usaha untuk meningkatkan kemampuan pekerja dalam menangani berbagai macam masalah dalam pekerjaan atau tugas mereka (Mathis)
sebagai perolehan pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang meningkatkan kemampuan karyawan untuk memenuhi perubahan persyaratan pekerjaan serta tuntutan klien dan pelanggan (Raymond, 2010: 523)
"Bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri.â â Jamie Winship
BK karier: Perkembangan karier di SD. Sebuah laporan bab dari buku 'Career Counseling and Development in Global Economy' oleh Patricia Andersen dan Michael Vandehey (2012)
Kampusku Sayang merupakan sebuah organisasi belajar tempat dimana orang menimba ilmu untuk masa depan. Untuk mengetahui pelaksanaan Organesasi Belajar di Kampusku Sayang maka digunakan instrument pengukuran berupa Angket dari Michael J. Marquardt dengan 5 subsistem yang hasilnya adalah sebagai berikut : Pada bagian Dinamika Pembelajaran, jumlah skor yang diperoleh adalah 33, dari skor total 40. Artinya 82,5 % dinamika pembelajaran dilakukan oleh individu, group maupun organesasi, dan hasilnya Baik. Pada bagian Transformasi Organesasi, jumlah skor yang diperoleh adalah 33, dari skor total 40, artinya 82,5 % Transformasi Organesasi, Visi, Budaya, Strategi dan Struktur, dengan hasil yang Baik. Pada bagian Pemberdayaan Masyarakat, jumah skor yang diperoleh 34 dari skor total 40, artinya 85% pemberdayaan masyarakat, baik guru, mahasiswa, rekanan, pelanggan, dan supplier sudah menuju sempurna, dan disimpulkan Baik Sekali, atau Sangat Baik. Pada bagian Management Pengetahuan, jumlah skor yang diperoleh 30 dari skor total 40, artinya 75% management pengetahuan berjalan Baik, Pada bagian Aplikasi Teknologi, jumlah skor yang diperoleh sudah Sangat Baik yaitu, mencapai skor 36 dari skor total 40. Artinya indicator-indikator angket yang ditawarkan Michael J. Marquardt terpenuhi dengan Sangat Baik Secara total Skor yang diperoleh dari kelima sub system yang ditawarkan Michael J. Marquardt mencapai angka 166 dari skor total 200. Ini artinya Kampusku Sayang khususnya prodi tempatku berjuang adalah merupakan organesasi belajar yang Sangat Baik dan dapat Diandalkan. (Artikel ini diupload atas permintaan penulisnya)
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PT UNILEVER INDONESIA TbkDindaAA1
Â
Assalamualaikum Wr. Wb
PPT ini diupload guna memenuhi tugas mata kuliah MANEJEMEN SDM LANJUT yang diampu oleh Bapak Bayu Mitra Adhyatma Kusuma, S.AP, M.AP, M.Pol.Sc
tentang Mini Riset dengan judul "Analisis Sistem Perencanaan dan Pengembangan Karir pada PT Unilever Indonesia"
Anggota kelompok :
1) 19102040073_Deby Ayu Nur Melita S
2) 19102040056_Riya Apriyana Putri
3) 19102040048_Rima Wiji Asmara
4) 19102040043_Dinda Aminatus Sholikhah
5) 19102040078_Shoffatul Jannah NA
6) 19102040105_Muhammad Wahyu Nur Lathif
7) 19102040054_Mohamad Ulum Daerobi
Semoga bermanfaat
Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
usaha untuk meningkatkan kemampuan pekerja dalam menangani berbagai macam masalah dalam pekerjaan atau tugas mereka (Mathis)
sebagai perolehan pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang meningkatkan kemampuan karyawan untuk memenuhi perubahan persyaratan pekerjaan serta tuntutan klien dan pelanggan (Raymond, 2010: 523)
"Bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri.â â Jamie Winship
BK karier: Perkembangan karier di SD. Sebuah laporan bab dari buku 'Career Counseling and Development in Global Economy' oleh Patricia Andersen dan Michael Vandehey (2012)
Kampusku Sayang merupakan sebuah organisasi belajar tempat dimana orang menimba ilmu untuk masa depan. Untuk mengetahui pelaksanaan Organesasi Belajar di Kampusku Sayang maka digunakan instrument pengukuran berupa Angket dari Michael J. Marquardt dengan 5 subsistem yang hasilnya adalah sebagai berikut : Pada bagian Dinamika Pembelajaran, jumlah skor yang diperoleh adalah 33, dari skor total 40. Artinya 82,5 % dinamika pembelajaran dilakukan oleh individu, group maupun organesasi, dan hasilnya Baik. Pada bagian Transformasi Organesasi, jumlah skor yang diperoleh adalah 33, dari skor total 40, artinya 82,5 % Transformasi Organesasi, Visi, Budaya, Strategi dan Struktur, dengan hasil yang Baik. Pada bagian Pemberdayaan Masyarakat, jumah skor yang diperoleh 34 dari skor total 40, artinya 85% pemberdayaan masyarakat, baik guru, mahasiswa, rekanan, pelanggan, dan supplier sudah menuju sempurna, dan disimpulkan Baik Sekali, atau Sangat Baik. Pada bagian Management Pengetahuan, jumlah skor yang diperoleh 30 dari skor total 40, artinya 75% management pengetahuan berjalan Baik, Pada bagian Aplikasi Teknologi, jumlah skor yang diperoleh sudah Sangat Baik yaitu, mencapai skor 36 dari skor total 40. Artinya indicator-indikator angket yang ditawarkan Michael J. Marquardt terpenuhi dengan Sangat Baik Secara total Skor yang diperoleh dari kelima sub system yang ditawarkan Michael J. Marquardt mencapai angka 166 dari skor total 200. Ini artinya Kampusku Sayang khususnya prodi tempatku berjuang adalah merupakan organesasi belajar yang Sangat Baik dan dapat Diandalkan. (Artikel ini diupload atas permintaan penulisnya)
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PT UNILEVER INDONESIA TbkDindaAA1
Â
Assalamualaikum Wr. Wb
PPT ini diupload guna memenuhi tugas mata kuliah MANEJEMEN SDM LANJUT yang diampu oleh Bapak Bayu Mitra Adhyatma Kusuma, S.AP, M.AP, M.Pol.Sc
tentang Mini Riset dengan judul "Analisis Sistem Perencanaan dan Pengembangan Karir pada PT Unilever Indonesia"
Anggota kelompok :
1) 19102040073_Deby Ayu Nur Melita S
2) 19102040056_Riya Apriyana Putri
3) 19102040048_Rima Wiji Asmara
4) 19102040043_Dinda Aminatus Sholikhah
5) 19102040078_Shoffatul Jannah NA
6) 19102040105_Muhammad Wahyu Nur Lathif
7) 19102040054_Mohamad Ulum Daerobi
Semoga bermanfaat
Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Standar Kompetensi:
Setelah mengikuti pelatihan ini
peserta diharapkan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dalam
mempersiapkan siswa menghadapi
dunia kerja dan pemilihan bidang
studi lanjutan yang sesuai.
3. Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan memperoleh:
īŽ Pengetahuan tentang permasalahan-permasalahan dalam
menetapkan/memilih pekerjaan atau karir.
īŽ Pengetahuan tentang potensi diri melalui pengenalan terhadap
kemampuan, bakat dan kepribadian.
īŽ Pengetahuan tentang pemilihan bidang studi lanjutan yang
sesuai dengan potensi yang dimiliki.
īŽ Pengetahuan tentang meraih kesuksesan melalui pemahaman
sifat prestatif, kemandirian, swa-kendali dan sifat instrumental
īŽ Pengetahuan untuk menetapkan dan mencapai tujuan.
īŽ Pengetahuan merancang rencana tindak lanjut untuk
menghadapi pemilihan karir.
4. Latar Belakang
īŽ Masalah yang dihadapi oleh pencari kerja pada
umumnya adalah ketidak sesuaian antara kualifikasi
kompetensi tenaga kerja dengan persyaratan kerja
(jabatan) yang disebabkan antara lain karena pencari
kerja yang memasuki dunia kerja belum memiliki
informasi tentang dunia kerja maupun informasi pasar
kerja secara memadai ada âGAPâ atau kesenjangan.
5. īŽ Selain itu pencaker juga tidak mendapatkan
pembekalan untuk memahami kondisi potensi
dirinya baik kemampuan, minat, bakat dan
kepribadiannya sehingga mereka kurang dapat
mengarahkan dan mengembangkan potensi
yang dimiliki untuk dapat mengisi kesempatan
kerja sesuai dengan pekerjaan/jabatan yang
diminatinya
6. īŽ Berkaitan dengan karir, Bandura (1997)
mengatakan bahwa dalam membuat
perencanaan dan pemilihan karir, individu
harus memiliki keyakinan untuk mengatasi
ketidakpastian mengenai kemampuan.
īŽ Keyakinan ini biasanya muncul dalam bentuk
kepercayaan diri. Hurlock (1973)
mengungkapkan bahwa faktor keluarga, jenis
kelamin, sekolah, derajat realitas, stereotipe,
kemewahan, kepribadian dan informasi
vokasional akan mempengaruhi pemilihan
karir seseorang.
7. īŽ Pada faktor yang disebut terakhir, banyak
pencaker yang tidak mempunyai informasi
cukup mengenai karir dan bahkan tidak tahu
bagaimana mencarinya (Santrock, 2003).
īŽ Materi bimbingan karir di sekolah diharapkan
dapat membantu mengarahkan siswa untuk
menentukan pendidikan lanjutan dan karirnya,
Oleh karena itu, perlu diadakan semacam
intervensi untuk mereka melalui keterpaduan
program.
9. KARIER
Pengertian :
īŽ Rangkaian perkembangan
pengalaman kerja seseorang selama
hidupnya(Arthur,Hall,Lawrence,dalm
Seligman 1994).
īŽ Terbentuknya dipengaruhi oleh
faktor-faktor psikologis, sosiologis,
pendidikan, fisik, ekonomi dan
kesempatan (Hoyt&Seligman,1994)
10. īŽ KARIR
īŽ Memiliki banyak fungsi bagi individu
maupun masyarakat sekitar, a.l.:
memenuhi 3 kebutuhan utama yaitu :
1. Kebutuhan akan hubungan manusia
2. Kebutuhan akan aktivitas
3. Kebutuhan mata pencaharian
11. Perkembangan Karir
Tahap Pertumbuhan (0 - 14 tahun)
ī mengamati dunia sekitarnya, rasa ingin tahu
ī mengembangkan minat dan membentuk kompetensi
ī memahami kelebihan dan kekurangan
Tahap eksplorasi (15 â 24 tahun)
ī sifat pengembangan sudah internal
ī mulai melihat bidang pekerjaan yang ingin ditekuni
berdasarkan pendidikan yang dipilih
ī menyelesaikan sekolah dan mulai bekerja ī
komitmen masih rendah sehingga mudah pindah2
12. Perkembangan Karir
Tahap Penetapan (25 - 44 tahun)
ī mulai membangun posisi dalam pekerjaan
dan berusaha menampilkan prestasi yang
baik
ī mulai menapaki jenjang karir dan
memantapkan bidang pekerjaan yang
dipilihnya
Tahap Pemeliharaan (45 â 65 tahun)
ī memutuskan untuk tetap bertahan pada
pekerjaan yang telah dijalani pada tahap-
tahap sebelumnya
ī mulai meningkatkan karirnya dan biasanya
mereka mencapai puncak karirnya
13. Perkembangan Karir
Tahap Penurunan (di atas 65 tahun)
ī mengalami penurunan enerji dan minat pada
pekerjaan
ī mengurangi pekerjaannya dan menyerahkan
pada yang lebih muda
ī menghadapi masa pensiun
Catatan :
Pengelompokan ini bukan hal yang mutlak, namun yang
jelas keberhasilan pada satu tahap tergantung pada
keberhasilannya di tahap sebelumnya. Misalnya individu
yang gagal pada tahap eksplorasi akan memilih pekerjaan
yang kurang sesuai dengan dirinya
14. Perencanaan Karir :
Tujuan yang ingin dicapai dalam
pekerjaaan yang dipilih dengan
pertimbangan matang.
Manfaat perencanaan karir :
1. Membantu individu untuk tetap fokus
dalam membuat keputusan hidup
2. Petunjuk individu dalam menjalankan
aktivitas kehidupan sehari-hari agar tidak
berpindah-pindah pekerjaan
15. Langkah-langkah dalam
perencanaan karir :
1. Pemahaman diri akan faktor personal yang
dimiliki seperti: kemampuan,bakat, minat,
nilai, kepribadian.
2. Pengetahuan tentang pekerjaan
(vokasional). dipengaruhi oleh faktor :
keluarga, teman sebaya, sekolah, gender,
kemewahan dan gengsi, dsb.
3. Menghubungkan pemahaman diri dengan
pengetahuan mengenai pekerjaan untuk
membuat keputusan karir
17. MIMPI
BUATLAH SUATU CERITA BERGAMBAR
YANG MERUPAKAN GAMBARAN
MIMPI SAUDARA UNTUK 2 ATAU 3
TAHUN KE DEPAN
18. īŽ Ceritakan gambar yang telah saudara buat .
īŽ Menurut saudara apa mimpi itu?
īŽ Apa cita-cita saudara ?
īŽ Apa beda antara mimpi dan cita-cita ?
īŽ Perlukah seseorang mempunyai mimpi & cita-
cita ?
īŽ Apa Manfaat mimpi & cita-cita yang ada
dalam diri seseorang yang berhubungan
dengan kehidupannya ?
19. Penjelasan
īŽ Cita-cita : Sudah direncanakan dan masih dapat
berubah-ubah dan Sudah ada langkah-langkah
aktivitas
īŽ Mimpi : Spontan masih berubah- ubah, Masih angan-
angan
īŽ Cita-cita diawali dari mimpi dan Sudah ada
langkah/tahapan yang akan dicapai
īŽ Mimpi mengarahkan prilaku kita untuk mencapai
cita-cita
21. Bahan Diskusi
īŽ Ketika Anda di sekolah dasar, bagaimana Anda
mendefinisikan kesuksesan?
īŽ Ketika Anda di sekolah menengah atau kuliah,
bagaimana Anda mendefinisikan kesuksesan?
īŽ Sekarang ketika Anda seperti ini, bagaimana
mengidentifikasikan kesuksesan?
25. īŽ Mengapa arti kesuksesan bisa
berubah ?
īŽ Faktor-faktor apa yang berpengaruh
dan berperan dalam perubahan
tersebut ?
26. Faktor yang berperan dalam
perubahan
īŽ Internal :
īŽ Tujuan hidup
īŽ kebutuhan
īŽ motivasi internal (dorongan untuk melakukan
sesuatu dari dalam diri)
īŽ pengalaman
īŽ pengetahuan
īŽ KesadaranâĻ.ilustrasi: 5 M ī Penasihat rohani
ttp kok mau bikin video mesum ?
īŽ Eksternal :
īŽ Lingkungan; keluarga, sekolah, masyarakat dll
28. GAME: Membangun Rumah
( 1. individu 2. kelompok )
īŽ Susunlah kartu-kartu yang ada menjadi sebuah
rumah yang kuat dan tinggi
īŽ Syarat rumah : berdiri kokoh dalam waktu 3
menit tidak roboh, dan memiliki tinggi rumah
minimal 15 cm
29. Bahan Diskusi
īŽ Apa yang harus dipersiapkan agar rumah tidak
roboh?
īŽ Strategi apa yang digunakan dalam menyusun
rumah tersebut?
īŽ Bagaimanakah Anda mengatur waktu?
īŽ Mengapa pengaturan waktu menjadi penting
dalam mencapai tujuan-tujuan Anda?
īŽ Apa yang dapat diaplikasikan dari permainan ini
ke dalam situasi kerja yang akan dihadapi?
30. Hasil Diskusi
īŽ Hal yang harus dipersiapkan : fondasi kuat, lay-
out/design, kualitas bahan yang digunakan, biaya,
tenaga yang diperlukan, jadwal pelaksanaan
īŽ Strategi yang digunakan : mempersiapkan
konstruksi, menggunakan bahan secara maksimal,
tenaga profesional, kontrol thd pelaksanaan,
berimajinasi
31. Hasil Diskusi
īŽ Cara mengatur waktu : bertahap, dng skala
prioritas, atur waktu per unit, bertahap dng
memperhitungkan bahan
īŽ Pengaturan waktu penting karena : agar
tidak mengulang pekerjaan, mengendalikan
pengeluaran, sesuai target, punya patokan
dalam penyelesaian tanpa mengurangi
kualitas
32. Hal yang dapat diaplikasikan dalam
dunia kerja
īŽ Kesesuaian SDM dng tujuan yg ingin dicapai
dng melihat potensi/kemampuan yg dimiliki
īŽ Pentingnya perencanaan untuk
mengendalikan tenaga, waktu dan biaya
īŽ Pertimbangan kompetensi dengan peluang
kesempatan yg ada
īŽ Pengendalian diri
33. Hal yang dapat diaplikasikan dalam
dunia kerja
īŽ Perlunya ketelitian dan kesabaran
īŽ Perlunya proses yang bertahap
īŽ Butuh kepribadian yang kuat ī ulet, kerja
keras, tekun, tanggung jawab (tuntas)
Swa Kendali
35. Dalam Swa-Kendali
īŽ Tanggung
jawab
īŽ Komitmen
Perlu adanya :
âĸPerencanaan
âĸStrategi
âĸPotensi ī realistis
âĸEfisiensi
âĸKematangan
âĸKontrol
âĸEvaluasi
âĸKreativitas
36. KOMITMEN ?
īŽ Komitmen sebagai modal utama untuk mencapai
prestasi
īŽ Komitmen ī motivator, tekad/ kesepakatan,
norma, menjadi tujuan bersama
īŽ Kendala : adanya perbedaan, latar belakang, tujuan
dari masing-masing pihak
īŽ Cara : memberikan pemahaman akan tujuan, latar
belakang dari masing-masing pihak
37. Kesimpulan: Komitmen
īŽ Komitmen ī disiplin (berasal dari diri
sendiri)
īŽ Komitmen dibuat untuk membantu
pelaksanaan kegiatan
īŽ Komitmen bisa dilatih? ī BISA!
īŽ Perlunya memberikan pemahaman dan
penguat (hadiah, gambaran) agar komitmen
dapat terus dilaksanakan
38. Sifat Swa Kendali
īŽ Sifat mengendalikan diri untuk mengarahkan
pada tujuan
īŽ Mengontrol diri untuk mencapai tujuan
īŽ Mengarahkan tindakan ī dasar dari
perencanaan
īŽ Punya strategi
39. Aspek apa saja yang berperan:
īŽ Eksternal;
- dukungan pimpinan, fasilitas, peraturan yang jelas.
īŽ Internal;
- Kemampuan memadai
īŽ Memiliki Kemauan
īŽ Motivasi
īŽ Semangat belajar
īŽ Kemauan berubah
40. SIFAT SWA-KENDALI
īŽ Sukardi merumuskan sifat swa-kendali sebagai sifat
mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga kegiatan-
kegiatan yang dilakukannya mengarah ke pencapaian tujuan.
īŽ McClellan menggambarkan salah satu perilaku yang
menunjukkan keinginan berprestasi adalah berusaha mencapai
tujuan pribadi yang telah ditetapkan.
īŽ Timmons menggambarkan karakteristik tingkah laku
berprestasi dan berwira usaha antara lain adalah keyakinan
bahwa dirinya dapat mengendalikan tingkah laku dan
berkonsentrasi untuk mencapai tujuan.
īŽ Salah satu sifat yang penting disini adalah tidak percaya
adanya keberuntungan atau nasib atau kekuatan-kekuatan
diluar dirinya yang secara langsung mempengaruhi keputusan-
keputusannya.
41. SIFAT SWA-KENDALI
īŽ Swasono mengungkapkan rumusan serupa, yaitu sifat
mengendalikan diri, mengkonsentrasikan perbuatan untuk
mengarah pada pencapaian tujuan dalam berusaha.
īŽ Vesper mengungkapkan bahwa pengusaha / pekerja mampu
mengendalikan tingkah laku dalam mencapai tujuan, serta
menghindari tingkah laku-tingkah laku yang dianggap tidak
berguna karena tidak berkaitan langsung dengan perncapaian
tujuan.
īŽ Dengan demikian sifat swa-kendali dapat digambarkan sebagai
sifat pengusaha/pekerja yang dalam berbagai situasi selalu
mengontrol diri atau mengkonsentrasikan segala perbuatannya
untuk menacapai tujuan usaha atau pekerjaan. Ia mengarahkan
tindakannya untuk mencapai tujuan dan
42. SIFAT INSTRUMENTAL
(Game)
īŽ dari 9 titik. Peserta diberi waktu 2 menit untuk
menyambung titik tersebut dengan 4 buah
garis lurus yang dibuat tanpa terputus.
īŽ Tugas berikut adalah diberikan 12 titik
dengan menyambungnya dengan 5 tarikan
garis lurus
īŽ Tugas berikut berikan problem terakhir
dengan 16 titik dengan 6 tarikan garis lurus
bersambung
45. SIFAT INSTRUMENTAL
īŽ Sukardi merumuskan sifat instrumental sebagai sifat
memandang segala sesuatu yang ada di lingkungan (termasuk
keberadaan orang lain ) sebagai instrumen atau alat untuk
mencapai tujuannya. Gambaran ini serupa dengan gambaran
Mc Clelland mengenai salah satu ciri motif prestasi tinggi.
īŽ Timmons mengungkapkan bahwa pengusaha atau karyawan
menyadari dirinya bukanlah sempurna, sehingga bila perlu ia
akan mencari dan memanfaatkan bantuan orang lain, walaupun
keputusan akhir ada ditangannya.
īŽ Crossley menyatakan bahwa pengusaha atau karyawan selalu
menunjukan kepekaan dan tanggap terhadap sesuatu yang
terjadi pasar, kondisi ekonomi pada umumnya dan
perkembangan teknologi.
46. SIFAT INSTRUMENTAL
īŽ Brockous juga mengungkapkan bahwa pengusaha atau
karyawan memiliki ketajaman terhadap peluang berusaha yang
ada dilingkungannya.
īŽ Dengan demikian, sifat instrumental dapat digambarkan
sebagai sifat pengusaha/karyawan dalam berbagai situasi
untuk selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada di
lingkungan, untuk membantu tujuan pribadi dalam berusaha
atau bekerja.
īŽ Ia peka dan tanggap terhadap lingkungan, khususnya melihat,
mengenali dan mengidentifikasi peluang usaha yang muncul di
lingkungan.
īŽ Ia selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki kinerjanya.
47. Sifat Prestatif
īŽ Motif prestatif ī dalam individu
īŽ McClelland
īŽ Motivasi prestasi tinggi ī
wiraswasta
īŽ Motivasi prestasi rendah ī
karyawan
49. Perilaku Prestatif
īŽ Tidak pernah puas
īŽ Melakukan evaluasi
īŽ Berani menghadapi kegagalan
īŽ Berusaha bekerja optimal dalam
segala situasi
īŽ Realistis
īŽ Proses lebih penting
(Sukardi)
50. Perilaku Sifat Prestatif
īŽ Mc.Clelland meneliti kaitan antara motif prestasi
mahasiswa dengan tingkah laku pemilihan karir. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan
motif prestasi tinggi, 66% diantaranya memilih
pekerjaan sebagai wiraswastawan, setelah selesai
kuliah. 34% memilih pekerjaan di bidang lain
īŽ Sementara mahasiswa dengan motif prestasi rendah,
hanya 10% diantaranya yang memilih menjadi
wiraswasta, sedangkan 90% lainnya memilih
pekerjaan non-wiraswasta (Iskandar,1976).
51. Perilaku Sifat Prestatif
âĸ Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa
mahasiswa dengan motif berprestasi yang tinggi
melihat prestasi sebagai pencapaian usaha secara
swakarsa karena biasanya seorang wiraswastawan
harus memulai segala sesuatu dari nol dalam merintis
usahanya sehingga dibutuhkan motif berprestasi yang
tinggi sebagai wujud dari kerja dan usaha yang
dilakukannya untuk mencapai keberhasilan dalam
usahanya.
52. Berdasarkan penelitiannya, Mc.Clelland menyimpulkan
bahwa seseorang yang mempunyai motif berprestai
yang tinggi secara nyata akan menampilkan beberapa
perilaku berikut (Angelia,1999; Iskandar dkk,1976) :
īŽ Memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi.
Bertanggung jawab dalam memecahkan masalah,
dengan menetapkan tujuan dan mencapai tujuan dengan
usahanya sendiri
īŽ Cenderung mengambil resiko dengan taraf sedang,
yaitu risiko yang sesuai dengan level kemampuannya.
īŽ Mencari umpan balik untuk mengetahui hasil dari
proses penyelesaian tugas dan keputusan yang
diambilnya.
54. Sifat Kemandirian
īŽ Keberanian untuk mengambil
tanggung jawab pribadi
īŽ Kegagalan dan keberhasilan adalah
milik pribadi
īŽ Memenuhi kebutuhannya secara
mandiri
īŽ Senang memegang kendali dalam
kerja kelompok
(Sukardi)
55. SIFAT KEMANDIRIAN
īŽ Sukardi merumuskan sifat kemandirian
sebagai sifat bertanggung jawab atas tindakan
maupun konsekuensi tindakannya.
īŽ McClelland mengungkapkan salah satu
perilaku yang menunjukkan motif prestasi
adalah rasa tanggung jawab pribadi yang
tinggi, yaitu tidak menggantungkan diri pada
orang lain untuk memecahkan masalah pribadi.
56. SIFAT KEMANDIRIAN
īŽ Tions mengungkapkan karakteristik prilaku karyawan /
pengusaha antara lain adalah keberanian untuk mengambil
tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya, dimana
kegagalan dan keberhasilan diyakini sebagai tanggung jawab
pribadi bukan tanggung jawab lingkungan atau orang lain.
īŽ Sifat kemandirian ini serupa dengan karakteristik swa-daya
yang diungkapkan Swasono, yang menyatakan bahwa segala
penampilan tingkah laku pengusaha atau karyawan dalam daur
kehidupannya merupakan upaya pribadi.
īŽ Vesper menggambarkan kemandirian sebagai penentuan arah
perbuatan.
57. SIFAT KEMANDIRIAN
īŽ Dengan demikian, sifat kemandirian dapat digambarkan
sebagai sifat pengusaha atau karyawan pada umumnya
yang dalam berbagai situasi selalu berusaha memenuhi
kebutuhannya secara mandiri.
īŽ Ia merasa bertanggung jawab atas kehidupan pribadi,
atau atas keberhasilan dan kegagalan dari tindakannya.
īŽ Ia lebih memilih bergantungan pada dirinya sendiri
dibandingkan pada orang lain.
īŽ Ketergantungan pada orang lain merupakan sesuatu
yang bertentangan dengan kata hatinya.
58. SIFAT KEMANDIRIAN
īŽ Meskipun demikian ia dapat saja bekerja dalam
kelompok selama mendapat kebebasan bertindak dan
mengambil keputusan.
īŽ Artinya ia lebih senang memegang kendali dalam
kerja kelompok, menentukan tujuan kelompok, serta
memilih alternatif tindakan dalam pencapaian tujuan.
īŽ Ia mementingkan otonomi dalam bertindak,
pengambilan keputusan, dan dalam pemilihan
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.
īŽ Ia lebih senang bekerja sendiri, memilih cara kerja
yang sesuai dengan dirinya
59. SIFAT SWA-KENDALI
īŽ Sukardi merumuskan sifat swa-kendali sebagai sifat
mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya mengarah ke
pencapaian tujuan.
īŽ McClellan menggambarkan salah satu perilaku yang
menunjukkan keinginan berprestasi adalah berusaha
mencapai tujuan pribadi yang telah ditetapkan.
īŽ Timmons menggambarkan karakteristik tingkah laku
berprestasi dan berwira usaha antara lain adalah
keyakinan bahwa dirinya dapat mengendalikan
tingkah laku dan berkonsentrasi untuk mencapai
tujuan.
60. SIFAT SWA-KENDALI
īŽ Salah satu sifat yang penting disini adalah tidak percaya
adanya keberuntungan atau nasib atau kekuatan-kekuatan
diluar dirinya yang secara langsung mempengaruhi keputusan-
keputusannya.
īŽ Swasono mengungkapkan rumusan serupa, yaitu sifat
mengendalikan diri, mengkonsentrasikan perbuatan untuk
mengarah pada pencapaian tujuan dalam berusaha.
īŽ Vesper mengungkapkan bahwa pengusaha / pekerja mampu
mengendalikan tingkah laku dalam mencapai tujuan, serta
menghindari tingkah laku-tingkah laku yang dianggap tidak
berguna karena tidak berkaitan langsung dengan perncapaian
tujuan.
61. SIFAT KEMANDIRIAN
īŽ Dengan demikian sifat swa-kendali dapat digambarkan sebagai sifat
pengusaha/pekerja yang dalam berbagai situasi selalu mengontrol diri atau
mengkonsentrasikan segala perbuatannya untuk menacapai tujuan usaha
atau pekerjaan.
īŽ Ia mengarahkan tindakannya untuk mencapai tujuan dan menghindari
tingkah laku-tingkah laku yang dianggap tidak berguna karena tidak
berkaitan dengan pencapaian tujuan.
īŽ Ia menjabarkan peluang usaha kedalam perencanaan kongkrit untuk
mewujudkannya.
īŽ Ia memutuskan kapan perlu mengambil resiko, kapan harus bekerja lebih
keras, kapan berhenti untuk minta bantuan orang lain dan kapan harus
mengubah strategi dalam bekerja bila menghadapi hambatan.
īŽ Ia juga memutuskan kapan harus mengalah, bernegoisasi, memutuskan
sepihak secara tegas ataupun kapan ia perlu membina relasi baru dengan
pihak lain. Segala keputusannya mengacu pada pencapaian tujuan.
62. Rumus keberhasilan kinerja
P = M x K x S x U
īŽ P = Performance/Kinerja
īŽ M = Motivasi
īŽ K = Kemampuan, Pengetahuan
īŽ S = Kesempatan
īŽ U = Usaha
64. Hal yang perlu diingat
īŽ Belajar dari
pengalaman
īŽ Tanggung jawab
pribadi
65. Penjelasan SMART
īŽ Spesifik ī tujuan jelas
īŽ Measurable ī ada target yang bisa diukur
(mis: meningkat 10%)
īŽ Attainable ī dapat dicapai sesuai kondisi
(realistis)
īŽ Relevant ī sesuai atau tidak
īŽ Time-bound ī ada batasan waktu (mis: tahun
2010, 3 tahun lagi)
66. Karakteristik orang yang memiliki
hasrat berprestasi tinggi
īŽ Berani mengambil risiko yang sifatnya moderat,
karena realistis menentukan sasaran yang dapat
tercapai.
īŽ Menginginkan penyelesaian tugas yang sifatnya
individual, karena hasilnya dapat dilihat dan tidak
tergantung pada orang lain, kontrol ada ditangan diri
sendiri.
īŽ Menginginkan umpan balik, mengenal diri sendiri.
67. Individu â Individu
īŽ Adanya pengalaman mempengaruhi dalam
penentuan target
īŽ Faktor eksternal juga mempengaruhi dalam
penentuan dan pencapaian target (tekanan,
dukungan)
īŽ Keyakinan diri memegang peranan penting
dalam melakukan permainan
68. Hal yang dapat dilakukan ?
īŽ Ciptakan kesempatan !
īŽ Dengan :
īŽ Buka wawasan
īŽ Perluas jaringan
īŽ Peka terhadap peluang
69. GAME:
īŽ IDENTIFIKASI MASALAH
Mengidentifikasikan masalah yang dihadapinya berkaitan dengan topik utama
pelatihan (perencanaan karir)
Prosedur
īŽ Bagi peserta kedalam kelompok yang terdiri dari 5-6 orang (jika jumlah peserta
25-30 orang bisa dengan menyebutkan A-I-U-E-O)
īŽ Di dalam kelompok setiap peserta diminta untuk mengungkapkan masalah yang
dihadapinya berkaitan dengan perencanaan karir kepada anggota kelompok yang
lain.
īŽ Bagikan kertas ke setiap kelompok untuk menuliskan rangkuman masalah yang
dihadapi.
īŽ Setiap kelompok menyampaikan rangkuman masalah yang dihadapinya kepada
kelompok-kelompok lain.
īŽ Kertas yang berisi rangkuman dikumpulkan kepada fasilitator. Rangkuman ini
berguna sebagai gambaran umum masalah yang dialami oleh para peserta.
īŽ Fasilitator mengkaitkan masalah-masalah yang muncul dengan tujuan pelatihan
serta pentingnya memiliki mimpi dan cita-cita untuk mengantarkan kepada babak
selanjutnya.
70. KECERDASAN MAJEMUK
īŽ Howard Gardner :
īŽ Setiap orang memiliki jenis kecerdasan yang
berbeda pada berbagai bidang
īŽ Ada 8 jenis kecerdasan yang telah diketahui
īŽ Biasanya ada jenis kecerdasan yang lebih
berkembang dibandingkan yang lainnya
īŽ Berkaitan dengan jenis stimulasi dan kesempatan
pengembangan dari keluarga dan lingkungan
71. 8 JENIS KECERDASAN
1. Kecerdasan Visual/Keruangan
īŽ Kemampuan mempersepsi secara visual
īŽ Cenderung berpikir dengan gambar
īŽ Senang memperhatikan peta, grafik, gambar,
film
īŽ Ketrampilan yang dimiliki : menyusun
puzzle, membaca, menulis, membuat sketsa,
dsb.
īŽ Bidang kerja : arsitek, desainer interior,
teknisi, mekanik, pematung, pemandu tur
72. 2. Kecerdasan Verbal/Bahasa
īŽ Kemampuan menggunakan bahasa
īŽ Memiliki kemampuan auditori yang baik
īŽ Ketrampilan yang dimiliki : berbicara,
menulis, mengajar, mengingat informasi
īŽ Bidang kerja : jurnalis, penulis,
guru/dosen, pengacara, ahli politik,
penerjemah
73. 3. Kecerdasan Kinestetik
īŽ Kemampuan menggunakan semua atau
sebagian anggota gerak tubuh dengan
mengontrol pergerakan tubuh sambil
mengerjakan suatu hal secara terampil
īŽ Ketrampilan yang dimiliki : koordinasi
fisik, olahraga, menari, membuat
kerajinan tangan
īŽ Bidang kerja : atlit, artis, penari
74. 4. Kecerdasan Musik/Ritmis
īŽ Kemampuan menghasilkan dan
menghargai suatu karya musik
īŽ Berpikir dengan suara
īŽ Peka terhadap suara dari sekitarnya
īŽ Ketrampilan yang dimiliki :
menyanyi, bersiul, memainkan alat
musik, mengingat melodi
īŽ Bidang kerja : musisi, DJ, penyanyi,
komposer
75. 5. Kecerdasan Natural
īŽ Kemampuan melakukan pembedaan
terhadap makhluk hidup dan kepekaan
untuk mengenali karakteristik alam
īŽ Ketrampilan yang dimiliki : melakukan
klasifikasi terhadap hewan dan tanaman,
melakukan kegiatan di alam bebas
īŽ Bidang kerja : petani, pemburu, ahli
biologi, koki, ahli kehutanan
76. 6. Kecerdasan Intrapersonal
īŽ Kemampuan refleksi diri dan
menyadari keadaan diri sendiri
īŽ Ketrampilan yang dimiliki :
mengenali diri sendiri,
menyadari perannya
berhubungan dengan orang lain
īŽ Bidang kerja : peneliti, filsuf
77. 7. Kecerdasan Interpersonal
īŽ Kemampuan berhubungan dan memahami
orang lain
īŽ Memiliki kepekaan untuk memahami
pikiran dan perasaan orang lain
īŽ Ketrampilan yang dimiliki : melihat suatu
hal dari sudut pandang orang lain,
berempati, mendengarkan aktif
īŽ Bidang kerja : konselor, tenaga penjualan,
pebisnis, politisi
78. 8. Kecerdasan
Logika/Matematika
īŽ Kemampuan menggunakan penalaran,
logika dan angka
īŽ Senang membuat hubungan antara
potongan-potongan informasi
īŽ Ketrampilan yang dimiliki :
pemecahan masalah, bekerja dengan
konsep, melakukan perhitungan
matematika
īŽ Bidang kerja : ilmuwan, insinyur,
peneliti, akuntan
79. Minat
īŽ J.L. Holland : ada 6 jenis atau orientasi
kepribadian yang mengarahkan karir manusia
īŽ Disebut dengan istilah RIASEC :
īŽ Realistic
īŽ Investigative
īŽ Artistic
īŽ Social
īŽ Enterpreneur
īŽ Conventional
81. Penjelasan
MINAT
īŽ Artistic
ī ekspresi diri, tidak terstruktur
ī musisi, seniman, penari, penulis
īŽ Social
ī kemampuan komunikasi,
berhubungan dengan orang lain
ī guru, konselor, pekerja sosial,
pemandu tur
82. Penjelasan
MINAT
īŽ Enterpreneur
ī mengatur dan mengarahkan orang lain
ī tenaga penjualan, manajer, politikus
īŽ Conventional
ī terstruktur, mengolah data dengan aturan
tertentu
ī sekretaris, akuntan, pustakawan
83. Tipe Kepribadian
īŽ Carl Jung :
īŽ Setiap orang memiliki tipe kepribadian tertentu
īŽ Mepengaruhi pikiran, perasaan dan interaksi
dengan lingkungan
īŽ Ada 4 tipe :
īŽ Extraversion â intraversion
īŽ Sensing â intuition
īŽ Thinking â feeling
īŽ Judging â perceiving
īŽ Hasil kombinasi : 16 tipe kepribadian
84. dimensi kecenderungan sifat
dasar manusia
īŽ Dimensi pemusatan perhatian : Introvert (I) vs.
Ekstrovert (E)
īŽ Dimensi memahami informasi dari luar :
Sensing (S) vs. Intuition (N)
īŽ Dimensi menarik kesimpulan & keputusan :
Thinking (T) vs. Feeling (F)
īŽ Dimensi pola hidup : Judging (J) vs.
Perceiving (P)
85. Asal Energi
Extraversion
īŽ senang bergaul
dan berbicara
dengan orang lain
īŽ terlibat dengan
banyak orang
īŽ berbuat baru
berpikir
Intraversion
īŽ melakukan kegiatan
sendiri
īŽ banyak berpikir
īŽ tidak suka interupsi
īŽ menyadari perasaan dan
pikirannya
86. Cara Memperoleh Informasi
Sensing
īŽ menyerap informasi
melalui panca indera
īŽ Informasi yang diperoleh
biasanya kongkrit
Intuition
īŽ memikirkan
kemungkinan-
kemungkinan lain dari
informasi
īŽ Melihat sesuatu secara
makro
87. Membuat Keputusan
Thinking
īŽ berdasarkan pemikiran
rasional
īŽ Sesuai dengan kebutuhan
īŽ Melakukan sesuai aturan,
tidak peduli orang lain
suka/tidak
Feeling
īŽ berdasarkan
pertimbangan subyektif
īŽ sesuai dengan perasaan
īŽ memikirkan perasaan
orang lain
88. Sikap terhadap dunia
Judging
īŽ menginginkan
keteraturan dan
kejelasan
īŽ memiliki perencanaan
Perceiving
īŽ mementingkan
fleksibilitas dan
spontanitas
īŽ tidak menyukai
perencanaan
90. Pernyataan 3 & 4
īŽ Aku lebih senang bekerja bersama-sama teman-
teman daripada bekerja sendiri
SS S KS TS TM
Jumlah
īŽ Aku mengambil jalan yang jarang dilalui orang
lain
SS S KS TS TM
Jumlah
91. Pernyataan 1 & 2
īŽ Aku yakin bahwa kegagalanku adalah karena
kesalahan yang kubuat
SS S KS TS TM
Jumlah - -
īŽ Aku selalu minta pertimbangan orang lain dalam
mengambil keputusan
SS S KS TS TM
Jumlah - -
92. Pernyataan 5 & 6
īŽ Aku memilih tidak merokok daripada harus
berhutang di warung
SS S KS TS TM
Jumlah
īŽ Aku kurang suka diinterupsi ketika sedang
mengerjakan sesuatu
SS S KS TS TM
Jumlah
93. Pernyataan 7 & 8
īŽ Aku ingin cepat berpenghasilan agar dapat
membelanjakannya semauku
SS S KS TS TM
Jumlah - - -
īŽ Aku mampu mempengaruhi orang lain untuk
mengikuti kemauanku
SS S KS TS TM
Jumlah - - -
94. Pernyataan 9 & 10
īŽ Aku sering mengambil inisiatif untuk memulai
suatu kegiatan
SS S KS TS TM
Jumlah
īŽ Petunjuk untuk mengerjakan tugas tersebut
harus detil dan jelas prosedurnya
SS S KS TS TM
Jumlah