Dokumen tersebut membahas tentang kebolehan mengkritik pemimpin secara terbuka. Ada dalil-dalil yang menunjukkan bahwa mengkritik pemimpin secara terbuka tidak haram, seperti sabda Nabi yang menyeru untuk menyampaikan kebenaran kepada penguasa meski zalim. Praktik sahabat seperti Bilal dan Ibnu Abbas yang terang-terangan mengkritik khalifah juga menguatkan hal ini. Namun, ada pendapat yang menghar
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan buku pedoman tentang penyimpangan ajaran Syi'ah. Yang ingin mengetahui isi Buku Pedoman MUI ttg Syiah ini, sudah dibuat ringkasan dalam bentuk paparan Power Point dalam 9 seri. Silakan download di sini.
taglines: spiritual, MUI, fatwa MUI, Syi'ah.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama: seorang manusia terutama diingat jasa-jasanya atau kesalahan-kesalahannya. Perbuatannya ini, baik maupun buruk akan tetap dikenal meskipun seseorang sudah tiada lagi.
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan buku pedoman tentang penyimpangan ajaran Syi'ah. Yang ingin mengetahui isi Buku Pedoman MUI ttg Syiah ini, sudah dibuat ringkasan dalam bentuk paparan Power Point dalam 9 seri. Silakan download di sini.
taglines: spiritual, MUI, fatwa MUI, Syi'ah.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama: seorang manusia terutama diingat jasa-jasanya atau kesalahan-kesalahannya. Perbuatannya ini, baik maupun buruk akan tetap dikenal meskipun seseorang sudah tiada lagi.
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)Anas Wibowo
KH. Shiddiq al-Jawi, Maret 2020. POKOK BAHASAN:
(1) PENGERTIAN IHTIKAR (MENIMBUN BARANG)
(2) HUKUM IHTIKAR
(3) KRITIK TERHADAP PENDAPAT YANG MEMBATASI KEHARAMAN IHTIKAR
(4) KESIMPULAN
(5) DAFTAR PUSTAKA
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)Anas Wibowo
KH. Shiddiq al-Jawi, Maret 2020. POKOK BAHASAN:
(1) PENGERTIAN IHTIKAR (MENIMBUN BARANG)
(2) HUKUM IHTIKAR
(3) KRITIK TERHADAP PENDAPAT YANG MEMBATASI KEHARAMAN IHTIKAR
(4) KESIMPULAN
(5) DAFTAR PUSTAKA
Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis
Mengkritik pemimpin secara terbuka, bolehkah
1. 22/3/2014 [54] MengkritikPemimpin Secara Terbuka, Bolehkah?
http://mediaumat.com/ustadz-menjawab/2789-54-mengkritik-pemimpin-butuh-syariah-secara-terbuka-bolehkah.html 1/1
Mengkritik Pemimpin Secara Terbuka, Bolehkah?
Tuesday, 31 May 2011 15:05
Diasuh Oleh:
Ust M Shiddiq Al Jawi
Tanya :
Ustadz, bolehkah kita mengkritik pemimpin secara terbuka?
Abu Aisyah, Jakarta
Jawab :
Hukumnya jaiz (boleh) mengkritik pemimpin secara erbuka, tidak haram. Dalilnya adalah
kemutlakan dalil-dalil amar ma'ruf nahi mungkar kepada penguasa. Muhammad
Abdullah Al-Mas'ari, Muhasabah al-Hukkam, hal. 60; Ziyad Ghazzal,Masyru' Qanun Wasa'il
Al-I'lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.25).
Dalil-dalil tersebut antara lain sabda Nabi SAW, ”Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdil Muthallib dan
seseorang yang berdiri di hadapan seorang imam yang zalim lalu orang itu memerintahkan yang ma'ruf kepadanya dan
melarangnya dari yang munkar, lalu imam itu membunuhnya.” (HR Tirmidzi dan Al-Hakim). Juga berdasarkan sabda
Nabi SAW, ”Seutama-utama jihad adalah menyampaikan kalimat yang haq kepada penguasa (sulthan) atau pemimpin
(amiir) yang zalim.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Juga berdasarkan hadits Ubadah bin Ash-Shamit
tentang baiat kepada imam yang di dalamnya ada redaksi,”dan kami akan selalu mengucapkan kebenaran di mana pun
kami berada, kami tidak takut –karena Allah— terhadap celaan orang yang mencela.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Mengomentari dalil-dalil tersebut, Syaikh Muhammad Abdullah Al-Mas'ari berkata bahwa nash-nash tersebut bersifat
mutlak, yakni tidak membatasi cara tertentu dalam menasihati penguasa, sehingga dapat disampaikan secara
rahasia atau terbuka. (Muhammad Abdullah Al-Mas'ari, ibid., hal. 60).
Selain dalil-dalil ini, kebolehan mengkritik pemimpin secara terbuka juga diperkuat oleh praktik para shahabat yang
sering mengkritik para khalifah secara terbuka. Diriwayatkan dari Nafi' Maula Ibnu Umar RA, ketika menaklukkan Syam,
Khalifah Umar bin Khaththab tidak membagikan tanah Syam kepada para mujahidin. Maka Bilal RA memprotes dengan
berkata, ”Bagilah tanah itu atau kami ambil tanah itu dengan pedang!” (HR Baihaqi, no 18764, hadits sahih). Hadits ini
menunjukkan Bilal mengkritik Khalifah Umar secara terbuka di hadapan umum. (Ziyad Ghazzal, Masyru' Qanun Wasa'il
Al-I'lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.24)
Diriwayatkan dari 'Ikrimah RA, Khalifah Ali bin Thalib RA telah membakar kaum zindiq. Berita ini sampai kepada Ibnu Abbas
RA, maka berkatalah beliau,”Kalau aku, niscaya tidak akan membakar mereka karena Nabi SAW telah
bersabda,”Janganlah kamu menyiksa dengan siksaan Allah (api),” dan niscaya aku akan membunuh mereka karena
sabda Nabi SAW,'Barangsiapa mengganti agamanya, maka bunuhlah dia.” (HR Bukhari). Dalam hadits ini jelas Ibnu
Abbas mengkritik Khalifah Ali bin Thalib secara terbuka. (Ziyad Ghazzal, Masyru' Qanun Wasa'il Al-I'lam fi Ad-Daulah Al-
Islamiyah, hal.25).
Berdasarkan dalil-dalil di atas, boleh hukumnya mengkritik pemimpin secara terbuka di muka umum, baik di media
massa seperti di internet, koran, majalah, maupun saat demonstrasi, di pasar, di kampus, dan sebagainya.
Sebagian ulama mengharamkan mengkritik pemimpin secara terbuka berdasar hadits Iyadh bin Ghanam, bahwa Nabi
SAW berkata, ”Barangsiapa hendak menasihati penguasa akan suatu perkara, janganlah dia menampakkan perkara itu
secara terang-terangan, tapi peganglah tangan penguasa itu dan pergilah berduaan dengannya. Jika dia menerima
nasihatnya, itu baik, kalau tidak, orang itu telah menunaikan kewajibannya pada penguasa itu.” (HR Ahmad). Menurut
Syaikh Muhammad Abdullah Al-Mas'ari, hadits ini dha'if karena sanadnya terputus (inqitha') dan ada periwayat hadits yang
lemah, yaitu Muhammad bin Ismail bin 'Iyasy. (Muhasabah al-Hukkam, hal. 41-43). Wallahu a'lam.[]