SlideShare a Scribd company logo
Pelatihan Pemetaan Bidang Tanah Terintegrasi
Meta Data danImplikasi Akurasi
Pengukuran Dan Pemetaan
Batas Bidang Tanah
EKOBUDI WAHYONO
Pendahuluan
• Menurut Ghilani, 2018 :
1. Tidak ada pengukuran yang tepat,
2. Setiap pengukuran mengandung kesalahan,
3. Nilai sebenarnya dari pengukuran tidak pernah diketahui, dan dengan
demikian
4. Ukuran pasti dari kesalahan ini selalu tidak diketahui.
• Dalam suatu kegiatan pengukuran atau pengamatan seorang (observer) harus
menyadari bahwa setiap pengamatan atau pengukuran tidak akan menghasilkan
nilai yang mutlak benar.
• Kebenaran nilai dari hasil suatu pengukuran hanya dapat dicapai pada batas
tertentu saja, karena ada kesalahan – kesalahan yang tidak dapat dihilangkan.
• Kebenaran nilai dengan batas tertentu biasa disebut dengan nilai yang telah
memenuhi akurasi yang ditentukan.
• Untuk Ketelitian hasil ukuran batas bidang tanah, harus ada ukuran lebih.
Teknik Dasar Akurasi
Pengukuran dan Pemetaan
a. Metadata Hasil Pengukuran Sesuai Peraturan Menteri
Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
b. Implikasi Kesalahan Data Ukuran Terhadap Hasil
Pemetaan Bidang Tanah
Metadata Hasil
Pengukuran
dan Pemetaan
Terestris
Fotogrametris
Pengamatan Satelit
Kombinasi Ketiganya
Sumber : Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
No. 1/Juknis-100.Hk.02.01/I/2022, Tanggal 26 Januari 2022
Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
• Metadata dapat diartikan sebagai ‘data
tentang data (spasial)’, berisikan informasi
mengenai karakteristik data, kondisi,cara
dan memegang peran penting di dalam
mekanisme pertukaran data.
• Metadata dipergunakan untuk melakukan
dokumentasi data spasial yang
berhubungan tentang siapa,apa,kapan,
dimana, dan bagaimana data spasial
dipersiapkan.
Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021
• Pencantuman metadata seperti peralatan pengukuran yang
digunakan, metode pengukuran, data dan hasil pengukuran,
penyelesaian sengketa batas dan data teknis lainnya.
(Pasal 30A ayat 3,PMNA/Ka. BPN No. 16Tahun2021)
• Gambar Ukur mencantumkan metadata seperti peralatan
pengukuran yang digunakan, metode pengukuran, data dan hasil
pengukuran, akurasi setiap titik yang diukur, penyelesaian sengketa
batas dan data teknis lainnya. (Juknis PTSL 2022)
• Metadata juga perlu ditampilkan pada peta – peta tematik terkait :
Sistem Referensi/Datum, metode akuisisi data, peralatan yang
digunakan, ketelitian peta yang dihasilkan dan lain – lain.
Meta Data Dibawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• JENIS ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam :menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat
pengukuran berlangsung.
Meta Data di bawah Ini,Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Blow Up Foto Udara/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect
Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference,
Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris
• KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH
Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan
posisi titik batas bidang tanah pada peta foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATAUKURAN PADA BLOW UP FOTO UDARA
Pengukuran secara langsung di lapangan tetap dilakukan dan setiap data ukuran
harus terdefinisikan ketelitiannya, Meta data menyesuaikan metode pengukuran:
Terestris dan Survei GNSS.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
Meta Data di bawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan :
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS
JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No
Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
• Meta Data pada metode Kombinasi, tergantung jenis kombinasi.
• Kemungkinan Metode Kombinasi :
 Metode Fotogrametris dan Terestris.
 Metode Fotogrametris dan Pengamatan Satelit.
 Metode Pengamatan Satelit dan Terestris
• Meta Data harus dapat menunjukkan tingkat ketelitian metode
kombinasi dengan memperhitungkan ketelitian masing – masing
metode.
• Ketelitian hasil pengukuran metode kombinasi harus
memperhitungkan perambatan kesalahan dari kedua metode diatas.
• JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan
peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris
• JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH
Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan posisi titik batas bidang tanah pada peta
foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran
berlangsung.
• JENIS PETA FOTO :
Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris.
• KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS
Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial.
Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE
keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris.
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran
berlangsung.
• METODE PENGUKURAN :
Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio).
• JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS
Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang
digunakan.
• KETELITIAN TITIK REFERENSI
Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang.
• JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN
Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain.
• KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan.
• KETELITIAN PETA DASAR
Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut.
• KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS
Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya.
• KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR
ASN/SKB dan NIP/No Lisensi
• KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN
Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah
serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
Implikasi
Kesalahan
Data Ukuran
Terhadap
Hasil Pemetaan
Bidang Tanah
Implikasi Kesalahan Data Ukuran terhadap
Hasil Pemetaan Bidang Tanah
Kesalahan akibat dari system, dapat berasal dari alat,
kondisi fisik petugas ukur dan kondisi alam, besarnya
kesalahan sistematis cenderung konstan dapat besar
atau kecil.
Kesalahan
sistematis
Kesalahan akibat dari ketidak becusan, ketidak hati
hatian petugas ukur.
Kesalahan
Kasar/Blunder
Kesalahan yang selalu terjadi dalam setiap kegiatan
pengukuran.
Kesalahan
acak
KESALAHAN DATA UKURAN JENIS BLUNDER INIHARUS DIBUANG DAN
DILAKUKAN PENGUKURAN/PENGAMBILAN DATA UKURAN ULANG
Implikasi jenis kesalahan sistem atis pada data
ukuran terhadap hasil pemetaan bidang tanah:
Sifat kesalahan sistematis adalah konstan dan dapat dikoreksi jika
diketahui besaran kesalahan sistematisnya.
Posisi/letak/koordinat batas bidang tanah berbeda dengan posisi
sebenarnya, perbedaan nilai dengan ukuran sebenarnya konstan.
Ukuran panjang dan sudut berbeda dengan nilai sebenarnya dengan
perbedaan nilai yang konstan.
Bentuk bidang tanah yang dihasilkan dalam kegiatan pemetaan sama
dengan bentuk sebenarnya. Tetapi memiliki dimensi yang berbeda
dengan sebenarnya.
Nilai luas bidang tanah hasil perhitungan akan berbeda dengan nilai
sebenarnya, tetapi perbedaan luas bidang – bidang tanah tersebut
dengan nilai sebenarnya adalah konstan
Implikasi Jenis Kesalahan Kesalahan Random/Acak
Pada Data Ukuran Terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah
Kesalahan random merupakan kesalahan yang selalu terjadi
pada setiap data ukuran.
>
> Untuk menghindari terjadinya kesalahan sistematis dan kesalahan blunder/kasar,
maka perlu adanya batasan ketelitian/toleransi.
>
Dengan toleransi yang telah ditetapkan dan data ukuran memenuhi batas
toleransi selanjutnya diolah dengan menggunakan adjustmen/hitung
perataan maka akan dihasilkan data yang mendekati harga/nilai yang
sebenarnya terbebas dari kesalahan random/acak.
> Hasil pemetaan akan sesuai dengan keadaan dan kondisi
dilapangan/sesungguhnya
Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas >
Toleransi (T), maka kedua
hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal2kali lagi
penghitungan luas.
T :Toleransi Luas Yang Diperkenankan.
L :Luas Rerata Bidang Tanah Tersebut.
T =
1
2
𝐿
Akurasi perhitungan luas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
• Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas > Toleransi (T), maka kedua
hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal 2 kali lagi penghitungan
luas.
• Untuk perhitungan luas dengan menggunakan cara yang sama, luas bidang
tanah adalah rata – rata dari kedua hasil hitungan.
• Untuk perhitungan luas dengan cara yang berbeda, luas bidang tanah yang
dipergunakan adalah luas hasil perhitungan dengan cara yang lebih teliti.
• Untuk bidang tanah yang luas (HGU, HPL, dll), satu bidang tanah harus
digambarkan pada dua zone TM-30 yang berbeda maka perhitungan luas
merupakan jumlah dari masing – masing luas bagian bidang tanah pada
masing – masing zone TM-30.
Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi
±5%dari luas yang tertera pada GU.
 Contoh:
Luas bidang
sampel pada GU:
100 m2
Luas bidang sampel pada gambar
situasi kontrol kualitas:
104m2
Luas bidang
sampel pada GU:
100 m2
Luas bidang sampel pada gambar
situasi kontrol kualitas:
109m2
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Iqrimha Lairung
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
Edho Wiranata
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
lalu hadi sadikin
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
oilandgas24
 
Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1
Ahmad Bashir
 
Makalah geomatika
Makalah geomatika Makalah geomatika
Makalah geomatika
bawon15505124020
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
Tutus Kusuma
 
Modul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMKModul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMK
Sidenreng Alam MGMP Mamuju
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPGHybrid1
 
12 peta geologi
12 peta geologi12 peta geologi
12 peta geologi
Sylvester Saragih
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
Eko Purwanto
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Rega Surveyor
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
yulika usman
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Andi Azizah
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
inka -chan
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Taufiq Rifai
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
Double stand
Double standDouble stand
Double stand
Mega Yasma Adha
 

What's hot (20)

Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
 
Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1
 
Makalah geomatika
Makalah geomatika Makalah geomatika
Makalah geomatika
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Modul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMKModul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMK
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
12 peta geologi
12 peta geologi12 peta geologi
12 peta geologi
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
Double stand
Double standDouble stand
Double stand
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 

Similar to Meta Data dan Implikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah_Eko Budi STPN (1).pptx

Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Erwangga1
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Anindya N. Rafitricia
 
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdfPPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
HackEuy
 
Fotogrametri
FotogrametriFotogrametri
Fotogrametriodemigo
 
Alat ukur tanah
Alat ukur tanahAlat ukur tanah
Alat ukur tanah
guestf85c19
 
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptxJenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
devi673929
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
Rendi Myung
 
7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptx7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptx
Roni568572
 
PPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptxPPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptx
HerbaktiDimasPerdana
 
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptxAlur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
ssuser7405b9
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
yonolino
 
1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)
Ofiq Sa'durrofiq
 
Kerangka kontrol vertikal 2
Kerangka kontrol vertikal 2Kerangka kontrol vertikal 2
Kerangka kontrol vertikal 2
Yanto Budisusanto
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
zulmushawir2
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
bramantiyo marjuki
 
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Dasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptxDasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptx
Septian558020
 

Similar to Meta Data dan Implikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah_Eko Budi STPN (1).pptx (20)

Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdfPPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
PPT MATERI III - KOREKSI GEOMETRIS DAN UJI AKURASI SUMBER DATA - ZULFIKAR.pdf
 
Fotogrametri
FotogrametriFotogrametri
Fotogrametri
 
Alat ukur tanah
Alat ukur tanahAlat ukur tanah
Alat ukur tanah
 
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptxJenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
Jenjang 2 - Materi Diklat SKKNI Kadastral.pptx
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
 
7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptx7307-20465-1-SM.pptx
7307-20465-1-SM.pptx
 
PPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptxPPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptx
 
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptxAlur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
Alur Recounting Luas Kumuh_Jumlah Penerima Manfaat.pptx
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
 
1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)
 
Kerangka kontrol vertikal 2
Kerangka kontrol vertikal 2Kerangka kontrol vertikal 2
Kerangka kontrol vertikal 2
 
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan TroposferKesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
 
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
 
Dasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptxDasar-dasar Pengukuran.pptx
Dasar-dasar Pengukuran.pptx
 

Meta Data dan Implikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah_Eko Budi STPN (1).pptx

  • 1. Pelatihan Pemetaan Bidang Tanah Terintegrasi Meta Data danImplikasi Akurasi Pengukuran Dan Pemetaan Batas Bidang Tanah EKOBUDI WAHYONO
  • 2. Pendahuluan • Menurut Ghilani, 2018 : 1. Tidak ada pengukuran yang tepat, 2. Setiap pengukuran mengandung kesalahan, 3. Nilai sebenarnya dari pengukuran tidak pernah diketahui, dan dengan demikian 4. Ukuran pasti dari kesalahan ini selalu tidak diketahui. • Dalam suatu kegiatan pengukuran atau pengamatan seorang (observer) harus menyadari bahwa setiap pengamatan atau pengukuran tidak akan menghasilkan nilai yang mutlak benar. • Kebenaran nilai dari hasil suatu pengukuran hanya dapat dicapai pada batas tertentu saja, karena ada kesalahan – kesalahan yang tidak dapat dihilangkan. • Kebenaran nilai dengan batas tertentu biasa disebut dengan nilai yang telah memenuhi akurasi yang ditentukan. • Untuk Ketelitian hasil ukuran batas bidang tanah, harus ada ukuran lebih.
  • 3. Teknik Dasar Akurasi Pengukuran dan Pemetaan a. Metadata Hasil Pengukuran Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021 b. Implikasi Kesalahan Data Ukuran Terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah
  • 5. Terestris Fotogrametris Pengamatan Satelit Kombinasi Ketiganya Sumber : Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap No. 1/Juknis-100.Hk.02.01/I/2022, Tanggal 26 Januari 2022
  • 6. Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021 • Metadata dapat diartikan sebagai ‘data tentang data (spasial)’, berisikan informasi mengenai karakteristik data, kondisi,cara dan memegang peran penting di dalam mekanisme pertukaran data. • Metadata dipergunakan untuk melakukan dokumentasi data spasial yang berhubungan tentang siapa,apa,kapan, dimana, dan bagaimana data spasial dipersiapkan.
  • 7. Sesuai Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2021 • Pencantuman metadata seperti peralatan pengukuran yang digunakan, metode pengukuran, data dan hasil pengukuran, penyelesaian sengketa batas dan data teknis lainnya. (Pasal 30A ayat 3,PMNA/Ka. BPN No. 16Tahun2021) • Gambar Ukur mencantumkan metadata seperti peralatan pengukuran yang digunakan, metode pengukuran, data dan hasil pengukuran, akurasi setiap titik yang diukur, penyelesaian sengketa batas dan data teknis lainnya. (Juknis PTSL 2022) • Metadata juga perlu ditampilkan pada peta – peta tematik terkait : Sistem Referensi/Datum, metode akuisisi data, peralatan yang digunakan, ketelitian peta yang dihasilkan dan lain – lain.
  • 8. Meta Data Dibawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan : • JENIS ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain. • KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • KETELITIAN PETA DASAR Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam :menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 9. Meta Data di bawah Ini,Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan : • JENIS PETA FOTO : Peta Foto/Blow Up Foto Udara/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial. Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris • KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan posisi titik batas bidang tanah pada peta foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATAUKURAN PADA BLOW UP FOTO UDARA Pengukuran secara langsung di lapangan tetap dilakukan dan setiap data ukuran harus terdefinisikan ketelitiannya, Meta data menyesuaikan metode pengukuran: Terestris dan Survei GNSS. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 10. Meta Data di bawah Ini, Minimal Yang Harus Ada Dalam Gambar Ukur/Catatan Lapangan : • METODE PENGUKURAN : Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio). • JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • KETELITIAN PETA DASAR Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 11. • Meta Data pada metode Kombinasi, tergantung jenis kombinasi. • Kemungkinan Metode Kombinasi :  Metode Fotogrametris dan Terestris.  Metode Fotogrametris dan Pengamatan Satelit.  Metode Pengamatan Satelit dan Terestris • Meta Data harus dapat menunjukkan tingkat ketelitian metode kombinasi dengan memperhitungkan ketelitian masing – masing metode. • Ketelitian hasil pengukuran metode kombinasi harus memperhitungkan perambatan kesalahan dari kedua metode diatas.
  • 12. • JENIS PETA FOTO : Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial. Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris • JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain. • KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETELITIAN IDENTIFIKASI TITIK BATAS BIDANG TANAH Ketelitian identifikasi posisi titik batas bidang tanah di muka bumi dibandingkan posisi titik batas bidang tanah pada peta foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 13. • JENIS PETA FOTO : Peta Foto/Peta Garis Hasil Fotogrametris. • KETELITIAN PETA FOTO/PETA GARIS HASIL FOTOGRAMETRIS Ketelitian Kualitatif : Nilai Ground Sampel Distance (GSD)/Resolusi Spasial. Ketelitian Kuantitatif : Nilai RMSE GCP dan ICP Peta Foto dengan metode Indirect Georeference, Nilai RMSE keseluruhan peta foto dengan metode direct georeference, Ketelitian planimetris untuk Peta Garis hasil fotogrametris. • METODE PENGUKURAN : Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio). • JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 14. • METODE PENGUKURAN : Metode pengamatan: Statik/Rapid Statik/RTK (NTRIP/Radio). • JENIS DAN KETELITIAN RECEIVER GNSS Merek, tipe, jenis Receiver GNSS beserta spesifikasi teknis receiver GNSS yang digunakan. • KETELITIAN TITIK REFERENSI Ketelitian titik refrensi yang dijadikan titik ikat pengukuran batas bidang. • JENIS ALAT UKUR TERESTRIS YANG DIGUNAKAN Meetband/Total Station/Teodolit digital/analog/instrumen terestris lain. • KETELITIAN ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN Lihat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan. • KETELITIAN PETA DASAR Ketelitian peta dasar yang digunakan dalam pemetaan bidang tanah tersebut. • KETELITIAN HASIL UKURAN PADA DATA UKURAN DAN NILAI KOORDINAT TITIK BATAS Setiap data ukuran dan nilai koordinat titik batas harus terdefinisikan ketelitiannya. • KETERANGAN DAN IDENTITAS JURU UKUR ASN/SKB dan NIP/No Lisensi • KONDISI ALAM DAN CUACA SAAT PENGUKURAN Kondisi Alam : menggambarkan kondisi topografi dan penggunaan tanah bidang tanah serta cuaca saat pengukuran berlangsung.
  • 16. Implikasi Kesalahan Data Ukuran terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah Kesalahan akibat dari system, dapat berasal dari alat, kondisi fisik petugas ukur dan kondisi alam, besarnya kesalahan sistematis cenderung konstan dapat besar atau kecil. Kesalahan sistematis Kesalahan akibat dari ketidak becusan, ketidak hati hatian petugas ukur. Kesalahan Kasar/Blunder Kesalahan yang selalu terjadi dalam setiap kegiatan pengukuran. Kesalahan acak KESALAHAN DATA UKURAN JENIS BLUNDER INIHARUS DIBUANG DAN DILAKUKAN PENGUKURAN/PENGAMBILAN DATA UKURAN ULANG
  • 17. Implikasi jenis kesalahan sistem atis pada data ukuran terhadap hasil pemetaan bidang tanah: Sifat kesalahan sistematis adalah konstan dan dapat dikoreksi jika diketahui besaran kesalahan sistematisnya. Posisi/letak/koordinat batas bidang tanah berbeda dengan posisi sebenarnya, perbedaan nilai dengan ukuran sebenarnya konstan. Ukuran panjang dan sudut berbeda dengan nilai sebenarnya dengan perbedaan nilai yang konstan. Bentuk bidang tanah yang dihasilkan dalam kegiatan pemetaan sama dengan bentuk sebenarnya. Tetapi memiliki dimensi yang berbeda dengan sebenarnya. Nilai luas bidang tanah hasil perhitungan akan berbeda dengan nilai sebenarnya, tetapi perbedaan luas bidang – bidang tanah tersebut dengan nilai sebenarnya adalah konstan
  • 18. Implikasi Jenis Kesalahan Kesalahan Random/Acak Pada Data Ukuran Terhadap Hasil Pemetaan Bidang Tanah Kesalahan random merupakan kesalahan yang selalu terjadi pada setiap data ukuran. > > Untuk menghindari terjadinya kesalahan sistematis dan kesalahan blunder/kasar, maka perlu adanya batasan ketelitian/toleransi. > Dengan toleransi yang telah ditetapkan dan data ukuran memenuhi batas toleransi selanjutnya diolah dengan menggunakan adjustmen/hitung perataan maka akan dihasilkan data yang mendekati harga/nilai yang sebenarnya terbebas dari kesalahan random/acak. > Hasil pemetaan akan sesuai dengan keadaan dan kondisi dilapangan/sesungguhnya
  • 19. Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas > Toleransi (T), maka kedua hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal2kali lagi penghitungan luas. T :Toleransi Luas Yang Diperkenankan. L :Luas Rerata Bidang Tanah Tersebut. T = 1 2 𝐿 Akurasi perhitungan luas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
  • 20. • Jika perbedaan antara dua hasil hitungan luas > Toleransi (T), maka kedua hitungan luas tersebut ditolak dan dilakukan minimal 2 kali lagi penghitungan luas. • Untuk perhitungan luas dengan menggunakan cara yang sama, luas bidang tanah adalah rata – rata dari kedua hasil hitungan. • Untuk perhitungan luas dengan cara yang berbeda, luas bidang tanah yang dipergunakan adalah luas hasil perhitungan dengan cara yang lebih teliti. • Untuk bidang tanah yang luas (HGU, HPL, dll), satu bidang tanah harus digambarkan pada dua zone TM-30 yang berbeda maka perhitungan luas merupakan jumlah dari masing – masing luas bagian bidang tanah pada masing – masing zone TM-30.
  • 21. Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi ±5%dari luas yang tertera pada GU.  Contoh: Luas bidang sampel pada GU: 100 m2 Luas bidang sampel pada gambar situasi kontrol kualitas: 104m2 Luas bidang sampel pada GU: 100 m2 Luas bidang sampel pada gambar situasi kontrol kualitas: 109m2