Bahan presentasi tugas mata kuliah Farmasi Industri tentang Praregistrasi Sediaan Farmasi, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Bahan presentasi tugas mata kuliah Farmasi Industri tentang Praregistrasi Sediaan Farmasi, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Makalah tugas mata kuliah Farmasi Industri tentang Praregistrasi Sediaan Farmasi, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Mechanisms of antihyperuricemic effect of phyllanthus niruri and its lignanratiharum
Hyperuricemia. Meskipun hyperuricemia dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan, penurunan konsumsi alkohol dan diet asupan purin tetapi pasien tetap akan membutuhkan terapi klinis(obat).
Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some
thiourea derivatives have potent pharmacological activity as anticancer [1-9].
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction
between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine
as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The
purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting
range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR
spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3-
phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on
HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.
Makalah tugas mata kuliah Farmasi Industri tentang Praregistrasi Sediaan Farmasi, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Mechanisms of antihyperuricemic effect of phyllanthus niruri and its lignanratiharum
Hyperuricemia. Meskipun hyperuricemia dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan, penurunan konsumsi alkohol dan diet asupan purin tetapi pasien tetap akan membutuhkan terapi klinis(obat).
Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some
thiourea derivatives have potent pharmacological activity as anticancer [1-9].
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction
between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine
as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The
purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting
range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR
spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3-
phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on
HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Atropin Sulfat
• Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
(C17H23NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap zat anhidrat.
• Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur; putih; tidak
berbau; mengembang di udara kering; perlahan-lahan terpengaruh
oleh cahaya.
• Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol,
terlebih dalam etanol mendidih; mudah larut dalam gliserin (FI V,
2014 : hal 190-191).
3. Uraian dan Analisis Farmakologi
• Kekuatan sediaan : Atropine sulfat injeksi 0,5 mg/ml
• Golongan Farmakologi : Antimuskarinik, antispasmodik (AHFS et al.,
2011).
• Golongan Kimia : Amina alkaloid tersier (Katzung, 2012: hal 115).
• Atropin sulfat merupakan bentuk garamnya karena kelarutan atropin
yaitu sangat sedikit larut dalam air, bebas larut dalam etanol 96% dan
dalam metilen klorida sedangkan kelarutan atropin sulfat yaitu sangat
larut dalam air, bebas larut dalam etanol 96% (BP, 2009; hal 470).
4. Mekanisme
• Atropine sulfat sebagai antimuskarinik. Antagonis reseptor muskarinik
mengurangi efek ACh dengan menghambat secara kompetitif
ikatannya dengan reseptor kolinergik muskarinik (Brunton, et al, 2008
: hal 119).
5. Nasib Obat dalam Tubuh
• Absorpsi : Cepat dan terserap dengan baik setelah injeksi IM
• Distribusi : Didistribusikan dengan cepat dan merata ke seluruh
tubuh, termasuk CNS, ASI, placenta
• Metabolisme : Melalui hati
• Ekskresi : Sekitar 30-50% diekskresikan dalam urin tidak berubah.
Diekskresikan terutama melalui ginjal.
7. Dosis
• Bradikardi
Secara IV
0,5 mg; dapat mengulangi dosis pada interval 3-5 menit hingga dosis
total 3 mg (AHFS, 2011).
0,5 mg
0,5 mg
x 1 ml = 1 ml (1 ampul)
8. Interaksi Obat
Interaksi Obat Bukti Klinis Mekanisme Penatalaksanaan
Phenylephrine Phenylephrine
meningkatkan tekanan
darah diastolik dan sistolik
setelah menggunakan
atropin
Phenylephrine menyebabkan
vasokonstriksi, yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
jika mekanisme kolinergik ini
diblokir oleh atropin atau
antimuskarinik lainnya,
peningkatan tekanan darah
sebagian besar tidak terkontrol.
Menggunakan konsentrasi
phenylephrine yang lebih
rendah (Baxter, 2008; hal
889-890).
9. Analisis Preformulasi, Formulasi dan Usulan
Formula
• Formula Utama
R/ Atropin sulfat 0,525 mg
Asam asetat 0,0003 mL
NaCl 6,50 mg
Na metabisulfit 1,00 mg
API ad 1 mL
Gas nitrogen qs
10. Perhitungan
• Dibuat injeksi atropin sulfat 0,5 mg/ml sebanyak 100 ampul
• Total pembuatan = 1 ml x 100 ampul = 100 ml
• Dilebihkan 10 % = 110 ml
• Atropin sulfat 0,525 mg =
0,525 mg
1 ml
x 110 ml = 57,75 mg
• Asam asetat 0,0003 ml =
0,0003 ml
1 ml
x 110 ml = 0,033 ml
• Na asetat 1,20 mg =
1,20 mg
1 ml
x 110 ml = 132 mg
• NaCl 6,50 mg =
6,50 mg
1 ml
x 110 ml = 715 mg
• Na metabisulfit 1,0 mg =
1,0 mg
1 ml
x 110 ml = 110 mg
• Aq Pro Injeksi = ad 110 ml
• Nitrogen gas = qs
11. Prosedur
1. Didihkan air pro injeksi, kemudian didinginkan pada suhu kamar
2. Tambahkan item 1 hingga 5, satu per satu, dengan pencampuran
yang kuat.
3. Ukur pH 4,0 hingga 6,0
4. Filter menggunakan filter ukuran 0,22μm.
5. Isi 1,1 mL ke dalam ampul kaca tipe I.
6. Sterilisasi akhir pada suhu 116oC selama 30 menit.
7. Sediaan di evaluasi kejernihan dan sterilitas
12. Pengawasan dalam Proses (IPC)
• Uji Kejernihan dan Warna
• Pemeriksaan pH
• Pemeriksaan Bahan Partikulat
13. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir
a. Evaluasi Fisik
• Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah
• Pemeriksaan Bahan Partikulat
• Pemeriksaan pH
• Evaluasi kejernihan
• Uji Kebocoran
b. Evaluasi Kimia
• Identifikasi secara kromatografi lapis tipis
• Penetapan kadar dengan cara KCKT
c. Evaluasi Biologi
• Uji Sterilitas
• Uji Endotoksin Bakteri
• Uji Pirogen
14. Metode Analisis yang akan Digunakan
• Gugus fungsi
Alkohol
Ester
Benzena
• Jenis ikatan
Ikatan kovalen
• Rangka molekul
Tropan Alkaloid