari kekuatan dan stabilitas konstruksi bangunan.
2. Gaya dapat diuraikan menjadi komponen datar dan tegak, dan digabungkan menjadi resultan.
3. Untuk menggabungkan gaya yang searah dijumlahkan, berlawanan diurangi, dan berbeda arah dilakukan proyeksi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep tegangan, regangan, dan lendutan pada balok. Termasuk definisi tegangan normal, geser, dan lentur serta hubungannya dengan regangan.
2. Juga dibahas cara menentukan titik berat dan momen inersia pada penampang regular dan gabungan yang digunakan untuk menghitung tegangan dan lendutan.
3. Memberikan contoh perhitungan titik berat pada penampang
Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis batuan, umur, struktur, dan sumber daya mineral berdasarkan data yang diperoleh dari pemetaan geologi lapangan dan analisis di laboratorium. Pemetaan geologi melibatkan pengamatan singkapan batuan, pengukuran posisi dan struktur batuan, pengambilan sampel, dan ploting data ke peta dasar.
Bahan, beban, tegangan, dan faktor keamanan merupakan aspek penting dalam perancangan elemen mesin. Jenis beban yang diterima oleh elemen mesin dapat berupa beban konstan, tidak konstan, kejut, atau tumbukan, sementara tegangan diukur sebagai gaya dibagi luas penampang. Faktor keamanan digunakan untuk mempertimbangkan beban yang tidak terduga.
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan penggunaan alat total station Topcon Topbasic yang diselenggarakan oleh PT Alat Ukur Indosurta. Terdapat penjelasan mengenai pengertian total station, bagian-bagian dari Topcon Topbasic, fungsi-fungsi tombolnya, dan aksesoris yang mendukung penggunaan alat tersebut.
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat ukur yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran tanah, seperti odometer untuk mengukur jarak, pita ukur dan rantai ukur untuk mengukur panjang, kompas dan cermin sudut untuk mengukur sudut, serta alat-alat lain seperti rambu ukur, slang ukur, dan patok untuk menandai titik dan garis di lapangan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi percepatan gravitasi, percepatan sentrifugal, potensial gravitasi, dan potensial sentrifugal. Juga membahas cara menghitung parameter geodesi fisik seperti vektor gaya berat, persamaan Poisson dan Laplace, serta cara menentukan tinggi GPS, tinggi normal, dan tinggi dari telluroid dan quasi-geoid. Hubungan spherical harmonics dengan geodesi fisik juga dijelaskan.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja kegiatan pembuatan radial kontrol horizontal GPS di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan koordinat titik-titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemetaan dengan ketelitian tinggi. Prosesnya meliputi survei pendahuluan, pengukuran geodetik menggunakan GPS, pengolahan data, dan penentuan koordinat titik-titik ikat.
1. Dokumen menjelaskan tentang pengukuran beda tinggi antara dua titik menggunakan sipel datar, meliputi syarat-syarat dan cara kerjanya.
2. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung antara dua titik atau berantai jika jaraknya jauh, hasilnya digunakan untuk membuat profil memanjang dan melintang.
3. Profil digunakan untuk perencanaan proyek seperti jalan, saluran irigasi unt
Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Ukur Tanah yang disajikan untuk mahasiswa program Diploma dan S1 Jurusan Geologi dan Tambang. Materi yang dibahas meliputi pengukuran dengan kompas geologi, waterpas, poligon, situasi, titik tetap, perhitungan luas dan volume, serta transformasi koordinat."
Teks tersebut membahas tentang geomatika dan geodesi. Geomatika adalah ilmu modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis, dan pengelolaan data spasial, sedangkan geodesi adalah cabang ilmu yang menentukan posisi titik di permukaan bumi, ukuran dan luas permukaan bumi, serta bentuk dan ukuran bumi. Teks tersebut juga menjelaskan pengertian ilmu ukur tanah yang bertujuan untuk memindahkan ke
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
1. Statika bangunan mempelajari kekuatan dan stabilitas konstruksi bangunan.
2. Gaya dapat diuraikan menjadi komponen datar dan tegak, dan digabungkan menjadi resultan.
3. Untuk menggabungkan gaya yang searah dijumlahkan, berlawanan diurangi, dan berbeda arah dilakukan proyeksi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep tegangan, regangan, dan lendutan pada balok. Termasuk definisi tegangan normal, geser, dan lentur serta hubungannya dengan regangan.
2. Juga dibahas cara menentukan titik berat dan momen inersia pada penampang regular dan gabungan yang digunakan untuk menghitung tegangan dan lendutan.
3. Memberikan contoh perhitungan titik berat pada penampang
Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis batuan, umur, struktur, dan sumber daya mineral berdasarkan data yang diperoleh dari pemetaan geologi lapangan dan analisis di laboratorium. Pemetaan geologi melibatkan pengamatan singkapan batuan, pengukuran posisi dan struktur batuan, pengambilan sampel, dan ploting data ke peta dasar.
Bahan, beban, tegangan, dan faktor keamanan merupakan aspek penting dalam perancangan elemen mesin. Jenis beban yang diterima oleh elemen mesin dapat berupa beban konstan, tidak konstan, kejut, atau tumbukan, sementara tegangan diukur sebagai gaya dibagi luas penampang. Faktor keamanan digunakan untuk mempertimbangkan beban yang tidak terduga.
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan penggunaan alat total station Topcon Topbasic yang diselenggarakan oleh PT Alat Ukur Indosurta. Terdapat penjelasan mengenai pengertian total station, bagian-bagian dari Topcon Topbasic, fungsi-fungsi tombolnya, dan aksesoris yang mendukung penggunaan alat tersebut.
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat ukur yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran tanah, seperti odometer untuk mengukur jarak, pita ukur dan rantai ukur untuk mengukur panjang, kompas dan cermin sudut untuk mengukur sudut, serta alat-alat lain seperti rambu ukur, slang ukur, dan patok untuk menandai titik dan garis di lapangan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi percepatan gravitasi, percepatan sentrifugal, potensial gravitasi, dan potensial sentrifugal. Juga membahas cara menghitung parameter geodesi fisik seperti vektor gaya berat, persamaan Poisson dan Laplace, serta cara menentukan tinggi GPS, tinggi normal, dan tinggi dari telluroid dan quasi-geoid. Hubungan spherical harmonics dengan geodesi fisik juga dijelaskan.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja kegiatan pembuatan radial kontrol horizontal GPS di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan koordinat titik-titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemetaan dengan ketelitian tinggi. Prosesnya meliputi survei pendahuluan, pengukuran geodetik menggunakan GPS, pengolahan data, dan penentuan koordinat titik-titik ikat.
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdfHackEuy
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang koreksi geometris dan uji akurasi sumber data pemutakhiran peta dasar RTRW provinsi/kabupaten/kota.
2. Terdapat panduan tentang ketentuan persebaran dan pemilihan titik kontrol tanah serta titik uji akurasi yang harus merata dan jelas.
3. Langkah-langkah koreksi geometris dan uji akurasi dilakukan untuk memenuhi stand
Dokumen tersebut membahas tiga jenis alat ukur tanah digital yaitu total station Nikon DTM-352, DTM-522, dan DTM-362 beserta spesifikasi masing-masing. Total station adalah alat ukur jarak dan sudut yang dapat digunakan untuk survei tanah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kajian ini membandingkan peta dasar pendaftaran hasil pengolahan citra satelit Quickbird dengan peta lama di Kabupaten Jember,
(2) Hasil analisis menunjukkan citra Quickbird memenuhi standar ketelitian peta dasar pendaftaran skala 1:2500,
(3) Citra Quickbird diharapkan menjadi alternatif peta dasar pendaftaran yang dapat digunakan secara menyeluruh.
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptxssuser7405b9
Dokumen tersebut menjelaskan alur survei untuk menghitung luas kumuh dan jumlah penerima manfaat infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah kota. Survei meliputi pengumpulan data, fokus grup diskusi, observasi lapangan, dan validasi data. Hasil survei berupa data tervalidasi tentang kondisi lingkungan dan jumlah penerima manfaat infrastruktur.
Dokumen ini membahas rencana pembuatan Peta Rupa Bumi Pulau Jawa dengan skala 1:50.000 yang mencakup area Pulau Jawa. Dokumen menjelaskan tentang grand design pembuatan peta tersebut yang meliputi inventarisasi potensi sumber daya, team kerja, proses pembuatan peta mulai dari pengamatan, desain jaring kontrol vertikal, monumentasi hingga format pelaporan dan dokumentasi. Dokumen juga menjelaskan tentang aturan SNI dan contoh distribusi
Satu teknik lain yang digunakan dalam pemetaan partisipatif adalah pemetaan dengan GPS (Global Positioning System), yang menjelaskan cara kerja dan penggunaan GPS beserta langkah-langkah pelaksanaannya dalam pemetaan partisipatif."
Meta Data dan Implikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah_Eko Budi STPN (1).pptx
1. Pelatihan Pemetaan Bidang Tanah Terintegrasi
Meta Data danImplikasi Akurasi
Pengukuran Dan Pemetaan
Batas Bidang Tanah
EKOBUDI WAHYONO
2. Pendahuluan
• Menurut Ghilani, 2018 :
1. Tidak ada pengukuran yang tepat,
2. Setiap pengukuran mengandung kesalahan,
3. Nilai sebenarnya dari pengukuran tidak pernah diketahui, dan dengan
demikian
4. Ukuran pasti dari kesalahan ini selalu tidak diketahui.
• Dalam suatu kegiatan pengukuran atau pengamatan seorang (observer) harus
menyadari bahwa setiap pengamatan atau pengukuran tidak akan menghasilkan
nilai yang mutlak benar.
• Kebenaran nilai dari hasil suatu pengukuran hanya dapat dicapai pada batas
tertentu saja, karena ada kesalahan – kesalahan yang tidak dapat dihilangkan.
• Kebenaran nilai dengan batas tertentu biasa disebut dengan nilai yang telah
memenuhi akurasi yang ditentukan.
• Untuk Ketelitian hasil ukuran batas bidang tanah, harus ada ukuran lebih.
3. Teknik Dasar Akurasi
Pengukuran dan Pemetaan
a. Metadata Hasil Pengukuran Sesuai Peraturan Menteri
Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
b. Implikasi Kesalahan Data Ukuran Terhadap Hasil
Pemetaan Bidang Tanah
6. Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
• Metadata dapat diartikan sebagai ‘data
tentang data (spasial)’, berisikan informasi
mengenai karakteristik data, kondisi,cara
dan memegang peran penting di dalam
mekanisme pertukaran data.
• Metadata dipergunakan untuk melakukan
dokumentasi data spasial yang
berhubungan tentang siapa,apa,kapan,
dimana, dan bagaimana data spasial
dipersiapkan.
7. Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
• Pencantuman metadata seperti peralatan pengukuran yang
digunakan, metode pengukuran, data dan hasil pengukuran,
penyelesaian sengketa batas dan data teknis lainnya.
(Pasal 30A ayat 3,PMNA/Ka. BPN No. 16Tahun2021)
• Gambar Ukur mencantumkan metadata seperti peralatan
pengukuran yang digunakan, metode pengukuran, data dan hasil
pengukuran, akurasi setiap titik yang diukur, penyelesaian sengketa
batas dan data teknis lainnya. (Juknis PTSL 2022)
• Metadata juga perlu ditampilkan pada peta – peta tematik terkait :
Sistem Referensi/Datum, metode akuisisi data, peralatan yang
digunakan, ketelitian peta yang dihasilkan dan lain – lain.
8. Meta Data Dibawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• JENIS ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam :menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat
pengukuran berlangsung.
9. Meta Data di bawah Ini,Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Blow Up Foto Udara/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect
Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference,
Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris
• KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH
Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan
posisi titik batas bidang tanah pada peta foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATAUKURAN PADA BLOW UP FOTO UDARA
Pengukuran secara langsung di lapangan tetap dilakukan dan setiap data ukuran
harus terdefinisikan ketelitiannya, Meta data menyesuaikan metode pengukuran:
Terestris dan Survei GNSS.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
10. Meta Data di bawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS
JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No
Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
11. • Meta Data pada metode Kombinasi, tergantung jenis kombinasi.
• Kemungkinan Metode Kombinasi :
Metode Fotogrametris dan Terestris.
Metode Fotogrametris dan Pengamatan Satelit.
Metode Pengamatan Satelit dan Terestris
• Meta Data harus dapat menunjukkan tingkat ketelitian metode
kombinasi dengan memperhitungkan ketelitian masing – masing
metode.
• Ketelitian hasil pengukuran metode kombinasi harus
memperhitungkan perambatan kesalahan dari kedua metode diatas.
12. • JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan
peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris
• JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH
Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan posisi titik batas bidang tanah pada peta
foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran
berlangsung.
13. • JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE
keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris.
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran
berlangsung.
14. • METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang
digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
16. Implikasi Kesalahan Data Ukuran terhadap
Hasil Pemetaan Bidang Tanah
Kesalahan akibat dari system, dapat berasal dari alat,
kondisi fisik petugas ukur dan kondisi alam, besarnya
kesalahan sistematis cenderung konstan dapat besar
atau kecil.
Kesalahan
sistematis
Kesalahan akibat dari ketidak becusan, ketidak hati
hatian petugas ukur.
Kesalahan
Kasar/Blunder
Kesalahan yang selalu terjadi dalam setiap kegiatan
pengukuran.
Kesalahan
acak
KESALAHAN DATA UKURAN JENIS BLUNDER INIHARUS DIBUANG DAN
DILAKUKAN PENGUKURAN/PENGAMBILAN DATA UKURAN ULANG
17. Implikasi jenis kesalahan sistem atis pada data
ukuran terhadap hasil pemetaan bidang tanah:
Sifat kesalahan sistematis adalah konstan dan dapat dikoreksi jika
diketahui besaran kesalahan sistematisnya.
Posisi/letak/koordinat batas bidang tanah berbeda dengan posisi
sebenarnya, perbedaan nilai dengan ukuran sebenarnya konstan.
Ukuran panjang dan sudut berbeda dengan nilai sebenarnya dengan
perbedaan nilai yang konstan.
Bentuk bidang tanah yang dihasilkan dalam kegiatan pemetaan sama
dengan bentuk sebenarnya. Tetapi memiliki dimensi yang berbeda
dengan sebenarnya.
Nilai luas bidang tanah hasil perhitungan akan berbeda dengan nilai
sebenarnya, tetapi perbedaan luas bidang – bidang tanah tersebut
dengan nilai sebenarnya adalah konstan
18. Implikasi Jenis Kesalahan Kesalahan Random/Acak
Pada Data Ukuran Terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah
Kesalahan random merupakan kesalahan yang selalu terjadi
pada setiap data ukuran.
>
> Untuk menghindari terjadinya kesalahan sistematis dan kesalahan blunder/kasar,
maka perlu adanya batasan ketelitian/toleransi.
>
Dengan toleransi yang telah ditetapkan dan data ukuran memenuhi batas
toleransi selanjutnya diolah dengan menggunakan adjustmen/hitung
perataan maka akan dihasilkan data yang mendekati harga/nilai yang
sebenarnya terbebas dari kesalahan random/acak.
> Hasil pemetaan akan sesuai dengan keadaan dan kondisi
dilapangan/sesungguhnya
19. Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas >
Toleransi (T), maka kedua
hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal2kali lagi
penghitungan luas.
T :Toleransi Luas Yang Diperkenankan.
L :Luas Rerata Bidang Tanah Tersebut.
T =
1
2
𝐿
Akurasi perhitungan luas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
20. • Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas > Toleransi (T), maka kedua
hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal 2 kali lagi penghitungan
luas.
• Untuk perhitungan luas dengan menggunakan cara yang sama, luas bidang
tanah adalah rata – rata dari kedua hasil hitungan.
• Untuk perhitungan luas dengan cara yang berbeda, luas bidang tanah yang
dipergunakan adalah luas hasil perhitungan dengan cara yang lebih teliti.
• Untuk bidang tanah yang luas (HGU, HPL, dll), satu bidang tanah harus
digambarkan pada dua zone TM-30 yang berbeda maka perhitungan luas
merupakan jumlah dari masing – masing luas bagian bidang tanah pada
masing – masing zone TM-30.
21. Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi
±5%dari luas yang tertera pada GU.
Contoh:
Luas bidang
sampel pada GU:
100 m2
Luas bidang sampel pada gambar
situasi kontrol kualitas:
104m2
Luas bidang
sampel pada GU:
100 m2
Luas bidang sampel pada gambar
situasi kontrol kualitas:
109m2